Anda di halaman 1dari 48

USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH

PROGRAM
IPTEKS BAGI WILAYAH
(IbW)

IbW Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo

Oleh:

Ach. Muhib Zainuri, ST., M.T., NIDN 0015047002, Ketua Tim pengusul
Windi Zamrudy, B. Tech, M.Pd. NIDN 0028116402 Anggota Tim pengusul
Ir. Tundung Subali Patma, M.T., NIDN. 0024045906, Anggota Tim Pengusul
Drs. Awan Setiawan, M.MT., MM. NIDN. 0010095911, Anggota Tim Pengusul
Dr. H. Moch. Agus Krisno B., M.Kes. NIDN. 0723076401, Anggota Tim Pengusul
Dr. Harun Rasyid, M.P. NIDN 0019066302, Anggota Tim Pengusul

UPT. P2M POLITEKNIK NEGERI MALANG


DPPM - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO
2012
i
 
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : IbW Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo

1. Perguruan Tinggi Pengusul


a. Nama LPPM PT (A) : UPT. P2M Politeknik Negeri Malang
Alamat, Telpon, Fax, E-Mail : Jl. Soekarno Hatta No. 9, PO. Box 04 Malang
65141, Telp. (0341) 404424 psw. 1019, fax.
(0341) 404420, e-mail: upt_p2m@yahoo.com
b. Nama LPPM PT (B) : DPPM- Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat, Telpon, Fax, E-Mail : Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang, Telp.
(0341) 464318-464319, psw. 164-165, e-mail:
dppm@umm.ac.id/dppm_umm@yahoo.com
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Ach. Muhib Zainuri, ST., M.T.
b. NIDN : 0015047002
c. Jabatan/Golongan : Lektor / III C
d. Jurusan/Fakultas : Teknik Mesin
e. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang
f. Bidang Keahlian : Teknik Mesin / Konversi Energi
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/e-mail : Jl. Soekarno Hatta No. 9, PO. Box 04, Malang
Telp. (0341) 404424 - 404425, Fax. (0341)
404420 / e-mail : upt_p2m@yahoo.com
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/e-mail : Perumahan Muara Sarana Indah H-15, Mulyo-
agung, Dau, Malang, 08123317612/-
/muhibzain@gmail.com
3. Anggota Tim Pengusul
a. Perguruan Tinggi (A) : Dosen 2 orang, Mhs 4 orang
b. Perguruan Tinggi (B) : Dosen 2 orang, Mhs 4 orang
c. Staf Pemda : 2 orang
d. Staf Lembaga lain : 2 orang
4. Lokasi Pelaksanaan IbW
a. Nama Wilayah (Desa/Kecamatan) : Desa Wonorejo, Desa Sumberwaru /
Kecamatan Banyuputih
b. Kabupaten/Kota : Kabupaten Situbondo
c. Propinsi : Jawa Timur
5. Periode waktu Pelaksanaan : 3 tahun

i
 
6. Biaya Total 3 Tahun : Rp 600.000.000,-
7. Biaya Total Tahun I : Rp 200.000.000,-
- Dikti Tahun I : Rp 100.000.000,-
- Pemda Tahun I : Rp 100.000.000,-
- Sumber lain Tahun I : −

Malang, 25 Mei 2012


Ketua Tim Pengusul

Ach. Muhib Zainuri, ST., M.T.


NIDN. 0015047002

DPPM - Universitas
Kepala UPT. P2M (A) Muhammadiyah Malang (B) Bupati Situbondo

Drs. Sumiadji, MSA., Ak. Prof. Dr. H. Bambang H. Dadang Wigiarto, SH


NIDN. 0012056404 Widagdo, MM.
NIDN. 0020055901

ii
 
Judul : IbW Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo
1. ANALISIS SITUASI
1.1 Lokasi dan Batas Wilayah IbW
Secara geografis Kabupaten Situbondo terletak di ujung timur Pulau Jawa
bagian utara (gbr. 1a) antara 113°30’-114°42’ BT dan antara 7°35’-7°44’ LS dengan
temperatur tahunan 24,7°C hingga 27,9°C. Daerah fisiknya memanjang dari barat ke
timur sepanjang pantai Selat Madura ± 150 km dengan lebar rata-rata ± 11 km. Wilayah
Kabupaten Situbondo sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sebelah
utara Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi (gbr. 1b). Kabupaten Situbondo
memiliki wilayah seluas 1.638,50 km², terdiri dari: 17 Kecamatan, 132 Desa, 4
Kelurahan, 660 Dusun/ Lingkungan yang sebagian wilayahnya terletak di pinggir pantai
yaitu terdapat sebanyak 37 desa pada 13 kecamatan.
Ditinjau dari potensi dan kondisi wilayahnya, Kabupaten Situbondo dapat
dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu: wilayah utara yang merupakan pantai dan laut yang
sangat potensial untuk pengembangan komoditi perikanan, baik budi daya maupun
penangkapan ikan; wilayah tengah yang bertopografi datar dan mempunyai potensi
untuk pertanian; dan wilayah selatan yang bertopografi miring yang mempunyai potensi
untuk tanaman perkebunan dan kehutanan.
Salah satu kecamatan di Kabupaten Situbondo adalah Kecamatan Banyuputih
(gbr. 1c). Secara administrasi, wilayah Kecamatan Banyuputih merupakan wilayah
administrasi Kabupaten Situbondo yang berada pada wilayah bagian timur. Wilayah
Kecamatan Banyuputih terletak sekitar 38 km ke arah timur dari pusat pemerintahan,
berada pada ketinggian antara 0 sampai 10 mdpl. Kecamatan Banyuputih (gbr. 1c)
memiliki luas wilayah sebesar 481,670 km2 di mana wilayah kecamatan dibagi dalam 5
Desa, yakni Desa Banyuputih, Desa Sumberejo, Desa Sumberanyar, Desa Sumberwaru,
dan Desa Wonorejo. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Banyuputih adalah
sebagai berikut:
• Sebelah Timur : Selat Bali
• Sebelah Selatan : Kabupaten Banyuwangi
• Sebelah Utara : Selat Madura, dan
• Sebelah Barat : Kecamatan Asembagus.

1
 
 
(b)

(a) (c)

Gambar 1. Peta Lokasi IbW (a) Jawa Timur, (b) Kabupaten Situbondo dan (c) Kecamatan Banyuputih
2
 
1.2 Program yang Tercantum dalam RPJMD Pemkab Situbondo di Wilayah IbW
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Situbondo tahun 2011- 2015, ditetapkan Visi
Kabupaten Situbondo yaitu: “Terwujudnya masyarakat Situbondo yang beriman,
sejahtera dan berkeadilan”. Misi yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Situbondo
untuk mencapai Visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan melalui peningkatan pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari serta memberi perhatian
pada lembaga untuk kelancaran peran dan tanggung jawab;
2. Meningkatkan kualitas SDM melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidi-
kan, pelatihan ketrampilan serta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat;
3. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat;
4. Meningkatkan kualitas dan mentalitas pengabdian pengelola pemerintahan demi
terwujudnya profesionalitas kinerja pelayanan; dan
5. Meningkatkan kualitas demokrasi, supremasi hukum dan HAM melalui peningkatan
kesadaran hukum bagi aparatur dan masyarakat.
Strategi pembangunan Kabupaten Situbondo yang relevan dengan pelaksanaan
Ipteks bagi Wilayah (IbW) adalah misi ke-3, yakni “Memberdayakan dan meningkatkan
kemampuan ekonomi rakyat” bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi
masyarakat, yang ditandai dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, tumbuhnya
investasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi serta berkembangnya usaha
ekonomi produktif di masyarakat, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat secara luas dan berkelanjutan. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah:
a. Meningkatnya sumber pembiayaan pembangunan daerah;
b. Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan dan kelautan;
c. Meningkatnya pendapatan dari hasil hutan dan maksimalnya pemanfaatan sumber
daya hutan rakyat;
d. Meningkatnya pengembangan potensi obyek wisata dengan memanfaatkan budaya
lokal;
e. Meningkatnya investasi PMDN/PMA untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi
daerah;

3
 
f. Meningkatnya ketersediaannya perangkat kemitraan usaha perdagangan dan usaha
lainnya;
g. Meningkatnya tenaga kerja yang berkualitas;
h. Meningkatnya lembaga koperasi yang sehat dan berdaya saing;
i. Meningkatnya kapasitas, produktivitas dan kualitas serta jumlah industri kecil /
UMKM dan sentra-sentra produk unggulan;
j. Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur dan alat transportasi yang
mendukung perekonomian daerah;
k. Meningkatnya jiwa kemandirian dan kewirausahaan masyarakat;
l. Terwujudnya lingkungan bersih dan lestari yang berorientasi pada pelestarian
lingkungan hidup;
m. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat desa; dan
n. Meningkatnya kewaspadaan pangan di tingkat wilayah dalam mengantisipasi secara
dini masalah kerawanan pangan.
Dengan memperhatikan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten
Situbondo Tahun 2011-2015, telah ditetapkan sektor-sektor yang menjadi prioritas
pembangunan dalam pengembangan kawasan sebagai implementasi Program IbW tahun
2013 – 2015 adalah sebagai berikut:
a. Sektor Pertanian, dibutuhkan suatau kebijakan menyeluruh (holistic policy) baik
secara vertikal maupun horisontal. Ini berarti dibutuhkan integrasi maupun
sinkronisasi program, baik antar level pemerintahan maupun koordinasi antar
lembaga/unit satuan kerja dan dunia usaha beserta organisasi profesi yang lain. Oleh
karena itu, pembangunan pertanian harus diupayakan penguatan (revitalisasi) baik
pada desain kebijakan maupun faktor teknis pembangunan pertanian. Hal ini didukung
fakta bahwa tahap pemulihan (recovery) harus sudah ditingkatkan pada tahap
pertumbuhan (growth) sehingga perkuatan (revitalisasi) sektor pertanian ini perlu
dilakukan. Karena lebih dari separuh keluarga miskin menggantungkan sumber
penghasilannya dari kegiatan pertanian dan pedesaan, manfaat perbaikan produksi di
bidang ini akan lebih banyak dinikmati oleh keluarga miskin.
b. Pengembangan Ekonomi Berbasis Potensi, dilakukan dengan memperkuat
perekonomian daerah berbasis potensi yang ada dalam masyarakat, sumberdaya alam
yang tersedia, dan keunggulan masing-masing wilayah menuju keunggulan kompetitif

4
 
dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa. Dalam konteks ini, pembangunan perdesaan harus terus didorong
melalui pengembangan agroindustri padat pekerja, terutama bagi kawasan yang
berbasis pertanian dan kelautan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di
perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam melalui
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. Di samping itu, perlu
dilakukan pengembangan sektor-sektor unggulan yang berbasis sumber daya setempat
dan meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat pertumbuhan di darat dan pesisir.
c. Peningkatan Efektifitas Penanggulangan Kemiskinan. Kemiskinan merupakan
masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara
lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
geografis, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan juga dipengaruhi oleh sejumlah
faktor penyebab lainnya seperti struktur kebijakan yang kurang memihak pada
aksesibilitas masyarakat miskin, budaya dan lingkungan sosial serta bencana alam.
Kompleksitas masalah kemiskinan memerlukan suatu rumusan kebijakan bersifat
holistik, ada keterkaitan satu sama lain. Rumusan kebijakan pembangunan disatukan
oleh dua isu sentral dan mendasar, yaitu penangulangan kemiskinan dan penciptaan
lapangan kerja. Program yang khusus ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan
diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban
masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan usaha, pemberdayaan manusia
dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi pendekatan program disesuaikan dengan
kondisi potensi dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin setempat, dengan
menghindari penyeragaman program.
d. Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan, pembangunan wilayah hendaknya
menekankan pada prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber
daya alam (SDA) dan lingkungan hidup (LH). Prinsip ini menekankan pada
pemanfaatan SDA yang mempertimbangkan daya dukung dan kelestarian lingkungan
hidup sehingga fungsi dan peran yang dimiliki oleh SDA dapat digunakan untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang. Berdasarkan prinsip tersebut, sumber daya
kehutanan, kelautan, energi, dan pertambangan dikelola dan digunakan sebagai modal
pembangunan, di samping memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

5
 
Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Kabupaten
Situbondo Tahun 2011-2015 tersebut dilakukan empat strategi pokok pembangunan
yaitu:
a. Alokasi anggaran yang pro poor, pro job dan pro growth;
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan berbasis potensi daerah;
c. Menciptakan iklim usaha yang kondusif; dan
d. Pengarusutamaan gender.
Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Situbondo dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam bentuk
kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan merupakan arah/ketentuan yang
ditetapkan oleh Instansi Pemerintah sebagai dasar untuk dijadikan pedoman, pegangan
atau petunjuk dalam melaksanakan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan
keterpaduan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran. Program merupakan instrumen
kebijakan yang berisi kumpulan beberapa kegiatan yang sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh
instansi pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

1.3 Kondisi Eksisting Wilayah IbW Kecamatan Banyuputih


1.3.1 Potensi sumber daya manusia
Kecamatan Banyuputih memiliki penduduk dengan jumlah 50.122 jiwa dengan
luas wilayah 481,67 km2, kepadatan penduduk sebesar 481,67 jiwa/km2. Secara lebih
jelas, kondisi kepedudukan di Kecamatan Banyuputih dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kec. Banyuputih Tahun 2010

No Desa Jumlah Penduduk Luas (km2) Kepadatan Penduduk


1 Banyuputih 4.652 10,26 453
2 Sumberejo 16.092 23,24 692,43
3 Sumberanyar 14.058 97,71 143,87
4 Sumberwaru 8.336 239,19 34,85
5 Wonorejo 6.984 111,27 62,77
Jumlah 50.122 481,67 104,06
Sumber : Kecamatan Banyuputih dalam Angka Tahun 2010

Pada tahun 2010, sebagian besar penduduk yang ada di Kecamatan Banyuputih
berada pada usia 35−39 tahun, sedangkan kelompok umur paling sedikit yakni

6
 
kelompok umur 60−64 tahun yang berarti cukup banyak jumlah penduduk usia
produktif. Jumlah penduduk berdasarkan usia yang ada di Kec. Banyuputih dapat dilihat
pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kecamatan Banyuputih Berdasarkan Usia

No Kelompok Umur Jumlah


1 0-4 3.696
2 5-9 4.229
3 10-14 3.574
4 15-19 2.996
5 20-24 3.394
6 25-39 4.270
7 30-34 3.993
8 35-39 4.795
9 40-44 3.968
10 45-59 3.675
11 50-54 2.767
12 55-59 2.612
13 60-64 2.454
14 65+ 3.699
Jumlah 50.122
Sumber : Kecamatan Banyuputih dalam Angka Tahun 2010

Jumlah penduduk Kecamatan Banyuputih berdasarkan mata pencaharian,


sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani. Hal ini dikarenakan sebagian
besar lahan yang berada di Kecamatan Banyuputih merupakan wilayah pertanian. Data
jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Banyuputih Berdasarkan Mata Pencaharian

Kecamatan Mata Pencaharian Jumlah


Petani 5.430
Buruh Tani 13.356
Nelayan 5.112
Peternak 2.542
Penggalian 88
Banyuputih Pengusaha Industri 281
TNI / POLRI 56
Pedagang/wiraswasta 998
Pensiunan 173
PNS 355
Lainnya 685
Sumber : Kecamatan Banyuputih dalam Angka Tahun 2010

7
 
1.3.2 Potensi hasil pertanian
Ketahanan pangan meliputi produksi hasil-hasil pertanian, perkebunan dan
peternakan. Untuk potensi peternakan, dari tabel 4 dapat diketahui bahwa (1) pada
sektor peternakan sapi pada Desa Wonorejo dan Desa Sumberejo, (2) Peternakan jenis
kambing pada Desa Wonorejo, (3) Peternakan jenis kuda pada Desa Banyuputih, Desa
Sumberejo dan Desa Sumberwaru dan (4) Peternakan jenis domba pada Desa
Banyuputih, Desa Sumberanyar dan Desa Wonorejo, semuanya memiliki nilai LQ lebih
dari 1. Nilai LQ lebih dari 1 menunjukan bahwa desa tersebut selain dapat memenuhi
kebutuhan daerahnya, sektor peternakannya mampu mendistribusikan hasil ternaknya
ke daerah lain.
Tabel 4. Analisis LQ Sektor Peternanakan
Jumlah Ternak (ekor) LQ
No Desa
sapi kambing kuda domba jumlah sapi kambing kuda domba
1 Banyuputih 731 841 33 568 2171 0.83 0.46 1.28 1.01
2 Sumberejo 2.024 932 53 1.217 2202 1.18 0.38 0.73 1.11
3 Sumberanyar 1.176 1.201 86 851 937 0.88 0.79 1.20 0.99
4 Sumberwaru 902 864 58 534 2349 0.95 0.75 1.19 0.89
5 Wonorejo 980 561 94 662 2297 1.05 1.25 0.81 1.11
Jumlah 1.882 1.520 140 1.205 4.646
Sumber Kecamatan Banyuputih dalam Angka Tahun 2010

Tabel 5. Analisis LQ Sektor Perkebunan


Hasil (Ton) LQ
No Desa Jumlah
Kelapa Tebu Kelapa Tebu
1 Banyuputih 0 387173.13 387173.13 0 1,01
2 Sumberejo 192 600 792 16,40 0,77
3 Sumberanyar 63 576 639 6,67 0,91
4 Sumberwaru 225 0 225 67,67 0
5 Wonorejo 117,6 490 607,6 13,10 0,82
Jumlah 597,6 39.839,13 40.436,73
Sumber Kecamatan Banyuputih Dalam Angka Tahun 2010

Analisis LQ pada sektor perkebunan dari Tabel 5 menunjukan bahwa tebu


merupakan komoditas perkebunan paling utama pada Desa Banyuputih. Hal tersebut
terlihat dari nilai LQ dari komoditas tebu yang nilainya lebih dari 1, karena daerahnya
yang berdekatan dengan pabrik pengolahan tebu. Seluruh desa yang ada di Kecamatan
Banyuputih memiliki potensi pengembangan tanaman kelapa untuk meningkatkan
perekonomian warga, terlihat dari nilai LQ yang dihasilkan oleh tanaman kelapa hampir
8
 
seluruh desa memiliki nilai LQ lebih dari 1. Hasil perkebunan lain adalah kopi,
tembakau, cengkeh, kapuk randu, pinang dan asem. Hasil pertanian utama di
Kecamatan Banyuputih adalah padi dan jagung (Tabel 6).

Tabel 6. Potensi Pertanian Kecamatan Banyuputih

No Lokasi Foto Keterangan


1. Desa Potensi Desa Banyuputih
Banyuputih dari sektor pertanian adalah
produksi padi dengan luas
lahan panen 51 ha rata-rata
produksi per ha sebesar 24
ton/ha, jagung luas lahan
panen 25 ha dengan
produksi 15 ton/ha.

2. Desa Desa Sumberejo memiliki


Sumberejo potensi unggulan pada
sektor pertanian berupa pe-
manfaatan lahan sebagai
kawasan tegal, dengan total
luas tegal sebesar 759 ha.

3. Desa Potensi Desa Sumberanyar


Sumberanyar dari sektor pertanian adalah
produksi padi dengan luas
lahan panen 51 ha rata-rata
produksi per ha sebesar 24
ton/ha, jagung luas lahan
panen 25 ha dengan
produksi 15 ton/ha.

9
 
No Lokasi Foto Keterangan
4. Desa Produksi pertanian terbesar
Sumberwaru di Desa Sumberwaru adalah
Padi dan jagung dengan
luas lahan 569 dan 612 ha.
Hasil produksinya menca-
pai 7 dan 10 ton/ha. Taman
Nasional Baluran dan
pantai wisata Sijile me-
rupakan salah satu potensi
yang ada di Desa
Sumberwaru.
5. Desa Terdapat tempat pelelangan
Wonorejo ikan (TPI) di Desa
Wonorejo. TPI tersebut me-
rupakan sarana yang
berpotensial untuk mening-
katkan perekonomian ma-
syarakat Desa Wonorejo.

1.3.3 Potensi sumber daya alam


Secara umum Kabupaten Situbondo merupakan dataran rendah, dengan
ketinggian 0 − 1.250 mdpl, dengan kemiringan antara 0º − 45º, dan memiliki tanah
kering yang tererosi seluas 42.804 ha (26,12%). Sebagian luas tanah di Kabupaten
Situbondo mempunyai drainase yang baik yaitu seluas 1.629,03 km² (99,42%) tidak
pernah tergenang, sedang sisanya seluas 0,78 km² (0,05%) kadang-kadang tergenang
dan seluas 8,69 km² (0,53%) selalu tergenang.
Ditinjau dari pola penggunaan tanahnya, diketahui penggunaan tanah terbesar
adalah untuk hutan yaitu seluas 73.407,5 ha (44,80%), berikutnya adalah untuk sawah
yaitu seluas 30.365,95 ha (18,53%), diikuti dengan pertanian tanah kering seluas
27.962,13 ha (17,07). Selengkapnya sebagaimana dinyatakan pada gbr. 2. Kondisi iklim
di Kabupaten Situbondo termasuk ekstrem, dengan 3 bulan hujan dan 9 bulan kering
dengan jumlah curah hujan rata-rata antara 994 mm – 1.300 mm per tahun dan
temperatur rata-rata antara 24,7°C – 27,9°C.

10
 
Permuk kiman; Tambak k/Kolam; 1,14
Kebun Campuran; 0,25 R
Rawa; 0,11
1,99 Semak P
Perkebunan;
Belukar; 1,52 1,09 Lain-lain; 0,,06
Tanaah Tandus; 3,85

Taaanah
Rusaak; 6,55

H
Hutan; 44,8
Pertaanian Tanah Keriing;
17,07

Sawah; 18,53

2 Persentasse Luas Wilayah Berdaasarkan Pengggunaan


Gambar 2.
Tanah 2010
2
Berddasarkan pootensi sumbberdaya alam
mnya, dikettahui bahwaa sumberdaaya alam
yaang ada di Kabupaten
K S
Situbondo, meliputi su
umber daya alam non hhayati yaitu air (gbr.
3)), lahan, uddara dan sum
mber daya alam
a hayatii berupa keanekaragam
man flora daan fauna
(ggbr. 4). Seedangkan suumber dayya lahan ad
dalah beruppa hutan sseluas 73.4
407,5 ha
(444,80%) darri luas wilaayah Kabuppaten Situbo
ondo yang terdiri darii hutan Neg
gara dan
huutan rakyat (gbr. 5).

Gambar 3. Potensi Wisata di Pantai


P Sijile dan Teluk Bilik
Desa Sumberrwaru, Kecaamatan Ban
D nyuputih, Kaabupaten Siitubondo
11
 
Gambar 4. Pantai Sijile dengan Hamparan Pohon Klanting
(Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo)

Gambar 5. Pantai Bama dengan Latar Belakang Gunung Baluran


(Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo)

Sebagian besar lahan Kabupaten Situbondo merupakan lahan hutan yaitu


seluas 73.407,5 ha (44,80%) merupakan kawasan yang harus dilindungi. Langkah-
langkah menuju upaya penyelamatan sumberdaya alam Kabupaten Situbondo perlu
segera dirumuskan. Hal ini mengingat pentingnya sumberdaya alam khususnya hutan
di wilayah Kabupaten Situbondo, baik untuk kepentingan lokal, regional Jawa Timur,
maupun global. Kabupaten yang dilingkupi 44,80% wilayah kawasan hutan memang
butuh pengelolaan pembangunan yang harus mengintegrasikan kawasan lindung
12
 
tersebut sebagai suatu kekuatan atau potensi pembangunan, bukan sebaliknya meliihat
kawasan lindung sebagai faktor pembatas.
Konsep ekowisata yang ingin dikembangkan di Desa Sumberwaru adalah
sebagai penopang Taman Nasional Baluran. Ekowisata dipilih sebagai bentuk dan
kegiatan wisata yang bertumpu pada lingkungan dan bermanfaat secara ekologi, sosial,
dan ekonomi bagi masyarakat lokal serta bagi kelestarian sumberdaya alam dan
pemanfaatan yang berkelanjutan. Beberapa aspek utama dalam berkembangnya
ekowisata adalah adanya keaslian lingkungan alam dan budaya, keberadaan dan
dukungan masyarakat, pendidikan dan pengalaman, keberlanjutan dan kemampuan
manajemen dalam pengelolaan ekowisata.

1.3.4 Potensi sarana perdagangan


Fasilitas perdagangan di Kecamatan Banyuputih cukup bervariasi untuk dapat
meme-nuhi kebutuhan masyarakat. Dapat dilihat pada Tabel 7, jumlah fasilitas
perdagangan yang paling banyak berupa warung, toko, KUD, Pasar Desa dan/ atau
Pasar Hewan. Mengingat jumlah pasar yang masih kurang, kebanyakan penduduk di
Kecamatan Banyuputih untuk memenuhi kebutuhannya kebanyakan mencarinya ke
Kabupaten Banyuwangi. Untuk itu, di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih akan
dibangun Pasar Tradisional dengan Konsep Pasar Wisata. Rencana pembangunan pasar
wisata di lahan tanah kas Desa Wonorejo seluas 1 ha akan direalisasikan tahun ini,
namun menunggu kelengkapan yang masih dalam proses.

Tabel 7. Jumlah Sarana Perdagangan


Pasar Pasar
No. Desa Toko Warung KUD
Desa Hewan
1. Banyuputih 20 25 1
2. Sumberejo 1 7 35
3. Sumberanyar 1 20 25 1
4. Sumberwaru 17 35 1
5. Wonorejo 15 21 1

Pembangunan pasar wisata di Desa Wonorejo jika sudah terealisasi akan


memberi manfaat yang sangat besar buat warga, terutama yang berada di Kecamatan
Banyuputih, karena selama ini jarak Desa Wonorejo menuju ke Pasar Sumberanyar

13
 
cukup jauh, sehingga nantinya masyarakat memiliki tempat alternatif untuk berbelanja,
dan juga akan meningkatkan ekonomi warga sekitar pasar.

1.4 Permasalahan-Permasalahan Prioritas di Wilayah IbW


Tim IbW telah melakukan pertemuan koordinasi dengan Bupati Situbondo,
Bapeda dan Instansi terkait untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan di
wilayah implementasi program IbW di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo.
Dari hasil pertemuan koordinasi tersebut teridentifikasi beberapa permasalahan masya-
rakat yang akan menjadi prioritas penanganan secara bersama-sama dengan Pemda
Kabupaten Situbondo antara lain sebagai berikut:
a. Produktivitas hasil pertanian dan perkebunan;
Hasil pertanian berupa padi yang melimpah (di semua desa di Kecamatan
Banyuputih) belum dioptimalkan. Pengeringan padi hasil panen masih mengandalkan
pengeringan dengan sinar matahari sehingga sangat dipengaruhi cuaca. Hasil panen
padi langsung dibeli oleh pedagang dari daerah lain karena belum ada mesin giling
dengan teknologi yang mudah diterapkan oleh masyarakat.
Hasil perkebunan utama di Kecamatan Banyuputih (terutama di Desa
Sumberwaru, Desa Wonorejo dan Desa Sumberejo) adalah kelapa. Potensi hasil
kelapa yang sangat besar belum dimanfaatkan secara optimal agar tingkat
pendapatan petani meningkat. Kendalanya adalah kurangnya pemanfaatan Ipteks di
dalam pengolahan kelapa. Masalah ini menyebabkan petani tidak mempunyai
alternatif lain untuk memasarkan kelapanya. Padahal dari komoditi kelapa dapat
diperoleh aneka olahan yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang baik.
Aneka olahan itu adalah arang batok, serat sabut kelapa, kelapa parut kering
(desiccated coconut), gula kelapa, nata de coco, dan lain-lain.
b. Optimalisasi pendapatan dari hasil hutan dan pemanfaatan sumber daya hutan rakyat;
Pemanfaatan potensi sumber daya alam (antara lain meliputi perbaikan sistem
pengelolaan hasil hutan), pengelolaan hasil non kayu, meningkatkan peluang usaha
pariwisata dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, dan membangun
kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan. Kendala yang ditemui adalah
masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai konservasi lahan yang
berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

14
 
Konsep kawasan sekitar hutan dengan keragamannya sebagai kawasan
rekreasi, tempat penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan
(ekowisata) belum dikembangkan. Ekowisata di pantai Sijile sebagai penopang
Taman Nasional (TN) Baluran di Desa Sumberwaru misalnya, belum diberi sebagai
bentuk dan kegiatan wisata yang bertumpu pada lingkungan dan bermanfaat secara
ekologi, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat lokal serta bagi kelestarian
sumberdaya alam dan pemanfaatan yang berkelanjutan.
c. Pengembangan potensi obyek wisata dengan memanfaatkan budaya lokal;
Desa Wonorejo adalah desa dengan lokasi berdekatan dengan TN. Baluran.
Desa ini dikenal karena penduduknya memiliki toleransi tinggi dalam kehidupan
beragama dan sangat ramah terhadap wisatawan. Penduduk sudah sejak lama
menyediakan penginapan bagi turis (homestay) selama tinggal dan beriteraksi dengan
masyarakat lokal. Ada beberapa permasalahan, yaitu: (1) informasi mengenai
sumberdaya alam terutama flora, fauna dan geologi yang terdapat di Desa Wonorejo
belum banyak diketahui masyarakat luas, (2) strategi pengelolaan potensi wisata desa
belum berinti pada kolaborasi pengelolaan, dan (3) kurangnya sarana dan prasarana
yang memadai dalam mengembangkan desa wisata.
d. Partisipasi sumber daya manusia;
Sebagian besar penduduk di Kecamatan Banyuputih adalah petani yang
beberapa berada di desa yang berbatasan langsung dengan hutan. Aspek sumber daya
manusia belum diarahkan pada peningkatan akses dan perluasan kesempatan
memperoleh pendidikan dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi melalui
pembangunan, pemerataan pemanfaatan berbagai fasilitas pendidikan, peningkatan
standar pelayanan minimum. Keterbatasan akses pada SDA juga menjadi masalah
tersendiri.
e. Peranan lembaga koperasi;
Mengacu pada misi pemerintahan Kabupaten Situbondo yaitu
“Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat”, maka peranan
lembaga koperasi dan industri kecil rumah tangga akan lebih dimaksimalkan. Hal
yang dapat dilakukan adalah (1) pelatihan keterampilan teknis meliputi optimalisasi
pengelolaan hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, (2) pela-
tihan pengelolaan manajemen usaha, dalam mengembangkan dan merencanakan

15
 
usaha secara berkesinambungan, dan (3) pelatihan dalam pengelolaan modal
pemasaran usaha, sehingga masyarakat akan memperoleh tambahan pendapatan yang
berkesinambungan.
f. Kapasitas dan kualitas infrastruktur dan alat transportasi;
Aspek infrastruktur dan alat transportasi masih dirasa kurang. Untuk itu
akan dilakukan upaya berupa (1) pengembangan jaringan jalan dalam rangka pe-
ngembangan wilayah, membuka keterisolasian, peningkatan distribusi barang dan
jasa, serta mendukung pengembangan sektor-sektor unggulan daerah dan (2) pem-
bangunan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan melalui kegiatan pasar
wisata, ekowisata dan wisata pendidikan.
g. Kualitas lingkungan hidup;
Lahan pekarangan yang dimiliki penduduk belum dimanfaatkan secara
optimal sebagai salah satu sumber penghasilannya. Dipandang, kualitas lingkungan
hidup masyarakat masih rendah. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah peningkatan
kualitas lingkungan hidup dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang
berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup. Beberapa hal yang bisa dilakukan
adalah pembuatan sentra pengolahan kotoran ternak sebagai pupuk organik.

2. PERMASALAHAN WILAYAH
Permasalahan yang terkait pengembangan daya tarik wisata dan budaya di
Kabupaten Situbondo yang terangkum dalam dokumen Rencana Kerja Tahunan
(Renjata) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo tahun 2010, hasil
wawancara yang terangkum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata dan
Kebudayaan Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2012, serta hasil tim IbW dinyatakan
pada Tabel 8.
Tabel 8. Permasalahan Wilayah

Prioritas Permasalahan Aspek yang Diselesaikan


A. Pariwisata • Kemampuan manajerial pengelolaan dan pemanfaatan
produk-produk wisata;
• Pengembangan keunikan dan citra kawasan;
• Integrasi dan komplementaritas antar objek dan daya
tarik wisata; dan
• Aksesibilitas kawasan wisata.
B. UMKM • Keahlian usaha kerajinan tangan dan seni budaya pada
masyarakat;

16
 
• Akses informasi pelaku usaha pariwisata; dan
• Pemandu wisata.
C. Pendidikan dan Budaya • Kemajemukan suku, budaya, bahasa dan adat istiadat;
• Sarana dan prasarana penunjang.

3. SOLUSI YANG DITAWARKAN


Solusi yang ditawarkan atas permasalahan yang dihadapi ditunjukkan pada
Tabel 9.
Tabel 9. Solusi yang Ditawarkan

Solusi yang Ditawarkan Aspek yang Dipilih


A. Pembangunan Desa • Pasar wisata;
Wisata • Pengembangan pusat jajanan; dan
• Penguatan potensi wisata pendukung (hiking, perkema-
han, dan lain-lain).
B. Pembangunan • Pengamatan burung (bird watching);
Ekowisata • Pengembangan potensi olahraga air (kano, selancar);
• Pembuatan paket-paket wisata.
C. Wisata Pendidikan • Revitalisasi biogas sebagai energi alternatif;
• Pembangunan ‘farm teaching’
• Pelatihan SDM wisata pengelola pendidikan; dan
• Pelatihan pembuatan media promosi;
• Kemitraan pariwisata berbasis masyarakat.

Konsep pembangunan desa wisata terintegrasi pasar wisata akan dibangun di


desa Wonorejo menawarkan konsep belanja, di mana pengunjung di samping dapat
membeli aneka kebutuhan, barang kerajinan, dan sebagainya, mereka juga dapat
mempraktekkannya secara langsung. Wisatawan mancanegara pun dapat melihat
pemandangan perkampungan masyarakat dengan segala aktifitasnya yang masih kental
dengan suasana kekeluargaan dan gotong royong.

(a) (b)
Gambar 6. Potensi Ekowisata di Desa Sumberwaru
(a) Potensi Terumbu Karang dan (b) Avitourism di Pantai Sijile

17
 
Ekow
wisata yanng akan dibangun
d adalah
a penngembangann pariwisatta yang
beerkelanjutann yang menndukung upaaya-upaya pelestarian
p lingkungann (alam dan budaya)
daan meningkkatkan parttisipasi massyarakat daalam pengeelolaan, sehhingga mem
mberikan
m
manfaat ekonnomi kepadda masyarakkat dan pem
merintah seetempat. Ekkowisata yaang akan
diibangun addalah wisaata pantai di Desa Sumberwaaru, Kecam
matan Ban
nyuputih,
K
Kabupaten S
Situbondo (gbr. 7). Paantainya meemiliki kekayaan floraa, fauna dan
n botani
seerta dekat dengan
d TN. Baluran. Kawasan
K paantai Sijile diharapkann sebagai penopang
TN
N. Baluran sehingga wisatawan
w y
yang datang
g memiliki tempat
t alterrnatif berup
pa wisata
paantai yang eksotis.
e

Gambar 7. Peta Deesa Sumberw


waru

Konnsep wisata pendidikann yang ing


gin dikembaangkan di Desa Wono
orejo dan
Desa Sumbeerwaru adaalah wisataa berbasis pada alam
m dengan mengikutk
kan aspek
peendidikan dan
d interpreetasi terhadap lingkung
gan alami dan
d budayaa masyarakaat dengan

18
 
pengelolaan kelestarian ekologis. Fungsi desa wisata dan ekowisata sebagai objek wisata
pendidikan adalah sebagai tempat untuk belajar, menambah pengetahuan, menambah
pengalaman hidup, memupuk kecintaan terhadap alam dan penciptanya, serta
mendapatkan inspirasi.

3.1 Uraian Program yang Disepakati


Penyusunan program pengembangan ‘Desa Wisata’, ‘Ekowisata’ dan ‘Wisata
Pendidikan’ di Desa Wonorejo dan Sumberwaru Kecamatan Banyuputih, Kabupaten
Situbondo didasarkan pada pertimbangan berbagai potensi dan permasalahan, termasuk
isu-isu strategis yang dihadapi kawasan dalam pengembangan produk wisata. Dengan
pertimbangan tersebut program pengembangan yang disusun mengatasi permasalahan
maupun isu-isu strategis yang ada, sekaligus memanfaatkan dan menguatkan potensi
yang dimiliki. Program yang dirumuskan akan memiliki prioritas pelaksanaan, sesuai
dengan sasaran program utama pengembangan kawasan selama 3 tahun (Tabel 10).

Tabel 10. Program-Program Prioritas yang Disepakati untuk Diimplementasikan pada


Wilayah IbW Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo 2013-2015

Tahun ke-
No. Program
1 2 3
1 Pembangunan Desa Wisata
1.1 Sosialisasi program ‘Desa Wisata’ X
1.2 Pemetaan masalah & potensi desa (analisis sosial & ekonomi) X
1.3 Pembangunan dan pengembangan potensi’Desa Wisata’ X
1.3.1 Wisata alam (berkemah dan bersepeda); X
1.3.2 wisata santai sambil olahraga (berenang dan memancing); X
1.3.3 Wisata religius (Candi Bang, petilasan Syech Maulana Ishak) X
1.4 Pembangunan sarana & prasarana ‘Desa Wisata’ X
1.4.1 Pembuatan pusat informasi ‘Desa Wisata’ X
1.4.2 Pemberdayaan homestay sbg penginapan bagi wisatawan X
1.4.3 Pembuatan ‘shelter’ X
1.4.4 Pembangunan sarana bermain anak-anak X
1.4.5 Pembangunan dermaga perahu tradisional utk wisata bahari X
1.5 Pembangunan ‘Pasar Wisata’
1.6 Pelatihan SDM tentang konsep ‘Desa Wisata’ berbasis masy. X
1.7 Pembuatan laporan kegiatan tahunan tahun I X
2 Pembangunan Ekowisata X
Sosialisasi program di kawasan sekitar pantai Merak, Sijile,
2.1 X
Bilik
2.2 Penyediaan sarana transportasi ke lokasi ekowisata X
19
 
2.3 Pembuatan infrastruktur akomodasi ekowisata X
2.3.1 Pembuatan papan interpretasi & rambu-rambu wisata X
2.3.2 Pembuatan MKEA hybrid dgn Mesin Diesel kap. 1500 W X
2.4 Pembuatan paket ekowisata X
2.4.1 Paket ‘Wisata Bahari’ X
2.4.2 Paket ‘Wisata Olahraga Air’ X
2.4.3 Paket ‘Wisata Terumbu Karang’ X
2.4.4 Paket ‘Wisata Avitourism’ X
2.5 Pembangunan sarana pendukung ekowisata X
2.5.1 Pendirian pusat informasi & promosi ekowisata X
2.5.2 Pendirian pusat penjualan cinderamata X
2.6 Pelatihan SDM tentang konsep ‘Ekowisata’ berbasis masy. X
2.7 Pembuatan laporan kegiatan tahunan tahun II X
3 Pembangunan Wisata Pendidikan
3.1 Pembangunan ‘farm teaching’ terpadu di Desa Wonorejo X
3.1.1 Unit pembibitan padi SRI (system of rice intensification) X
3.1.2 Petak kolam ikan X
Lahan holtikultura utk tanaman sayuran, buah-buahan,
3.1.3 X
tanaman hias pohon Sentigi (Phemphis Acidula)
3.1.4 Unit pembuatan pupuk organik X
3.1.5 Unit kandang sapi kapasitas 12 ekor X
3.2 Pusatt pengolahan pangan hasil-hasil pertanian X
3.2.1 Mesin pembuat aneka kripik X
3.2.2 Mesin pembuat sari buah X
3.2.3 Mesin olahan produk kelapa X
3.2.4 Mesin pembuat rempah instan X
3.2.5 Mesin kemasan X
3.3 Pembangunan pusat pendidikan energi terbarukan X
3.3.1 Pelatihan ‘Pengoperasian dan Perawatan MKEA’ X
3.3.2 Pendirian ‘Biogas sebagai Energi Alternatif’ X
3.4 Pelatihan SDM tentang konsep ‘Wisata Pendidikan’ X
3.5 Pembuatan laporan kegiatan tahu-nan tahun III X

3.2 Rencana Kegiatan Selama Tiga Tahun


Dengan pertimbangan program pengembangan wisata dan pendidikan yang
telah disusun diharapkan dapat mengatasi permasalahan maupun isu-isu strategis yang
ada, sekaligus memanfaatkan dan menguatkan potensi yang dimiliki. Program yang
dirumuskan akan memiliki prioritas pelaksanaan, sesuai dengan sasaran program utama
pengembangan kawasan untuk 3 tahun, yaitu sebagai berikut:
Tahun ke-1 : − Inventarisir potensi dan network wisata yang didukung kesiapan
sarana dan prasarana pendukung;

20
 
− Penciptaan suasana kawasan wisata yang dapat dirasakan oleh semua
masyarakat yang bermukim di kawasan (wisata) terpilih. Hal ini
berkaitan dengan identitas, citra atau image kawasan yang hendak
diangkat dalam pengembangan kawasan wisata; dan
− Pemberdayaan masyarakat lokal, yang ditujukan bagi kesejahteraan
masyarakat melalui desa wisata. Hal ini ditunjukkan melalui tingkat
partisipasi masyarakat dalam semua kegiatan yang dapat
menghasilkan pemerataan pendapatan ekonomi, di mana kegiatan desa
wisata didukung, dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat;
Tahun ke-2 : − Mantapnya citra desa wisata, ekowisata dan wisata pendidikan di
kawasan, yang didukung oleh kesiapan seluruh stakeholders;
− Diversifikasi produk (makanan, minuman, cinderamata) berbahan
baku lokal, berkualitas internasional, dengan menggali potensi yang
dimiliki kawasan, dan tetap mengacu pada standar internasional; dan
− Pelestarian budaya, tatanilai dan produk wisata. Isu pelestarian budaya
dan produk wisata berhubungan dengan nilai‐nilai otentik yang
memperlihatkan identitas/jati suatu masyarakat. Hal ini membutuhkan
perkuatan nilai-nilai budaya yang khas yang memperlihatkan lokal
genius suatu kawasan agar tetap berkelanjutan;
Tahun ke-3 : − Berkembangnya kegiatan pariwisata dan pendidikan yang mengusung
jati diri keunggulan budaya lokal;
− Pembagian peran antardesa, maupun koordinasi antar anggota tim
yang terlibat perlu diperjelas dan ditingkatkan untuk mendukung
program IbW. Hal ini dilakukan melalui pembagian tugas dan fungsi
semua pihak yang terlibat dalam program;
− Terintegrasinya tema produk desa wisata, ekowisata dan wisata
pendidikan dengan produk wisata pendukung lainnya (TN. Baluran);
dan
− Terwujudnya desa wisata, ekowisata dan wisata pendidikan yang lebih
produktif, unggul, dan berdaya saing tinggi secara berkelanjutan;

21
 
3.3 Kontribusi Pemkab dalam Pelaksanaan Program
Keberhasilan program IbW di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo
akan sangat bergantung kepada faktor institusi/lembaga pendukung Pemda Situbondo.
Beberapa kontribusi institusi/lembaga pendukung Pemda Situbondo dalam kegiatan
IbW di Kecamatan Banyuputih ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Kontribusi Lembaga Pemkab dalam Pelaksanaan IbW

No. Institusi Pemkab Kontribusi


1. Bupati Situbondo • Memberikan persetujuan sharing pendanaan
dalam kegiatan IbW,
• Memberikan persetujuan terhadap kegiatan
IbW, dan
• Menyampaikan nota dinas kepada pihak-
pihak terkait berupa dukungan terhadap
kegiatan IbW.
2. Bappeda Kabupaten • Memberikan informasi kebijakan dinas/
Situbondo badan/lembaga dan satuan organisasi lain
dalam lingkungan pemerintah kabupaten
serta instansi propinsi atau pusat di
Kabupaten Situbondo,
• Memberikan data rencana tata ruang dalam
lingkup makro di suatu kawasan, dan
• Memberikan pelayanan informasi, kebijakan
perencanaan dan pembangunan daerah.
3. Dinas Pariwisata, Kebu- • Memberikan informasi kebudayaan daerah di
dayaan, Pemuda dan Olah suatu kawasan,
Raga • Memberikan data karya industri budaya,
• Memberikan data kelayakan dan studi teknis
lokasi benda cagar budaya yang sudah dilak-
sanakan, dan
• Memberikan data pengelolaan benda cagar
budaya berskala kabupaten yang sudah dilak-
sanakan
4. Dinas Koperasi dan Usaha • Memfasilitasi manajemen, kelembagaan, dan
Kecil dan Menengah sumber daya KUKM, dan
• Rencana strategis dan program kerja pemba-
ngunan di bidang KUKM.
5. Camat Banyuputih • Memberikan pelayanan informasi terkait pe-
ngembangan kawasan Kecamatan
Banyuputih, dan
• Memberikan kemudahan aksesibilitas para
pengabdi di wilayah Kecamatan Banyuputih.
6. Kepala Desa Wonorejo dan • Menyediakan lahan desa untuk kegiatan
Sumberwaru Pembangunan “Wisata Desa Terintegrasi
dengan Pasar Wisata, Ekowisata dan Wisata
22
 
Pendidikan”, dan
• Memberikan kemudahan dan bentuk
bantuan bagi tim IbW di dalam melaksa-
nakan semua aktifitasnya.

4. TARGET LUARAN TAHUNAN


Berdasarkan program-program prioritas yang disepakati untuk diimplementa-
sikan pada wilayah IbW Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo 2013-2015
(Tabel 8), jenis luaran yang dihasilkan dari setiap kegiatan tahunan selama tiga tahun
ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Target Luaran Tahunan yang Akan Dihasilkan pada Wilayah IbW Kecamatan
Banyuputih Kabupaten Situbondo 2013-2015

Hasil Program
No. Program
Tahun Tahun Tahun
1 2 3
1 Pembangunan Desa Wisata
1.1 Sosialisasi program ‘Desa Wisata’ Jasa
Pemetaan masalah & potensi desa (analisis Jasa Produk
1.2
sosial & ekonomi)
Pembangunan dan pengembangan Produk
1.3
potensi’Desa Wisata’
1.3.1 Wisata alam (berkemah dan bersepeda); Produk
wisata santai sambil olahraga (berenang dan Produk 
1.3.2
memancing);
Wisata religius (Candi Bang, petilasan Syech Produk 
1.3.3
Maulana Ishak)
Pembangunan sarana & prasarana ‘Desa
1.4 Produk
Wisata’
1.4.1 Pembuatan pusat informasi ‘Desa Wisata’ Produk Jasa
Pemberdayaan homestay sbg penginapan bagi
1.4.2 Jasa
wisatawan
1.4.3 Desain dan Pembuatan ‘shelter’ Produk    
1.4.4 Pembangunan sarana bermain anak-anak Produk
Pembangunan dermaga perahu tradisional utk    
1.4.5 Produk 
wisata bahari
1.5 Pembangunan ‘Pasar Wisata’ Produk Jasa Jasa
Pelatihan SDM tentang konsep ‘Desa Wisata’
1.6 Jasa
berbasis masy.
1.7 Pembuatan laporan kegiatan tahunan tahun I Produk
2 Pembangunan Ekowisata Jasa Produk
Sosialisasi program di kawasan sekitar pantai
2.1   Jasa  Jasa
Merak, Sijile, Bilik

23
 
Penyediaan sarana transportasi ke lokasi
2.2 Produk 
ekowisata
2.3 Pembuatan infrastruktur akomodasi ekowisata Produk
Pembuatan papan interpretasi & rambu-rambu
2.3.1 Produk  Jasa
wisata
Pembuatan MKEA hybrid dgn Mesin Diesel
2.3.2 Produk
kap. 1500 W
2.4 Pembuatan paket ekowisata Produk
2.4.1 Paket ‘Wisata Bahari’
Jasa
2.4.2 Paket ‘Wisata Olahraga Air’ Jasa Produk
2.4.3 Paket ‘Wisata Terumbu Karang’ Jasa  Produk
2.4.4 Paket ‘Wisata Avitourism’ Jasa  Produk
2.5 Pembangunan sarana pendukung ekowisata Jasa  Produk
Pendirian pusat informasi & promosi
2.5.1 Produk  Jasa
ekowisata
2.5.2 Pendirian pusat penjualan cinderamata Produk  Jasa
Pelatihan SDM tentang konsep ‘Ekowisata’ Jasa 
2.6
berbasis masy.
2.7 Pembuatan laporan kegiatan tahunan tahun II Produk 
3 Pembangunan Wisata Pendidikan Produk 
Pembangunan ‘farm teaching’ terpadu di Desa
3.1 Jasa  Produk
Wonorejo  
Unit pembibitan padi SRI (system of rice Produk
3.1.1
intensification)
3.1.2 Petak kolam ikan Produk
Lahan holtikultura utk tanaman sayuran, buah-
3.1.3 buahan, tanaman hias pohon Sentigi Produk 
(Phemphis Acidula)
3.1.4 Unit pembuatan pupuk organik Produk
3.1.5 Unit kandang sapi kapasitas 12 ekor Produk
Pusatt pengolahan pangan hasil-hasil Produk 
3.2
pertanian
3.2.1 Mesin pembuat aneka kripik     Produk
3.2.2 Mesin pembuat sari buah     Produk
3.2.3 Mesin olahan produk kelapa Produk
3.2.4 Mesin pembuat rempah instan Produk
3.2.5 Mesin kemasan Produk
Pembangunan ‘Pusat Pendidikan Energi Produk
3.3
Terbarukan’
Pelatihan ‘Pengoperasian dan Perawatan Jasa
3.3.1
MKEA’
3.3.2 Pendirian ‘Biogas sebagai Energi Alternatif’ Produk
Pelatihan SDM tentang konsep ‘Wisata
3.4 Jasa
Pendidikan’
3.5 Pembuatan laporan kegiatan tahunan tahun III Produk
24
 
5. KELAYAKAN PT
5.1 Kinerja UPT. P2M dalam Kegiatan Kemasyarakatan
Unit Pelaksana Teknis Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat (UPT.
P2M) merupakan unit yang mewadahi kegiatan “Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat” di lingkungan Politeknik Negeri Malang (Polinema). UPT. P2M Polinema
dibentuk berdasarkan Kepres No. 9 tahun 1985; Jo. No. 25 Tahun 1985; Jo. No. 62
Tahun 1963; serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1984. Sesuai dengan misi ke-2
Politeknik Negeri Malang, “Menyelengarakan penelitian terapan dan pengabdian
masyarakat yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya serta kesejahteraan masyarakat” maka kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
haruslah memiliki tujuan “Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis
pada teknologi terapan dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
UPT. P2M Politeknik Negeri Malang dalam kegiatan kemasyarakatan telah
menjadi bagian dalam “Forum Layanan Ipteks bagi Masyarakat (FLIpMAS) LEGOWO
dan berperan serta aktif di dalam semua kegiatannya. Kegiatan tersebut adalah (1)
terlibat secara aktif dalam “Workshop dan/ atau Workshop dan Klinik Penulisan
Proposal PPM, dan (2) menjalin komunikasi dengan Pemda, Pemkot, CSR di wilayah
Jawa Timur untuk memperoleh proposal yang berkualitas sesuai dengan kearifan dan
potensi wilayah (SDA; SDM; Industri).
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) di Politeknik Negeri Malang
dilaksanakan melalui pendanaan dana DIPA Polinema maupun yang berasal dari dana
DIPA DIKTI. Untuk kinerja kegiatan PPM menunjukkan kecenderungan ke arah
peningkatan. Kegiatan PPM yang berasal dari dana DIPA DIKTI adalah IbM pada 2011
dari Drs. Arief Budiono, MSCh. dengan judul “IbM Kelompok Peternak Sapi
Joyomulyo, Kec. Karangploso, Kab. Malang”.

5.2 Pemilihan Perguruan Tinggi Mitra


Bidang permasalahan yang ingin ditangani bersama adalah Pariwisata dan
Pendidikan melalui pembangunan “Desa Wisata terintegrasi dengan Pasar Wisata,
Ekowisata dan Wisata Pendidikan”. Model Pengabdian Kepada Masyarakat yang akan
dilaksanakan adalah (1) Pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan kawasan
secara lestari, (2) Pemanfaatan Ipteks dalam proses produksi makanan dan minuman

25
 
berbasis kearifan lokal, (3) Pembangunan model pertanian, perkebunan dan peternakan
untuk wisata pendidikan.
Berdasarkan Model Pengabdian Kepada Masyarakat yang akan dilaksanakan,
maka dipilihlah Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Perguruan Tinggi Mitra.
Politeknik Negeri Malang bertugas sebagai penyedia teknologi Ipteks dan Universitas
Muhammadiyah Malang bertugas dalam merumuskan kebijakan pengembangan
kawasan wisata, ekowisata, dan wisata pendidikan.

5.3 Jenis Kepakaran yang Diperlukan


Kegiatan IbW ini mendukung misi ke-3 Pemerintah Kabupaten Situbondo,
“Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat”, melalui
pembangunan “Desa Wisata terintegrasi dengan Pasar Wisata, Ekowisata dan Wisata
Pendidikan”. Dalam upaya menjalankan program IbW di Kecamatan Banyuputih,
Kabupaten Situbondo, perlu dilakukan inventarisir potensi wilayah, perumusan
kebijakan publik dan upaya edukasi dalam pengembangan kawasan. Jenis kepakaran
yang diperlukan dalam pengembangan Wisata dan Pendidikan program IbW
ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Jenis Kepakaran yang Diperlukan Dalam Pengembangan Wisata Dan
Pendidikan Program IbW 2013 - 2015

Bidang Jabatan
No Nama Deskripsi Tugas
Keahlian dalam Tim
1. Ach. Muhib Zai- Teknik Mesin, Ketua Tim • Penyusunan draft
nuri, ST., M.T. Konversi konsep “Desa Wisa-
Energi ta, Ekowisata dan
Wisata Pendidikan”;
• Penyusun organisasi
pelaksana dan stee-
ring commitee; dan
• Penyusun kerangka
kerja tim.
2. Windi Zamrudy, Teknik Kimia, Anggota Tim • Desain konsep farm
B.Tech., M.Pd. Manajemen teaching; dan
Pendidikan • Konsep Wisata Pen-
didikan.
3. Drs. Awan Teknik Elektro, Anggota Tim • Konsep Manajemen
Setiawan, M.MT., Ilmu Manaje- “Desa Wisata, Eko-
M.M. men dan wisata dan Wisata
Teknologi Pendidikan”;
Listrik
26
 
• Review kebijakan &
peraturan terkait.
4. Ir. Tundung Suba- Teknik Listrik Anggota Tim  • Desain MKEA;
li Patma, M.T. • Pemberdayaan kam-
pung Merak sebegai
homestay; dan
• Identifikasi potensi
kepariwisataan wila-
yah kerja IbW.
5. Dr. H. Moch. Pendidikan Anggota Tim  • Bimbingan teknologi
Agus Krisno B. Biologi, peningkatan mutu
Mikrobiologi, produksi, penga-
dan Ilmu Gizi wasan mutu, verifi-
kasi produk dan ino-
vasi teknologi pro-
duk;
• Analisis nilai gizi
makanan dan minu-
man di Pasar wisata;
• Formulasi Acacia
Nilotica sebagai
minuman untuk
penikmat kopi.
6. Dr. Harun Rasyid, Pendidikan Anggota Tim • Model pengemba-
M.P. Biologi, ngan desa wisata,
Agronomi ekowisata dan wisata
pendidikan berbasis
kearifan lokal,
• Model budidaya
pohon Sentigi
(Phemphis Acidula)
utk peningkatan taraf
hidup masyarakat

5.4 Struktur Organisasi Tim IbW


Struktur organisasi tim IbW perlu dibuat agar dapat mengimplementasikan
kebijakan Direktorat Penelitain dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Dit. Litabmas),
Ditjen Dikti, Kemdikbud dan kebijakan pengembangan dari aspek perwilayahan,
pengembangan produk, pasar dan pemasaran, SDM, dan kelembagaan oleh Pemda
Situbondo (cq. Bupati). Selanjutnya kebijakan tersebut, bersama focus group discussion
kemudian dijabarkan ke dalam action plan bersama seluruh organisasi pelaksana
program Pengabdian Kepada Masyarakat IbW di Kecamatan Banyuputih (gbr. 8).

27
 
Gambar 8. Struktur Organisasi Pelaksanaan IbW

5.5 Jadwal Kegiatan Tahunan Kegiatan IbW


Jadwal kegiatan tahunan yang akan dilakukan di dalam kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat skim Ipteks bagi Wilayah (IbW) di Desa Wonorejo dan Desa
Sumberwaru, Kec. Banyuputih, Kab. Situbondo, ditunjukkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Jadwal Kegiatan IbW di kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo


Tahun I (Bulan ke) Tahun Ke II (Bulan ke) Tahun Ke III (Bulan ke)
No Kegiatan/Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembangunan Desa Wisata X X X X X X X X X X X X

1.1 Sosialisasi program ‘Desa Wisata’ X


Pemetaan masalah & potensi desa
1.2 X X X
(analisis sosial & ekonomi)
Pembangunan dan pengembangan
1.3
potensi’Desa Wisata’
Wisata alam (berkemah dan
1.3.1 X
bersepeda);
wisata santai sambil olahraga
1.3.2 (jogging track, lokasi berenang X
dan memancing);
Wisata religius (Candi Bang,
1.3.3 X
petilasan Syech Maulana Ishak)
Pembangunan sarana & prasarana
1.4 X X X X X X
‘Desa Wisata’

28
 
Pembuatan pusat informasi ‘Desa
1.4.1 X
Wisata’
Pemberdayaan homestay sbg
1.4.2 X
penginapan bagi wisatawan
1.4.3 Desain & Pembuatan ‘shelter’ X X
Pembangunan sarana bermain
1.4.4 X X X
anak-anak
Pembangunan dermaga perahu
1.4.5 X X X X X
tradisional
1.5 Pembangunan ‘Pasar Wisata’ X X X X X X X
Pelatihan SDM tentang konsep
1.6 X X
‘Desa Wisata’ berbasis masy.
Pembuatan laporan kegiatan tahu-
1.6 X X X X
nan tahun I
2 Pembangunan Ekowisata X X X X X X X X X X X X
Sosialisasi program di kawasan
2.1 X
sekitar pantai Merak, Sijile, Bilik
Penyediaan sarana transportasi ke
2.2 X X X
lokasi ekowisata
Pembuatan infrastruktur akomo-
2.3
dasi ekowisata
Pembuatan papan interpretasi &
2.3.1 X X
rambu-rambu wisata
Pembuatan MKEA hybrid dgn
2.3.2 X X X X X X X
Mesin Diesel kap. 1500 W
2.4 Pembuatan paket ekowisata X X X X
2.4.1 Paket ‘Wisata Bahari’ X X
2.4.2 Paket ‘Wisata Olahraga Air’ X X
2.4.3 Paket ‘Wisata Terumbu Karang’ X X

2.4.4 Paket ‘Wisata Avitourism’ X X


Pembangunan sarana pendukung
2.5
ekowisata
Pendirian pusat informasi &
2.5.1 X
promosi ekowisata
Pendirian pusat penjualan
2.5.2 X X X
cinderamata
Pelatihan SDM tentang konsep
2.6
‘Ekowisata’ berbasis masy.
Pembuatan laporan kegiatan tahu-
2.7 X X X X
nan tahun II
Pembangunan Wisata Pendi-
3 X X X X X X X X X X X X
dikan
Pembangunan ‘farm teaching’
3.1 X X X X X X X X X
terpadu di Desa Wonorejo
3.1.1 Unit pembibitan padi SRI X X X X X
3.1.2 Petak kolam ikan X X X X
Lahan holtikultura utk tanaman
sayuran, buah-buahan, tanaman
3.1.3 X X X
hias pohon Sentigi (Phemphis
Acidula)
3.1.4 Unit pembuatan pupuk organik X X X
Unit kandang sapi kapasitas 12
3.1.5
ekor
Pusatt pengolahan pangan hasil-
3.2
hasil pertanian
3.2.1 Mesin pembuat aneka kripik X
3.2.2 Mesin pembuat sari buah X
3.2.3 Mesin olahan produk kelapa X X
3.2.4 Mesin pembuat rempah instan X
3.2.5 Mesin kemasan X X X
Pembangunan pusat pendidikan
3.3
energi terbarukan
Pelatihan ‘Pengoperasian dan
3.3.1 X X X X
Perawatan MKEA’
Pendirian ‘Biogas sebagai Energi
3.3.2 X X X X X X X
Alternatif’
Pelatihan SDM tentang konsep
3.4 X X
‘Wisata Pendidikan’

29
 
Pembuatan laporan kegiatan tahu-
3.5 X X X X
nan tahun III

6. BIAYA PEKERJAAN
6.1 Hubungan antara Kegiatan Tahunan dan Biaya
Biaya yang dibutuhkan dari kegiatan program IbW selama 3 tahun (2013 –
2015) diperkirakan sebesar Rp 600.000,- (enam ratus juta rupiah), masing-masing
sebesar Rp 200.000,- (dua ratus juta rupiah) tiap tahunnya. Rincian rencana anggaran
biaya (RAB) program IbW disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15a. Rincian Kebutuhan Dana Kegiatan Program IbW Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Situbondo Tahun I (2013)

Dikti Pemda Kab. Total Biaya


No. Jenis Kegiatan
(Rp) Situbondo (Rp) (Rp)
1. Pembangunan Desa Wisata
Sosialisasi program ‘Desa
1.1
Wisata’
• Sarasehan ‘Desa Wisata’
dengan Pemkab Situbondo
− Perjalanan tim IbW ke
1.500.000 1.500.000
lokasi Sarasehan
− Snack (30 org x Rp 6.000,-
180.000 180.000
/org)
− Sewa gedung dan sound
300.000 300.000
system
− HR. Narasumber (10 org x
5.000.000 5.000.000
Rp 500.000/org)
− Makan siang (30 org x Rp
450.000 450.000
15.000)
− Sertifikat sarasehan (30
150.000 150.000
org x Rp 5.000/org)
• Sosialisasi di desa (2 desa)
− Perjalanan tim IbW ke 2
1.000.000 1.000.000
desa lokasi
− HR. tim IbW (6 org x Rp
3.000.000 3.000.000
500.000/org)
− Makan tim IbW (6 org x
450.000 450.000
Rp 25.000 x 3)
Pemetaan masalah & potensi
1.2
desa (analisis sosial & ekonomi)
− Penyusunan program 'Desa
1.000.000 1.000.000
Wisata'
− Pembuatan profil desa
2.000.000 2.000.000
Wonorejo sbg 'Desa Wisata'
− HR tim IbW dalam 'Pemetaan
3.000.000 3.000.000
Masalah & Potensi’

30
 
Pembangunan dan pengemba-
1.3
ngan potensi’Desa Wisata’
− Perjalanan tim IbW ke lokasi
2.000.000 2.000.000
'Desa Wisata'
− Akomodasi tim IbW 6 hari di
1.800.000 1.800.000
lokasi 'Desa Wisata'
− HR tim IbW dlm 'Pengem-
7.200.000 7.200.000
bangan Desa Wisata'
1.3.1 Wisata alam
− Pembangunan area perke-
5.000.000 5.000.000
mahan
− Perbaikan akses jalan wisata
5.000.000 5.000.000
bersepeda
1.3.2 Wisata santai
− Perbaikan jalan untuk
5.000.000 5.000.000
'jogging track'
− Perbaikan sarana & prasarana
5.000.000 5.000.000
wisata renang & memancing
Perbaikan akses jalan ke Wisata
1.3.3
Budatya dan Religius
− Akses jalan ke Candi Bang 4.750.000 4.750.000
− Akses jalan ke petilasan
4.750.000 4.750.000
Syech Maulana Ishak
Pembangunan sarana &
1.4
prasarana ‘Desa Wisata’
− Perjalanan tim IbW ke lokasi
2.000.000 2.000.000
'Desa Wisata'
− Akomodasi tim IbW 6 hari di
1.800.000 1.800.000
lokasi 'Desa Wisata'
− HR tim IbW dlm 'Pengem-
7.200.000 7.200.000
bangan Desa Wisata'
Pembuatan pusat informasi
1.4.1 2.500.000 2.500.000
‘Desa Wisata’
Pemberdayaan homestay sbg
1.4.2 5.000.000 5.000.000
penginapan bagi wisatawan
Desain dan pembuatan ‘shelter’
1.4.3 15.000.000   15.000.000
(3 buah)
Pembangunan sarana bermain
1.4.4
anak-anak
− Ayunan besar (juml. 4 bh) 8.000.000 8.000.000
− Jungkitan / Timbangan (2 bh) 2.500.000 2.500.000
− Plosotan dari semen cor 7.500.000 7.500.000
− Dermolen 2.000.000 2.000.000
Pembangunan dermaga perahu
1.4.5    20.000.000   20.000.000
wisata
1.5 Pembangunan ‘Pasar Wisata’
− Perjalanan tim IbW ke lokasi
2.000.000  2.000.000
'Desa Wisata'
− Lapak makanan dan minuman 9.000.000 9.000.000
− Lapak cinderamata 8.000.000 8.000.000
− Lapak sembako 15.000.000 15.000.000

31
 
− HR tim IbW dlm 'Pembangu-
7.200.000 7.200.000
nan Pasar Wisata'
Pelatihan SDM tentang konsep
1.6
‘Desa Wisata’ berbasis masy.
− Perjalanan tim IbW ke lokasi
2.000.000 2.000.000
'Desa Wisata'
− HR. Narasumber (6 org x Rp
3.000.000 3.000.000
500.000/org)
− Makan siang (50 org x Rp
750.000 750.000
15.000)
− Sertifikat Pelatihan 'Pemandu
Desa Wisata' (50 org x Rp 250.000 250.000
5.000/org)
Pembuatan laporan kegiatan
1.7
tahunan tahun I
− Kertas A4, Cartridge, CD 2.000.000 2.000.000
− Pembuatan laopran IbW
2.000.000 2.000.000
tahun I
− Seminar 'Pengembangan
4.500.000 4.500.000
Desa Wisata'
− Jurnal Internasional 'Village
4.000.000 4.000.000
Tourism’
Jumlah 99.730.000 100.000.000 199.730.000

Tabel 15b. Rincian Kebutuhan Dana Kegiatan Program IbW Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Situbondo Tahun II (2014)

Dikti Pemda Kab. Total Biaya


No. Jenis Kegiatan
(Rp) Situbondo (Rp) (Rp)
2. Pembangunan Ekowisata
Sosialisasi program di kawasan
2.1 sekitar pantai Merak, Sijile,
Bilik
− Perjalanan tim IbW ke
3.000.000 3.000.000
lokasi 'Ekowisata'
− HR tim IbW dalam
3.000.000 3.000.000
'Sosialisasi Ekowisata'
Penyediaan sarana transportasi
2.2
ke lokasi ekowisata
− Perahu wisata kap. 6 org 25.000.000 35.000.000
− HR tim IbW dlm 'penye-
diaan sarana transportasi 3.000.000 3.000.000
Ekowisata'
Pembuatan infrastruktur
2.3
akomodasi ekowisata
Pembuatan papan interpretasi &
2.3.1 5.000.000 5.000.000
rambu-rambu wisata
Pembuatan MKEA hybrid dgn 35.000.000 35.000.000
2.3.2
Mesin Diesel kapasitas 1500 W

32
 
2.4 Pembuatan paket ekowisata
2.4.1 Paket ‘Wisata Bahari’ 10.000.000 10.000.000
2.4.2 Paket ‘Wisata Olahraga Air’ 10.000.000 10.000.000
2.4.3 Paket ‘Wisata Terumbu Karang’ 10.000.000 10.000.000
2.4.4 Paket ‘Wisata Avitourism’ 10.000.000 10.000.000
Pembangunan sarana
2.5
pendukung ekowisata
− Perjalanan tim IbW ke
2.000.000 2.000.000
lokasi 'Ekowisata'
− HR tim IbW dlm 'pemba-
ngunan sarana pendukung 3.000.000 3.000.000
ekowisata'
Pendirian pusat informasi &
2.5.1 5.000.000 5.000.000
promosi ekowisata
Pendirian pusat penjualan
2.5.2
cinderamata
− Pelatihan pengrajin biji
5.000.000 5.000.000
klanting
− Pendirian lapak cindera-
5.000.000 5.000.000
mata berbasis biji klanting
Pelatihan SDM tentang konsep
2.6 ‘Ekowisata’ berbasis
masyarakat
− Snack (30 org x Rp 6.000,-
180.000 180.000
/org)
− Sewa gedung dan sound
300.000 300.000
system
− HR. Narasumber (10 org x
5.000.000 5.000.000
Rp 500.000/org)
− Sertifikat pelatihan (30 org x
450.000 450.000
Rp 5.000/org)
Persiapan pembuatan 'farm
2.7
teaching'
− Perjalanan tim IbW ke lokasi
2.000.000 2.000.000
'Ekowisata'
− Pembuatan petak pembibi-tan
14.000.000 14.000.000
padi SRI
− Pembuatan petak kolam ikan 14.000.000 14.000.000
− HR tim IbW dlm 'persiapan
3.000.000 3.000.000
pembuatan farm teaching'
Pembuatan laporan kegiatan
2.8
tahunan tahun II
− Kertas A4, Cartridge, CD 2.000.000 2.000.000
− Pembuatan laopran IbW
2.000.000 2.000.000
tahun I
− Seminar 'Pengembangan
4.500.000 4.500.000
Desa Wisata'
− Jurnal Internasional, title :
4.000.000 4.000.000
'Ecotourism’
Jumlah 99.580.000 100.000.000 199.580.000

33
 
Tabel 15c. Rincian Kebutuhan Dana Kegiatan Program IbW Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Situbondo Tahun II (2014)

Dikti Pemda Kab. Total Biaya


No. Jenis Kegiatan
(Rp) Situbondo (Rp) (Rp)
3. Pembangunan Wisata Pendidikan (Edutourism)
Pembangunan ‘farm teaching’
3.1
terpadu di Desa Wonorejo
− Perjalanan tim IbW ke 3.000.000
3.000.000
lokasi 'Wisata Pendidikan'
− HR tim IbW dlm Pemba-
ngunan ‘farm teaching’ 12.000.000 12.000.000
terpadu
3.1.1 Unit pembibitan padi SRI 1.500.000 1.500.000
3.1.2 Petak kolam ikan 1.500.000 1.500.000
Lahan holtikultura utk tanaman
sayuran, buah-buahan, tanaman 25.000.000 25.000.000
3.1.3
hias pohon Sentigi (Phemphis
Acidula)
3.1.4 Unit pembuatan pupuk organik 10.000.000 10.000.000
Unit kandang sapi kapasitas 12
3.1.5 15.000.000 15.000.000
ekor
3.2 Pusat Pengolahan Pangan
− Perjalanan tim IbW ke
3.000.000 3.000.000
lokasi 'Wisata Pendidikan'
− HR tim IbW dlm Pemba-
ngunan ‘Pusat Pengolahan 15.000.000 15.000.000
Pangan'
3.2.1 Mesin pembuat aneka kripik 10.000.000 10.000.000
3.2.2 Mesin pembuat sari buah 10.000.000 10.000.000
3.2.3 Mesin olahan produk kelapa 10.000.000 10.000.000
− Arang tempurung kelapa
10.000.000 10.000.000
(kapasitas 25 kg)
− Santan kelapa (kap. 5 kg) 5.000.000 5.000.000
− Nata de Coco (kap. 5 kg) 5.000.000 5.000.000
3.2.4 Mesin pembuat rempah instan 10.000.000 10.000.000
3.2.5 Mesin kemasan 10.000.000 10.000.000
Pembangunan pusat pendidikan
3.3
energi terbarukan
− Perjalanan tim IbW ke
3.000.000 3.000.000
lokasi 'Wisata Pendidikan'
Pelatihan ‘Pengoperasian dan
3.3.1
Perawatan MKEA’
− Snack (30 org x Rp 6.000,-
180.000 180.000
/org)
− Sewa gedung dan sound
300.000 300.000
system
− HR. Narasumber (10 org x
5.000.000 5.000.000
Rp 500.000/org)

34
 
− Konsumsi makan siang (30
450.000 450.000
org x Rp 15.000)
− Sertifikat pelatihan (30 org x
150.000
Rp 5.000/org)
Pendirian ‘Pusat Energi
3.3.2
Alternatif Biogas’
− Snack (30 org x Rp 6.000,-
180.000
/org)
− Sewa gedung dan sound
300.000
system
− HR. Narasumber (10 org x
5.000.000
Rp 500.000/org)
− Konsumsi makan siang (30
450.000
org x Rp 15.000)
− Sertifikat pelatihan (30 org x
150.000
Rp 5.000/org)
Pelatihan SDM tentang konsep
3.4
‘Wisata Pendidikan’
− Snack (30 org x Rp 6.000,-
180.000
/org)
− Sewa gedung dan sound
300.000
system
− HR. Narasumber (10 org x
5.000.000
Rp 500.000/org)
− Konsumsi makan siang (30
450.000
org x Rp 15.000)
− Sertifikat pelatihan (30 org x
150.000
Rp 5.000/org)
Pembuatan laporan kegiatan
3.5
tahunan tahun III
− Kertas A4, Cartridge, CD 2.000.000 2.000.000
− Pembuatan laporan IbW
2.000.000 2.000.000
tahun III
− HR tim IbW Pembuatan
4.500.000 4.500.000
laporan IbW tahun I
− Seminar 'Pengembangan
4.000.000 4.000.000
Wisata Pendidikan'
− Jurnal Internasional, title :
7.000.000 7.000.000
'Edutourism’
Jumlah 99.740.000 100.000.000 199.740.000

6.2 Kelayakan Usulan Biaya


Kelayakan usulan biaya yang dirinci dari Tabel 13a-c, ditunjukkan pada Tabel
16. Klasifikasi biaya dibedakan dalam honorarium, bahan habis, peralatan, perjalanan,
dan lain-lain.

35
 
Tabel 16. Kelayakan Usulan Biaya
Tahun ke-1
No. Nama Program
T D P
1. Desa Wisata
− Remunerasi 40.100.000 32.900.000 7.200.000
− Bahan Habis 2.400.000 2.000.000 400.000
− Peralatan/suku cadang 107.000.000 35.500.000 71.500.000
− Perjalanan 10.500.000 6.000.000 4.500.000
− Lain-lain 39.730.000 22.930.000 16.800.000
Jumlah 199.730.000 99.730.000 100.000.000
Tahun ke-1
No. Nama Program
T D P
2. Ekowisata
− Remunerasi 25.500.000 27.500.000 2.000.000
− Bahan Habis 2.400.000 2.000.000 400.000
− Peralatan/suku cadang 133.000.000 58.000.000 75.000.000
− Perjalanan 9.000.000 6.000.000 3.000.000
− Lain-lain 29.680.000 6.080.000 19.600.000
Jumlah 199.580.000 99.580.000 100.000.000
Tahun ke-1
No. Nama Program
T D P
3. Wisata Pendidikan
− Remunerasi 46.500.000 41.500.000 5.000.000
− Bahan Habis 2.400.000 2.000.000 400.000
− Peralatan/suku cadang 107.000.000 36.500.000 70.500.000
− Perjalanan 12.000.000 8.400.000 3.600.000
− Lain-lain 31.840.000 11.340.000 20.500.00
Jumlah 199.740.000 99.740.000 100.000.000
Keterangan:
T : Biaya Total Program
D : Dana Dit. Litabmas
P : Dana Pemda Situbondo

36
 
Lampiran-Lampiran

Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul


Lampiran 2 Peta Lokasi Wilayah
Lampiran 3 Surat kesepatan untuk menjalankan Kerjasama antara PT dengan Pemda

37
 
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
BIODATA DAN KESEDIAAN KETUA
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM IbW
1. Nama Lengkap dan Gelar : Ach. Muhib Zainuri, ST., M.T.
2. NIDN : 0015047002
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Bangkalan, 15 April 1970
4. Fakultas/Jurusan/Program Studi : Teknik Mesin
5. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang
6. Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 9, PO. Box 04 Malang
65141
• Telepon/Faks : (0341) 404424 psw. 1019 /
(0341) 404420
• e-mail : upt_p2m@yahoo.com
7. Alamat Rumah : Perum Muara Sarana indah H-15, Mulyoagung,
Dau, Malang 65151
• Telepon/Faks : 08123317612
• e-mail : muhibzain@gmail.com
8. Pendidikan Terakhir : S-2 Teknik Mesin, Program Studi Rekayasa
Konversi Energi
• Tempat Pendidikan : Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
• Tahun Lulus : 2010
9. Pengalaman (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2011 PPM, DIPA Polinema, “Pembuatan Kedok, Turen, Malang
Dapur Pemanas .........”
2011 PPM, DIPA Polinema, “Pengem- Kota Batu, Malang
bangan dan Penerapan Teknologi
Lampu Taman dengan Sumber Daya
Solar Cell .........”
10. Publikasi (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
− − −
− − −
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program
IbW selama 3 tahun, sebagai Ketua Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu tersebut
menjadi dosen tetap yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa tugas
jabatan di instansi lain atau tugas belajar.
Malang, 25 Mei 2012
Ketua Tim

Ach. Muhib Zainuri, ST., M.T. NIDN 0015047002

38
 
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM IbW
1. Nama Lengkap dan Gelar : Windy Zamrudy, B. Tech, M.Pd.
2. NIDN : 0028116402
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Pasuruan, 28 Nopember 1964
4. Fakultas/Jurusan/Program Studi : Teknik Kimia
5. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang
6. Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 9, PO. Box 04 Malang
65141
• Telepon/Faks : (0341) 404424 psw. 1019 /
(0341) 404420
• e-mail : upt_p2m@yahoo.com
7. Alamat Rumah : Jl. Margoutomo 18, RT 06 RW 10 Jetis, Mulyo-
Agung, Dau, Malang
• Telepon/Faks : (0341) 462437
• e-mail : windymlg@gmail.com
8. Pendidikan Terakhir : S-2 Manajemen Pendidikan
• Tempat Pendidikan : Universitas negeri Malang
• Tahun Lulus : 2006
9. Pengalaman (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2010 PPM, DIPA Polinema, “Pelatihan Dsn. Jonggo, Desa Talang-
Penggunaan Boron pengatur Tumbuh rejo, Bumiaji, Batu
pada Tanaman Apel .........”
2011 PPM, DIPA Polinema, “Pelatihan PP. Hidatyatulloh, dau,
Pembuatan Cat Emulsi .........” Malang
10. Publikasi (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
− − −
− − −

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program
IbW selama 3 tahun, sebagai Anggota Tim Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu
tersebut menjadi dosen tetap yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa
tugas jabatan di instansi lain atau tugas belajar.

Malang, 25 Mei 2012


Anggota Tim Pelaksana

Windi Zamrudy, B. Tech, M.Pd. NIDN 0028116402

39
 
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM IbW
1. Nama Lengkap dan Gelar :Ir. Tundung Subali Patma, M.T.
2. NIDN :0024045906
3. Tempat dan Tanggal Lahir :Jember, 24 April 1959
4. Fakultas/Jurusan/Program Studi :Teknik Elektro/Teknik Elektronika
5. Perguruan Tinggi :Politeknik Negeri Malang
6. Alamat Kantor :Jl. Soekarno Hatta No. 9, PO. Box 04 Malang
65141
• Telepon/Faks : (0341) 404424 psw. 1019 /
(0341) 404420
• e-mail : upt_p2m@yahoo.com
7. Alamat Rumah : Jl. Simpang gading 21A, malang
• Telepon/Faks : (0341) 585708/-
• e-mail : subalipatma@yahoo.com
8. Pendidikan Terakhir : S-2 Teknik Elektro
• Tempat Pendidikan : Institut Teknologi Bandung
• Tahun Lulus : 1998
9. Pengalaman (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2009 PPM, DIPA Polinema, “Pelatihan
Pengoperasian Pengatur Putaran
Generator pada PLTMH Jatirono”
10. Publikasi (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
− − −
− − −

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program
IbW selama 3 tahun, sebagai Anggota Tim Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu
tersebut menjadi dosen tetap yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa
tugas jabatan di instansi lain atau tugas belajar.

Malang, 25 Mei 2012


Anggota Tim Pelaksana

Ir. Tundung Subali Patma, M.T. NIDN 0024045906

40
 
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM IbW
1. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Awan Setiawan, M.MT., MM.
2. NIDN : 0010095911
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Purworejo, 10 September 1959
4. Fakultas/Jurusan/Program Studi : Teknik Elektro/ Teknik Listrik
5. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang
6. Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 9, PO. Box 04 Malang
65141
• Telepon/Faks : (0341) 404424 psw. 1019 /
(0341) 404420
• e-mail : upt_p2m@yahoo.com
7. Alamat Rumah : Perumahan Politeknik Negeri Malang No. 32
Malang 65144
• Telepon/Faks : (0341) 571591
• e-mail : Awansetiawan.sb@gmail.com
8. Pendidikan Terakhir : Magister Manajemen
• Tempat Pendidikan : Universitas Gajayana Malang
• Tahun Lulus : 2009
9. Pengalaman (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2009 PPM, DIPA Polinema, “...Perbaikan Kec. Pakis Malang
Sistem Distribusi Tenaga Listrik pd
PLTM Pucangsono...
10. Publikasi (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
− − −
− − −

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program
IbW selama 3 tahun, sebagai Anggota Tim Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu
tersebut menjadi dosen tetap yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa
tugas jabatan di instansi lain atau tugas belajar.

Malang, 25 Mei 2012


Anggota Tim Pelaksana

Drs. Awan Setiawan, M.MT., MM. NIDN 0010095911

41
 
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM IbW
1. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. H. Moch.Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.
2. NIDN : 0723076401
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 23 Juli 1964
4. Fakultas/Jurusan/Program Studi : FKIP Program Studi Pendidikan Biologi
5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
6. Alamat Kantor : Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang
• Telepon/Faks : (0341) 464318-464319 / (0341)460782
• e-mail : dppm@umm.ac.id
7. Alamat Rumah : Griya Damai Sejahtera D/21 Malang
• Telepon/Faks : 0341-471052
• e-mail : aguskrisno@yahoo.co.id
8. Pendidikan Terakhir : Ilmu Gizi
• Tempat Pendidikan : Universitas Airlangga Surabaya
• Tahun Lulus : 1999
9. Pengalaman (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2010 IbM Kelompok Perternak Tradisional Petungsewu, Malang
Sapi Potong yang Menghadapi Masa-
lah Pakan Ternak
10. Publikasi (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2010 Teknik Pengembangan Industri Ekotou- Jurnal "TEKNIK INDUSTRI",
risme Kota Batu Propinsi Jawa Timur
dalam Perspektif Kebijakan
2011 Pengembangan Kelembagaan Pangan Jurnal "TEKNIK INDUSTRI",
Organik di Jawa Timur

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program
IbW selama 3 tahun, sebagai Anggota Tim Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu
tersebut menjadi dosen tetap yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa
tugas jabatan di instansi lain atau tugas belajar.

Malang, 25 Mei 2012


Anggota Tim Pelaksana

Dr. H. Moch.Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.


NIDN 0723076401

42
 
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM IbW
1. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Harun Rasyid, MP
2. NIDN : 0019066302
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Juni 1963
4. Fakultas/Jurusan/Program Studi : FKIP Pendidikan Biologi
5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
6. Alamat Kantor : Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang
• Telepon/Faks : (0341) 464318-464319 / (0341)460782
• e-mail : dppm@umm.ac.id
7. Alamat Rumah : Jln. Tlogosuryo V/36 B Tlogomas Malang
• Telepon/Faks : (0341) 556002 / -
• e-mail : rasyidharun30@yahoo.co.id.
8. Pendidikan Terakhir : S3, Agronomi
• Tempat Pendidikan : Universitas Brawijaya
• Tahun Lulus : 2010
9. Pengalaman (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2012 IbM Pembuatan Susu Kedelai Aneka Desa Landungsari, Kec. Dau,
Rasa dan Aneka Aroma Rempah- Kab. Malang
Rempah
10. Publikasi (yang relevan dengan Penerapan IPTEKS dan Pengembangan Usaha)
TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT
2011 Peningkatan Hasil, Mutu Benih, dan Tropika, Jurnal Ilmiah Pertanian
Kualitas Susu Kedelai (Glycine max (L.)
Merril) Sebagai Fungsi dari Faktor
Genetik dan Faktor Lingkungan
2010 Profil dan Karakter Enzim Pektin Metil Tropika, Jurnal Ilmiah Pertanian
Esterase Sebagai Indikator Kualitas
Benih Kedelai

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program
IbW selama 3 tahun, sebagai Anggota Tim Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu
tersebut menjadi dosen tetap yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa
tugas jabatan di instansi lain atau tugas belajar.

Malang, 25 Mei 2012


Anggota Tim Pelaksana

Dr. Harun Rasyid, MP NIDN 0019066302

43
 
Lampiran 2 : Peta Lokaasi Wilayahh

(a)

(b)
(a) Petaa Desa Wonnorejo dan (b
b) Peta desaa Sumberwaaru
44
 
         
BUPATI SITUBONDO
SURAT PERNYATAAN
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : H. Dadang Wigiarto, S.H.


Instansi : Pemerintah Kabupaten Situbondo
Jabatan : Bupati Kepala Daerah
Bertempat di : Jl. P.B. Sudirman No. 9 Situbondo

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kami bersedia


bekerjasama dan bersedia mengalokasikan dana APBD dalam pelaksanaan
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat skim Ipteks bagi Wilayah (IbW),
mengenai “Pemberdayaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup sebagai
Implementasi Desa Wisata, Ekowisata dan Wisata Pendidikan di Kecamatan
Banyuputih Kabupaten Situbondo” yang diselenggarakan oleh Tim Pelaksana
IbW.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan kesadaran sepenuhnya, serta tidak
ada paksaan dari siapapun dan pihak manapun juga. Apabila ternyata di
kemudian hari pernyataan tersebut terbukti tidak benar, maka kami bersedia
menerima pembatalan kesepakatan.
Situbondo, 24 Mei 2012
Bupati Kepala Daerah
Pemerintah Kabupaten Situbondo,

H. Dadang Wigiarto, S.H.


Keterangan:
• Hal-hal yang menyangkut jumlah dana, akan dijelaskan dalam surat perjanjian.

45
 

Anda mungkin juga menyukai