Anda di halaman 1dari 33

2014

LAPORAN PENERAPAN DAN


PENCAPAIAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BULELENG
TAHUN 2014

=================================

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai Nomor 1 Singaraja, Telepon (0362) 29554, Fax.
(0362) 22923
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa / Ida Sang Hyang Widhi


Wasa,KarenaAtasberkatdanrahmat-Nya pelaksanaan serta Laporan Tahunan Penerapan dan
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) BidangLingkungan HidupTahun Anggaran 2014
dapat dilaksanakan dan disusun dengan baik.

Sesuaiamanat Perundang-undangan tentang Standar Pelayanan Mininal (SPM) Bidang


Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Kabupaten Buleleng wajib melaksanakan Standar
Pelayanan Minimal ( SPM )tersebut dengan harapan dapat mengetahui sejauhmana kinerja
Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2014. Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi amanah PerMen LH No 19 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Harapan kami, semoga laporan ini dapat menjadi bahan pembinaan dan pengawasan serta
acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Khususnya Bidang Lingkungan Hidup .

Singaraja, Juni 2015

Kepala Badan LingkunganHidup


KabupatenBuleleng

drh. Nyoman Surya Temaja, M.P


Pembina Tk.I
NIP. 19591207199003 1 001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …..……………………………………………………. 1
B. Kebijakan Umum ……………………………………………………… 2
C. Visi Dan Misi ..………………………………………………………. 3
D. Isu – Isu Lingkungan Hidup …………………………………………. 3
E. Arah Kebijakan ………………………………………………………. 4

BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LH


1. Jenis Pelayanan Dasar ..………………………………………………. 5
2. Target Pencapaian SPM dan Realisasinya ……………………………. 5
3. Alokasi Anggaran ……………………………………………………. 6
4. Dukungan Personalia ………………………………………………… 6
5. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) …………………….. 8
6. Permasalahan dan Solusi …………………………………………….. 24
7. Sinkronisasi Pelaksanaan SPM ………………………………………. 24

BAB III CAPAIAN PROGRAM / KEGIATAN


1. Program / Kegiatan …………………………………………………… 25
2. Keterkaitan Dengan Renstra dan RPJMD Kabupaten ………………... 26
3. Target Capaian Kinerja Kegiatan LH ………………………………… 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 29
B. Saran ………………………………………………………………….. 29
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara yuridis Kabupaten Buleleng dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun
1958 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor : 122 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ).
Secara Administratif Kabupaten Buleleng merupakan salah satu dari 9 (Sembilan)
kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Bali. Secara geografis terletak pada posisi 6003’40’’ -
8023’00’’ LS dan 114025’55’’ - 115027’28’’ BT, berada di belahan Utara Pulau Bali memanjang
dari Barat ke Timur, dengan batas-batas wilayah administrasi adalah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Kabupaten Jembrana


Sebelah Utara : Laut Bali
Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem
Sebelah Selatan : Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli
Wilayah Kabupaten Buleleng mencakup 9 (Sembilan)
kecamatan, 129 desa, 29 kelurahan, dan 166 Desa
Pakraman (Desa Adat), dengan total luas wilayah
1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas Propinsi Bali.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng merupakan
daerah berbukit dan bergunung yang membentang di
bagian selatan.

Gambar I.1. Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Buleleng

Jumlah penduduk 690.409 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kab. Buleleng 2013). Kecamatan
Buleleng, tempat dimana ibu kota Kabupaten Buleleng (Singaraja) berada dan merupakan pusat
pemerintahan, pelayanan pendidikan, kesehatan dan perekonomian memiliki kepadatan
penduduk paling tinggi.

Kabupaten Buleleng memiliki pantai sepanjang ± 157,05 Km membentang dari Barat ke


Timur mulai dari Desa Sumberkelampok di Kecamatan Gerokgak sampai Desa Tembok di
Kecamatan Tejakula. Luas perairan laut sejauh 4 mil laut sesuai Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 mencapai 2.168 Km2 dengan potensi lestari sumberdaya perikanan tangkap sebesar
12.358 ton/tahun. Hampir semua kecamatan memiliki pantai, kecuali Kecamatan Busungbiu dan
Sukasada.
Selain memiliki pantai yang cukup panjang, di Kabupaten Buleleng juga terdapat 17
tanjung dan 20 teluk. Gerokgak merupakan wilayah kecamatan yang mempunyai tanjung
maupun teluk paling banyak, yaitu 10 tanjung dan 14 teluk. Jumlah tanjung dan teluk terbanyak
kedua terdapat di Kecamatan Seririt, yakni 2 tanjung dan 3 teluk.

Kabupaten Buleleng juga mempunyai banyak sungai. Tercatat sebanyak 88 sungai yang
mengalir di daerah ini dengan panjang bervariasi. Sebagian sungai-sungai tersebut merupakan
sungai tadah hujan. Tukad Saba merupakan sungai terpanjang, yakni 28.700 m, sedangkan
Tukad Semah merupakan sungai terpendek, hanya 2.300 m.

Dua buah danau terdapat di daerah ini. Kedua danau tersebut secara geografis letaknya
berdampingan, namun secara administratif berada pada wilayah kecamatan yang berbeda.
Danau Tamblingan (110 Ha) berada di wilayah Kecamatan Banjar, sedangkan Danau Buyan
(360 Ha) terletak di Kecamatan Sukasada.

Mengingat keterbatasan anggaran dan sumber daya untuk melaksanakan urusan


pemerintah di bidang lingkungan hidup maka tidak semua ketentuan dalam Standar Pelayanan
Minimal untuk pelaksanaan di tingkat kabupaten dapat dipenuhi termasuk belum dibentuknya
SK Tim Pelaksana SPM.

B. KEBIJAKAN UMUM

Penyusunan Kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah
terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang
mungkin timbul. Oleh karena itu kebijakan umum disusun atas dasar kebutuhan nyata daerah
seperti pengentasan kemiskinan, pemantapan swasembada pangan, peningkatan produksi ekspor
nonmigas, peningkatan penanaman modal, peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan prasaran dasar, pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan, serta pelestarian lingkungan hidup dengan tetap mengedepankan
aspirasi masyarakat yang selalau berkembang sehingga mampu menjawab semua persoalan yang
dihadapi.

Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan daerah, maka dalam penyusunan
kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning, sehingga
program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi
masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau system dapat terakomodasi, sehingga
dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan
kepentingannya. Dengan demikian pembangunan daerah dapat berjalan lancer dan masyarakat
dapat menikmati hasil pembangunan.
Dalam rangka pencapaian visi –misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Buleleng 2012-2017 yang merupakan penjabaran visi-misi Bupati dan
Wakil Bupati Kabuipaten Buleleng 2012-2017 perlu disusun kebijakan umum pembangunan
daerah yang berkaitan dengan program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng sebagai
arahan dalam merumuskan kebijakan setiap SKPD maupun yang bersifat lintas SKPD guna
mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk itu, Kabupaten Buleleng berkomitmen mengelola dinamika kependudukan dan


kelestarian lingkungan dengan sebaik-baiknya, Pembangunan Kabupaten Buleleng pada kurun
waktu 2012-2017 ditujukan untuk mewujudkan “BULELENG SMILE”, yaitu Masyarakat
Buleleng yang sejahtera, Mandiri, Terintegrasi dan Lestari. Upaya mewujudkan visi tersebut
dilakukan melalui implementasi12 Prioritas Agenda Strategis (12 PAS), yaitu (1) Penataan
Birokrasi dan Kemandirian Aparatur Pemerintah, (2) Penanggulangan Kemiskinan, (3)
Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan, (4) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas
Kesehatan , (5) Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Perluasan Lapangan Kerja, (6)
Pembangunan Ekonomi, (7) Pembangunan Infrastruktur, (8) Perbaikan Iklim Investasi, (9)
Penegakan Hukum, Ketentraman dan Ketertiban, (10) Pengembangan dan Pelestarian
Kebudayaan, (11) Peningkatan Kualitas Penanganan Bencana, dan (12) Peningkatan Kualitas
dan Pelestarian Fungsi Lingkungan.

C. VISI DAN MISI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP


VISI :

“TERCIPTANYA LINGKUNGAN HIDUP YANG LESTARI’

MISI :

1. Meningkatkan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mejaga kelestarian lingkungan hidup.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana Pengelolaan lingkungan hidup.

4. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan dampak lingkungan.

D. ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP


D.1. Isu-Isu Lingkungan Hidup Tingkat Global

1. Pemanasan global merupakan permasalahan internasional yang perlu penanganan


terpadu pada tingkat lokal (kabupaten), regional (provinsi), nasional maupun
internasional.
2. Degradasi lahan merupakan masalah utama lingkungan dan isu penting dalam Konvensi
PBB untuk Desertifikasi, Konvensi Biodiversity dan Protokol Kyoto.
3. Permasalahan keamanan di wilayah Asia Fasifik.
4. Krisis ekonomi global.
5. Terorisme

D.2. Isu-Isu Lingkungan Hidup Tingkat Nasional

1. Otonomi daerah/otonomi khusus dan implikasinya


2. Pengembangan kemaritiman/sumber daya kelautan
3. Pengembangan kawasan tertinggal untuk pengentasan kemiskinan dan krisis ekonomi
4. Penanganan lahan kritis dan kebakaran hutan
5. Daur ulang hidrologi
6. Ketidakpastian iklim dan pemanasan global.
7. Bencana alam
8. Transportasi
9. Sampah
10. Permasalahan tata guna lahan dan ruang
11. Pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, air bersih dan energi masyarakat
12. Kependudukan (populasi besar, distribusi penduduk belum merata, urbanisasi, dll.)
13. Terorisme.
14. Lemahnya koordinasi kebijakan, Penaatan Hukum Lingkungan, dan Good Governance.

D.3. Isu-isu Lingkungan Hidup Lokal


1. Rawan bencana alam dan kemiskinan

E. ARAH KEBIJAKAN

Dari Isu-isu Lingkungan Hidup diatas maka dapat diagenda pengelolaan lingkungan hidup di
Kabupaten Buleleng Ditujukan Untuk :
1. Menurunkan tingkat pencemaran air, udara dan tanah;
2. Tertanganinya daerah abrasi pantai, lahan kritis, kerusakan hutan, terumbu karang, dan
keanekaragaman hayati;
3. Kembalinya kondisi lingkungan di kawasan danau, daerah rawan banjir dan longsor;
4. Terwujudnya peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) yang tertata pada kawasan
strategis dan kawasan bersejarah;
5. Tertanganinya masalah sampah;
6. Terwujudnya perilaku masyarakat untuk hidup sehat;
7. Tertanganinya masalah pengaduan lingkungan.
BAB II

PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

1. JENIS PELAYANAN DASAR

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan urusan
pemerintah yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan Pemerintahan di
bidang lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan wajib pemerintahan daerah yang
penyelenggaraannya berpedoman pada standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup
yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarkan urusan pemerintah di bidang
pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut
maka Kementerian Lingkungan Hidup telah menindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk
Teknis standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Mendasarkan ketentuan dalam kedua Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten mempunyai empat jenis
pelayanan dasar bidang lingkungan hidup yaitu :

1. Pelayanan pencegahan pencemaran air.


2. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak.
3. Pelayanan penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi
biomassa.
4. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup.

2. TARGET PENCAPAIAN SPM DAN REALISASINYA

Target minimal pencapaian SPM bidang lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng belum
mencapai target nasional yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 19 dan 20 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal. Hal
tersebut belum adanya perencanaan dan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan
Peraturan Bupati dan SK Bupati untuk memperkuat tugas pelaksanaan SPM
tersebut.Namun di tahun 2014 ini, Kantor Lingkungan Hidup berupaya melaksanakan
SPM dengan segala keterbatasan yang ada.
Tabel 1. Target dan Realisasi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten
Buleleng Tahun 2014

Target Target
No Jenis Pelayanan Realisasi Keterangan
Nasional Daerah
1 Pencegahan Pencemaran Air 100 % 100 % 100 %
2 Pencegahan Pencemaran udara 100 % - 100 % Belum ada
sumber tidak bergerak penganggaran
3 Penyediaan informasi status 100 % - - Belum ada
kerusakan lahan dan/atau tanah peraturan
untuk produksi biomasa penetapan status
kerusakan lahan
4 Tindak lanjut pengaduan 100 % 100 % 100 %
masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup

3. ALOKASI ANGGARAN

Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak langsung yangditetapkan
dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup oleh
Pemerintah Daerah dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 2. Alokasi Anggaran Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng
Tahun 2014

No Jenis Pelayanan APBD (Rp.)


1 Pencegahan Pencemaran Air : 75.000.000,-
 Diambilkan dari pos kegiatan Peningkatan
Kapasitas Laboratorium Lingkungan
2 Pencegahan pencemaran udara sumber tidak
bergerak
3 Penyediaan informasi status kerusakan lahan
dan/atau tanah untuk produksi biomasa
4 Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat 63.000.000,-
adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup
 Diambilkan dari pos kegiatan Pengendalian
dan Pengawasan Pemanfaatan SDA

4. DUKUNGAN PERSONALIA

Jumlah personil/pegawai pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng adalah 60


orang, terdiri dari 26orang PNS , 1 orang tenaga honor dan 33 orang Pegawai Tidak Tetap (
tenaga kontrak ).Pejabat struktural 5 orang . Menurut jenjang pendidikan dapat dibagi sebagai
berikut :
a. Pasca Sarjana (S.2) : 2 orang
b. Sarjana (S.1) : 12 orang
c. Diploma (D.III) : 6 orang
d. SLTA : 38 orang
e. SMP : 1 Orang
f. SD : 1 Orang

Jumlah Tenaga PNS menurut golongan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pegawai golongan IV : 2 Orang


b. Pegawai golongan III : 11 Orang
c. Pegawai golongan II : 12 Orang
d. Pegawai golongan I : 1 Orang

Tabel 3. Komposisi Pegawai Pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng berdasarkan
Tingkat Pendidikan, Diklat/Keahlian, dan Golongan Tahun 2014

Tingkat Pendidikan Diklat/Keahlian Golongan


Jumla
Kepala/Kasubag/K h
AMDA
AMDA
AMDA
asi (orang
D1/D3
SLTA

PPLH

IV
PPNS

III
II

NON
I
SMP

PNS
)
S.1
S.2
SD

1. Kepala Kantor 1 1 1
Lingkungan
Hidup
2. Kasubag Tata 31 1 1 23 - 5 - - - - - - 1 7 6 - 15
Usaha
3. Kasi Kajian dan 8 - - 4 2 2 - - - - - - - 1 1 - 6
Pembinaan
Teknis ANDAL
4. Kasi 7 - - 4 1 1 1 1 - - 1 - - 1 1 1 4
Pengawasan dan
Pengendalian
Kerusakan
Lingkungan
5. Kasi 8 - - 7 1 1 - 1 - - - - - 3 1 5
Pemantauan dan
Pemulihan
Lingkungan
Penempatan di 5 - - 4 - 2 - - - - 2 - - - 2 - 4
Laboratorium
Jumlah 60 1 1 42 4 11 1 2 - - 3 - 1 12 11 2 34

Prosentase (%)
18,3

18,3

56,7
1,6
1,6

6,6

1,6

3,2

4,8

1,6

3,2
70

20

Berdasarkan data dari table tersebut di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pegawai KLH
Kabupaten Buleleng dodominasi oleh tingkat SLTA (70 %) kemudian tingkat S1 sebanyak
18,3 %. Dan yang pernah ikut diklat PPLHD sebanyak 3 orang atau 4,8 % dan tidak memiliki
PPNS.

5. PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ( SPM )


5.1 PELAYANAN PENCEGAHAN PENCEMARAN AIR
A. Gambaran Umum
Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, bahwa
pengendalian pencemaran air didefinisikan sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin
kualitas air aga sesuai dengan ketentuan baku mutu.
Dari definisi diatas, salah satu upaya pengendalian pencemaran air adalah upaya
pencegahan . Pencegahan pencemaran air dapat di lakukan dengan cara membatasi
jumlah air limbah yang dibuang dari sumber pencemaran. Secara administratif ,
pembatasan air limbah yang dibuang dilakukan dengan cara menetapkan baku mutu
air limbah dari masing-masing jenis sumber pencemaran. Setelah baku mutu air
limbah ditetapkan pencegahan dilakukan melalui kegiatan pengawasan untuk melihat
tingkat penaatan penanggung jawab usaha kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran air . ( Peraturan
Gubernur Provinsi Bali No.8 Tahun 2007 , Tentang : Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup )
B. Pengertian
1. Pencegahan adalah suatu tindakan secara manajemen / administratif dan secara
teknik yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha/kegiatan dalam rangka
mencegah terjadinya pencemaran.
2. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya.
3. Pencegahan pencemaran air adalah tindakan secara manajemen/administratif dan
secara teknik yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha/kegiatan dalam
rangka mencegah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan manusia.
4. Usaha/kegiatan adalah setiap jenis usaha / kegiatan yang berpotensi
menghasilkan air limbah yang dapat mencemari air.
C. Hasil Pemantauan Dan Pengujian Kualitas Air Tahun 2014

Yang Kegiatannya dilaksanakan oleh UPT Laboratorium Lingkungan


Kualitas Air Sungai
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
LokasI
. Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. Tukad Bungkulan Hulu 08 09 30 115 12 33 18-11-14 28.7 0.20 0.09 2.0 5.3 20 0.06 0.03
2. Tukad Bungkulan Tengah 08 08 40 115 11 30 18-11-14 30.9 0.40 0.12 4.0 4.0 40 0.10 0.04
3. Tukad Bungkulan Hilir 08 10 59 115 09 37 18-11-14 - - - - - - - -
4. Tukad Penarukan Hulu 08 09 29 115 10 11 01-07-14 21.9 0.82 0.08 0.44 5.8 80 0.12 0.02
08 09 29 115 10 11 19-11-14 25.9 0.40 0.16 6.00 5.9 40 0.10 0.02
5. Tukad Penarukan Tengah 08 05 49 115 06 57 01-07-14 27.0 0.40 0.19 0.08 3.9 40 0.10 0.03
08 05 49 115 06 57 19-11-14 - - - - - - - -
6. Tukad Penarukan Hilr 08 05 00 115 06 58 01-07-14 27.5 1.22 0.08 7.47 3.9 120 0.80 0.45
08 05 00 115 06 58 19-11-14 35.4 0.60 1.20 6.00 4.2 60 0.12 0.62
7. Tukad Mendaum Hulu 08 12 49 114 57 15 01-07-14 25.4 0.10 0.20 3.54 5.6 60 0.04 0.01
08 12 49 114 57 15 04-12-14 28.7 1.02 0.21 10.2 5.0 100 0.16 0.05
8. Tukad Mendaum Tengah 08 12 00 114 57 39 01-07-14 27.1 0.82 0.31 5.14 4.2 100 0.16 0.08
08 12 00 114 57 39 04-12-14 30.2 0.82 0.30 8.20 3.5 80 0.14 0.08
9. Tukad Mendaum Hilr 08 10 59 114 57 34 01-07-14 27.4 0.40 0.02 2.77 4.0 40 0.10 0.12
08 10 59 114 57 34 04-12-14 30.2 0.20 0.20 2.00 2.7 20 0.08 0.12

NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Sulfat Besi Mangan Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)
1. Tukad Bungkulan Hulu 8.14 <low <0.06 0.010 2.345 - 2.0 - 0.05 19.4
2. Tukad Bungkulan Tengah 7.91 <low 0.06 0.006 2.355 - 4.0 - 0.1 30.6
3. Tukad Bungkulan Hilir - - - - - - - - - -
4. Tukad Penarukan Hulu 8.98 <low <0.06 0.003 3.835 1.85 - <0.06 - 20
8.73 <low 0.08 0.013 2.710 - 2.0 - 0.09 20.3
5. Tukad Penarukan Tengah 7.33 <low <0.06 <0.05 2.485 >10 - <0.05 - 26.8
- - - - - - - - - -
6. Tukad Penarukan Hilr 7.39 <low 0.06 0.003 2.485 1.80 - 0.05 - 24.1
7.33 <low 0.21 0.059 1.573 - 89.0 - 1.06 43.2
7. Tukad Mendaum Hulu 7.80 - <0.06 0.010 0.946 0.65 - 0.05 - 15.4
8.06 - 0.09 0.023 2.166 - 5.0 - 0.15 27.3
8. Tukad Mendaum Tengah 7.61 - <0.06 0.039 3.830 1.20 - 0.30 - 24.1
7.37 - 0.16 0.036 2.042 - 7.0 - 0.24 19.7
9. Tukad Mendaum Hilr 7.59 - <0.06 0.053 > 10 1.60 - 0.15 - 26.2
7.54 - 0.07 0.063 2.410 - 5.0 - 0.42 29.9
Kualitas Air Limbah Hotel
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
LokasI
. Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. Hotel Alamanda 08 08 50 115 24 34 03-09-14 29.1 9.18 0.40 93.8 1.9 940 0.94 0.17
2. Hotel Spa Village - - - - - - 30-04-14 30.0 11.02 0.08 50.6 0.04 1100 1.04 0.20
3. Hotel Mimpi Resort 08 08 12 114 34 15 03-12-14 26.6 0.82 0.8 - 1.2 100 0.16 036
4. Hotel Matahari 08 08 45 114 39 49 03-12-14 29.2 1.62 0.16 - 2.7 160 0.20 0.73
5. Hotel Damai (Loundry) - - - - - - 27-02-14 25.6 0.20 0.08 297 4.9 20 0.08 0.10
Hotel Damai (Kithcen) - - - - - - 27-02-14 27.2 11.84 0.19 103 3.7 1160 1.10 0.15
6. Hotel Menjangan Jungle - - - - - - 25-04-14 30.1 8.00 1.00 66.1 8.2 800 0.80 0.47
7. Hotel Sunari - - - - - - 16-04-14 30.7 11.02 0.37 59.7 1.4 1100 1.06 0.11

NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Besi Mangan Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (25) (26) (27)
1. Hotel Alamanda 6.21 <5 10.6 0.69 7.220 16 7.0 - 188.2
2. Hotel Spa Village 7.66 209 15 0.375 1.914 >5 3.10 - 220.0
3. Hotel Mimpi Resort 7.5 4.49 7.17 0.063 0.177 0.04 0.30 0.48 132.5
4. Hotel Matahari 6.41 <5 0.17 0.313 >5 <0.01 0.05 - 78.2
5. Hotel Damai (Loundry) 8.15 <5 0.8 0.125 2.495 0.16 0.10 - 49.0
Hotel Damai (Kithcen) 6.94 - 6.9 0.795 4.470 2.90 3.70 - 148.5
6. Hotel Menjangan Jungle 7.8 <5 0.15 0.214 2.314 0.42 0.15 - 86.0
7. Hotel Sunari 6.85 - 12.6 0.475 2.555 3.70 1.95 - 520.9
Kualitas Air Limbah Industri dan Rumah Sakit
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
LokasI
. Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. PLTGU - - - - - - 17-04-14 28.1 0.20 0.26 1.34 5.6 20 0.08 0.1
2. KFC - - - - - - 16-04-14 29.2 0.20 0.61 315 3.2 5500 4.88 0.18
3. RSU Parama Sidhi - - - - - - 26-05-14 30.7 0.27 0.50 0.22 2.8 20 0.22 0.27
4. RSU Kerta Usada 26-05-14 30.5 0.40 0.30 1.50 3.4 20 0.10 0.17

NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Besi Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (25) (27)
1. PLTGU 7.46 - <0.5 0.003 1.763 1.20 0.05 25.5
2. KFC 4.31 - >5 >5 3.060 >5 3.50 285.9
3. RSU Parama Sidhi 7.92 - 33.3 >5 4.470 >5 0.65 131.5
4. RSU Kerta Usada 7.74 0.91 3.3 - >5 >5 0.15 127.9
Kualitas Air Limbah IPLT dan TPA Bengkala
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
. LokasI Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. IPLT - - - - - - 28-02-14 26.4 1.02 0.13 1.92 3.8 80 0.16 0.04
2. IPLT - - - - - - 03-09-14 27.1 4.90 0.27 51.0 5.8 500 0.52 0.06
3. TPA (IPAL BLOK III dan IV) INLET 08 05 18 115 10 08 24-11-14 44.2 - 16.4 - 0.5 - - 3.0
4. TPA (IPAL BLOK III dan IV) OUTLET 08 05 17 115 10 06 24-11-14 57.0 - 23.5 - 0.3 - - 5.2
5. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) IN 08 05 26 115 10 04 24-11-14 36.4 - 15.1 - 0.3 - - 6.3
6. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) OU - - - - - - 24-11-14 27.2 11.84 0.19 103 3.7 1160 1.10 0.15

NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Besi Mangan Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (25) (26) (27)
1. IPLT 7.72 <5 1.0 0.026 2.275 1.15 0.20 - 112.4
2. IPLT 9.02 - 1.8 0.10 2.220 2.4 1.50 - 371.5
3. TPA (IPAL BLOK III dan IV) INLET 6.24 10.9 - 14.30 >20 - - >50 -
4. TPA (IPAL BLOK III dan IV) OUTLET 8.94 16.8 - >16 >20 - - >50 -
5. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) IN 8.21 6.9 - 4.50 12.40 - - 29.5 -
6. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) OU 8.95 12.9 - 11.70 >20 - - >50 -
D. PENJELASAN ATAS HASIL PEMANTAUAN DAN PENGUJIAN KUALITAS AIR
BERDASARKAN TABEL DIATAS:
Kualitas air sungai ( Tukad Bungkulan, Tukad Penarukan, Tukad Mandaum)
 Tukad Bungkulan
Tukad bungkulan bagian hulu dan tengah berdasarkan kemampuan parameter , kualitas
air di bagian ini tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I dimana parameter yang telah
melampaui baku mutu air yaitu :
- Nilai DO ( Dissolved Oxygen ) di tukad bungkulan bagian hulu sebesar 5,3 mg/L,
dibawah angka batas minimum baku mutu air kelas I dipersyaratkan 6 mg/L
- Nilai DO ( Dissolved Oxygen ) di tukad bungkulan bagian tengah sebesar 4 mg/L,
dibawah angka batas minimum baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan 6 mg/L
Untuk kriteria mutu air kelas II ( sarana rekreasi , pembudidayaan air ikan air tawar ,
peternakan , mengairi pertanaman ) air sungai tukad bungkulan bagian hulu memenuhi
persyaratkan ditinjau dari kandungan DO sebesar 5,3 mg/L, pH 8,14 , COD yang
nilainya sangat kecil, Nitrit 0,01 mg/L, Nitrat 2,345 mg/L, Sulfat 2,0 mg/L dan mangan
0,05 mg/L. Di bagian tengah ditinjau dari kandungan DO sebesar 4 mg/L, pH 0.006
mg/L, Nitrat 2,355 mg/L, Sulfat 4,0 mg/L dan mangan 0,1 mg/L
 Tukad Penarukan
Kualitas air dibagian ini tidak sesuai dengan peruntukan air kelas I karena nilai
beberapa parameternya telah melampaui baku mutu yaitu :
- Nilai DO dibagian hulu, tengah dan hilir sebesar 5,8 mg/L dan 5,9 mg/L, 3,9 mg/L,
3,9 mg/L dibawah angka batas minimum dari baku mutu air kelas I yang
dipersyaratkan yaitu minimal 6 mg/L
Tukad Penarukan bagian hulu masuk di kriteria kelas II sedangkan dibagian tengah dan
hilir masuk kelas III. Terjadinya pelimpahan air limbah domistik dari kegiatan rumah
tangga maupun limbah peternakan turut menurunkan tingkat kualitas air sungai.
- Tukad Mendaum
Kualitas air dibagian tidak sesuai dengan peruntukan air kelas I karena nilai beberapa
parameternya telah melampaui baku mutu yaitu :
- Nilai DO sebesar 5,6 mg/L dan 5,0 mg/L dibagian hulu, 4,2 mg/L dan 3,5 mg/L
dibagian tengah dan 4,0 mg/L dan 2,7 mg/L dibagian hilir . Nilai tersebut dibawah
angka batas minimum dari baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan yaitu minimal
6 mg/L.

Kualitas air tukada mandaum dibagian hulu sesuai peruntukannya yaitu mutu air
kategori kelas II, sedangkan dibagian tengah dan hilir pada kondisi tertentu masuk kelas
II dan juga bisa masuk kelas III , hal tersebut tampak pada nilai pengujian DO pada
bulan Juli dibagian tengah 4,2 mg/L sedangkan pengujian bulan desember menurun
menjadi 3,5 mg/L. Perubahan nilai DO mencerminkan terjadinya aktivitas masyarakat
membuang air limbah domistik rumah tangga, termasuk sampah dan juga ada indikasi
pembuangan limbah peternakan.

Dibidang Perhotelan yang dipantau kualitas air limbahnya yaitu kegiatan perhotelan
yang telah memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan terutama hotel
berbintang.Berdasarkan hasil pemantauan tesebut bila dibandingkan dengan baku mutu
limbah cair bagi kegiatan hotel (lampiran IX Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 )
menunjukkan bahwa :
 Untuk parameter TSS ( Total Suspended Solid )/ Zat Padat Tersuspensi semua
IPAL hotel tersebut memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di bawah 50
mg/L
 Untuk parameter pH masih masuk dalam kisaran baku mutu yang ditetapkan yaitu
antara 6 – 9
 Untuk parameter COD hanya kegiatan Spa Village saja yang tidak melampaui baku
mutu dengan nilai COD 209 mg/L, jauh diatas ketetapan baku mutu limbah cair
hotel yaitu 50 mg/L .
 Untuk kandungan besi IPAL milik Hotel Alam Anda, Spa Village, Hotel Damai
dan Sunari melebihi baku mutu

Secara umum, kondisi pengolahan IPAL milik Hotel Matahari sudah memenuhi
persyaratkan baku mutu dan IPAL Hotel Sunari, Spa Village, Damai, Sunari sangat perlu
untuk ditingkatkan kapasitas dan optimalisasi dalam pengolahannya. IPAL Menjangan
Jungle dan Mimpi Resort harus meningkatkan proses treatmennya.

Dibidang Perindustrian dan Rumah Sakit pemantauan kualitas air limbah dilaksanakan
di PLTGU Pemaron (perindustrian ), Rumah Sakit Umum, Kertha Usada dan RSU
Paramasidhi ( rumah sakit ) serta penambahan pemantauan di pengolahan air limbah KFC.
Hasilnya menunjukkan bahwa :

 PLTU Pemaron telah melakukan pemenuhan baku mutu dalam pengelolaan kualitas
air limbah yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu air limbah untuk industri
kegiatan termal.

Kualitas air limbah di unit IPAL RSU Kertha Usada dan RSU Paramasidhi untuk parameter
temperaturnya : TSS ( total suspende solid ) masih memenuhi baku mutu limbah cair bagi rumah
sakit ( sesuai dengan lampiran VIII Peraturan Gubernur No 8 Tahun 2007 ) tetapi untuk nilai
parameter ammonia dan phsophat kedua rumah sakit tersebut melampaui baku mutu. RSU
Paramasidhi nilai ammonia 33,3 mg/L, phosphat > 5 mg/L. RSU Kertha Usada nilai ammonia
3,3 mg/L dan
 phosphat > 5 mg/L sedangkan kadar maximum menurut Peraturan Gubernur Bali
No 8 Tahun 2007 adalah ammonia 0,1 mg/L dan phosphat 2 mg/L.
 Kualitas air limbah di KFC bila dibandingkan dengan baku mutu kualitas air
limbah domestik sesuai dengan lampiran II Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun
2007, maka untuk parameter nitrit nilainya lebih besar dari 5 mg/L sehingga telah
melampaui baku mutu yang ditetapkan yaitu 1 mg/L, disamping itu menunjukkan
indikasi nilai rendah pada DO 3,2 mg/L.
Adanya beberapa parameter air dari pengolahan limbah rumah sakit yang nilainya diatas
baku mutu menunjukkan unit IPAL rumah sakit belum mampu mengolah air limbah secara
optimal.
Dibidang Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ( IPLT ) dan Tempat Pengolahan Air
Limbah di TPA Bengkala
Hasil pemantauan kualitas air limbah yang dihasilkan dari IPLT dan TPA Bengkala (
merujuk pada lampiran II tentang baku mutu kualitas air limbah domestik Peraturan
Gubernur Bali No 8 Tahun 2007 ) menunjukkan bahwa :
 Outlet TPA Blok III dan IV nilai temperatur 57,0 oC, Nitrit > 16 mg/L, Nitrit > 20
mg/L, mangan > 50 mg/L dan DO 0,3 mg/L. Nilai tersebut melampaui baku mutu
yang ditetapkan.
 Outlet TPA Blok II dan Existing nilai Nitrit 11,70 mg/L, Nitrat > 20 mg/L, mangan
> 50 mg/L. Parameter tersebut diatas baku mutu air limbah domestik.
 IPLT untuk parameter ammonia yang melampaui baku mutu berdasarkan jumlah
parameter yang diuji.

Secara umum unit IPLT dan TPA di Bengkala perlu dioptimalkan dan dimaksimalkan
dalam pengelolaan limbahnya.

E. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


1. Pengendalian Pencemaran Air Sungai
Sungari – sungai di Kabupaten Buleleng sangat rentan terhadap pencemaran , hal ini
terbuktti sebagai besar air sungai sudah tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I, faktor
penyebabkan antara lain :
a. Daya tampung, karakteristik sungai di Kabupaten Buleleng yang merupakan sungai
kecil dengan debit air yang kecil menyebabkan daya tampung beban
pencemarannya juga rendah.
b. Kondisi hulu sungai, exploitasi daerah hulu sungai oleh kegiatan pertanian sawah
intensif, pembuangan limbah ternak, perumahan, aktivitas MCK
c. Limbah cair domistik, belum adanya sistem pembuangan air limbah yang terpisah
dari saluran air hujan dan belum efektifnya IPAL domistik terpadu.
d. Limbah cair usaha/kegiatan, belum efektifnya pengelolaan limbah dari kegiatan
usaha / kegiatan
e. Sampah, rendahnhya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengurangi pencemaran air sungai antara lain :
a. Menggerakkan program kali bersih
b. Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat, guna mengubah perilaku
masyarakat bahwa sungai bukan tempah pembuangan sampah atau air limbah,
misalnya dengan mengadakan sosialisasi penerapan 3 R dll.

2. Pengendalian Pencemaran Air Limbah Usaha dan /atau Kegiatan


Dalam upaya pengendalian pencemaran air limbah dari usaha/kegiatan, usaha-usaha
yng perlu dilakukan adalah :
a. Membuat sistem perancangan pengolahan air limbah yang benar-benar memenuhi
baku mutu yang ditetapkan
b. Melakukan pengecekan kualitas air limbah secara rutin minimal satu bulan sekali
ke laboratorium rujukan/ terakreditasi
c. Setiap usaha / kegaiatan seharusnya menempatkan sumber daya manusia (SDM) /
staf ahli dalam kegiatan pengelolaan limbah usaha/kegiatan.

5.2.PELAYANAN PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA DARI SUMBER


TIDAK BERGERAK
- Belum ada pelaksanaan

5.3.PELAYANAN PENYEDIAAN INFORMASI STATUS KERUSAKAN LAHAN


DAN/ATAU TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA
- Belum ada Pelaksanaan

5.4.PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT


ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN / ATAU PERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
A. Gambaran Umum

Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan pencemaran


dan/atau perusakan lingkungan hidup yang semakin meningkat dari waktu ke
waktu. Kondisi tersebut di dorong oleh meningkatnya kesadaran untuk
mendapatkan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat menyebabkan
makin meningkatnya pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah pengaduan
masyarakat yang masuk instansi pemerintah dalam hal ini Kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Buleleng. Salah satu upaya pemerintah kabupaten untuk
menyikapi kondisi tersebut dengan peningkatan efektifitas pengelolaan pengaduan
masyarakat. Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pengaduan masyarakat
Kantor Lingkungan Hidup telah membentuk pos pengaduan lingkungan . Pos
pengaduan ini berfungsi sebagai unit kerja yang mengkoordinir pengelolaan
pengaduan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.Pengadaun
masyarakat tentang kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
meliputi :
- Usaha/kegiatan yang berpotensi menyebabkan pencemaran/perusakan
lingkungan hidup
- Usaha/kegiatan yang telah melakukan pencemaran lingkungan melalui aktifitas
kegiatan usahanya , dalam hal ini ada laporan dari masyarakat.

B. Pengertian
1. Pengaduan adalah pemberitahuan secara tertulis dan/atau lisan mengenai
dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup kepada
instansi terkait dalam hal ini Kantor Lingkungan Hidup.
2. Pengelolaan pengaduan adalah upaya terpadu untuk menerima, menelaah,
mengklasifikasi dan mengajukan usulan tindak lanjut hasil verifikasi serta
menginformasikan proses dan hasil pengelolaan kepada pengadu.
3. Mengklasifikasi pengaduan adalah mengelompokkan pengaduan berdasarkan
aspek pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup serta aspek
kewenangannya.
4. Verifikasi pengaduan adalah kegiatan untuk memeriksa kebenaran pengaduan
5. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat energi, dan / atau komponen lainnya ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu.
Pencemaran lingkungan mencakup pencemaran air, laut, tanah dan udara.
6. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan. Perusakan lingkungan hidup mencakup perusakan
tanah, lahan dan hutan
C. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang Diterima Tahun 2014
Waktu Identitas Idenditas Sumber Media Pokok aduan Klasifikas
No diterimany Pengadu penerima pencemara lingkunga i
a pengadua n n yang pengadua
pengaduan tercemar n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 20–2- 2014 Kelian Staf Aktifitas Hutan Pembabatan Lingkunga
dusun pengawasa dari hutan di dusun n
tambling n pembatatan tamblingan
an hutan desa munduk
2 13–3- 2014 Gede Staf Suara Udara Pencemaran Lingkunga
Arsa Adi pengawasa mesin (kebisingan udara, getaran
n
n pembuatan ) ,kebisingan
batako akibat
beroperasinya
kegiatan
industri
batako di
banjar dinas
tegalsari,
dusun
bubunan
3 25-3-2014 Staf Air limbah Ait laut Dugaan Lingkunga
pengawasa aktivitas pembuangan
n
n konstruski limbah padat
PLTU akibat
celukan kegiatan
bawang konstruksi
PLTU celukan
bawang
4 15-4-2014 Lewat Staf Limbah Selokan Pembuangan Lingkunga
pengawasa peternakan /sungai kotoran babi
tlpon n
n babi yang
mengakibatka
n bau busuk
yang
mengganggu
masyarakat
sekitar
5 16-4-2014 Ketut sri Staf Asap dari Udara Polusi udara ( Lingkunga
wiryama pengawasa rumah sakit bau dan asap
n
n kertha rumah sakit
usada kertha usadha
6 4-6-2014 Erick Staf Bau amis Udara Polusi udara ( Lingkunga
pengawasa dari bau amis )
n
n aktivitas warung ikan
ikan bakar bakar tanjung
alam lovina
7 24-6-2014 Lewat Staf Aktivitas Air laut Dugaan Lingkunga
lelpon pengawasa dari PLTU pembuangan
n
n celukan pasir kelaut
bawang oleh PLTU
celukan
bawang
8 10-7-2014 Lewat Staf Aktivitas Udara Polusi udara ( Lingkunga
pengawasa dari akibat
telpon n
n pembakara pembakaran
n sampah sampah lewat
cerobong asap
rumah
bersalin
pantisila sgr.
9 2-9-2014 Putu edy Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
sukarya pengawas dari /selokan lingkungan
an
wan an peternakan berupa
babi limbah
kotoran babi
dan hewan
lainnya
10 8-9-2014 Wirasanj Staf Limbah Air laut Pencemaran Lingkung
aya pengawas hotel sungai di
an
an pantai
binaria
11 8-9-201 Ketut Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
mandiya pengawas dari / selokan udara ( bau)
an
sa an peternakan limbah
babi kotoran babi
di buang ke
sungai
12 9-9-2014 Putu edi Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
sukaryw pengawas dari / selokan udara (bau)
an
an an peternakan dan limbah
babi kotoran babi
di buang
kesungai
13 9-9-2014 Made Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
pengawas penyuling limbah
dana an
an an penyulingan
cengkeh cengkeh
14 15-10-2014 Ariani Staf Limbah Air Pembuangan Lingkung
pengawas toko limbah ke
selokan an
an selokan dari
toko

D. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang Di Tindaklanjuti Tahun 2014

Waktu
No diterimanya Sumber Pokok aduan Hasil Usulan tindak lanjut
pengaduan pencemaran Verifikasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 20–2- 2014 Aktifitas dari Pembabatan Terjadi Pemberitahuan
pembatatan hutan hutan di dusun pelanggaran kepada masyarakat
tamblingan dalam bahwa akan dampak
desa munduk pengelolaan dari pembabatan
lingkungan hutan dalam
hidup terjadinya perusakan
ekosistem
lingkungan
2 13–3- 2014 Suara mesin Pencemaran Terjadi Pemberitahuan
pembuatan batako udara, getaran pelanggaran kepada pihak
,kebisingan dalam perusahaan batako
akibat perlindungan pres agar mengkaji
beroperasinya dan tempat usahanya
kegiatan pengelolaan karena dekat dengan
industri batako LH pemukiman
di banjar dinas penduduk
tegalsari,
dusun bubunan
3 25-3-2014 Air limbah Dugaan Terjadi Pemberitahuan
aktivitas pembuangan pelanggaran kepada pihak
konstruski PLTU limbah padat dalam pengelola agar
celukan bawang akibat kegiatan perlindungan mentaati aturan
konstruksi dan tentang undang-
PLTU celukan pengelolaan udang pengelolaan
bawang LH lingkungan hidup
4 15-4-2014 Limbah Pembuangan Terjadi Pemberitahuan
peternakan babi kotoran babi pelanggaran kepada pihak
yang dalam pengelola usaha
mengakibatkan perlindungan peternakan babi agar
bau busuk dan melengkapi
yang pengelolaan usahanya dengan
mengganggu LH pengelolaan limbah
masyarakat ternak babi
sekitar
5 16-4-2014 Asap dari rumah Polusi udara ( Terjadi Pemberitahuan
sakit kertha usada bau dan asap pelanggaran kepada pihak
rumah sakit dalam pengelola rumah
kertha usadha perlindungan sakit agar
dan menghentikan
pengelolaan aktivitas pembakaran
LH sampah
6 4-6-2014 Bau amis dari Polusi udara ( Terjadi Pemberitahuan
aktivitas ikan bau amis ) pelanggaran kepada pihak
bakar warung ikan dalam pengelola warung
bakar tanjung perlindungan makan ikan bakar
alam lovina dan agar limbah ikannya
pengelolaan dilengkapi dengan
LH sistem pengelolaan
limbah
7 24-6-2014 Aktivitas dari Dugaan Terjadi Pemberitahuan
PLTU celukan pembuangan pelanggaran kepada pihak
bawang pasir kelaut dalam pengelolaa agar
oleh PLTU perlindungan mentaati aturan-
celukan dan aturan tentang
bawang pengelolaan pengelolaan
LH lingkungan hidup
8 10-7-2014 Aktivitas dari Polusi udara ( Terjadi Pemberitahuan kepada
pembakaran akibat pelanggaran pihak pengelolan
sampah pembakaran dalam rumah bersalin agar
sampah lewat perlindungan menghentikan
cerobong asap dan pembakaran sampah
rumah bersalin pengelolaan dan mengelola sampah
pantisila sgr. LH dengan 3 R
9 2-9-2014 Limbah dari Pencemaran Terjadi Diberitahukan
peternakan babi lingkungan pelanggaran kepada pihak
berupa limbah dalam pengelola usaha babi
kotoran babi perlindungan agar melengkapi
dan hewan dan usahanya dengan
lainnya pengelolaan sistem pengelolan
LH limbah
10 8-9-2014 Limbah hotel Pencemaran Terjadi Diberitahukan
sungai di pelanggaran kepada pihak
pantai binaria dalam pengelola hotel agar
perlindungan dalam pengelolaan
dan limbahnya
pengelolaan dilengkapi dengan
LH sistem pengelolaan
limbah jadi tidak
langsung mencemari
laut
11 8-9-201 Limbah dari Pencemaran Terjadi Diberitahukan
peternakan babi udara ( bau) pelanggaran kepada pihak
limbah kotoran dalam pengelola usaha babi
babi di buang perlindungan agar melengkapi
ke sungai dan usahanya dengan
pengelolaan sistem pengelolan
LH limbah
12 9-9-2014 Limbah dari Pencemaran Terjadi Diberitahukan
peternakan babi udara (bau) pelanggaran kepada pihak
dan limbah dalam pengelola usaha babi
kotoran babi di perlindungan agar melengkapi
buang dan usahanya dengan
kesungai pengelolaan sistem pengelolan
LH limbah
13 9-9-2014 Limbah Pencemaran Terjadi Diberitahukan
penyulingan limbah pelanggaran kepada pihak
cengkeh penyulingan dalam pengelola usaha
cengkeh perlindungan agar dilengkapi
dan dengan sistem
pengelolaan pengelolaan limbah
LH
14 15-10-2014 Limbah toko Pembuangan Terjadi Diberitahukan
limbah ke pelanggaran kepada pihak
selokan dari dalam pengelola usaha
toko perlindungan agar dilengkapi
dan dengan sistem
pengelolaan pengelolaan limbah
LH

E. Pencapaian Target
Jumlah Jumlah
No Tahun Pelaksanaan Pengaduan Pengaduan Prosentase ( %
Yang Diterima Yang Ditindak )
Lanjuti
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 2009 2 2 100
2. 2010 2 2 100
3. 2011 3 3 100
4. 2012 3 3 100
5. 2013 6 6 100
6. 2014 14 14 100

F. Jumlah PPNS DAN PPLH


Personil PPNS : -
Personil PPLH : Di Tahun 2015 dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Buleleng Nomor :
660.1/96/HK/2015 , tentang Penetapan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH)
Daerah Kabupaten Buleleng ,tertanggal 11 Februari 2015 ( Surat Keputusan Terlampir ).
Berdasarkan Surat Keputusan tersebut menetapkan 3 ( tiga ) orang Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup (PPLH) Daerah Kabupaten Buleleng yaitu :
1. Dra. Ketut Suseni Indrawati, MAP
2. Achmadi, ST
3. Luh Putu Desy Udayani, S.Si

Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH ) Daerah Kabupaten Buleleng mempunyai


tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau


kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perudang-undangan ;
2. Melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggungjawab usaha/kegiatan sesuai
kewenangan sebagai berikut :
a. Melakukan pemantauan ;
b. Meminta keterangan ;
c. Membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan ;
d. Memasuki tempat tertentu ;
e. Memotret ;
f. Membuat rekaman audio visual ;
g. Mengambil sampel ;
h. Memeriksa peralatan ;
i. Memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi dan /atau ;
j. Menghentikan pelanggaran tertentu.
6. Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Potensial Mencemari Air

No Nama Usaha/Kegiatan Jenis Usaha Lokasi

1 Matahari Beach Resort Jasa Akomodasi/Hotel Desa Pemuteran,


Kecamatan Gerogkak
2 Mimpi Resort Menjangan Jasa Akomodasi/Hotel Desa Pejarakan,
Kecamatan Gerokgak
3 PT. Bali Alam Anda Jasa Akomodasi/Hotel Desa Sambirenteng,
Kecamatan Tejakula
4 Sunari Villas & Spa Resort Jasa Akomodasi/Hotel Jln. Raya Lovina,
Kalibukbuk
5 Spa Village Jasa Akomodasi/Hotel Desa Tembok,
Kecamatan Tejakula
6 Hotel Damai Jasa Akomodasi/Hotel Desa Kayuputih,
Kecamatan Sukasada
7 Rumah Sakit Santi Graha Rumah Sakit Desa Sulanyah,
Kecamatan Seririt
8 Rumah Sakit Kerta Usada Rumah Sakit Jl. Cendrawasih No. 5,
Singaraja
9 Rumah Sakit Karya Dharma Rumah Sakit Jl. Yudistira No. 7,
Husada Singaraja
10 Rumah Sakit Paramasidhi Rumah Sakit Jl. Ahmad YAni No. 171,
Singaraja
11 Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Jln. Ngurah Rai,
Kabupaten Buleleng Singaraja
12 Rumah Sakit Umum TNI- Rumah Sakit Jl. Ngurah Rai,
AD Singaraja
13 PLTGU Pemaron Pembangkit Listrik Desa Pemaron,
Kecamatan Buleleng
14 PT. Wico Interna Wine Kalibukbuk,
Kecamatan Buleleng
15 Melka Jasa Akomodasi/Hotel Kalibukbuk,
Kecamatan Buleleng
16 Menjangan Jungle Jasa Akomodasi/Hotel Di dalam Kawasan
TNBB,
Kecamatan Gerokgak
17 PLTU Celukang Bawang Pembangkit listrik Desa Gerokgak

7. Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Potensial Mencemari Udara

No Nama Usaha/Kegiatan Jenis Usaha Lokasi

1 PLTGU Pemaron Pembangkit Listrik Desa Pemaron,


Kecamatan Buleleng
2 PT. Semen Tonasa Pengantongan Semen Kawasan Pelabuhan
Celukan Bawang,
Kecamatan Gerokgak
3 PLTU Celukan Bawang Pembangkit Listrik Desa Gerokgak
8. Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang
lingkungan hidup antara lain :

a. Tidak ada personil PPNS bidang lingkungan hidup dan belum belum optimalnya
operasional UPTD Loboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.
Solusi
Memberikan kesempatan kepada karyawan/karyawati Kantor Lingkungan Hidup untuk
mengikuti pelatihan PPNS , mengoptimalkan kinerja Laboratorium lingkungan melalui
kegiatan peningkatan kapasitas laboratorium lingkungan beserta anggaranya dan
memberdayakan sumber daya manusia yang ada.

b. Kurangnya sarana dan prasarana teknis pelaksanaan pemantauan dan pengawasan


pengelolaan lingkungan hidup daerah.
Solusi
Mengajukan penambahan dana ke Pemerintah Daerah untuk meningkatkan anggaran
dalam pengelolaan laboratorium dan peningkatan kapasitas SDM.

c. Belum tersedianya kegiatan dan anggaran untuk melakukan pengujian kualitas udara dari
sumber tak bergerak dan Penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomasa.
Solusi
- Mengusulkan penyusunan peraturan daerah untuk pengujian kualitas udara sumber tak
bergerak serta status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk biomasa.
- Mengusulkan kegiatan dan anggaran melalui APBD Kabupaten Buleleng untuk kegiatan
masing-masing SPM sehingga pelaksanaanya dapat terwujud, dan tidak diambilkan dari
anggaran lain.
9. Sinkronisasi Pelaksanaan SPM

Dalam rangka efisiensi dan efektifitas dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan
hidup di Kabupaten Buleleng terutama untuk tahun anggaran 2014, Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng berupaya mensinkronisasi untuk jenis pelayanan pencegahan air,
penanganan pengaduan dan pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak dengan
melibatkan sektor industry/usaha dan kegiatan terkait yang berpotensi melakukan pencemaran.
Pengawasan dan pemantauannya bekerjasama dengan PPE Bali Nusra (untuk kegiatan
pengawasan) dan BLH Provinsi Bali melalui kegiatan penilaian peningkatan kinerja perusahaan
(PROPER) dan PKPLP (Peringkat Kinerja Penataan Lingkungan Perusahaan) yang dilakukan
minimal (satu) kali di Kabupaten Buleleng.
BAB III

CAPAIAN PROGRAM / KEGIATAN

1. PROGRAM / KEGIATAN
Pada tahun 2014 Kantor Lingkungan Hidup di bidang teknis melaksanakan 3 ( tiga )
Program dengan 7 ( tujuh ) kegiatan yaitu :

a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan ,

dengan kegiatan :

1.Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup ,

dengan kegiatan :

1. Pemantauan Kualitas Lingkungan

2. Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper)

3. Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup

4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup

5. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan

c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam,

dengan kegiatan :

1. Pengendalian dan Pengawasan pemanfaatan SDA


2. KETERKAITAN DENGAN RENSTRA DAN RPJMD KABUPATEN

A. Renstra KLH

Kondis
No Program Indikator Kondisi Target Pencapaian Setiap Tahun i
Prioritas Kinerja Kinerja Kinerja
Pembangunan Program Awal Tahun Pada
Perencanaan 2013 2014 2015 2016 2017 Akhir
Perenc
anaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Program Meningkatnya 14 kasus 15 16 17 18 19 19


Perlindungan penanganan kasus kasus kasus kasus kasus kasus
dan pengaduan
Konservasi masyarakat
SDA

2 Pengendalian Terpenuhinya 9 desa 10 11 20 20 20 20


Pencemaran capain kinerja desa desa desa desa desa desa
dan pencemaran
Perusakan perusakan
Lingkungan lingkungan
Hidup

B. RPJMD Kabupaten Buleleng

Bidang Usaha Kondisi


No Pemerintahan Indikator Kondisi Capaian Kinerja Program Kinerja
dan Program Kinerja Kinerja pada
Prioritas Program Awal Tahun akhir
Pembangunan Perencanaan 2013 2014 2015 2016 2017 periode
RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Program Meningkatnya 14 kasus 15 16 17 18 19 19


Perlindungan penanganan kasus kasus kasus kasus kasus kasus
dan pengaduan
Konservsi masyarakat
SDA
3. Target Capaian Kinerja Kegiatan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2014
Kegiatan
Tujuan
No Program Keuangan (Rp) Fisik (output)
(Strategis/Utama) Uraian
Anggaran Realisasi (%) Target Realisasi (%)

1 Meningkatnya Program Penyediaan 905,055,000 900,056,000 99.45% 3 unit bangunan 3 unit bangunan 100%
sarana dan Pengembangan Prasarana dan rumah atap rumah atap
prasarana Kinerja sarana pengolah sampah pengolah sampah
pengelolaan Pengelolaan pengelolaan organik organik
persampahan Persampahan persampahan 55 buah gerobak 55 buah gerobak 100%
sampah sampah
150 buah tong sampah 150 buah tong sampah 100%
3 unit mesin penca- 3 unit mesin penca- 100%
cah sampah organik cah sampah organik
60 buah alat biopori 60 buah alat biopori 100%

2 Tertanganinya Program Pemantauan 55,000,000 54,040,800 98.26% 2 dokumen 2 dokumen 100%


pencemaran dan Pengendalian Kualitas Ling.
perusakan Pencemaran dan Peningkatan 51,700,000 50,551,700 97.78% 3 usaha/kegiatan 3 usaha/kegiatan 100%
lingkungan Perusakan LH peringkat kinerja
perusahaan (proper)
Penyusunan kebij. 68,000,000 65,713,900 96.64% 2 jenis dokumen 2 jenis dokumen 100%
peng. Pencemaran
dan perusakan LH
Peningkatan 506,847,000 495,902,600 97.84% 10 eksemplar profil 10 eksemplar profil 100%
peran serta masy. indonesia hijau indonesia hijau
dlm pengendalian 25 eksemplar buku 25 eksemplar buku 100%
LH pedoman DSL pedoman DSL
Kegiatan
Tujuan
No Program Keuangan (Rp) Fisik (output)
(Strategis/Utama) Uraian
Anggaran Realisasi (%) Target Realisasi (%)
5 eks.profil kalpataru 5 eks.profil kalpataru 100%
10 desa lomba DSL 10 desa lomba DSL 100%
(desa sadar ling- (desa sadar ling-
kungan kungan
1 paket pengadaan 1 paket pengadaan 100%
tanaman tanaman
20 unit sumur resapan 20 unit sumur resapan 100%
1 unit embung 1 unit embung 100%

Peningkatan 75,000,000 72,440,500 96.59% 1 paket pengadaan 1 paket pengadaan 100%


Kapasitas bahan kimia bahan kimia
Laboratorium 1 paket pengadaan 1 paket pengadaan 100%
Lingkungan peralatan gelas peralatan gelas

3 Mewujudkan Program Pengendalian 63,000,000 62,967,182 99.95% 27 usaha/kegiatan 27 usaha/kegiatan 100%


pengendalian Perlindungan dan Pengawasan 14 pengaduan / 14 pengaduan / 100%
dan pengawasan dan Konservasi Pemanfaatan sengketa terkait sengketa terkait
SDA Sumber Daya SDA LH LH
Alam

JUMLAH 1,724,602,000 1,701,672,682 98.67%


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 dan
20 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup daerah provinsi
dan daerah kabupaten/kota serta petunjuk teknisnya, diharapkan empat jenis pelayanan dan
indikator yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan batas waktu
pencapaiannya. Untuk penerapan dan pencapaian SPM ( Standar Pelayanan Minimal ) bidang
Lingkungan Hidup Tahun 2014 hanya ada dua jenis pelayanan yang sudah dilakukan dan
kesemuanya sesuai target yang telah ditetapkan yaitu pencegahan pencemaran air dan tindak
lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup sedangkan jenis pelayanan yang belum dilaksanakan yaitu pelayanan pencegahan udara
dari sumber tidak bergerak dan penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah
untuk produksi biomasa karena kegiatan tersebut belum dianggarkan pada tahun 2014. Untuk
parameter Baku Mutu sesuai dengan peruntukan usaha untuk pelayanan pencegahan pencemaran
air tidak semua dapat dipenuhi karena keterbatasan SDM, sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh Laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.

Melalui standar pelayanan minimal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas


lingkungan hidup baik air, udara dan lahan serta meningkatnya kualitas penanganan pengaduan
masyarakat yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan hidup.Melalui upaya pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan, dimana kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng
dapat ditingkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungannya, sehingga tujuan pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat
terwujud.

B. SARAN

Agar keempat jenis pelayanan dan indikator yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan batas waktu pencapaiannya, maka Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang lingkungan hidup juga menuntut adanya perbaikan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan yang diberikan, sesuai dengan target-target kinerja yang
telah ditetapkan hingga akhir tahun 2014 ini.

Untuk mengetahui tingkat pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng,
pemerintah diharapkan dapat melakukan analisis perencanaan dan pembiayaan SPM yang
bertujuan mengkaji kesenjangan dalam SPM, menganalisa kapasitas daerah,
mengidentifikasi permasalahan dalam pencapaian SPM, menganalisa perhitungan biaya
yang dibutuhkan untuk mencapai SPM, merencanakan langkah-langkah pencapaian SPM dan
menyediakan umpan balik bagi pemerintah.

Akhirnya keempat jenis Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup
daerah ini maupun target kinerja pelayanan yang ingin dicapai di dalamnya, kembali kepada
kesungguhan pemerintah untuk dapat mengalokasikan sumber daya, pikiran dan komitmennya
bagi terselenggaranya dan meningkatkan mutu pelayan yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai