=================================
Harapan kami, semoga laporan ini dapat menjadi bahan pembinaan dan pengawasan serta
acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Khususnya Bidang Lingkungan Hidup .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …..……………………………………………………. 1
B. Kebijakan Umum ……………………………………………………… 2
C. Visi Dan Misi ..………………………………………………………. 3
D. Isu – Isu Lingkungan Hidup …………………………………………. 3
E. Arah Kebijakan ………………………………………………………. 4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara yuridis Kabupaten Buleleng dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun
1958 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor : 122 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ).
Secara Administratif Kabupaten Buleleng merupakan salah satu dari 9 (Sembilan)
kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Bali. Secara geografis terletak pada posisi 6003’40’’ -
8023’00’’ LS dan 114025’55’’ - 115027’28’’ BT, berada di belahan Utara Pulau Bali memanjang
dari Barat ke Timur, dengan batas-batas wilayah administrasi adalah sebagai berikut :
Jumlah penduduk 690.409 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kab. Buleleng 2013). Kecamatan
Buleleng, tempat dimana ibu kota Kabupaten Buleleng (Singaraja) berada dan merupakan pusat
pemerintahan, pelayanan pendidikan, kesehatan dan perekonomian memiliki kepadatan
penduduk paling tinggi.
Kabupaten Buleleng juga mempunyai banyak sungai. Tercatat sebanyak 88 sungai yang
mengalir di daerah ini dengan panjang bervariasi. Sebagian sungai-sungai tersebut merupakan
sungai tadah hujan. Tukad Saba merupakan sungai terpanjang, yakni 28.700 m, sedangkan
Tukad Semah merupakan sungai terpendek, hanya 2.300 m.
Dua buah danau terdapat di daerah ini. Kedua danau tersebut secara geografis letaknya
berdampingan, namun secara administratif berada pada wilayah kecamatan yang berbeda.
Danau Tamblingan (110 Ha) berada di wilayah Kecamatan Banjar, sedangkan Danau Buyan
(360 Ha) terletak di Kecamatan Sukasada.
B. KEBIJAKAN UMUM
Penyusunan Kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah
terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan kendala serta ancaman yang
mungkin timbul. Oleh karena itu kebijakan umum disusun atas dasar kebutuhan nyata daerah
seperti pengentasan kemiskinan, pemantapan swasembada pangan, peningkatan produksi ekspor
nonmigas, peningkatan penanaman modal, peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan prasaran dasar, pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan, serta pelestarian lingkungan hidup dengan tetap mengedepankan
aspirasi masyarakat yang selalau berkembang sehingga mampu menjawab semua persoalan yang
dihadapi.
Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan daerah, maka dalam penyusunan
kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan bottom up planning, sehingga
program nasional dan regional tersinergikan dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi
masyarakat yang disalurkan melalui berbagai cara atau system dapat terakomodasi, sehingga
dalam melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau ditinggalkan
kepentingannya. Dengan demikian pembangunan daerah dapat berjalan lancer dan masyarakat
dapat menikmati hasil pembangunan.
Dalam rangka pencapaian visi –misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Buleleng 2012-2017 yang merupakan penjabaran visi-misi Bupati dan
Wakil Bupati Kabuipaten Buleleng 2012-2017 perlu disusun kebijakan umum pembangunan
daerah yang berkaitan dengan program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng sebagai
arahan dalam merumuskan kebijakan setiap SKPD maupun yang bersifat lintas SKPD guna
mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
MISI :
E. ARAH KEBIJAKAN
Dari Isu-isu Lingkungan Hidup diatas maka dapat diagenda pengelolaan lingkungan hidup di
Kabupaten Buleleng Ditujukan Untuk :
1. Menurunkan tingkat pencemaran air, udara dan tanah;
2. Tertanganinya daerah abrasi pantai, lahan kritis, kerusakan hutan, terumbu karang, dan
keanekaragaman hayati;
3. Kembalinya kondisi lingkungan di kawasan danau, daerah rawan banjir dan longsor;
4. Terwujudnya peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) yang tertata pada kawasan
strategis dan kawasan bersejarah;
5. Tertanganinya masalah sampah;
6. Terwujudnya perilaku masyarakat untuk hidup sehat;
7. Tertanganinya masalah pengaduan lingkungan.
BAB II
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan urusan
pemerintah yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan Pemerintahan di
bidang lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan wajib pemerintahan daerah yang
penyelenggaraannya berpedoman pada standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup
yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarkan urusan pemerintah di bidang
pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut
maka Kementerian Lingkungan Hidup telah menindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk
Teknis standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Mendasarkan ketentuan dalam kedua Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten mempunyai empat jenis
pelayanan dasar bidang lingkungan hidup yaitu :
Target minimal pencapaian SPM bidang lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng belum
mencapai target nasional yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 19 dan 20 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal. Hal
tersebut belum adanya perencanaan dan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan
Peraturan Bupati dan SK Bupati untuk memperkuat tugas pelaksanaan SPM
tersebut.Namun di tahun 2014 ini, Kantor Lingkungan Hidup berupaya melaksanakan
SPM dengan segala keterbatasan yang ada.
Tabel 1. Target dan Realisasi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten
Buleleng Tahun 2014
Target Target
No Jenis Pelayanan Realisasi Keterangan
Nasional Daerah
1 Pencegahan Pencemaran Air 100 % 100 % 100 %
2 Pencegahan Pencemaran udara 100 % - 100 % Belum ada
sumber tidak bergerak penganggaran
3 Penyediaan informasi status 100 % - - Belum ada
kerusakan lahan dan/atau tanah peraturan
untuk produksi biomasa penetapan status
kerusakan lahan
4 Tindak lanjut pengaduan 100 % 100 % 100 %
masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
3. ALOKASI ANGGARAN
Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak langsung yangditetapkan
dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup oleh
Pemerintah Daerah dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 2. Alokasi Anggaran Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng
Tahun 2014
4. DUKUNGAN PERSONALIA
Tabel 3. Komposisi Pegawai Pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng berdasarkan
Tingkat Pendidikan, Diklat/Keahlian, dan Golongan Tahun 2014
PPLH
IV
PPNS
III
II
NON
I
SMP
PNS
)
S.1
S.2
SD
1. Kepala Kantor 1 1 1
Lingkungan
Hidup
2. Kasubag Tata 31 1 1 23 - 5 - - - - - - 1 7 6 - 15
Usaha
3. Kasi Kajian dan 8 - - 4 2 2 - - - - - - - 1 1 - 6
Pembinaan
Teknis ANDAL
4. Kasi 7 - - 4 1 1 1 1 - - 1 - - 1 1 1 4
Pengawasan dan
Pengendalian
Kerusakan
Lingkungan
5. Kasi 8 - - 7 1 1 - 1 - - - - - 3 1 5
Pemantauan dan
Pemulihan
Lingkungan
Penempatan di 5 - - 4 - 2 - - - - 2 - - - 2 - 4
Laboratorium
Jumlah 60 1 1 42 4 11 1 2 - - 3 - 1 12 11 2 34
Prosentase (%)
18,3
18,3
56,7
1,6
1,6
6,6
1,6
3,2
4,8
1,6
3,2
70
20
Berdasarkan data dari table tersebut di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pegawai KLH
Kabupaten Buleleng dodominasi oleh tingkat SLTA (70 %) kemudian tingkat S1 sebanyak
18,3 %. Dan yang pernah ikut diklat PPLHD sebanyak 3 orang atau 4,8 % dan tidak memiliki
PPNS.
NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Sulfat Besi Mangan Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)
1. Tukad Bungkulan Hulu 8.14 <low <0.06 0.010 2.345 - 2.0 - 0.05 19.4
2. Tukad Bungkulan Tengah 7.91 <low 0.06 0.006 2.355 - 4.0 - 0.1 30.6
3. Tukad Bungkulan Hilir - - - - - - - - - -
4. Tukad Penarukan Hulu 8.98 <low <0.06 0.003 3.835 1.85 - <0.06 - 20
8.73 <low 0.08 0.013 2.710 - 2.0 - 0.09 20.3
5. Tukad Penarukan Tengah 7.33 <low <0.06 <0.05 2.485 >10 - <0.05 - 26.8
- - - - - - - - - -
6. Tukad Penarukan Hilr 7.39 <low 0.06 0.003 2.485 1.80 - 0.05 - 24.1
7.33 <low 0.21 0.059 1.573 - 89.0 - 1.06 43.2
7. Tukad Mendaum Hulu 7.80 - <0.06 0.010 0.946 0.65 - 0.05 - 15.4
8.06 - 0.09 0.023 2.166 - 5.0 - 0.15 27.3
8. Tukad Mendaum Tengah 7.61 - <0.06 0.039 3.830 1.20 - 0.30 - 24.1
7.37 - 0.16 0.036 2.042 - 7.0 - 0.24 19.7
9. Tukad Mendaum Hilr 7.59 - <0.06 0.053 > 10 1.60 - 0.15 - 26.2
7.54 - 0.07 0.063 2.410 - 5.0 - 0.42 29.9
Kualitas Air Limbah Hotel
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
LokasI
. Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. Hotel Alamanda 08 08 50 115 24 34 03-09-14 29.1 9.18 0.40 93.8 1.9 940 0.94 0.17
2. Hotel Spa Village - - - - - - 30-04-14 30.0 11.02 0.08 50.6 0.04 1100 1.04 0.20
3. Hotel Mimpi Resort 08 08 12 114 34 15 03-12-14 26.6 0.82 0.8 - 1.2 100 0.16 036
4. Hotel Matahari 08 08 45 114 39 49 03-12-14 29.2 1.62 0.16 - 2.7 160 0.20 0.73
5. Hotel Damai (Loundry) - - - - - - 27-02-14 25.6 0.20 0.08 297 4.9 20 0.08 0.10
Hotel Damai (Kithcen) - - - - - - 27-02-14 27.2 11.84 0.19 103 3.7 1160 1.10 0.15
6. Hotel Menjangan Jungle - - - - - - 25-04-14 30.1 8.00 1.00 66.1 8.2 800 0.80 0.47
7. Hotel Sunari - - - - - - 16-04-14 30.7 11.02 0.37 59.7 1.4 1100 1.06 0.11
NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Besi Mangan Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (25) (26) (27)
1. Hotel Alamanda 6.21 <5 10.6 0.69 7.220 16 7.0 - 188.2
2. Hotel Spa Village 7.66 209 15 0.375 1.914 >5 3.10 - 220.0
3. Hotel Mimpi Resort 7.5 4.49 7.17 0.063 0.177 0.04 0.30 0.48 132.5
4. Hotel Matahari 6.41 <5 0.17 0.313 >5 <0.01 0.05 - 78.2
5. Hotel Damai (Loundry) 8.15 <5 0.8 0.125 2.495 0.16 0.10 - 49.0
Hotel Damai (Kithcen) 6.94 - 6.9 0.795 4.470 2.90 3.70 - 148.5
6. Hotel Menjangan Jungle 7.8 <5 0.15 0.214 2.314 0.42 0.15 - 86.0
7. Hotel Sunari 6.85 - 12.6 0.475 2.555 3.70 1.95 - 520.9
Kualitas Air Limbah Industri dan Rumah Sakit
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
LokasI
. Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. PLTGU - - - - - - 17-04-14 28.1 0.20 0.26 1.34 5.6 20 0.08 0.1
2. KFC - - - - - - 16-04-14 29.2 0.20 0.61 315 3.2 5500 4.88 0.18
3. RSU Parama Sidhi - - - - - - 26-05-14 30.7 0.27 0.50 0.22 2.8 20 0.22 0.27
4. RSU Kerta Usada 26-05-14 30.5 0.40 0.30 1.50 3.4 20 0.10 0.17
NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Besi Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (25) (27)
1. PLTGU 7.46 - <0.5 0.003 1.763 1.20 0.05 25.5
2. KFC 4.31 - >5 >5 3.060 >5 3.50 285.9
3. RSU Parama Sidhi 7.92 - 33.3 >5 4.470 >5 0.65 131.5
4. RSU Kerta Usada 7.74 0.91 3.3 - >5 >5 0.15 127.9
Kualitas Air Limbah IPLT dan TPA Bengkala
Kabupaten : Buleleng
Tahun Data : 2014
Derajat Menit Detik Waktu Tempe Turbidi sludge Salinitas
No Nama Derajat Menit Detik TSS DHL MLSS
Bujur Bujur Bujur Sampling ratur meter DO density (o/oo)
. LokasI Lintang Lintang Lintang (mg/L) (mS) (mg/L)
Timur Timur Timur (tgl/bln/th) (oC) (ntu) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. IPLT - - - - - - 28-02-14 26.4 1.02 0.13 1.92 3.8 80 0.16 0.04
2. IPLT - - - - - - 03-09-14 27.1 4.90 0.27 51.0 5.8 500 0.52 0.06
3. TPA (IPAL BLOK III dan IV) INLET 08 05 18 115 10 08 24-11-14 44.2 - 16.4 - 0.5 - - 3.0
4. TPA (IPAL BLOK III dan IV) OUTLET 08 05 17 115 10 06 24-11-14 57.0 - 23.5 - 0.3 - - 5.2
5. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) IN 08 05 26 115 10 04 24-11-14 36.4 - 15.1 - 0.3 - - 6.3
6. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) OU - - - - - - 24-11-14 27.2 11.84 0.19 103 3.7 1160 1.10 0.15
NO2 NO3
Nama COD Amonia Phosphat Besi Mangan Minyak Dalam Air
pH Nitrit Nitrat
Lokasi (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L)
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (25) (26) (27)
1. IPLT 7.72 <5 1.0 0.026 2.275 1.15 0.20 - 112.4
2. IPLT 9.02 - 1.8 0.10 2.220 2.4 1.50 - 371.5
3. TPA (IPAL BLOK III dan IV) INLET 6.24 10.9 - 14.30 >20 - - >50 -
4. TPA (IPAL BLOK III dan IV) OUTLET 8.94 16.8 - >16 >20 - - >50 -
5. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) IN 8.21 6.9 - 4.50 12.40 - - 29.5 -
6. TPA (IPAL BLOK II dan EXISTING) OU 8.95 12.9 - 11.70 >20 - - >50 -
D. PENJELASAN ATAS HASIL PEMANTAUAN DAN PENGUJIAN KUALITAS AIR
BERDASARKAN TABEL DIATAS:
Kualitas air sungai ( Tukad Bungkulan, Tukad Penarukan, Tukad Mandaum)
Tukad Bungkulan
Tukad bungkulan bagian hulu dan tengah berdasarkan kemampuan parameter , kualitas
air di bagian ini tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I dimana parameter yang telah
melampaui baku mutu air yaitu :
- Nilai DO ( Dissolved Oxygen ) di tukad bungkulan bagian hulu sebesar 5,3 mg/L,
dibawah angka batas minimum baku mutu air kelas I dipersyaratkan 6 mg/L
- Nilai DO ( Dissolved Oxygen ) di tukad bungkulan bagian tengah sebesar 4 mg/L,
dibawah angka batas minimum baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan 6 mg/L
Untuk kriteria mutu air kelas II ( sarana rekreasi , pembudidayaan air ikan air tawar ,
peternakan , mengairi pertanaman ) air sungai tukad bungkulan bagian hulu memenuhi
persyaratkan ditinjau dari kandungan DO sebesar 5,3 mg/L, pH 8,14 , COD yang
nilainya sangat kecil, Nitrit 0,01 mg/L, Nitrat 2,345 mg/L, Sulfat 2,0 mg/L dan mangan
0,05 mg/L. Di bagian tengah ditinjau dari kandungan DO sebesar 4 mg/L, pH 0.006
mg/L, Nitrat 2,355 mg/L, Sulfat 4,0 mg/L dan mangan 0,1 mg/L
Tukad Penarukan
Kualitas air dibagian ini tidak sesuai dengan peruntukan air kelas I karena nilai
beberapa parameternya telah melampaui baku mutu yaitu :
- Nilai DO dibagian hulu, tengah dan hilir sebesar 5,8 mg/L dan 5,9 mg/L, 3,9 mg/L,
3,9 mg/L dibawah angka batas minimum dari baku mutu air kelas I yang
dipersyaratkan yaitu minimal 6 mg/L
Tukad Penarukan bagian hulu masuk di kriteria kelas II sedangkan dibagian tengah dan
hilir masuk kelas III. Terjadinya pelimpahan air limbah domistik dari kegiatan rumah
tangga maupun limbah peternakan turut menurunkan tingkat kualitas air sungai.
- Tukad Mendaum
Kualitas air dibagian tidak sesuai dengan peruntukan air kelas I karena nilai beberapa
parameternya telah melampaui baku mutu yaitu :
- Nilai DO sebesar 5,6 mg/L dan 5,0 mg/L dibagian hulu, 4,2 mg/L dan 3,5 mg/L
dibagian tengah dan 4,0 mg/L dan 2,7 mg/L dibagian hilir . Nilai tersebut dibawah
angka batas minimum dari baku mutu air kelas I yang dipersyaratkan yaitu minimal
6 mg/L.
Kualitas air tukada mandaum dibagian hulu sesuai peruntukannya yaitu mutu air
kategori kelas II, sedangkan dibagian tengah dan hilir pada kondisi tertentu masuk kelas
II dan juga bisa masuk kelas III , hal tersebut tampak pada nilai pengujian DO pada
bulan Juli dibagian tengah 4,2 mg/L sedangkan pengujian bulan desember menurun
menjadi 3,5 mg/L. Perubahan nilai DO mencerminkan terjadinya aktivitas masyarakat
membuang air limbah domistik rumah tangga, termasuk sampah dan juga ada indikasi
pembuangan limbah peternakan.
Dibidang Perhotelan yang dipantau kualitas air limbahnya yaitu kegiatan perhotelan
yang telah memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan terutama hotel
berbintang.Berdasarkan hasil pemantauan tesebut bila dibandingkan dengan baku mutu
limbah cair bagi kegiatan hotel (lampiran IX Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 )
menunjukkan bahwa :
Untuk parameter TSS ( Total Suspended Solid )/ Zat Padat Tersuspensi semua
IPAL hotel tersebut memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di bawah 50
mg/L
Untuk parameter pH masih masuk dalam kisaran baku mutu yang ditetapkan yaitu
antara 6 – 9
Untuk parameter COD hanya kegiatan Spa Village saja yang tidak melampaui baku
mutu dengan nilai COD 209 mg/L, jauh diatas ketetapan baku mutu limbah cair
hotel yaitu 50 mg/L .
Untuk kandungan besi IPAL milik Hotel Alam Anda, Spa Village, Hotel Damai
dan Sunari melebihi baku mutu
Secara umum, kondisi pengolahan IPAL milik Hotel Matahari sudah memenuhi
persyaratkan baku mutu dan IPAL Hotel Sunari, Spa Village, Damai, Sunari sangat perlu
untuk ditingkatkan kapasitas dan optimalisasi dalam pengolahannya. IPAL Menjangan
Jungle dan Mimpi Resort harus meningkatkan proses treatmennya.
Dibidang Perindustrian dan Rumah Sakit pemantauan kualitas air limbah dilaksanakan
di PLTGU Pemaron (perindustrian ), Rumah Sakit Umum, Kertha Usada dan RSU
Paramasidhi ( rumah sakit ) serta penambahan pemantauan di pengolahan air limbah KFC.
Hasilnya menunjukkan bahwa :
PLTU Pemaron telah melakukan pemenuhan baku mutu dalam pengelolaan kualitas
air limbah yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu air limbah untuk industri
kegiatan termal.
Kualitas air limbah di unit IPAL RSU Kertha Usada dan RSU Paramasidhi untuk parameter
temperaturnya : TSS ( total suspende solid ) masih memenuhi baku mutu limbah cair bagi rumah
sakit ( sesuai dengan lampiran VIII Peraturan Gubernur No 8 Tahun 2007 ) tetapi untuk nilai
parameter ammonia dan phsophat kedua rumah sakit tersebut melampaui baku mutu. RSU
Paramasidhi nilai ammonia 33,3 mg/L, phosphat > 5 mg/L. RSU Kertha Usada nilai ammonia
3,3 mg/L dan
phosphat > 5 mg/L sedangkan kadar maximum menurut Peraturan Gubernur Bali
No 8 Tahun 2007 adalah ammonia 0,1 mg/L dan phosphat 2 mg/L.
Kualitas air limbah di KFC bila dibandingkan dengan baku mutu kualitas air
limbah domestik sesuai dengan lampiran II Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun
2007, maka untuk parameter nitrit nilainya lebih besar dari 5 mg/L sehingga telah
melampaui baku mutu yang ditetapkan yaitu 1 mg/L, disamping itu menunjukkan
indikasi nilai rendah pada DO 3,2 mg/L.
Adanya beberapa parameter air dari pengolahan limbah rumah sakit yang nilainya diatas
baku mutu menunjukkan unit IPAL rumah sakit belum mampu mengolah air limbah secara
optimal.
Dibidang Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ( IPLT ) dan Tempat Pengolahan Air
Limbah di TPA Bengkala
Hasil pemantauan kualitas air limbah yang dihasilkan dari IPLT dan TPA Bengkala (
merujuk pada lampiran II tentang baku mutu kualitas air limbah domestik Peraturan
Gubernur Bali No 8 Tahun 2007 ) menunjukkan bahwa :
Outlet TPA Blok III dan IV nilai temperatur 57,0 oC, Nitrit > 16 mg/L, Nitrit > 20
mg/L, mangan > 50 mg/L dan DO 0,3 mg/L. Nilai tersebut melampaui baku mutu
yang ditetapkan.
Outlet TPA Blok II dan Existing nilai Nitrit 11,70 mg/L, Nitrat > 20 mg/L, mangan
> 50 mg/L. Parameter tersebut diatas baku mutu air limbah domestik.
IPLT untuk parameter ammonia yang melampaui baku mutu berdasarkan jumlah
parameter yang diuji.
Secara umum unit IPLT dan TPA di Bengkala perlu dioptimalkan dan dimaksimalkan
dalam pengelolaan limbahnya.
B. Pengertian
1. Pengaduan adalah pemberitahuan secara tertulis dan/atau lisan mengenai
dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup kepada
instansi terkait dalam hal ini Kantor Lingkungan Hidup.
2. Pengelolaan pengaduan adalah upaya terpadu untuk menerima, menelaah,
mengklasifikasi dan mengajukan usulan tindak lanjut hasil verifikasi serta
menginformasikan proses dan hasil pengelolaan kepada pengadu.
3. Mengklasifikasi pengaduan adalah mengelompokkan pengaduan berdasarkan
aspek pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup serta aspek
kewenangannya.
4. Verifikasi pengaduan adalah kegiatan untuk memeriksa kebenaran pengaduan
5. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat energi, dan / atau komponen lainnya ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu.
Pencemaran lingkungan mencakup pencemaran air, laut, tanah dan udara.
6. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan. Perusakan lingkungan hidup mencakup perusakan
tanah, lahan dan hutan
C. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang Diterima Tahun 2014
Waktu Identitas Idenditas Sumber Media Pokok aduan Klasifikas
No diterimany Pengadu penerima pencemara lingkunga i
a pengadua n n yang pengadua
pengaduan tercemar n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 20–2- 2014 Kelian Staf Aktifitas Hutan Pembabatan Lingkunga
dusun pengawasa dari hutan di dusun n
tambling n pembatatan tamblingan
an hutan desa munduk
2 13–3- 2014 Gede Staf Suara Udara Pencemaran Lingkunga
Arsa Adi pengawasa mesin (kebisingan udara, getaran
n
n pembuatan ) ,kebisingan
batako akibat
beroperasinya
kegiatan
industri
batako di
banjar dinas
tegalsari,
dusun
bubunan
3 25-3-2014 Staf Air limbah Ait laut Dugaan Lingkunga
pengawasa aktivitas pembuangan
n
n konstruski limbah padat
PLTU akibat
celukan kegiatan
bawang konstruksi
PLTU celukan
bawang
4 15-4-2014 Lewat Staf Limbah Selokan Pembuangan Lingkunga
pengawasa peternakan /sungai kotoran babi
tlpon n
n babi yang
mengakibatka
n bau busuk
yang
mengganggu
masyarakat
sekitar
5 16-4-2014 Ketut sri Staf Asap dari Udara Polusi udara ( Lingkunga
wiryama pengawasa rumah sakit bau dan asap
n
n kertha rumah sakit
usada kertha usadha
6 4-6-2014 Erick Staf Bau amis Udara Polusi udara ( Lingkunga
pengawasa dari bau amis )
n
n aktivitas warung ikan
ikan bakar bakar tanjung
alam lovina
7 24-6-2014 Lewat Staf Aktivitas Air laut Dugaan Lingkunga
lelpon pengawasa dari PLTU pembuangan
n
n celukan pasir kelaut
bawang oleh PLTU
celukan
bawang
8 10-7-2014 Lewat Staf Aktivitas Udara Polusi udara ( Lingkunga
pengawasa dari akibat
telpon n
n pembakara pembakaran
n sampah sampah lewat
cerobong asap
rumah
bersalin
pantisila sgr.
9 2-9-2014 Putu edy Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
sukarya pengawas dari /selokan lingkungan
an
wan an peternakan berupa
babi limbah
kotoran babi
dan hewan
lainnya
10 8-9-2014 Wirasanj Staf Limbah Air laut Pencemaran Lingkung
aya pengawas hotel sungai di
an
an pantai
binaria
11 8-9-201 Ketut Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
mandiya pengawas dari / selokan udara ( bau)
an
sa an peternakan limbah
babi kotoran babi
di buang ke
sungai
12 9-9-2014 Putu edi Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
sukaryw pengawas dari / selokan udara (bau)
an
an an peternakan dan limbah
babi kotoran babi
di buang
kesungai
13 9-9-2014 Made Staf Limbah Air sungai Pencemaran Lingkung
pengawas penyuling limbah
dana an
an an penyulingan
cengkeh cengkeh
14 15-10-2014 Ariani Staf Limbah Air Pembuangan Lingkung
pengawas toko limbah ke
selokan an
an selokan dari
toko
Waktu
No diterimanya Sumber Pokok aduan Hasil Usulan tindak lanjut
pengaduan pencemaran Verifikasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 20–2- 2014 Aktifitas dari Pembabatan Terjadi Pemberitahuan
pembatatan hutan hutan di dusun pelanggaran kepada masyarakat
tamblingan dalam bahwa akan dampak
desa munduk pengelolaan dari pembabatan
lingkungan hutan dalam
hidup terjadinya perusakan
ekosistem
lingkungan
2 13–3- 2014 Suara mesin Pencemaran Terjadi Pemberitahuan
pembuatan batako udara, getaran pelanggaran kepada pihak
,kebisingan dalam perusahaan batako
akibat perlindungan pres agar mengkaji
beroperasinya dan tempat usahanya
kegiatan pengelolaan karena dekat dengan
industri batako LH pemukiman
di banjar dinas penduduk
tegalsari,
dusun bubunan
3 25-3-2014 Air limbah Dugaan Terjadi Pemberitahuan
aktivitas pembuangan pelanggaran kepada pihak
konstruski PLTU limbah padat dalam pengelola agar
celukan bawang akibat kegiatan perlindungan mentaati aturan
konstruksi dan tentang undang-
PLTU celukan pengelolaan udang pengelolaan
bawang LH lingkungan hidup
4 15-4-2014 Limbah Pembuangan Terjadi Pemberitahuan
peternakan babi kotoran babi pelanggaran kepada pihak
yang dalam pengelola usaha
mengakibatkan perlindungan peternakan babi agar
bau busuk dan melengkapi
yang pengelolaan usahanya dengan
mengganggu LH pengelolaan limbah
masyarakat ternak babi
sekitar
5 16-4-2014 Asap dari rumah Polusi udara ( Terjadi Pemberitahuan
sakit kertha usada bau dan asap pelanggaran kepada pihak
rumah sakit dalam pengelola rumah
kertha usadha perlindungan sakit agar
dan menghentikan
pengelolaan aktivitas pembakaran
LH sampah
6 4-6-2014 Bau amis dari Polusi udara ( Terjadi Pemberitahuan
aktivitas ikan bau amis ) pelanggaran kepada pihak
bakar warung ikan dalam pengelola warung
bakar tanjung perlindungan makan ikan bakar
alam lovina dan agar limbah ikannya
pengelolaan dilengkapi dengan
LH sistem pengelolaan
limbah
7 24-6-2014 Aktivitas dari Dugaan Terjadi Pemberitahuan
PLTU celukan pembuangan pelanggaran kepada pihak
bawang pasir kelaut dalam pengelolaa agar
oleh PLTU perlindungan mentaati aturan-
celukan dan aturan tentang
bawang pengelolaan pengelolaan
LH lingkungan hidup
8 10-7-2014 Aktivitas dari Polusi udara ( Terjadi Pemberitahuan kepada
pembakaran akibat pelanggaran pihak pengelolan
sampah pembakaran dalam rumah bersalin agar
sampah lewat perlindungan menghentikan
cerobong asap dan pembakaran sampah
rumah bersalin pengelolaan dan mengelola sampah
pantisila sgr. LH dengan 3 R
9 2-9-2014 Limbah dari Pencemaran Terjadi Diberitahukan
peternakan babi lingkungan pelanggaran kepada pihak
berupa limbah dalam pengelola usaha babi
kotoran babi perlindungan agar melengkapi
dan hewan dan usahanya dengan
lainnya pengelolaan sistem pengelolan
LH limbah
10 8-9-2014 Limbah hotel Pencemaran Terjadi Diberitahukan
sungai di pelanggaran kepada pihak
pantai binaria dalam pengelola hotel agar
perlindungan dalam pengelolaan
dan limbahnya
pengelolaan dilengkapi dengan
LH sistem pengelolaan
limbah jadi tidak
langsung mencemari
laut
11 8-9-201 Limbah dari Pencemaran Terjadi Diberitahukan
peternakan babi udara ( bau) pelanggaran kepada pihak
limbah kotoran dalam pengelola usaha babi
babi di buang perlindungan agar melengkapi
ke sungai dan usahanya dengan
pengelolaan sistem pengelolan
LH limbah
12 9-9-2014 Limbah dari Pencemaran Terjadi Diberitahukan
peternakan babi udara (bau) pelanggaran kepada pihak
dan limbah dalam pengelola usaha babi
kotoran babi di perlindungan agar melengkapi
buang dan usahanya dengan
kesungai pengelolaan sistem pengelolan
LH limbah
13 9-9-2014 Limbah Pencemaran Terjadi Diberitahukan
penyulingan limbah pelanggaran kepada pihak
cengkeh penyulingan dalam pengelola usaha
cengkeh perlindungan agar dilengkapi
dan dengan sistem
pengelolaan pengelolaan limbah
LH
14 15-10-2014 Limbah toko Pembuangan Terjadi Diberitahukan
limbah ke pelanggaran kepada pihak
selokan dari dalam pengelola usaha
toko perlindungan agar dilengkapi
dan dengan sistem
pengelolaan pengelolaan limbah
LH
E. Pencapaian Target
Jumlah Jumlah
No Tahun Pelaksanaan Pengaduan Pengaduan Prosentase ( %
Yang Diterima Yang Ditindak )
Lanjuti
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 2009 2 2 100
2. 2010 2 2 100
3. 2011 3 3 100
4. 2012 3 3 100
5. 2013 6 6 100
6. 2014 14 14 100
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang
lingkungan hidup antara lain :
a. Tidak ada personil PPNS bidang lingkungan hidup dan belum belum optimalnya
operasional UPTD Loboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.
Solusi
Memberikan kesempatan kepada karyawan/karyawati Kantor Lingkungan Hidup untuk
mengikuti pelatihan PPNS , mengoptimalkan kinerja Laboratorium lingkungan melalui
kegiatan peningkatan kapasitas laboratorium lingkungan beserta anggaranya dan
memberdayakan sumber daya manusia yang ada.
c. Belum tersedianya kegiatan dan anggaran untuk melakukan pengujian kualitas udara dari
sumber tak bergerak dan Penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomasa.
Solusi
- Mengusulkan penyusunan peraturan daerah untuk pengujian kualitas udara sumber tak
bergerak serta status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk biomasa.
- Mengusulkan kegiatan dan anggaran melalui APBD Kabupaten Buleleng untuk kegiatan
masing-masing SPM sehingga pelaksanaanya dapat terwujud, dan tidak diambilkan dari
anggaran lain.
9. Sinkronisasi Pelaksanaan SPM
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan
hidup di Kabupaten Buleleng terutama untuk tahun anggaran 2014, Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng berupaya mensinkronisasi untuk jenis pelayanan pencegahan air,
penanganan pengaduan dan pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak dengan
melibatkan sektor industry/usaha dan kegiatan terkait yang berpotensi melakukan pencemaran.
Pengawasan dan pemantauannya bekerjasama dengan PPE Bali Nusra (untuk kegiatan
pengawasan) dan BLH Provinsi Bali melalui kegiatan penilaian peningkatan kinerja perusahaan
(PROPER) dan PKPLP (Peringkat Kinerja Penataan Lingkungan Perusahaan) yang dilakukan
minimal (satu) kali di Kabupaten Buleleng.
BAB III
1. PROGRAM / KEGIATAN
Pada tahun 2014 Kantor Lingkungan Hidup di bidang teknis melaksanakan 3 ( tiga )
Program dengan 7 ( tujuh ) kegiatan yaitu :
dengan kegiatan :
dengan kegiatan :
hidup
dengan kegiatan :
A. Renstra KLH
Kondis
No Program Indikator Kondisi Target Pencapaian Setiap Tahun i
Prioritas Kinerja Kinerja Kinerja
Pembangunan Program Awal Tahun Pada
Perencanaan 2013 2014 2015 2016 2017 Akhir
Perenc
anaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Meningkatnya Program Penyediaan 905,055,000 900,056,000 99.45% 3 unit bangunan 3 unit bangunan 100%
sarana dan Pengembangan Prasarana dan rumah atap rumah atap
prasarana Kinerja sarana pengolah sampah pengolah sampah
pengelolaan Pengelolaan pengelolaan organik organik
persampahan Persampahan persampahan 55 buah gerobak 55 buah gerobak 100%
sampah sampah
150 buah tong sampah 150 buah tong sampah 100%
3 unit mesin penca- 3 unit mesin penca- 100%
cah sampah organik cah sampah organik
60 buah alat biopori 60 buah alat biopori 100%
A. KESIMPULAN
Dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 dan
20 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup daerah provinsi
dan daerah kabupaten/kota serta petunjuk teknisnya, diharapkan empat jenis pelayanan dan
indikator yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan batas waktu
pencapaiannya. Untuk penerapan dan pencapaian SPM ( Standar Pelayanan Minimal ) bidang
Lingkungan Hidup Tahun 2014 hanya ada dua jenis pelayanan yang sudah dilakukan dan
kesemuanya sesuai target yang telah ditetapkan yaitu pencegahan pencemaran air dan tindak
lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup sedangkan jenis pelayanan yang belum dilaksanakan yaitu pelayanan pencegahan udara
dari sumber tidak bergerak dan penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah
untuk produksi biomasa karena kegiatan tersebut belum dianggarkan pada tahun 2014. Untuk
parameter Baku Mutu sesuai dengan peruntukan usaha untuk pelayanan pencegahan pencemaran
air tidak semua dapat dipenuhi karena keterbatasan SDM, sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh Laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng.
B. SARAN
Agar keempat jenis pelayanan dan indikator yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan batas waktu pencapaiannya, maka Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang lingkungan hidup juga menuntut adanya perbaikan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan yang diberikan, sesuai dengan target-target kinerja yang
telah ditetapkan hingga akhir tahun 2014 ini.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng,
pemerintah diharapkan dapat melakukan analisis perencanaan dan pembiayaan SPM yang
bertujuan mengkaji kesenjangan dalam SPM, menganalisa kapasitas daerah,
mengidentifikasi permasalahan dalam pencapaian SPM, menganalisa perhitungan biaya
yang dibutuhkan untuk mencapai SPM, merencanakan langkah-langkah pencapaian SPM dan
menyediakan umpan balik bagi pemerintah.
Akhirnya keempat jenis Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup
daerah ini maupun target kinerja pelayanan yang ingin dicapai di dalamnya, kembali kepada
kesungguhan pemerintah untuk dapat mengalokasikan sumber daya, pikiran dan komitmennya
bagi terselenggaranya dan meningkatkan mutu pelayan yang ingin dicapai.