3 Bab II Pembahasan Penelitian Kombinasi
3 Bab II Pembahasan Penelitian Kombinasi
PEMBAHASAN
3
4
Terdapat dua desain dalam penelitian kombinasi, yaitu sequential design dan
concurrent design. Sequential design terdiri dari tiga macam, yaitu sequential
explanatory design, sequential exploratory design, dan sequential transformative
design. Sedangkan concurrent design terdiri dari concurrent triangulation design,
concurrent embedded design, dan concurrent transformative design.
1) Model Sequential
Metode ini dikatakan sequential, karena penggunaan metode
dikombinasikan secara berurutan. Bila urutan pertama menggunakan metode
kuantitatif dan urutan kedua menggunakan kualitatif, maka metode tersebut
dinamakan kombinasi model sequential explanatory dan bila urutan pertama
menggunakan metode kualitatif dan urutan kedua menggunakan metode
kuantitatif, maka metode tersebut dinamakan metode penelitian kombinasi
model sequential exploratory.
a. Sequential Explanatory Design
Metode penelitian kombinasi model sequential explanatory, dicirikan
dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama,
dan diikuti dengan pengumpulan data dan analisis data kualitatif pada tahap
ke dua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada
tahap pertama. Berikut langkah-langkah penelitian desain sequential
explanatory.
5
Pengumpulan
Masalah, Landasan Hasil
data dan
Rumusan Teori dan Pengujian
analisis data
Masalah Hipotesis Hipotesis
kualitatif
(Sugiyono, 2014)
Gambar 1. Tahapan penelitian desain sequential explanatory
Pengumpulan
Masalah dan Temuan
Kajian teori dan analisis
potensi hipotesis
data
(Sugiyono, 2014)
Gambar 2. Tahapan penelitian desain sequential exploratory
6
KUAL kuan
Teori ilmu sosial, teori kualitatif, pandangan-dunia advokasi
KUAN kual
Teori ilmu sosial, teori kualitatif, pandangan-dunia advokasi
(Creswell, 2014)
Gambar 3. Tahapan penelitian desain sequential transformattive
2) Model Concurrent
Pada tipe concurrent (campuran) penggabungan dengan cara dicampur dalam
waktu yang sama. Dalam hal ini metode kuantitatif/kualitatif digunakan untuk
menjawab satu jenis rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian.
a. Concurrent Triangulation Strategy
Strategi ini merupakan stretegi yang paling familiar diantara model yang
lain dalam metode kuantitatif/kualitatif/mixed methods. Dalam model ini,
peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualiatif secara bersama-sama,
baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian
membandingkan data yang diperoleh, untuk kemudian dapat ditemukan mana
data yang dapat digabungkan dan dibedakan.
Dalam model ini, penelitian dilakukan dalam satu tahap tetapi dengan
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. Bobot
antara metode kuantitatif dan kualitatif yang digunakan dalam penelitian
mestinya seimbang, namun dalam praktiknya bisa metode yang satu bobotnya
7
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Penggabungan data dilakukan
pada penyajian data, interpretasi data dan pembahasan.
Meta
analisis
Kesimpulan memperkuat,
memperlemah, bertentangan
(Sugiyono, 2014)
Gambar 4. Tahapan Penelitian concurrent triangulation strategy
Pengumpulan
dan analisis data
KUANTITATIF
Masalah dan Landasan teori
rumusan masalah dan hipotesis
Pengumpulan
dan analisis data
kualitatif
(Sugiyono, 2014)
Gambar 5. Metode penelitian kombinasi concurrent embedded,
model metode kuantitatif sebagai metode primer
Pengumpulan
dan analisis
data
KUALITATIF
Fokus dan Kajian Teori
rumusan
masalah Pengumpulan
dan analisis
data kuantitatif
(Sugiyono, 2014)
kual
KUAN + KUAL
Teori ilmu sosial, teori KUAN
kualitatif, pandangan dunia Teori ilmu sosial, teori
adovokasi kualitatif, pandangan dunia
adovokasi
(Creswell, 2014)
Identik
Paralel
Bersamaan
waktunya Bercabang Memilih
desain
Bertingkat
sampel dan
ukuran
Identik sampel
Berurutan Paralel untuk
penelitian
Bercabang
kuantitatif
Bertingkat
dan
kualitatif
metode campuran tersebut akan dilakukan dalam kajian yang sama. Dasar yang
harus diperhatikan adalah orientasi waktu dan pembobotan akan mendominasi
salah satu pendekatan. Berdasarkan pertimbangan waktu akan menentukan,
penelitian dilakukan secara bersamaam atau secara berurutan. Kemudian
pertimbangan lainnya ialah relasi atau hubungan sampel. Onwuegbuzie dan
Collins dalam Sarwono (2011) mengemukakan empat hubungan sebagai berikut.
(1) Relasi identik, menunjuk pada sampel yang sama digunakan untuk penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Dalam model ini peneliti menggunakan sampel yang
sama saat yang bersangkutan menggunakan penelitian kuantitatif dan
kualitatif dalam kajian yang sama.
(2) Relasi paralel, dimana sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif
berbeda tapi berasal dari populasi yang mempunyai kesamaan kepentingan.
Dalam model ini peneliti mengambil sampel yang berbeda tetapi berasal dari
populasi yang sama
(3) Relasi bercabang, dimana anggota yang sama yang dipilih sebagai sampel
dalam penelitian pertama mewakili, dalam relasi ini anggota yang sama yang
dipilih sebagai sampel dalam penelitian fase pertama mewakili subset dari
orang-orang yang menjadi sampel yang dipilih untuk penelitian lainnya.
(4) Relasi bertingkat, menggunakan dua atau lebih seperangkat sampel yang
ditarik dari berbagai penelitian yang berbeda dan berasal dari populasi yang
berbeda.
Penentuan sampel dalam penelitian metode campuran adalah menyesuaikan
dengan kaidah yang berlaku pada masing-masing pendekatan dan menyesuaikan
dengan tujuan penelitian. Artinya ketika penelitian itu menghendaki data yang
diperoleh dari penelitian kualitatif maka ukuran sampelnya berdasarkan
kaidah/ketentuan ukuran sampel penelitian pendekatan kualitatif. Begitu juga,
kalau data penelitian akan dijaring dengan penelitian kuantitatif maka ukuran
sampel mengikuti ketentuan penelitian kuantitatif. Hal tersebut sama, kalau tujuan
penelitian untuk generalisasi hasil penelitian ke tingkat populasi maka
dipergunakan ukuran sampel yang berlaku dalam penelitian kuantitatif.
14
kelas X Mesin -3 sebagai kelas kontrol. Variabel penelitian ini adalah aktivitas
metode problem posing, pemahaman konsep dan Self-regulated learning. Metode
penelitian yang diguanakan adalah mixed method dengan desain penelitiannya
adalah tipe penyisip (The Embedded Design). Instrumen penelitiannya terdiri dari
instrumen tes, yaitu tes pemahaman konsep dan non tes yaitu observasi,
wawancara, Skala Likert Self-Regulated Learning. Data diolah dengan bantuan
software SPSS 16.0 dan Excel 2007. Analisis data menggunakan ANOVA dua
jalur dan uji regresi. Hasil penelitian aktivitas belajar dengan metode problem
posing menunjukkan kriteria baik. Pemahaman konsep matematika peserta didik
yang menggunakan metode problem posing lebih baik daripada metode
ekspositori. Self-Regulated Learning peserta didik yang menggunakan metode
problem posing lebih baik dari metode ekspositori. Begitu pula dengan uji regresi
menunjukan adanya pengaruh positif antara metode problem posing terhadap
pemahaman konsep begitu pula ada pengaruh positif antara SLR dengan
pemahaman konsep. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan pembelajaran
matematika dengan metode problem posing terhadap self-regulated learning dan
pemahaman konsep merupakan pembelajaran yang efektif.