Anda di halaman 1dari 3

BPPP Tegal (6/11) - Pembuatan garam beryodium dengan sistim backyard adalah pembuatan garam konsumsi yang

sederhana tanpa memerlukan lahan tambak yang luas tetapi hanya memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produksi
garam. Proses pembuatannya tidak membutuhkan teknologi yang canggih, hanya dengan metode yang sederhana dan
dibutuhkan pengetahuan pada tahapan tertentu. Hal ini dapat dilaksanakan oleh masyarakat, dan bisa dijadikan sebagai mata
pencaharian alternative nelayan bahkan sebagai sumber pendapatan utama.

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Diklat Perikanan Tegal berusaha untuk memberdayakan pembudidaya
garam agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas garam pada lahan yang tersedia, sekaligus memperkuat struktur
usaha garam rakyat untuk memenuhi garam nasional serta meningkatkan kualitas hidup pembudidaya garam.

Salah satu Widyaiswara Pegaraman BPPP Tegal, Drajat, S.Pi, saat ditemui di ruangan kerjanya (6/11), mengungkapkan, “
Ada berbagai macam cara pembuatan garam yang selama ini kita kenal.” Pada umumnya desain dan konstruksi lahan garam
rakyat terdiri dari petak-petak evaporasi dan kristalisasi dengan ukurannya yang relatif kecil, sempit dan dangkal, serta petak
tandon air. Sedangkan lahan yang dipakai untuk lahan garam backyard adalah lahan pekarangan rumah yang terbuka dan
terkena sinar matahari langsung, paparnya.

Drajat, yang juga dikenal sebagai Widyaiswara bidang Permesinan, memaparkan, “Proses penguapannya menggunakan
tenaga matahari atau solar evaporation, cara ini sangat tepat untuk diterapkan dilingkungan nelayan untuk meningkatkan
pendapatannya pada saat tidak melaut.” Sistem ini sudah diterapkan oleh nelayan Pantai Samas di Kabupaten Bantul
Yogyakarta dan sudah menghasilkan garam yang dibutuhkan masyarakat, jelasnya.

Secara teknis, Drajat menjelaskan, “Bahan baku air tua diperoleh dari penampungan atau mengambil air laut langsung
dengan kepekatan 3° Be.” Untuk menjadi kristal-kristal garam, air tua harus dengan kepekatan minimum 20° Be untuk
dialirkan pada meja kristalisasi dengan ukuran yang sudah ditentukan, lanjutnya. Meja kristal dibuat dari lembaran-
lembaran triplek yang pada bagian tengahnya diletakan seng plat. Lembaran triplek diatur sejajar dengan tanah yang rata dan
terkena langsung sinar matahari. Pinggir triplek diberi puralon ukuran 3 inch. Lembaran-lembaran triplek yang sudah
dikelilingi puralon, kemudian ditutup dengan terpal plastik.

Selain air tua, bahan yang digunakan untuk pembuatan garam ini adalah ramsol dan Yodium. Ramsol berfungsi sebagai
pembersih dan pemutih garam (NaCl) dalam proses produksi garam. Waktu yang diperlukan dalam proses pembuatan garam
ini selama 72 jam atau tiga hari. Setelah itu air tua yang sudah berada di meja kristalisasi akan menjadi garam-garam yang
berkualitas dengan kandungan Yodium 30 s.d. 80 ppm. Pada lahan garam berukuran 4 x 6 meter bisa memanen garam
sebanyak 40 ton.

Anda mungkin juga menyukai