Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SENI RUPA

BERKREATIVITAS SENI KRIYA TERAPAN


DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BENDA ALAM UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI RUPA BAGI SISWA
KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 5 xxxx
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan pembelajaran seni rupa

adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru seni

rupa agar siswanya dapat berkreasi seni kriya terapan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran

yang diharapkan dapat tercapai.

Guru mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang berat dalam mengantarkan siswa-

siswanya melalui proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman baru. Menjadi suatu

keharusan bagi setiap guru untuk kreatif menggali cara-cara yang dapat mendorong siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. Seorang guru yang memiliki persiapan yang dirancang dengan

matang, akan mempermudah dalam pencapaian prestasi belajar yang diinginkan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu berkreativitas

karya seni rupa. Salah satu langkah pelaksanaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran seni rupa adalah melalui berkreativitas seni kriya terapan dengan

memanfaatkan limbah benda alam.

1.2 Identifikasi Masalah


Meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam berkreativitas seni kriya terapan tidaklah

mudah. Berkreativitas dengan menggunakan media tertentu hanya akan membatasi kreasi siswa

sehingga pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagasan mereka tidak berkembang di dalam

mengekspresikan suatu bentuk karya seni kriya terapan, akibatnya hasil yang diharapkan tidak

maksimal. Salah satu cara yang dilakukan untuk memaksimalkan kreativitas siswa dalam

berkarya seni rupa adalah berkreativitas seni kriya terapan dengan memanfaatkan limbah benda

alam, sehingga siswa leluasa untuk mengekspresikan suatu bentuk karya seni kriya terapan.

Selanjutnya oleh peneliti, hal tersebut diangkat menjadi judul karya tulis, yaitu : “Berkreativitas

Seni kriya terapan dengan Memanfaatkan Limbah Benda Alam untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Seni Rupa bagi Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 5 Xxxxxxx Tahun pelajaran

2007/2008”. Kemudian dari judul tulisan ini dapat ditarik beberapa keterangan sebagai berikut :

a. Kreativitas : kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau daya cipta.

b. Seni kriya terapan : karya seni rupa yang dibuat dengan keahlian/keterampilan tangan yang

dapat dipakai untuk kepentingan sehari-hari.

c. Limbah Benda Alam : sisa proses produksi dari benda-benda alam yang tidak terpakai atau

bagian dari benda-benda alam yang yang terbuang.

d. Prestasi Belajar : hasil yang dicapai dari proses belajar.

1.3 Ruang Lingkup dan Rumusan Masalah

Ruang lingkup masalah yang diulas pada karya tulis ini adalah sebatas berkreativitas seni

kriya terapan dengan memanfaatkan limbah benda alam, sebagai media untuk mengembangkan

gagasan-gagasan siswa di dalam mengekspresikan suatu bentuk seni kriya terapan. Selain itu,

karya tulis ini juga dibatasi dengan asumsi-asumsi bahwa data-data yang digunakan benar

adanya dan metode yang digunakan dianggap memadai.


Dari latar belakang permasalahan yang telah diulas di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah kesungguhan berkreativitas seni kriya terapan dengan memanfaatkan limbah benda

alam mengalami peningkatan?

2. Apakah melalui penugasan membuat karya seni kriya terapan dengan memanfaatkan limbah

benda alam, siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan untuk berkreativitas?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesungguhan siswa dalam berkreativitas seni kriya terapan dengan

memanfaatkan limbah benda alam.

2. Untuk mengetahui perkembangan kreativitas siswa di dalam berolah seni kriya terapan

dengan memanfaatkan limbah benda alam.

3. Untuk menginformasikan kepada guru sebagai pendidik dan pengajar agar selalu berupaya

untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi langsung

dengan alam.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam tulisan ini adalah :

1. Siswa mudah mendapatkan media kriya, hemat biaya dan menjadi lebih kreatif

mengembangkan bentuk-bentuk seni kriya terapan.

2. Kemampuan berkreativitas seni kriya terapan akan mengalami peningkatan.

Guru sebagai pendidik menjadi terbiasa melakukan penelitian tindakan kelas dalam usaha untuk
selalu meningkatkan keberhasilan belajar
PTK SENI BUDAYA SMAN 115 JAKARTA

IMPLEMENTASI MEDIA PENGAJARAN OBJEK NYATA YANG DILAKSANAKAN DI


DALAM RUANGAN DENGAN DI LUAR RUANGAN
TERHADAP PENINGKATAN OLAH KREATIFITAS SISWA
PADA MENGGAMBAR BENTUK

( Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada siswa


SMAN 115 – Jakarta
Kelas X ( Sepuluh )

Oleh :
Nugroho , S.Pd.

Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Provinsi DKI Jakarta


Suku Dinas Dikmenti Jakarta Utara
SMAN 115 Jakarta Utara
Jl. Rorotan X – Cilincing , Jakarta Utara
Telp. ( 021 ) 44850555 – Email : sma115jakarta@yahoo.com

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT berkenaan dengan telah selesainya
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini tidak sedikit
dukungan , dorongan , arahan serta bimbingan yang penulis terima dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu penulis menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Dra. Yati Resmiati , MM ( Kepala SMAN 115 – Jakarta ) atas segala
dorongan , bimbingan serta motivasi dan kepercayaan yang diberikan kepada
penulis.
2. Bapak Drs. Rahmanto , M.Pd. ( Guru SMA Negeri 115 –Jakarta ) atas segala
bantuan motivasi serta bimbingannya yang diberikan kepada penulis.
3. Rekan – rekan guru berikut staf dan karyawan SMAN 115 – Jakarta yang telah
banyak memberikan semangat dan masukkan kepada penulis
4. Siswa – siswi SMAN 115 – Jakarta kelas X ( Sepuluh ) 4 Tahun
Ajaran 2008 – 2009 , atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
5. Kakak , istri serta anak tercinta , atas segala do’a serta dukungan semangat yang
dijalin dan tak pernah putus bagi penulis
6. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
kepada penulis.

Penulis hanya dapat mendo’akan agar apa yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT , amien, Harapan penulis semoga hasil Penetian
Tindakan Kelas ( PTK ) ini dapat bermanfaat bagi para guru , utamanya guru mata
pelajaran seni budaya khususnya seni rupa. Dan lebih luas lagi bagi dunia pendidikan.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam dunia pendidikan dikenal adanya beberapa media pengajaran. Media pengajaran yang
dimaksud mempunyai tujuan akhir yakni guna mencapai peningkatan dalam proses belajar
mengajar.
Dunia pendidikan menempatkan para pendidik ( guru ) di dalam pemilihan media pengajaran.
Dan adanya pemilihan media pengajaran diharapkan akan mencapai hasil yang maksimal dari
kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa media pengajaran yang dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran.
Termasuk media pengajaran objek nyata. Berkaitan dengan media pengajaran objek nyata ,
Burhan Nurgiyantoro ( 1988 ) berpendapat bahwa media ini berupa objek – objek nyata dalam
arti dapat diindera dengan seluruh panca indera. Media ini dapat berupa benda yang senyatanya,
tiruan, atau spesimen.
Mata pelajaran Seni Budaya , khususnya seni rupa menuntut adanya kegiatan pembelajaran yang
bersifat praktek dengan penilaian secara psikomotor.
Sedangkan pelaksanaan media pengajaran ini dapat dilakukan di dalam ruangan ( in door )
maupun di luar ruangan ( out door ).
Dari kedua ruangan ini didapatkan perbedaan hasil akhir olah kreatifitas yang di tentukan oleh
skor penilaian.
Namun pada kenyataannya penilaian dengan media pengajaran objek nyata sangat jarang
dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya , khususnya seni rupa. Dengan dalih akan
menambah beban tugas dan membuang waktu.
Guna mencapai hasil olah kreatifitas yang maksimal , maka guru dituntut agar lebih tepat dalam
menentukan media pengajaran.
Namun hal yang tak kalah penting juga adalah dikuasai atau tidaknya materi pelajaran tersebut.
Dengan kata lain sebagai guru , ternyata ada tuntutan baginya untuk berolah kreatifitas secara
langsung dihadapan siswa.
Secara umum banyak siswa mengalami kesulitan untuk berolah kreatifitas pada menggambar
bentuk.
Kesulitan umum yang terjadi antara lain :
- bentuk objek yang digambar tidak tepat seperti objek gambar sebenarnya.
- proporsi objek yang digambar tidak tepat , terkadang kesan yang ditimbulkan terlalu pendek
atau terlalu tinggi , terlalu kurus atau terlalu gemuk.
- karakter objek yang digambar sulit membedakan bahan dasar objek gambar sebenarnya.
Karakter objek yang berbahan dasar plastik , kadang terkesan seperti berbahan dasar tanah liat.

Dengan kata lain permasalahan yang ada saat olah kreatifitas menggambar bentuk adalah :
- pendekatan objek gambar melalui pengamatan masih kurang.
- dalam menentukan proporsi , masih jauh dari yang diharapkan.
- penentuan karakter objek gambar masih belum dapat mewakili bentuk sesungguhnya.
Menyikapi gejala tersebut diatas , maka penulis melakukan penelitian dengan judul ”
Implementasi media pengajaran objek nyata yang dilaksanakan di dalam ruangan dengan di luar
ruangan terhadap peningkatan olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk “
Daya pengamatan objek gambar merupakan unsur terpenting dalam proses olah kreatifitas
menggambar bentuk. Namun hal ini sering sekali diabaikan dalam proses pembelajaran ,
utamanya bagi menggambar bentuk.
Analisis masalah yang ditentukan pada penelitian ini bersumber dari permasalahan yang ada.
Karenanya pada penelitian ini , penulis mengacu pada implementasi media pengajaran. Harapan
yang ingin dicapai adalah peningkatan skor ( nilai ) siswa dalam menggambar bentuk yang
dilaksanakan di dalam ruangan dengan di luar ruangan.
Dengan demikian analisis masalah yang ditetapkan oleh penulis adalah :
- hasil akhir olah kreatifitas siswa yang ditetapkan dengan penskoran pada pelaksanaan media
pengajaran objek nyata di dalam ruangan ( in door ) terhadap materi menggambar bentuk.
- hasil akhir olah kreatifitas siswa yang ditetapkan dengan penskoran pada pelaksanaan media
pengajaran objek nyata di luar ruangan ( out door ) terhadap materi menggambar bentuk.
- kendala yang timbul saat pelaksanaan keduanya.

2. IDENTIFIKASI MASALAH
Kesulitan umum seperti tersebut diatas , oleh penulis dijadikan identifikasi masalah , dengan
bersandar pada pelaksanaan di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Yang menjadi identifikasi
masalah pada penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah hasil akhir olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk yang dilaksanakan
di dalam ruangan dengan media pengajaran objek nyata ?
b. Bagaimanakah hasil akhir olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk yang dilaksanakan
di luar ruangan dengan media pengajaran objek nyata ?
c. Adakah peningkatan hasil akhir olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk yang
dilaksanakan di dalam ruangan dengan di luar ruangan ?

3. PERUMUSAN MASALAH
Adanya Latar Belakang Masalah , Identifikasi Masalah mendasari Perumusan Masalah.
Perumusan Masalah merupakan batasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
Pada penelitian ini , rumusan masalah yang dajukan penulis adalah sebagai berikut :
a. Apakah ada peningkatan olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk dengan media
pengajaran objek nyata yang dilaksanakan di luar ruangan ( out door ) ?
b. Sejauh mana peningkatan itu ?

4. KEGUNAAN PENELITIAN
Dari hasil yang diperoleh maka akan dilaksanakan penskoran guna menetapkan hasil akhir dari
penelitian ini.
Secara awal dapat dirumuskan manfaat penelitian ini adalah :
a. Guna mendapatkan perhitungan skor yang pasti dari pelaksanaan olah kreatifitas siswa pada
menggambar bentuk yang dilaksanakan
di dalam ruangan ( in door ) dengan di luar ruangan ( out door ).
b. Dari perhitungan skor tersebut akan dapat ditentukan ada atau tidaknya peningkatan kreatifitas
siswa.
c. Guna mengetahui faktor apa saja yang mungkin muncul pada proses olah kreatifitas siswa
pada menggambar bentuk yang dilaksanakan di dalam ruangan ( in door ) dengan di luar ruangan
( out door ).
d. Sebagai acuan guna menetapkan kendala yang ada serta bagaimana mengatasi kendala
tersebut.
e. Bagi siswa , akan lebih terbiasa bersosialisasi dengan alam sekitar.
f. Memperkecil tingkat kejenuhan siswa dalam berolah kreatifitas , utamanya di bidang seni rupa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Media Pengajaran


Salah satu kunci keberhasilan proses belajar mengajar adalah ketepatan dalam memilih media
pengajaran.
Karena dengan pemilihan media pengajaran yang tepat akan memperoleh hasil yang maksimal.
Menurut Burhan Nurgiyantoro ( 1988 ) penggunaan media pengajaran terutama dimaksudkan
untuk meningkatkan penyerapan arus informasi yang disampaikan ( oleh guru ) di kalangan si
belajar. Dengan demikian , dengan pemanfaatan media itu diharapkan dapat lebih menunjang
tercapainya tujuan yang diharapkan. Penggunaan media , di lain pihak, juga dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar lebih baik.
Jadi jelaslah bahwa fungsi media pengajaran sebagai upaya peningkatan daya serap arus
informasi bagi siswa selaku peserta didik serta guna meningkatkan motivasi agar belajar lebih
baik.
Pada dasarnya ada beberapa ragam media pendidikan yang dapat dipilih oleh guru guna
mencapai keberhasilan proses belajar mengajar.
Penulis mengambil ragam pendidikan objek nyata. Yang menurut Burhan Nurgiyantoro ( 1988 )
media ini berupa objek – objek nyata dalam arti dapat diindera. Media ini dapat berupa media
yang senyatanya , tiruan , atau spesimen.
Hasil akhir olah kreatifitas siswa merupakan penilaian psikomotor. Karena segala pencapaiannya
sangat ditentukan oleh ketrampilan siswa itu sendiri.
Menurut Singer ( 1972 ) bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata
pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi – reaksi fisik dan
ketrampilan tangan. Ketrampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam
suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Yang harus diperhatikan juga adalah pencapaian hasil akhir olah kreatifitas siswa dalam
menggambar bentuk tidak dapat dilepaskan dari 3 ( tiga ) komponen penting yakni : pelaksanaan
metode pengajaran yang tepat , penyediaan media pengajaran yang bersifat menunjang serta alat
belajar yang memadai bagi siswa.
Ketiga komponen itu mutlak harus dilaksanakan dan disediakan , mengingat kurikulum yang
digunakan harus dikembangkan.
Selain itu dengan dilaksanakan dan disediakannya ketiga komponen tersebut dapat dijadikan kiat
guna memperkecil kegagalan yang sering dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Tugas guru selaku pendidik di sekolah bagi mata pelajaran seni budaya tidak boleh menghambat
apalagi menghalangi ekspresi siswa.
Menurut Waspada ( 1991 ) guru seni sebagai anggota dan sebagai orang yang telah memilki
banyak pengalaman tidak boleh menekankan / memaksa idenya , semua kegiatan hendaknya
dipergunakan sebagai alat untuk menstimulasi pertumbuhan melalui pengalaman – pengalaman
menyusun , memilih , menilai dan lain – lain.
Lebih lanjut menurut MY Ning Yuliastuti ( 1992 ) tujuan pendidikan seni rupa adalah : a.
Mengembangkan sensitivitas dan kreatifitas.
b. memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi
c. membentuk kepribadian anak supaya harmonis , sehingga dapat berpartisipasi penuh dalam
masyarakat lingkungannya.

2. Menggambar Bentuk
Merupakan salah satu materi yang harus diajarkan kepada siswa.
Menurut Soedharsono ( 1985 ) batasan dalam menggambar benda adalah :
- Menggambar bentuk merupakan bagisan dari mata pelajaran pendidikan seni rupa yang
termasuk jenis mata pelajaran praktek.
- Yang dimaksud dengan menggambar bentuk adalah upaya berkarya melalui menggambar
dengan menggunakan objek atau model benda , secara pengamatan langsung dalam pendekatan
realistis.
- Objek atau model benda adalah benda – benda yang tidak bernyawa ( still life ).
Lebih rinci , Veri Apriyatno ( 2004 ) menjelaskan bahwa metode belajar menggambar dengan
cara melihat objek bendanya secara langsung lebih efektif jika dibandingkan dengan hanya
mengandalkan memori dan imajinasi. Hal ini karena kita secara langsung merasakan keberadaan
benda – benda tersebut dan bisa menggambarkan karakter dan proporsinya secara benar.

3. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor


Hasil akhir dari unjuk karya adalah penilaian. Karena unjuk karya tergolong kegiatan praktek
maka penilaiannya beraspek psikomotor , utamanya pada saat proses kegiatan unjuk karya serta
hasil akhirnya.

4. Perangkat Penilaian Psikomotor


Dua hal penting yang perlu dilakukan oleh guru . apabila melakukan penilaian ataupun
pengukuran tingkat hasil belajar siswa yang beraspek psikomotor. Yang pertama perlu adanya
soal , dapat berupa lembar kerja , lembar tugas , perintah kerja , lembar eksperimen. Sedangkan
untuk mengamati unjuk karya siswa selaku peserta didik dapat menggunakan lembar observasi
ataupun portofolio.
Kesemuanya ini berfungsi guna mengetahui peningkatan kreatifitas siswa secara
berkesinambungan.
5. Penyusunan Rancangan Penilaian
Pada penelitian ini , penilaian hasil unjuk karya siswa disusun rancangannya sebagai berikut :
a. Penilaian dilakukan sampai dengan 2 ( dua ) kali siklus.
Setiap siklus aspek yang dinilai ( diberikan Skor ) meliputi :
a.1. Proporsi objek
a.2. Karakteristik objek yang diwakili oleh arsiran
a.3. Ketepatan objek
b. Pada setiap siklus akan dipaparkan kendala yang ada.

6. Kisi – Kisi Penilaian / Penskoran


Merupakan acuan bagi penulis guna mendapatkan hasil akhir bagi unjuk karya siswa selaku
peserta didik. Para siswa diberikan tugas mengamati objek nyata , dari hasil pengamatan tersebut
dilanjutkan pada olah kreatifitas berupa menggambar bentuk berdasarkan objek nyata dan hasil
pengamatan. Selama proses penugasan , penulis mengamati langsung kegiatan unjuk karya siswa
dengan tujuan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh para siswa.
Hal ini dilakukan di dalam ruangan ( in door ) dengan di luar ruangan ( out door ) secara
berkesinambungan.
Setelah proses olah kreatifitas siswa selesai , maka penulis mengadakan penilaian / penskoran
dari masing – masing siswa pada setiap siklusnya.
Dengan menggunakan pedoman penilaian / penskoran sebagai berikut :
Nilai 10 – 29 kategori kurang baik sekali
Nilai 30 – 49 kategori kurang baik
Nilai 50 – 69 kategori sedang
Nilai 70 – 89 kategori baik
Nilai 90 – 100 kategori baik sekali

Anda mungkin juga menyukai