Anda di halaman 1dari 2

Tentang Akta Notaris untuk Perjanjian Kerja Sama

Kami tdk dapat memberi contoh akta karena privasi. Kecuali acuan akta dari Pengurus Pusat
(PP) IAI yang kini masih dalam proses yg nantinya akan diberlakukan seluruh Indonesia.
Menurut info tinggal menunggu pengesahan dari Pimpinan PP

Bagi apoteker penanggung jawab (APJ) : Akta notaries wajib ada dan tidak bisa ditawar kecuali
bagi APJ yang bekerja di sarana kesehatan pemerintah/BUMN cukup dengan memberikan
fotokopi SK pengangkatan.
Bagi Apoteker Pendamping (Aping) hanya diperlukan surat keterangan dari APJ nya, tidak perlu
akta notaris.

Saat Pengajuan Rekomendasi biasanya akta notaris merupakan masalah yang banyak
ditemukan karena akta yg lama masih mengacu pada PP 25 sedangkan saat ini sudah tidak
berlaku lagi digantikan dengan PP 51/2009 PMK 889/2011.
Disarankan sebelum ke notaris baca dan pelajari PP 51/2009 dan PerMenKes 889/2011.
Sampaikan kepada notaris bahwa PKS harus sesuai dengan maksud dalam PP 51, PMK 889,
dan akan mengikuti peraturan kefarmasian yang berlaku (misalnya untuk PBF antara lain ada
PMK 1148/2011) serta tentunya juga tunduk pada peraturan organisasi Ikatan Apoteker
Indonesia yang berlaku. Sehingga semua istilah dalam akta sesuai dengan yang ada pada PP
51 (misal tidak ada lagi PSA yg ada Investor dan Apoteker Penanggung Jawab)
SIK atau SP maupun SIPA (Surat Ijin Pengelolaan Apotek) yang telah ada sebelumnya
memang berlaku seumur hidup namun sejak apoteker menerima STRA atau sejak berlakunya
PP 51 maka menjadi sudah tidak berlaku. Ijin yang nanti diberikan adalah tetap SIPA (Surat Ijin
Praktek Apoteker) atau SIKA (Surat Ijin Kerja Apoteker)
Sehingga Identitas profesi yang tertuang pada akta adalah berdasarkan pada STRA no.........
yang berlaku sampai ......... mengingat sebelum ada SIPA/SIKA saat membuat akta notaries
yang ada baru STRA.
Perjanjian akta notaries dibuat untuk jangka 5 tahun.
Jangan sampai ada dokumen2 apoteker apapun yang ditahan pihak Investor ya..
Imbal jasa apoteker di DKI Jakarta per April 2013 :
 minimum Rp. 2.500.000 dan ini akan berubah menyesuaikan aturan yang diberlakukan
oleh PDIAI DKI Jakarta yang berlaku. Mintakan ada penuangan kenaikan disesuaikan
dengan SK yang berlaku.
 Imbalan tersebut diluar uang transport makan,
 Dan bagi hasil serta fasilitas lain.
Penjelasan tentang imbalan dimasukkan kedalam akta atau boleh dengan pernyataan
bermaterei terpisah dari akta. Jangan sampai ada kesepakatan dibawah tangan yang tidak
diketahui IAI, bila ditemukan kemudian maka rekomendasi akan ditarik.
Ada 6 langkah untuk mancapai kesepakatan yang disyahkan notaries :
1. Dilakukan kesepakatan awal oleh Para Pihak
2. Pembuatan / Penelaahan Kontrak bisnis
3. Negosiasi Rancangan Kontrak
4. Penandatanganan Kontrak
5. Pelaksanaan Kontrak
6. Sengketa Kontrak (bila ada)

Pengambilan dokumen tetap sesuai protap (perjanjian melalui email atau sms)

Anda mungkin juga menyukai