Anda di halaman 1dari 7

UJI PREFERENSI BEBERAPA JENIS BAHAN UNTUK DIJADIKAN

UMPAN TIKUS SAWAH ( Rattus argentiventer )

Dedi (1), Sarbino (2), Indri Hendarti (2)

Mahasiswa (1), Staf Pengajar Fakultas Pertanian


Universitas Tanjungpura(2)

ABSTRAK
Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) merupakan hama utama
padi di Indonesia. Pemilihan jenis umpan yang tepat merupakan salah satu
keefektifan dalam pengendalian tikus secara kimiawi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui preferensi tikus sawah terhadap jenis-jenis bahan untuk
pembuatan umpan tikus sawah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cendrawasih
Kecamatan Kakap Kabupaten Kubu Raya, mulai tanggal 4 September 2012
sampai 4 Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu
dengan pemasangan umpan-umpan pada lahan sawah yang terserang tikus.
Umpan dipasang sebanyak 15 unit, setiap unit terdiri atas 9 macam umpan yaitu :
ikan teri, ubi kayu,mie instant, kelapa sangrai, kelapa bakar, beras, gabah, rebon
dan jagung pipil, jarak antar unit umpan ± 50 m. Preferensi ditentukan
berdasarkan nilai SDR dari masing-masing bahan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ikan teri merukan jenis umpan yang paling disukai dengan nilai SDR 19,54
yang kemudian disusul mie instan 13,69 %, kelapa sangrai 12,38 %, jagung 11,73
%, rebon 11,08 %, kelapa bakar 9,12 %, ubi kayu dan gabah 7,82 % serta beras
6,84 %.
Kata kunci : Preferensi, Tikus sawah, Umpan.

1
PREFFERENCE TEST OF BAIT MATTERIALS FOR RAT
( Rattus argentimenter )

Dedi(1), Sarbino(2), Indri Hendarti(2)

Student(1), Lecture of Agriculture Faculty


Tanjungpura University(2)

ABSTRACT

Rat (Rattus argentiventer Rob & Kloss) is Major Pest of Paddy in Indonesia.
Choice of right kind rat bait is one effective way in rat control by chemical means.
This reseach purpose to know about Rat prefference for kind of ingredient to
make rat bait. This research conducted in Desa Cendrawasih Kecamatan Kakap,
Kabupaten Kubu Raya, start on 4th September – 4th December 2012. This research
methode by setting baits on Paddy field that Attuced used Rat. Baits were set is
units, each unit consist of 9 kinds of bait they one : Anchovy, Cassava, Instant
noddle, roasted coconut, toasted coconut, Rice, Grain, Rebon, and Corn seed,
Range of eveny unit ± 50 m. The resut show that anchovy is most likely bait for
Rat. With SDR score 19,54% followed by instand noddle 13,69%, toasted coconut
12,38%, corn 11,73%, rebon 11,08, roasted coconut 9,12%, cassava and grain
7,82% and rice 6,84%.

KeyWord : Prefference, Rat, Bait.

2
PENDAHULUAN
Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) merupakan hama
padi utama di Indonesia, karena kerusakan yang ditimbulkan cukup luas dan
hampir terjadi setiap musim. Tikus menyerang semua stadium tanaman padi,
baik vegetatif maupun generatif, dan relatif sulit dikendalikan karena
memiliki kemampuan adaptasi, mobilitas, dan kemampuan berkembangbiak
yang pesat. Tikus dapat beranak empat kali dalam setahun, betina dapat
melahirkan 2 – 3 generasi anak dengan selisih umur diantara generasi sekitar
sebulan, dan pada kondisi yang baik dari 3 pasang tikus selama 13 bulan
akan melahirkan 2046 ekor tikus (Sama dan Rochman, 1988). sehingga
menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada tanaman padi dan
kerugian ekonomis yang berarti.
Beberapa upaya pengendalian hama tikus yang banyak dilakukan oleh
para petani adalah dengan mengatur waktu tanam, rotasi tanaman, sanitasi
lingkungan, pengendalian secara fisik-mekanik, pengendalian secara biologis,
dan pengendalian secara kimiawi. Dari sekian banyak metode pengendalian,
pengendalian tikus dengan menggunakan umpan beracun (rodentisida
sintetik) masih menjadi pilihan utama petani, karena relatif lebih praktis dan
langsung memperlihatkan hasilnya (Sunarjo,1992).
Saat ini jenis umpan yang digunakan petani sangat beragam seperti
beras, udang, gabah, mie instant, ikan asin, kelapa bakar dan capung.
Sedangkan pemilihan umpan yang tepat merupakan salah satu keefektifan
dalam pengendalian tikus menggunakan perangkap atau umpan beracun.
Capung dan kepiting air tawar merupakan umpan yang saat ini banyak
digunakan petani di Kabupaten Kubu Raya, sedangkan capung dan kepiting
air tawar saat ini sudah sulit didapatkan karena populasinya sudah tidak
terlalu banyak, padahal tikus merupakan hewan omnivora yang
mengkonsumsi apa saja yang dapat dimakan oleh manusia. Sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis alternatif baru untuk jenis
umpan yang murah, mudah didapatkan petani dan ketersediaannya yang
banyak.

METODOLOGI
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ikan teri, ubi kayu,
mie instant, kelapa sangrai, kelapa bakar, beras, gabah, rebon dan jagung pipil
yang digunakan sebagai umpan, pelepa pisang , dan kayu yang digunakan
sebagai tempat penyangga tempat umpan, serta kantong plastik untuk tempat
bahan umpan dan sebagai sarung tangan. Alat yang digunakan adalah: pisau,
gunting dan alat tulis, serta alat dokumentasi.

Pelaksanaan Penelitian

Tempat umpan dibuat dari dua buah potongan kedebung pisang


dengan panjang 30 cm. dua potongan kedebung pisang disatukan. Satu
potongan sebagai alas menghadap ke atas, dan satu potongan dengan
ukuranya lebih besar sebagai penutup. Setiap unit umpan terdiri tiga tempat
umpan, digunakan untuk sembilan bahan umpan.

3
Umpan dipasang sebanyak 15 unit pada 3 lokasi lahan sawah yang
pernah terserang tikus, setiap unit terdiri atas 9 bahan umpan yang di
tempatkan pada 3 tempat umpan, dengan takaran masing-masing 2 sendok
makan bahan umpan. Jarak antar unit umpan ± 50 m dan antar lokasi ± 1 Km,
sehingga jumlah total perangkap yang di pasang sebanyak 45 tempat umpan,
dan pengamatan dilakaukan setiap hari selama 4 hari, umpan dipasang pada
sore hari dan diamati pada pagi hari berikutnya.
Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis pakan dan
urutan (preferensi) bahan umpan yang dimakan. Penilaian bahan yang
dimakan berdasarkan Skoing. Skoring yang digunakan sebagai berikut:
0 : Umpan tidak dimakan
1 : < 25 % Umpan yang dimakan
2 : 25 – 50 % Umpan yang dimakan
3 : 50 – 75 % Umpan yang dimakan
4 : 75 – 100 % Umpan yang dimakan
Preferensi bahan ditentukan dengan rumus rerata nilai penting /
Summed dominance ratio, diadopsi Tjitrosoedirdjo, dkk (1984)
1. Jumlah Umpan yang dimakan

JM (Jumlah mutlak umpan)= Rerata jumlah yang dimakan dari


suatu jenis umpan
Jumlah mutlak umpan suatu jennis
JN=
Total jumlah mutlak umpan seluruh jenis
Keterangan : JN = Jumlah relatif
umpan
2. Frekuensi Umpan dimakan

Jumlah Plot ( unit umpan) dimana suatu jenis umpan dimakan


FM = X 100%
Total jumlah seluruh plot (unit umpan) yang di pasang
Keterangan : FM = Jumlah Mutlak umpan

Frekuensi mutlak suatu jenis umpan


FN= X 100
Jumlah Frekuensi seluruh jenis umpan
Keterangan : FN = Frekuensi relatif umpan
3. Indek nilai penting (IP)
Indek nilai penting adalah jumlah Relatif Umpan yang dimakan
ditambah jumlah Frekuensi Relatif umpan yang dimakan

4. SDR (Summed dominance ratio) = Rerata Nilai Penting

4
Indek Nilai Penting
SDR =
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah umpan yang dimakan, Frekuensi dan Rerata Nilai Penting dari
masing-masing jenis umpan yang dipasang.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tiga lokasi pemasangan unit umpan,
menunjukan semua jenis bahan yang dijadikan umpan tikus antar umpan tidak
berbeda nyata. Ini diduga lingkungan tempat pemasangan umpan sangat
mempengaruhi seperti ketersedian pakan dan jenis tanaman lahan. Menurut
Syamsuddin (2007) tikus termasuk binatang pemakan segalanya (omnivora) dan
mempunyai variasi makanan yang luas seperti padi, ubi-ubian, kacang-kacangan,
berbagai jenis rumput, teki, serangga, siput dan ikan kecil. Sebagai binatang
pemakan segala (omnivora) maka tikus mampu memanfaatkan berbagai makanan
yang tersedia, sehingga tikus dapat lebih mudah dan cepat beradaptasi dalam
lingkungan, serta selektif dalam memilih makanan apabila makanan banyak
tersedia, ini menunjukan bahwa kesembilan jenis umpan dapat digunakan untuk
dijadikan umpan tikus sawah. Namun dilihat dari nilai SDR jumlah makan tikus,
jenis umpan ikan teri merupakan jenis umpan yang paling banyak dimakan yaitu
19,54 %, disusul mie instan 13,69 %, kelapa sangrai 12,38 %, jagung 11,73 %,
rebon 11,08 %, kelapa bakar 9,12 %, dan ubi kayu dan gabah 7,82 % , serta beras
6,84 % .
Tabel 1 : Jumlah, Frekuensi dan Rerata Nilai Penting dari masing-masing jenis
umpan yang dipasang
No. Nama Jenis Umpan ∑ JM JN FM FN IP SDR

1 Ikan Teri 30 2,00 19,48 66,67 19,61 39,09 19,54


2 Mie Instan 18 1,20 11,69 53,33 15,69 27,37 13,69
3 Kelapa Sangrai 20 1,33 12,99 40,00 11,76 24,75 12,38
4 Jagung 18 1,20 11,69 40,00 11,76 23,45 11,73
5 Rebon 16 1,07 10,39 40,00 11,76 22,15 11,08
6 Kelapa Bakar 16 1,07 10,39 26,67 7,843 18,23 9,12
7 Ubi Kayu 12 0,80 7,79 26,67 7,843 15,64 7,82
8 Gabah 12 0,80 7,79 26,67 7,843 15,64 7,82
9 Beras 12 0,80 7,79 20,00 5,882 13,67 6,84
Jumlah 10,27 100,00 340,00 100 200,00 100,00
Keterangan: ∑ = Jumlah umpan yang dimakan berdasarkan skoring
JM = Jumlah mutlak umpan yang dimakan
JN = Jumlah relatif umpan yang dimakan
FM = Frekuensi mutlak umpan yang dimakan
FN = Frekuensi relatif umpan yang dimakan
IP = Indek nilai penting
SDR = Summed dominance ratio

5
Umpan ikan teri merupakan umpan yang paling banyak dimakan dari 15
unit umpan yang dipasang pada tiga kokasi, ini diduga karena umpan ikan teri
mempunyai aroma yang kuat, sehingga tikus lebih mudah menemukanya.
Menurut Priyambodo (1995) tikus merupakan hewan yang memiliki indra
penciuman yang tajam. Mie instan merupakan jenis umpan yang disenangi tikus
pada peringkat kedua, ini dikarenakan mie instan memiliki warna yang disenangi
tikus yaitu warna kuning, mempunyai kandungan nutrisi yang banyak, dan
mempunyai aroma.
Kelapa sangrai merupakan jenis umpan yang disenangi tikus pada
peringkat ketiga dari sembilan jenis bahan umpan yang dipasang, ini diduga
karena kalapa sangrai mempunyai aroma yang kuat dan bewarna kekuning
kuningan. Menurut Priyambodo (1995) meskipun tikus merupakan hewan yang
buta warna namun ada kecendrungan tikus untuk lebih tertarik pada warna kuning
yang dianggap oleh tikus sebagai warna kelabu cerah ( terang).
Jagung merupakan umpan yang berada pada peringkat keempat, ini diduga
karena jagung tidak memiliki aroma yang kuat dibandingkan jenis umpan lainya
meskipun jagung mempunyai warna kuning, namun jagung mudah mengerut
sehingga tikus lebih tertarik dengan umpan yang lainya yang memiliki aroma
yang kuat seperti ikan teri. Rebon adalah umpan pada peringkat kelima, ini karena
rebon mempunyai aroma yang kurang kuat dan cepat busuk ketika hari hujan.
Sedangkan kelapa bakar lebih sedikit di bandingkan kelapa sangrai
dikarenakan dari segi warna kelapa bakar lebih gelap dibandingkan dengan kelapa
sangrai sehingga tikus kurang suka, selain itu juga aroma kelapa sangrai lebih
kuat dari pada kelapa bakar. Sedangkan ubikayu diduga karena memiliki warna
putih dan aroma yang kurang menarik tikus. sehingga jumlah yang di makan
sedikit dibandingkan dengan jenis umpan yang lainnya. Menurut Priyambodo
(1995) tikus merupakan hewan yang buta warna dan ada kecendrungan tikus lebih
tertarik pada warna kuning dan hijau terang yang dianggap oleh tikus sebagai
warna kelabu cerah (terang).
Secara umum gabah dan beras merupakan makanan yang mempunyai
kandungan sama, sehingga disenangi tikus. Namun pada hasil pengamatan pada
15 unit umpan, gabah ,beras dan ubi kayu merupakan jenis umpan yang sedikit
dimakan. Ini dikarenakan lokasi pemasangan unit umpan masih terdapat banyak
bulir padi, sehingga ketertarikan tikus terhadap gabah dan beras menjadi
berkurang. Karena bila lingkungan sekitar terdapat makanan dalam jumlah yang
banyak maka umpan yang dipasang akan kurang diminati, karena tikus akan
memilih makanan yang paling dia senangi bila jumlahnya banyak (Brooks dan
Rowe, 1979). Namun bila makanan tersedia dalam jumlah sedikit tikus akan
memakan semua jenis makanan yang tersedia (Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, 2013).
Malai padi sisa merupakan salah pakan yang disenagi tikus karena padi
mempunyai kulit yang keras, dan kandungan gizi yang tinggi. Kulit padi yang
keras membuat tikus senang menggunakan gigi serinya supaya tidak selalu
tumbuh dengan cepat. Karena pertumbuhan gigi seri yang cepat akan
mengganggu tikus pada saat makan. Oleh karena itu agar panjang gigi serinya
tetap normal, tikus sering mengerat benda-benda yang keras (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan ProvinsiJawa Barat, 2013). Sedangkan kandungan gizi yang
tinggi dibutuhkan tikus untuk pertumbuhan dan perkembangan.karena padi

6
banyak mengandung karbohidrat dan berbagai unsur protein, mineral dan vitamin
dengan nilai gizi tinggi (Rusdy dan Fatmal, 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Bedasarkan hasil pengamatan pada tiga lokasi dengan 15 unit umpan,
menunjukkan bahwa ikan teri merukan jenis umpan yang paling baik untuk
dijadikan umpan tikus karena banyak dimakan, dengan nilai SDR 19,54 % yang
kemudian disusul mie instan 13,69 %, kelapa sangrai 12,38 %, jagung 11,73 %,
rebon 11,08 %, kelapa bakar 9,12 %, ubi kayu dan gabah 7,82 % , serta beras
6,84 %.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap perlakuan jenis umpan
ikan teri untuk dijadikan umpan tikus sawah.

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, J.E dan F.P. Rowe. 1979.Commercial Rodent Control.


WHO/VBC/79.726.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan ProvinsiJawa Barat. 2013. Perilaku


Tikus.Diakases tanggal 2 Januari 2013.
http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1064
Priyambodo, S. 1995. Pengendalian hama tikus terpadu. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rusdy, A dan Fatmal, I. 2008. Preferensi tikus (rattus argentiventer) terhadap
jenis Umpan pada tanaman padi sawah. Fakultas Pertanian Unsyiah
Kuala Banda Aceh. Banda Aceh

Sama, S dan Rochman. 1988. Penerapan komponen dalam pengendalian tikus


pada tanaman padi simposium penelitian tanaman pangan II. Bogor.
Sunarjo, PI. 1992. Pengendalian Kimiawi Tikus Hama. Makalah Seminar
Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Swadaya, Jakarta.

Syamsuddin.2007.Tingkah Laku Tikus dan Pengendaliannya .http://www.peipfiko


mdasulsel.org/wp-content/uploads/2011/06/28.-tingkah-laku-tikus-dan-
pengendaliannya-Syamsuddin.pdf. Diakses 30 agustus 2012.

Tjitrosoedirdjo, S; I. H. Utomo,J dan Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma


Diperkebunan. Gramedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai