Anda di halaman 1dari 20

BAB III

HASIL PBL
a. Identitas Pasien
Nama : Nati
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : RW 06 Kel. Krendang Kec. Tambora, Jakarta Barat
Pekerjaan : Pedagang makanan ringan
Pendidikan : SD
Agama : Islam

b. Kunjungan Rumah Sakit: -


- Tanggal kunjungan ke Rumah Sakit: 06 Juni 2017

c. Anamnesis
- Keluhan Utama : pasien merasa gatal pada bagian bawah
payudara dan vagina, pasien merasa kebas dan kesemutan pada ekstremitas
terutama tangan, pasien merasa sering haus dan BAK pada malam hari
- Keluhan Tambahan : nyeri pinggang kiri, batuk ringan, merasa gatal
pada area kulit lainnya terutama pada daerah sela jari jari kanan (tinea manuum)
- Riwayat Penyakit Sekarang : pasien menderita hipertensi sejak 10 tahun
yang lalu dan sejak 1 tahun yang lalu pasien baru mengetahui bahwa dirinya
menderita DM. Kadar glukosa darah pasien pada bulan Juni 2017 didapatkan
sebesar 302 mg/dl.
- Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat penyakit paru (ddx: bronkoektasis,
TBC), riwayat benjolan di perut kuadran kanan bawah (suspek: massa di caecum),
riwayat trauma berupa jatuh terduduk yang mengenai panggul kiri, riwayat trauma
kecelakaan kerja pada lengan bawah kanan akibat terpotong oleh mesin di pabrik
penjepit rambut saat usia 25 tahun (kondisi saat ini: sudah direkonstruksi dan
imobilisasi total)
- Riwayat Penyakit Keluarga : ibu pasien menderita hipertensi, kakak laki laki
pasien menderita DM dengan kadar glukosa plasma 500 mg/dl. Ibu pasien
meninggal pada usia 75 tahun karena batuk lama sedangkan ayah pasien
meninggal pada usia 80 tahun karena sesak napas.
- Riwayat Kebiasaan : berjualan makanan ringan puul 06.00-21.00,setelah
berdagang pasien rutin mencuci piring dan menyetrika baju, pasien
mengkonsumsi nasi putih 3x/ hari dan makanan ringan berupa keripik asin/ manis,
serta kadang mengkonsumsi minuman manis berkemasan, pasien tidak pernah
olahraga.
- Riwayat Sosial : pasien merupakan janda dengan 1 orang anak sejak
diinggal suaminya 12 tahun yang lalu  pasien= pencari nafkah utama, hubungan
sosial pasien dengan lingkungan sekitarnya baik, pasien merupakan sosok yang
ramah dan mudah bergaul.
- Riwayat Penggunaan Obat : riwayat konsumsi obat antihipertensi, yaitu
Amlodipin 5 mg, riwayat konsumsi obat antidiabetik, yaitu....., sejak 1 bulan yang
lalu pasien sudah tidak mengkonsumsi kedua obat tersebut.
- Riwayat Perkawinan : menikah satu kali, dan ditinggal suaminya
sejak 17 tahun yang lalu.
- Karakteristik lingkungan : pasien tinggal di lingkungan yang padat
penduduk dan sanitasi yang buruk, luas rumah 2x4 m2, dihuni oleh 2 orang, tidak
ada ventilasi, sanitasi buruk, pencahayaan kurang, tidak terdapat kamar mandi,
dasar rumah beralas semen, atap rumah berbatasan dengan rumah warga lain,
dinding rumah berupa batu bata.

Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tidak ada kesan sakit
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital : - TD 120/60 mmHg
- Nadi 76x/mnt
- RR 16x/mnt
- Suhu 36,2 C
 Status gizi : - BB 66kg
- TB 157cm
- BMI 26,7
- Postur tubuh normal
- LLA 26,7cm
- LP 102,5cm
-Tinggi lutut 48cm
 Kulit : -warna normal
-turgor baik
-tonus baik
-suhu perabaan dingin
-kelembaban baik
-kelainan : lesi merah dan gatal di sela jari tangan kanan yang lembab
 Kepala
-wajah = ekspresi normal, bentuk normal, warna normal
-rambut = distribusi baik, tipis, warna hitam keputihan, mudah rontok
 Mata
 Alis : normal
 Kelopak : normal
 Konjunctiva : normal
 Sklera :normal, tidak ikterik
 Pupil : refleks baik
 Lensa : penglihatan sedikit buram terutama pada objek
berukuran kecil
 Kornea : normal
 THT
 Telinga :-
 Hidung :-
 Tenggorokan : tonsil membesar grade 1
 Leher :
 KGB tidak membesar
 Tyhroid tidak teraba

 Thorak
 Bentuk : normal
 Gerakan : simetris
 Paru :-
 Jantung :-
 Abdomen
 Inspeksi : obesitas sentral
 Palpasi : palpasi superficial di kuadran kanan bawah tidak teraba massa

 Ekstremitas
 Proporsi ukuran : otot telapak tangan kanan lebih kecil dari yang kiri
 Deformitas : deformitas pada lengan bawah dextra
 Otot : atrofi di telapak tangan dan jari jari kanan
 Tulang sendi : kaku pada art.radiocarpal, art. Metacarpophalangea,
art.interphalangea
 Refleks tendon : normal
 Koordinasi gerak : baik

d. Pemeriksaan Penunjang :
 GD sewaktu : 302 mg/dl  tinggi
 Hemoglobin : 12,4 g/dl
 Hematokrit : 39,8 %
 Trombosit : 578.000/mikroliter  trombositosis
 Leukosit : 20.900/mikroliter leukositosis

e. Diagnosis Kerja :
Diabetes melitus tipe II, Neuropati diabetikum, Suspect: Tinea Manuum
.
f. Hasil Kunjungan Rumah
- Jumat, 20 Oktober 2017  Tim melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar,
mengenai ergonomi lingkungan sekitar dan rumah yang bisa menyebabkan pasien
jatuh sakit.
- Senin, 23 Oktober 2017  Tim melakukan pemeriksaan anamnesis, tanda vital,
pemeriksaan fisik, dan melakukan foto bukti kunjungan terhadap pasien
- Rabu, 25 Oktober 2017  Tim melakukan pemeriksaan tambahan, dan melakukan
konfirmasi terhadap data yang di dapat sebelumnya.
I. Kondisi pasien saat ini : Pasien merasa gelisah akibat nyeri pada tungkai kiri
bagian atas , gatal pada bagian bawah payudara dan vagina serta merasa kebas
pada ekstremitas terutama tangan
II. Pekerjaan saat ini : Pasien bekerja sebagai pedagang makanan ringan di depan
rumah

III. Lokasi
Denah lokasi rumah

Pasien merasa tidak kuat untuk naik ke lantai dua. Sehingga aktifitas banyak
dilakukan di lantai satu. Pasien naik ke lantai dua hanya untuk melakukan ibadah
sholat berjamaah bersama.

IV. Pembagian ruangan


Denah rumah
V. Kondisi rumah :
Rumah berlokasi di kawasan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk. Kondisi
rumah sangat kecil dengan ukuran 2 x 4 m 2 yang dihuni oleh 2 orang, kotor, dan
barang cukup padat dan berantakan. Dasar rumah beralaskan semen, atap rumah
berbatasan dengan rumah orang lain.
 Sanitasi: sangat buruk
 Ventilasi: pasien tidak memiliki ventilasi buatan (jendela)
 Lingkungan sekitar: rumah terletak di dalam gang kecil. Kondisi
pemukiman sangat padat dan kotor.
 Pencahayaan: cahaya matahari tidak bisa masuk, dan sumber cahaya
berupa lampu kurang terang
 Sumber air bersih: air tanah
 Jamban keluarga: tidak terdapat jamban keluarga, hanya ada satu
kamar mandi yang tidak berpintu dan di pakai bersama sama dengan
keluarga lain
 Tempat sampah: tidak terdapat tempat sampah

VI. ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA


a. Daftar anggota keluarga
Nama Umur Umur Hubungan Status Pendidika Pekerjaan
L P Keluarga n
Nati 52 thn Istri  Menikah SD Pedagang
Kepala
Keluarga
Meninggal Suami Menikah - -
Akmal 16 thn Anak 1 Belum SMK Pelajar
menikah

b. Genogram
Genogram keluarga pasien
Keterangan :

c. Perangkat Penilaian Keluarga


1. Identifikasi Fungsi Keluarga
 Fungsi Holistik
i. Fungsi biologis dan reproduksi
-Di dalam keluarga, terdapat penyakit keturunan yaitu hipertensi yang
diderita oleh Ibu pasien.
-Usia Ibu Nati 52 tahun. Penyakit kronik yang diderita oleh Ibu Nati adalah
penyakit DM tipe 2 sejak 1 tahun yang lalu dengan riwayat TB Paru saat Ibu
Nati masih berusia 25 tahun.
-Bu Nati memiliki satu orang anak laki laki bernama Akmal yang berusia 16
tahun dan sedang duduk di bangku SMK.

ii. Fungsi psikologis


- Ibu Nati tidak merasa menyesal dan terbebani akan hidup dan penyakitnya
karena beliau menganggap bahwa ini semua adalah takdir. Tapi bu Nati cukup
pesimis dapat menyekolahkan anaknya hingga tingkat perguruan tinggi
dikarenakan faktor ekonomi.
-Status mental Bu Nati dalam kondisi baik tanpa di sertai gangguan
intelektual, gangguan presepsi dan suasana perasaan yang stabil.

iii. Fungsi sosial


-Ibu Nati merupakan janda cerai mati akibat suaminya meninggal akibat
penyakit jantung sejak 12 tahun yang lalu dengan 1 anak.
-Hubungan bu Nati dengan anaknya cukup harmonis, hal ini ditandai dengan
komunikasi yang lancar antara keduanya.
-Hubungan bu Nati dengan lingkungan sekitar cukup baik dibuktikan dengan
adanya partisipasi sosial dalam lingkungan.

iv. Fungsi ekonomi


-Ibu Nati merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga yaitu dengan
berjualan makanan ringan di depan gang rumahnya.
-Penghasilan Ibu Nati +/- Rp. 500.000 – Rp. 700.000/ minggu. Dengan
penghasilan tersebut kadang mencukupi dan kadang juga tidak mencukupi
kebutuhan sehingga Bu Nati meminjam uang ke tetangga.
-Di dalam rumah bu Nati terdapat 1 buah TV dan 1 buah kompor.

v. Fungsi budaya
- Ibu Nati berasal dari suku Betawi, dan menganut tatakrama dan sopan
santun dalam berkomunikasi.
vi. Fungsi religious
- Ibu Nati menganut agama islam. Beliau mengerjakan akitivitas keagamaan
yaitu solat dan mengaji, namun sekarang aktivitas solat Bu Nati terhambat karena
nyeri pada tungkai kiri bagian atas.
- Bu Nati kurang aktif dalam mengikuti kegiatan agama di daerah rumahnya
karena sibuk berjualan.

vii. Fungsi pendidikan


- Pendidikan Bu Nati hanya sampai kelas 4 SD dan harus putus sekolah
karena faktor ekonomi
- Anak bu Nati bersekolah di SMK kelas 3, Namu

 Fungsi Fisiologis

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang kesehatan Dasar anggota Keluarga


 Pola Makan anggota keluarga
- pola makan bu Nati cukup teratur yaitu 3x sehari dengan nasi putih sebagai
makanan pokoknya.
-Ibu Nati sering mengonsumsi keripik asin dan manis serta sesekali
mengonsumsi minuman manis berkemasan.
 Perilaku Kesehatan Keluarga
- Perilaku kesehatan bu Nati baik yang di tandai dengan mandi yang teratur
setiap harinya (+/- 2-x sehari).
 Perilaku hidup bersih
- Bu Nati mengajarkan kebiasaan mencuci tangan dan mengganti baju kepada
anaknya
 Usaha pencegahan penyakit
- Bu Nati memberikan imunisasi lengkap kepada anaknya saat kecil.
- Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menggunakan obat nyamuk
bakar/ semprot dan lotion anti nyamuk

BAB IV
PEMBAHASAN

Analisis Kasus
1. Diagnosis Kedokteran Keluarga
- Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada Bu Nati,
dapat diketahui bahwa Bu Nati menderita penyakit Diabetes Melitus Tipe 2.
- Bu Nati tidak tahu memiliki keturunan diabetes atau tidak dari orang tuanya.
Tetapi kakak laki laki bu Nati pernah menderita DM dengan kadar gula darah 500
mg/Dl. Kondisi DM bu Nati diketahui kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu. Hasil
Gula darah sewaktu (7 Juni 2017) yaitu 302 mg/dL.
- Bu Nati memiliki riwayat hipertensi terkontrol yang diturunkan oleh ibu pasien
- Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada 7 Juni 2017 di RS Sumber
Waras di dapatkan peningkatan trombosit sebesar 578.000 per mikroliter dan
peningkatan leukosit sebesar 20.900 per mikroliter.

2. Fungsi-fungsi keluarga
-Fungsi biologis kurang baik karena bu Nati memiliki banyak penyakit seperti DM,
hipertensi dan juga keluhan nyeri pada tungkai dan gatal gatal pada ekstremitas
- Fungsi kebersamaan bu Nati dengan anaknya cukup baik dan harmonis, begitu juga
hubungan bu Nati dengan lingkungan sekitar.
- Fungsi kesehatan, pasien kurang peduli dengan kondisi yang di derita di buktikan
dengan pasien yang sudah stop minum obat sejak 1 tahun yang lalu, dan juga info dari
tetangga sekitar bahwa bu Nati jarang kontrol ke puskesmas.
- Fungsi ekonomi keluarga kurang mencukupi, sehingga kadang bu Nati suka
meminjam uang ke tetanggana.
- Fungsi religious cukup baik, bu Nati aktif melaksanakan ibadah solat dan mengaji tapi
kurang aktif dalam kegiatan pengajian di RW setempat .
-Fungsi pendidikan bu Nati hanya sampai tamat SD, tetapi anak bu Nati sudah duduk di
bangku SMK. Walau bu Nati hanya tamatan SD tapi bu Nati sangat menjaga perilaku
kesehatan seperti mencuci tangan dan mengganti pakaian.
3. Rencana Penatalaksanaan
 Terapi Diabetes Melitus
 Medikamentosa
A. Golongan Insulin Sensitizing
- Biguanid :
Metformin merupakan obat golongan Biguanid yang banyak di pakai saat ini.
Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan
glukosa darah dan juga di duga menghambat absorpsi glukosa di usus sesudah
asupan makan. Metformin tidak memiliki stimulasi pada sel beta pankreas
sehingga tidak mengakibatkan hipoglikemia dan penambahan berat badan.
Dosis metformin : 250-3000 mg/hari
- Glitazone :
Rosiglitazone dan Pioglitazone saat ini dapat di gunakan sebagai monoterapi dan
kombinasi dengan metformin. Kemasan rosiglitazone terdiri dari 4 dan 8 mg.
Sedangan pioglitazine 15 dan 30 mg.
A. Golongan Sekretagok Insulin
Sekretagok insulin mempunyai efek hipolikemik melalui stimulasi sekresi insulin
oleh sel beta pankreas.
- Sulfonil urea :
Digunakan sebagai terapi farmakologis pada awal pengobatan diabetes dimulai,
terutama bila konsentrasi glukosa tinggi dan sudah terjadi gangguan pada sekresi
insulin. Obat ini bekerja dengan merangsang sel beta pankreas untuk melepaskan
insulin yang tersimpan, sehingga obat ini tidak dapat di pakai pada DM tipe 1.
- Glinid :
Mekanisme kerja glinid sama dengan sulfonil urea, namun perbedaanya adalah
pada masa kerja yang lebih pendek. Karena lama kerjanya yang pendek maka
glinid digunakan sebagai obat prandial (sebelum makan). Sehingga obat ini
merupakan sekretagok yang khusus menurunkan glukosa post prandial dengan
efek hipoglikemik yang minimal.
B. Golongan penghambat alfa glukosidase
- Acarbose:
Bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam
saluran cerna sehingga memperlambat pemecahan dan penyerapan karbohidrat
kompleks akibatnya dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
hiperglikema post prandial

 Non medikamentosa
Askandar Tjokroprawiro 1995 telah menyusun sepuluh petunjuk pola hidup sehat
yang disingkat dengan GULOH-SISAR. GULOH-SISAR termasuk terapi non
farmakologi oleh karena mengandung terapi nutrisi medis dan latihan fisik. GULOH-
SISAR merupakan singkatan dari :
1. G (gula) = Para diabetisi sebaiknya pantang gula dan bagi non-DM membatasi
asupan gula.
2. U (urat) = untuk mencegah atau mengatasi hiperurisemia maka batasi konsumsi
JASBUKET yaitu Jerohan,Alkohol, Sarden, Burung Dara, Unggas, Kaldu, Kacang,
Emping, dan Tape.
3. L (lemak) = batasi TEK-KUK-CS2 : Telur,Keju-Kepiting, Udang, Kerang-Cumi,
Susu, Santan.
4. O (Obesitas) = lakukan penurunan berat badan bila terjadi obesitas dengan target
LP: < 90 (Laki laki) dan LP: <80 (Perempuan)
5. H (Hipertensi) = untuk pasien hipertensi batasi ekstra garam, ikan asin, kacang
asin, dll
6. S (Sigaret) = stop merokok
7. I (inaktivitas) = olahraga setiap hari untuk mengeluarkan kalori kurang lebih 300
kcal perh hari atau jalan 3 km atau sit-up 50-200x per hari.
8. S (stress) = usahakan tidur nyenyak 6-7 jam perhari. Jika tidur malam kurang, bisa
di gantikan tidur siang
9. A (Alkohol) = stop mengkonsumsi alkohol
10. R (Regular Check-up) = lakukan kontrol secara teratur, umur > 40 thn kontrol tiap
3,6,12 bulan. Konsultasi kepada ahli dan terapi.
 Terapi Tinea Manuum
 Medikamentosa

 Non medikamentosa
1. Jaga area jari dan sela sela jari tetap kering
2. Jaga bertukar handuk ataupun pakaian dengan orang lain terlebih pada orang
yang punya penyakit kulit

 Terapi Nyeri pada Tungkai


 Medikamentosa
1. Obat untuk nyeri ringan – sedang :
a. Aspirin :
Obat ini menghambat enzim siklooksigenase yang pada akhirnya
akan menurunkan pembentukan prostaglandin dan tromboxan A2
sehingga akan menurunkan proses inflamasi. Aspirin umumnya
digunakan sebagai obat pilihan pertama untuk mengobati nyeri
ringan –sedang.
b. Asetaminofen :
Sangat berguna untuk orang yang tidak dapat mentoleransi aspirin
atau pada gangguan pendarahan. Asetaminofen dapat menyebabkan
hepatoxic yang manifestasinya berupa nekrosis hepatis.

c. AINS (Anti Inflammatory non Steroid)


AINS pada prinsipnya digunakan untuk mengontrol nyeri tingkat
sedang pada beberapa gangguan muskuloskeletal, nyeri menstruasi
dan lainnya. Cara kerja AINS dengan menghambat biosintesis
prostaglandin.
2. Obat untuk nyeri sedang – berat :
Nyeri sedang – berat contohnya adalah nyeri akut pada trauma berat, luka
bakar, infark miokard, batu ureter, pembedahan, dan nyeri kronik pada
penyakit progresif seperti AIDS. Contoh obat agonis opioid yang sering
digunakan:
a. Morfin sulfat
Merupakan opioid yang sering diresepkan dan tersedia dalam beberapa
bentuk. Morfin 8-15 mg SC atau IM efektif untuk mengontrol nyeri berat
pada pasien dewasa.
b. Metadon
Metadon 5-10 mg secara oral digunakan untuk menangani adiksi karena
durasi kerjanya yang lama.
c. Kodein
Sering digunakan bersama aspirin atau asetaminofen untuk memperkuat
efek analgesiknya.
d. Oksikodon dan Hidrokodon
Diberi secara oral dan diresepkan bersama analgesik lain.
e. Meperidin
Memberikan efek analgesik seperti morfin untuk nyeri akut, tetapi
sebaiknya dihindari pada nyeri kronik yang berat karena durasi kerjanya
yang pendek.
f. Tramadol
Tramadol bekerja seperti trisiklik dan antidepresan untuk memblok
pengambilan kembali norepinefrin dan serotonin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bagian akhir dari laporan penelitian ini adalah penulisan dari hasil penelitian
secara garis besar berupa kesimpulan, disesuaikan dengan permasalahan yang
diangkat, saran saran yang mungkin muncul untuk mengembangkan atau lebih
menyempurnakan penelitian ini, juga akan dipaparkan dalam bab ini.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di RW 06 Kelurahan Krendang
Kecamatan Tambora Jakarta Barat di dapatkan hasil bahwa dari segi kesehatan
keluarga masalah diabetes melitus bu Nati berada dalam kondisi yang cukup
memprihatinkan, dengan keluhan selalu merasakan haus, merasakan gatal gatal
karena kadar gula dalam darah tinggi, baal, lemas, dan pola makan bu Nati masih
belum sehat karena bu Nati selalu mengonsumni nasi putih dan sesekali mengonsumsi
minuman manis, namun didapatkan dari anamnesis kakak laki laki bu Nati juga
menderita Diabetes Melitus. Berdasarkan dari pemeriksaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa kadar gula darah masih tinggi dengan jumlah 302 mg/dl
namun bu Nati tidak pernah menyesali dan merasa terbebani dengan kondisi
penyakitnya ini.

B. Saran
1. Bagi pasien/ masyarakat : Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan,
pengobatan, serta monitoring penyakit.
2. Bagi Institusi pemerintah (pemerintah daerah/ puskesmas) : Memperbaiki aplikasi
program dari sehingga sesuai jadwal dan target indikator keberhasilan.
3. Bagi Institusi Pendidikan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang penyakit kronik khususnya diabetes
melitus.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.who.int/topics/diabetes_mellitus/en/
2. https://www.researchgate.net/profile/Habibollah_Esmaily/publication/23164464_Prev
alence_of_type_2_DM_in_Iran_and_it
%27s_relationship_with_gender_urbanization_education_marital_status_and_occupat
ion/links/00b4952ce1d5476991000000.pdf
3. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S016882270900432X
4. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf
5. World Health Organization, Global Report on Diabetes. Geneva, 2016.
6. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H (2004). "Global prevalence of diabetes:
Estimates for the year 2000 and projections for 2030". Diabetes Care. 27 (5): 1047–
53. doi:10.2337/diacare.27.5.1047. PMID 15111519.
7. Trisnawati, Shara Kurnia, and Soedijono Setyorogo. "Faktor risiko Kejadian diabetes
melitus tipe II di puskesmas kecamatan cengkareng Jakarta Barat Tahun
2012." Jurnal Ilmiah Kesehatan 5.1 (2013): 6-11.

Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Foto kunjungan

Bapak Rastum (Pasien)


Ruang Cuci

Ruang Tidur
Kamar Mandi
Lantai Atas (Ruang Tidur)
Lampiran 3. Tabel POA

Nomor Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Penanggun Pelaksana Waktu Dana Metode Kriteria
g jawab Keberhasila
n
1

Anda mungkin juga menyukai