Disusun oleh:
Nadia Sani Amalia
(030.14.135)
Pembimbing:
dr. Dody Suhartono, Sp.KK., MH
Disusun oleh:
Nadia Sani Amalia
(030.14.135)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat, Anugerah Keselamatan
dan Belas Kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Konstruksi
Diagnosis Dari Nyeri Menuju Herpes Zoster” ini dengan tepat waktu. Referat ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik di Stase Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, RSUD Kardinah, Tegal periode 06 Januari – 08 Februari 2020.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian laporan kasus ini, terutama kepada
dr. Dody Suhartono, Sp.KK., MH selaku pembimbing, atas waktu dan pengarahannya selama
penulis belajar dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit Kelamin. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada para dokter dan staff Ilmu Penyakit Kulit Kelamin Rumah
Sakit Umum Daerah Kardinah, Tegal serta rekan-rekan seperjuangan dalam Kepaniteraan
Klinik.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis perlukan demi melengkapi referat ini. Akhir kata, semoga
Tuhan membalas kebaikan semua pihak dan laporan kasus ini hendaknya membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, profesi, dan masyarakat luas terutama dalam bidang
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 2
2.1 Nyeri............................................................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi Nyeri............................................................................................................. 2
2.3 Herpes Zoster................................................................................................................. 2
2.4 Epidemiologi.................................................................................................................. 3
2.5 Patogenesis..................................................................................................................... 4
2.6 Tanda dan Gejala............................................................................................................ 5
2.7 Konstruksi Diagnosis dari Nyeri Menuju Herpes Zoster............................................... 7
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem sensori dalam tubuh manusia memiliki peran utama untuk melindungi
dan menjaga homeostasis nyeri. Peran ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi,
melokalisasi, dan mengenali proses kerusakan dari jaringan. Salah satu dari sistem
sensori dari tubuh adalah sistem perasa dengan salah satu yang akan dibahas kali ini
adalah rasa nyeri. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi nyeri yang dialaminya. Nyeri sebagai gejala utama dalam penyakit kulit
memiliki beberapa kemungkinan, seperti herpes zoster, neuralgia post herpetika yaitu
penyakit yang terjadi setelah terkena herpes zoster, reaksi morbus hansen, ataupun
vaskulitis yang disebabkan oleh peradangan dari pembuluh darah.(1)
Herpes Zoster adalah suatu penyakit yang membuat rasa sangat nyeri dan
disebabkan oleh virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela
zoster). Seperti virus herpes yang lain, virus varisela zoster mempunyai tahapan
penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif. Kemudian suatu
saat virus ini menjadi aktif kembali. (2) Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular
pada saraf wajah dan mata. Ini dapat menyebabkan nyeri di sekitar mulut, pada
wajah, leher dan juga kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung hidung.
Penyakit ini hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Insiden herpes zoster
meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia
lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun. Meningkatnya insidensi
pada usia lanjut ini berkaitan dengan menurunnya respon imun dimediasi sel yang
dapat pula terjadi pada pasien imunokompromais seperti pasien HIV-AIDS, pasien
dengan keganasan, dan pasien yang mendapat obat imunosupresi. (2)
Beberapa penyakit tersebut memiliki gejala utama nyeri pada kulit yang dapat
mengganggu aktivitas, sehingga penulis akan menjelaskan mengenai penyakit kulit
yang menimbulkan gejala utama rasa nyeri dan menyingkirkan diagnosis banding
untuk menuju diagnosis kerja herpes zoster.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 NYERI
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang
multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang, berat),
kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan
penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus).(1)
c. Nyeri psikogenik
2
Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan jiwa misalnya cemas dan
depresi. Nyeri akan hilang apabila keadaan kejiwaan pasien tenang.
Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi: (3)
a. Nyeri akut
Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara. Nyeri ini ditandai
dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi, hipertensi, hiperhidrosis, pucat
dan midriasis dan perubahan wajah menyeringai atau menangis. Bentuk nyeri akut
dapat berupa:
1. Nyeri somatik luar : nyeri tajam di kulit, subkutis dan mukosa
2. Nyeri somatik dalam : nyeri tumpul pada otot rangka, sendi dan jaringan ikat
2.4 EPIDEMIOLOGI
2.5 PATOGENESIS
Varicella ditransmisi melalui rute respirasi. Virus menginfeksi sel epitel dan
limfosit di orofaring dan saluran nafas atas atau pada konjungtiva, kemudian limfosit
terinfeksi akan menyebar ke seluruh tubuh. Virus kemudian masuk kekulit melalui sel
endotel pembuluh darah dan menyebar ke sel epitel menyebabkan ruam vesikel
varicella. Penularan dapat terjadi melalui kontak lesi di kulit. Lesi vesikular akan
berubah menjadi pustular setelah infiltrasi sel radang. Selanjutnya lesi akan terbuka
dan kering membentuk krusta, umumnya sembuh tanpa bekas. Waktu dari pertama kali
kontak dengan VZV sampai muncul gejala klinis adalah 10-21 hari, rata-rata 14 hari.
Setelah infeksi primer, virus akan menginfeksi secara laten neuron ganglia cranial dan
dorsal. Sesudah beberapa dekade, virus neurotropik ini dapat mengalami reaktivasi
dan menyebabkan herpes zoster. Herpes Zoster ditandai dengan erupsi vesikel
unilateral yang nyeri, khas nya mengikuti dermatom saraf sensorik.
4
Menurut teori Hope-Simpson, sesudah infeksi primer VZV, selain VZV akan
menetap laten di ganglion saraf dorsalis, infeksi ini akan menimbulkan kekebalan
seluler spesifik VZV yang menghambat kemampuan virus VZV laten untuk reaktivasi.
Kekebalan seluler spesifik VZV ini menurun bertahap sejalan usia namun secara
berkala juga di-booster oleh infeksi subklinis akibat paparan VZV (misalnya ketika
merawat anak yang menderita cacar air). Beberapa episode reaktivasi terjadi namun
dengan cepat dihambat oleh respon imun sehingga tidak ada ruam yang timbul
(Gambar 1). Hope-Simpson menyebutkan kasus abortif ini “contained reversions”
yang kadang menimbulkan nyeri di dermatome terkait tanpa timbul ruam, disebut
‘zoster sine herpete’. Seiring berjalannya usia, kekebalan spesifik terhadap VZV bisa
turun dibawah batas ambang, yang menyebabkan reaktivasi virus, dan menyebabkan
herpes zoster. Besarnya jumlah VZV yang diproduksi selama episode herpes zoster
meningkatkan lagi kekebalan terhadap VZV, sehingga hal ini menjelaskan mengapa
jarang terjadi rekurensi pada individu yang imunokompeten.
5
Gambar 2. Varicella dan herpes zoster A. Selama infeksi (varicella dan cacar air) primer
varicella-zoster virus (VZV) virus menginfeksi ganglia sensoris. B. VZV tetap dalam fase
laten dalam ganglia untuk kehidupan C. Individual dengan fungsi kekebalan tubuh
berkurang, VZV aktif kembali dalam ganglia sensoris, turun melalui saraf sensorik, dan
direplikasi di kulit.3
Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan kadang-
6
kadang selama ±1 minggu. Gejala prodromal berupa nyeri dan parestesi di dermatom
yang terkait biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal,
parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk- tusuk. Dapat
pula disertai dengan gejala konstitusi seperti malaise, sefalgia, dan flu like symptoms
Varian Klinis:(5)
Pada beberapa kasus nyeri segmental tidak diikuti erupsi kulit, keadaan ini
disebut zoster sine herpete.
Herpes zoster abortif : bila perjalanan penyakit berlangsung singkat dan
kelainan kulit hanya berupa vesikel dan eritema.
Herpes zoster oftalmikus : HZ yang menyerang cabang pertama nervus
trigeminus. Erupsi kulit sebatas mata sampai ke verteks, tetapi tidak melalui garis
tengah dahi. Bila mengenai anak cabang nasosilaris (adanya vesikel pada puncak
hidung yang dikenal sebagai tanda Hutchinson, sampai dengan kantus medialis)
harus diwaspadai kemungkinan terjadinya komplikasi pada mata.
Sindrom Ramsay-Hunt : HZ di liang telinga luar atau membrana timpani,
disertai paresis fasialis yang nyeri, gangguan lakrimasi, gangguan pengecap 2/3
bagian depan lidah, tinitus, vertigo, dan tuli. Kelainan tersebut sebagai akibat
virus menyerang nervus fasialis dan nervus auditorius.
Herpes zoster aberans : HZ disertai vesikel minimal 10 buah yang melewati
garis tengah.
Pada vaskulitis terdapat proses peradangan atau inflamasi yang terjadi pada
pembuluh darah membuat salah satu gejala dari vaskulitis yaitu nyeri pada daerah
pembengkakan kulit yang timbul ruam kemerahan. Terdapat beberapa vaskulitis yang
berbentuk spesifik. Seperti yang salah satu sering disebut sebagai Henoch-Schonlein
purpura (HSP) dimana HSP ini sering mengenai pada anak yang berusia antara 3 – 10
tahun. Lesi yang dapat timbul meliputi vesikel atau bula haemoragik, nodul, ulkus
berkrusta, livedo retikularis dan pustul atau lesi anular (kondisi yang jarang).
Manifestasi ekstrakutan terjadi pada 20% individu meliputi artralgia, miositis, demam
ringan dan malaise. Pada kulit biasa ditemukan purpura yang secara umum berbentuk
simetris, mengenai tungkai bawah dan bokong pada mayoritas kasus pada ekstremitas
atas jarang ditemukan lesi. Pada area abdomen, thorax dan wajah biasanya tidak
terkena.(8)
10
Gambar 7. Lesi Purpura pada HSP
Pada Herpes Simpleks juga didaatkan adanya keluhan rasa nyeri. Herpes
Simpleks Penyakit akut yang ditandai dengan timbulnya vesikula yang berkelompok
diatas dasar eritema, berulang, mengenai permukaan mukokutaneus. Lesi primer
didahului gejala prodromal berupa rasa panas (terbakar) dan gatal. Setelah timbul lesi
dapat terjadi demam, malaise dan nyeri otot. Lesi berupa vesikel yang mudah pecah,
erosi, ulcus dangkal bergerombol di atas dasar eritema dan disertai rasa nyeri.
Predileksi pada wanita antara lain labium mayor, labium minor, klitoris, vagina,
serviks dan anus. Pada laki-laki antara lain di batang penis, glans penis dan anus.
Ekstragenital yaitu hidung, bibir, lidah, palatum dan faring. (9)
Pada pasien dengan herpes zoster didapatkan juga keluhan nyeri yang hebat,
keluhan lainnya lemah, sakit kepala, gatal, dan dengan keluhan yang paling dirasakan
adalah rasa nyeri yang hebat sampai rasa seperti ditusuk - tusuk. Setelah 3 – 5 hari dari
gejala pertama, muncul erupsi kemerahan makulopapular yang biasanya terletak
unilateral sepanjang dermatom sensori yang terkena. Selama 7 – 10 hari ke depan,
kemerahan akan berlanjut sampal muncul pustul dan ulserasi dengan krusta yang dapat
bertahan selama 30 hari pada fase akut. Lesi pada herpes zoster biasanya sering
muncul pada daerah dada ataupun wajah.
12
Gambar 10. Terdapat vesikula bergerombol di atas kulit eritematus, di
beberapa tempat terdapat gerombolan papula, bula berisi cairan keruh, dan
terdapat krusta. Unilateral sesuai dermatom.
13
BAB III
KESIMPULAN
Nyeri sebagai sebuah gejala dalam dunia kedokteran merupakan gejala yang sangat
sering ditemukan. Dalam konteks penyakit kulit, nyeri sebagai gejala utama dari suatu
penyakit masih sangatlah memiliki beberapa potensi diagnosa banding. Penyakit kult yang
memiliki keluhan rasa Nyeri seperti, herpes zoster dan neuralgia paska herpes, kedua
diagnosa tersebut memiliki keluhan utama yang khas yaitu didapatkan rasa nyeri yang hebat.
Namun, jika ditelusuri lebih jauh, nyeri yang mendasari pada herpes zoster adalah nyeri
nosiseptik yang disebabkan proses inflamasi pada kulit sedangkan nyeri yang mendasari pada
neuralgia paska herpes adalah nyeri yang disebabkan deafferensiasi yang disebabkan oleh
destruksi neuron sensori pada ganglion saraf dorsalis.
Dengan banyaknya penjelasan yang telah dijelaskan diatas dari berbagai penyakit
seperti herpes zoster memiliki rasa nyeri yang khas yang disebabkan oleh reaktivasi dari virus
varisela zoster, herpes simpleks yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, morbus hansen
atau lepra yang disebabkan oleh infeksi dari mycobacterium leprae yang myerang pada kulit
dan menimbulkan lesi dengan berbagai jenis kelompok lesi yang apabila tidak ditangani
secara cepat dan tepat akan menimbulkan reaksi lepra tipe Erythema Nodosum Leprosum
(ENL), dan terakhir Henoch-Schonlein purpura (HSP) yang termasuk dalam vaskulitis yaitu
peradangan pembuluh darah yang disebabkan oleh reaksi autoimun yang dipicu oleh infeksi
yang tersering oleh kelompok streptokokus beta hemolitikus grup A sebelumnya sehingga
menimbulkan reaksi imunologi IgA yang terdeposisi di kulit dan jaringan lainnya.
Semoga dengan penjelasan diatas, dapat memberikan informasi mengenai bagaimana
konstruksi diagnosis nyeri menuju herpes zoster dan menyingkirkan diagnosis yang
mempunyai keluhan rasa nyeri pada penyakit kulit.
14
DAFTAR PUSTAKA
15