0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang struktur adhesi sel yang disebut desmosom dan protein-protein transmembran yang terlibat yaitu desmoglein dan desmokolin. Pada pasien pemfigus foliaseus dan vulgaris ditemukan autoantibodi yang merusak desmoglein 1 dan 3 sehingga menyebabkan terbentuknya lepuh. Teori kompensasi desmoglein digunakan untuk menjelaskan lokalisasi lepuh pada kedua jenis pemfigus tersebut.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
struktur adhesi sel yang terutama dominan pada epidermis dan membran mukosa
Dokumen ini membahas tentang struktur adhesi sel yang disebut desmosom dan protein-protein transmembran yang terlibat yaitu desmoglein dan desmokolin. Pada pasien pemfigus foliaseus dan vulgaris ditemukan autoantibodi yang merusak desmoglein 1 dan 3 sehingga menyebabkan terbentuknya lepuh. Teori kompensasi desmoglein digunakan untuk menjelaskan lokalisasi lepuh pada kedua jenis pemfigus tersebut.
Dokumen ini membahas tentang struktur adhesi sel yang disebut desmosom dan protein-protein transmembran yang terlibat yaitu desmoglein dan desmokolin. Pada pasien pemfigus foliaseus dan vulgaris ditemukan autoantibodi yang merusak desmoglein 1 dan 3 sehingga menyebabkan terbentuknya lepuh. Teori kompensasi desmoglein digunakan untuk menjelaskan lokalisasi lepuh pada kedua jenis pemfigus tersebut.
transmembran yang terdapat pada desmosom ada dua golongan kelompok protein yaitu desmoglein dan desmokolin. Kedua golongan protein ini berhubungan dengan Kaderin, yaitu suatu molekul yang bertugas dalam pengaturan adhesi sel-sel. Oleh karena itu, desmoglein dan desmokolin disebut kaderin desmosom yaitu yang bertugas mengatur adhesi sel-sel di desmosom. Pada pasien pemfigus foliaceus terdapat autoantibodi yang merusak desmoglein 1, sedangkan pada pasien pemfigus vulgaris terdapat autoantibodi yang merusak desmoglein 3. Antidesmoglein Adanya antibodi antidesmoglein menyebabkan terbentuknya lepuh. Tikus-tikus yang diinjeksikan autoantibodi terhadap desmoglein 1 atau desmoglein 3 mengalami timbulnya lepuh-lepuh. Selain itu, gambaran histologis dari pemfigus foliaseus dan pemfigus vulgaris juga muncul pada lesi tersebut. Desmoglein 1 atau desmoglein 3 dapat menyerap antibodi patogen dari serum penderita pemfigus. Titer dari IgG autoantibodi anti-desmoglein 1 dan anti-desmoglein 3 berhubungan dengan aktivitas penyakit. Serum pemfigus bisa juga berikatan dengan antigen selain desmoglein 1 dan desmoglein 3, namun gambaran klinis dari antibodi lain ini belum dapat dijelaskan seluruhnya. Misalnya, autoantibodi IgG antidesmoglein 1 bereaksi silang dengan desmoglein 4, namun antibodi ini tidak memiliki efek patogen. Antibodi pada serum penderita pemfigus dapat berikatan dengan antigen lain, seperti reseptor asetilkolin, tapi antigen-antigen ini tidak menyebabkan terbentuknya lepuh. Kompensasi Desmoglein Pasien pemfigus yang memiliki perbedaan secara klinis mempunyai sifat antibodi antidesmoglein. Pola autoantibodi ini, dan distribusi dari isoform desmoglein pada epidermis dan membran mukosa, menunjukkan kompensasi desmoglein dapat menjelaskan lokalisasi lepuh pada pasien pemfigus vulgaris dan pemfigus foliaseus. Teori kompensasi desmoglein berdasarkan dua pengamatan: yaitu autoantibodi anti–desmoglein 1 atau anti–desmoglein 3 menginaktivasi hanya desmoglein yang cocok, dan desmoglein 1 atau desmoglein 3 fungsional sendiri biasanya cukup untuk adhesi sel-sel. Kompensasi desmoglein telah divalidasi secara penelitian pada model pemfigus tikus baru lahir. Penyuntikan autoantibodi anti-desmoglein 1 ke dalam tikus yang gen desmoglein 3 nya telah dihapus menyebabkan lepuh pada daerah yang dilindungi oleh desmoglein 3 pada tikus normal. Sebalikanya, tikus transgenik yang direkayasa gen desmoglein 3 pada lokasi jaringan yang secara normal hanya mengekspresikan gen desmoglein 1, maka jaringannya terlindungi dari terbentuknya lepuh akibat antibodi