Anda di halaman 1dari 42

TINEA VERSIKOLOR

Case Report

Nadia Sani Amalia


(030.14.135)

Pembimbing:
d r. N a d i a h , S p . K K , M . K e s

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
RSUD Kardinah Tegal
 Nama : Nn. L
 Umur : 18 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status Pernikahan : Belum Menikah

IDENTITAS  Agama : Islam

PASIEN  Pendidikan : SMA


 Pekerjaan : Karyawati
 Alamat : Kertayasa RT.07/RW.04, Kramat, Tegal
 Tanggal Periksa : 09 Januari 2020

2
KELUHAN UTAMA
Terdapat bercak putih di punggung semakin meluas
sejak 1 bulan SMRS

KELUHAN TAMBAHAN
Gatal jika berkeringat

4
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien berobat ke RSUD
Pasien menggunakan bedak Kardinah dengan keluhan bercak
Berkemah di putih yang semakin meluas sejak
gatal yang dibeli di warung,
sekolahnya, kemudian gatal sedikit 1 bulan yang lalu SMRS
memakai baju berkurang
basah seharian 1 minggu Desember

Nn. L
kemudian 2019

19 Jan
2020
18 tahun
1 tahun yll Selama ini
badan terasa gatal, timbul pasien
menggunakan Namun Pasien
bercak putih awalnya hanya
obat yang dibeli merasa bercak
sedikit pada bagian
di Apotik semakin meluas
punggung kanan sebesar biji
merata di punggung
jagung
hingga ke lengan
kanan atas
 Dahulu

 Riwayat penyakit kulit yang serupa dahulu (-)

 Riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, maupun debu


(-)

 Riwayat hipertensi dan DM (-)


 Keluarga

 Anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa (-)


Riwayat
 Riwayat asma, alergi makanan, obat-obatan, maupun debu
Penyakit (-)

 riwayat DM dan penyakit jantung pada keluarga (-)


 Pengobatan

 Pasien baru pertama kali datang berobat ke rumah sakit.


Pasien mengatakan selama ini menggunakan obat Kalpanax
yang dibelinya dari Apotik dan bedak gatal yang dibeli di
warung bila terasa gatal
6
 Kebiasaan

 Pasien biasanya mandi dua kali sehari menggunakan air sumur


dan menggunakan sabun cair.

 Pasien mengatakan sering berkeringat, jarang mengganti


pakaian bila berkeringat, mengganti pakaian dalam dua kali
sehari dan menggunakan handuk sendiri, akan tetapi handuk
Riwayat jarang dicuci.
Kebiasaan &  Pasien biasanya menggunakan pakaian dari bahan nilon karena
Sosioekonomi harganya lebih murah. Kebiasaan mengganti sprei tidak tentu.
Kasur yang digunakan pasien jarang dijemur.
 Sosioekonomi

 Pasien bekerja sebagai karyawan di Pabrik Garmen. Pasien


tinggal di rumah dengan orangtuanya.

 Pengobatan pasien menggunakan Umum

7
PEMERIKSAAN FISIK

8
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 1 9
Januari 2020 pukul 10.00 di Poli Kulit
RSUD Kardinah
Kesadaran : Compos Mentis
K e s a n s a k i t : Ta m p a k s a k i t r i n g a n
Kesan gizi : BB cukup, Gizi baik

TD
110/80 Napas Antropometri:
mmHg 18x/mnt BB 48 kg
Nadi Suhu TB 148 cm
76 x/mnt, 36,7 o C BMI : 18,7
kg/m22 (normal)
reguler
◦ Kepala: Normocephal, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi
merata, tidak terdapat jejas atau bekas luka, tidak terdapat efloresensi
kulit yang bermakna

◦ Mata : ODS tidak ada kelainan

◦ Telinga : Normotia, kemerahan (-), oedem (-), liang


telinga lapang, serumen (-), nyeri tekan (-), nyeri tarik (-)
PEMERIKSAAN ◦ Hidung : Deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-),
FISIK pernapasan cuping hidung (-)

◦ Mulut : Mukosa bibir merah muda, sianosis (-), gusi


kemerahaan (-) oedem (-), plak gigi (-) caries (-), normoglosia, atrofi
papil (-), tonsil T1-T1, uvula ditengah, arkus faring simetris, mukosa
faring hiperemis (-)
◦ Leher: Tidak ada pembengkakan dan tidak teraba pembesaran KGB
maupun tiroid

10
◦ Thoraks

◦ Inspeksi : Bentuk dada fusiformis, gerak dinding dada simetris saat statis
dan dinamis, sela iga normal, sternum datar, retraksi sela iga (-), kelainan
kulit di punggung (+)
◦ Palpasi : Pernapasan simetris, vocal fremitus simetris, tidak teraba thrill,
ictus cordis teraba di ICS VI linea midclavicularis sinistra

◦ Perkusi : Hemitoraks kanan dan kiri sonor, batas paru dan hepar setinggi
PEMERIKSAAN ICS VI linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup, batas bawah
FISIK paru dan lambung setinggi ICS VIII linea axillaris anterior sinistra dengan
perkusi timpani. Batas paru dan jantung kanan setinggi ICS IV linea
parasternal dextra, batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea
midclavicularis sinistra, batas atas jantung ICS II linea parasternalis
sinistra, pinggang jantung setinggi ICS III linea parasternal sinistra

◦ Auskultasi :

◦ Paru : Suara napas vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

◦ Jantung : Bunyi jantung I & II regular, Murmur -, Gallop –


11
◦ Abdomen

◦ Inspeksi : bentuk datar, ikterik (-), kemerahan (-), spider


nevi (-), benjolan (-)

◦ Auskultasi : peristaltik usus 4x/menit, arterial bruit (-)

◦ Palpasi : teraba supel, massa (-), nyeri tekan (-), nyeri


lepas (-), hepar dan lien tidak membesar, ballottement ginjal
(-), undulasi (-)
PEMERIKSAAN ◦ Perkusi : timpani di keempat kuadran, shifting dullness (-)
FISIK ◦ Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
◦ Ekstremitas

◦ Ekstremitas Atas : Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-,


kelainan kulit +/+, turgor kulit baik, CRT < 2 detik, akral hangat
+/+, oedem -, ptekie -/-

◦ Ekstremitas Bawah : Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-,


kelainan kulit +/+, turgor kulit baik, CRT < 2 detik, akral hangat
+/+, oedem -/-, ptekie -/-
12
STATUS
DERMATOLOGIS
13
 Regio : Punggung dan lengan atas kanan
 Efloresensi primer : Makula hipopigmentasi
 Efloresensi sekunder: Skuama halus
 Distribusi : Simetris di punggung
 Bentuk
Efloresensi : Tidak teratur
 Batas : Berbatas tegas (sirkumskrip)
 Ukuran : Lentikular - Numular
 Efloresensi : Regio punggung tampak makula
hipopigmenasi sirkumskrip, bentuk tidak teratur
disertai skuama halus

14
MAKULA
HIPOPIGMENTA
SI

15
SKUAMA
HALUS

16
MAKULA
HIPOPIGMENT
ASI DI
LENGAN ATAS
KANAN

 
17
DISTRIBUS
I MERATA
DI
PUNGGUN
G

18
RESUME
Keluhan dirasakan Pasien sering
awalnya sejak 1 berkeringat dan
tahun yang lalu, jarang mengganti
Nn. L gatal bila berkeringat pakaian bila basah
TINEA
VERSK
18 Terdapat bercak
Menggunakan obat OLOR
yang dibeli di Apotik Efloresensi makula
tahun putih yang semakin , namun bercak putih hipopigmentasi,
meluas di punggung semakin meluas disertai skuama halus
hingga ke lengan ukuran lentiKular –
kanan atas sejak 1 numular
bulan SMRS bentuk tidak teratur
simeris di punggung

19
Diagnosi • Tinea Versikolor
s Kerja

• Pitriasis Alba
Diagnosis
DIAGNOSIS Banding • Vitiligo
• Pemeriksaan dengan Lampu
Wood
Pemeriksa • Pemeriksaan sediaan langsung
an Anjuran
dengan larutan KOH 20%

20
Medikamentosa
◦ Oral/sistemik:
◦ Itrakonazol tab 1 x 200 mg selama 7 hari

TATALAKSANA ◦ Cetirizine tab 1 x 10 mg


◦ Topikal :
◦ Ketokonazol 2% shampoo dioleskan sekali
sehari selama 5 hari
◦ Suspensi selenium sulfide dioleskan 2-3 kali
seminggu, selama 15-30 menit sebelum mandi

21
Non-Medikamentosa
◦ Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan
penatalaksanaannya.
◦ Edukasi bahwa pengobatan harus dilakukan secara
menyeluruh, tekun, dan konsisten karena kekambuhan
tingg
TATALAKSANA ◦ Menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan (mandi minimal dua kali sehari, rutin mencuci
seprai, selimut dan handuk, rutin menjemur kasur).
◦ Menghindari pakaian yang berbahan panas dan tidak
menyerap keringat, sebaiknya selalu diganti bila terasa
basah akibat keringat dan juga dicuci setiap hari.

22
PROGNOSIS
Q u o a d Vi t a m : ad bonam
Quo ad Fungtionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

23
PITIRIASIS
VERSIKOLOR
T I N J A U A N P U S TA K A
DEFINISI

Penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya


tidak memberikan keluhan subyektif, ditandai oleh
area depigmentasi atau diskolorasi berskuama
halus, tersebar diskret atau konfluen, terutama
terdapat pada badan bagian atas

25
EPIDEMIOLOGI

• P i t i r i a s i s Ve r s i k o l o r s e r i n g d i t e m u k a n d i d a e r a h
tropis
• Didaerah tropis insiden dilaporkan sebanyak 40%,
sedangkan pada daerah yang lebih dingin angka
insiden lebih rendah, sekitar 3%
• Ti d ak a d a p er b e d a a n k e ja d ia n a n ta r a p r ia d a n w a n it a
• Di Amerika Serikat, penyakit ini banyak ditemukan
pada usia 15-24 tahun, dimana kelenjar sebasea
(kelenjar minyak) lebih aktif bekerja
ETIOLOGI
Malessezia spp., ragi bersifat lipofilik yang merupakan
flora normal pada kulit.
FAKTOR FAKTOR
EKSOGEN ENDOGEN
• Suhu tinggi • Riwayat keluarga yang
• Kelembaban udara positif
• Kepadatan hunian dan • Hiperhidrosis
hygiene yang kurang • Imunodefisiensi
• Malnutrisi
27
PATOGENESIS
Malessezia spp.

Predisposisi Saprofit Predisposisi


endogen eksogen
miselia

Pitiriasis
versikolor

Warna lesi dapat mulai dari hipopigmentasi sampai


hiperpigmentasi, disebabkan karena terganggunya
pembentukan pigmen melanin yaitu karena Malessezia sp.
memproduksi asam dikarboksilat dan memproduksi metabolit
(pityacirin) 28
MANIFESTASI KLINIS
• Ditemukan terutama di badan bagian atas, leher, dan perut,
ekstremitas sisi proksimal, dapat juga pada wajah, paha, dan
genitalia.

• Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak atau makula


hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kadang eritematosa.

• Umumnya penderita tidak mengeluh adanya gejala subjektif

29
MANIFESTASI KLINIS

Makula Makula
Hiperpigment Eritematous
asi pada axial
pada
punggung

Makula
Makula
Hipopigmenta
Hipopigmenta
si pada dada
si pada lengan
atas

30
DIAGNOSIS

Gambaran klinis Pemeriksaan Pada sediaan


adanya lesi di dengan lampu langsung kerokan
daerah predileksi Wood untuk kulit dengan larutan
KOH 20% terlihat
berupa macula melihat
campuran hifa
berbatas tegas fluoresens pendek dan spora-
berwarna putih, berwarna kuning spora bulat yang
kemerahan keemasan dapat berkelompok
samoai hitam (gambaran spaghetti
yang bersquama and meatballs). 31
DIAGNOSA BANDING

1. Pitiriasis Alba
Pada mulanya lesi berwarna merah muda atau sesuai warna kulit
dengan skuama kulit diatasnya. Lesi pitiriasis alba umumnya
mengenai pipi dan dagu
32
32
DIAGNOSA BANDING

2. Dermatitis Seboroik
Lesi bercak bersisik yang luas, bisa menjadi tebal dan mengeras. Lesi
hipopigmentasi dapat dilihat pada individu yang berkulit gelap.
Distribusi lesi umumnya terjadi pada daerah berminyak dan berambut di
kepala dan leher
33
33
DIAGNOSA BANDING

3. Vitiligo
Lesi makula hipopigmentasi pada kulit, berbatas tegas, dan
asimtomatis. Lesi terutama terdapat pada daerah yang terpajan (muka,
dada bagian atas, dorsum manus), daerah intertriginosa (aksila, lipat
paha), daerah orifisium (sekitar mulut, hidung, mata, rektum), pada
bagian ekstensor permukaan tulang yang menonjol (jari-jari, lutut, siku)
34
34
PENGOBATAN
Mengindentifikasi faktor predisposisi

Obat topikal sampo selenium sulifide (selsun)


1,8% atau bentuk losio 2,5% Obat topikal alternatif
 solusio natrium hiposulfit 20%. Untuk lesi
terbatas krim dreivat azol
Obat-obatan sistemik dengan ketokonazol 200
mg/hari selama 5-10 hari, Itrakonazol 200mg/hari
selama 5-7 hari.
Pengobatan rumatan  sampo selenium sulfide
secara periodis atau dengan obat sistemik
ketokonazol 400mg setiap bulan atau 200mg
sehari selama 3 hari tiap bulan
PROGNOSIS

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan


menyeluruh, tekun, dan konsisten, serta faktor
predisposisi dihindarkan. Lesi hipopigmentasi
dapat bertahan sampai beberapa bulan setelah
jamur negative

36
ANALISIS
MASALAH

37
ANALISIS
• Pada anamnesis • Penderita datang dengan
didapatkan pasien keluhan bercak putih di
perempuan, usia 18 tahun, punggung sejak 1 tahun yang
suku Jawa. Identitas ini lalu, sejak 1 bulan ini bercak
sesuai dengan teori yang putih semakin lama semakin
banyak. Anamnesis ini
didapakan. Tinea versikolor
menunjukkan kelainan kulit
lebih sering terjadi di daerah
yang kronis. Tinea versikolor
tropis dan mempunyai merupakan penyakit kulit
kelembaban tinggi superfisial yang kronik
terutama meliputi badan dan
kadang-kadang menyerang
ketiak, lipat paha, lengan,
tungkai atas, leher, muka dan
kulit kepala yang berambut. 38
ANALISIS
◦ Pada pasien ini
terdapat faktor • Pada pemeriksaan fisik
predisposisi eksogen didapatkan bercak
yaitu pasien sering hipopigmentasi di punggung.
berada di luar ruangan Pada teorinya sebagian besar lesi
saat bekerja dari pada tinea versikolor adalah
di dalam ruangan, hipopigmentasi, atau
hiperpigmentasi. Tinea
sering berkeringat
versicolor cenderung
banyak dan jarang hipopigmented signifikan pada
mengganti pakaian bila individu berkulit gelap.
berkeringat • Secara klinis, penyakit ini
biasanya tanpa gejala
(asimtomatis), biasanya, pasien
mencari pengobatan medis 39
ANALISIS
◦ Prognosis baik bila
◦ Tatalaksana yang sesuai untuk pengobatan dilakukan
kasus ini yaitu menggunakan obat menyeluruh, tekun dan
anti fungi yaitu suspensi selenium konsisten. Pengobatan harus
sulfida 2,5% dalam bentuk losion diteruskan 2 minggu setelah
atau bentuk shampo dipakai 2-3 fluoresensi negatif dengan
kali seminggu.Obat digosokkan pemeriksaan lampu Wood dan
pada lesi dan didiamkan 15-30 menit sediaan langsung negatif.
sebelum mandi. Bercak hipopigmentasi dapat
◦ Krim azole yaitu ketoconazole menetap selama beberapa
penggunaan setiap hari selama 14 minggu atau bulan hingga
hari telah terbukti efektif untuk pigmen yang hilang diganti
pengobatan pitiriasis versikolor. melalui paparan ultraviolet

40
• Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Ketujuh. Jakarta:Badan Penerbit FKUI;2017.p.103-5.
◦ Rai MK, Wankhade S. 2012. Tinea versicolor-an epidemiology. J Microbial Biochem
Technol. 1(1):51-6
◦ Lee WJ, Kim JY, Song CH, Lee SH, Lee SJ, Kim DW. 2011. Disruption of barrier
function in dermatophytosis and pityriasis versicolor. The Journal of Dermatology.
38(11):1049-53.
◦ Patel AB, Kubba R, Kubba A. 2013. Clinicopathological correlation of acquired
hypopigmentary disorders. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 79(3):376-82.
◦ Mahmoud YAG, Metwally MA, Mubarak HH, Zewawy NE. Treatment of tinea
D A F TA R versicolor caused by Malassezia furfur with dill seed extract: an experimental study. J
Pharm Pharmaceut Sci. 2014;7(2):975-1491.

P U S TA K A ◦ Gupta AK, Foley KA. Antifungal treatment for pityriasis versicolor. J Fungi. 2015; 1(1):
13-29.
◦ Nathalia S, Niode NJ, Pandaleke HEJ. Profil pitiriasis versikolor di poliklinik kulit dan
kelamin RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode Januari-Desember 2012. J eCL.
2015; 3(1):186-92.
◦ Gupta AK, Lane D, Paquet M. Systematic review of systemic treatments for tinea
versicolor and evidence-based dosing regimen recommendations. J Cutan. Med. Surg.
2014; 18(2): 79-90.
◦ Fergemann J, Todd G, Pather S, Vawda ZFA, Gillies JD, Walford T, et al. Doubleblind,
randomized, placebo-controlled, dose-finding study of oral pramiconazole in the
treatment of pityriasis versicolor. J. Am. Acad. Dermatol. 2009; 61(6): 971-6.
41
Thank You!

42

Anda mungkin juga menyukai