Dengan Hormat,
Bersama surat ini kami kirimkan proposal studi kelayakan bisnis dalam bidang usaha Bengkel Las
Listrik. Bengkel Las Listrik ini merupakan perluasan dari usaha yang sedang berjalan. Lokasi
usaha ini sangat strategis karena terletak jalan raya cukup ramai dan dekat dengan sebuah
perumahan cukup besar yang sedang berkembang.
Besarnya investasi pembangunan usaha ini adalah Rp 59.794.000 (Lima puluh sembilan juta tujuh
ratus sembilan puluh empat ribu rupiah). Sedangkan modal kami saat ini sebesar Rp 29.897.000,
maka kekurangan dana investasi sebesar Rp 29.897.000 (Dua puluh sembilan juta delapan
ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah) kami mengharapkan dapat bantuan kredit investasi dari
Bank.
Selanjutnya sebagai bahan pertimbangan dan analisa, kami lengkapi proposal ini dengan hasil
analisa tentang rencana perluasan usaha.
Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang
bapak pimpin.
Terimakasih atas perhatiannya.
Hormat Kami,
Alex Chandra.
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Atas survey kami ke beberapa daerah perumahan, kami menemukan lokasi yang cukup, bagus
untuk membangun usaha Bengkel Las Listrik Pagar dan Tralis rumah. Dimana lokasi tersebut
dekat dengan beberapa perumahan yang sudah jadi dan beberapa perumahan yang sedang
dikembangkan dan juga lahan yang akan dibangun perumahan.
Pada perumahan yang sudah jadi, persisnya didepan perumahan tersebut sudah berdiri 1 Bengel
las listrik, bengkel tersebut cukup banyak odernya, hal ini dapat dilihat dari sibuknya pekerja
bengkel tersebut menyelesaikan pesanan pelangganannya.
Tetapi antar daerah perumahan sudah jadi dengan perumahan yang sedang dikembangkan belum
ada yang membuka bengkel las listrik. Tempat lokasi tersebut + 1 km dari bengkel las listrik yang
sudah ada, dan lokasinya sangat strategis karena lebih dekat dengan pasar yang dituju..
Diperkirakan omset tersebut akan naik terus, karena dibelakang perumahan tersebut sedang
bangun juga perumahan-perumahan baru (perluasan) dan juga ada beberapa perumahan baru yang
sedang dikembangkan tidak jauh dari sini
Ramalan Permintaan;
Dengan menggunakan persamaan Fungsi Linier didapat proyeksi ramalan permintaan (lihat
program ramalan dalam CD):
Rp 000
Total Omset
Bulan
Penjualan
Bulan-1 55,000
Bulan-2 57,643
Bulan-3 60,286
Bulan-4 62,929
Bulan-5 65,571
Bulan-6 68,214
Bulan-7 70,857
Bulan-8 73,500
Bulan-9 76,143
Bulan-10 78,786
Bulan-11 81,429
Bulan-12 84,071
Pesaing
Pada lokasi usaha yang saya akan bangun sudah ada 1 pesaing dan diperkirakan permintaan
pasar akan terbagi dua.
Peluang
Atas dasar ilustrasi sebelumnya maka dapat kami proyeksikan permintaan omset penjualan.
Untuk tahap awal diperkirakan penjualan belum mencapai rata-rata permintaan pasar, karena
belum dikenal masyarakat. Tapi secara perlahan-lahan akan mencapai rata-rata permintaan pasar.
Proyeksi omset penjualan akan seperti di dalam table ini
Rp 000
Total Total Omset perunit Bagian Pasar PELUANG
Bulan Omset Usaha Usaha diperoleh YANG
Penjualan (Unit) (Peluang) (%) DIDAPAT
Bulan-1 55,000 2 27,500 75.00% 20,625
Bulan-2 57,643 2 28,821 85.00% 24,498
Bulan-3 60,286 2 30,143 90.00% 27,129
Bulan-4 62,929 2 31,464 95.00% 29,891
Bulan-5 65,571 2 32,786 100.00% 32,786
Bulan-6 68,214 2 34,107 100.00% 34,107
Bulan-7 70,857 2 35,429 100.00% 35,429
Bulan-8 73,500 2 36,750 100.00% 36,750
Bulan-9 76,143 2 38,071 100.00% 38,071
Bulan-10 78,786 2 39,393 100.00% 39,393
Bulan-11 81,429 2 40,714 100.00% 40,714
Bulan-12 84,071 2 42,036 100.00% 42,036
Hormat Kam
#1. Bangunan Makin Banyak
Lihat saja, tiap tahun makin banyak didirikan gedung, kantor, pabrik, perumahan, ruko, gudang serta
bangunan lain. Berdasar data dari REI (Real Estate Indonesia), pertumbuhan properti pertahun rata-rata
mencapai 10-20%.
Dari segi pangsa pasar, artinya permintaan akan produk pendukung seperti pagar, teralis, kanopi, pintu
harmonika, rolling door juga ikut terdongkrak. Imbasnya wirausahawan bengkel las dan jasa konstruksi
baja juga ikut kecipratan rejeki nomplok.
Apalagi seiring makin melambungnya harga kayu, trend yang berkembang saat ini banyak pemborong
beralih menggunakan bahan lain yaitu kanal C besi maupun baja ringan (galvalum) sebagai bahan rangka
atap bangunan.
Meskipun untuk pemasangan rangka atap baja ringan tak perlu pengelasan, namun produk ini masih
terkait erat dengan logam sehingga merupakan lahan basah bagi pengusaha bengkel las.
Dulu, produk hasil pengelasan seperti pagar, teralis, canopy dll merupakan barang mewah. Tapi kini
sudah jadi kebutuhan penting yaitu:
Bengkel las makin dicari konsumen untuk memesan pagar dan teralis guna mengamankan rumahnya
dari pencuri. Nah, rasa aman ini yang paling penting. Maklum tingkat kejahatan kian tinggi sehingga
pemilik rumah tak akan merasa khawatir saat beraktifitas keluar rumah.
Sedang kanopi biasanya berfungsi melindungi kendaraan (mobil dan motor) dari panas dan hujan. Ini
terutama untuk rumah yang tak memiliki garasi di dalam sehingga kendaraannya diparkir di halaman
(carpot)
Selain fungsi utama sebagai pengaman, customer memesan pagar, teralis, kanopi, pintu besi dari
bengkel las itu guna mempercantik tempat tinggalnya. Karena alasan estetika dan keindahan inilah
kadang orang rela merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk memesan pagar mewah.
Ini menjadi peluang bisnis yang super menjanjikan sekaligus tantangan berat bagi pelaku usaha bengkel
las. Tukang las dituntut punya keahlian tingkat tingi untuk menghasilkan produk berkwalitas jempolan
sehingga konsumen merasa puas. Berdasar pengalaman, konsumen type beginian tak
mempermasalahkan soal harga. Berapapun tarif yang dipatok akan dibayar asal hasilnya sesuai dengan
keinginannya.
Itulah salah satu kelebihan bisnis jasa, termasuk juga jasa las. Keuntungan yang diraih cukup besar.
Kuncinya: berikan pelanggan kepuasan !
Berapa kisaran modal uang yang harus disiapkan untuk membuka usaha bengkel las? Sekitar 10 juta.
Rincian estimasinya berikut ini:
Untuk sewa tempat 5 juta/tahun. Karena bengkel las tak perlu tempat yang bagus dan lokasi
yang strategis, sebaiknya pilih kontrakan yang murah saja asal cukup luas dan akses jalannya
cukup untuk dilewati pick up. Idealnya bengkel las itu luasnya 7x7 meter atau lebih. Ini karena
panjang pipa besi adalah 6m. Jadi jika areanya kurang dari 6m cukup merepotkan dalam
penyimpanan bahan maupun proses pengerjaan.
Membeli peralatan dan perlengkapan bengkel: mesin las listrik inverter, gerindra, cutting (alat
pemotong besi), bor, compressor (untuk pengecatan) dll kurang lebih 5 juta.
Catatan:
- Untuk sewa tempat mungkin perkiraan tadi kurang akurat karena tiap daerah beda tarif. Jika punya
tempat sendiri malah lebih bagus.
- Peralatan tersebut hanya alat utama yang wajib ada untuk kelancaran kerja. Jika usaha telah berjalan,
perlu ditambah alat pendukung seperti mesin tekuk plat / pipa dll.
Pengalaman saya pertama buka bengkel las pada tahun 2008 sih hanya perlu modal 2 juta hasil gadein
BPKB motor untuk beli alat tersebut. Tapi sekarang tentu harganya telah berubah.
Untuk kelebihan atau nilai plus dari bisnis jasa las telah dibahas di atas. Saatnya kita ungkap kekurangan
dari usaha jenis ini. Iyalah, tak fair dong kalau kita hanya ngomongin dari segi enaknya doang. Dimana-
mana semua bisnis itu pasti ada plus minusnya kan?
Usaha bengkel las itu perputaran uangnya lama. Untuk menyelesaikan pesanan pagar, kanopi,
pintu besi pelanggan perlu waktu 3 hari s/d 1 bulan tergantung volume dan tingkat kesulitan.
Cara agar perputaran modalnya cepat: Perbanyak order yang otomatis harus menambah
karyawan (tukang las) dan peralatan.
Rawan complain dari pelanggan jika hasil garapan tak sesuai dengan keinginan dan waktu
yang dijanjikan meleset / molor jauh. Cara mengatasi: Jaga kualitas dan jangan menjanjkan
waktu terlalu mepet. Misalnya perkiraan waktu pengerjaan adalah seminggu, maka kita janji ke
konsumen selesainya 2 minggu. Ini untuk mengantisipasi molornya penggarapan karena
kesalahan teknis atau sebab lain.
Banyak pesaingnya. Karena bisnis ini sangat mudah dijalankan dan tak terlalu butuh modal
besar, maka banyak yang membuka bengkel las. Tukang las yang sudah agak pintar biasanya
buka bengkel sendiri. Cara mengatasinya: Pergencar promosi, jaga kualitas, beri konsumen
pelayanan yang beda dari pesaing. Atau bisa juga dengan cara banting harga (tapi cara ini tak
dianjurkan karena bisa merusak pasaran hinga terjadi persaingan tak sehat yang ujung-ujungnya
merugikan usaha sendiri)