Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu
defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Lubang itu
dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan
rongga perut yang meninggi. (Mansjoer, 2002)
Hernia inguinalis merupakan permasalahan yang bisa ditemukan dalam kasus bedah.
Kasus kegawatdaruratan dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat Strangulasi dan
inkarserasi. Inkarserasi merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu dan tindakan
operasi darurat nomor dua setelah appendicitis akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010
dan Greenberg et al, 2008).
Hernia inguinalis merupakan penonjolan yang keluar dari rongga peritoneum melalui
anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,
kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol
keluar dari anulus inguinalis eksternus (Sjamsuhidayat, 2004). Faktor risiko yang dapat
menjadi etiologi hernia inguinalis yaitu peningkatan intra-abdomen (batuk kronis,
konstipasi, ascites, angkat beban berat dan keganasan abdomen) dan kelemahan otot
dinding perut (usia tua, kehamilan,prematuritas, pembedahan insisi yang mengakibatkan
hernia insisional, overweightdan obesitas) (Sjamsuhidajat, 2010 dan Burney, 2012).
Hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur, tetapi angka kejadian hernia
inguinalis meningkat dengan bertambahnya umur dan terdapat distribusi bimodal (dua
modus) untuk usia yaitu dengan puncaknya pada usia 1 tahun dan pada usia rerata 40
tahun (Greenberg et al, 2008 dan Sjamsuhidajat, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), penderita hernia tiap tahunnya
meningkat. Didapatkan data pada decade tahun 2005 sampai tahun 2010 penderita hernia
segala jenis mencapai 19.173.279 penderita (12.7%) dengan penyebaran yang paling
banyak adalah daerah Negara-negara berkembang seperti Negara-negara Afrika, Asia
tenggara termasuk Indonesia, selain itu Negara Uni emirat arab adalah Negara dengan
jumlah penderita hernia terbesar di dunia sekitar 3.950 penderita pada tahun 2011.
Berdasarkan data dari Departermen Kesehatan Republik Indonesia di Indonesia
periode Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 berjumlah 1.243 yang mengalami
gangguan hernia inguinalis, termasuk berjumlah 230 orang (5,59%) (DepKesRI, 2011).

1
Kondisi yang seperti ini mengharuskan adanya asuhan keperawatan yang tepat agar
dapat mencapai kesehatan yang optimal serta untuk menghindari komplikasi pada klien
dengan post operasi hernia .Dalam mencermati masalah- masalah tersebut maka penulis
tertarik untuk mengetahui secara nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien dengan post operasi hernia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Hernia ?
2. Bagaimana klasifikasi dari Hernia ?
3. Bagaimana etiologi dari Hernia ?
4. Bagaimana patofisiolofgi dari Hernia ?
5. Bagaimana WOC dari Hernia ?
6. Bagaimana manifestasi klinis dari Hernia ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Hernia ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari Hernia ?
9. Bagaimana komplikasi dari Hernia ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatn dari Hernia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Hernia
2. Untuk mengetahu klasifikasi dari Hernia
3. Untuk mengetahu etiologi dari Hernia
4. Untuk mnegetahui patofisiologi dari Hernia
5. Untuk mengetahui WOC dari Hernia
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hernia
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Hernia
8. Untuk mengteahui penatalaksanaan dari Hernia
9. Untuk mengetahui komplikasi dari Hernia
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari Hernia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hernia


Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana
rongga tersebut harusnya berada dalam keadaan normal tertutup (Nanda,2006).
Menurut (Nada, 2007) Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ
ataupun jaringan melalui bagian lemah dari dindingrongga yang bersangkutan atau lubang
abnormal.
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati rongga yang
secara normal memang berisi bagian – bagian tersebut.(Mutakin, 2011)

2.2 Anatomi dan Fisiologi


2
1. Anatomi Hernia

Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi
hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ ekstraperitoneal
seperti ovarium, appendiks divertikel dan buli-buli. Unsur terakhir adalah struktur
yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau
organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya (Martini, H, 2001).
2. Fisiologi Menurut preace (2002).
1) Krista illika berfungsi sebagai penopang seikum dan sebelah depan menyentuh
kolon desendes.
2) Mukulus obliges externus abdominus fungsinya adalah mengencangkan dan
melindunngi organ intra abdomen.
3) Saluran ingunialis atau lingkaran ingunialis berfungsi sbagai tempat berjalan tali
mani (funukulus spermatikus) pada pria dan ligamen bundar dari uterus pada
wanita dan juga beberapa urat saraf dan pembuluh darah.
4) Liena alba atau garis putih berfungsi memisahkan otot relatus abdominus.
5) Tembuk lubang dalam atau internal berfungsi sebagai tempat pada fosia otot
tranfersal dimana tali mani masuk melintasi salura ingunial, tembuk lubang tepi
atau external adalah tempat di dalam abdominal oblik external dimana tali mani
muncul atau turun ke lipat paha atau masuk skrotum.
6) Vena safena magma yang panjang fungsinya untuk mengalirkan darah kotor dari
seluruh tubuh ke jantung.

2.3 Klasifikasi Hernia


Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses
terjadinya. Berikut ini penjelasannya:
Macam-macam hernia:
3
1. Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya,seperti :
1) Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
- Indirek/lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria
daripada wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat
menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Umumnya pasien
mengatakan turun berok, burut atau kelingsir atau mengatakan adanya
benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau
menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau mengangkat
benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
- Direk/medialis: Hernia ini melewati dinding abdomendi area kelemahan otot,
tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini
lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada
area yang lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta
karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus
inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul
benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke
bagianatas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat
dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada
anulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena
besarnya defek pada dinding posteriormaka hernia ini jarang sekali menjadi
ireponibilis.
2) Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada
wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis
yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat
dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari
inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia ini.
3) Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk
dan wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya
yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca operasi seperti
infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.
4) Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang
lemah.
2. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas:
1) Hernia bawaan atau kongenital

4
Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek): Kanalis inguinalis
adalah kanal yang normal pada fetus.Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus
testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium
ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri
turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila
kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bilaprosesus
terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaanyang
menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka
kembali dan timbul herniainguinalis lateralis akuisita.
2) Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).
3. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut:
1) Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2) Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri
tonium kantonghernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus =perlekatan
karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
3) Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio =terperangkap, carcer = penjara),
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia
inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “herniastrangulata”. Hernia
strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak
mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini
merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.

2.4 Etiologi
1. Faktor konginetal (kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan)

5
2. Faktor didapat (batuk kronis, mengejan saat mkiksi, mengejan saat defekasi,
pekerjaan saat mengangkat benda berat)
Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah :
1. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan prosesus
vaginalis.
2. Kerja otot yang terlalu kuat.
3. Mengangkat beban yang berat.
4. Batuk kronik.
5. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi.
6. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (TIA)
seperti: obesitas dan kehamilan.
Menurut Natadidjaja (2002) , penyebab hernia inguinalis adalah :
1. Tempat lemah pada dinding abdomen (kongenital, pada tempat-tempat penetrasi
anatomik atau tempat-tempat insisi).
2. Tekanan intraabdominal meningkat (batuk, mengedan, obstruksi)
3. Kelemahan otot-otot akibat obesitas dan lain-lain
Menurut Black and janis dkk (2002), penyebab hernia inguinalis adalah:
1. Kelemahan otot dinding abdomen.
1) Kelemahan jaringan.
2) Adanya daerah yang luas diligamen inguinal.
3) Trauma.
2. Peningkatan tekanan intra abdominal
1) Obesitas.
2) Mengangkat benda berat
3) Konstipasi, dari faktor mengejan pada saat proses buang air besar.
4) Kehamilan
5) Batuk kronik
6) Hipertropi prostate
7) Faktor resiko: kelainan congenital

2.5 Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital
yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat
menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua
6
adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat
dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang
maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut
tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-laki,
sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi
perlengketan antara isi 13 hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga
aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia
akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus
yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini
akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan
konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung,
muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah
benjolan menjadi merah. (Manjoer, Arif, 2000 : 314 – 315, Syamsuhidayat, 1998 : 706).

2.6 Manifestasi Klinis


Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :
1. Adanya benjolan (biasanya asimptomatik) Keluhan yang timbul berupa adanya
benjolan di daerah inguinal dan atau skrotal yang hilang timbul. Timbul bila terjadi
peningkatan tekanan intra peritoneal misalnya mengedan, batuk-batuk, tertawa, atau
menangis. Bila pasien tenang, benjolan akan hilang secara spontan.
2. Nyeri Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di
daerah epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia
(Jennifer, 2007). Bila usus tidak dapat kembali karena jepitan oleh anulus inguinalis,
terjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit.
Keadaan ini disebut hernia strangulata. Secara klinis keluhan pasien adalah rasa sakit
yang terus menerus.
3. Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah Tanda klinik pada
pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada Inspeksi : saat pasien mengedan

7
dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis
yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Palpasi: kantong hernia yang kosong
dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang
memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung
tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi
organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti
karet), atau ovarium.Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat
dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus
eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.
Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam annulus
eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti
hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang
padat biasanya terdiri dari ovarium.

2.7 Penatalaksanaan
1. Menurut Mansjoer, A, (2000) penatalaksanaan medis pada hernia yaitu:
1) Herniaplasty :memperkecil anulusinguinalisinternus dan memperkuat dinding
belakang.
2) Herniatomy :pembebasan kantong hernia sampaikelehernya, kantong dibuka dan
isi hernia dibebaskalauada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
3) Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus
dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
2. Sedangkan penatalaksanaan Keperawatan yaitu :
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakana latpenyokong.
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat
dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3) Celanapenyangga.
4) Istirahat baring.
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya asseta minofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan

8
mengedan selama BAB, hindari kopi kopMi, teh, coklat, cola, minuman
beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.

2.8 Pemeriksaan Penunjang


Menurut (Doengoes, 2000 : 902).
1. Foto Abdomen
Dapat menyatakan adanya kengerasan material pada apendiks (fekalit), ileus
terlokalisis.
2. Urinalisis
Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.
3. Elektrolit
Ketidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya penurunan kalium akan
mempengaruhi kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan curah
jantung.
4. AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
5. ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian untuk
memberikan anestesi.

2.9 WOC Hernia


Faktor konginetal (kegagalan penutupan
prosesus vaginalis
9 pada waktu kehamilan)
dan Faktor didapat (batuk kronis, mengejan
saat mkiksi, mengejan saat defekasi,
pekerjaan saat mengangkat benda berat)
Peningkatan tekanan intra abdomen

Masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis

Jika cukup panjang akan menonjol keluar dari


annulus inguinalis ekstermus

Tonjolan akan sampai ke spektrum

Hernia

Tidak dapat kembali Dapat kembali secara


secara normal spontan (manual)

Pre Operasi hernia Tindakan pembedahan Post operasi hernia

Adanya
Keluaran luka insisi
Kondisi Prosedur Kurang cairan Penurunan Diskontinuitas
hernia Operasi informasi berlebih fungsi usus jaringan
Perawatan
luka yang
Ansietas Kurangnya Diit cairan Nyeri kurang
Nyeri Resiko
Akut pengetahuan ketidakseim Akut
bangan Invasif
cairan Nutrisi
kuman
inadekuat

Defisit nutrisi
10 kurang dari Resiko
kebutuhan tubuh infeksi
Ketidaknya
Gangguan manan /
integritas kulit keterbatasan
gerak

Gangguan
Mobilitas Fisik

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normalmelalui suatu
defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secarakongenital yang memberi
12
jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasamelalui dinding tersebut. Lubang itu
dapat timbul karena lubang embrionalyang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan
rongga perut yang meninggi(Mansjoer, 2002). Hernia inguinalis lebih banyak diderita
oleh laki-laki dari padaperempuan. Hal ini dikarenakan pada laki-laki dalam waktu
perkembanganjanin terjadi penurunan testis dari rongga perut. Jika saluran testis
tidakmenutup dengan sempurna, maka akan menjadi jalan lewatnya herniainguinalis
(Oswari, 2005).

4.2 SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah koleksi bacaan diperpustakaan sehingga mudah dalam
pembuatan tugas.
2. Bagi Mahasiswa S1 Keperawatan
Diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan askep yang mengacu
pada standart SNL (Standart Nursing Language) yang dianjurkan oleh SDKI.

13

Anda mungkin juga menyukai