PENDAHULUAN
1
Kondisi yang seperti ini mengharuskan adanya asuhan keperawatan yang tepat agar
dapat mencapai kesehatan yang optimal serta untuk menghindari komplikasi pada klien
dengan post operasi hernia .Dalam mencermati masalah- masalah tersebut maka penulis
tertarik untuk mengetahui secara nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien dengan post operasi hernia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Hernia
2. Untuk mengetahu klasifikasi dari Hernia
3. Untuk mengetahu etiologi dari Hernia
4. Untuk mnegetahui patofisiologi dari Hernia
5. Untuk mengetahui WOC dari Hernia
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hernia
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Hernia
8. Untuk mengteahui penatalaksanaan dari Hernia
9. Untuk mengetahui komplikasi dari Hernia
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari Hernia
BAB II
PEMBAHASAN
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi
hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ ekstraperitoneal
seperti ovarium, appendiks divertikel dan buli-buli. Unsur terakhir adalah struktur
yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau
organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya (Martini, H, 2001).
2. Fisiologi Menurut preace (2002).
1) Krista illika berfungsi sebagai penopang seikum dan sebelah depan menyentuh
kolon desendes.
2) Mukulus obliges externus abdominus fungsinya adalah mengencangkan dan
melindunngi organ intra abdomen.
3) Saluran ingunialis atau lingkaran ingunialis berfungsi sbagai tempat berjalan tali
mani (funukulus spermatikus) pada pria dan ligamen bundar dari uterus pada
wanita dan juga beberapa urat saraf dan pembuluh darah.
4) Liena alba atau garis putih berfungsi memisahkan otot relatus abdominus.
5) Tembuk lubang dalam atau internal berfungsi sebagai tempat pada fosia otot
tranfersal dimana tali mani masuk melintasi salura ingunial, tembuk lubang tepi
atau external adalah tempat di dalam abdominal oblik external dimana tali mani
muncul atau turun ke lipat paha atau masuk skrotum.
6) Vena safena magma yang panjang fungsinya untuk mengalirkan darah kotor dari
seluruh tubuh ke jantung.
4
Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek): Kanalis inguinalis
adalah kanal yang normal pada fetus.Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus
testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium
ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri
turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila
kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bilaprosesus
terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaanyang
menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka
kembali dan timbul herniainguinalis lateralis akuisita.
2) Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).
3. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut:
1) Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2) Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri
tonium kantonghernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus =perlekatan
karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
3) Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio =terperangkap, carcer = penjara),
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia
inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “herniastrangulata”. Hernia
strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak
mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini
merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.
2.4 Etiologi
1. Faktor konginetal (kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan)
5
2. Faktor didapat (batuk kronis, mengejan saat mkiksi, mengejan saat defekasi,
pekerjaan saat mengangkat benda berat)
Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah :
1. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan prosesus
vaginalis.
2. Kerja otot yang terlalu kuat.
3. Mengangkat beban yang berat.
4. Batuk kronik.
5. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi.
6. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (TIA)
seperti: obesitas dan kehamilan.
Menurut Natadidjaja (2002) , penyebab hernia inguinalis adalah :
1. Tempat lemah pada dinding abdomen (kongenital, pada tempat-tempat penetrasi
anatomik atau tempat-tempat insisi).
2. Tekanan intraabdominal meningkat (batuk, mengedan, obstruksi)
3. Kelemahan otot-otot akibat obesitas dan lain-lain
Menurut Black and janis dkk (2002), penyebab hernia inguinalis adalah:
1. Kelemahan otot dinding abdomen.
1) Kelemahan jaringan.
2) Adanya daerah yang luas diligamen inguinal.
3) Trauma.
2. Peningkatan tekanan intra abdominal
1) Obesitas.
2) Mengangkat benda berat
3) Konstipasi, dari faktor mengejan pada saat proses buang air besar.
4) Kehamilan
5) Batuk kronik
6) Hipertropi prostate
7) Faktor resiko: kelainan congenital
2.5 Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital
yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat
menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua
6
adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat
dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang
maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut
tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-laki,
sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi
perlengketan antara isi 13 hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga
aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia
akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus
yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini
akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan
konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung,
muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah
benjolan menjadi merah. (Manjoer, Arif, 2000 : 314 – 315, Syamsuhidayat, 1998 : 706).
7
dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis
yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Palpasi: kantong hernia yang kosong
dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang
memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung
tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi
organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti
karet), atau ovarium.Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat
dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus
eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.
Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam annulus
eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti
hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang
padat biasanya terdiri dari ovarium.
2.7 Penatalaksanaan
1. Menurut Mansjoer, A, (2000) penatalaksanaan medis pada hernia yaitu:
1) Herniaplasty :memperkecil anulusinguinalisinternus dan memperkuat dinding
belakang.
2) Herniatomy :pembebasan kantong hernia sampaikelehernya, kantong dibuka dan
isi hernia dibebaskalauada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
3) Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus
dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
2. Sedangkan penatalaksanaan Keperawatan yaitu :
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakana latpenyokong.
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat
dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3) Celanapenyangga.
4) Istirahat baring.
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya asseta minofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
8
mengedan selama BAB, hindari kopi kopMi, teh, coklat, cola, minuman
beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
Hernia
Adanya
Keluaran luka insisi
Kondisi Prosedur Kurang cairan Penurunan Diskontinuitas
hernia Operasi informasi berlebih fungsi usus jaringan
Perawatan
luka yang
Ansietas Kurangnya Diit cairan Nyeri kurang
Nyeri Resiko
Akut pengetahuan ketidakseim Akut
bangan Invasif
cairan Nutrisi
kuman
inadekuat
Defisit nutrisi
10 kurang dari Resiko
kebutuhan tubuh infeksi
Ketidaknya
Gangguan manan /
integritas kulit keterbatasan
gerak
Gangguan
Mobilitas Fisik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normalmelalui suatu
defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secarakongenital yang memberi
12
jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasamelalui dinding tersebut. Lubang itu
dapat timbul karena lubang embrionalyang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan
rongga perut yang meninggi(Mansjoer, 2002). Hernia inguinalis lebih banyak diderita
oleh laki-laki dari padaperempuan. Hal ini dikarenakan pada laki-laki dalam waktu
perkembanganjanin terjadi penurunan testis dari rongga perut. Jika saluran testis
tidakmenutup dengan sempurna, maka akan menjadi jalan lewatnya herniainguinalis
(Oswari, 2005).
4.2 SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah koleksi bacaan diperpustakaan sehingga mudah dalam
pembuatan tugas.
2. Bagi Mahasiswa S1 Keperawatan
Diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan askep yang mengacu
pada standart SNL (Standart Nursing Language) yang dianjurkan oleh SDKI.
13