Anda di halaman 1dari 232

MODUL HASIL PENYELARASAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SESUAI KEBUTUHAN INDUSTRI

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK PEMELIHARAAN MEKANIK INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.

Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,

Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.

Juni 2017
Tim Penyusun Modul
Penyelarasan Kurikulum dan Silabi
Pusdiklat Industri
MODUL
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA
MESIN BUBUT DAN MESIN FRAIS
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii


Peta Kedudukan Modul .......................................................................................... v
Peristilahan/Glosarium ........................................................................................... vii

I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Deskripsi Judul......................................................................................... 1
B. Prasyarat ............................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................. 2
D. Tujuan.................................................................................................... 2
E. Kompetensi ............................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan ................................................................................... 3

II. Pembelajaran .............................................................................................. 4


A. Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik .................................................... 4
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 5
Kegiatan Belajar 1 : Fungsi Bagian-Bagian Mesin Bubut ................... 5
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................ 5
Uraian Materi 1 ........................................................................... 5
Tes Formatif 1 ............................................................................ 26
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ................................................... 26
Lembar Kerja 1 ........................................................................... 31
Kegiatan Belajar 2 : Mekanisme Kerja Mesin Bubut .......................... 33
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................ 33
Uraian Materi 2 ........................................................................... 33
Tes Formatif 2 ............................................................................ 35
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ................................................... 35
Lembar Kerja 2 ........................................................................... 36
Kegiatan Belajar 3 : Fungsi Bagian-bagian Mesin Frais..................... 37
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................ 37
Uraian Materi 3 ........................................................................... 37
Tes Formatif 3 ............................................................................ 45
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ................................................... 46
Lembar Kerja 3 ........................................................................... 47

iii
Kegiatan Belajar 4 : Mekanisme Kerja Mesin Frais ........................... 49
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 ............................................... 49
Uraian Materi 4 .......................................................................... 49
Tes Formatif 4 ............................................................................ 56
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 ................................................... 56
Lembar Kerja 4 .......................................................................... 56

III. Evaluasi ...................................................................................................... 57


A. Tes Tertulis ........................................................................................... 57
B. Tes Praktik ............................................................................................ 64

IV. Penutup....................................................................................................... 67

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 68

iv
PETA KEDUDUKAN MODUL

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.
MODUL UNIT KOMPETENSI

M M M

18.20A 18..21A 20-017-3

SERTIFIKAT

M 18.55A M 18.6A II

M. 7.8A M. 7.7A
SMK

M. 9.3A M. 7.6A M. 7.5A

SERTIFIKAT
M. 9.1A M.9.2A M..25C11
I

M.18.3A M.18.2A M.18.1A

Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat

KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan M.18.1A
Menggunakan Perkakas Tangan
2. M.18.2A M.18.2A
Bertenaga
3. M.18.3A M.18.3A
4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur M..25C11
5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A

v
KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar M. 9.3A
8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum M. 7.5A
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin
9. M. 7.6A M. 7.6A
Bubut
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
10. M. 7.7A M. 7.7A
Frais
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
11. M.7.8A M.7.8A
Gerinda
Membongkar, Mengganti, dan Merakit
12. M.18.55A M.18.55A
Komponen Mesin
Membongkar/memperbaiki/mengganti/
13. M.18.6A M.18.20A
merakit dan memasang komponen
14. M.18.20A Memelihara komponen sistem hidrolik M.18.20A
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
15. M.18.21A M.18.21A
Hidrolik
OPKR 20-017- Pemeliharaan Servis Sistem Bahan
16. OPKR 20-017-3
3 Bakar Diesel

vi
PERISTILAHAN / GLOSARIUM

Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas


pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan .

Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu


bidang pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang
dipersyaratkan.

Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar Kompetensi.

Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.

Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan .

Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian .

Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang


berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan
kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum :

SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur


pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan
khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati.

Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi,


pelayanan/pemakaian, perawatan, mengatasi masalah, dan daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan
mesin frais adalah merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri.
Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai
dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya.
Modul fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais
merupakan salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di
kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan
modul ini maka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan
menjadi terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik.

B. PRASYARAT
Sebelum mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais,
siswa sudah menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut :

DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI

M18.1A M18.55A

M18.2A
M7.6A M18.6A
M1.3FA

M18.3A
M7.5A M7.7A M.18.20A
M1.2FA

M9.1A
M7.8A M18.21A
M1.3FA

M9.2A
M9.3A
M1.4FA
M2.5C11 OPKR-
A 20-17B

1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:
a. Bagi siswa atau peserta didik:
1. Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2. Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama
sebagai teori penunjang,
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
5. Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing
kegiatan belajar, cocokkan dengan kunci jawaban yang telah
tersedia pada kunci jawaban,
6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b. Bagi guru pembina / pembimbing:
1. Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan
penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari
modul ini.
3. Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang
diberikan kepada siswa.
4. Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk
memberikan wawasan kepada siswa.
5. Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil
karyanya.

D. TUJUAN
1. Tujuan Antara
1. Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja
mesin bubut dengan benar.
2. Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja
mesin frais dengan benar.

2
2. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat:
1. Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin bubut,
2. Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin bubut,
3. Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin frais,
4 . Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin frais,

E. KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat
mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais serta
melaksanakan start up dan shut down mesin bubut dan frais.

F. CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi
fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais.
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar,
aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu
mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.

3
BAB II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK

Tanda
Waktu Tempat Alasan Tangan
Jenis Kegiatan Tanggal
Jam Belajar Perubahan Guru
1. Mengidentifikasi Workshop/
fungsi bagian- Bengkel
bagian mesin
bubut
Tes formatif 1 Workshop/
Bengkel

2. Mengidentifikasi Workshop/
mekanisme kerja Bengkel
mesin bubut

Tes formatif 2 Workshop/


Bengkel

3. Mengidentifikasi Workshop/
fungsi bagian- Bengkel
bagian mesin
frais
Tes formatif 3 Workshop/
Bengkel

4. Mengidentifikasi Workshop/
mekanisme Bengkel
mesin frais
Tes formatif 4 Workshop/
Bengkel

EVALUASI Workshop/
Bengkel

4
B. KEGIATAN BELAJAR :
1. KEGIATAN BELAJAR 1 : FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin bubut
- Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin bubut

Uraian Materi 1:
Mesin bubut standar merupakan salah satu jenis mesin yang paling banyak
digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur,
lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga dikat atau pelatihan. Fungsi mesin
bubut standar pada prinsipnya sama dengan mesin bubut lainnya, yaitu untuk:
membubut muka/ facing, rata lurus/ bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk,
mengebor, memperbesar lubang, mengkartel, memotong dan lain-lain.
A. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar
Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus memilki
bagian-bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut standar
diantaranya:
1. Kepala Tetap (Head Stock)

5
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin yang berfungsi
sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya:
cekam (chuck), kollet (collet), senter tetap, atau pelat pembawa rata (face
plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan
tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau
penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut.
Di dalam konstruksi kepala tetap, terdapat roda pully yang dihubungkan
dengan motor penggerak. Dengan tumpuan poros dan mekanik lainnya,
pully dihubungkan dengan poros spindel dan beberapa susunan transmisi
mekanik dalam gear box. Susunan transmisi mekanik dalam gear box
tersebut terdapat beberapa komponen diantarnya, roda gigi berikut poros
tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik
lainnya yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran mesin,
kecepatan pemakanan dan arah pemakanan. Susunan transmisi mekanik
didalam gear box, dihubungkan dengan beberapa tuas/ handel dibagian
sisi luarnya, yang rancangan atau didesainnya dibuat sedemikan rupa agar
seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau dalam rangka
menggunakan/ mengatur dan merubah tuas/ handel tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.

Setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada
umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda
pula walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada
jenis mesin bubut standar “Celtic 14“, dapat memperoleh putaran mesin
yang berbeda-beda apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya
diubah-ubah menggunakan tuas pengatur kecepatan putaran yaitu “A”
(kerja tunggal) dan “B” (kerja ganda). Putaran cepat (tinggi) biasanya

6
dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk pembubutan dengan
tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan putaran lambat
dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut dengan
tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D”
berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan
dengan kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat
dilihat pada pelat tabel pembubutan dan ulir).
2. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary
centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus
yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus(sleeve) kepala lepas.
Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas
dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil,
sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan
tujuan untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter
tetap/ senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan
melakukan pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan
pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis
ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm.

7
Kepala lepas ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. Tinggi senter
kepala lepas sama dengan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini
terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut
pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau
tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter kepala
tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang
diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua
senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus
3. Alas/ Meja Mesin (Bed machine)
Alas/ meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala
lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja mesin bubut
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua
sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/ meja mesin bubut
memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta
kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala
lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan
dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan
yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan
hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil
pembubutan yang sejajar.

4. Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya:
Petama: Eretan memanjang/ eretan alas (longitudinal carriage) berfungsi
untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau
menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/

8
alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
Kedua: Eretan melintang (cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui
sumbu senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus sebagai dudukan
eretan atas.
Ketiga: Eretan atas/ eretan kombinasi (top carriage/ compound slide)
terlihat pada berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah
sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari
konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada ertan memanjang dan
eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila
eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas
juga ikut bergerak/ bergeser.

Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan


dan mengatur kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala
garis ukur (nonius) yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada
roda pemutarnya. Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki
ketelitian skala garis ukurnya lebih kasar bila dibandingkan dengan
ketelitian skala garis ukur pada eretan melintang, yaitu antara 0,1 s.d 0,5
mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm. Skala garis
ukur (nonius) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk
dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.

9
Gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena
adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara
mekanik dari gear box pada kepala tetap menujugear box mekanik pada
eretan. Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi
dengan beberapa tuas/ handel dan roda pemutar yang masing memilki
fungsi yang berbeda.
5. Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan jenis ulirwhithworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi
untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis,
misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros
transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir
transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang
selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemakanan secara otomatis.

6. Tuas/ Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaannya.
Maka dari itu, didalam mengatur tuas/ handel pada setiap melakukan
proses pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk

10
pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut.

11
7. Penjepit/ Pemegang Pahat (Tools Post)
Penjepit/ pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua
macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel
(adjustable tool post).
 Pemegang pahat standar
Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian
pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan
ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan
dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-
baut yang terdapat pada pemegang pahat.
Pemegang pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis
yaitu, dudukan pahat satu dan empat. Pemegang pahat dengan
dudukan satu, hanya dapat digunakan untuk mengikat/ menjepit pahat
bubut sebanyak satu buah, sedangkan pemegang pahat dengan
dudukan empat dapat digunakan untuk mengikat/ menjepit pahat
sebanyak empat buah sekaligus, sehingga bila dalam proses
pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih
praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat
dudukan satu.

12
13
 Pemegang Pahat Dapat disetel (Adjustable Tool Post)
Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur
ketinggian pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus
memberI ganjal, karena pada bodi pemegang pahat sudah terdapat
dudukan rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan
mekanik yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan
mengatur ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel
ini bila dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua
jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat
satu buah dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah
lebih dari satu/ multi.
Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah
pahat satu buah, karena hanya terdapat dudukan rumah pahat satu
buah apabila ingin mengganti jenis pahat yang lain harus melepas
terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya.
Sedangkan untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan
rumah pahat lebih dari satu (multi), pada rumah pahatnya dapat
dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam
proses pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih
mudah dan praktis dalam menggunakannya, karena tidak harus
melepas/ membongkar pasang rumah pahat yang sudah terpasang
sebelumnya.
B. Pelengkapan Mesin Bubut Standar
Pada mesin bubut standar terdapat beberapa alat perlengkapan mesin
diantaranya: alat pencekam/ pengikat, alat pembawa, alat penahan/
penyangga dan alat bantu pengeboran.
1. Alat Pencekam/ Pengikat Benda Kerja
Alat pecekam benda kerja pada mesin bubut standar terdapat
beberapa buah diantaranya:
 Cekam (Chuck)
Cekam adalah salahsatu alat perlengkapan mesin bubut yang
fungsinya untuk menjepit/ mengikat benda kerja pada proses
pembubutan. Jenis alat ini apabila dilihat dari gerakan rahangnya
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, cekam sepusat (self centering
chuck) dan cekam tidak sepusat (independent chuck). Pengertian
cekam sepusat adalah, apabila salahsatu rahang digerakkan maka

14
keseluruhan rahang yang terdapat pada cekam akan bergerak
bersama-sama menuju atau menjaui pusat sumbu. Maka dari itu,
cekam jenis ini sebaiknya hanya digunakan untuk mencekam benda
kerja yang benar-benar sudah silindris. Cekam jenis ini rahangnya
ada yang berjumlah tiga (3 jaw chuck) , empat (4 jaw chuck) dan
enam (6 jaw chuck) seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Sedangkan pengertian cekam tidak sepusat adalah, masing-masing


rahang dapat digerakkan menuju/ menjaui pusat dan rahang lainnya
tidak mengikuti. Maka jenis cekam ini digunakan untuk mencekam
benda-benda yang tidak silindris atau tidak beraturan, karena lebih
mudah disetel kesentrisannya dan juga dapat digunakan untuk
mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu
senternya tidak sepusat. Jenis cekam ini pada umunya memilki
rahang empat. Lihat gambar dibawah:

15
Untuk jenis cekam yang lain, rahangnya ada yang berjumlah dua
buah yang diikatkan pada rahang satu dengan yang lainnya,
tujuannya agar rahang pada bagian luar dapat dirubah posisinya
sehingga dapat mencekam benda kerja yang memilki diameter
relatif besar. Caranya yaitu dengan melepas baut pengikatnya, baru
kemudian dibalik posisinya dan dikencangkan kembali. Hati-hati
dalam memasang kembali rahang ini, karena apabila pengarahnya
tidak bersih, akan mengakibatkan rahang tidak tidak sepusat dan
kedudukannya kurang kokoh/ kuat. Gambar berikut adalah cekam
dengan rahang dapat balik posisinya.

Selain jenis cekam yang telah disebutkan diatas, masih ada jenis
cekam lain yaitu cekam yang memiliki rahang dengan bentuk
khusus. Cekam ini digunakan untuk mengikat benda kerja yang
perlu pengikatan dengan cara yang khusus. Lihat gambar dibawah:

16
Cekam pada saat digunakan harus dipasang pada spindel
mesin. Cara pemasangannya tergantung dari bentuk dudukan/
pengarah pada spindel mesin dan cekam. Keduanya harus
memilki bentuk yang sama, sehingga bila dipasangkan akan
stabil dan presisi kedudukannya. Bentuk dudukan/ pengarah
pada spindel pada umumnya ada dua jenis yaitu, berbentuk
ulir dan tirus. Cekam terpasang pada spindel mesin dapat
dilihat pada.
 Cekam Kolet (Collet Chuck)
Cekam kolet adalah salahsatu kelengkapan mesin bubut yang
berfungsi untuk menjepit/ mencekam benda kerja yang
memilki permukaan relatif halus dan berukuran kecil. Pada
mesin bubut standar, alat ini terdapat tiga bagian yaitu:
kolet (collet), dudukan/ rumah kolet (collet adapter) dan
batang penarik (drawbar). Bentuk lubang pencekam pada
kolet ada tiga macam diantaranya, bulat, segi empat dan segi
enam.

Pemasangan kolet dengan batang penarik pada spindel mesin


bubut harus dillakukan secara bertahap yaitu:
pertama: pasang dudukan/ rumah kolet pada spindel mesin (kedua
alat harus dalam keadaan bersih),
kedua: pasang kolet pada dudukan/ rumah kolet (kedua alat dalam
keadaan bersih),
ketiga: pasang batang penarik pada sipindel dari posisi belakang,
selanjutnya kencangkan secara perlahan dengan memutar rodanya

17
kearah kanan atau searah jarum sampai kolet pada posisi siap
digunakan untuk menjepit/ mengikat benda kerja (kekencangannya
hanya sekedar mengikat kolet). Bila kolet akan digunakan, caranya
setelah benda kerja dimasukkan pada lubang kolet selanjutnya
kencangkan hingga benda kerja terikat dengan baik.

2. Alat Pembawa
Yang termasuk alat pembawa pada mesin bubut adalah, pelat
pembawa dan pembawa (lathe doc).
 Pelat Pembawa
Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan
bertangkai (driving plate) dan pelat pembawa permukaan rata (face
plate). Konstruksi pelat pembawa berbentuk bulat dan pipih,
berfungsi untuk memutar pembawa (lathe-dog) sehingga benda
kerja yang terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin.

18
Untuk jenis pembawa permukaan rata (face plate) selain digunakan
sebagai pembawa lathe dog, alat ini juga dapat digunakan untuk
mengikat benda kerja yang memerlukan pengikatan dengan cara
khusus. Berikut contoh pengikatan benda kerja pada pelat
pembawa.

19
 Pembawa (Late-dog)
Pembawa (late-dog) pada mesin bubut secara garis besar ada dua
jenis yaitu, pembawa berujung lurus dan pembawa berujung
bengkok. Fungsi alat ini adalah untuk membawa benda kerja agar
ikut berputar bersama spindel mesin.

Didalam penggunaannya, pembawa berujung lurus digunakan


berpasangan dengan plat pembawa permukaan bertangkai dan
pembawa berujung bengkok digunakan berpasangan dengan plat
pembawa beralur atau cekam mesin. Caranya benda kerja
dimasukkan kedalam lubang pembawa, kemudian diikat/ dijepit
dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan
dapat berputar bersama-sama dengan spindel mesin. Pembubutan
dengan cara ini dilakukan apabila dikehendaki membubut
menggunakan diantara dua senter.

20
3. Alat Penahan Benda Kerja
Alat penahan benda kerja pada mesin bubut standar ada dua yaitu:
penyangga dan senter (senter tetap/ mati dan senter putar).
 Penyangga/ Penahan
Penyangga adalah salah satu alat pada mesin bubut yang
digunakan untuk menahan benda kerja yang memilki ukuran relatif
panjang. Benda kerja yang berukuran panjang, apabila dilakukan
proses pembubutan bila tidak dibantu penyangga, kemungkinan
diameternya akan menjadi elips/oval, tidak silindris dan tidak rata
karena terjadi getaran akibat lenturan benda kerja. Penyangga pada

21
mesin bubut ada dua macam yaitu, penyangga tetap (steady rest) –
(Gambar 1.31), dan penyangga jalan (follower rest).

Penyangga Tetap

Penyangga Jalan
Penggunaan penyangga tetap, dipasang atau diikat pada alas/ meja
mesin, sehingga kedudukannya dalam keadaan tetap tidak
mengikuti gerakan eretan. Untuk penyangga jalan, pemasangannya
diikatkan pada eretan memanjang sehingga pada saat eretannya
digerakkan maka penyangga jalan mengikuti gerakan eretan
tersebut.

22
4. Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter tetap/ mati (senter yang posisi ujung senternya diam tidak
berputar pada saat digunakan) dan senter putar (senter yang posisi
ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Kedua jenis
senter ini ujung pada bagian tirusnya memiliki sudut 60, dan bila
digunakan pemasangannya pada ujung kepala lepas.

23
Mengingat senter tetap pada saat digunakan tidak ikut berputar (akan
selalu terjadi gesekan pada ujung senternya), maka untuk menjaga
agar tidak cepat aus harus sering diberi pelumas (oli/ stempet/ grease).

C. Spesifikasi/Ukuran Mesin Bubut Standar


Spesifikasi mesin bubut standar termasuk jenis mesin bubut lainnya, yang
paling utama ditentukan oleh seberapa panjangnya jarak antara ujung
senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap dan tinggi jarak antara
pusat senter dengan meja mesin. Misalnya panjang mesin 2000 mm,
berarti eretan memanjangnya hanya dapat digerakkan/ digeser sepanjang
2000 mm. Untuk tinggi mesin bubut, misalnya 250 mm, berarti mesin bubut
tersebut hanya mampu membubut benda kerja maksimum berdiameter
250×2= 500 mm. Namun demikian ada beberapa mesin bubut standar,
yang pada mejanya didesain berbeda yaitu pada ujung meja didekat
spendel mesin/ kepala tetap konstruksi dibuat ada sambungannya,
sehingga pada saat membubut benda kerja berdiameter melebihi kapasitas
mesin sambungan mejanya tinggal melepas (bedah perut).

24
Untuk pembelian mesin bubut standar yang baru data spesifikasi lainnya
harus lengkap, karena apabila tidak lengkap secara keseluruhan bisa saja
mesin mesin bubut yang dibeli tidak memiliki spesifikasi yang standar atau
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contoh data spesifiksi mesin bubut
secara lengkap dapat dilihat seperti dibawah ini :

ITEMS SPECIFICATIONS

Max. swim over bed Ø360 mm

Max. swim over carriage Ø160 mm

Max. Length of work piece 450 mm

Range of spindle speed 150 – 2500 rpm

Spindle bore Ø60 mm

Taper of spindle bore MT6

Stations of tool carrier 4/6 or gang-type tool carrier

Min. Setting unit of motor (Z) long 0.001 mm, (X) cross 0.001 mm

Moving speed of post (Z) long 8 m/min, (X) cross 6 m/min

Taper of tailkstock quill MT4

Max. range of tailstock quill 100 mm

Motor Power 4 KW

Packing Size (Lenght x width x height) 1600/1850 mm x 1100 mm x 1550 mm

Net weight 1450 kg

25
Tes Formatif 1:

1. Definisi dari mesin bubut adalah ....


a. Suatu mesin pendingin
b. Suatu mesin pewarna
c. Suatu mesin pembangkit listrik
d. Suatu mesin perkakas pemotong benda yang berputar
2. Dilihat dari tekhnologi yang digunakan, jenis-jenis mesin bubut adalah ....
a. Konvesional, Universal, CNC dan Khusus
b. Konvesional, Universal dan Manual
c. Universal dan Khusus
d. Manual dan automatis
3. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dapat dikerjakan oleh mesin bubut,
kecuali ....
a. Membubut rata c. Membubut tirus
b. Membubut Bertingkat d. Meleburkan Tembaga
4. Mesin bubut yang melaksanakan dua mekanisme gerakan eretan yaitu eretan
melintang dan atas,cirri-ciri tersebut merupakan cirri-ciri dari mesin bubut yaitu
mesin bubut ....
a. CNC c. Universal
b. Khusus d. Konvesional
5. Mesin bubut yang paling banyak dapat mengerjakan yaitu merupakan cirri-ciri
dari mesin bubut ....
a. CNC c. Universal
b. khusus d. Konvesional
6. Mesin Bubut yang hanya dapat mengerjakan tertentu yaitu mesin bubut ....
a. CNC c. Universal
b. Khusus d. Konvesional
7. Jenis mesin bubut yang sudah menggunakan sisitem otomatis dalam
pengoperasiannya yaitu ciri-ciri dari mesin bubut ....
a. CNC c. Universal
b. Khusus d. Konvesional
8. Singkatan dari CNC adalah ....
a. Controled Numerical Center c. Controled Normally Center
b. Computer Numerical Controled d. Computer Normally Controled

26
9. Jenis-Jenis mesin bubut berdasarkan pekerjaannya dan ukuranya dapat
dibedakan menjadi ....
a. Ringan,Berat,Standard dan sedang c. Ringan,Sedang dan Berat
b. Ringan dan berat d. Standar dan modifikasi
10. Mesin bubut yang dapat mengerjakan benda kerja yang berukuran 300 mm
adalah ciri dari mesin bubut ....
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
11. Mesin bubut dengan ukuran panjang nya hanya 1200 mm dan mudah dibawa
kemana-mana merupakan ciri-ciri dari mesin bubut ....
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
12. Mesin bubut yang paling sering digunakan pada bengkel-bengkel dan memiliki
fasilitas lampu kerja & rem pengaman adalah ciri dari mesin bubut ....
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
13. Mesin bubut yang biasa digunakan pada pabrik-pabrik besar dengan panjang
alasnya mencapai 5 sampai 7 meter merupakan ciri dari mesin bubut ....
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
14. Mesin bubut lantai dan mesin bubut beralas panjang merupakan jenis dari
mesin bubut ....
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
15. Mesin bubut yang cocok di gunakan dalam pemakaian rumahan adalah mesin
bubut ....
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
16. Membuat poros baling-baling kapal dan cetakan roda penggeras jalan , dapat
dikerjakan dengan mesin bubut ….
a. Ringan c. Berat
b. Standard d. Sedang
17. Bagian dari mesin bubut yang digunakan untuk menyangga poros utama dan
spindle adalah ….
a. Tail stock e. eretan
b. Head stock d. spindle

27
18. Bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pendukung serta lintasan
eretan adalah ....
a. Tail stock e. eretan
b. alas mesin/bed d. spindle
19. Bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan pojok dan dipasang
di alas mesin yaitu ....
a. Tail stock c. eretan
b. alas mesin/bed d. spindle
20. Bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pelat bubut
sepanjang alas mesin ….
a. Tail stock e.eretan
b. alas mesin/bed d.spindle
21. Eretan dapat di bedakan menjadi 3 macam yaitu ….
a. Eretan atas,lintang,bawah dan atas
b. Eretan atas,bawah dan tengah
c. Eretan tinggi,sedang dan bawah
d. Eretan vertical dan horizontal
22. Spindle dan level motor terdapat pada bagian mesin bubut ....
a. Head stock c. Eretan
b. Tail stock d. Bed
23. Penjepit mata bor dan center terdapat pada bagian mesin bubut pada bagian
....
a. Head stock c. Eretan
b. Tail stock d. Bed
24. Tuas pengendali kecepatan putaran spindle dan rem pengaman terdapat pada
mesin bubut dibagian ....
a. Head stock c. Eretan
b. Tail stock d. Bed
25. Penjepit benda kerja merupakan fungsi dari
a. Chuck b. Tool c. DRO d. Apron
26. Berfungsi sebagai pemutar benda kerja yang dijepit adalah fungsi dari
a. Spindle b.Tool Post c. DRO d. Apron
27. Sebagai tempat penjepit pahat merupakan fungsi dari
a. Spindle c. tool post
b. DRO d. Apron

28
28. Sistem/cara apakah yang akan anda terapkan jika anda akan menghaluskan
permukaan datar jika menggunakan mesin bubut
a. Bubut rata e. Bubut tirus
b. Bubut lurus d. Bubut ulir
29. Sistem/cara apakah yang akan anda terapkan jika anda akan memperkecil
diameter benda yang berbentuk tubulus jika menggunakan mesin bubut…
a. Bubut rata c. Bubut tirus
b. Bubut lurus d. Bubut ulir
30. Apa fungsi center pada tail stock…….
a. Untuk menentukan titik koordinat panjang benda
b. Untuk menentukan sudut simetri
c. Untuk menentukan titik pusat diameter suatu benda
d. Untuk menetukan sudut 45’ pada suatu benda
31. Pada mesin bubut standard terdapat sebuah kran atau selang apakah fungsi
dari alat tersebut ....
a. Sebagai coolant mencegah over heat
b. Sebagai pembersih pahat
c. Sebagai pembersih benda kerja
d. Sebagai pembersih dari chip sisa proses bubut
32. Apa yang anda lakukan ketika pertama kali saat pengoperasian mesin bubut
….
a. Menjepit benda kerja pada chuck c. Menjalankan spindle
b. Mengatur kecepatan spindle d. Menyalakan saklar utama
33. Apa fungsi dari Ear plug sebagai alat keselamatn kerja ….
a. Sebagai peredam suara di telinga
b. Sebagai pelindung mata
c. Sebagai pelindung kepala
d. Sebagai pelindung hidung
34. Sebagai penyayat atau pemotong benda kerja pada mesin bubut merupakan
fungsi dari ....
a. Apron c. Chuck
b. Chisel d. Spindle
35. Bagian terpenting pada mesin bubut yang mempunyai fungsi memutarkan
benda kerja, dan tempat transmisi putaran adalah ….
a. kepala lepas c. eretan
b. kepala tetap d. meja

29
36. Kegunaan kepala lepas pada mesin bubut antara lain sebagai tempat ….
a. Pemikul ujung benda kerja yang dibubut
b. Kedudukan mata bor pada waktu pengeboran
c. Kedudukan penjepit bor / center
d. Pembubutan ulir
37. Beberapa komponen ini dapat dikerjakan pada mesin bubut kecuali …..
a. Poros c. Lubang berulir
b. Batang ulir d. Batang bergigi
38. Alat jepit benda kerja yang dipasang pada spindle mesin yaitu ….
a. Ragum c. Cekam/coolet
b. Lathe dog d. Piring pembawa
39. Bagian mesin bubut yang digunakan untuk membubut ulir adalah….
a. eretan c. toolpost
b. tuas penghubung d. kepala lepas
40. Dibawah ini merupakan bagian-bagian mesin bubut. kecuali....
a. tap engkol c. bed mesin
b. roda pemutar d. penjepit pahat

Kunci Jawaban Tes Formatif 1 :

1. D 11. A 21. A 31. A


2. A 12. B 22. A 32. A
3. D 13. C 23. B 33. A
4. D 14. C 24. C 34. C
5. C 15. A 25. A 35. B
6. B 16. C 26. A 36. B
7. A 17. B 27. C 37. D
8. B 18. B 28. A 38. C
9. A 19. A 29. B 39. D
10. D 20. A 30. C 40. A

30
Lembar Kerja 1:

Lakukan Identifikasi bagian-bagian mesin bubut di workshop/bengkel!

31
HASIL IDENTIFIKASI MESIN BUBUT :

NO. NAMA
FUNGSI
BAGIAN BAGIAN-BAGIAN MESIN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

32
2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MEKANISME KERJA MESIN BUBUT

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin bubut
- Menghidupkan dan mematikan mesin bubut
- Mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle
- Mengoperasikan supor atau eretan
- Mengoperasikan mesin Bubut

Uraian Materi 2:
1. Mekanisme Kerja Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain:
1. Membubut luar
2. Membubut dalam
3. Membubut tirus
4. Membuat Permukaan

33
5. Memotong
6. Membuat ulir
7. Membuat lubang pada senter

2. Cara menghidupkan dan Mematikan Mesin Bubut


Cara menghidupkan mesin bubut yaitu menekan tuas on/ off pada mesin bubut
sehingga spindle dapat berputar. Ada beberapa yang di perhatikan dalam
menghidupkan mesin bubut diantaranya, emergency harus di setel keluar dan tutup
spindle harus di tutup. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka mesin spindel tidak
akan hidup.

3. Cara mengoperasikan dan Mengendalikan Putaran Spindle


Cara mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle adalah mengatur tuas
pengatur kecepatan spindle sesuai dengan plat tabel yang sudah ada pada mesin
bubut.

4. Cara Mengoperasikan Eretan


Cara mengoperasikan eretan yaitu dengan memutar eretan kekanan ataupun kekiri,
sesuai dengan pemakanan yang ingin dilakukan.

5. Cara Mengoperasikan Mesin Bubut


Langkah-langkah mengoperasikan mesin bubut sebagai berikut :
1. Siapkan peralatan dan perlegkapan yang akan digunakan
2. Cek kondisi / kesiapan mesin
3. Masukkan sumber utama arus
4. Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang
digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)
5. Pasang senter putar pada kepala lepas
6. Pasang pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter
7. Pasang / cekam benda kerja
8. Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang akan disayat
9. Hidupkan mesin dengan tombol / saklar pengendali dan Lakukan penyayatan

34
Tes Formatif 2:

1. Jelaskan secara ringkas mekanisme kerja mesin bubut!

2. Jelaskan cara menghidupkan dan mematikan mesin bubut


3. Cara mengoperasikan dan Mengendalikan Putaran Spindle
4. Bagaimana cara mengoperasikan eretan
5. Sebutkan langkah-langkah mengoperasikan mesin bubut

Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :

1. Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya


dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat
yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi
dari pahat disebut gerak umpan.
2. Cara menghidupkan mesin bubut yaitu menekan tuas on/ off pada mesin bubut
sehingga spindle dapat berputar. Ada beberapa yang di perhatikan dalam
menghidupkan mesin bubut diantaranya, emergency harus di setel keluar dan tutup
spindle harus di tutup. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka mesin spindel tidak
akan hidup.
3. Cara mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle adalah mengatur tuas
pengatur kecepatan spindle sesuai dengan plat tabel yang sudah ada pada mesin
bubut.
4. Cara mengoperasikan eretan yaitu dengan memutar eretan kekanan ataupun kekiri,
sesuai dengan pemakanan yang ingin dilakukan.
5. Langkah-langkah mengoperasikan mesin bubut sebagai berikut :
1. Siapkan peralatan dan perlegkapan yang akan digunakan
2. Cek kondisi / kesiapan mesin
3. Masukkan sumber utama arus
4. Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang
digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)
5. Pasang senter putar pada kepala lepas
6. Pasang pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter
7. Pasang / cekam benda kerja
8. Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang akan disayat
9. Hidupkan mesin dengan tombol / saklar pengendali dan Lakukan penyayatan

35
Lembar Kerja 2 :

Dengan bimbingan dan pengawasan guru :


1. Amati mekanisme kerja mesin bubut
2. Amati cara menghidupkan dan mematikan mesin bubut.
3. Amati cara mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle
4. Amati cara mengoperasikan eretan
5. Amati cara mengoperasikan mesin bubut
6. Buatlah produk sederhana sesuai gambar kerja yang di siapkan guru

36
3. KEGIATAN BELAJAR 3: FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MESIN FRAIS

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3:

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat:


- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin frais
- Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin frais
- Mengidentifikasi perlengkapan mesin frais
- Mengidentifikasi macam-macam pisau mesin frais

Uraian Materi 3:
Mesin frais adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan/menyelesaikan
suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau freis (cutter) sebagai pahat penyayat
yang berputar pada sumbu mesin.

Bagian-Bagian Mesin Frais :

Bagian-bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di atas, yaitu :


A. Lengan untuk kedudukan penyongkong obor
B. Penyongkong obor
C. Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis
D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja

37
E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan mesin
F. Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
G. Tuas untuk mengunci meja
H. Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja
I. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
J. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak
K. Tuas untuk mengunci meja
L. Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja
M. Lutut untuk kedudukan alas meja
N. Tuas untuk mengunci sadel

1. Bagian-Bagian Utama Mesin Frais :


1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin frais. Tempat untuk mencekam
alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle
c. Universal spindle
2. Meja / table
Merupakan bagian mesin frais, tempat untuk clamping device atau benda kerja.
Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Fixed table
b. Swivel table
c. Compound table
3. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin
yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada
mesin frais sedikitnya terdapat 3 buah motor :
a. Motor spindle utama
b. Motor gerakan pemakanan ( feeding )
c. Motor pendingin ( cooling )
4. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang
digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam
yaitu :
a. Transmisi spindle utama
b. Transmisi feeding

38
Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi gear box
b. Transmisi v – blet
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada
bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin
yang lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin frais. Bagian yang menopang badan /
tiang. Tempat cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem
kontrol yaitu :
a. Mekanik
b. Electric

2. Perlengkapan Mesin Frais


1. Ragum

Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat
agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum
dibagi menjadi 3 jenis, antara lain: ragum biasa, ragum berputar, dan ragum
universal.
- Ragum Biasa
Ragum biasa digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya
sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar
saja. Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi
benda kerja yang akan difrais. Bila sudah sesuai baru kemudian diikat kuat
dengan mur baut ke meja mesin freis. Adanya ikatan ini diharapkan benda
kerja tidak akan mengalamai perubahan posisi saat dikerjakan dengan mesin

39
frais.
- Ragum Berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk
sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi
pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar hingga sudut 360°.
Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin frais secara horizontal yang
diikat dengan mur baut dengan kuat. Bagian tengahnya terdapat skala
nonius yang dapat digunakan untuk menentukan sudut putaran yang
dikehendaki.
- Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur
letaknya baik secara horizontal maupun vertikal. Ragum universal dapat
mengatur sudut benda kerja yang akan dikerjakan dalam berbagai posisi.
Sehingga pegerjaan benda kerja dapat dari arah vertical maupun horizontal.

2. Deviding Head (Kepala Pembagi)

Kepala pembagi adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk


membentuk segi beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini
biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu
pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.
Alat ini sangat penting, khususnya diwaktu membuat suatu segi yang sama sisi
pada suatu batang atau benda yang berbentuk bulat.atau yang lainnya (tidak
harus bulat), misalnya segi 4, 6, 8, 10, 12 dan seterusnya. Diadalam alat ini

40
terdapat hubungan antara roda gigi cacing dengan poros ulir cacing. Jumlah
gigi pada roda gigi cacing biasanya 40 buah. Jadi perbandingan putaran antara
poros dengan roda cacing adalah 40 : 1, maksudnya apabila poros diputar 40
kali putaran, maka roda gigi cacing akan berputar 1 kali. Dengan demikian bila
poros ulir cacing diputar 1 kali, maka benda kerja akan berputar 1/40 putaran.
Pada poros berulir ini dipasang piring pembagi (plat index) yang mempunyai
lubang-lubang kecil dengan jumlah banyak. Tetapi kedudukan lubang-lubang ini
beraturan menurut garis lingkaran, dan pada tiap-tiap garis lingkaran lubang
ditandai dengan tulisan angka-angka, misalnya 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21
dan seterusnya; di mana angka-angka tersebut menunjukkan jumlah lubang-
lubang pada garis lingkaran tersebut.
Selain itu, pada ujung poros dipasang suatu batang pemutar (engkol) dan
sepasang kaki jangka. Pada ujung batang pemutar dipasang pin yang
berpegas, di mana ujung pin tersebut akan masuk pada lubang yang terdapat
pada piring pembagi jika kedudukannya tepat. Batang pemutar dapat diatur
kedudukannya sehingga ujung pin akan masuk pada lubang yang terdapat
pada garis lingkaran yang dikehendaki, sedangkan kaki jangka gunanya untuk
menentukan jumlah lubang yangharus ditambahkan dan kedudukan pin.
Contoh 1: Jika kita akan membuat/mengefrais suatu benda bulat menjadi 8
bagian yang sama panjang sisinya, maka batang pemutar harus diputar 40 : 8 =
5 untuk setiap pergantian pengefraisan. Karena hasilnya genap, maka ujung pin
dapat ditempatkan di mana saja asalkan setelah diputar 5 kali, pin harus
ditempatkan kembali pada tempat semula. Contoh II:
Jika batang tersebut akan difrais menjadi 15 bagian yang sama, maka caranya
adalah:
1) Ø Batang tersebut harus diputar 40 : 15 = 2 2/3, artinya pergantian
pengefreisan adalah 2 putaran ditambah 2/3 putaran.
2) Ø Carilah piring pembagi yang mepunyai lubang kelipatan dari 3, misalnya
21. Kemudian ujung pin pada batang pemutar masuk ke lubang yang
terdapat garis lingkaran yang berangka 21 (mempunyai lubang 21 buah).
3) Ø 2/3 putaran = 2/3 x 21 = 14 bagian, 14 lubang.
4) Ø Dengan demikian batang pemutar untuk satu pengefreisan haruas
diputar sebanyak 2 putaran ditambah 14 lubang.
5) Ø Jadi 40/15 = 2 2/3 = 2 14/21 Þ artinya 2 putaran engkol + 14 lubang
pada pelat pembagi yang mempunyai jumlah lubang 21

Agar penambahan 14 lubang (kelebihan putaran) tidak selalu dihitung atau tidak

41
terjadi kekeliruan setiap pergantian bagian yang difrais, maka jangka diatur
sehingga jarak kedua kaki menjadi 14 lubang. Sehingga setiap pergantian
bagian yang difrais, kaki jangka ini diputar sehingga kedudukan pin selalu tetap
pada jarak putaran yang telah ditentukan.
3. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan
dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan
ke bawah.

4. Arbor
Pisau pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya diatur
dengan pemasangan ring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan untuk
mesin frais horisontal saja. Alat ini ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang
badannya beralur untuk pasak. Bagian ujung berbentuk tirus dan ujung lainnya
berulir. Poros freis dilengkapi dengan cincin-cincin (collar) dan terpasang pada
badang poros. Cincin ini berfungsi sebagai pengunci/pengikat pisau freis yang
terpasang diantara cincin-cincin tersebut. U mumnya pisau freis yang terpasang
berbentuk panjang dan ditengahnya berlubang dan beralur untuk pasak,
misalnya Plain Mill Cutter , pisau freis roda gigi, atau yang lainnya.

5. Stub Adaptor
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dipasang pada
sarung tirus pada sumbu utama. Dipasang pada mesin freis tegak, Alat ini
digunakan untuk memegang pisau freis yang pendek dan berlubang serta
beralur misalnya Face Mill Cutter .

42
6. Kolet
Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus/lurus. Bentuk alat ini
bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama yaitu untuk memegang pisau
freis yang berbentuk jari (End Mill Cutter).

3. Macam-Macam Pisau Frais


Alat potong yang digunakan pada waktu mengefrais ialah pisau frais. Umumnya
bentuk pisau frais bulat panjang dan disekililingnya bergerigi yang beralur. Pada
lubangnya tedapat alur untuk kedudukan pasak agar pisau frais tidak ikut berputar.
Bahan pisau frais umumnya terbuat dari HSS, atau Karbida.
1. Cutter Mantel
Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.

2. Cutter Alur
Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda
lainnya.

43
3. Cutter Modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat
roda-roda gigi.

4. Cutter Radius Cekung


Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius
dalam (cekung)

5. Cutter Radius Cembung


Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius
luar (cembung)

44
6. Cutter Alur T
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti
halnya pada meja mesin frais.

7. Cutter Ekor Burung


Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut
kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 30º, 45º, 60º

8. Cutter Endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar.
Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat
dipasang pada mesin frais vertical.

Tes Formatif 3 :
1. Jelaskan pengertian mesin frais
2. Tuliskan bagian-bagian mesin frais dan fungsinya
3. Tuliskan perlengkapan mesin frais
4. Tuliskan macam-macam pisau frais

45
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :
1. Mesin frais adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan/menyelesaikan
suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau frais (cutter) sebagai pahat
penyayat yang berputar pada sumbu mesin.
2. Bagian-bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di atas, yaitu :
1. Lengan untuk kedudukan penyongkong obor
2. Penyongkong obor
3. Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis
4. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja
5. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan
mesin
6. Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
7. Tuas untuk mengunci meja
8. Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja
9. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
10. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak
11. Tuas untuk mengunci meja
12. Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja
13. Lutut untuk kedudukan alas meja
14. Tuas untuk mengunci sadel
3. Perlengkapan mesin frais:
1. Ragum
2. Deviding Head (Kepala Pembagi)
3. Kepala Lepas (Tail Stock)
4. Arbor
5. Stub Adaptor
6. Kolet
4. Macam-macam pisau frais:
1. Cutter Mantel
2. Cutter Alur
3. Cutter Modul
4. Cutter Radius Cekung
5. Cutter Radius Cembung
6. Cutter Alur T
7. Cutter Ekor Burung
8. Cutter Endmill

46
Lembar Kerja 3:
Lakukan identifikasi bagian-bagian mesin frais di workshop/bengkel!

47
HASIL IDENTIFIKASI MESIN FRAIS :

NO. NAMA FUNGSI


BAGIAN BAGIAN-BAGIAN MESIN

48
4. KEGIATAN BELAJAR 4 : MEKANISME KERJA MESIN FRAIS

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin frais
- Menghidupkan dan mematikan mesin frais

Uraian Materi 4:
1. MEKANISME KERJA MESIN FRAIS
Prinsip kerja mesin freis adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang
berasal dari putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal
dari gerakan meja kerja secara translasi sebagai pembawa benda kerja.
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut
akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar
pada spindel mesin frais.
Spindel mesin frais adalah bagian dari sistem utama mesin frais yang bertugas
untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau
gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Adapun langkah-langkah sebelum melakukan pengefraisan yaitu:
1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan
sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan
untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan
benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan
asap (benda kerja panas).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.

49
2. JENIS-JENIS MESIN FRAIS
Penggolongan mesin frais menurut jenisnya penamaannya disesuaikan
dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada
beberapa jenis mesin frais dalam dunia manufacturing antara lain:

1. Mesin Frais Horizontal

Kekhususan mesin frais horizontal adalah mesin yang dipasang dengan


spindle yang dipasang horizontal untuk melakukan pemotongan benda
kerja dengan arah mendatar. Mesin ini bertipe knee, dan pada umumnya
bentuknya sama dengan mesin universal atau tipe bed. Kedua tipe mesin
ini digunakan untuk frais datar dan frais alur.
Mesin ini dibentuk sedemikian rupa sehingga meja kerja dapat digerakkan
longitudinal maju mundur, secara manual maupun otomatis. Kedudukan
sumbunya (spindel) kearah datar (horizontal).
Mesin frais horizontal, alasnya (base) dari besi tuang kelabu, yang
mendukung seluruh komponen dan dibaut fondasi serta berfungsi untuk
menampung cairan pendingin yang mengalir ke bawah, dimana di dalam
kolom (coulumn) terdapat mesin pompa yang memompa cairan tersebut
untuk kemudian disirkualsi lagi ke atas meja (table).
Pada bagian kolom yang mendukung seluruh rangka terdapat kotak roda
gigi kecepatan, motor dengan sabuk transmisi. Kolom ini adalah
merupakan komponen utama mesin frais yang berbentuk box dimana
lengan mesin (overarm) dan spindel tempat memasang poros arbor.

50
Gambar mesin frais horisontal dan sistem persumbuan

frais horizontal dapat digunakan untuk mengejakan pekerjaan sebagai


berikut ini antara lain:
- mengfrais rata.
- mengfrais ulur.
- mengfrais roda gigi lurus.
- mengfrais bentuk.
- membelah atau memotong.

2. Mesin Frais Vertikal

51
Sesuai dengan namanya, yang dimaksud vertikal sebenarnya adalah
poros spindelnya yang dikonstruksikan dalam posisi tegak. Semua bagian
yang terdapat pada mesin frais tegak sama seperti pada mesin frais
horizontal hanya saja posisi spindelnya tegak.
Kepala mesin yang tegak dapat diputar kekiri atau ke kanan serta dapat
digerakkan naik, sehingga mesin dapat digunakan untuk membuat benda
kerja yang tidak dapat dilakukan dengan mesin freis datar. Mesin freis
jenis sangat sesuai untuk membuat bentuk alur alur ekor burung
(dovetail), alur tanpa ujung (blind slot), alur T.

Mesin frais vertikal mempunyai spindle vertikal yang dipasang pada


kepala tetap, kepala bergerak atau kepala yang bisa dimiringkan.
Kombinasi dari dua tipe terakhir ini memungkinkan mendapatkan
bermacam-macam sudut dengan sekali penyetelan dalam pengerjaan
benda kerja. Proses pemesinannya biasa menggunakan pahat frais jari.
Mesin frais vertikal ada 2 tipe yakni tipe knee dan tipe bed. Mesin ini
dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan sama seperti halnya mesin
frais universal karena sering digunakan untuk membuat dies dan alat-alat
press (tekan).

52
Gambar mesin frais vertikal dan Persumbuannya

mesin frais vertikal dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan


sebagai berikut:
- mengfrais rata.
- mengfrais ulur.
- mengfrais bentuk.
- membelah atau memotong.
- mengebor.

3. Mesin Frais Universal

Mesin frais universal merupakan mesin gabungan atau mesin


penyempurna karena merupakan gabungan antara mesin frais horizontal

53
dan mesin frais vertikal. Akan tetapi tidak dapat digunakan secara
bersamaan. Mesin jenis ini adalah mesin yang cukup banyak digunakan.
Mesin frais universal kedudukan arbornya mendatar perubahan kearah
vertikal dapat dilakukan dengan mengubah posisi arbor. Gerakan meja
dari mesin ini dapat kearah memanjang, melintang, naik turun, dan dapat
diputar membuat sudut tertentu terhadap bodi mesin.

3. Menghidupkan dan Mematikan Mesin Frais


Motor penggerak pada setiap mesin, selalu dilengkapi saklar on/off yang
terpasang pada panel kelistrikan. Saklar on/off berfungsi untuk
menghubungkan/ menghidupkan dan memutus/mematikan sumber arus listrik.
Contoh macam-macam saklar on/off yang sering digunakan pada sebuah
panel kelistrikan mesin frais , dapat dilihat pada gambar berikut :

Menghidupkan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel
kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan
sebelum pengoperasikan mesin frais. Karena dengan menghidupkan sumber
utama arus listrik, berarti motor penggerak mesin siap untuk dioperasikan.
untuk mematikan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel
kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan
setelah pengoperasikan mesin frais. Karena dengan mematikan sumber
utama arus listrik, berarti motor penggerak mesin tidak ada lagi sumber arus
listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Panel kelistrikan
mesin frais yang telah dilengkapi dengan saklar on/off, pada umumnya
ditempatkan pada posissi yang aman dan mudah dijangkau oleh operator.
Contoh posisi panel utama switch on/off pada mesin frais, dapat dilihat pada
gambar berikut :

54
Yang dimaksud menghidupkan mesin adalah, kegiatan mengaktifkan/
menghidupkan motor penggerak mesin untuk memutar spindel utama mesin
frais untuk proses pengefraisan. Sedangkan yang dimaksud mematikan mesin
adalah, kegiatan mematikan motor penggerak mesin untuk menghentikan
spindel utama mesin frais, jika proses pengefraisan sudah selesai.
Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin frais, pada
umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan tombol on/off yang tersedia
pada panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais. Posisi panel
kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais (tombol on/off dan tombol/ saklar
lainnya), pada umumnya diletakkan pada posisi yang aman dari benturan,
bebas dari air dan mudah dijangkau oleh operator agar mudah untuk
mengendalikannya. Cara menggunakan tombol on/off cukup hanya menekan
tombolnya saja, sedangkan yang berbentuk saklar cukup hanya memutar
searah jarum jam atau sebaliknya. Contoh posisi pane kelistrikan untuk
pengoperasian mesin frais dapat dilihat pada berikut :

55
Tes Formatif 4:
1. Jelaskan mekanisme kerja mesin frais!
2. Tuliskan jenis-jenis mesin frais!
3. Bagaimana cara menghidupkan dan mematikan mesin frais

Kunci Jawaban Tes Formatif 4 :


1. Prinsip kerja mesin frais adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari
putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja
kerja secara translasi sebagai pembawa benda kerja.
2. Mesin frais horisontal, mesin frais vertikal dan mesin frais universal.
3. Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin frais, pada
umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan tombol on/off yang tersedia pada
panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais.

Lembar Kerja 4:
Dengan bimbingan dan pengawasan guru :
1. Amati mekanisme kerja mesin frais
2. Amati cara menghidupkan dan mematikan mesin frais.
3. Amati cara mengoperasikan mesin frais
4. Buatlah produk sederhana sesuai gambar kerja yang di siapkan guru

56
BAB III
EVALUASI

Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini,
maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .

A. Tes Tertulis

Jawablah soal-soal berikut dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang anda
anggap paling benar!

1. Mesin bubut yang mempunyai alas mesin pendek,digunakan membubut benda


berdiameter besar adalah ....
A. mesin bubut bangku C. mesin bubut standar
B. mesin bubut konvensional D. mesin bubut kepala

2. Pembubutan benda kerja seperti di bawah ini,di perlukan pahat bubut ....
A. rata,alur,ulir,dan radius C. rata,ulir,alur dan dalam
B. rata,ulir dan champer D. rata,alur,muka dan radius

3. Pahat bubut yang digunakan memperbesar ukuran lubang pipa besi adalah .…
A. bubut rata C. pahat bubut kiri
B. pahat bubut dalam D. pahat bubut ulir

4. permukaan ujung benda kerja bubut tidak setinggi yang di hasilkan dengan cara
penyetelan pahat bubut tidak setinggi senter adalah ....
A. permukaan rata C. permukaan cekung
B. permukaan menonjol di tengah D. permukaan bergelombang

5. Pembubutan benda bertingkat seperti dapat di bentuk dengan menggunakan pahat..


A. alur C. pinggul(champer)
B. potong D. rata muka(facing)

6. Salah satu teknik pembubutan tirus adalah dengan cara memiringkan ….


A. dudukan pahat C. benda kerja

57
B. pahat D. eretan atas

7. Cara membut tirus pada lubang yang tidak tembus,dapat dikerjakan dengan ....
A. memiringkan eretan bawah C.memiringkan eretan atas
B. memriringkan tool holder D.memiringkan lubang

8. Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur tebal tipis sayatan adalah…
A. eretan atas C. eretan alas
B. eretan lintang D. kepala lepas

9. Salah satu tekni pembubutan tirus adalah dengan cara memiringkan….


A. dudukan pahat C.benda kerja
B. pahat D.eretan atas

10. Pemasangan pahat bubut menonjol terlalu panjang dari rumahnya/tool post maka akan
berakibat .…
A. ujung pahat mudah tumpul C. hasil penyayatan bergelombang
B. hasil penyayatan tidak halus D. pahat akan mudah pahat

11. Dalam proses penyayatan kadang pahat menjadi tumpul.


Tanda- tanda pahat tumpul adalah sebagai berikut ini ,kecuali ....
A. permukaan bekas sayatan halus
B. benda kerja dan pahat akan mudah panas akibat gesekan
C. chip atau tatal bekas sayatan terputus putus
D. kadang kadang berbunyi menderit akibat gesekan

12. Alat bantu bubut untuk melakukan tirus adalah ....


A.tool grinder C.taper attachment/kelengkungan tirus
B.penyangga jalan D.rotary table

13. Ketentuan setting pahat berikut ini, Kecuali ....


A. pahat di pasang di bagian sebelah kiri rumah pahat
B. plat ganjal sepasang sisi rumah pahat
C. ujung pahat sayat harus setinggi senter
D. pahat di pasang di sisi rumah pahat

58
14. Beberapa komponen ini dapat dikerjakan pada mesin bubut,kecuali ....
A. poros C. lubang berulir
B. batang bergigi D. poros eksentrik

15. Bagian utama mesin bubut yang memutarkan benda kerja pada sumbu utama adalah .…
A. kepala lepas C. support
B. kepala tetap D. eretan

16. Cara pembubutan tirus pada benda yang dapat dikerjakan dengan jalan ....
A. memiringkan eretan memanjang C. memiringkan eretan atas
B. memiringkan tool holder D. memiringkan benda kerja

17. Apabila pahat terpasang di bawah senter,saat membubut muka akan berakibat benda
kerja memiliki …. karena pahat menyayat tidak Sempurna
A. perukaan rata C. permukaan menonjol di tengah
B. permukaan cekung D. permukaan cembung

18. Bagian terpenting pada mesin bubut yang mempunyai fungsi memutarkan benda kerja,
dan tempat transmisi putaran adalah ….
A. kepala lepas C. eretan
B. kepala tetap D. meja

19. Kegunaan kepala lepas pada mesin bubut antara lain sebagai tempat ….
a. Pemikul ujung benda kerja yang dibubut
b. Kedudukan mata bor pada waktu pengeboran
c. Kedudukan penjepit bor / center
d. Pembubutan ulir

20. Alat jepit benda kerja yang dipasang pada spindle mesin yaitu ….
a. Ragum c. Senter mati/death senter
b. Lathe dog d. Cekam/coolet

21. Mesin frais digunakan untuk proses pemesinan seperti


A. pemotongan ulir
B. pengeboran
C. pemotongan roda gigi
D. perimeran

59
22. Yang menunjukkan ukuran mesin frais, salah satunya adalah
A. panjang langkah memanjang
B. tinggi mesin
C. besar head
D. lebar landasan

23. Pisau frais mantel digunakan untuk pengefraisan :


A. alur
B. rata dan lebar
C. pemotongan
D. grouve

24. Berikut ini berfungsi untuk menjepit benda kerja yang persegi.
A. klem bulat
B.baut penjepitt
C .ragum mesin
D. indipenden chuck

25. Untuk membuat alur T pada benda kerja digunakan :


A.pisau frais jari
B.pisau frais alur
C.slot mill
D. T slot

26. Berikut ini adalah pisau yang dapat digunakan untuk mengebor
A.end mill
B.sliting saw
C.slot mill
D. T slot

27. Untuk membuat alur pasak yang terkurung digunakan ....


A.face mill
B.shell end mill
C.pisau radius
D.pisau frais alur melingkar

60
28. Pekerjaan berikut ini menggunakan sliting saw, kecuali ....
A.memotong
B.membelah
C.meratakan
D.mengalur sempit

29. Pisau frais mantel dipasang pada :


A.arbor panjang
B.arbor baut
C.arbor tirus
D.adaptor

30. Berikut ini adalah alatkeselamatan kerja pada pengefraisan, kecuali ....
A.kaca mata
B.apron kulit
C.baju kerja
D.safety shoes

31. Untuk mengefrais bidang siku dengan sekali makan digunakan


A.plain mill
B.gear cutter
C.face mill
D.sloting cutter

32. Pisau frais yang ada di lapangan pada umumnya dioperasikan dengan
A. putar kanan
B. putar kiri
C. putar bolak -balik
D. asal berputar
33. Berikut ini adalah cara-cara pembuatan roda gigi kecuali
A. pemesinan
B. pengecoran
C. pengerolan
D. penempaan

34. Di dalam konstruksi suatu mesin, roda gigi berfungsi sebagai :


A. penggerak mula

61
B. pemindah daya
C. actuator
D. regulator

35. Yang memberikan pelumasan pada proses penyayatan adalah:


A. air
B. oli
C. lubricator
D. cutting oil

36. Pisau frais roda gigi tipe plain digunakan untuk pengefraisan berikut kecuali
A. pemotongan
B. pengasaran
C. finishing
D. pengefraisan gigi yang besar
37. Untuk mengatur/mengecek kelurusan dan kesejajaran waktu memasang ragum pada
meja mesin frais , digunakan : A. vernier caliper
B. high gauge
C. dial indikator
D. parallel pada
38. Alur pasak di dalam roda gigi dibuat dengan menggunakan A. sloting atachment
B. sloting cutter
C. T slot
D. slot mill
39. Berikut ini adalah cara-cara merawat cutter, kecuali :A. memasang cutter cukup kuat
dan dengan pasak
B. pendinginan cukup dan cocok
C. putaran yang tinggi
40. Bila dibanding dengan spur gear, heliks gear mempunyai keuntungan sebagai berikut,
kecuali
A. dapat Bekerja pada kecepatan tinggi C. lebih kuat
B. lebih tenang D. lebih murah

62
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :
1. D
2. A
3. B
4. B
5. A
6. D
7. C
8. B
9. D
10. D
11. A
12. C
13. D
14. B
15. B
16. C
17. C
18. A
19. C
20. D
21. C
22. A
23. B
24. C
25. D
26. D
27. D
28. C
29. A
30. B
31. C
32. A
33. D
34. B
35. D
36. D

63
37. C
38. A
39. C
40. D

B. Tes Praktik (Perfomance Test)


Buatlah roda gigi seperti job sheet berikut. Blank roda gigi sudah dipersiapkan dengan
ukuran sesuai dengan job sheet.

64
65
KUNCI JAWABAN
KRITERIA KEBERHASILAN :

No Kriteria Skor Bobot Faktor Keterangan


1-10 Nilai
1. Persiapan Kerja 1
2. Langkah Kerja 2
3. Ketelitian 3
4. Kerapian 2
5. Keselamatan Kerja 1
6. Waktu 1
Nilai Akhir

Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.

66
BAB IV
PENUTUP

Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan


tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan
sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan harga yang bersaing.
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas
kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

67
DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Koswara, 2004, Membongkar, Mengganti dan Merakit Komponen-Komponen


Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

2. Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

3. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.

4. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.

5. Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

6. NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7. Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. A. Djumali, B.E , Teknologi Perbaikan Mesin dan Perkakas Perlengkapan,


ITB.

9. Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa
bandung.

68
MODUL
PROSEDUR DAN TEKNIK PERAWATAN MESIN SERTA
MEMBONGKAR DAN MERAKIT KOMPONEN MESIN
SESUAI PROSEDUR
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii


Peta Kedudukan Modul .......................................................................................... v
Peristilahan/Glosarium ........................................................................................... vii

I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Deskripsi Judul......................................................................................... 1
B. Prasyarat ............................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................. 2
D. Tujuan.................................................................................................... 3
E. Kompetensi ............................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan ................................................................................... 3

II. Pembelajaran .............................................................................................. 4


A. Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik .................................................... 4
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 : Prosedur dan Teknik Perawatan Mesin ............. 4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................ 4
Uraian Materi 1 ........................................................................... 4
Tes Formatif 1 ............................................................................ 13
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ................................................... 13
Lembar Kerja 1 ........................................................................... 15
Kegiatan Belajar 2 : Membongkar Komponen Mesin ......................... 15
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................ 15
Uraian Materi 2 ........................................................................... 15
Tes Formatif 2 ............................................................................ 23
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ................................................... 24
Lembar Kerja 2 ........................................................................... 25
Kegiatan Belajar 3 : Merakit Komponen Mesin .................................. 27
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................ 27
Uraian Materi 3 ........................................................................... 27
Tes Formatif 3 ............................................................................ 37
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ................................................... 38
Lembar Kerja 3 ........................................................................... 38

iii
III. Evaluasi ...................................................................................................... 40
1. Tes Tertulis ........................................................................................... 40
2. Penilaian Kinerja ................................................................................... 42

IV. Penutup....................................................................................................... 48

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 49

iv
PETA KEDUDUKAN MODUL

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan Modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.

MODUL UNIT KOMPETENSI

M M M
18.20A 18..21A 20-017-3

SERTIFIKAT

M 18.55A M 18.6A II

M. 7.8A M. 7.7A
SMK

M. 9.3A M. 7.6A M. 7.5A

SERTIFIKAT
M. 9.1A M.9.2A M..25C11
I

M.18.3A M.18.2A M.18.1A

Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat

KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan M.18.1A
Menggunakan Perkakas Tangan
2. M.18.2A M.18.2A
Bertenaga
3. M.18.3A M.18.3A

v
KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur M..25C11
5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar M. 9.3A
8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum M. 7.5A
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin
9. M. 7.6A M. 7.6A
Bubut
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
10. M. 7.7A M. 7.7A
Frais
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
11. M.7.8A M.7.8A
Gerinda
Membongkar, Mengganti, dan Merakit
12. M.18.55A M.18.55A
Komponen Mesin
Membongkar/memperbaiki/mengganti/
13. M.18.6A M.18.20A
merakit dan memasang komponen
14. M.18.20A Memelihara komponen sistem hidrolik M.18.20A
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
15. M.18.21A M.18.21A
Hidrolik
Pemeliharaan Servis Sistem Bahan
16. OPKR 20-017-3 OPKR 20-017-3
Bakar Diesel

vi
PERISTILAHAN / GLOSARIUM

Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas


pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan .

Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu


bidang pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang
dipersyaratkan.

Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar Kompetensi.

Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.

Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan .

Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian .

Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang


berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan
kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum :

SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur


pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan
khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati.

Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi,


pelayanan/pemakaian, perawatan, mengatasi masalah, dan daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta
membongkar dan merakit komponen mesin sesuai prosedur adalah merupakan
bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada pekerjaan ini
siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan
menunjang pada proses pembelajaran berikutnya.
Modul prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan
merakit komponen mesin sesuai prosedur merupakan salah satu bentuk dan alat
bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat
siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada
proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan
menjadi terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik.

B. PRASYARAT
Sebelum mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar
dan merakit komponen mesin sesuai prosedur, siswa sudah menguasai materi-
materi dengan alur sebagai berikut :

1
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI

M18.1A M18.55A

M18.2A
M7.6A M18.6A
M1.3FA

M18.3A
M7.5A M7.7A M.18.20A
M1.2FA

M9.1A
M7.8A M18.21A
M1.3FA

M9.2A
M9.3A
M1.4FA
M2.5C11 OPKR-
A 20-17B

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:
a. Bagi siswa atau peserta didik:
1. Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2. Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama
sebagai teori penunjang,
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
5. Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing
kegiatan belajar, cocokkan dengan kunci jawaban yang telah
tersedia pada kunci jawaban,
6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b. Bagi guru pembina / pembimbing:
1. Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan
penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari
modul ini.
3. Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang

2
diberikan kepada siswa.
4. Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk
memberikan wawasan kepada siswa.
5. Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil
karyanya.

D. TUJUAN
1. Tujuan Antara
1. Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan
mesin dengan benar.
2. Peserta didik/siswa dapat membongkar dan merakit komponen mesin
dengan benar.
2. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat:
1. Mengidentifikasi prosedur perawatan mesin,
2. Mengidentifikasi teknik perawatan mesin,
3. Me m b o n g k a r k o m p o n e n m e s i n ,
4 . Me r a k i t k o m p o n e n m e s i n ,

E. KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat
mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan
merakit komponen mesin sesuai prosedur.

F. CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi
prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan merakit komponen
mesin sesuai prosedur.
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar,
aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu
mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.

3
BAB II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA / PESERTA DIDIK

Tanda
Waktu Tempat Alasan Tangan
Jenis Kegiatan Tanggal
Jam Belajar Perubahan Guru
1. Mengidentifikasi Workshop/
prosedur dan Bengkel
teknik perawatan
Tes formatif 1 Workshop/
Bengkel
2. Membongkar Workshop/
komponen mesin Bengkel

Tes formatif 2 Workshop/


3. Merakit komponen Workshop/
Bengkel
mesin Bengkel
Tes formatif 3 Workshop/
EVALUASI Workshop/
Bengkel
Bengkel

B. KEGIATAN BELAJAR :

1. KEGIATAN BELAJAR 1 : PROSEDUR DAN TEKNIK PERAWATAN MESIN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi prosedur perawatan mesin
- Mengidentifikasi teknik perawatan mesin

Uraian Materi 1:
1. Prosedur Perawatan Mesin
Prosedur perawatan mesin bertujuan untuk mengatur perencanaan,
pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan/mesin yang digunakan untuk
proses produksi industri. Perawatan dilakukan untuk meminimalkan dan
mencegah dari kejadian yang tak terduga yang disebabkan oleh mesin

4
yang nantinya akan mempengaruhi rencana dan jadwal produksi dari suatu
industri.
Adapun prosedur perawatan peralatan/mesin mencakup langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Kepala bagian atau orang yang ditunjuk melakukan inventarisasi
keadaan sarana prasarana/peralatan dan mesin minimal satu kali
dalam setahun dan melaporkannya kepada Kepala Sub Bagian Tata
Usaha (Administrasi) melalui Bagian Sarana dan
Prasarana/Pemeliharaan.
2. Kepala bagian bersama-sama dengan Bagian Sarana dan
Prasarana/Pemeliharaan membuat program perawatan sarana dan
prasarana/peralatan dan mesin.
3. Dalam pemakaian alat, pemakai wajib mengisi kartu pemakaian alat.
4. Bila dalam pemakaian peralatan dan fasilitas ditemukan adanya
peralatan atau fasilitas yang rusak, maka pemakai wajib
melaporkannya pada kepala bagian.
5. Kepala bagian atau petugas yang ditunjuk, memasang out of service
tag pada peralatan atau fasilitas yang rusak dan membuat laporan
kerusakan Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan.
6. Kepala bagian sarana dan prasarana/pemeliharaan dengan bantuan
staf yang ahli dalam bidang peralatan yang rusak dan atau teknisi
melakukan analisis kerusakan, mengidentifikasi apakah kerusakan
bisa diatasi di industri/pabrik atau harus dibawa keluar (membutuhkan
bantuan pihak ke tiga). Bila kerusakan bisa diatasi di industri/pabrik
dan bahan yang dibutuhkan tersedia. Kepala bagian Sarana dan
Prasarana/Pemeliharaan segera menugaskan staf dan atau teknisi
untuk memperbaikinya.
7. Bila kerusakan tidak bisa diatasi di industri/pabrik dan atau bahan yang
dibutuhkan untuk perbaikan tidak tersedia, maka Kepala Bagian
Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan mengajukan usul perbaikan
kepada Pimpinan Perusahaan melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(Administrasi).
8. Pimpinan Perusahaan mempelajari usul perbaikan untuk kemudian
membuat keputusan apakah perbaikan bisa segera dilakukan atau
ditunda.
9. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap setiap alat dan

5
fasilitas dicatat dalam kartu riwayat alat dan fasilitas.
10. Semua rekaman kegiatan pemeliharaan sarana prasarana harus
dipelihara.

2. Teknik Perawatan Mesin


Aktivitas perawatan melibatkan tenaga kerja, metoda, pemakaian alat,
material dan suku cadang adalah bagian kegiatan dari industri yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Perawatan sebaiknya dilakukan
pada waktu yang tidak mengganggu kegiatan produksi. Misalnya
perawatan mesin dilakukan pada saat mesin tidak digunakan atau dengan
pertimbangan bahwa pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin tidak
menghambat keseluruhan aktivitas produksi.
Dalam dunia industri ataupun perusahaan yang menggunakan peralatan
atau mesin-mesin diharapakan usia produktifitasnya lama. Disamping itu
pula produktifitasnya masih tinggi. Untuk menjaga agar peralatan atau
mesin dalam usia yang cukup lama, tetapi masih mempunyai produktifitas
tinggi perlu adanya pemeliharaan yang baik. Oleh karena itu pemeliharaan
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas
pabrik, bengkel, laboratorium, fisik bangunan dan juga mengadakan
perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar
supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Adanya kegiatan pemeliharaan ini, maka
peralatan pabrik atau bengkel dapat dipergunakan untuk memproduksi
sesuai dengan rencana. Pemeliharaan ini menjaga tidak timbulnya
kerusakan pada peralatan yang dipergunakan untuk memproses sesuatu
barang. Apabila peralatan yang ada dipelihara dengan baik sudah barang
tentu mesin akan terjaga dan tahan lama sehingga produktifitas mesin
masih cukup tinggi.
Segala kegiatan dalam pemeliharaan mesin sebenarnya merupakan tugas
dari bagian maintenance (pemeliharaan). Bagian pemeliharaan
peranannya cukup penting, dari kegiatan maintenance tiduk cukup untuk
menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan hasilnya cukup tinggi dan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat juga
menepati waktu yang ditentukan atau disepakati bersama, artinya tepat
waktunya. Melalui pemeliharaan mesin-mesin perusahaan, pabrik ataupun
bengkel, selalu menjaga agar usahanya bekerja secara efisien dengan

6
menekan atau mengurangi kemacetan dan kesalahan sekecil mungkin.
Pemeliharaan mempunyai peranan yang penting, adakalanya sangat
menentukan kelancaran atau malah kemacetan produksi dari suatu pabrik
maupun industri. Oleh karena itu mengenai maintenance harus mendapat
perhatian agar supaya fasilitas produksi tetap terjaga dan tahan lama.
Pemeliharaan peralatan pada suatu pabrik tergantung dari kebijakan
perusahaan yang kadang-kadang tidak sama dengan kebijakan
perusahaan yang lainnya. Kebijakan pada bagian pemeliharaan dan
perawatan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan.
Meskipun kebijakan telah ditentukan, tetap pada pelaksanaannya
pimpinan/kepala bagian pemeliharaan dan perawatan harus
memperhatikan persyaratan agar pekerjaan bagian ini dapat efisien.
Adapun persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adanya data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
2. Adanya perencanaan dan penjadwalan.
3. Adanya surat perintah yang tertulis.
4. Adanya persediaan alat-alat.
5. Harus ada catatan.
6. Harus ada laporan, pengawasan dan analisis.

Data mengenai mesin dan peralatan yang dimilik perusahaan yang


dimaksud dalam hal tersebut diatas adalah seluruh data mengenai
mesin/peralatan seperti nomor, jenis, usia, tahun pembuatan, kondisinya,
pembebanan dalam operasinya per jam atau kapasitas dan lain-lain. Dari
data-data ini akan ditentukan banyaknya kegiatan yang dibutuhkan dan
mungkin dilakukan.
Karena itu, pekerjaan untuk mencegah kerusakan memungkinkan perlu
diatasi dengan perbaikan segera tanpa menimbulkan kerusakan yang lebih
luas. Dengan demikian perawatan adalah merupakan aktivitas yang
bertujuan untuk menyiapkan dan mengefisienkan kerja suatu mesin atau
peralatan sehingga dapat menunjang dalam meningkatkan
produktivitasnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka aktivitas perawatan
perlu dilakukan berdasarkan teknik-teknik perawatan yang memadai.
Usaha untuk mengefektifkan pekerjaan perawatan adalah dengan
menentukan sistem perawatan dimana penerapan sistem perawatan yang
dipilih dapat disesuaikan sehubungan dengan kebutuhan produksi.

7
Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat
digolongkan menjadi dua sistem yaitu :
1. Perawatan yang direncanakan. Pengorganisasian pekerjaan perawatan
yang dilakukan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang,
terkontrol dan tercatat.
2. Perawatan yang tidak direncanakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan
secara darurat (Unplanned emergency maintenance)

Macam-macam perawatan preventif yang direncanakan harus betul-betul


diperhatikan, sehingga pelaksanaannya akan merupakan perawatan yang
secara periodik. Hal ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Inspeksi diberi symbol I
- Reparasi kecil diberi K
- Reparasi menengah diberi symbol M
- Bongkar seluruhnya diberi symbol B

Dari uraian di atas yang menunjukan klasifikasi perawatan mesin,


hal tersebut mempermudah kepada para teknisi untuk menjadwalkan
kegiatan perawatan secara periodik. Kegiatan yang rutin dalam suatu
industri, dengan demikian timbul suatu siklus perawatan dalam suatu
mesin. Sebagai contoh siklus perawatan dalam satu jenis mesin sebagai
berikut:
I1 – K1 – I2 – K2 – I3 – K3 – M1 – I4 – K4 – M2 – I5 – K5 – B1 ...... dan
seterusnya. Kalau jangka waktu kegiatan program perawatan adalah 4
bulan maka dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Inspeksi pertama I1 4 bulan
2. Reparasi kecil K1 4 bulan
3. Inspeksi kedua I2 4 bulan
4. Reparasi kecil kedua K2 4 bulan
5. Inspeksi ketiga I3 4 bulan
6. Reparasi kecil ketiga K3 4 bulan
7. Reparasi menengah pertama M1 4 bulan
8. Inspeksi keempat I4 4 bulan
9. Reparasi kecil keempat K4 4 bulan
10. Reparasi menengah kedua M2 4 bulan
11. Inspeksi kelima I5 4 bulan

8
12. Reparasi kecil kelima K5 4 bulan
13. Bongkar seluruhnya B1 4 bulan

Salah satu sistem perawatan yang direncanakan adalah perawatan


preventif, adalah suatu sistem perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan. Perawatan preventif dimaksudkan juga untuk mengefektifkan
pekerjaan inspeksi, perbaikan-perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan
sehingga peralatan atau mesin selama beroperasi dapat terhindar dari
kerusakan. Perawatan preventif ini dilaksanakan sejak awal sebelum
terjadinya kerusakan.
Sistem perawatan preventif dapat diterapkan pada industri-industri yang
proses produksinya secara kontinyu atau menggunakan sistem otomatis,
sebagai contoh:
1. Pabrik kimia, industri pengerolan baja, kilang minyak, produksi secara
masal dan sebagainya.
2. Industri yang apabila terjadi kemacetan produksi karena adanya
kerusakan dapat menimbulkan biaya perbaikan yang sangat tinggi.
3. Industri yang apabila terjadi kerusakan kecil pada bagian peralatan atau
fasilitas vital dapat mengakibatkan kegagalan seluruh proses.
4. Peralatan yang apabila terjadi kegagalan atau kerusakan sangat
membahayakan, misalnya pada ketel, bejana tekan, alat pengangkat

Sistem perawatan merupakan alternatif yang dapat dilakukan pada semua


jenis mesin atau peralatan industri. Namun demikian sistem perawatan
tersebut tidak mutlak dilakukan, hal ini ditinjau dan dipertimbangkan
menurut kebutuhan dan sesuai dengan kondisi pabrik. Program perawatan
dapat ditempuh dengan cara lain yang berdasarkan perhitungan dianggap
lebih menguntungkan, yaitu perawatan periodik
Yaitu dengan mempertimbangkan:
- Kebutuhan Industri
- Waktu
- Biaya
- Keterhandalan tenaga perawatan
- Kondisi peralatan
- Kemudahan

9
Kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik adalah:
1. Perbaikan
Perawatan dengan cara penggantian banyak diterapkan pada pabrik
atau industri kecil, karena mudah pelaksanaanya. Perawatan ini
dilakukan dengan cara mengganti peralatan yang sudah tidak baik,
karena peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan
biaya perawatan dan perbaikanya. Alternatif lain adalah untuk
mengimbangi perkembangan teknologi yang sangat cepat. Dalam hal
tertentu peralatan tidak dirancang untuk tahan lama, apabila rusak
pada waktunya dapat segera diganti dengan peralatan yang lebih
modern. Banyak komponen jika sudah rusak tidak memungkinkan
dapat diperbaiki kembali karena komponen itu dirancang untuk tidak
diperbaiki.
Tindakan perbaikan dapat diartikan sebagai tindakan untuk
menghindarkan mesin dari kerusakan, kegiatan yang dilakukan adalah
mengganti alat-alat atau komponen yang rusak dengan yang baru.
Tujuan dari perbaikan adalah:
- Menghidupkan kembali mesin yang rusak atau tidak dapat dipakai
- Meningkatkan kualitas mesin yang telah rusak dan kembali
kekondisi yang baik
- Memperpanjang umur mesin dan perlengkapannya
Yang dimaksud dengan kegiatan perbaikan adalah tindakan-tindakan
yang dikerjakan oleh teknisi pada setiap melakukan perbaikan mesin,
kegiatan tesebut adalah:
A. Pemeriksaan kerusakan
Merupakan penjelasan dari operator mengenai kerusakan yang
terjadi, informasi yang diberikan oleh pemakai belum dapat
dikatakan sebagai dasar merencana kegiatan perbaikan yang
tepat. Baru setelah teknisi melakukan pemeriksaan langsung di
bagian mesin yang rusak dapat membuat rencana perbaikan.
B. Rencana perbaikan
Dalam membuat rencana perbaikan harus berpegang pada prinsip
ekonomis, misalnya pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus
sedikit waktunya dan rencana perbaikan harus diketahui oleh
pimpinan produksi

10
C. Pembongkaran mesin
Tujuan dari pembongkaran komponen mesin adalah untuk
mengambil elemen mesin yang mengalami kerusakan dan
memudahkan dalam perbaikannya. Urutan pembongkaran mesin
harus selalu diingat dan biasakan membuat suatu catatan langkah
pembongkaran sehingga tidak terjadi kesalahan yang berulang
pada saat akan memasang mesin.
D. Penyatuan komponen mesin
Jika pada waktu pembongkaran dicatat urutannya dan letaknya
maka pada saat penyatuan kembali tidak akan mengalami
kesulitan. Kekuatan penyetelan akan dijamin baik jika pengikat
elemen mesin dengan kekuatan yang terukur, gunakan alat
pengikat seperti baut, pasak, paku keling, pengelasan sesuai
dengan perhitungan kekuatan.
E. Pemeriksaan akhir
Yang dimaksud dengan pemeriksaan akhir adalah tindakan
pemeriksa komponen mesin yang telah selesai diperbaiki, tes
akhir dapat dilakukan secara dinamis dan secara statis.
2. Overhaul
Merupakan tindakan perawatan yang dilakukan berdasarkan jam
operasi mesin. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh pabrik atau
industri dengan melihat berapa lama mesin tersebut melakukan
aktivitas dan dengan mempertimbangkan inspeksi yang dilakukan dan
dapat juga berdasarkan manual book dari mesin itu sendiri. Ada alasan
tertentu untuk dilakukannya overhaul yaitu:
- Karena kondisi mesin yang dinyatakan menurut test standart telah
dibawah dari ketentuan yang diijinkan
- Karena kualitas/ketelitian produksi yang dihasilkan kasar dan tidak
sesuai lagi dengan spesifikasi mesin
- Kapasitas mesin menurun
- Karena dengan kegiatan perbaikan berat atau koreksi, mesin
tersebut tidak akan dicapai kondisi yang diharapkan
Kegiatan yang dilakukan dalam overhaul dapat dikelompokan menjadi
beberapa kegiatan yaitu:
- Pemeriksaan awal
- Perhitungan perbaikan

11
- Proses perbaikan elemen
- Penyatuan elemen
- Pemeriksaan akhir
Pemeriksaan mesin pada awal sebelum mesin di overhaul adalah
pemeriksaan statis standart, pemeriksaan dinamis dengan beban dan
pemeriksaan hasil benda kerja
3. Penggantian yang direncanakan
Sistem penggantian yang direncanakan ini sering diterapkan pada
banyak cabang industri khususnya untuk fasilitas seperti mesin
perkakas, generator, komputer, dan kendaraan bermotor. Dengan
adanya penggantian fasilitas tersebut berarti industri tidak memerlukan
waktu yang lama untuk melakukan perawatan, kecuali hanya untuk
perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan agar
kondisinya tetap baik. Ketika fasilitas tersebut sudah menurun
kondisinya maka segera diganti atau dengan membeli yang baru.
4. Pembaharuan komponen
Merupakan tindakan penggantian komponen pada mesin atau
peralatan yang biasanya sudah disiapkan digudang dengan
pertimbangan inspeksi yang dilakukan.
5. Pembuatan suku cadang
Kegiatan ini biasanya dilakukan dibengkel kerja pada industri dengan
memperhatikan lokasi industri, maka diharapkan dapat membuat
sendiri komponen-komponen peralatan atau mesin

Dalam perbaikan mesin ada tiga kejadian dalam perbaikan mesin yaitu:
1. Mesin dapat diperbaiki langsung
Jika tindakan perbaikan mesin dapat dikerjakan tanpa melakukan
perbaikan berat pada elemen atau penggantian elemen dan umumnya
kerusakan dapat diatasi dengan penyetelan yang baik, tindakan
tersebut dinamakan perbaikan langsung.
2. Memperbaiki elemen mesin
Hal ini banyak terjadi pada kerusakan berat seperti kerusakan poros
utama .
3. Mengganti elemen mesin
Kejadian ini hampir sama dengan kejadian diatas, perbedaannya
bahwa elemen mesin yang diperlukan dalam perbaikan dapat

12
diperoleh dari luar, tindakan perawatan tetap mengajukan elemen
mesin yang diperlukan ke bagian material atau pengadaan barang
pada suatu bagian dalam sebuah perusahaan.

Tes Formatif 1:
1. Mengapa perawatan peralatan/mesin perlu dibuatkan prosedurnya?
2. Tuliskan langkah-langkah prosedur perawatan sarana prasarana atau
peralatan/mesin
3. Tuliskan persyaratan agar pekerjaan pelaksanaan perawatan dapat efisien!
4. Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat
digolongkan menjadi dua sistem, tuliskan!
5. Tuliskkan kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik!

Kunci Jawaban Tes Formatif 1 :


1. Untuk mengatur perencanaan, pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan/mesin
yang digunakan untuk proses produksi industry agar dapat meminimalkan dan
mencegah dari kejadian yang tak terduga yang disebabkan oleh mesin yang
nantinya akan mempengaruhi rencana dan jadwal produksi dari suatu industri
2. Adapun langkah-langkah prosedur perawatan sarana prasarana atau
peralatan/mesin sebagai berikut :
1. Kepala bagian atau orang yang ditunjuk melakukan inventarisasi keadaan
sarana prasarana/peralatan dan mesin minimal satu kali dalam setahun dan
melaporkannya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Administrasi)
melalui Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan.
2. Kepala bagian bersama-sama dengan Bagian Sarana dan
Prasarana/Pemeliharaan membuat program perawatan sarana dan
prasarana/peralatan dan mesin.
3. Dalam pemakaian alat, pemakai wajib mengisi kartu pemakaian alat.
4. Bila dalam pemakaian peralatan dan fasilitas ditemukan adanya peralatan
atau fasilitas yang rusak, maka pemakai wajib melaporkannya pada kepala
bagian.
5. Kepala bagian atau petugas yang ditunjuk, memasang out of service tag
pada peralatan atau fasilitas yang rusak dan membuat laporan kerusakan
Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan.
6. Kepala bagian sarana dan prasarana/pemeliharaan dengan bantuan staf
yang ahli dalam bidang peralatan yang rusak dan atau teknisi melakukan

13
analisis kerusakan, mengidentifikasi apakah kerusakan bisa diatasi di
industri/pabrik atau harus dibawa keluar (membutuhkan bantuan pihak ke
tiga). Bila kerusakan bisa diatasi di industri/pabrik dan bahan yang
dibutuhkan tersedia. Kepala bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan
segera menugaskan staf dan atau teknisi untuk memperbaikinya.
7. Bila kerusakan tidak bisa diatasi di industri/pabrik dan atau bahan yang
dibutuhkan untuk perbaikan tidak tersedia, maka Kepala Bagian Sarana dan
Prasarana/Pemeliharaan mengajukan usul perbaikan kepada Pimpinan
Perusahaan melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Administrasi).
8. Pimpinan Perusahaan mempelajari usul perbaikan untuk kemudian membuat
keputusan apakah perbaikan bisa segera dilakukan atau ditunda.
9. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap setiap alat dan fasilitas
dicatat dalam kartu riwayat alat dan fasilitas.
10. Semua rekaman kegiatan pemeliharaan sarana prasarana harus
dipelihara.
3. Persyaratan agar pekerjaan pelaksanaan perawatan dapat efisien adalah
sebagai berikut:
1. Adanya data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
2. Adanya perencanaan dan penjadwalan.
3. Adanya surat perintah yang tertulis.
4. Adanya persediaan alat-alat.
5. Harus ada catatan.
6. Harus ada laporan, pengawasan dan analisis.
4. Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat
digolongkan menjadi dua sistem yaitu :
1. Perawatan yang direncanakan. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang
dilakukan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang, terkontrol dan
tercatat.
2. Perawatan yang tidak direncanakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan
secara darurat (Unplanned emergency maintenance)
5. Kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik adalah:
1. Perbaikan
2. Overhaul
3. Penggantian yang direncanakan
4. Pembaharuan komponen
5. Pembuatan suku cadang

14
Lembar Kerja 1 :
1. Buat kelompok kerja
2. Identifikasi prosedur perawatan/pemeliharaan sarana prasarana atau
peralatan/mesin yang ada di sekolahmu!
3. Apakah sesuai dengan langkah-langkah prosedur yang dipelajari? Jelaskan!
4. Presentasikan hasil identifikasi prosedur perawatan/pemeliharaan sarana
prasarana atau peralatan/mesin yang ada di sekolahmu

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MEMBONGKAR KOMPONEN MESIN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan peserta
didik/siswa dapat:
- Membongkar komponen mesin sesuai prosedur

Uraian Materi 2:
Pekerjaan seorang tenaga pelaksana Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri,
pada umumnya terdiri dari beberapa jenis tugas, yang selalu harus dikerjakan
secara terus menerus, dengan tujuan agar semua mesin dan perlengkapannya
selalu siap pakai dengan kondisi standar, dan menghasilkan barang/produk yang
sesuai dengan tuntutan kualitas.
Pekerjaannya harus didasari oleh disiplin dan tanggung jawab yang tinggi,
didasari oleh moral dan mental yang tangguh taat terhadap aturan/asas, jujur,
selalu terbuka menerima saran, mampu bekerjasama sebagai anggota team,
dan tidak pernah berhenti belajar karena kesadaran akan tuntutan pekerjaan.
Pekerjaannya adalah meliputi :
- Melakukan tindakan Preventive ( Pencegahan )
- Melakukan perbaikan ringan dan berat (curatif)
- Malakukan Over haul
- Melakukan pengujian kontrol kualitas

Melihat ruang lingkup pekerjaan tersebut diatas, sebagian besar pelaksanaan


memerlukan keterampilan dan pengetahuan tentang proses pembongkaran
mesin baik ringan maupun berat. Di dalam pelaksanaannya, pembongkaran
komponen-komponen mesin itu harus melalui beberapa tahapan, yang setiap

15
tahapannya mempunyai kertekaitan satu dengan yang lainnya.
Pembongkaran komponen mesin yang biasa dilaksanakan di bengkel atau di
industri, selalu mengikuti SOP (Standar Operasional Prosedur ) pekerjaan, untuk
memandu pelaksana melaksanakan pekerjaan pembongkaran, memudahkan
untuk dikerjakan dan diawasi oleh Supervisor.
Adapun tahapan–tahapan yang umum dilakukan untuk pembongkaran
komponen–komponen mesin itu terdiri dari :
- Mengkonfirmasi, mengecek berbagai informasi tentang masalah, kerusakan,
kelainan, atau penyimpangan mesin dari spesifikasinya.
- Mempelajari kerusakan atau penyimpangan mesin dan tindakan cara
perbaikannya .
- Merencanakan persiapan pembongkaran.
- Menyiapkan peralatan, waktu dan tempat pembongkaran.
- Melaksanakan pembongkaran Komponen-komponen Mesin .
- Mencatat berbagai temuan dan membuat laporan pembongkaran, dan
hasilnya dilaporkan secara langsung pada Atasan/Supervisor.

1. Mengkonfirmasi dan mengecek Informasi .


Setiap ada kerusakan atau kelainan/penyimpangan mesin dari
spesifikasinya, harus dilaporkan oleh petugas/operator ke atasannya, dan
laporan ini akan dserahkan ke bagian pemeliharaan dan perbaikan untuk
ditindak lanjuti.
Selanjutnya laporan ini dipelajari, dilakukan konfirmasi dengan operator dan
dicek keadaan mesinnya, sesuai dengan laporan masalah yang terjadi.
2. Mempelajari kerusakan /penyimpangan mesin.
Dari hasil pengecekan tersebut diatas dilakukan analisa tentang kerusakan,
penyimpangan dan cara penanggulangannya dengan mempelajari
dokumen-dokumen mesin diantaranya ,
- Informasi–informasi kerusakan
- Sertifikat kualiti kontrol mesin,
- Buku manual mesin dan,
- Kartu riwayat mesin .
3. Merencanakan persiapan pembongkaran.
Setelah dipelajari, dianalisa, dan diketemukan penyebab/masalah dari
kerusakan/penyimpangan mesin tersebut, dan telah di-tentukan pula
tindakan perbaikannya, yang dalam pelaksanaan-nya harus dilakukan

16
pembongkaran, maka tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan proses
pembongkaran.
Dalam menyiapkan pembongkaran komponen-komponen mesin, diperlukan
berbagai informasi–informasi antara lain :
- Informasi dan laporan kerusakan serta hasil analisanya.
- Dokumen–dokumen tentang Mesin yaitu: Sertfikat kualiti kontrol, Buku
manual, Kartu riwayat Mesin.
- Katalog tentang Peralatan pembongkaran dan alat bantu yang akan
dipakai.
- Katalog tentang Komponen-komponen mesin.
- Menentukan/menugaskan Pelaksana /petugas perbaikan.
- SOP pekerjaan pembongkaran.

SERTIFIKAT
KUALITI KONTROL
MESIN

Buku Manual Dokumen


Mesin

PEMBONGKARAN MESIN

Katalog SOP
komponen Katalog Pekerjaan
peralatan
pembongkaran

Gambar bagan persiapan pembongkaran.

4. Melaksanakan pembongkaran komponen-komponen mesin


Pembongkaran komponen-komponen mesin ini dilaksanakan baik secara
perorangan maupun tim/grup, hal ini tergantung dari seberapa besar dan
rumitnya kerusakan yang terjadi dan cara perbaikanya .
Apabila ternyata kerusakan dan perbaikannya sangat kompleks dan
memerlukan berbagai disiplin dan kompetensi yang berbeda, misalnya di

17
dalam mesin tersebut terdapat kerusakan Mekanik, Elektrik,
Hidrolik/Pneumatik, sebaiknya dikerjakan oleh tim berdasarkan kompetensi
dan tanggung jawab secara profesional, yang sesuai dengan keahlian
masing-masing.
Pelaksanaan pembongkaran harus selalu mengikuti SOP pekerjaan yang
berlaku baik di bengkel maupun industri. Karena SOP merupakan jaminan
petunjuk pelaksanaan pekerjaan yang standar, baik dari segi hukum maupun
kewenangan serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Persyaratan dan urutan pedoman pekerjaan pembongkaran komponen-
komponen mesin ini, secara umum antara lain harus dikuasai kompetensi:
membaca gambar, menggunakan peralatan tangan, dan menggunakan
peralatan tangan bertenaga dengan operasi digenggam.
a. Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembongkaran:
- Keselamatan dan kesehatan kerja.
- SOP pekerjaan.
- Dokumen Mesin.
- Peralatan utama dan pendukung/bantu.
b. Urutan pekerjaan pembongkaran meliputi :
- Pembongkaran komponen-komponen dilakukan sesuai dengan SOP
pekerjaan, rencana kerja dan Buku Manual mesin.
- Pembersihan Komponen-komponen dan harus disusun menurut unit-
unitnya sesuai dengan buku manual.
- Pemberian label, penamaan, dan pengkodean setiap komponen yang
sudah dibongkar harus sesuai dengan buku manual atau katalog.
- Membuat catatan penemuan–penemuan selama proses
pembongkaran berlangsung dan membuat laporannya.

18
MESIN

1. 2. 3.
PEMBONGKARAN PEMBERSIHAN PELABELAN

4.
MEMBUAT
LAPORAN

Gambar Bagan Urutan pekerjaan pembongkaran.

Dalam pembongkaran komponen ada beberapa hal yang harus diperhatikan


untuk memenuhi kelancaran dan keberhasilan pekerjaan dengan tujuan agar
didalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan, kekurangan alat ataupun
bahan, informasi tentang mesin, terjadi kecelakaan dan sebagainya. Urutan
langkah pekerjaan secara umum antara lain :
1. Persiapan Pelaksanaan Pembongkaran
 Periksa kesiapan kelengkapan dokumen mesin.
 Periksa kesesuaian rencana kerja dengan pekerjaan.
 Pengecekan kesesuaian SOP pekerjaan dengan tugas pekerjaan.
 Pengecekan kelengkapan peralatan dan K3
 Pengecekan kesiapan dan kesesuaian tempat kerja dengan SOP dan
K3.
 Siapa Atasan, Supervisor, Operator atau petugas pelaksana yang harus
dihubungi bila menemukan masalah.
2. Pelaksanaan Pembongkaran Komponen
 Periksa kesesuaian alat dan bahan yang akan dipergunakan.
 Jangan mempergunakan peralatan yang tidak sesuai dengan pekerjaan
dan kegunaannya.
 Jauhkanlah peralatan yang tidak perlu.

19
 Periksa dan lihat buku manual.
 Laksanakan pembongkaran komponen mesin sesuai dengan SOP
pekerjaan dan pedoman K3.
 Pembongkaran komponen-komponen berurutan dimulai dari komponen
tiap bagian, unit atau sub unit.
 Buatlah catatan-catatan apabila menemui temuan-temuan penting.
 Bertanyalah atau diskusikan dengan orang yang ahli bila menghadapi
hambatan .
 Bersihkanlah tempat kerja alat-alat apabila pembongkaran sudah selesai.
 Buat laporan pekerjaan dan laporkan hasil pekerjaan kepada supervisor.
3. Pembersihan Komponen
 Komponen yang telah dibongkar disusun sesuai dengan urutan
komponen-komponen di buku manual.
 Siapkan bak dan minyak pencuci serta peralatan pembersih.
 Bersihkanlah satu persatu setiap komponen tersebut dan susun kembali
sesuai dengan urutannya. Perhatikan dan ikuti SOP dan K 3.
 Bersihkan semua peralatan dan tempat kerja bila pekerjaan sudah
selesai.
4. Pelabelan Komponen
 Lihat dan pelajari Buku Manual/Katalog komponen-komponen mesin.
 Siapkan label-label komponen sesuai dengan spesifikasi Mesin
dan Buku Manual/katalog komponen.
 Isi dan berilah Label setiap komponen dengan Informasi yang
sesuai dengan spesifikasi yang tertera di buku manual / katalog,dari
komponen-komponen tersebut.
 Periksa kembali susunan/urutan komponen dan isi dari informasi
label, kesesuaiannya dengan informasi spesifikasi komponen.
 Bersihkan peralatan dan tempat kerja bila pekerjaan sudah selesai.
5. Pembuatan Laporan
Buatlah laporan pekerjaan lengkap dengan catatan temuan-temuan selama
proses berlangsung dan diskusikan dengan teman sekerja, apabila
mendapatkan kesulitan hubungi nara sumber yang lebih ahli atau supervisor
Di bawah ini dapat kita lihat sebuah contoh pembuatan laporan tentang
pembongkaran tool post:

20
21
22
KUNCI – KUNCI PERLENGKAPAN OPERASIONAL PEMBONGKARAN
MESIN.
Kunci-kunci adalah perlengkapan yang berupa kunci dan hanya diperuntukkan
dalam pelaksanaan operasional pemakaian mesin.
Jumlahnya tidak banyak, kunci tersebut mempunyai ukuran yang standar atau
umum dipakai, serta banyak terdapat atau dijual di toko peralatan mesin.
Sebagian lagi kunci-kunci yang dipakai untuk pelayanan operasional khusus,
dari bentuk, ukuran, model dan tipenya dibuat dan didesain spesial .
Contoh kunci–kunci perlengkapan operasional mesin, dengan standar ukuran
metrik ataupun imperial.
- Kunci–kunci pas (Wrench single/doble open ended).
- Kunci Elen (Ellen Key.)
- Kunci Ring.
- Kunci Sok.
- Kunci C.
- Kunci-kunci Khusus.

a. Kunci Pas b. Kunci Shock

c. Kunci Moment d. Obeng,(Screw Driver)


Gambar Kunci-Kunci dan Obeng

Tes Formatif 2:
1. Tuliskan tahapan–tahapan yang umum dilakukan untuk pembongkaran
komponen–komponen mesin!
2. Tuliskan persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembongkaran!
3. Tuliskan urutan pekerjaan pembongkaran!
4. Apa yang dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan pembongkaran

23
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :
1. Adapun tahapan–tahapan yang umum dilakukan untuk pembongkaran
komponen–komponen mesin itu terdiri dari :
- Mengkonfirmasi, mengecek berbagai informasi tentang masalah,
kerusakan, kelainan, atau penyimpangan mesin dari spesifikasinya.
- Mempelajari kerusakan atau penyimpangan mesin dan tindakan cara
perbaikannya .
- Merencanakan persiapan pembongkaran.
- Menyiapkan peralatan, waktu dan tempat pembongkaran.
- Melaksanakan pembongkaran Komponen-komponen Mesin .
- Mencatat berbagai temuan dan membuat laporan pembongkaran, dan
hasilnya dilaporkan secara langsung pada Atasan/Supervisor.
2. Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembongkaran:
- Keselamatan dan kesehatan kerja.
- SOP pekerjaan.
- Dokumen Mesin.
- Peralatan utama dan pendukung/bantu.
3. Urutan pekerjaan pembongkaran meliputi :
- Pembongkaran komponen-komponen dilakukan sesuai dengan SOP
pekerjaan, rencana kerja dan Buku Manual mesin.
- Pembersihan Komponen-komponen dan harus disusun menurut unit-
unitnya sesuai dengan buku manual.
- Pemberian label, penamaan, dan pengkodean setiap komponen yang
sudah dibongkar harus sesuai dengan buku manual atau katalog.
- Membuat catatan penemuan–penemuan selama proses pembongkaran
berlangsung dan membuat laporannya.
4. Persiapan Pelaksanaan Pembongkaran
 Periksa kesiapan kelengkapan dokumen mesin.
 Periksa kesesuaian rencana kerja dengan pekerjaan.
 Pengecekan kesesuaian SOP pekerjaan dengan tugas pekerjaan.
 Pengecekan kelengkapan peralatan dan K3
 Pengecekan kesiapan dan kesesuaian tempat kerja dengan SOP dan
K3.
 Siapa Atasan, Supervisor, Operator atau petugas pelaksana yang harus
dihubungi bila menemukan masalah.

24
Lembar Kerja 2 :

Rencanakan pembongkaran mesin dibawah bimbingan guru meliputi mesin-


mesin yang banyak dipergunakan di Industri dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Memilih pembongkaran dan mengidentifikasi kerusakan komponen mesin-
mesin yang umum dipakai di industri, masing-masing minimal 2 tugas
diantaranya :
- Mesin-mesin perkakas.
- Mesin-mesin tenaga.
- Perangkat sistem Hidrolik/Pneumatik.
2. Perencanaan pembongkaran dimulai dari pekerjaan yang sederhana
sampai dengan yang cukup kompleks, disesuaikan dengan kondisi sekolah
dan waktu yang tersedia.
3. Tugas-tugas tersebut harus mengacu kepada tuntutan unit/sub unit
kompetensi.
4. Pelaksanaan dari Lembar Kerja 2 ini bisa dilakukan di Bengkel, Sekolah,
atau di Industri dibawah bimbingan langsung oleh Guru/ Supervisor yang
ditunjuk.
5. Penilaian dari Lembar Kerja 2 ini akan dilakukan secara langsung oleh
Guru/Supervisor, sesuai dengan kisi-kisi penilaian kemampuan
merencanakan pembongkaran komponen-komponen mesin dan menyiapkan
peralatan untuk mengidentifikasi kerusakan komponen .
- Apabila peserta sudah memenuhi persyaratan kompetensi/ sub
kompetensi ini, maka dapat meneruskan ke materi diklat selanjutnya yaitu
materi pembelajaran III.
- Jika belum memenuhi persyaratan maka dilakukan remedial, sampai Anda
benar-benar memenuhi persyaratan kompetensi/sub kompetensi.

Cek Kemampuan Tes Kinerja


Anda harus melaksanakan lembar kerja 2 diatas pada suatu tingkat dimana
penilai memperhitungkan bahwa hal tersebut tepat untuk dilaksanakan di tempat
kerja.
Ketika setiap tugas dilaksanakan, Penilai akan mengisi daftar cek. Hal tersebut
akan memberikan catatan bagi peserta didik/siswa dan penilai. Ketika suatu
tugas tidak dilaksanakan dengan standar yang tepat, suatu rencana pelatihan
ulang akan dibicarakan antara peserta didik dan penilai.

25
Elemen 1. Membongkar komponen-komponen mesin

Belum
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Tanggal
kompeten

1. Apakah semua peserta sudah


dipastikan menggunakan keselamatan
kerja yang dibutuhkan?

2. Apakah sudah memeriksa semua


gambar dan seluruh dokumen yang
relevan telah diperoleh sesuai dengan
prosedur operasi standar?

3. Apakah pengkodean pada komponen-


komponen yang akan dibongkar sudah
ditentukan?

4. Apakah peralatan untuk melakukan


proses pekerjaan sudah dipastikan
kelengkapannya?

5. Apakah peralatan tersebut sudah siap


pakai?

Elemen 2. Mengidentifikasi kerusakan komponen-komponen

Belum
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Tanggal
kompeten

1. Apakah lembaran spesifikasi


komponen sudah sesuai dengan
standar komponen?

2. Apakah alat ukur dan pengujian sudah


sesuai dengan spesifikasi komponen

26
KRITERIA PENILAIAN KINERJA

No Kriteria Skor Bobot Faktor Keterangan


1-10 Nilai
1. Persiapan Kerja 1
2. Langkah Kerja 2
3. Ketelitian 3
4. Kerapian 2
5. Keselamatan Kerja 1
6. Waktu 1
Nilai Akhir

Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.

3. KEGIATAN BELAJAR 3: MERAKIT KOMPONEN MESIN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan peserta
didik/siswa dapat:
- Memilih komponen mesin untuk dirakit kembali
- Merakit komponen mesin menjadi rakitan atau sub rakitan

Uraian Materi 3:
1. PEMILIHAN KOMPONEN UNTUK DIRAKIT KEMBALI
Dalam menentukan pemilihan komponen yang akan dirakit kembali setelah
melalui proses pembongkaran, pengukuran dan pengujian, memerlukan
beberapa cara, dan cara yang memungkinkan dan seringkali dilaksanakan
adalah dengan menghimpun beberapa informasi yang diperoleh dari :
- Buku manual mesin ,
- Katalog dari komponen yang akan dipilih,
- Hasil pengukuran dan pengujian serta,
- hubungan rakitan dengan komponen yang lainya.

27
Hal-hal tersebut diatas ini dapat kita lihat dan pelajari dari bagan dibawah ini:

Buku manual Katalog komponen Hasil pengukuran Hasil pengujian

Analisa kondisi

Komponen
1 3

Layak pakai
2
Diganti
Diperbaiki
kii

Bagan cara penentuan pemilihan komponen.

ANALISA PEMILIHAN KOMPONEN UNTUK PERAKITAN

KOMPONEN

Pengukuran Spesifikasi Sesuai Komponen


Spesifikasi
Pengujian komponen Dirakit

Tdk sesuai Tidak Pengujian

spesifikasi berfungsi fungsi

Berfungsi

Analisa

Tindakan Penyerahan
ke pemakai
Diperbaiki

Diganti

28
Dari bagan yang terlihat diatas, dapat kita ketahui bahwa hasil analisa dari
kondisi komponen setelah melalui beberapa penilaian, maka akan anda
peroleh beberapa kemungkinan pengambilan keputusan untuk melakukan
beberapa tindakan alternatif diantaranya adalah bahwa komponen tersebut :
- Dapat dipergunakan kembali, karena kondisinya masih sesuai dengan
tuntutan spesifikasinya.
- Harus diperbaiki terlebih dahulu, ( Recondisioning) disesuaikan dengan
tuntutan spesifikasi komponen.
- Harus diganti, karena kondisinya rusak/sudah tidak sesuai lagi dengan
tuntutan spesifikasi.

ALTERNATIF 1. KOMPONEN LAYAK PAKAI.


Jika ternyata dari hasil analisa dimana kondisi komponen masih baik dan
layak pakai sesuai dengan spesifikasinya maka langsung saja kita bisa
merakitnya kembali menjadi bagian rakitan atau sub rakitan.

ALTERNATIF 2. KOMPONEN DIPERBAIKI (Reconditioning).


Akan tetapi apabila tenyata bahwa hasil dari pengukuran dan pengujian serta
penilaian analisa kesesuaian kondisinya dengan spesifikasi komponen-
komponen menunjukan bahwa komponen tersebut perlu diperbaiki, maka
tindakan yang harus diambil adalah :
- Merencanakan/menentukan cara memperbaikinya (recondition) sampai
dengan memenuhi dan sesuai dengan tuntutan spesifikasi komponen
serta hubungan rakitan dengan komponen yang lain.
- Memilih peralatan perbaikan, atau mesin-mesin yang harus dipakai, dan
metoda serta cara perbaikan yang tepat serta menguasi pengerjaan ini.
- Mengorganisasikan tempat dan waktu pelaksanaan perbaikan yang akan
dlakukan.

Didalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan beberapa kompetensi yang


harus anda kuasai antara lain :
- Pengetahuan/penggunaan peralatan pengujian.
- Penggunaan Alat Ukur. ( Unit Kompetensi C.25.C11),
- Penggunaan Alat tangan dengan operasi digenggam, (Unit Kompetensi A
18.1A),
- Bekerja dengan mesin umum. (Unit Kompetensi E.7.5A).

29
o Bersihkan bantalan
(Shells) dan tempatkan
pada dudukannya.

o Labur poros dengan pelabu.


(Prusian Blue).

o Tempatkan poros yang sudah dilabur


pada bantalan bawah, letakan bantalan
atas putar porosnya dan lihat spot yang
ada, Kikis bantalan bawah menggunakan
skraf tangan sampai rata.
Spot cacat Spot penyekrapan

o Skraf bantalan atas jika penyekrapan


bantalan bawah sudah selesai hingga
rata.

o Siapkan bantalan dan bersihkan semua


bagian, lumasi dengan pelumas yang
tepat dan lakukan perakitan, cek
pengepasan bantalan dengan putaran
ringan.

Gambar Pengepasan bantalan golong

30
ALTERNATIF 3. KOMPONEN DIGANTI.
Bilamana hasil dari pengukuran dan pengujian serta penilaian analisa
kesesuaian kondisinya dengan spesifikasi komponen-komponen
menunjukan bahwa komponen tersebut perlu diganti, maka tindakan yang
harus diambil adalah :
- Mengganti dengan Membuat komponen yang baru.
- Mengganti dengan komponen cadangan yang tersedia.

Mengganti dengan cara membuat komponen yang baru


Khusus untuk pembuatan komponen pengganti yang baru, dan ternyata
harus dibuat, dalam hal ini anda harus melalui beberapa tahapan prosedur
pengerjaan, antara lain adalah:
- Hasil analisa data, dari proses identifikasi komponen melalui pengukuran
dan pengujian, serta informasi dari katalog komponen dan buku manual
mesin, akan menjadi acuan dalam pembuatan komponen yang baru.
- Sket dari komponen tersebut harus dibuat secara lengkap, sebagai dasar
untuk pembuatan gambar kerjanya.
- Gambar kerja dari komponen tersebut, diteliti/ diperiksa terlebih dahulu dan
bila ternyata sudah sesuai dengan tuntutan spesifikasi dari komponen,
baru kemudian harus disetujui dahulu oleh atasan langsung/supervisor,
sebelum diserahkan ke bagian produksi untuk dikerjakan .
- Komponen yang telah selesai dibuat tersebut, perlu dicek/diuji kembali
terlebih dahulu dengan sangat teliti, diantaranya: ukuran, karakteristik dan
hubungan dengan komponen rakitan yang lainya.
- Komponen yang telah dicek/diuji tersebut kemudian, dicoba dirakit dan
diteliti kesesuaianya dengan rakitan komponen yang lainya, bila sudah
tepat dan sesuai baru diuji coba fungsi jalan .

31
MENYIAPKAN SKET DAN GAMBAR KOMPONEN PENGGANTI

Lokasi Kunci

Cek Ukuran
Baut Tanam

1. Baca gambar, ukur dengan 2. Perhatikan hubungan posisi


tepat posisi, kedudukan rakitan, kedudukan/posisi dengan komponen
komponen yang akan diganti . komponen lain

3. Siapkan peralatan gambar . 4. Buatlah sket gambar dari komponen


pengganti

Nama
Komponen

Tanggal

5. Buat Gambar kerja sesuai dengan sket komponen.


Gambar Menyiapkan sket dan gambar komponen pengganti

32
Mengganti Dengan Komponen Cadangan
Dan akhirnya jika hasil dari pengukuran dan pengujian serta penilaian
analisa kesesuaian kondisi komponen dengan spesifikasinya menunjukan,
bahwa komponen tersebut harus dilakukan penggantian.
Tindakan selanjutnya adalah melakukan koordinasi/ pengecekan inventaris
komponen cadangannya, di gudang peralatan/bengkel pemeliharaan maka
tindakan yang harus anda lakukan adalah :
- Komponen diberi label lengkap sesuai dengan spesifikasi buku
manual/katalog komponen.
- Isi format surat pengajuan permintaan komponen, dan laporkan setelah
terlebih dahulu harus ditandatangani oleh petugas/supervisor yang
berwewenang, untuk disampaikan ke petugas gudang peralatan/gudang
bengkel pemeliharaan.
- Komponen tersebut setelah diterima harus dicek lagi kesesuaiannya,
dengan spesifikasi komponen/katalog mesin/buku manual.
- Selanjutnya apabila sudah sesuai dengan prosedur pekerjaan, komponen-
komponen tersebut dapat langsung dirakit dengan komponen komponen
yang lain.

2. MERAKIT KOMPONEN-KOMPONEN PEMESINAN MENJADI RAKITAN


ATAU SUB RAKITAN.
Seluruh komponen-komponen yang sudah diukur dan diuji kesesuaianya
dengan spesifikasi komponen menurut buku manual ataupun katalog
komponen, dan dianalisa bahwa seluruh komponen dinyatakan layak pakai
dengan demikian maka komponen-komponen tersebut sudah siap untuk
dirakit kembali menjadi Bagian rakitan ataupun menjadi Sub rakitan.
Dalam pelaksanaan perakitan komponen ini ada beberapa hal yang harus
selalu kita perhatikan dengan cermat agar seluruh pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan tepat, cepat dan sesuai dengan SOP pekerjaan dan
K3.
Di bawah ini ada bagan pelaksanaan perakitan dan bisa kita lihat apa saja
yang harus kita persiapkan untuk membantu kelancaran pekerjaan ini yaitu :
- Sertifikat kualiti kontrol mesin.
- Buku manual mesin.
- Katalog komponen-komponen mesin.
- Perlengkapan K3.

33
- SOP Pekerjaan.
- Peralatan bongkar pasang seperti: kunci-kunci, dan bahan
pelumas/paking, sil, dan lain-lain .
- Komponen-komponen mesin yang siap dirakit.
Berikut diperlihatkan bagan cara perakitan komponen dan variabel
pendukung:

Alat bongkar Peraturan

pasang K3

Buku Manual
Mesin SOP PEKERJAAN

Komponen PERAKITAN
Bagian/sub
KOMPONEN MESIN
Komponen bagian mesin
mesin

Sertfikat kualiti Katalog


Katalog Alat
kontrol mesin komponen mesin
pembongkaran

Setiap kali melakukan pekerjaan pemeliharaan,pembongkaran maupun


perakitan, apabila anda telah selesai mengerjakan pekerjaan tersebut,
sebagai seorang/anggota kelompok petugas pelaksana diharuskan
membuat laporan pekerjaannya. Laporan tadi akan menjadi catatan/data
yang penting dan berguna untuk :
- Catatan di dalam kartu riwayat mesin.
- Pedoman untuk melakukan tugas pembongkaran, perbaikan dan, perakitan
berikutnya.
- Informasi bagi operator mesin tentang kekurangan/hambatan yang
dipunyai mesin (apabila ada pelayanan khusus ) .
- Menetukan tingkat prosentase kondisi mesin, ketelitian dan fungsi mesin.
- Menetukan waktu untuk overhaul, pengecekan berikutnya dan masa pakai
efektif mesin.

34
Contoh :
KARTU LAPORAN PEKERJAAN PERAKITAN TOOL POST:

35
36
Tes Formatif 3:
1. Seluruh peralatan yang akan digunakan, sebelum kita pakai langkah apakah
yang sebaiknya harus anda lakukan:
a. Memeriksa kondisi peralatan tersebut.
b. Membersihkan peralatan tersebut terlebih dahulu.
c. Meyimpan peralatan tersebut sebelum dipakai.
d. Masukkan ke lemari seluruhnya.
2. Pada saat melakukan anda melaksanakan pembongkaran, komponen-
komponen mesin tersebut harus:
a. Disimpan sesuai dengan dimensi dan fungsinya.
b. Ditumpuk sesuai kelompoknya.
c. Disusun sesuai dengan pengkodean/sub assembling.
d. Semua bena.
3. Sesudah dilakukan pembongkaran, selanjutnya melakukan
pengidentifikasian komponen dari kerusakan, langkah apa yang akan anda
lakukan:
a. Memeriksa dimensi dan fungsinya.
b. Memeriksa bahan.
c. Memeriksa kebersihan.
d. Memeriksa kekencangannya.
4. Supaya komponen bisa mampu tukar, antara yang komponen yang satu
dengan komponen yang lainnya maka persyaratannya adalah harus :
a. Sesuai dengan standar komponen.
b. Sesuai dengan toleransi.
c. Sesuai dimensi.
d. Sesuai dengan jenisnya.
5. Persyaratan untuk komponen-komponen pengganti yang akan dipakai :
a. Sesuai dengan standar komponen yang berlaku.
b. Sesuai ukuran.
a. Sesuai dengan dimensi.
b. Sesuai toleransi.
6. Agar hasil rakitan sesuai dengan mutu/spesifikasi yang diharapkan
a. Perakitan harus sesuai dengan prosedur operasi standar.
b. Komponen yang akan dirakit harus sesuai dengan standar komponen.
c. Toleransi komponen harus terpenuhi.
d. Semua benar.

37
7. Dalam menggunakan jenis oli yang benar untuk pelumasan Mesin :
a. Kekentalan harus sesuai dengan rekomendasi /spesifikasi mesin.
b. Sesuai warnanya.
c. Sesuai dengan pabriknya.
d. Sesuai fungsinya.
8. Sebelum pegujian hasil rakitan atau sub-rakitan, maka harus memeriksa
kebocoran pelumasan bagian manakah yang harus diperiksa :
a. Oli tidak sesuai. c. Paking.
b. Kekencangan baut . d. Komponen yang digunakan.
9. Sistem yang sering dipakai untuk melayani pelumasan mesin adalah :
a. Pelumasan tetes.
b. Pelumasan rendam.
c. Pelumasan dengan injeksi/tekan.
d. Semua benar.
10. Alat pelumasan sistem manual yang dipakai adalah:
a. Oli Can, Grease Gun, Oil Gun.
b. Pompa.
c. Mangkok oli.
d. Selang.

Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :

1. a 3. a 5. a 7. a 9. d
2. c 4. a 6. d 8. c 10. a

Lembar Kerja 3 :
Rencanakan pembongkaran, mengganti dan merakit komponen mesin dibawah
bimbingan guru meliputi mesin-mesin yang banyak dipergunakan di Industri
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Memilih dan menentukan tugas membongkar,mengganti dan merakit
komponen Mekanik Mesin Industri yang umum dipakai , diantaranya :
- Mesin-mesin perkakas.
- Mesin–mesin tenaga.
- Perangkat sistem Hidrolik/Pneumatik.

38
2. Perencanaan pembongkaran dimulai dari pekerjaan yang sederhana
sampai dengan yang cukup kompleks, disesuaikan dengan kondisi sekolah
dan waktu yang tersedia.
3. Tugas-tugas tersebut harus mengacu kepada tuntutan unit/sub unit
kompetensi.
4. Pelaksanaan dari Lembar Kerja 3 ini bisa dilakukan di Bengkel, Sekolah,
atau di Industri dibawah bimbingan langsung oleh Guru/ Supervisor yang
ditunjuk.
5. Penilaian dari Lembar Kerja 3 ini akan dilakukan secara langsung oleh
Guru/Supervisor, sesuai dengan kisi-kisi penilaian kemampuan
pembongkaran komponen engineering, mengidentifikasi kerusakan
komponen, memilih komponen-komponen pengganti dan merakit
komponen-komponen menjadi rakitan atau sub rakitan.
- Apabila peserta sudah memenuhi persyaratan kompetensi/ sub
kompetensi ini, maka dapat meneruskan ke materi diklat selanjutnya.
- Jika belum memenuhi persyaratan maka dilakukan remedial, sampai Anda
benar-benar memenuhi persyaratan kompetensi/sub kompetensi.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA

No Kriteria Skor Bobot Faktor Keterangan


1-10 Nilai
1. Persiapan Kerja 1
2. Langkah Kerja 2
3. Ketelitian 3
4. Kerapian 2
5. Keselamatan Kerja 1
6. Waktu 1
Nilai Akhir

Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.

39
BAB I II
EVALUASI

Untuk mengukur kemampuan/penguasaan peserta didik/siswa setelah menerima


pembelajaran dari modul ini, maka peserta didik/siswa perlu diberikan soal-soal evaluasi
.
1. TES TERTULIS
Tes tertulis dapat digunakan oleh Penilai untuk mengidentifikasi kesiapan Anda untuk
melaksanakan Penilaian Kinerja.
Penilai akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen. Jika
Penilai kurang puas dengan kesiapan Anda dalam melakukan Penilaian Kinerja,
rencana pelatihan ulang akan dibicarakan antara Anda dengan Penilai

Pertanyaan pilihan ganda:

1. Peralatan keselamatan kerja yang biasa atau cocok digunakan untuk


membongkar komponen mesin:
a. Wearpack, sarung tangan c. Kacamata, apron
b. Wearpack, kacamata d. Apron, helm
2. Gambar kerja dan dokumen yang diperlukan untuk proses tersebut adalah:
a. Gambar kerja c. Instruksi
b. Prosedur operasi standar d. Gambar kerja dan prosedur operasi standar
3. Sebelum melakukan proses pembongkaran komponen mesin harus dilakukan:
a. Pengkodean/penomoran c. Pemeriksaan
b. Pembersihan d. Semua benar
4. Sebelum peralatan yang akan digunakan sebaiknya dilakukan:
a. Periksa kondisi peralatan tersebut
b. Bersihkan peralatan tersebut
c. Simpan peralatan tersebut
d. Masukkan kelemari
5. Pada saat melakukan pembongkaran komponen engineering harus:
a. Disimpan dimensi dan fungsinya
b. Ditumpuk sesuai kelompoknya
c. Disusun sesuai dengan pengkodean/sub assembling
d. Semua benar

40
Pertanyaan pilihan ganda:

6. Untuk melakukan pengidentifikasian komponen dari kerusakan kita harus:


a. Periksa dimensi dan fungsinya c. Periksa bahan
b. Periksa kebersihan d. Periksa kekencangannya
7. Supaya komponen bisa mampu tukar antara yang satu dengan yang lainnya
maka:
a. Sesuai dengan standar komponen yang ada
b. Sesuai dengan toleransi
c. Sesuai dimensi
d. Sesuai dengan jeninya
8. Komponen-komponen pengganti yang akan digunakan:
a. Standar komponen yang berlaku c. Ukuran
b. Dimensi d. Toleransi
9. Untuk menghasilkan rakitan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan maka:
a. Perakitan harus sesuai dengan prosedur operasi standar
b. Komponen yang akan dirakit harus sesuai dengan standar komponen
c. Toleransi komponen harus terpenuhi
d. Semua benar
10. Supaya komponen bisa mampu tukar antara yang satu dengan yang lainnya
maka:
a. Sesuai dengan standar komponen yang ada
b. Sesuai dengan toleransi
c. Sesuai dimensi
d. Sesuai dengan jenisnya
11. Didalam menggunakan jenis oli yang benar adalah:
a. Sesuai kekentalan
b. Sesuai warnanya
c. Sesuai pabriknya
d. Sesuai fungsinya
12. Sebelum pegujian hasil rakitan atau sub-rakitan maka harus diperiksa:
a. Olic. Paking c. Kebersihan
b. Kekencangan baut d. Komponen yang digunakan

41
KUNCI JAWABAN :

1. a 5. c 9. b
2. d 6. a 10. a
3. c 7. a 11. a
4. a 8. a 12. a

2. PENILAIAN KINERJA
Guru/Instruktur boleh memilih 1 (satu) atau lebih dari kegiatan pembongkaran dan
perakitan berikut:
A. Pembongkaran dan Perakitan Swing Frame Mesin Bubut

Gambar Swing Frame Mesin Bubut

42
B. Pembongkaran dan Perakitan Kepala Lepas Mesin Bubut

Gambar Kepala lepas mesin bubut.

43
C. Pembongkaran dan Perakitan Pompa Air.

Gambar Instalasi Pompa Air

44
D. Pembongkaran dan Perakitan Instalasi Pompa Hidrolik.

Gambar Instalasi Pompa Hidrolik

45
3. Daftar Cek Penilaian Kinerja
Ketika setiap tugas dilaksanakan, Penilai akan mengisi daftar cek. Hal tersebut akan
memberikan catatan bagi peserta didik/siswa dan penilai. Ketika suatu tugas tidak
dilaksanakan dengan standar yang tepat, suatu rencana pelatihan ulang akan dibicarakan
antara peserta didik/sisiwa dan penilai.

Element 1. Membongkar komponen-komponen engineering


Belum
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Tanggal
kompeten
1. Apakah semua peserta sudah
dipastikan menggunakan
keselamatan kerja yang
dibutuhkan?
2. Apakah sudah memeriksa
semua gambar dan seluruh
dokumen yang relevan telah
diperoleh sesuai dengan
prosedur operasi standar?
3. Apakah pengkodean pada
komponen-komponen yang
akan dibongkar sudah
ditentukan?
4. Apakah peralatan untuk
melakukan proses pekerjaan
sudah dipastikan
kelengkapannya?
5. Apakah peralatan tersebut
sudah siap pakai?

Element 2. Mengidentifikasi kerusakan komponen-komponen


Belum
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Tanggal
kompeten
1. Apakah lembaran spesifikasi
komponen sudah sesuai dengan
standar komponen?
2. Apakah alat ukur dan pengujian
sudah sesuai dengan spesifikasi
komponen

Element 3. Memilih komponen-komponen pengganti


Belum
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Tanggal
Kompeten
1. Apakah komponen-komponen
pengganti yang akan
digunakan sudah diperiksa
kondisi/dimensinya?
2. Apakah komponen pengganti
sudah sesuai dengan
spesifikasi komponen yang
diganti?

46
Element 4. Merakit komponen-komponen engineering menjadi rakitan atau sub-
rakitan

Belum
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Tanggal
kompeten
1. Apakah komponen-komponen
yang akan dirakit sudah siap
untuk dirakit dan sesuai
dengan standar komponen
yang berlaku?
2. Apakah teknik/metoda–
metoda perakitan sudah
sesuai dengan prosedur
operasi standar?
3. Apakah jenis pelumas yang
akan digunakan sudah sesuai
dengan fungsinya?
4. Apakah jenis paking yang
akan digunakan sudah sesuai
dengan fungsinya dan benar
penggunaannya?
5. Apakah jenis sil yang akan
dipakai sudah sesuai?
6. Apakah baut-baut
kekencangannya sudah
diperiksa?
7. Apakah hasil rakitan dan
fungsinya sudah dites?
8. Apakah hasil rakitan sudah
sesuai dengan fungsinya
semula?

KRITERIA PENILAIAN KINERJA

No Kriteria Skor Bobot Faktor Keterangan


1-10 Nilai
1. Persiapan Kerja 1
2. Langkah Kerja 2
3. Ketelitian 3
4. Kerapian 2
5. Keselamatan Kerja 1
6. Waktu 1
Nilai Akhir

Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.

47
BAB IV
PENUTUP

Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan


tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang
dilaksanakan sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing.
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan
atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Koswara, 2004, Membongkar, Mengganti dan Merakit Komponen-


Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

2. Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

3. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

4. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

5. Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.

6. NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7. Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. A. Djumali, B.E , Teknologi Perbaikan Mesin dan Perkakas Perlengkapan,


ITB.

9. Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa
bandung.

49
50
MODUL
MEMBERSIHKAN, MELUBRIKASI DAN
MEMERIKSA MESIN
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii


Peta Kedudukan Modul .......................................................................................... v
Peristilahan/Glosarium ........................................................................................... vii

I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Deskripsi Judul......................................................................................... 1
B. Prasyarat ............................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................. 2
D. Tujuan.................................................................................................... 3
E. Kompetensi ............................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan ................................................................................... 3

II. Pembelajaran .............................................................................................. 4


A. Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik .................................................... 4
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 : Membersihkan Bagian-bagian Mesin ................. 4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................ 4
Uraian Materi 1 ........................................................................... 4
Tes Formatif 1 ............................................................................ 5
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ................................................... 5
Lembar Kerja 1 ........................................................................... 5
Kegiatan Belajar 2 : Melubrikasi Bagian-bagian Mesin ...................... 7
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................ 7
Uraian Materi 2 ........................................................................... 7
Tes Formatif 2 ............................................................................ 10
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ................................................... 11
Lembar Kerja 2 ........................................................................... 12
Kegiatan Belajar 3 : Memeriksa Bagian-bagian Mesin ....................... 12
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................ 12
Uraian Materi 3 ........................................................................... 12
Tes Formatif 3 ............................................................................ 15
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ................................................... 15
Lembar Kerja 3 ........................................................................... 15

iii
III. Evaluasi ...................................................................................................... 16
Tes Tertulis ........................................................................................... 16

IV. Penutup....................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 20

iv
PETA KEDUDUKAN MODUL

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.

MODUL UNIT KOMPETENSI

M M M
18.20A 18..21A 20-017-3
SERTIFIKAT
II

SMK M 18.55A M 18.6A

M. 7.8A M. 7.7A

M. 9.3A M. 7.6A M. 7.5A


SERTIFIKAT
I

M. 9.1A M.9.2A M..25C11

M.18.3A M.18.2A M.18.1A

Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat

KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan M.18.1A
Menggunakan Perkakas Tangan
2. M.18.2A M.18.2A
Bertenaga
3. M.18.3A M.18.3A

v
KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur M..25C11
5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar M. 9.3A
8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum M. 7.5A
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin
9. M. 7.6A M. 7.6A
Bubut
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
10. M. 7.7A M. 7.7A
Frais
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
11. M.7.8A M.7.8A
Gerinda
Membongkar, Mengganti, dan Merakit
12. M.18.55A M.18.55A
Komponen Mesin
Membongkar/memperbaiki/mengganti/
13. M.18.6A M.18.20A
merakit dan memasang komponen
14. M.18.20A Memelihara komponen sistem hidrolik M.18.20A
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
15. M.18.21A M.18.21A
Hidrolik
OPKR 20-017- Pemeliharaan Servis Sistem Bahan
16. OPKR 20-017-3
3 Bakar Diesel

vi
PERISTILAHAN / GLOSARIUM

Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas


pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan .

Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu


bidang pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang
dipersyaratkan.

Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar Kompetensi.

Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.

Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan .

Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian .

Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang


berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan
kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum :

SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur


pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan
khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati.

vii
Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi,
pelayanan/pemakaian, perawatan, mengatasi masalah, dan daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI JUDUL

Pekerjaan membersihkan, melubrikasi dan memeriksa mesin adalah


merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada
pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar
karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya.
Modul membersihkan, melubrikasi dan memeriksa mesin merupakan salah
satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk
bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang
berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi
terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik.

B. PRASYARAT

Sebelum membersihkan, melubrikasi dan memeriksa mesin, siswa sudah


menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut :
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI

M18.1A M18.55A

M18.2A
M7.6A M18.6A
M1.3FA

M18.3A
M7.5A M7.7A M.18.20A
M1.2FA

M9.1A
M7.8A M18.21A
M1.3FA

M9.2A
M9.3A
M1.4FA
M2.5C11 OPKR-
A 20-17B

1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:

a. Bagi siswa atau peserta didik:

1. Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,


2. Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama
sebagai teori penunjang,
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
5. Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing
kegiatan belajar, cocokkan dengan kunci jawaban yang telah
tersedia pada kunci jawaban,
6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b. Bagi guru pembina / pembimbing:
1. Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan
penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari
modul ini.
3. Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang
diberikan kepada siswa.
4. Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk
memberikan wawasan kepada siswa.
5. Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.

6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil


karyanya.

2
D. TUJUAN

1. Tujuan Antara
1. Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu
dibersihkan, dilubrikasi dan diperiksa dengan benar.
2. Peserta didik/siswa dapat melakukan pembersihan, lubrikasi dan memeriksa
bagian-bagian mesin dengan benar.

2. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan,
2. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dilubrikasi,
3. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu diperiksa,
4. Melakukan pembersihan bagian-bagian mesin,
5. Melakukan lubrikasi bagian-bagian mesin,
6. Melakukan pemeriksaan bagian-bagian mesin.

E. KOMPETENSI

Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat


mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan, dilubrikasi dan
diperiksa serta melaksanakan pembersihan, melubrikasi dan memeriksa bagian-
bagian mesin.

F. CEK KEMAMPUAN

Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi


bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan, dilubrikasi dan diperiksa serta
melaksanakan pembersihan, melubrikasi dan memeriksa bagian-bagian mesin.
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar,
aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu
mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.

3
BAB II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK

Waktu Tempat Alasan Tanda


Jenis Kegiatan Tanggal Tangan
Jam Belajar Perubahan
Guru
1. Membersihkan Workshop/
bagian-bagian mesin Bengkel
Tes formatif 1 Workshop/
Bengkel
2. Melubrikasi bagian- Workshop/
bagian mesin Bengkel
Tes formatif 2 Workshop/
Bengkel
3. Memeriksa Bagian- Workshop/
bagian mesin Bengkel
Tes formatif 3 Workshop/
Bengkel
EVALUASI Workshop/
Bengkel

B. KEGIATAN BELAJAR :

1. KEGIATAN BELAJAR 1 : MEMBERSIHKAN BAGIAN-BAGIAN MESIN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan
- Membersihkan bagian-bagian mesin

Uraian Materi 1:
Membersihan mesin berarti menyingkirkan benda asing (debu, kotoran, benda
yang tidak semestinya ada, dll) dari mesin/alat maupun bahan. Benda asing
akan menimbulkan kerugian pada beberapa peralatan/komponen seperti:
system elektrik, system hydrolic, peralatan otomatis, bahan baku, elektronik,
mesin presisi, electroplating, dan lain-lain.

4
Kegiatan membersihkan mesin/alat meliputi tiga kegiatan utama yaitu:
1) Melaksanakan pembersihan awal.
2) Menghilangkan sumber benda asing dan mengusahakan agar dapat
dilaksanakan dengan mudah.
3) Senantiasa meningkatkan standar kebersihan.

Pembersihan awal berbeda dengan pembersihan pada umumnya sebab ada


beberapa hal yang harus diperhatikan:
1) Apa akibat bila komponen bocor?
2) Darimana sumbernya dan bagaimana mencegahnya?
3) Bagaimana cara membersihkan yang paling praktis?
4) Adakah baut kendor atau komponen cacat?
5) Bagaimana komponen ini menjalankan fungsinya?
6) Seandainya rusak, berapa lama memperbaikinya?

Dalam melaksanakan kebersihan alat, penting sekali ditekankan bahwa:


1) Kondisi dasar alat perlu sekali dijaga.
2) Untuk ketelitian perlu menggunakan checkpoint.
3) Membersihkan adalah memeriksa.

Checkpoint biasanya disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut:


1) Kebersihan bagian utama mesin.
2) Kebersihan alat bantu.
3) Pelumasan
4) Kebersihan disekitar alat/mesin
5) Penyebab datangnya benda asing
6) Meningkatkan cara mencapai lokasi yang dibersihkan.
7) Standar kebersihan

Tes Formatif 1:
1. Apa yang dimaksud dengan membersihkan mesin?
2. Tuliskan tiga kegiatan utama membersihkan mesin/alat!
3. Apa yang harus diperhatikan saat pembersihan awal?
4. Apa yang penting sekali ditekankan dalam melaksanakan kebersihan alat?
5. Tuliskan tahapan Checkpoint!

5
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 :
1. Membersihkan mesin berarti menyingkirkan benda asing (debu, kotoran,
benda yang tidak semestinya ada, dll) dari mesin/alat maupun bahan
2. Kegiatan membersihkan mesin/alat meliputi tiga kegiatan utama yaitu:
1. Melaksanakan pembersihan awal.
2. Menghilangkan sumber benda asing dan mengusahakan agar dapat
dilaksanakan dengan mudah.
3. Senantiasa meningkatkan standar kebersihan.
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pembersihan awal:
1. Apa akibat bila komponen bocor?
2. Darimana sumbernya dan bagaimana mencegahnya?
3. Bagaimana cara membersihkan yang paling praktis?
4. Adakah baut kendor atau komponen cacat?
5. Bagaimana komponen ini menjalankan fungsinya?
6. Seandainya rusak, berapa lama memperbaikinya?
4. Dalam melaksanakan kebersihan alat, penting sekali ditekankan bahwa:
1. Kondisi dasar alat perlu sekali dijaga.
2. Untuk ketelitian perlu menggunakan checkpoint.
3. Membersihkan adalah memeriksa.
5. Checkpoint disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Kebersihan bagian utama mesin.
2. Kebersihan alat bantu.
3. Pelumasan
4. Kebersihan disekitar alat/mesin
5. Penyebab datangnya benda asing
6. Meningkatkan cara mencapai lokasi yang dibersihkan.
7. Standar kebersihan

Lembar Kerja 1:
Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) lakukan kegiatan pembersihan mesin dibawah bimbingan dan
pengawasan guru

6
2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MELUBRIKASI BAGIAN-BAGIAN MESIN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dilubrikasi
- Melubrikasi bagian-bagian mesin

Uraian Materi 2:
Tujuan dari pelumasan yang banyak dipergunakan pada mesin-mesin di
bengkel ataupun di industri adalah untuk mengurangi keausan akibat dari
gesekan, melindungi mesin dari korosi, sehingga mesin selalu dalam kondisi
baik dan siap pakai, hal ini bisa kita lihat dan pelajari dari skema di bawah ini .

Komponen A
Putar/geser

GESEKAN
Bagian Utama
Dirakit
mesin
PANAS
Komponen B
GERAK PERUBAHAN

P
AUS
E

METAL L
MESIN
U

M
Komponen C WORK DEBU A
SHOP
AIR S

Dirakit Bagian utama A


mesin
UDARA N
Komponen D

KOROSI

Skema Penggunaan Pelumasan Pada Mesin

7
Pelumas yang akan dipergunakan banyak sekali macam ragamnya,
diantaranya pelumas cair, gas dan padat. Hal ini tergantung pada bagian mana
dari mesin tersebut yang akan dilumasi.
Adanya pelumas yang melingkupi komponen mekanik, akan memperkecil
gesekan antara komponen-komponen yang bergerak dan bersentuhan, di mana
proses keausannya akan diperkecil, dan masa pakai komponen akan menjadi
lebih lama.
Pelumas dibagi menjadi 3 jenis diantaranya :
 Pelumas Mineral, bahan dasarnya adalah dari minyak bumi.
 Pelumas Sintetis, bahan asal dari gas bumi yang diolah dengan proses
sintesa.
 Vegetable Oil, bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan.

Sifat penting untuk menentukan mutu minyak pelumas adalah kekentalan


(viscositas), titik tuang (pour point) dan titik nyala (flash point) .
Viscositas dipengaruhi oleh suhu di mana kepekaannya ditunjukan dengan:
Viscosity Indeks (VI) , di mana :
VI = 0 artinya sifat pelumas yang buruk dan,
VI =100 harga ini adalah menunjukan bahwa pelumas tersebut, tidak
dipengaruhi oleh perubahan suhu, jadi boleh dikatakan :
HVI ( High Viscosity Index), apabila VI = 85,
MVI (Medium Viscosity Index), apabila VI sekitar 70,
LVI ( Low Viscosity Index), apabila VI kurang dari 70.
Standar Viscositas yang dipakai :
SAE (Society of automotif Engineer ).
Skala Redwood ( No 1, dan No 2).
Saybolt (SU Saybolt Universal, dan SF Saybolt Furol).
Derajat Engler.
Centistokes.

Kegunaan minyak pelumas :


 Mencegah atau mengurangi aus akibat terjadinya gesekan, di mana
pelumas akan menjadi pemisah diantara kedua bidang gesek, dan bahan
akan tahan terhadap beban kejut dan tekanan.
 Melarutkan dan mendispersikan kotoran, jelaga, partikel logam dan lumpur
(sludge).

8
 Menetralisir asam hasil dari pembakaran dan oksidasi pelumas.
 Mendinginkan dan memindahkan panas.

Cara/Sistem pelumasan :
a. Manual. Dilaksanakan dan dilayani dengan cara manual/biasa.
b. Pelumasan Tetes. Dari sebuah wadah minyak pelumas akan menetes
dalam jumlah yang teratur melalui katup jarum.
c. Pelumasan Sumbu. sumbu yang dicelup ke dalam mangkok dan minyak
akan terisap oleh sumbu tersebut
d. Pelumasan Percik. Pelumas berada di dalam bak dan akan diaduk-aduk
sehingga pelumas akan memercik ke seluruh bagian.
e. Pelumasan Pompa. (Presure lubrication). Di mana minyak pelumas akan
dipompa ke dalam bantalan-bantalan.
f. Pelumasan Gravitasi. Pelumas ditempatkan dalam sebuah tangki karena
gaya beratnya sendiri maka pelumas akan mengalir.
g. Pelumasan Celup. Digunakan untuk pelumasan roda-roda gigi, bantalan
dan poros yang direndam dalam bak maka dengan sistem ini minyak
pelumas akan melumasi seluruh komponen yang terendam.

Alat pelumasan manual Pelumasan tetes

Pelumasan Percik

9
Penyimpanan Pelumas
 Minyak pelumas sebaiknya disimpan ditempat khusus Gudang/Bunker,
dalam drum/kaleng/ kemasan yang tertutup.
 Bebas dari radiasi dan sinar matahari/suhu yang berubah-ubah/perubahan
tekanan/kontaminasi air.

Paking/Seal
Kesalahan yang sering terjadi dalam perakitan komponen, terutama dalam
instalasi pipa, dimana pelumasan-pelumasan komponen dengan sistem
injeksi/rendam yaitu kebocoran, sehingga hal ini akan sangat menggangu
terhadap fungsi kerja dari mesin. Untuk menangulangi kesalahan semacam ini
banyak digunakan paking atau sil dengan tujuan, agar hubungan dari rakitan
setiap komponen kerapatanya menjadi baik, dan menjamin tidak lagi akan
terjadi kebocoran.

Compression Rings Seal Static seal

Compound seal

Tes Formatif 2:

1. Jelaskan tujuan pelumasan!


2. Tuliskan 3 jenis pelumas!
3. Tuliskan standar viskositas yang dipakai!
4. Tuliskan cara/sistem pelumasan!
5. Jelaskan penyimpanan pelumas!

10
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :
1. Tujuan dari pelumasan yang banyak dipergunakan pada mesin-mesin di
bengkel ataupun di industri adalah untuk mengurangi keausan akibat dari
gesekan, melindungi mesin dari korosi, sehingga mesin selalu dalam kondisi
baik dan siap pakai
2. Pelumas dibagi menjadi 3 jenis diantaranya :
1. Pelumas Mineral, bahan dasarnya adalah dari minyak bumi.
2. Pelumas Sintetis, bahan asal dari gas bumi yang diolah dengan proses
sintesa.
3. Vegetable Oil, bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan.
3. Standar Viscositas yang dipakai :
- SAE (Society of automotif Engineer ).
- Skala Redwood ( No 1, dan No 2).
- Saybolt (SU Saybolt Universal, dan SF Saybolt Furol).
- Derajat Engler.
- Centistokes.
4. Cara/Sistem pelumasan :
a. Manual. Dilaksanakan dan dilayani dengan cara manual/biasa.
b. Pelumasan Tetes. Dari sebuah wadah minyak pelumas akan menetes
dalam jumlah yang teratur melalui katup jarum.
c. Pelumasan Sumbu. sumbu yang dicelup ke dalam mangkok dan minyak
akan terisap oleh sumbu tersebut
d. Pelumasan Percik. Pelumas berada di dalam bak dan akan diaduk-aduk
sehingga pelumas akan memercik ke seluruh bagian.
e. Pelumasan Pompa. (Presure lubrication). Di mana minyak pelumas akan
dipompa ke dalam bantalan-bantalan.
f. Pelumasan Gravitasi. Pelumas ditempatkan dalam sebuah tangki karena
gaya beratnya sendiri maka pelumas akan mengalir.
g. Pelumasan Celup. Digunakan untuk pelumasan roda-roda gigi, bantalan
dan poros yang direndam dalam bak maka dengan sistem ini minyak
pelumas akan melumasi seluruh komponen yang terendam.
5. Penyimpanan Pelumas
- Minyak pelumas sebaiknya disimpan ditempat khusus Gudang/Bunker,
dalam drum/kaleng/ kemasan yang tertutup.
- Bebas dari radiasi dan sinar matahari/suhu yang berubah-ubah/perubahan
tekanan/kontaminasi air.

11
Lembar Kerja 2 :
Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
lakukan kegiatan lubrikasi mesin dibawah bimbingan dan pengawasan guru.

3. KEGIATAN BELAJAR 3: MEMERIKSA BAGIAN-BAGIAN MESIN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu diperiksa
- Memeriksa bagian-bagian mesin

Uraian Materi 3:
PEMERIKSAAN (CHECKING & INSPECTION)
Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari yang paling sederhana sampai
dengan yang paling kompleks. Pemeriksaan sederhana (checking) haruslah
dapat dilakukan pada saat mesin running dan tanpa alat bantu atau dengan alat
bantu yang ringan (portable) dan tidak terlalu rumit penggunaannya.

Pemeriksaan tanpa alat bantu meliputi lihat – raba – dengar; misalnya, getaran
abnormal bisa dirasakan melalui sentuhan atau deteksi menggunakan
pendengaran, overheated bisa dirasakan dengan sentuhan, perubahan posisi
mesin atau penyimpangan alat indicator diketahui melalui penglihatan.

Alat bantu pemeriksaan yang umum misalnya: test pen, tang ampere, avo-
meter, thermometer, temp-scan, torsi-meter, sound-level-meter, dan lain-lain.

Contoh pelaksanaan program inspeksi, meliputi:


 Identifikasi mesin
 Kumpulkan semua informasi yang membutuhkan inspeksi berkala
 Buat standar inspeksi
 Tentukan frekuansi inspeksi dan personel pelaksanaan inspeksi
 Buat check list atau log sheet sejenis untuk keperluan inspeksi
 Lakukan analisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
check list dan selanjutnya putuskan langkah-langkah koreksi yang harus
diambil.

12
Faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet yaitu:
1. Fungsi peralatan atau Output peralatan tersebut sesuai standar (utama)
2. Sensitif/kepekaan dari peralatan
3. Kebersihan pada peralatan
4. Hal-hal yang terkait dengan safety (keselamatan kerja)
5. Hal-hal yang terkait dengan environment (lingkungan)
Jadi dalam membuat Check List dari suatu peralatan atau kelompok peralatan
dalam suatu unit/lokasi perlu diperhatikan faktor-faktor tersebut di atas.

Sebagai kelengkapan dalam membuat Check List, perlu dijelaskan hal-hal yang
penting yaitu: Waktu, Lokasi, Petugas Terkait, (teknisi, atasannya), Tanggal dan
Status/Hasil? Kondisi Peralatan, serta Tindak Lanjutnya bila ada kerusakan
yang terjadi.

Contoh Check List/Sheet

CHECK SHEET MESIN A


Tanggal pengecekan :
Waktu :
Lokasi :

Operasi Kebersihan Keterangan


No Nama Peralatan Standar
Bagus Jelek Bersih Kotor (Tindak Lanjut)

1 X

2 Y

3 Z

Jakarta,…………………

Mengetahui, Petugas Perawatan


Atasan
ttd ttd

( Nama: ) ( Nama: )

13
Note: Check sheet ini merupakan formulir yang belum diisi dan sudah direncanakan oleh
atasan kemudian diberikan pada petugas perawatan selanjutnya petugas tersebut
mengecek mesin/peralatan dan mengisi formulir diatas.

PENYETELAN (ADJUSTMENT)
Adjusment berarti penyetelan, penyesuaian ataupun pengaturan. Seperti halnya
inspeksi, penyetelan ini juga dimulai dari yang paling sederhana sampai yang
kompleks. Penyetelan ini seringkali dikategorikan dalam prediktif, karena
tindakannya adalah mengembalikan ke kondisi standar. Tapi lebih baik lagi
kalau penyetelan dilakukan secara periodic, tanpa melihat besarnya
penyimpangan yang terjadi.

Dalam penyetelan yang sederhana yang paling perlu diperhatikan yaitu kondisi
mur-baut. Ada disebutkan kondisi mur-baut merupakan persyaratan ketiga
dalam menjaga kondisi dasar mesin setelah kebersihan dan pelumasan.
Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar
misalnya; dies dan piranti yang pecah, tombol alat bantu salah fungsi,
kebocoran flens pipa, getaran yang berlebihan pada drive motor dan
sebagainya. Untuk ini pun diperlukan checklist sebagai berikut:
1. Apakah ada baut/mur yang kendor atau kekencangannya kurang dari
tingkat torsi yang memadai?
2. Apakah pemasangan mur-baut sudah benar?
3. Bagaimana pemakaian ring plat pada slot?
4. Bagaimana pemakain cincin pegas?
5. Bagaimana kondisi baut leveling?
6. Apakah desain dan konstruksi mur/baut sudah benar?
7. Bagaimana panjang baut terhadap kondisi lokasi?

Satu contoh nyata yang penting adalah program pengencangan puluhan ribu
baut mesin secara berkala dan serempak, yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan Jepang. Hasilnya, ternyata kerusakan mesin dapat berkurang
sampai 80%.

Sedangkan penyetelan yang lebih kompleks misalnya: penyetelan mur dan/baut


pada komponen slide (peluncur) pada mesin bubut, penyetelan ketegangan belt
pada drive motor, penyetelan baut pengunci pada blade fan, pengencangan

14
valve pada komponen hydrolic dan pnewmatic, pengencangan baut pada
sambungan kabel di panel-panel dan terminal boks dan sebagainya.

Tes Formatif 3 :
1. Sebutkan alat bantu yang umum digunakan dalam pemeriksaan bagian-bagian
mesin!
2. Tuliskan contoh pelaksanaan program inspeksi!
3. Tuliskan faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet pemeriksaan
mesin!
4. Tuliskan kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar

Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :


1. Alat bantu pemeriksaan yang umum misalnya: test pen, tang ampere, avo-meter,
thermometer, temp-scan, torsi-meter, sound-level-meter, dan lain-lain.
2. Contoh pelaksanaan program inspeksi, meliputi:
 Identifikasi mesin
 Kumpulkan semua informasi yang membutuhkan inspeksi berkala
 Buat standar inspeksi
 Tentukan frekuansi inspeksi dan personel pelaksanaan inspeksi
 Buat check list atau log sheet sejenis untuk keperluan inspeksi
 Lakukan analisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
check list dan selanjutnya putuskan langkah-langkah koreksi yang harus
diambil.
3. Faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet yaitu:
1. Fungsi peralatan atau Output peralatan tersebut sesuai standar (utama)
2. Sensitif/kepekaan dari peralatan
3. Kebersihan pada peralatan
4. Hal-hal yang terkait dengan safety (keselamatan kerja)
5. Hal-hal yang terkait dengan environment (lingkungan)
4. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar
misalnya; dies dan piranti yang pecah, tombol alat bantu salah fungsi, kebocoran
flens pipa, getaran yang berlebihan pada drive motor dan sebagainya.

Lembar Kerja 3:

15
BAB III
EVALUASI

Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini,
maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .

Tes Tertulis
Jawablah soal-soal dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan membersihkan mesin?
2. Tuliskan tiga kegiatan utama membersihkan mesin/alat!
3. Apa yang harus diperhatikan saat pembersihan awal?
4. Apa yang penting sekali ditekankan dalam melaksanakan kebersihan alat?
5. Tuliskan tahapan Checkpoint!
6. Jelaskan tujuan pelumasan!
7. Tuliskan 3 jenis pelumas!
8. Tuliskan standar viskositas yang dipakai!
9. Tuliskan cara/sistem pelumasan!
10. Jelaskan penyimpanan pelumas!
11. Sebutkan alat bantu yang umum digunakan dalam pemeriksaan bagian-bagian
mesin!
12. Tuliskan contoh pelaksanaan program inspeksi!
13. Tuliskan faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet pemeriksaan
mesin!
14. Tuliskan kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :


1. Membersihkan mesin berarti menyingkirkan benda asing (debu, kotoran, benda
yang tidak semestinya ada, dll) dari mesin/alat maupun bahan
2. Kegiatan membersihkan mesin/alat meliputi tiga kegiatan utama yaitu:
1. Melaksanakan pembersihan awal.
2. Menghilangkan sumber benda asing dan mengusahakan agar dapat
dilaksanakan dengan mudah.
3. Senantiasa meningkatkan standar kebersihan.
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pembersihan awal:
1. Apa akibat bila komponen bocor?
2. Darimana sumbernya dan bagaimana mencegahnya?

16
3. Bagaimana cara membersihkan yang paling praktis?
4. Adakah baut kendor atau komponen cacat?
5. Bagaimana komponen ini menjalankan fungsinya?
6. Seandainya rusak, berapa lama memperbaikinya?
4. Dalam melaksanakan kebersihan alat, penting sekali ditekankan bahwa:
1. Kondisi dasar alat perlu sekali dijaga.
2. Untuk ketelitian perlu menggunakan checkpoint.
3. Membersihkan adalah memeriksa.
5. Checkpoint disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Kebersihan bagian utama mesin.
2. Kebersihan alat bantu.
3. Pelumasan
4. Kebersihan disekitar alat/mesin
5. Penyebab datangnya benda asing
6. Meningkatkan cara mencapai lokasi yang dibersihkan.
7. Standar kebersihan
6. Tujuan dari pelumasan yang banyak dipergunakan pada mesin-mesin di
bengkel ataupun di industri adalah untuk mengurangi keausan akibat dari
gesekan, melindungi mesin dari korosi, sehingga mesin selalu dalam kondisi
baik dan siap pakai
7. Pelumas dibagi menjadi 3 jenis diantaranya :
1. Pelumas Mineral, bahan dasarnya adalah dari minyak bumi.
2. Pelumas Sintetis, bahan asal dari gas bumi yang diolah dengan proses
sintesa.
3. Vegetable Oil, bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan.
8. Standar Viscositas yang dipakai :
- SAE (Society of automotif Engineer ).
- Skala Redwood ( No 1, dan No 2).
- Saybolt (SU Saybolt Universal, dan SF Saybolt Furol).
- Derajat Engler.
- Centistokes.
9. Cara/Sistem pelumasan :
a. Manual. Dilaksanakan dan dilayani dengan cara manual/biasa.
b. Pelumasan Tetes. Dari sebuah wadah minyak pelumas akan menetes
dalam jumlah yang teratur melalui katup jarum.
c. Pelumasan Sumbu. sumbu yang dicelup ke dalam mangkok dan minyak
akan terisap oleh sumbu tersebut
d. Pelumasan Percik. Pelumas berada di dalam bak dan akan diaduk-aduk
sehingga pelumas akan memercik ke seluruh bagian.

17
e. Pelumasan Pompa. (Presure lubrication). Di mana minyak pelumas akan
dipompa ke dalam bantalan-bantalan.
f. Pelumasan Gravitasi. Pelumas ditempatkan dalam sebuah tangki karena
gaya beratnya sendiri maka pelumas akan mengalir.
g. Pelumasan Celup. Digunakan untuk pelumasan roda-roda gigi, bantalan
dan poros yang direndam dalam bak maka dengan sistem ini minyak
pelumas akan melumasi seluruh komponen yang terendam.
10. Penyimpanan Pelumas
- Minyak pelumas sebaiknya disimpan ditempat khusus Gudang/Bunker,
dalam drum/kaleng/ kemasan yang tertutup.
- Bebas dari radiasi dan sinar matahari/suhu yang berubah-ubah/perubahan
tekanan/kontaminasi air.
11. Alat bantu pemeriksaan yang umum misalnya: test pen, tang ampere, avo-
meter, thermometer, temp-scan, torsi-meter, sound-level-meter, dan lain-lain.
12. Contoh pelaksanaan program inspeksi, meliputi:
 Identifikasi mesin
 Kumpulkan semua informasi yang membutuhkan inspeksi berkala
 Buat standar inspeksi
 Tentukan frekuansi inspeksi dan personel pelaksanaan inspeksi
 Buat check list atau log sheet sejenis untuk keperluan inspeksi
 Lakukan analisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
check list dan selanjutnya putuskan langkah-langkah koreksi yang harus
diambil.
13. Faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet yaitu:
1. Fungsi peralatan atau Output peralatan tersebut sesuai standar (utama)
2. Sensitif/kepekaan dari peralatan
3. Kebersihan pada peralatan
4. Hal-hal yang terkait dengan safety (keselamatan kerja)
5. Hal-hal yang terkait dengan environment (lingkungan)
14. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar
misalnya; dies dan piranti yang pecah, tombol alat bantu salah fungsi,
kebocoran flens pipa, getaran yang berlebihan pada drive motor dan
sebagainya.

18
BAB IV
PENUTUP

Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan


tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang
dilaksanakan sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing.
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan
atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Koswara, 2004, Membongkar, Mengganti dan Merakit Komponen-


Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

2. Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

3. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

4. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

5. Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.

6. NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7. Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. A. Djumali, B.E , Teknologi Perbaikan Mesin dan Perkakas Perlengkapan,


ITB.

9. Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa
bandung.

20
MODUL
MENGIDENTIFIKASI DAN MEMPERBAIKI
BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI
KERUSAKAN
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii


Peta Kedudukan Modul .......................................................................................... iv
Peristilahan/Glosarium ........................................................................................... vi
I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Deskripsi Judul......................................................................................... 1
B. Prasyarat ............................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................. 2
D. Tujuan.................................................................................................... 3
E. Kompetensi ............................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan ................................................................................... 3
II. Pembelajaran .............................................................................................. 4
A. Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik .................................................... 4
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Bagian-bagian Mesin
yang Mengalami Kerusakan .............................................................. 4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................ 4
Uraian Materi 1 ........................................................................... 5
Tes Formatif 1 ............................................................................ 8
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ................................................... 8
Lembar Kerja 1 ........................................................................... 10
Kegiatan Belajar 2 : Melakukan Perbaikan Bagian-bagian Mesin
yang Mengalami Kerusakan .............................................................. 10
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................ 10
Uraian Materi 2 ........................................................................... 10
Tes Formatif 2 ............................................................................ 13
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ................................................... 13
Lembar Kerja 2 ........................................................................... 13
III. Evaluasi ....................................................................................................... 14
Soal-soal Evaluasi (Tes Tertulis)............................................................ 14
Kunci Jawaban Soal Evaluasi ................................................................ 15
IV. Penutup ....................................................................................................... 17
Daftar Pustaka...................................................................................................... 18

iii
PETA KEDUDUKAN MODUL

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.

MODUL UNIT KOMPETENSI

M M M
18.20A 18..21A 20-017-3
SERTIFIKAT
II

SMK M 18.55A M 18.6A

M. 7.8A M. 7.7A

M. 9.3A M. 7.6A M. 7.5A


SERTIFIKAT
I

M. 9.1A M.9.2A M..25C11

M.18.3A M.18.2A M.18.1A

Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat

KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan M.18.1A
Menggunakan Perkakas Tangan
2. M.18.2A M.18.2A
Bertenaga
3. M.18.3A M.18.3A
4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur M..25C11

iv
KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar M. 9.3A
8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum M. 7.5A
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin
9. M. 7.6A M. 7.6A
Bubut
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
10. M. 7.7A M. 7.7A
Frais
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
11. M.7.8A M.7.8A
Gerinda
Membongkar, Mengganti, dan Merakit
12. M.18.55A M.18.55A
Komponen Mesin
Membongkar/memperbaiki/mengganti/
13. M.18.6A M.18.20A
merakit dan memasang komponen
14. M.18.20A Memelihara komponen sistem hidrolik M.18.20A
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
15. M.18.21A M.18.21A
Hidrolik
OPKR 20-017- Pemeliharaan Servis Sistem Bahan
16. OPKR 20-017-3
3 Bakar Diesel

v
PERISTILAHAN / GLOSARIUM

Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas


pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan .
Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu
bidang pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang
dipersyaratkan.
Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar Kompetensi.
Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.
Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan .
Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian .
Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang
berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan
kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum :
SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur
pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan
khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati.
Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi,
pelayanan/pemakaian, perawatan, mengatasi masalah, dan daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan adalah
merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada
pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar
karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya.
Modul mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta
melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan merupakan
salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun
untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang
berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi
terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik.

B. PRASYARAT
Sebelum mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan, siswa
sudah menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut :

1
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI

M18.1A M18.55A

M18.2A
M7.6A M18.6A
M1.3FA

M18.3A
M7.5A M7.7A M.18.20A
M1.2FA

M9.1A
M7.8A M18.21A
M1.3FA

M9.2A
M9.3A
M1.4FA
M2.5C11 OPKR-
A 20-17B

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:
a. Bagi siswa atau peserta didik:
1. Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2. Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama
sebagai teori penunjang,
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
5. Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing
kegiatan belajar, cocokkan dengan kunci jawaban yang telah
tersedia pada kunci jawaban,
6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b. Bagi guru pembina / pembimbing:
1. Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan
penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari
modul ini.
3. Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang
diberikan kepada siswa.

2
4. Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk
memberikan wawasan kepada siswa.
5. Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil
karyanya.

D. TUJUAN
1. Tujuan Antara
1. Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang
mengalami kerusakan dengan benar.
2. Peserta didik/siswa dapat melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang
mengalami kerusakan.
2. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan,
2. Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.

E. KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat
mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan
perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.

F. CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi bagian-
bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian
mesin yang mengalami kerusakan.
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman
dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti
modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.

3
BAB II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK

Tanda
Waktu Tempat Alasan
Jenis Kegiatan Tanggal Tangan
Jam Belajar Perubahan
Guru
1. Mengidentifikasi Workshop/
bagian-bagian Bengkel
mesin yang
mengalami
kerusakan
Tes formatif 1 Workshop/
Bengkel
2. Melakukan Workshop/
perbaikan Bengkel
bagian-bagian
mesin yang
mengalami
kerusakan
Tes formatif 2 Workshop/
Bengkel
EVALUASI Workshop/
Bengkel

B. KEGIATAN BELAJAR :

1. KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGIDENTIFIKASI BAGIAN-BAGIAN MESIN


YANG MENGALAMI KERUSAKAN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan

4
Uraian Materi 1:
1. DEFINISI KERUSAKAN MESIN
Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-
komponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi
harapan. Dalam hal ini ada dua pernyataan Murphy’s yang umumnya dapat
diterima sebagai hukum:
“ If anything can possibly go wrong, it will “
&
“ Everything fixed, breaks again sooner or later “

2. JENIS-JENIS KERUSAKAN DAN PENYEBABNYA


Kerusakan dapat terjadi dalam dua tingkatan, yaitu kerusakan atau
kegagalan system (system failure) dimana performance keseluruhan
mekanisme berhenti fungsinya. Misalnya suatu kendaraan tiba-tiba tidak
mampu distarter, TV tiba-tiba gambarnya lenyap, AC tidak mengeluarkan
udara dingin/sejuk.
Setelah itu pertanyaan lanjutan akan muncul “Apa (what) yang salah?” atau
“Apanya yang rusak?” Untuk itu harus dicari komponen penyebab tidak
berfungsinya suatu system.
Setelah komponen yang rusak diketemukan maka tahapan berikutnya
adalah analisa kerusakan komponen (component failure). Pada tahapan ini
muncul pertanyaan bagaimana (how) kerusakan dapat terjadi, dan
mengapa (why) komponen tersebut bisa rusak? Untuk itulah perlu
dilakukan penyelidikan secara sistematis, agar kerusakan tidak terjadi dan
terjadi lagi. Sehingga kalau sekedar mengganti komponen yang rusak,
tanpa penyelidikan, maka akan terjadi kerusakan lagi dikemudian hari.
Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada
mesin adalah:

5
Mesin Operator Petugas Maintenance

Mesin kotor Mengabaikan mesin kotor. Mengganti dan memperbaiki


tanpa bertanya mengapa
Pelumas kotor Salah pengoperasian. masalah terjadi.

Pelumas bocor Tak dapat memeriksa. Tak pernah memberitahu


operator tentang pemeliharaan
Pelumas tidak ada Tak mampu melakukan
sederhana.
pemeliharaan sederhana.
Terlalu panas
Tak berkomonikasi pada
Tidak memiliki bekal
operator.
Bising pengetahuan mesin
(pelumasan, pergantian alat, Hanya memperhatikan
Bergetar
penyetelan, dll.) masalah besar dan darurat
Banyak geram/debu saja, tidak peka terhadap
Tidak minta tolong pada saat
masalah kualitas maupun
ada gangguan.
Sulit diperiksa unjuk kerja mesin.
Produksi lebih penting dari
Lantai kotor Menganggap keusangan
pada alat produksi.
mesin tak dapat dihindari.
Barang berserakan
Tidak mampu mengontrol
Mengandalkan teknologi,
Tidak rapi mesin.
bukan sumber daya yang ada.

Pada tahapan kerusakan sistem secara umum dapat dipisahkan menjadi


dua bagian, yaitu sistem mekanis atau elektrik. Pada sistem mekanis
biasanya gejalanya dapat diketahui secara fisik. misalnya terjadinya
getaran yang berlebihan, gerakan mesin tidak balance, adanya suara yang
tidak semestinya. Sedangkan pada system elektrik gejala yang tidak
nampak biasanya lebih dominan. Gejala yang nampak misalnya, panas
yang berlebihan pada bagian tertentu. Sedangkan yang tidak nampak bisa
diketahui dari performance mesin yang mulai turun, atau dari hasil
pengukuran pada arus, tegangan dan tahanan isolasinya.
Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:
1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen
mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja
akibat berubahnya setting parameter.

6
2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau
putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti (loss contact) di
suatu titik.
3. Tripped, pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat
tingginya arus yang diterima pengaman (overload, short circuit)

Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat


diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
1. Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran
plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
2. Fracture - crack, adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
konstruksi mulai retak.
3. Fracture – break, adalah suatu keadaan yang memperlihatkan
konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih.
Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4. Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur
patah disertai geseran palastis (plastic slip), terutama pada material
yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau
creep test (pengujian pada tegangan konstan dalam konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.

Berdasarkan pendekatan kurva tegangan-regangan (stress-strain curve),


dalam pengujian tarik, bila tegangan melampaui Yeild-stress akan terjadi
kerusakan (failure). Tahapan umum yang mendahului final/total failure
antara lain:
1. Mulai gagal (incipient failure)
2. Mulai terjadi cacat (incipient damage)
3. Mencemaskan (distress)
4. Memburuk (deterioration), dan
5. Rusak (damage)

Damage dalam arti luas mencakup kelelahan (fatigue), keausan (wear),


dan korosi (corrosion), yangmana secara makroskopis masing-masing
fenomena dapat tumbuh dan mempunyai pengaruh terhadap suatu
struktur/konstruksi.

7
Fenomena Pertumbuhan
Type Keamanan
Makroskopis Makroskopis
Kelelahan (fatigue) Tidak tampak Cepat Bahaya
Keausan (wear) Tampak Perlahan Aman
Korosi (corrosion) Tampak Perlahan Aman
Lain-lain (impact,
overload)

Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan material, komponen dan konstruksi


atau memperpendek umur operasi (service live) adalah:

Proses
Disain Material Operasional
Pembuatan
Kesalahan dalam Kesalahan dalam
Kesalahan dalam Cacat pengecoran atau
proses pengerjaan kontrol/prosedur
perhitungan overloading tempa
mesin operasional
Kesalahan pemilihan Kesalahan dalam Kesalahan dalam
Overloading
material pengolahan panas pengolahan panas
Tidak diperhatikannya Kesalahan dalam Kurang teliti dalam
Material diluar spesifikasi
kondisi lingkungan proses pengelasan perawatan
kualifikasi tenaga
Adanya penurunan sifat Kesalahan dalam
Dan lain-lain operator kurang
mekanis proses lanjut
memadai
Dan lain-lain Dan lain-lain Dan lain-lain

Tes Formatif 1:
1. Tuliskan definisi kerusakan mesin!
2. Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara
umum
3. Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik!
4. Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin
secara umum!

Kunci Jawaban Tes Formatif 1 :


1. Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-
komponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi
harapan.
2. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin
adalah:

8
Mesin Operator Petugas Maintenance

Mesin kotor Mengabaikan mesin Mengganti dan


kotor. memperbaiki tanpa
Pelumas kotor bertanya mengapa
Salah pengoperasian. masalah terjadi.
Pelumas bocor
Tak dapat memeriksa. Tak pernah memberitahu
Pelumas tidak operator tentang
ada Tak mampu melakukan pemeliharaan
pemeliharaan sederhana.
Terlalu panas sederhana.
Tak berkomonikasi pada
Bising Tidak memiliki bekal operator.
pengetahuan mesin
Bergetar (pelumasan, pergantian Hanya memperhatikan
alat, penyetelan, dll.) masalah besar dan
Banyak darurat saja, tidak peka
geram/debu Tidak minta tolong pada terhadap masalah
saat ada gangguan. kualitas maupun unjuk
Sulit diperiksa kerja mesin.
Produksi lebih penting
Lantai kotor dari pada alat produksi. Menganggap keusangan
mesin tak dapat
Barang Tidak mampu dihindari.
berserakan mengontrol mesin.
Mengandalkan teknologi,
Tidak rapi bukan sumber daya yang
ada.

3. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:


1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen
mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja
akibat berubahnya setting parameter.
2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau
putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti (loss contact) di
suatu titik.
3. Tripped, pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat
tingginya arus yang diterima pengaman (overload, short circuit)
4. Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik
lasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
1. Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran
plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.

9
2. Fracture - crack, adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
konstruksi mulai retak.
3. Fracture – break, adalah suatu keadaan yang memperlihatkan
konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih.
Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4. Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur
patah disertai geseran palastis (plastic slip), terutama pada material
yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau
creep test (pengujian pada tegangan konstan dalam konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.

Lembar Kerja 1:
Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) lakukan kegiatan identifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami
kerusakan di bengkel/workshop sekolahmu dibawah bimbingan dan
pengawasan guru

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MELAKUKAN PERBAIKAN BAGIAN-BAGIAN


MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat:
- Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan

Uraian Materi 2:
Pada umumnya mesin-mesin produksi yang digunakan di industri menggunakan
peralatan-peralatan listrik, mekanik atau gabungan kedua hal tersebut.
Tentunya ada saat di mana mesin mengalami kerusakan dan harus mengalami
perbaikan. Pada saat terjadi kerusakan pada mesin, kepala bagian teknisi
melakukan permintaan penggantian spare part untuk mesin, tergantung akan
bagian mesin yang rusak.
Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
 Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi
yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk
memeriksa mesin yang rusak.

10
 Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare
part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
Tabel Form Request for Spare Part

 Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang


berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin
yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
 Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh
bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.

Gambar Proses Penggantian Mech. Seal Pada Spray Drying

11
Gambar Penggantian Turbin Pada Mesin Spray Drying
 Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah
membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut
adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
Tabel Laporan Perbaikan Mesin Drying

.
 Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan
kembali sesuai prosedur yang ada.
Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi
mesin secara berkala

12
Tes Formatif 2:
1. Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
2. Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian
akibat kerusakan komponen mesin

Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :


1. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
 Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi
yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk
memeriksa mesin yang rusak.
 Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for
spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
 Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang
berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin
yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
 Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh
bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
 Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir
adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak.
Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
 Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan
kembali sesuai prosedur yang ada.
2. Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi
mesin secara berkala

Lembar Kerja 2 :
Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
lakukan kegiatan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan di
bengkel/workshop sekolahmu dibawah bimbingan dan pengawasan guru.

13
BAB III
EVALUASI

Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini,
maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .

SOAL-SOAL EVALUASI (TES TERTULIS)

Jawablah soal-soal berikut dengan benar!


1. Tuliskan definisi kerusakan mesin!
2. Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara umum
3. Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik!
4. Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum!
5. Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
6. Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kerusakan komponen mesin

14
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :

1. Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-komponen mesin


mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan.
2. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:
Mesin Operator Petugas Maintenance

Mesin kotor Mengabaikan mesin Mengganti dan


kotor. memperbaiki tanpa
Pelumas kotor bertanya mengapa
Salah pengoperasian. masalah terjadi.
Pelumas bocor
Tak dapat memeriksa. Tak pernah memberitahu
Pelumas tidak ada operator tentang
Tak mampu melakukan pemeliharaan
Terlalu panas pemeliharaan sederhana.
sederhana.
Bising Tak berkomonikasi pada
Tidak memiliki bekal operator.
Bergetar pengetahuan mesin
(pelumasan, pergantian Hanya memperhatikan
Banyak geram/debu alat, penyetelan, dll.) masalah besar dan
darurat saja, tidak peka
Sulit diperiksa Tidak minta tolong pada terhadap masalah
saat ada gangguan. kualitas maupun unjuk
Lantai kotor kerja mesin.
Produksi lebih penting
Barang berserakan dari pada alat produksi. Menganggap keusangan
mesin tak dapat
Tidak rapi Tidak mampu dihindari.
mengontrol mesin.
Mengandalkan teknologi,
bukan sumber daya yang
ada.

3. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:


1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami
penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya
setting parameter.
2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya
suatu rangkaian sehingga arus terhenti (loss contact) di suatu titik.
3. Tripped, pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya
arus yang diterima pengaman (overload, short circuit)
4. Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik lasifikasikan
dalam empat kategori, yaitu:

15
1. Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada
struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
2. Fracture - crack, adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi
mulai retak.
3. Fracture – break, adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau
komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture mempunyai
pengertian yang sama dengan break.
4. Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah
disertai geseran palastis (plastic slip), terutama pada material yang bersifat ulet.
Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep test (pengujian pada
tegangan konstan dalam konsisi temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.

5. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :


 Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang
bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa
mesin yang rusak.
 Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare
part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
 Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang
berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang
siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
 Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh
bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
 Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah
membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah
contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
 Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali
sesuai prosedur yang ada.
6. Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan
komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara
berkala.

16
BAB IV
PENUTUP

Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan


tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang
dilaksanakan sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing.
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan
atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Koswara, 2004, Membongkar, Mengganti dan Merakit Komponen-


Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

2. Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

3. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

4. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

5. Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.

6. NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7. Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. A. Djumali, B.E , Teknologi Perbaikan Mesin dan Perkakas Perlengkapan,


ITB.

9. Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa
bandung.

18
MODUL
MENYAMBUNG DAN MENCABANG KABEL
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii


Peta Kedudukan Modul .......................................................................................... v
Peristilahan/Glosarium ........................................................................................... vii

I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Deskripsi Judul......................................................................................... 1
B. Prasyarat ............................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................. 1
D. Tujuan.................................................................................................... 2
E. Kompetensi ............................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan ................................................................................... 3

II. Pembelajaran .............................................................................................. 4


A. Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik .................................................... 4
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 5
Kegiatan Belajar 1 : Mengenal Jenis-jenis Kabel Listrik ..................... 5
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................ 5
Uraian Materi 1 ........................................................................... 5
Tes Formatif 1 ............................................................................ 11
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ................................................... 11
Kegiatan Belajar 2 : Menyambung Kabel Cara Ekor Babi (Pig Tail) ... 11
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................ 11
Uraian Materi 2 ........................................................................... 11
Tes Formatif 2 ............................................................................ 13
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ................................................... 13
Lembar Kerja 2 ........................................................................... 13
Kegiatan Belajar 3 : Menyambung Kabel Cara Puntir ........................ 14
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................ 14
Uraian Materi 3 ........................................................................... 14
Tes Formatif 3 ............................................................................ 16
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ................................................... 16
Lembar Kerja 3 ........................................................................... 16

iii
Kegiatan Belajar 4 : Menyambung Kabel Cara Bolak-Balik
(Turn Back) ....................................................................................... 17
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 ............................................... 17
Uraian Materi 4 .......................................................................... 17
Tes Formatif 4 ............................................................................ 19
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 ................................................... 19
Lembar Kerja 4 .......................................................................... 20
Kegiatan Belajar 5 : Menyambung Kabel Bernadi Banyak ................ 21
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 ............................................... 21
Uraian Materi 5 .......................................................................... 21
Tes Formatif 5 ............................................................................ 23
Kunci Jawaban Tes Formatif 5 ................................................... 23
Lembar Kerja 5 .......................................................................... 23
Kegiatan Belajar 6 : Mencabang Kabel Datar (Plant Joint) ................ 24
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6 ............................................... 24
Uraian Materi 6 .......................................................................... 24
Tes Formatif 6 ............................................................................ 26
Kunci Jawaban Tes Formatif 6 ................................................... 26
Lembar Kerja 6 .......................................................................... 26
Kegiatan Belajar 7 : Mencabang Kabel Simpul (Knotted Tap Joint) .. 26
Tujuan Kegiatan Pembelajaran7 ................................................ 26
Uraian Materi 7 .......................................................................... 26
Tes Formatif 7 ............................................................................ 28
Kunci Jawaban Tes Formatif 7 ................................................... 28
Lembar Kerja 7 .......................................................................... 28

III. Evaluasi ...................................................................................................... 29


Soal-soal Evaluasi (Tes Tertulis) ........................................................... 29
Kunci Soal Evaluasi ............................................................................... 29

IV. Penutup....................................................................................................... 32

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 33

iv
PETA KEDUDUKAN MODUL

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.
MODUL UNIT KOMPETENSI

M M M
18.20A 18..21A 20-017-3
SERTIFIKAT
II

M 18.55A M 18.6A

SMK M. 7.8A M. 7.7A

M. 9.3A M. 7.6A M. 7.5A


SERTIFIKAT
I

M. 9.1A M.9.2A M..25C11

M.18.3A M.18.2A M.18.1A

Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat

KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan M.18.1A
Menggunakan Perkakas Tangan
2. M.18.2A M.18.2A
Bertenaga
3. M.18.3A M.18.3A
4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur M..25C11
5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A

v
KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar M. 9.3A
8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum M. 7.5A
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin
9. M. 7.6A M. 7.6A
Bubut
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
10. M. 7.7A M. 7.7A
Frais
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
11. M.7.8A M.7.8A
Gerinda
Membongkar, Mengganti, dan Merakit
12. M.18.55A M.18.55A
Komponen Mesin
Membongkar/memperbaiki/mengganti/
13. M.18.6A M.18.20A
merakit dan memasang komponen
14. M.18.20A Memelihara komponen sistem hidrolik M.18.20A
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
15. M.18.21A M.18.21A
Hidrolik
OPKR 20-017- Pemeliharaan Servis Sistem Bahan
16. OPKR 20-017-3
3 Bakar Diesel

vi
PERISTILAHAN / GLOSARIUM

Pig Tail ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk ekor babi.
Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa
kabel pada satu titik.

Lasdop ialah penutup untuk melindungi sebuah sambungan kabel.


Isolasi ialah pembungkus kabel agar kabel terhindar dari hubungan dengan
penghantar arus listrik yang lain.

Sambungan Puntir adalah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu
garis lurus. Ada dua macam cara sambungan puntir yaitu; sambungan puntir Bell
hangers dan sambungan puntir Western union.

Turn Back ialah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis
lurus, dimana kabel ditekuk balik, dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan yang
lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan, sehingga sering disebut sebagai
sambungan bolak-balik.

Single Wrapped Cable Spice ialah suatu cara menyambung kabel yang bernadi
banyak, yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya.
Plain joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang
datar.

Knotted tap joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu
bidang datar dengan memberi suatu simpul agar sambungan lebih kuat.

vii
viii
BAB I PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel adalah merupakan dasar
dari pekerjaan instalasi listrik, baik pada instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan
menguasai dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran
berikutnya.
Menyambung dan mencabangkan kabel merupakan salah satu bentuk
dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel
pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi
pada proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi
program dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada
siswa didik.

B. PRASYARAT
Sebelum melakukan praktek menyambung dan mencabangkan kabel, siswa
sudah harus mengetahui jenis-jenis kabel dan juga dapat menggunakan berbagai
peralatan tangan listrik diantaranya tang , pengupas kabel, gergaji dan
peralatan lain yang menunjang proses pekerjaan menyambung dan mencabangkan
kabel.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:
a. Bagi siswa atau peserta didik:
1. Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2. Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar
dengan seksama sebagai teori penunjang,
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
5. Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing

1
kegiatan belajar, cocokkan dengan kunci jawaban yang telah
tersedia pada kunci jawaban,
6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.

b. Bagi guru pembina / pembimbing:


1. Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan
penyelesaian yang diberikan kepada siswa / peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari
modul ini.
3. Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang
diberikan kepada siswa.
4. Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk
emberikan wawasan kepada siswa.
5. Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil
karyanya.

D. TUJUAN
1. Tujuan Antara
1. Peserta/siswa dapat mengenal jenis-jenis kabel dengan benar.
2. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara menyambung
kabel bentuk ekor babi dengan benar.
3. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan me!akukan cara menyambung
kabel bentuk puntir dengan benar.
4. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara
menyambung kabel bentuk bolak baik dengan benar.
5. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara
menyambung kabel bernadi banyak dengan benar.
6. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mencabang
kabel bentuk datar dengan benar.
7. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mencabang
kabel bentuk simpul dengan benar.
8. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mematri
dan mengisolasi kabel.

2
2. Tujuan Akhir.
Setelah mempelajari modul ini peserta / siswa dapat:
1. menjelaskan jenis-jenis kabel,
2. menjelaskan macam-macam cara sambungan kabel,
3. menjelaskan macam-macam cara pencabangan kabel,
4. melakukan pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel
dengan benar.

E. KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat
mempergunakan berbagai peralatan tangan untuk mengupas kabel, memuntir dan
memasang isolator, sehingga dapat melaksanakan pekerjaan menyam-bung dan
mencabangkan kabel dengan bentuk yang benar, rapi dan aman, dalam bentuk-
bentuk; ekor babi (Pig tail), puntir, bolak balik (Turn back), sambungan kabel bernadi
banyak, cabang datar (Plain joint) dan cabang simpul (Knotted tap joint).

F. CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk melaksa- nakan
pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel dengan bentuk yang dalam
bentuk -bentuk; ekor babi (Pig tail), puntir, bolak balik (Turn back), sambungan
kabel bernadi banyak, cabang datar (Plain joint) dan cabang simpul (Knotted tap
joint).
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman
dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian untuk mendapatkan
sertifikat, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung
mengikuti modul berikutnya.

3
BAB II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA / PESERTA DIDIK

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Alasan Tanda


Jam Belajar Perubahan Tangan
Gu
1. Mengenal jenis- Bengkel/ ru
jenis kabel Workshop
Tes formatif 1 Bengkel/
Workshop
2. Menyambung Bengkel/
cara ekor babi Workshop
(Pig tail),
Tes formatif 2 Bengkel/
Workshop
3. Menyambung Bengkel/
cara puntir, Workshop
Tes formatif 3 Bengkel/
Workshop
4. Menyambung Bengkel/
cara bolak balik Workshop
(Turn back),
Tes formatif 4 Bengkel/
Workshop
5. Menyambung Bengkel/
kabel bernadi Workshop
banyak,
Tes formatif 5 Bengkel/
Workshop
6. Mencabang Bengkel/
datar (Plain Workshop
joint)
Tes formatif 6 Bengkel/
Workshop
7. Mencabang Bengkel/
simpul (Knotted Workshop
tap joint).

Tes formatif 7 Bengkel/


Workshop
Bengkel/
EVALUASI
Workshop

4
B. KEGIATAN BELAJAR :

1. KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGENAL JENIS-JENIS KABEL LISTRIK

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengenal dan menjelaskan jenis-jenis kabel listrik

Uraian Materi 1:
Didalam keseharian yang berhubungan dengan kelistrikan kita sering
menggunakan kabel untuk instalasi listrik rumah. kita hanya mengetahui kabel
hanya untuk penghantar listrik saja. maka dalam hal ini kita akan berbagi
pengetahuan akan jenis-jenis kabel, ukuran kapasitas dan kegunaannya.
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor.
Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari
bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari
bahan tembaga ataupun aluminium.
Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan
hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan
dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas
penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik
Jenis - jenis kabel listrik :
1. Kabel NYA

Digunakan dalam instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah
digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Syarat
penandaan dari kabel NYA : berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC,
untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah,
kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan
karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis
sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan
mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus
dipasang dalam pipa/conduit

5
jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran
gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh
langsung oleh orang.
`N Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y Isolator PVC
A Kawat berisolasi

2. Kabel NYM

Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system
tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA
(harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
N Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y Isolator PVC
M Berselubung PVC

3. Kabel NYY

Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang dimana harus
tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC atau pipa
besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan
didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering. memiliki

6
lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih
mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang
tidak disukai tikus.

4. Kabel NYAF

Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel


kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis
kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC.
Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang
tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan-
belokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak dalam
kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.

5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY

Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang ditanam
langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan (kecuali harus
menyeberang jalan). Pada kondisi normal kedalaman pemasangan
dibawah tanah adalah 0,8 meter.

7
6. Kabel NYCY

Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris


dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam terbuka. Kabel
protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel. Instalasi ini bisa
ditempatkan diluar atau didalam bangunan, baik pada kondisi lembab
maupun kering.

7. Kabel BC

Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan mak = 6 – 500


mm2 / 500 V Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar
pentanahan.

8. Kabel AAAC

Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam,


keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi
sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium
6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik,
sehingga daya hantarnya lebih baik.

8
9. Kabel ACSR

Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium


berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran Transmisi
tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai
ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu
digunakan kawat penghantar ACSR.

10. Kabel ACAR

Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan


logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.

9
11. Kabel NYMHYO

Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua serabut. Kabel ini
biasanya digunakan untuk soundsystem, loudspeaker, virtual video.
12. Kabel NYMHY/NYYHY

Kabel tembaga berbentuk serabut dan berisolasi PVC. NYMHY umumnya


berwarna putih dan NYYHY biasanya berwarna hitam. Kabel-kabel ini
berinti lebih dari 1 kabel. Biasanya digunakan untuk instalasi didalam
rumah yang tidak permanen, karena sifatnya fleksible dan tidak mudah
patah. Kabel jenis ini khusus direkomendasikan untuk digunakan sebagai
penghubung alat-alat
rumah tangga yang sering dipindah pindah dan harus ditempat kering.
Kabel ini mempunyai isolasi plastic tahan panas. Bilamana digunakan
untuk penghubung alat pemanas, maka pada titik sambungannya antar alat
dengan kabel, temperaturnya tidak boleh lebih dari 85 derajat Celcius,
karena hal tersebut dapat membahayakan kabel itu sendiri

10
Tes Formatif 1:
1. Tuliskan jenis-jenis kabel

Kunci Jawaban Tes Formatif 1 :


1. Jenis-jenis kabel :
1. Kabel NYA
2. Kabel NYM
3. Kabel NYY
4. Kabel NYAF
5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY
6. Kabel NYCY
7. Kabel BC
8. Kabel AAAC
9. Kabel ACSR
10. Kabel ACAR
11. Kabel NYMHYO
12. Kabel NYMHY/NYYHY

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MENYAMBUNG KABEL CARA EKOR BABI


(PIG TAIL)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat:
- Menyambung kabel cara ekor babi (Pig Tail)

Uraian Materi 2:
Menyambung cara ekor babi ialah cara menyambung kabel yang paling
sederhana dan mudah untuk dipraktekkan. Sambungan ini digunakan untuk
menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik.
Penyambungan cara ini sering dijumpai pada kotak sambung dan
umumnya dipasang "lasdop" sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi.
Cara menyambung ekor babi : semua kabel yg akan disambungkan dijadikan
satu kemudian diputar dengan TANG KOMBINASI sampai erat. Kemudian
rapikan hasil sambungan dg memotong kelebihan kabel pd ujung
sambungannya.

11
Bentuk sambungan ekor babi ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:

dipotong

lasdop

Tugas 1 :
Laksanakanlah penyambungan bentuk ekor babi dengan alat dan bahan
berikut : 1. Penggaris baja / Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper / Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA
sepanjang 5 Cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan
pisau atau tang pengupas seperti
ditunjukkan gambar disamping ini:
2. Bersihkan dengan scaper atau
gosok dengan kertas gosok
pada setiap bagian nadi kabel
yang terkupas.

12
3. Tempelkan menjadi satu bagian-
bagian kabel yang
terkupas kemudian diputar
dengan tang kombinasi dengan
rapi dan kuat seperti
yang.ditunjukkan gambar
dipotong
disamping ini:
4. Rapikan hasil sambungan dengan
memotong kelebihan kabel sesuai dengan ukuran
lasdop seperti ditunjukkan gambar disamping ini.
5. Tutup hasil samabungan dengan lasdop
seperti di- tunjukkan gambar disam- ping
ini:

Tes Formatif 2:
1. Sebelum dilakukan penyambungan, apakah yang perlu dilakukan
setela h kabel di kupas?
2. Kapan kita menyambung kabel bentuk ekor babi?

Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :


1. Digosok/dibersihkan.
2. Pada instalasi yang menggunakan kotak sambung (T dos).

Lembar Kerja 1:
Laksanakanlah penyambungan bentuk ekor babi dengan benar dan rapi!
Alat dan Bahan :
1. Penggaris baja / Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper / Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

3. KEGIATAN BELAJAR 3 : MENYAMBUNG KABEL CARA PUNTIR

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat:
- Menyambung kabel cara puntir

Uraian Materi 3:
Menyambung cara puntir ialah cara menyambung kabel yang
mempunyai tingkat kesulitan diatas penyambungan cara ekor babi.
Sambungan ini digunakan untuk menyambung antara dua kabel yang
berbentuk satu garis lurus .
Menyambung cara puntir ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu sambungan bell
hangers dan sambungan western union. Perbedaan dari kedua bentuk
sambungan puntir tersebut terletak pada jumlah puntirannya, sedangkan cara
menyambungnya adalah sama. Sambungan ini digunakan untuk menyambung
kabel yang kurang panjang. Penyambungan cara ini sering dijumpai pada
pekerjaan instalasi penerangan dalam rumah.

Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:


a. bentuk sambungan puntir Bell hangers,

b. bentuk sambungan puntir Western union,

14
TUGAS 2 : Laksanakanlah penyambungan bentuk puntir :
Alat dan Bahan:
1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA
sepanjang 15 Cm dari salah satu
ujungnya dengan
menggunakan pisau atau tang
pengupas seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini:

2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok ada


bagian kabel yang terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian
dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan
kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:

15
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:

Gambar sambungan "bell hanaers'

5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.

Tes Formatif 3:
1. Dimanakah letak perbedaan sambungan puntir jenis Bell Hangers dan
Western Union.
2. Kapan kita menyambung kawat/kabel dengan cara puntir.

Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :


1. Perbedaan Bell Hangers dengan Western Union terletak pada jumlah
puntiran.
2. Saat menyambung kabel yang jarak rool sekat/tiang penyanggahnya
terlalu jauh.

Lembar Kerja 2 :
Lakukan dua cara sambungan puntir jenis Bell Hangers dan Western
Union.dengan menggunakan alat dan bahan berikut:

1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah


2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada
bagian kabel yang terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir
pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan
dengan kuat.
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan.
5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.

4. KEGIATAN BELAJAR 4: MENYAMBUNG KABEL CARA BOLAK BALIK


(TURN BACK)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, diharapkan anda dapat:
- Menyambung kabel cara bolak-balik (turn back)

Uraian Materi 4:
Menyambung cara bolak balik ini dimaksudkan untuk mendapatkan
sambungan yang lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan. Umumnya
kabel yang digunakan untuk sambungan ini adalah kabel dengan

penampang 4 mm2 karena mudah ditekuk dan dipuntir dengan tangan.

Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan cara sambungan bolak
balik “Britannia“ atau dengan model sambungan “Scarf“.
Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:

17
a. Bentuk sambungan bolak balik. b. Bentuk sambungan Britannia.

c. Bentuk sambungan Scarf.

TUGAS 3 : Laksanakanlah penyambungan kabel bentuk bolak balik


dengan alat dan bahan sebagai berikut:

1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah


2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA
sepanjang 15 Cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan
pisau atau tang pengupas seperti
ditunjukkan gambar disamping ini:

18
2. Bersihkan dengan scaper atau
gosok dengan kertas gosok pada
bagian kabel yang terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian
kabel yang terkupas kemudian
dipuntir pakai tang kombinasi dengan
arah yang berlawanan kekiri dan
kekanan dengan kuat seperti
ditunjukkan pada gambar disamping
ini:
4. Rapikan hasil sambungan dengan
memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan seperti ditunjuk-
kan pada gambar disamping ini:
5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.

Tes Formatif 4 :
1. Jelaskan bagaimana cara menyambung kabel bentuk Britannia.
2. Jelaskan cara menyambung kabel bentuk Scarf.

Kunci Jawaban Tes Formatif 4 :


1. Cara menyambung kabel bentuk Britannia adala h:
a. Kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm,
b. Digosok dibersihkan,
c. kabel yang akan
disambung saling
ditempelkan melekat,
d. Di ikat dengan inti kabel yang
lain dengan kuat seperti tampak
pada gambar disamping ini.
2. Cara menyambung kabel bentuk Scraf adalah:
a. kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm,
b. digosok dibersihkan,
c. kabel di potong arah melintang seperti ditunjukkan gambar di
bawah ini:

19
d. kabel yang akan di sambung saling di tempelkan melekat,
e. di ikat dengan inti kabel yang lain dengan kuat seperti tampak
pada gambar di bawah ini:

Lembar Kerja 3:
Lakukan cara sambungan kabel bentuk Britannia.dengan alat dan bahan
berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada
bagian kabel ya ng terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian
dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri
dan kekanan dengan kuat.
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan.
5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.

20
5. KEGIATAN BELAJAR 5 : MENYAMBUNG KABEL BERNADI BANYAK

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 5, diharapkan siswa dapat:
- Menyambung kabel cara bernadi banyak

Uraian Materi 5:
Menyambung kabel bernadi banyak tidak bisa dilakukan dengan cara-cara
menyambung kabel bernadi tunggal seperti yang dipraktekkan diatas, sebab
hasilnya tidak akan bagus dan tidak rapi. Untuk itu perlu cara khusus yaitu
dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya atau yang lebih dikenal
dengan cara “Single Wrapped Cable Spice”.
Bentuk sambungan kabel bernadi banyak ditunjukkan seperti gambar dibawah
ini:

TUGAS 4 : Laksanakanlah kegiatan menyambung kabel yang bernadi


banyak dengan menggunakan alat dan bahan berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYF 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

21
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing -masing kabel NYF
sepanjang 10 Cm dari salah satu
ujungnya dengan
menggunakan pisau atau tang
pengupas seperti ditunjukkan
gambar disamping ini:

2. Uraikan dan beri tanda untuk


memudahkan penyambungan
seperti ditunjukaan
gambar disamping ini:

3. Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada
setiap bagian nadi kabel yang terkupas.

4. Tempelkan jadi satu bagian-bagian


kabel yang terkupas kemudian
dipuntir/dililit pakai tang kombinasi
dengan arah yang berlawanan
kekiri dan kekanan dengan kuat
seperti ditunjukkan pada gambar
disamping ini.
5. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:

6. Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.

22
Tes Formatif 5:
Penyambungan kabel yang bernadi banyak akan lebih kuat jika di
sambung dengan cara apa?

Kunci Jawaban Tes Formatif 5 :


Dengan cara Single Wrapped Cable Spilce.

Lembar Kerja 4:
Lakukanlah penyambungan kabel yang bernadi banyak agar lebih kuat,
dengan mepergunakan alat dan bahan berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYF sepanjang 10 Cm dari salah satu
ujungnya.
2. Uraikan dan beri tanda untuk memudahkan penyambungan.
3. Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada
setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
4. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian
dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan
kekiri dan kekanan dengan kuat.
5. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan.
6. Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.

23
6. KEGIATAN BELAJAR 6 : MENCABANG KABEL DATAR (PLAIN JOINT)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 6, diharapkan siswa dapat:
- Mencabang kabel datar (plain joint)

Uraian Materi 6:
Pada hantaran yang panjang, misalnya antara rol-rol sekat dapat dilakukan
pencabangan tanpa harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas
kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk
cabang tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda
(Cross Plain Joint).

Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:


a. bentuk cabang tunggal (single plain joint)

b. bentuk cabang silang empat (cross joint)

TUGAS 5 : Lakukanlah kegiatan membuat cabang tunggal (Single Plain joint)


dengan alat dan bahan berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah

24
6. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA
sepanjang 5 Cm dari salah satu
ujungnya dengan
menggunakan pisau atau tang
pengupas seperti ditunjukkan
gambar disamping ini:
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada
setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-
bagian kabel yang terkupas
kemudian dipuntir /dililit pakai
tang kombinasi dengan arah
yang berlawanan kekiri dan
kekanan dengan kuat seperti
ditunjukkan gambar
disam- ping ini:
4. Rapikan hasil sambungan dengan
memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan seperti ditunjuk-
kan gambar disamping ini:
5. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.

25
Tes Formatif 6 :
1. Dimanakah pencabangan kabel datar ini biasa dilakukan.
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar keselamatan kerja
terjamin.

Kunci Jawaban Tes Formatif 6 :


1. Pencabangan kabel datar dilakukan saat mencabang kabel antar rool
sekat dan bisa dilakukan di dalam kotak dos (T dos).
2. Harus memenuhi persyaratan keselamatan berikut:
Gunakan pakaian praktek.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Lembar Kerja 5:
1. Dimanakah mencabang kabel harus dilakukan agar rapi dan aman?
2. Apakah yang biasa dipakai mengupas isolasi kabel bila anda tidak
mempunyai tang pengupas?

7. KEGIATAN BELAJAR 7 : MENCABANG KABEL SIMPUL


(KNOTTED TAP JOINT)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 7:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 7, diharapkan siswa dapat:
- Mencabang kabel simpul (knotted tap joint)

Uraian Materi 7:
Pencabangan kabel dengan cara ini akan menghasilkan jenis
pencabangan kabel datar yang lebih kuat. Untuk itu bentuknya hampir
menyerupai pencabangan datar. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk
cabang simpul tunggal atau bisa juga dalam bentuk cabang simpul ganda.
Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:

26
a. Bentuk cabang simpul tunggal

b. bentuk cabang simpul ganda

TUGAS 6 : Laksanakanlah kegiatan pencabangan kabel dengan


menggunakan simpul.dengan menggunakan alat dan bahan
berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur 1 buah
2. Tang kombinasi 2 buah
3. Tang pengupas 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Scaper/Kertas gosok 1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm 2 buah
7. Busur 1 buah
8. Pisau 1 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktek.
2. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.

Langkah Kerja
1. Kupas masing-masing kabel NYA
sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya
dengan menggunakan pisau atau tang
pengupas seperti ditunjukkan gambar
disamping ini:

27
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok
dengan kertas gosok pada setiap bagian
nadi kabel yang terkupas.
4. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel
yang terkupas kemudian dipuntir /dililit
pakai tang kombinasi dengan arah yang
b erlawanan kekiri dan kekanan dengan
kuat seperti ditun jukkan gambar diatas.
5. Rapikan hasil sambungan dengan
memotong kelebihan kabel sesuai dengan
kebutuhan seperti ditunjuk- kan gambar
disamping.
6. Tutup hasil sambungan dengan isolasi.

Tes Formatif 7 :
Bagaimana cara mencabang kabel ganda yang lebih kuat.

Kunci Jawaban Tes Formatif 7 :


Pencabangan kabel yang kuat untuk kabel bernadi banyak dapat dilakukan
dengan cara “ Duplex Cross Joint “.

Lembar Kerja 6:
a. Dimanakah mencabang kabel ganda harus dilakukan agar rapi dan
aman?
b. Apakah mencabang kabel bernadi banyak dapat dilakukan dengan
Knotted tap joint?

28
BAB III EVALUASI

Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima


pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi.

SOAL EVALUASI (TES TERTULIS) :

1. Betulkah bahwa kabel jenis NYA dan kabel jenis NGA keduanya bernadi
tunggal?
2. Cara mengupas “Armwrod cable“ menggunakan apa untuk menghilangkan
perisainya. Dan dengan memakai apa menghilangkan isolasinya.
3. Jika pada satu tempat terdapat dua pencabangan, maka disebut. apa?
4. Susunan lapisan isolasi persambungan kawat sebaiknya dibuat bagaimana?
5. Gambarkan hasil dari sambungan:
a. ekor babi,
b. puntir jenis Bell Hangers,
c. puntir jenis Western Union,
d. sambungan bolak balik,
e. sambungan Britannia,
f. sambungan Scarf,
g. sambungan single Wrapped Caple Slice,
h. pencabangan Plain Cross Joint,
i. knotted Tap Joint.

KUNCI SOAL EVALUASI :


1. Kabel NGA dan kabel NYA sama-sama kabel bernadi satu (tunggal).
2. Mengupas lapisan terluas dengan gergaji besi untuk menghilangkan/ memotong
perisainya. Dan di kupas dengan tang pengupas atau pisau untuk mengupas
isolasinya.
3. Disebut pencabangan silang empat (Plain Cross Joint).
4. Tebalnya sama dengan tebal sambungannya.
5. Gambarkan hasil dari sambungan adalah:

29
a. ekor babi,
dipotong

b. puntir jenis Bell Hangers,

c. puntir jenis Western Union,

d. sambungan bolak balik,

e. sambungan Britannia,

f. sambungan Scraf,

g. sambungan Single Wrapped


Cable Slice,

h. pencabangan Plain Cross Joint,

30
i. knotted Tap Joint.

KRITERIA KEBERHASILAN.

No Kriteria Skor Bobot Faktor Keterangan


1-10 Nilai
1. Persiapan Kerja 1
2. Langkah Kerja 2
3. Ketelitian 3
4. Kerapian 2
5. Keselamatan Kerja 1
6. Waktu 1
Nilai Akhir

Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.

31
BAB IV
PENUTUP

Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan


tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang
dilaksanakan sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing.
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan
atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. F. Suyatmo, “Tehnik Listrik Instalasi Penerangan”, 1985, Bandung: Alumni.

2. Instalasi Listrik Arus Kuat 1, P. Van Harten, Ir. E. Setiawan.

3. Instalasi Tjahaya dan Tenaga djilid A. Moh. Hidayat.

4. P. Van. Harten, Ir. E. Setiawan, “Instalasi Listrik Arus Kuat 1”, Bandung:
Binacipta 1981.

5. Petunjuk Praktek Listrik 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,


Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1979.

6. Supaat, “Dasar-dasar Instalasi Listrik”, Jakarta, 1996.

7. Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, “Menyambung


dan Mencabang Kabel”, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2003.

33
34

Anda mungkin juga menyukai