TI07071
TI07071
Disusun oleh:
12 06 07071
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Anugerah Bara Kaltim mulai
tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2017 disusun oleh:
ii
SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK
iii
KATA PENGANTAR
Selama dalam proses kerja praktek dan penyusunan ini, penulis mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ag. Gatot Bintoro, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing yang
memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan laporan
kerja praktek
2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. sebagai koordinator kerja praktek
jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma
Jaya Yogyakarta
3. Bapak Agung Hasanudin, selaku Manager PT. Anugerah Bara Kaltim site
Bakungan yang telah memberikan tempat untuk melaksanakan kerja
praktek
4. Bapak Dodi Sarwono, selaku pembimbing lapangan selama kerja praktek
di PT. Anugerah Bara Kaltim site Bakungan yang telah memberikan
informasi serta waktu untuk membimbing penulis
5. Fernandes Klaudius Simanjuntak yang merupakan rekan kerja selama
kerja praktek di PT. Anugerah Bara Kaltim yang telah banyak membantu
selama proses penyusunan laporan
6. Para karyawan PT. Anugerah Bara Kaltim site Bakungan yang banyak
membantu pengenalan lingkungan kerja dan pengetahuan tentang
deskripsi kerja masing-masing
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan banyak bantuan dalam penyusunan laporan
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
v
3.3. Proses Produksi..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.5. Pengisian Kartu Stok dan Pengisian BBM pada A2B ....................37
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu
memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI
UAJY.
1.2 Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1
d. Melihat secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnisnya.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di pabrik.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing anggota. Tugas, wewenang, dan
tanggung jawab dari struktur organisasi PT. Anugerah Bara Kaltim dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Manager Manager
Mine
PGA & Landcom
Manager
CD p
Kabag.
Dpty. Kabag. Kabag.
Engineeri
Mgr. HSE CHF Produksi
ng
Dpty.
Kabag.
Kabag
HSE
Produksi
Chief Spv.
Spv. PGA Spv. CD Spv. CHF Spv. Eng Spv. LC
Security Produksi
Crew Crew
Driver Anggota Crew HSE
MTC Survei
Office
Crew Lab
Boy
a. Mine manager
Mengepalai seluruh departemen atau bagian di PT. Anugerah Bara Kaltim
Site Bakungan dan mengawasi serta bertanggung jawab atas segala aktivitas
yang ada di PT. Anugerah Bara Kaltim Site Bakungan.
b. Manager PGA & CD
Mempunyai tanggung jawab sebagai penerjemah strategi dan visi yang telah
ditetapkan. Manajer bertugas menterjemahkan strategi menjadi program -
program harian, mingguan atau bulanan seperti yang ditetapkan. Manajer
dalam menerjemahkan strategi perusahaan ini langsung berhubungan
4
dengan Kabag. Manajer mempunyai kewajiban untuk mengarahkan,
mengendalikan, mengevaluasi hingga memberi motivasi kabag agar semua
rencana dapat dijalankan.
c. Manager landcomp
Mempunyai tanggung jawab sebagai penerjemah strategi dan visi yang telah
ditetapkan. Manager bertugas menterjemahkan strategi menjadi program -
program harian, mingguan atau bulanan seperti yang ditetapkan. Manajer
dalam menerjemahkan strategi perusahaan ini langsung berhubungan
dengan Kabag. Manager memiliki kewajiban untuk mengarahkan,
mengendalikan, mengevaluasi hingga memberi motivasi kabag agar semua
rencana dapat dijalankan.
d. Deputy manager HSE
Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang ada di luar perusahaan yang
berkaitan dengan HSE serta membuat laporan untuk diberikan kepada
atasan.
e. Kabag. CHF
Memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas atau kegiatan yang ada di
lingkup CHF untuk dipertanggung jawabkan kepada atasan.
f. Kabag. engineering
Memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas atau kegiatan yang ada di
dept. engineering untuk dipertanggung jawabkan kepada atasan.
g. Kabag. produksi
Memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas atau kegiatan yang ada di
dept. produksi untuk dipertanggung jawabkan kepada atasan.
h. Kabag. HSE
Memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas atau kegiatan yang ada di
dept. HSE untuk dipertanggung jawabkan kepada atasan.
i. Deputy Kabag Produksi
Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang ada di luar perusahaan yang
berkaitan dengan Produksi serta membuat laporan untuk diberikan kepada
atasan.
5
j. Spv. PGA
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan Manajer. Supervisor
menentukan selesai tidaknya pekerjaan (proyek) yang telah direncanakan
sesuai strategi pada perusahaan.
k. Spv. CD
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan Manajer. Supervisor
menentukan selesai tidaknya pekerjaan (proyek) yang telah direncanakan
sesuai strategi pada perusahaan.
l. Spv. CHF
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan Manajer. Supervisor
menentukan selesai tidaknya pekerjaan (proyek) yang telah direncanakan
sesuai strategi pada perusahaan.
m. Spv. engineering
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan Manajer. Supervisor
menentukan selesai tidaknya pekerjaan (proyek) yang telah direncanakan
sesuai strategi pada perusahaan.
n. Spv. produksi
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan Manajer. Supervisor
menentukan selesai tidaknya pekerjaan (proyek) yang telah direncanakan
sesuai strategi pada perusahaan.
o. Spv. LC
Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan Manajer. Supervisor
menentukan selesai tidaknya pekerjaan (proyek) yang telah direncanakan
sesuai strategi pada perusahaan.
p. Chief Security
Sebagai kepala bagian keamanan yang bertanggung jawab untuk menjaga
seluruh keamanan yang ada di PT. Anugerah Bara Kaltim.
q. Foreman PGA
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. PGA.
r. Foreman CD
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. CD.
6
s. Foreman HSE
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. HSE.
t. Foreman CHF
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. CHF.
u. Foreman engineering
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. engineering.
v. Foreman produksi
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. produksi.
w. Foreman LC
Bertugas mengawasi langsung jalannya aktivitas atau kegiatan yang ada di
perusahaan yang berkaitan dengan dept. LC.
7
iv. Menjadikan perusahaan yang berwawasan lingkungan yang sehat
dan hijau.
v. Peduli dan komitmen dengan pemberdayaan masyarakat.
2.3.2 Ketenagakerjaan
Hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan PT. Anugerah Bara Kaltim antara
lain sebagai berikut:
a. Perekrutan tenaga kerja
Penerimaan karyawan dilakukan oleh bagian personalia atau kepala bagian
PGA. Personalia atau PGA melakukan pengujian terhadap calon karyawan
melalui serangkaian wawancara yang meliputi pengenalan secara umum,
pengenalan latar belakang sosial. Selanjutnya bagian personalia
menginformasikan calon karyawan tersebut kepada manager bagian masing-
masing. Kemudian dengan pertimbangan manager, informasi diteruskan
kepada direktur untuk dilakukan negoisasi lebih lanjut. Di PT. Anugerah Bara
Kaltim terdapat dua golongan karyawan, yaitu karyawan tetap dan karyawan
kontrak. Jumlah karyawan kontrak biasanya lebih sedikit yaitu tidak lebih dari
50 orang. Biasanya karyawan-karyawan dikontrak banyak terdapat pada
departemen CHF untuk membantu proses berjalannya produksi batubara.
Karyawan kontrak mendapat gaji bulanan dan tidak mendapatkan cuti.
Karyawan kontrak yaitu masyarakat sekitar perusahaan yang di kontrak
selama 1 bulan dan bergilir setiap orangnya (setiap bulannya berbeda orang).
b. Pengupahan
Sistem pengupahan pekerja di perusahaan di alokasikan untuk tiap bulan.
Sistem ini berlaku bagi karyawan tetap maupun kontrak dimana gaji ini
diberikan di akhir bulan.
c. Jam kerja karyawan
Seluruh karyawan kantor di PT. Anugerah Bara Kaltim memiliki waktu kerja 7
jam perhari dari Senin sampai Jumat dan 5 jam untuk hari Sabtu. Jam kerja
hari senin sampai kamis dimulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dan istirahat
pukul 12.00 sampai 13.00. Jam kerja hari jumat dimulai pukul 08.00 sampai
pukul 17.00 dan istirahat pukul 11.30 sampai 13.30.
8
pukul 24:00. Dan shift ketiga dimulai dari pukul 24:00 hingga pukul 08:00.
Khusus untuk karyawan lapangan masuk sampai hari minggu dan di hitung
lembur.
d. Kesejahteraan karyawan
Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam mensejahterahkan
karyawannya atas hasil yang dicapai karyawan, maka perusahaan wajib
memberikan timbal balik berupa tunjangan, diantaranya:
i. Mendapatkan gaji sesuai ketentuan
Sistem penggajian yang dilakukan yaitu bulanan diberikan sebesar UMK
dan ditambah dengan uang makan. Untuk ketentuan lembur, terhitung
jika karyawan bekerja melebihi jam kerja dengan ketentuan.
ii. Memperoleh kenyamanan saat bekerja
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal, maka kenyamanan saat
bekerja harus diperhatikan. Contoh kenyamanan saat bekerja dengan
adanya penggunaan peralatan yang memberikan kemudahan dalam
bekerja, misalnya kendaraan (mobil) yang digunakan untuk mengambil
sampel batubara dari beberapa tempat dan penggunaan kendaraan
(mobil) untuk memantau dan melihat situasi di tambang yang jaraknya
cukup jauh. Contoh lain adalah penggunaan pengaman saat bekerja
seperti penggunaan masker, sarung tangan safety, helm safety, sepatu
safety, rompi untuk semua karyawan.
iii. Mendapatkan jatah uang makan
Pemberian jatah uang makan kepada karyawan digabungkan dengan gaji
bulanan.
iv. Mendapatkan uang pesangon
Uang pesangon hanya akan diberikan pada karyawan yang
mengundurkan diri maupun yang di PHK atas dasar-dasar yang kuat.
Besarnya uang pesangon ini biasanya disesuaikan dengan UU terbaru
tahun 2004 tentang PHK yang dilakukan atas dasar alasan mendesak
atau atas permintaan pekerja.
10
penjualan menjangkau Negara-negara seperti China, Taiwan, Korea, Hongkong
dan Jepang.
PT. Anugerah Bara Kaltim untuk system pemasarannya dilakukan oleh marketing
yang berada di Permata Kuningan Building 12th floor Jln. Kuningan Mulia Kav. 9C,
Jakarta 12980. Sedangkan untuk site Bakungan berkewajiban menyambut buyer
(pembeli) yang melihat langsung lokasi pertambangan dan memberi penjelasan
bagaimana cara PT. Anugera Bara Kaltim melakukan proses pertambangan mulai
awal hingga akhir (sampai ke tangan pembeli). Dalam hal ini PT. Anugerah Bara
Kaltim menyediakan fasilitas untuk buyer berupa penginapan di hotel dan
transportasi.
11
Gambar 2.2 Laboratorium
Sumber: Dokumentasi Pribadi
b. Pondok hijau
Pondok Hijau berfungsi sebagai tempat untuk pembibitan/penyemaian baik itu
pohon maupun tanaman buah-buahan.
c. Koperasi
Koperasi yang ada di PT. Anugerah Bara Kaltim sudah memiliki ijin dan
koperasi ini berfungsi sebagai tempat untuk simpan pinjam, berfungsi sebagai
tempat menjual makanan dan minuman, berfungsi sebagai penyedia kebutuhan
sehari-hari (pangan).
d. Toilet
Terdapat toilet untuk di gunakan oleh tamu yang berkunjung di PT. Anugerah
Bara Kaltim.
e. Kendaraan tambang
Kendaraan Tambang (mobil) digunakan oleh karyawan untuk pergi melihat,
melakukan pengecekan, melakukan pemantauan di tambang agar proses
produksi batubara dapat berjalan dengan baik dan tanpa adanya hambatan
yang berarti.
f. Dapur dan ruang makan
Dapur dan ruang makan difungsikan jika jam istirahat berlangsung (memiliki
waktu-waktu tertentu digunakan)
12
g. Mushola
Digunakan bagi karyawan yang beragama Islam untuk melakukan sholat.
h. Pos satpam
Pos satpam merupakan tempat bagi satuan petugas keamanan yang dipilih
perusahaan sebagai syarat terpenuhinya aspek keamanan lingkungan PT.
Anugerah Bara Kaltim. Satpam bertugas untuk melindungi segala aset yang
ada di PT. Anugerah Bara Kaltim.
i. Lahan parkir
Lahan parkir yang luas untuk menampung banyak kendaraan baik itu
kendaraan perusahaan maupun kendaraan tamu.
13
Gambar 2.4 Bendera Proper Biru
Sumber: Dokumentasi Pribadi
14
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan secara sistem pada PT. Anugerah Bara
Kaltim yang terdiri dari proses bisnis, proses operasi dan fasilitas operasi yang
digunakan oleh perusahaan.
Gambaran proses bisnis secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1.
15
Proses Bisnis PT. Anugerah Bara Kaltim (Persero)
No
Membuat
Mengirimkan Meminta
perencanaan B Prosedur
surat permintaan Persetujuan
Start Setuju ? order persiapan
quatation ke Quotation untuk
berdasarkan batubara
dept. Marketing buyer ke direksi
arahan direksi
Yes
Mereview job
Review Mengirim order form Persediaa
Menugaskan Prosedur
Quotation dan Quotation dan n dan
marketing untuk perhitunga
konfirmasi dokumen produksi
menfollow up n Pit to
business pendukung ke batubara
order dari buyer Port cost
meeting buyer
Bussiness
meeting Pemuatan ke
Konfirmasi
membahas Mereview Pit to Mereview L/C buyer
validasi L/C
bussiness port cost dan contract
proses
contract
bersama
No
C
No Membuat dan
mengajukan pit
OK ? OK ? Setuju ?
to port cost ke
direksi
Yes
Yes Info ke direksi Yes No
validasi L/C dan
pemrosesan
Membuka initial Initial L/C
L/C ke bagian
keuangan
Phase
A Mereview job
order market
Membuat dan
mengajukan job
order form ke
direksi
Setuju ?
No Yes
Menginstruksika
n eksekusi order C
B
ke Mine
Operation
16
3.2 Produk yang Dihasilkan
PT. Anugerah Bara Kaltim memiliki tujuh kualitas batubara dalam proses produksi.
Tabel berikut adalah kualitas dan kriteria-kriteria batubara yang diproduksi oleh
PT. Anugerah Bara Kaltim:
PT. Anugerah Bara Kaltim memproduksi batubara dengan jenis kualitas seperti
tabel diatas. Nilai yang muncul di setiap kriteria sangat menentukkan kualitas
batubara yang diproduksi oleh PT. Anugerah Bara Kaltim. Berikut penjelasan
parameter-parameter batubara:
a. TM / Total Moisture
Digunakan untuk parameter penentu berat cargo akhir, atau bahkan sebagai
batasan reject. Total moisture juga digunakan sebagai faktor dalam penentuan
basis as received, baik untuk nilai kalori maupun untuk parameter lainnya.
b. IM / Inherrent Moisture
Adalah air yang secara fisik terikat di dalam rongga-rongga kapiler serta pori-
pori batubara yang relatif kecil, serta tekanan uap air yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan tekanan uap air yang terdapat pada permukaan
batubara.
c. Ash content
Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan mengandung
material mineral. Namun, sebagian material dianalisa dan dinyatakan sebagai
kandungan abu. Kadar abu dalam penambangan dapat dijadikan penentu
apakah penambangan tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan
membandingkan kandungan abu dari data geologi atau perencanaan, dengan
17
kandungan abu dari batubara produksi. Kandungan abu dalam komersial
sering dijadikan sebagai garansi spesifikasi atau sebagai rejection limit.
d. VM / Vollatile Matter
Adalah bagian organik dari batubara yang menguap ketika dipanaskan pada
temperatur tertentu. Vollatile matter biasanya berasal dari gugus hidrokarbon
dengan rantai alifatik atau rantai lurus yang mudah putus dengan pemanasan
tanpa udara menjadi hidrokarbon yang lebih sederhana seperti methana atau
ethana.
e. FC / Fixed Carbon
Menyatakan banyaknya karbon yang terdapat dalam material sisa setelah
vollatile matter dihilangkan. Fixed Carbon merupakan hasil sisa penguraian
dari komponen organik batubara ditambah sedikit senyawa nitrogen, belerang,
hidrogen dan mungkin oksigen yang terserap atau bersatu secara kimiawi.
f. TS / Total Sulphur
Sulfur dalam batubara adalah sesuatu yang tidak diinginkan ada, disebabkan
karena mempengaruhi sifat-sifat pembakaran, dan ditambah lagi jika sudah
luas mempengaruhi lingkungan karena emisi yang dihasilkan akan
mengakibatkan hujan asam. Namun, bukan tanpa keuntungan dengan adanya
sulfur pada material batubara karena membantu performance dan utilisasi
batubara.
g. CV / Calori Value
Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran batubara. Nilai
kalori batubara bergantung pada peringkat batubara. Semakin tinggi peringkat
batubara, semakin tinggi nilai kalorinya. Pada nilai kalori batubara dipengaruhi
oleh moisture / kandungan air dan juga kandungan abu. Semakin tinggi
moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.
18
yang ada di perusahaan. Namun, konsumen langsung menetapkan nilai pada
salah satu kriteria kualitas batubara dan menetapkan nilai toleransi sesuai
kesepakatan dari perusahaan dan buyer.
Batubara yang diproses oleh perusahaan adalah batubara yang diambil dari lahan
yang dimiliki oleh ABK Group, dimana kepemilikan tanahnya dimiliki oleh PT.
Wellarco Subur Jaya dan PT. Multi Sarana Avindo. Proses produksi perusahaan
secara umum dibagi menjadi 3, yaitu eksplorasi, eksploitasi dan coal processing.
Untuk di bagian eksplorasi, karena keterbatasan penulis untuk mengetahui proses,
sehingga kami hanya bisa menjelaskan di tahap eksploitasi dan coal processing.
Eksploitasi atau penambangan dimulai dari penetapan area (pit) yang telah
mendapatkan izin untuk dilakukan kegiatan eksplorasi. Setelah tahap izin,
langsung dilakukan proses penambangan batubara. Operasi paling awal pada
bagian eksploitasi adalah land clearing. Land clearing adalah proses pembersihan
lahan sebelum aktivitas penambangan dimulai. Tahapan ini diawali dengan
pemotongan pepohonan hutan, hutan belukar sampai alang-alang. Selanjutnya,
setelah material-material di permukaan tanah selesai dibersihkan, dilakukan
pengupasan lapisan penutup. Untuk mewujudkan kondisi pengupasan lapisan
penutup yang sesuai standar diperlukan alat yang mendukung dan sistem
pengupasan sesuai standar. Kegiatan ini mutlak dikerjakan terutama pada
kegiatan penambangan terbuka. Pengupasan lapisan tanah ini disesuaikan
dengan rencana target produksi. Rencana target produksi ini dilakukan dengan
memakai metode Stripping Ratio (SR) yang menyesuaikan lapisan batubara yang
terambil dengan top soil dan Over Burden (OB) removal terbuang. Top soil yang
sudah terambil, ditempatkan pada penampungan sementara (bank top soil) atau
jika memungkinkan dapat disebarkan pada lahan yang sudah siap direklamasi
(brench final). Setelah top soil terambil, untuk lapisan batuan penutup dibawahnya
atau OB diambil lalu ditimbun di luar areal tambang dengan sistem terasering dan
recounturing. Setelah OB telah terambil, dilanjutkan ke pengambilan lapisan
19
selanjutnya dan masuk ke proses pengambilan dan pengangkutan batubara.
Gambar dibawah ini menjelaskan secara mendetail kegiatan dari tahap
eksploitasi.
Coal processing atau bagian handling memiliki tugas untuk melakukan proses dari
penumpukan batubara yang berada di stockpile, crushing, maintenance stockpile,
sampai dengan pemuatan batubara di kapal. Coal processing erat sekali
hubungannya dengan pengendalian kualitas dan penjaminan kualitas batubara
dikarenakan keduanya bekerja di secara bersama-sama di stockpile baik dalam
sistem penumpukan batubara sampai ke proses blending. Untuk mengetahui
processing dari batubara, kita dapat mengetahuinya dari flowchart dibawah ini.
20
YES Coal Hauling
Hauling
Quality
Quality YES
Process
Process NO
NO
NO
NO
Stock Room
Quality ? YES Crusher
1&2
Quality YES
NO
Clean Coal
Quality YES NO Quality
Stock
YES
NO Quality Barging
YES
Shipment
21
c. Pemilahan cargo berdasarkan prioritas pengendalian kualitas proses yang
dibagi 3, yaitu :
i. Pengelompokkan berdasarkan stock yang ada di ROM / Run Of Mining
1 dan 2
ii. Pengelompokkan berdasarkan tripper atau lubang dengan kualitas yang
homogen
iii. Pengelompokkan berdasarkan komposisi blending (pencampuran
batubara untuk penyetaraan 1 jenis parameter) untuk pemuatan
langsung
d. Memasuki tahap permesinan pengukuran ulang dengan mesin crusher sesuai
dengan kualitas atau parameter blending yang sudah ditentukan
e. Pengambilan sampel produk untuk pengecekan hasil blending atau kualitas.
f. Penempatan stock di tripper clean coal, baik material yang akan langsung
dimuat maupun hanya untuk di stock
g. Evaluasi kualitas berdasarkan sampel produk sebagai dasar perhitungan
blending shipment (salah satu jenis blending)
h. Pemuatan ke ponton yang mengacu ke spesifikasi kualitas di tiap-tiap kapal
i. Evaluasi kualitas berdasarkan sampel yang diambil dari pemuatan. Apabila
terjadi perubahan nilai spesifikasi, langsung dilakukan ballasting quality, baik
dari proses blending tripper, penambahan cargo pada proses crushing (di
mesin crusher) maupun perubahan kualitas houling dari tambang.
Coal processing selesai dilakukan saat batubara telah masuk ke proses pemuatan
ponton. Pemuatan digunakan untuk proses memindahkan batubara ke
transhipment point. Batubara yang diangkut juga tetap dalam pengawasan
departemen CHF yang memastikan bahwa batubara sampai di transhipment point
telah sesuai dengan kriteria spesifikasi yang diinginkan pembeli.
22
3.4. Fasilitas Operasi
Operasional perusahaan banyak dibantu dengan adanya fasilitas yang menunjang
aktivitas produksi. Untuk alat-alat berat yang dimiliki oleh perusahaan sebagai
berikut:
a. Mesin crusher
Terdapat 3 mesin crusher yang dibagi menjadi 2 jenis. jenis ini dibedakan
berdasarkan alat penghancur batu bara tersebut (mata pisau).
i. Mesin crusher 1 dan 2
Mesin crusher 1 dan 2 dalam menghancurkan batu bara yang memiliki 3
mata pisau yaitu primary crusher, roller screen dan secondary crusher.
Untuk primary crusher dan secondary crusher bekerja seperti mesin
pemecah batubara yang berukuran lebih dari 5 cm, dan roller screen
bekerja sebagai kontrol untuk batubara yang belum memiliki ukuran
seragam untuk kemudian dipecah ke secondary crusher.
23
3. Primary crusher
Komponen ini sebagai pemecah awal pada sebuah mesin crusher,
dimana terdapat gerigi untuk memecah batubara yang berukuran
lebih dari 5 cm.
4. Roller screen
Komponen ini sebagai alat untuk mengakomodir batubara yang
belum masuk spesifikasi atau seragam yaitu lebih dari 5 cm, untuk
kemudian yang memenuhi masuk ke belt feeder, dan belum
memenuhi masuk ke secondary crusher. Dan untuk diketahui untuk
pemakaian roller screen di PT. Anugerah Bara Kaltim, hanya terdapat
pada mesin crusher 1 dan 2.
5. Secondary crusher
Batubara yang belum memenuhi spesifikasi akan masuk ke
secondary crusher untuk dipecah kembali untuk pemenuhan
spesifikasi.
6. Belt feeder
Komponen ini digunakan untuk menampung batubara yang telah
diproses resizing oleh mesin crusher.
7. Magnet separator
Berfungsi untuk mendeteksi adanya material logam atau metal yang
ikut terbawa dalam proses pemecahan batubara.
8. Stacking conveyor
Komponen ini berfungsi untuk menjalankan batubara yang telah
melewati proses pemecahan ke coal product.
24
Gambar 3.5 Mesin Crusher 1 dan 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi
25
b. Unit A2B / Alat-Alat Berat (heavy equipment)
Untuk unit alat-alat berat yang digunakan yaitu track dozer, wheel loader dan
dump truck. Untuk dump truck yang dimiliki kontraktor mempunyai kapasitas ±
20 ton. Lalu, untuk penanganan perpindahan material dari ROM dan masuk ke
mesin crusher, dump truck dibantu dengan loader Cat 980 dengan kapasitas
angkut 5,2 ton batubara dan loader Cat 966 dengan kapasitas angkut
mencapai 4,7 ton batubara.
c. Konveyor
Konveyor berfungsi untuk mengalirkan atau mengangkut batu bara dari proses
crushing menuju tempat stok pile product kemudian menuju ke kapal tongkang.
Pada setiap konveyor yang ada diberikan sebuah magnet. Magnet ini berfungsi
untuk mencegah adanya benda-benda (logam) yang terangkut di batu bara.
26
Gambar 3.8 Konveyor
Sumber: Dokumentasi Pribadi
27
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Bab ini berisi tentang tinjauan pekerjaan mahasiswa yang terdiri dari lingkup
pekerjaan, tanggung jawab dan wewenang dalam pekerjaan, metodologi
pelaksanaan tugas kerja praktek dan hasil pekerjaan yang didapatkan setelah
melakukan kerja praktek di PT. Anugerah Bara Kaltim.
Kerja praktek di PT. Anugerah Bara Kaltim dilaksanakan dari tanggal 3 juli sampai
14 agustus 2017. Departemen yang diberikan pertama untuk praktek adalah
departemen CHF yang dimulai dari tanggal 3 juli sampai 11 juli 2017. Departemen
CHF secara umum bertugas menangani batubara dari penambangan dan terbagi
atas 3 kegiatan inti yaitu crushing plant, barging plant dan maintenance. Kemudian
dari departemen CHF, langsung masuk ke departemen logistik selama 2 hari.
Departemen logistik secara umum bertugas sebagai penyedia alat, part, atau
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dari departemen yang ada agar kegiatan
memproduksi batubara berjalan semaksimal mungkin tanpa kendala. Dari
departemen logistik, masuk ke departemen HSE. Pada departemen ini memiliki
tugas umum sebagai kontrol dan pengawasan terhadap lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja untuk seminimal mungkin menghindari adanya kecelakaan
kerja yang mengakibatkan terjadinya cedera yang dialami karyawan berikut staf-
staf dari PT. Anugerah Bara Kaltim. Selanjutnya, masuk ke departemen
engineering dan produksi. Departemen engineering memiliki tugas sebagai
perencana, pengawasan, dan kontrol kegiatan penambangan. Untuk departemen
produksi memiliki tugas untuk pelaporan dari semua kegiatan yang ada di
penambangan milik ABK Group. Di satu minggu akhir, kembali masuk ke
departemen CHF untuk mempelajari lebih lanjut dan meminta tugas kerja praktek.
28
Secara keseluruhan, praktek dilaksanakan selama 5 minggu. Dimana di minggu
kelima, mahasiswa diarahkan ke fokus departemen untuk menjalani kerja praktek
dengan tugas-tugas tertentu. Tugas yang pertama adalah untuk menganilisis
diperlukan atau tidaknya tindakan setting ulang pada mesin crusher 1, 2, dan 3.
Tugas yang kedua adalah membantu kegiatan pengambilan dan preparasi
sampling batubara di laboratorium. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu kerja
dan waktu kerja praktek mahasiswa, maka mahasiswa dibatasi untuk mencatat
hasil pada laporan yang didapat dengan alat serta mengetahui proses
pengambilan proses sampling yang dilakukan di malam hari. Berikut lingkup
pekerjaan mahasiswa selama kerja praktek di PT. Anugerah Bara Kaltim.
4.1.1.1 CHF
PT. Anugerah Bara Kaltim memiliki departemen yang mempunyai tanggung jawab
umum untuk mengolah batubara dari tambang ke proses lebih lanjut, yaitu CHF.
Mengolahnya yang dimaksud adalah melakukan resizing dari raw coal ke ukuran
umum dari permintaan pasar yang diminta, yaitu ≤ 50 mm (5 cm). Raw coal yang
dimaksud disini adalah batubara yang masih berada di ukuran yang belum
seragam, dimana masih terdapat ukuran batubara dari tambang dari ukuran besar
sampai yang kecil. Batubara baru dapat dikatakan sebagai coal product apabila
ukurannya sudah cukup seragam yaitu kurang lebih 5 cm. Adapun kegiatan lain
yang dilakukan oleh departemen CHF adalah melakukan management stock pile,
manajemen perencanaan produksi dan peralatan serta manajemen pemuatan.
Setiap operasional yang dilakukan, selalu dilakukan pengontrolan terhadap
kualitas dari batubara. Pengambilan sampling dilakukan baik sebelum
pengambilan batubara dilapisannya sampai ke dalam tahap pengirimannya.
29
4.1.1.2 Areal Kerja CHF
Areal kerja yang dimiliki dari departemen ini meliputi:
a. Crushing plant
Pada areal kerja ini, departemen CHF mengolah batubara dari tambang yang
dibawa oleh Dump Truck (DT) yang berkisar di berat ± 20 Ton. Setelah itu,
batubara dibawa ke ROM (ROM 1 atau ROM 2) untuk ditumpuk sesuai dengan
kualitas batubara itu sendiri. Selanjutnya, batubara di bawa oleh loader atau
dozer ke mesin crusher untuk menyeragamkan ukuran sesuai SOP (Standard
Operational Procedure) yang telah ada. Batubara yang telah diproses dari
mesin crusher dibawa oleh conveyor menuju stock product.
b. Barging plant
Pada areal ini, departemen dari CHF membawa batubara lewat tripper ke
ponton lewat konveyor. Batubara yang dibawa ke ponton menyesuaikan dari
pembeli. Pada areal ini kita mengenal yang dimaksud dengan proses blending.
c. Maintenance
Sub.bagian dari departemen CHF adalah maintenance. Tugas dari seorang
maintenance adalah melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat penunjang
atau fasilitas yang terdapat pada departemen CHF yaitu alat-alat berat dimana
maintenance bertugas mengecek ketersediaan dari alat-alat berat yang
terdapat pada maintenance dan siap untuk dipakai atau ready for use.
d. Laboratorium
Setiap batubara yang melewati satu proses, CHF selalu memberikan porsi
batubaranya untuk dilakukan analisis mengenai kualitas batubara yang dimiliki.
Di crusher 1, 2, 3, dan barging pada tiap harinya diambil sampelnya untuk
dianalisis apakah kualitas batubara yang diproses, masuk ke dalam kualitas
yang diberikan oleh pembeli/buyer, karena tidak selamanya buyer
menginginkan batubara dengan satu kualitas saja, melainkan mereka
menyodorkan spesifikasi tersendiri dengan nilai toleransi yang telah
disepakati.
30
Gambar 4.1 Areal Kerja CHF
Sumber: PT. Anugerah Bara Kaltim
31
b. Crushing
Setelah batubara masuk area ROM, proses selanjutnya adalah resizing
batubara dengan mesin crusher. Pada proses ini, batubara yang melebihi
ukuran dari spesifikasi batubara yaitu ± 10 cm dipecah oleh mesin crusher.
Berikut komponen yang terdapat pada sebuah mesin crusher:
32
ponton ± 8 jam dan 270 feet dengan kapasitas yang diangkut 5500 MT dan
alokasi waktu pengisian ± 5 jam.
4.1.2 Logistik
Departemen logistik memiliki peranan dalam kegiatan operasional yang ada di PT.
Anugerah Bara Kaltim. Departemen logistik berperan dalam pemenuhan
kebutuhan alat-alat, alat-alat rumah tangga, obat-obatan, perbaikan atau service,
material-material.
33
kelompok besar yang disebut kelompok A (nilai investasi tinggi), B (nilai
investasi sedang) dan C (nilai investasi rendah). Metode ini sangat berguna di
dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang
paling penting dan perlu di prioritaskan dalam persediaan (Heizer & Reider,
2010).
b. Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Adalah sejumlah persediaan barang yang dapat dipesan pada suatu periode
untuk tujuan meminimalkan biaya dari persediaan barang tersebut
(Sabarguna, 2004).
c. Metode Reorder Point (ROP)
Adalah metode untuk memutuskan kapan mengajukan pemesanan kembali
agar terciptanya keseimbangan antara persediaan dengan permintaan.
d. Metode buffer stock
Adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi dan menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. (John & Harding, 2001)
34
4.1.2.1 Pengkategorian Barang di Gudang
Prosedural barang masuk dan keluar di PT. Anugerah Bara Kaltim site Bakungan
adalah seperti berikut :
a. Prosedural proses permintaan pembelian ke logistik
Proses berjalan mulai dari pembuatan PP (Permintaan Pembelian) → PP di
berikan dan setujui oleh kabag → kemudian di teruskan ke manajer → PP di
berikan dan di setujui manajer dan kabag → departemen logistik menerima PP
yang memenuhi syarat dan di setujui oleh kabag dan manajer → menerima
dan memproses PP kemudian memasukkan data ke komputer → dokumen
asli di kirim ke purchasing dan dokumen dicopy di file → proses pembelian
logistik Kledang.
b. Prosedural proses penerimaan barang (Asal barang dari logistik Kledang dan
supplier)
Proses berjalan mulai dari menyiapkan dokumen dan barang untuk dikirim →
proses pengiriman barang → barang dan dokumen dikirim ke site → dilakukan
pengecekan dokumen dan barang → jika sesuai barang di terima dan jika tidak
sesuai atau kurang jelas ditanyakan ke logistik Kledang → proses penempatan
barang di gudang → melakukan penyimpanan berkas dan penandatanganan
→ memasukkan data ke dalam komputer → menginfokan kepada departemen
terkait (departemen yang memesan barang tersebut) → departemen terkait
menerima info → melakukan prosedural pengambilan barang.
35
c. Prosedural pengambilan barang ke logistik
Proses berjalan mulai dari pembuatan SPB (Surat Pengambilan Barang) →
mengajukan SPB ke kabag → melakukan pengecekan SPB disetujui dan
sudah diperiksa oleh foreman / supervisor → jika SPB sudah sesuai dan
disetujui oleh foreman / supervisor → SPB di proses ke departemen logistik →
departemen logistik melakukan pengecekan → jika sudah di setujui oleh
foreman / supervisor dan kabag → diproses oleh departemen logistik → SPB
yang sudah memenuhi syarat dilakukan penginputan data pada komputer →
dokumen asli dikirim ke purchasing Kledang dan keterangan di masukkan ke
dalam file → petugas logistik menyiapkan barang yang mau diambil sesuai
SPB → departemen terkait menerima barang → selesai.
36
b. Menulis kartu pengisian BBM dan pengisian BBM pada A2B
Menulis kartu pengisian BBM guna mengetahui pemakaian BBM yang
digunakan dalam kegiatan operasional serta melakukan pengisian BBM pada
A2B.
Gambar 4.5 Pengisian Kartu Stok dan Pengisian BBM Pada A2B
Sumber: Dokumentasi Pribadi
37
a. Safety
Tujuan utama dari keberadaan bagian safety adalah untuk memastikan bahwa
kegiatan perusahaan dilakukan dengan aman dan sehat. Semua Upaya
pengawasan dapat dilaksanakan dengan benar mengacu pada work
instruction (instruksi Kerja dari manufaktur peralatan) work procedure
(prosedur kerja peralatan yang disesuaikan dengan kondisi tempat dan
suasana kerja dilapangan), serta mengacu pada regulasi (aturan yang
mengatur terhadap nilai resiko yang ditimbulkan) sehingga dapat
dipertahankan.
b. Environment
Environment mempunyai tujuan dalam hal pengelolaan lingkungan. Ketika
memulai penambangan, 70% - 80% harus bisa mengembalikan lingkungan
seperti semula. Pengelolaan lingkungan yang di maksud adalah melakukan
proses pemulihan pasca penambangan.Tentunya jika ada terjadi proses
pertambangan pasti menimbulkan dampak lingkungan. Dampak lingkungan ini
diminimalisir tingkat kerusakannya (tidak dapat dihilangkan). Semua itu harus
sesuai dengan peraturan pemerintah salah satunya yaitu AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan). Proses pengelolaan lingkungan berupa
revegetasi, recontouring, pengelolaan asam tambang, pengukuran kualitas
udara, keadaan rona awal dan sesudah, kebisingan (aktivitas di sekitar
pemukiman), pengukuran kualitas tanah.
Departemen HSE memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan, hal ini
dikarenakan setiap aktivitas atau kegiatan yang di lakukan tentu memiliki bahaya
dan tingkat bahaya yang berbeda-beda. Maka dari itu departemen HSE wajib
untuk mengingatkan kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali mengenai bahaya-
bahaya yang ada dan mungkin dapat terjadi di tempat kerja, baik itu pekerja di
kantor atau pun pekerja di lapangan. Dari segi lingkungan departemen HSE
memiliki peranan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meminimalkan
dampak kerusakan yang terjadi akibat adanya suatu kegiatan yang bersangkutan
dengan lingkungan. Departemen HSE PT. Anugerah Bara Kaltim 60-70% lebih
banyak ke arah lingkungan dikarenakan pertambangan tentu memiliki dampak
yang besar terhadap lingkungan dan hal ini bukan berarti tidak mengindahkan dari
segi K3. K3 tetap dijalankan dan dilakukan sesuai SOP yang ada dan kebayakan
hal tersebut dilakukan dan diawasi oleh pihak-pihak kontraktor yang bekerja sama
dengan PT. Anugerah Bara Kaltim. Untuk masalah lingkungan HSE terjun
38
langsung ke lapangan dalam menangani hal tersebut. Departemen HSE di PT.
Anugerah Bara Kaltim (owner) bertugas sebagai pengawas.
39
v. Melakukan inspeksi terencana dan tidak terencana
Inspeksi terencana dilakukan secara rutin dan terjadwal (sesuai dengan
rencana). Inspeksi terencana ini biasanya dilakukan 6 bulan sekali
bersama dengan kontraktor PAMA, RCI, NPI dan juga subkon. Inspeksi
terencana ini meliputi kegiatan seperti melaksanakan kegiatan razia di
jalur houling berupa pengecekan Kimper, batas ketaatan kecepatan
maksimal di jalur houling (50 km / jam), melaksanakan kegiatan inspeksi
di area kantor kontraktor berupa pengecekan kelengkapan alat atau
peralatan keselamatan, melaksanakan kegiatan razia sekaligus
sosialisasi kepada warga yang melakukan aktivitas seperti memancing
di kolam bekas pit dan mejelaskan akan bahaya yang bisa terjadi ketika
melakukan aktivitas di area tambang.
40
Tani Dusun Gintung (koordinator Bapak Nurwanto). Kontrak kerjasama
berlaku selama 6 bulan berupa SPK (Surat Perintah Kerja). Proses ini
dilakukan dalam 3 tahapan yaitu penanaman, pemupukan,
pemeliharaan. Pada bulan ketiga di lakukan pengecekan apakah ada
tanaman yang mati atau tidak, jika ada dilakukan penggantian tanaman
baru dan 6 bulan terakhir di lakukan pemeliharaan atau perawatan.
41
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau
lingkungan hidup dan atau membahayakan manusia. Klasifikasi atau
jenis limbah B3 menurut PP No. 19/1994 yaitu mudah meledak, mudah
terbakar bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat
korosif dan untuk limbah B3 yaitu grease/gemuk, oli bekas, filter oli,
freon, WD, dan thinner.
42
tinggi) dan kurang jernih maka akan di lakukan penambahan tawas untuk
menurunkan kadar TSS tersebut.
c. Kandungan besi (Fe) yang terdapat di dalam air memiliki syarat batasan
bakumutu sebesar 7mg/l. Dalam proses pengukuran Fe biasanya di lakukan di
laboratorium yang sudah diakui oleh DLHK sehingga hasil yang didapat sesuai
dengan ketentuan.
d. Kandungan mangan (Mn) yang terdapat didalam air memiliki syarat batasan
baku mutu sebesar 4mg/l. Dalam proses pengukuran Mn biasanya dilakukan
di Laboratorium yang sudah diakui oleh DLHK sehingga hasil yang didapat
sesuai dengan ketentuan.
4.1.4 Engineering
Departemen engineering di PT. Anugerah Bara Kaltim memiliki kepala bagian.
Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa dibimbing langsung oleh Bapak
Agus selaku kepala di bagian mine planning, Bapak Wartoyo di bagian geologist
dan Bapak Beni di bagian survey. Departemen engineering memiliki beberapa
subdepartement yang terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Geologist
Sub.departemen ini memiliki gambaran umum tugasnya sebagai tahap awal
sample batubara diambil dari tambang. Sampel ini belum diketahui kualitas
atau kandungan yang seperti apa. Maka, untuk departemen bertugas
menjalankan fungsi kontrol terhadap kualitas batubara dari adanya
kontaminasi dan mengambil sampel batubara, dengan menggunakan metode
CS (Channel Sampling).
43
Gambar 4.7 Kegiatan geologist
Sumber: Dokumentasi Pribadi
b. Survey
Pada sub.departemen survey yang menjadi tugas pada departemen ini terbagi
menjadi 4, yaitu:
i. Pengukuran natural
Setelah lahan yang ditambang sudah memasuki penyelesaian tahap land
clearing, Tim survey melakukan pengukuran lahan dengan
mempertimbangkan nilai toleransi yang dicapai. Perubahan pengukuran
dilihat perbulannya, dimana pengukurannya bergantung dengan kondisi
aktual di lapangan.
ii. Pengukuran progress
Biasanya pengukuran ini rutin dilaksanakan oleh survey untuk
pengukuran volume OB removal. Pengukuran OB removalnya pun tidak
langsung ditangani oleh owner (PT.ABK), namun diukur oleh kontraktor.
Dimana ini sebagai acuan dalam pembayaran kontraktor PT. ABK.
iii. Pengukuran situasi
Pengukuran ini yang ditangani secara normal oleh survey adalah
digunakan untuk situasi bekas penimbunan tanah, situasi jalan,
perhitungan koordinat. Dari pengukuran ini kita dapat mengetahui elevasi
44
keadaan tambang, jenjang, pemasangan batas-batas pit. Yang ditangani
secara khusus adalah di jetty. Dimana survey harus mengukur ketinggian
air dengan memasang patok-patok, lalu menentukkan titik mana saja
yang diukur, lalu hitung jarak dan mengontrol perbedaan tinggi yang ada.
Kontrol yang dilakukan melihat apakah kondisi patok-patok berubah /
bergeser dari kondisi awal.
iv. Pengukuran stockpile (Stock Opname)
Pengukuran ini biasa dilakukan satu bulan sekali. Tujuannya, untuk
mengetahui situasi aktual stok batubara.
c. Mine plan
Sub.departemen ini bertugas untuk pembuatan desain pit, pembuatan
perencanaan triwulan dan tahunan untuk site, mengontrol Stripping Ratio (SR)
untuk perencanaan, melakukan revisi dari desain awal jika diperlukan terhadap
penemuan batubara, membuat evaluasi budget (keuangan) tahunan dan
ketercapaian yang didapat, membuat peta tematik (regional), dan membuat
peta situasi untuk mengecek pola aliran / peta ekstrem.
4.1.1.5 Produksi
Departemen produksi di PT. Anugerah Bara Kaltim memiliki kepala bagian oleh
Bapak Pahala. Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa dibimbing langsung
oleh Bapak Srianto selaku foreman departemen produksi. Departemen Produksi
memiliki proses kegiatan seperti berikut:
45
Land Clearing
OB Removal
Ripping Blasting
Coal Getting
Coal Hauling
a. Land clearing
Yang harus diperhatikan saat kegiatan land clearing adalah harus
memperhatikan vegetasi atau semak yang diclearing atau dibersihkan. Lalu,
boundary clearing area apakah sudah aman atau belum. Selanjutnya, slope
area yang diclearing sudah diperhitungkan atau belum. Serta, pemilihan alat-
alat berat yang tersedia di lapangan dapat dipakai atau masih menunggu dulu.
b. Top soil removal
Top soil yang diambil dari tempat land clearing bisa ditempatkan langsung ke
disposal, apabila disposal tersebut sudah siap untuk ditebar. Top soil ditebar
dalam disposal harus ditimbun dengan ketebalan ± 30 cm. jika belum ada
disposal yang belum siap untuk ditebar top soil, maka top soil tersebut di stock.
46
c. OB removal
Awal proses OB removal adalah pemuatan OB (Over Burden) ke HD (Heavy
Duty). Setelah dimuat, HD mengeluarkan OB yang diangkut ke disposal yang
telah ditentukan. Sehingga, jika sudah memenuhi, proses pengangkutan OB
ke disposal diberhentikan.
d. Coal getting
Pengambilan batubara di tambang dan dibawa oleh dump truck
memungkinkan terjadinya batubara yang tercecer keluar muatan. Disini, coal
picker berfungsi. Tak hanya itu, coal picker juga menjaga coal dari kontaminasi
dan mengawasi persediaan batubara yang diambil.
e. Coal houling
Pengambilan batubara untuk sampai ke tempat proses batubara menjadi
sebuah produk harus dibuat sebuah jalur dari tambang.
47
h. Melakukan tanya-jawab sehubungan dengan pekerjaan jika ada hal yang tidak
dimengerti.
Sebagai rincian dari tahapan kerja yang dilakukan di departemen CHF antara lain:
48
Raw Coal
Yes
NO Blending ? YES
NO Cukup ?
YES
Barging
Loading muatan ke
Shipment
ponton
49
Pembimbing lapangan mengarahkan untuk membahas tentang pengambilan,
pengujian dan metode penghitungan dari sampling sizing perusahaan. Namun,
pembimbing juga memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk mengetahui
proses yang lain.
50
b. Preparasi
Untuk mempersiapkan pengujian sampling ukuran terhadap batubara, petugas
laboratorium mempersiapkan batubara mana yang diambil sebagai sampel
untuk pengujian. Tahap ini dilakukan untuk mengambil batubara yang mewakili
dalam pengujian. Batubara yang diambil dari konveyor menggunakan karung
disebar pada papan baja untuk kemudian dimasukkan ke dalam ember. Ember
tersebut sebagai alat untuk mengumpulkan batubara yang dipilih tadi, yang
kemudian dihitung beratnya dan masuk ke dalam pengujian.
51
Gambar 4.12 Penimbangan Batubara
Sumber: Dokumentasi Pribadi
d. Pengujian sampling
Proses ini dilakukan dengan alat seperti keranjang yang terdapat lubang kotak
pada semua dasarnya yang berukuran 5 cm x 5 cm. alat ini membantu
menyatakan bahwa batubara yang lolos atau tidak sesuai standar yang sudah
ada. Sehingga, dengan berat batubara yang tidak lolos atau lolos kemudian
ditimbang kembali untuk mengetahui masing-masing beratnya.
52
e. Penghitungan sampling lolos atau tidak lolos
Sesudah ditimbang, pencatatan berat batubara yang lolos dan tidak lolos dari
alat kemudian dihitung. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑇𝑇𝐻) (4.1)
Tertahan (TTH) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
x 100 %
Dan dari hasil yang mahasiswa dapat menyatakan bahwa mesin crusher 1 dan 3
harus dilakukan setting ulang karena dari hasil yang didapat, mesin crusher 1
menghasilkan batubara yang tertahan sebesar 10,40 % dan mesin crusher 3
menghasilkan batubara yang tertahan sebesar 15,42 %. Sedangkan, untuk mesin
crusher 2 menghasilkan batubara yang tertahan sebesar 4.85 %.
53
Diketahui:
Draft Forward : Port = 0.7 STBD = 0.72 Mean = 0.710
Draft Aft : Port = 0.95 STBD = 1.00 Mean = 0.990
Mean Draft Forward & Aft = 0.850
Mean of Mean = 0.850
Draft Corrected for Hogging and Sagging = 0.850
Displacement = 1,600 MT
Trim by the Head / stem = 0.200
Displacement Corrected for trim = 1,600 MT
Observed Density = 0.995
Correction for Density = - 47 MT
Displacement Corrected for Density = 1,553 MT
Store and Ballast = 1,533 MT
Initial = 1,553 MT
Penghitungan:
0.7+0.72
Draft Forward: Mean = 2
= 0.71
0.9+1
Draft Aft: Mean = 2
= 0.99
0.71+0.99
Mean Draft FWD & Aft = 2
= 0.85 (𝐿𝑖ℎ𝑎𝑡 𝐾𝑒 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙)
1,699−1,501.73
Displacement = 10
𝑥 5 + 1,501.73 (𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙) = 1600 𝑀𝑇
1,699−1501.73
Ton per cm = 10
= 19.727 ton / cm
54
Gambar 4.15 Data Initial Ponton
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dikarenakan keterbatasan waktu jam kerja, Untuk penghitungan kapal ponton final
penulis tidak dapat melihat. Namun, kurang lebih hampir sama dengan
penghitungan ponton saat initial.
55
5, lamanya dozer mendorong batubara ke hopper dikalikan dengan 3.4. Jadi,
bisa kita rumuskan sebagai berikut:
b. Penghitungan loader
Pada penghitungan ini, dipakai jumlah seberapa banyak loader memberikan
batubaranya ke hopper dikalikan dengan muatan penuh atau kapasitas bucket
masing-masing loader baik yang tipe loader 980 H dengan muatan penuh 5.2
ton ataupun 966 G dengan muatan penuh 4.7 ton. Jika dirumuskan seperti
dibawah ini:
4.4.4.1 Preparasi
Tahap preparasi batubara adalah sebagai berikut:
a. Batubara dikeluarkan dari karung dan dihamparkan ke plat baja dan diberikan
spot-spot sebagai berikut :
56
b. Timbang berat batubara ditambahkan berat ember. Jika sample terlihat basah,
batubara dihamparkan kembali dan diangin-anginkan untuk selanjutnya
ditimbang kembali dengan perhitungan % ADL.
c. Setelah ditimbang, batubara dimasukkan ke jaw crusher untuk dipecah atau
resizing agar menjadi ukuran 11,2 mm.
d. Setelah resizing, batubara dimasukkan ke rotary sample yang memiliki 8
mangkuk untuk membantu pembagian batubara yang nanti dimasukkan ke
mesin drying. Dimana pembagian adalah 2/8 untuk GA, 2/8 untuk total
moisture, 2/8 untuk disimpan bilamana terdapat re-check, dan 2/8 dibuang
menjadi limbah.
e. Untuk sample TM dan GA, selanjutnya dihampar ke tray, lalu ditimbang dan
dimasukkan ke dalam mesin drying dengan suhu 30o selama 6 jam.
f. Setelah masuk ke dalam mesin drying selama 6 jam, pada sample TM
dilakukan penimbangan kembali. Timbang tiap jam berikutnya untuk dihitung
% ADL 2.
g. Setelah ditimbang per jamnya, masukkan sample ke mesin crusher 4,75 mm
dan dilanjutkan ke 3,35 mm.
h. Ambil 300 gram dan dimasukkan ke dalam botol sample untuk kemudian
dianalisa RM.
i. Untuk sample GA, setelah 6 jam, dikeluarkan dari mesin drying untuk
ditimbang kembali.
j. Setelah ditimbang, masukkan sample ke mesin raymondmill menjadi ukuran
0,212 mm, dan dimasukkan ke dalam botol.
k. Setelah itu, sample akan dianalisis untuk analisa IM, Ash, VM, TS, & CV
l. Setelah melalui tahapan preparasi, sample dianalisa dengan masing – masing
prosesnya.
4.4.4.2 Analisis
Dalam menganalisis kandungan dalam sebuah batubara memiliki beberapa
parameter kualitas batubara yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu:
a. Caloric Value (CV)
Adalah nilai energi yang dihasilkan dari hasil pembakaran batubara. Dimana
nilai kalori tersebut terbagi dalam basis parameter yaitu ADB, ARB, dan DAF.
ADB (Air Dry Basis) adalah basis dimana suatu parameter kualitas
dikondisikan seolah-olah tidak mengandung moisture/ kandungan air. ARB
(Ash Received Basis) adalah basis yang menyatakan parameter kualitas
57
batubara pada saat diterima. DAF (Dry Ash Free) adalah basis untuk
menyatakan suatu parameter kualitas batubara yang dikondisikan seolah-olah
batubara tersebut tidak mengandung moisture / kandungan air dan ash /
pengotor.
Prosedur yang harus dilakukan untuk diketahui nilai kalori dari batubara adalah
sebagai berikut:
i. Batubara ditimbang 1 gram sampel batubara ke dalam crubicle calori
ii. Crubicle calori dipasang ke penyangga sampel diantara bomb calori dan
dihubungkan ke kawat pembakar dengan panjang standar yang melintasi
terminal bomb
iii. Masukkan bomb calori ke botol penampang
iv. Masukkan air sebanyak 10 ml ke botol penampang bomb calori
v. Masukkan oksigen ke botol sebanyak 24 atm
vi. Isi bejana dengan volume air standar bersuhu 29,5o C
vii. Masukkan bomb calori ke dalam bejana calorimeter
viii. Pasangkan elektroda ke botol, lalu ditutup pada posisinya
ix. Tutup calorimeter secara perlahan
x. Tunggu selama 15 menit, pada saat menit ke 7 sampai 10 menit
b. Proximate analysis
Analisis proximate terdiri dari:
i. ADM ( Air Dried Moisture)
Merupakan moisture yang terkandung dalam batubara setelah batubara
tersebut dikeringkan dari udara.
ii. Ash content
Material batubara yang tidak terbakar setelah pembakaran sample
iii. Volatile matter
Merupakan bagian organik batubara yang menguap pada saat
dipanaskan pada suhu tertentu.
iv. Total sulfur
Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi dan pada umumnya
bersifat heterogen sekalipun dalam satu seam batubara yang sama.
v. Total moisture
Total moisture didefinisikan sebagian semua moisture yang terdapat
dalam batubara yang tidak terikat secara kimia dalam sebuah substansi
batubara atau kandungan mineralnya.
58
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
a. Perlu adanya alat pendeteksi (PLC OMRON) ukuran di mesin crusher, agar
ketika batubara yang lewat dan sudah masuk ke chain feeder berukuran lebih
dari yang ditentukan dapat dipecahkan terlebih dahulu. Karena batubara
tersebut dapat menyebabkan tersangkut atau gerigi dari crusher bisa slip.
b. Wajib adanya baju khusus untuk kegiatan di laboratorium karena dapat
mengganggu kesehatan dari para pekerja di laboratorium.
59
DAFTAR PUSTAKA
Program Studi Teknik Industri, FTI, UAJY, 2017, Buku Pedoman Pelaksanaan &
Penulisan Laporan Kerja Praktek. Diakses pada tanggal 14 November
2017 dari https://fti.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/Buku-
Pedoman-Pelaksanaan-Penulisan-Laporan-KP-Rev2017.pdf
60