KATA PENGANTAR
Kata Pengantar i
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
Agar pelaksanaan dokumen ini lebih efektif, efisien, terarah dan konsisten,
maka kita perlu membangun kebersamaan komitmen pada perumusan dan
pengambilan kebijakan umum, program unggulan dan prioritas sebagaimana telah
diatur berdasarkan waktu pelaksanaan sesuai dengan target pencapaian kinerja
dari masing-masing sasaran, bidang urusan pemerintahan dan SKPD
penanggungjawab.
Dalam penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Bone Bolango ini, telah
melibatkan peran serta stakholder atau pemangku kepentingan dalam upaya
menghasilkan RPJMD Bone Bolango yang menampung aspirasi dari masyarakat
serta mengantisipasi kebutuhan pembangunan dalam jangka waktu lima tahunan
dan tahunan.
Akhirnya, saya selaku Bupati Bone Bolango mengajak kepada seluruh
aparatur Pemerintah serta para pemangku kepentingan untuk memohon petunjuk
dan bimbangan ALLAH SWT agar kita senantiasa diberi kemampuan dan
kekuatan lahir batin untuk bekerjasama, ikhlas dan penuh semangat dalam
melaksanakan seluruh kebijakan dan program pembangunan yang telah
ditetapkan demi “Terwujudnya Bone Bolango cemerlang 2021”.
Sekian dan terima kasih
Wabillahi Taufiq wal Hidayah
Wassalam’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
H. HAMIM POU
Kata Pengantar ii
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2021
DAFTAR ISI ii
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2021
DAFTAR TABEL
Tabel 2.24 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru SMP . . . . . . . 31
Tabel 2.25 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru SMA. . . . . . . 31
Tabel 2.26 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Guru SMK. . . . . . . 32
Tabel 2.27 Angka Putus Sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
Tabel 2.28 Jumlah Guru yang telah memiliki Ijazah S1 . . . . . . . . . . . . . . . . 33
Tabel 2.29 Jumlah Fasilitas Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
Tabel 2.30 Jumlah tenaga kesehatan menurut Unit Kerja dan Sarana
Pelayanan Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
Tabel 2.31 Jumlah Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi . . . . . . 43
Tabel 2.32 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Keg. Utama . . . . 45
Tabel 2.33 Jumlah Koperasi menurut Jenis Koperasi . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Tabel 2.34 Perkembangan UMKM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47
Tabel 2.35 Wirausaha Baru (WUB) UMKM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47
Tabel 2.36 Data Rekapitulasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah . . . . . . . . 47
Tabel 2.37 Perkembangan Sektor Industri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
Tabel 2.38 Koperasi Aktif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
Tabel 2.39 Jumlah Pasar Menurut Jenis dan Kecamatan . . . . . . . . . . . . . 49
Tabel 2.40 Jumlah Pasar, Toko dan Kios Menurut Kecamatan . . . . . . . . . . 50
Tabel 2.41 PNS Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin . . . . . . . . 51
Tabel 2.42 Luas Lahan Sawah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
Tabel 2.43 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah . . . . . . . . 52
Tabel 2.44 Data Produksi Perikanan Tangkap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
Tabel 2.45 Data Produksi Peralatan Tangkap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
Tabel 2.46 Produksi perikanan Laut Yang Dijual di TPI . . . . . . . . . . . . . . . 53
Tabel 2.47 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Laut . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
Tabel 2.48 Perkembangan Sumber daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
Tabel 2.49 Produksi Hasil Hutan Non HPH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
Tabel 2.50 Luas Lahan Kritis, Reboisasi dan Penghijauan . . . . . . . . . . . . . 55
Tabel 2.51 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung . . . . . . . . . . 56
DAFTAR ISI iv
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2021
DAFTAR ISI v
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2021
DAFTAR ISI vi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2021
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI ix
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
LAMPIRAN PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BONE
BOLANGO NOMOR 6 TAHUN
2016 TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH TAHUN
2016-2021
BAB
PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
Peranan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik dan daya saing daerah semakin
penting di era otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adanya
pergeseran pengelolaan pembangunan dari pendekatan sentralistis menjadi
pendekatan otonomi daerah memberikan peluang dan sekaligus tantangan
bagi Pemerintah Daerah untuk membangun daerahnya berdasarkan potensi
dan kemampuan yang dimilikinya secara berkelanjutan. Berbagai urusan
wajib dan urusan pilihan yang masuk dalam urusan pemerintahan yang
konkuren serta urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah telah
diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka
meningkatkan kinerja pembangunan di daerah, termasuk di dalamnya dalam
BAB I. PENDAHULUAN 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
Gambar 1.1
Tahapan dan Jadwal penyusunan Dokumen RPJMD
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2016-2020
BAB I. PENDAHULUAN 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
BAB I. PENDAHULUAN 11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
dari visi dan misi kepala SKPD yang diturunkan dari visi dan misi Kepala
Daerah. Renstra SKPD lebih rinci sampai ke kegiatan karena ruang
lingkupnya lebih kecil, yaitu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) dari institusi bersangkutan. Renstra SKPD merupakan dokumen
perencanaan SKPD untuk periode 5 tahun.
4. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) / Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) merupakan rencana jabaran dari RPJM yang berisikan kebijakan,
program, dan kegiatan untuk 1 tahun (annual planning) sesuai dengan
sumber daya yang tersedia pada tahun bersangkutan, khususnya
dana.RKPD selanjutnya dijadikan dasar untuk penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
5. Rencana Kerja Institusi (Renja) atau Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD) juga merupakan rencana tahunan
bersifat operasional yang isinya merupakan jabaran dari Renstra yang
dibuat oleh masing-masing SKPD sesuai dengan tupoksinya
BAB I. PENDAHULUAN 12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
Gambar 1.2
Hubungan Antar Dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya
BAB I. PENDAHULUAN 13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan
antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan
penyusunan RPJMD Kabupaten Bone Bolango.
BAB I. PENDAHULUAN 14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
Memuat dan menjelaskan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.
BAB I. PENDAHULUAN 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN BONE BOLANGO 2016-2021
dengan maksud sebagai panduan, arahan dan alat kontrol bagi pemerintah
Kabupaten Bone Bolango dalam proses penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang bertujuan untuk ;
1. Menetapkan Visi Misi dan program pembangunan daerah.
2. Memberikan arah kebijakan pelaksanaan pembangunan.
3. Memperkuat koordinasi pelaksanaan pembangunan daerah.
4. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah,
antar ruang, antar waktu dan antar fungsi pemerintah.
5. Menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan.
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya pembangunan secara
efisien, efektif dan berkelanjutan.
7. Pedoman dalam penyusunan RKPD, Renstra SKPD, Renja SKPD, dan
rencana penganggaran.
8. Tolak ukur penilaian keberhasilan penyelenggaraan Pemerintah Daerah
dibawah kepemimpinan Kepala Daerah.
9. Tolak ukur penilaian keberhasilan kinerja SKPD sesuai tugas fungsi dan
kewenangan.
10. Pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pembangunan di daerah.
11. Instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam
mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan penyaluran
aspirasi masyarakat.
BAB I. PENDAHULUAN 16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATE BONE BOLANGO 2016-2020
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Bone Bolango
B. Kondisi/kawasan
Wilayah Bone Bolango memiliki karakteristik yang beragam. Sebagian
wilayah terdiri atas wilayah pesisir, wilayah pegunungan atau dataran tinggi dan
wilayah terpencil. Ada lima kecamatan yang merupakan wilayah pesisir yang
terbentang disepanjang 61 kilometer pesisir pantai. Kecamatan tersebut yakni
kecamatan Kabila Bone, Kecamatan Bonepantai, Kecamatan Bulawa, Kecamatan
Bone Raya dan Kecamatan Bone. Beberapa kecamatan yang termasuk kategori
wilayah terpencil antara lain Kecamatan Pinogu dan Kecamatan Bulango Ulu.
Sebagian besar wilayah Bone Bolango merupakan daerah pegunungan yang
tersebar pada wilayah timur (Kecamatan Pinogu dan sebagian wilayah Suwawa
Timur dan Suwawa Selatan), wilayah utara (Bulango Ulu dan sebagian wilayah
Bulango Utara) dan sebagian desa di wilayah selatan pesisir.
2.1.1.3 Topografi
Sebagian besar wilayah Bone Bolango merupakan daerah dataran tinggi
(pegunungan) dengan kondisi topografi yang terbagi kedalam 3 (tiga) kelompok,
yakni :
a. Kondisi lahan dengan permukaan dataran tinggi (bergunung) atau berada pada
kemiringan lereng di atas 40%. Persebaran lahan berada di Kecamatan
Suwawa, Bonepantai, Kabila dan Bulango Utara.
b. Kondisi lahan dengan relief berbukit (bergelombang) dengan tekstur morfologi
sedang. Persebaran lahan sebagian besar berada di setiap Kecamatan di
Kabupaten Bone Bolango.
c. Kondisi dengan relief permukaan rendah. Persebaran lahan berada di
Kecamatan Tapa, Suwawa dan Kabila.
Gambar: 2.2
Peta Topografi Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.2
Ketinggian Daerah Kabupaten Bone Bolango
dari Permukaan Laut
KETINGGIAN DARI
LUAS (Ha)
PERMUKAAN LAUT
25 – 100 meter 14,41
100 – 500 meter 48,65
500 – 1000 meter 27,85
> 1000 meter 9,09
Sumber Data : BPS Kabupaten Bone Bolango
2.1.1.4 Geologi
2.1.1.5 Hidrologi
2.1.1.5.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)
Wilayah Bone Bolango dilalui oleh beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS).
Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar yang melalui wilayah ini adalah Daerah Aliran
Sungai (DAS) Bone dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bolango, dimana Kecamatan
yang dilalui adalah Kecamatan Suwawa, Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tapa.
Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ini adalah ± 265.000 Ha dengan panjang sungai
utama 100 Km yang bermuara ke Teluk Tomini. Kedua DAS ini bermuara pada satu
tempat yaitu Teluk Tomini/Teluk Gorontalo. Di samping itu juga ditemukan banyak
DAS-DAS kecil lainnya yang umumnya terdapat di hampir seluruh wilayah
pegunungan di pinggiran kawasan pantai.
Gambar : 2.3
Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.3
Nama-Nama Sungai Besar dan Kecil
Di Kabupaten Bone Bolango
NAMA SUNGAI PANJANG (KM) KECAMATAN YANG
Bone 90,00 Suwawa, Botupingge, Kabila
DILALUI
Bolango 40,00 Tapa, Bulango, Tilongkabila
Tamboo 3,50 Kabila Bone
Inengo 10,25 Kabila Bone
Kiki 5,00 Kabila Bone
Molotabu 5,50 Kabila Bone
Aladi 5,00 Kabila Bone
Bututonuo 7,25 Kabila Bone
Oluhuta 3,75 Kabila Bone
Olele 4,00 Bone Pantai
Tolotio 6,25 Bone Pantai
Butalo 11,50 Bone Pantai
Bilungala 15,00 Bone Pantai
Tongokiki 6,50 Bone Pantai
Tongodaa 2,75 Bone Pantai
Uabanga 7,75 Bone Pantai, Bone Raya
Tombulilato 20,00 Bone Raya
Ombulo 3,50 Bone Raya
Mamunga Daa 7,00 Bone Raya
Mopuya Daa 5,00 Bone Raya
Mopuya Kiki 3,50 Bone Raya
Tapambudu 3,25 Bone Raya, Bone
Monano 9,50 Bone
Topidaa 3,50 Bone
SogitaDaa 6,50 Bone
Sogita Kiki 5,50 Bone
Taludaa 18,00 Bone
Sumber Data : Peta Rupa Bumi Indonesia, Tahun 199
2.1.1.5.2 Danau
Di Kabupaten Bone Bolango terdapat Danau Perintis Suwawa yang secara
potensial mempunyai nilai ekonomis bagi pengembangan bidang-bidang
kepariwisataan, pengairan, dan energi. Danau Perintis yang terdapat di Desa
Huluduotamo Kec. Suwawa ± 11 Km dari pusat kota Gorontalo dapat ditempuh ± 12
menit dengan kendaraan darat. Danau perintis merupakan obyek wisata seluas ± 6
Ha yang memiliki nilai sejarah dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengairan
sawah. Air yang mengalir ke Danau Perintis berasal dari mata air pegunungan yaitu
mata air Lulahu dan mata air Poso. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu berperahu,
memancing, renang dan rekreasi/perkemahan.
2.1.1.5.3. Cekungan Air Tanah
Secara umum berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 26 Tahun
2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, kondisi hidrologi berdasarkan wilayah
cekungan air tanah di Provinsi Gorontalo ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) wilayah
cekungan air tanah yang 4 (empat) diantaranya terdapat dalam wilayah Kabupaten
Bone Bolango, yakni:
1. Cekungan Air Tanah (CAT) Bone
Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Bone Bolango Propinsi
Gorontalo, dan sebagian wilayah Kab. Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi
Utara (cekungan air tanah lintas propinsi), dengan luas daerah sekitar 326 km2.
Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1230 30’8.53” - 1230 44’6.89” Bujur
Timur dan 0024’06.01” – 0036’50.34” Lintang Utara.
2. Cekungan Air Tanah (CAT) Pinogu
Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air
tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 112 km2. Secara geografis
daerah ini terletak di sekitar 123019’40.13” - 123030’59.01” Bujur Timur dan
0025’59.34” – 0032’05.13” Lintang Utara.
3. Cekungan Air Tanah (CAT) Tombulilato
Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air
tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 35 km2. Secara geografis
daerah ini terletak di sekitar 1230 14’24.94” - 1230 22’35.01” Bujur Timur dan
0018’31.27” – 0021’31.01” Lintang Utara.
2.1.1.6 Klimatologi
Suhu udara di Kabupaten Bone Bolango berkisar antara 21,21 oC sampai
dengan 40,34oC dengan rata-rata 26,68oC. Temperatur terendah terjadi pada bulan
September sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan Januari. Sedangkan rata-
rata kelembaban udara berkisar 70 persen sampai dengan 85 persen. Temperatur
terendah terjadi pada bulan September sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan
Januari. Sementara itu, jumlah curah hujan selama Tahun 2014 di Kabupaten Bone
Bolango, tertinggi terjadi di bulan November sebesar 321 mm dan total hari hujan
selama Tahun 2014 adalah 152 hari.
Bone Bolango terbagi dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan
budidaya memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan,
terutama pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan dan
pariwisata. Potensi pertanian dan perikanan merupakan sektor yang menjadi
prioritas pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Gambar 2.4
Peta Rawan Longsor
Kabupaten Bone Bolango
tinggi, peresapan air yang rendah, pendangkalan dan penyempitan alur sungai dan
pendangkalan muara sungai. Sisi lain, peristiwa banjir memberikan arahan tafsiran
bahwa telah terjadi degradasi ekosistem up land, sehingga ekosistem tersebut tidak
mampu melakukan fungsi secara maksimal. Daerah rawan bajir diantaranya:
a. sebagian Kecamatan Bulango Timur (desa Bulotalangi, Bulotalangi Barat,
Bulotalangi Timur, Popodu dan desa Toluwaya);
b. sebagian Kecamatan Bulango Utara (desa Bandungan, Boidu, Kopi, Lomaya,
Sukadamai dan desa Tupa);
c. sebagian Kecamatan Tapa (desa Dunggala, Kramat, Langge, Talulobutu,
Talulobutu Selatan dan desa Talumopatu);
d. sebagian Kecamatan Bulango Selatan (desa Ayula Selatan, Ayula Tilango, Ayula
Timur, Ayula Utara, Huntu Selatan, Huntu Utara, Lamahu, Mekar Jaya, Sejahtera
dan desa Tinelo Ayula);
e. sebagian Kecamatan suwawa (desa Boludawa, Bube, Bube Baru, Bubeya,
Tinelo, Tingkohobu, Tingkohobu Timur dan desa Ulanta);
f. sebagian Kecamatan Suwawa Selatan (desa Bondawuna, Bonde Raya,
Bonedaa, Bulontala, Bulontala Timur, Libungo, Molintogupo dan desa Pancuran);
g. sebagian Kecamatan Suwawa Timur (desa Dumbaya Bulan, Panggulo,
Poduwoma, Tilangobula, Tulabolo dan desa Tulabolo Timur);
h. sebagian Kecamatan Suwawa Tengah (desa Alale, Duano, Lombongo,
Lompotoo, Tapadaa dan desa Tolomato);
i. sebagian Kecamatan Kabila Bone (desa Oluhuta);
j. sebagian Kecamatan Bulawa (desa Kaidundu Barat, Mamungaa Timur dan desa
Nyiur Hijau);
k. sebagian Kecamatan Bone Pantai (desa Lembah Hijau, Tamboo dan desa
Tolotio);
l. sebagian Kecamatan Bone Raya (desa Mootayu);
m. sebagian Kecamatan Bone (desa Bilolantunga, Cendana Putih, Inogaluma,
Masiaga, Molamahu, Monano, Muara Bone, Sogitia, Taludaa, Tumbuh Mekar
dan desa Waluhu);
n. sebagian Kecamatan Botupingge (desa Buata, Luwohu, Panggulo, Panggulo
Barat, Tanah Putih, Timbuolo, Timbuolo Tengah dan desa Timbuolo Timur);
o. sebagian Kecamatan Kabila (desa Dutohe, Dutohe Barat, Oluhuta, Oluhuta
Utara, Padengo, Pauwo, Poowo, Poowo Barat, Talango, Tanggilingo, Toto
Selatan dan desa Tumbihe); dan
p. sebagian Kecamatan Tilongkabila (Bongopini, Mootilango, Permata, Tamboo dan
desa Tunggulo Selatan).
Upaya penanganan / pengelolaan kawasan rawan banjir adalah pengupayaan
tidak peruntukkan sebagai kawasan permukiman ; pembatasan kegiatan yang dapat
merusak dan/atau mempengaruhi kelancaran sistem drainase ; pemantapan
kawasan lindung ; reboisasi dengan tanaman khusus ; pembuatan rumah panggung
beserta jalur drainasenya ; serta penanganan dan pengelolaan kawasan rawan
banjir dapat dilakukan melalui penambahan daerah resapan air.
Gambar 2.5.
Peta Rawan Banjir
Kabupaten Bone Bolango
2.1.4 Demografi
2.1.4.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, penduduk
pertengahan tahun 2014 Kabupaten Bone Bolango adalah sebesar 148.971 jiwa.
Sedangkan berdasarkan proyeksi BPS, jumlah penduduk Kab. Bone Bolango pada
tahun 2014 adalah sebesar 151.094 jiwa. Dengan rincinan jumlah penduduk laki-laki
sebesar 75.729 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 75.365 jiwa.
Penduduk Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014 yang tersebar di 18
kecamatan berjumlah 151.094 jiwa. Kecamatan Bulango Selatan dengan Luas
daerah 9,87km2 dan ditempati oleh 10.417 penduduk, merupakan kecamatan
dengan penduduk paling padat apabila dibandingkan dengan 17 kecamatan lainnya.
Sex ratio atau angka perbandingan antar jenis kelamin penduduk tahun 2014
sebesar 101. Artinya bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan.
Untuk beberapa kecamatan seperti Tapa, Bulango Selatan, Bulango Timur, Kabila,
dan Tilongkabila angka sex rationya kurang dari 100%.
Tabel. 2.5.
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
LUAS PENDUDUK KEPADATAN
KECAMATAN PENDUDUK
KM % JUMLAH % (ORANG/KM)
1. Tapa 64,41 3,17 7 637 4,85 119
2. Bulango Utara 176,1 8,68 7 699 4,88 44
3. Bulango Selatan 9,87 0,49 10 417 6,61 1 055
4. Bulango Timur 10,82 0,53 5 556 3,52 513
5. Bulango Ulu 78,41 3,86 4 049 2,57 52
6. Kabila 193,45 9,53 22 885 14,52 118
7. Botupingge 47,11 2,32 6 245 3,96 133
8. Tilongkabila 79,74 3,93 17 815 11,3 223
9. Suwawa 33,51 1,65 12 331 7,82 368
10. Suwawa Selatan 184,09 9,07 5 341 3,39 29
11. Suwawa Timur 127,8 6,3 5 405 3,43 43
12. Suwawa Tengah 64,7 3,19 6 247 3,96 97
13. Pinogu 406,78 20,04 1 959 1,24 5
14. Bonepantai 161,82 7,97 11 000 6,98 68
15. Kabila Bone 143,51 7,07 11 301 7,17 79
16. Bone raya 64,12 3,16 6 788 4,31 106
17. Bone 72,71 3,58 9 710 6,16 134
18. Bulawa 111,01 5,47 5 239 3,32 47
Bone Bolango 2 029,96 100 157 624 100 78
Sumber Data: KDA Bone Bolango Tahun 2015
Tabel. 2.6.
Jumlah dan Rasio Penduduk Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
PENDUDUK
KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH RASIO
1. Tapa 3 737 3 900 7 637 96
2. Bulango Utara 3 875 3 824 7 699 101
3. Bulango Selatan 5 164 5 253 10 417 98
4. Bulango Timur 2 721 2 835 5 556 96
5. Bulango Ulu 2 094 1 955 4 049 107
6. Kabila 11 271 11 614 22 885 97
7. Botupingge 3 187 3 058 6 245 104
8. Tilongkabila 8 811 9 004 17 815 98
9. Suwawa 6 171 6 160 12 331 100
10. Suwawa Selatan 2 719 2 622 5 341 104
11. Suwawa Timur 2 782 2 623 5 405 106
12. Suwawa Tengah 3 181 3 066 6 247 104
13. Pinogu 1 008 951 1 959 106
14. Bonepantai 5 569 5 431 11 000 103
15. Kabila Bone 5 811 5 490 11 301 106
16. Bone raya 3 441 3 347 6 788 103
17. Bone 4 958 4 752 9 710 104
18. Bulawa 2 706 2 533 5 239 107
Kab. Bone Bolango 79 206 78 418 157 624 101
Sumber Data: KDA Bone Bolango Tahun 2015
Grafik 2.1.
Struktur Umur Penduduk Kab. Bone Bolango
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
LAJU
PENDUDUK
PERTUMBUHAN
KECAMATAN
2000- 2010-
2000 20101 2014
2010 2014
1. Tapa 6 085 6 871 7 321 12,92 6,55
2. Bulango Utara 5 961 6 933 7 380 16,31 6,45
3. Bulango Selatan 7 479 9 711 9 985 29,84 2,82
4. Bulango Timur 4 208 4 995 5 326 18,7 6,63
5. Bulango Ulu 2 900 3 612 3 881 24,55 7,45
6. Kabila 16 378 21 004 21 937 28,25 4,44
7. Botupingge 4 492 5 598 5 986 24,62 6,93
8. Tilongkabila 12 933 16 569 17 077 28,11 3,07
LAJU
PENDUDUK
PERTUMBUHAN
KECAMATAN
2000- 2010-
2000 20101 2014
2010 2014
9. Suwawa 8 237 10 688 11 820 29,76 10,59
10. Suwawa Selatan 3 875 4 796 5 120 23,77 6,76
11. Suwawa Timur 5 793 6 578 5 181 13,55 -21,24
12. Suwawa Tengah 4 603 5 716 5 988 24,18 4,76
13. Pinogu -- -- 1 878 -- --
14. Bonepantai 7 865 9 776 10 544 24,3 7,86
15. Kabila Bone 7 816 9 755 10 833 24,81 11,05
16. Bone raya 4 978 5 876 6 507 18,04 10,74
17. Bone 6 856 8 674 9 308 26,52 7,31
18. Bulawa 4 307 4 763 5 022 10,59 5,44
Kab. Bone Bolango 114 766 141 915 151 094 23,66 6,47
Sumber Data: KDA Bone Bolango Tahun 2014
2.1.4.3. Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun
2013, sebagian besar atau sekitar 28,74% penduduk Bone Bolango bekerja
disektor pertanian, diikuti sektor jasa sebesar 25,93%, dan sisanya tersebar pada
sektor-sektor lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwasektor pertanian cenderung
berperan strategis dalam pengurangan angka pengangguran. Penyerapan tenaga
kerja yang cukup besar pada sektor pertanian terserbut sangatlah beralasan
mengingat ketersediaan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Bone
Bolango sangatlah besar baik untuk pengembangan pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan pengembangan usaha perikanan kelautan.
Sektor lainnya yang juga cukup berperan dalam penciptaan lapangan kerja
yakni pertambangan, listrik, gas, air, bangunan, transportasi dan keuangan . Dua
sektor lain yang kontribusinya tidak terlalu besar terhadap penyerapan tenaga
kerja tapi mempunyai trend positif dalam penyerapan tenaga kerja yakni sektor
perdagangan besar, eceran, rumah makan, hotel dan sektor industri pengolahan.
Tabel 2.8
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha
Periode 2010-2014
Jumlah Pekerja Per Tahun (%)
Jenis Pekerjaan
2010 2011 2012 2013 2014
1. Pertanian, Perkebunan,
36,16 28,43 27,25 28,74 31,64
Kehutanan dan Perikanan
2. Industri Pengolahan 6,18 7,09 3,52 3,97 4,21
3. Perdagangan Besar, eceran, rumah
11,71 13,30 16,54 16,59 15,75
makan dan Hotel
4. Jasa kemasyarakatan 22,44 24,81 25,47 25,93 22,59
5. Lainnya (pertambangan, lisrtik, gas,
air, bangunan,transportasi dan 23,50 26,37 27,22 24,77 25,81
keuangan)
Total 100 100 100 100 100
Grafik 2.2
Tingkat Pengangguran dan Patisipasi Angkatan Kerja
Tabel. 2.9
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Di Kabupaten Bone Bolango
Jenis Keg Utama 2012 2013 2014
I. Angkatan Kerja
1. Bekerja 53 162 56 252 59 913
2. Penganggur 3 967 2 268 3 044
II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,
44 284 44 321 45 056
Mengurus Ruta, dan Lainnya)
Jumlah 101 413 102 841 108 013
Sumber Data : KDA Bone Bolango Tahun 2015
Tabel. 2.10
Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bone Bolango
Jenis Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah
I. Angkatan Kerja
1. Bekerja 40 224 19 689 59 913
2. Penganggur 1 849 1 195 3 044
Grafik 2.3
Perkembangan Angka Pengangguran Kab.Bolango Tahun 2010 – 2013
Grafik 2.4
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Dan Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Kabupaten Bone Bolango 2010-2014
Grafik 2.5
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bone Bolango
Tabel. 2.11
Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2010 s/d 2014
Pertumbuhan Ekonomi Per-Tahun
No Sektor
2010 2011 2012 2013 2014*)
1. Pertanian, Peternakan,
8.43 6.85 7.55 8.74 6.95
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan/Penggalian 9.21 2.72 3.23 3.66 4.40
3. Industri Pengolahan 4.36 4.68 4.73 5.13 10.44
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.56 7.03 7.26 8.91 9.71
5. Bangunan 4.84 13.31 12.43 14.76 16.17
6. Perdagangn, Hotel,Restoran 3.44 5.67 5.82 5.10 10.11
7. Pengangkutan, Komunikasi 3.34 3.42 4.49 4.44 5.00
8. Keuangan, Persewaan dan
10.90 8.80 7.76 6.60 3.88
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 5.70 6.65 7.29 6.65 5.29
PDRB 6.66 6.89 7.12 7.46 7.67
Sumber Data : BPS Kabupaten Bone Bolango
*) Angka Sangat Sementara
Tabel. 2.12
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2010 – 2014 atas Dasar Harga Berlaku (%)
HARGA BERLAKU
SEKTOR
2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
39.89 39,57 39,79 40.46 40.07
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 0,64 0,67 0,66 0.66 0.65
Industri Pengolahan 12,21 11,84 11,44 11.05 11.58
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,32 0,32 0,32 0.32 0.31
Bangunan 4,78 4,97 5,24 5.62 6.42
Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,75 11,20 10,95 10.56 10.78
Pengangkutan dan Komunikasi 3,95 3,80 3,67 3.54 3.44
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan11,22 11,09 11,21 11.07 10.73
Jasa-Jasa 16,00 16,54 16,72 16.71 16.03
PDRB HARGA BERLAKU 100,00 100,00 100,00 100.00 100.00
Sumber Data : BPS Kabupaten Bone Bolango, *) Angka sangat Sementara
Grafik 2.6
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Bone Bolango, 2014
2.2.1.3. Inflasi
selama lima tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Tahun 2010 Inflasi Kabupaten
Bone Bolango 12,21%, tahun 2011 sebesar 7,02%, tahun 2012 mencapai 9,2%
serta tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 8,35% dan 7,2%. Pada tahun
2016 inflasi diproyeksi pada angka 7%-10%, akan tetapi pergerakan inflasi tersebut
masih akan berada dalam kisaran dibawah dua digit. Prediksi tersebut didadasarkan
pada asumsi kemungkinan naiknya harga BBM dan pengurangan subsidi BBM
sehingga akan memicu pergerakan harga pada komoditas-komoditas pokok lainnya.
Selama tahun 2014 harga sebagian besar jenis barang terpilih
cenderung stabil setiap bulannya. Jenis barang yang mengalami fluktuasi
harga adalah daging sapi dan daging ayam. Hal ini terjadi ketika bulan Juli dan
Agustus. Harga daging sapi di bulan-bulan biasa sekitar 90.000 rupiah hingga
95.000 rupiah, ketika bulan Juli dan Agustus mencapai 100.000 rupiah per
kilogram. Begitu juga dengan harga daging ayam yang mencapai 50.000
rupiah per kilogram dari harga normal 40.000 rupiah per kilogram.
Grafik 2.7.
Laju Inflasi Kabupaten Bone Bolango 2011-2014
Tabel 2.13
PDRB Perkapita Kab. Bone Bolango Menurut Lapangan Usaha (juta Rp)
Tahun 2011-2014
TAHUN
LAPANGAN USAHA
2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian, Kehutanan, dan
A. 4,53 4,93 5,34 5,75 6,53
Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing
B. Pertambangan dan Penggalian 0,30 0,32 0,34 0,35 0,37
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,14 0,15 0,15 0,17 0,18
P. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,58 0,62 0,73 0,83 0,90
Grafik 2.8.
Gini Ratio Kabupaten Bone Bolango 2011-2015
Selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 menunjukan kondisi yang
fluktuatif dimana pada tahun 2011 dan 2012 kondisi gini ratio Kabupaten Bone
Bolango berada pada angka < 40 yang berarti memiliki tingkat ketimpangan yang
rendah, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 angka gini ratio > 40 yang berarti
memiliki tingkat ketimpangan yang sedang yaitu 0.4314. Pada tahun 2015 angka gini
ratio kembali menurun dan berada < 40 yakni 0.34 yang menunjukkan tingkat
ketimpangan pendapatan yang rendah.
Tabel 2.15
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin
Di Kabupaten Bone Bolango
Penduduk Miskin
Tahun Garis Kemiskinan
Jumlah Persentase
2009 190.732 24.080 19,97
2010 202.308 25.100 17,65
2011 225.395 25.300 17,39
2012 244.682 24.600 16,66
2013 265.208 25.700 17,19
2014 16,6
Sumber data : BPS Kabupaten Bone Bolango
Grafik 2.9.
Angka Melek Huruf Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
Grafik 2.10.
Angka Rata-rata Lama Sekolah Kab. Bone Bolango Tahun 2011-2015
Tabel 2.16
Angka Partisipasi Kasar menurut Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
APK (%) 2011 2012 2013 2015 2015
Tabel 2.17
Angka Partisipasi Murni menurut Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
APM 2011 2012 2013 2014 2015
4. Angka Kelulusan
Angka kelulusan menjadi salah satu indikator atau tolak ukur tingkat
keberhasilan sekolah dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar (KBM). Angka kelulusan tinggi bisa pula dianggap sebuah
prestasi sehingga kebanggaan bagi sekolah yang bersangkutan. Tidak
sampai disitu, angka kelulusan yang tinggi bisa juga menjadi bahan promosi
untuk menarik minat calon siswa baru. Tidak mengherankan angka
kelulusan ini menjadi begitu penting dan berharga bagi sekolah, terlebih
apabila diumumkan sebagai sekolah dengan tingkat kelulusan atau nilai
tertinggi maka euforia akan nampak jelas sekali.
Tabel 2.18
Angka Pendidikan yang Ditamatkan menurut Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
Angka Pendidkan yang
2011 2012 2013 2014 2015
Ditamatan
B. Kesehatan
Beberapa capaian kinerja bidang kesehatan di Kabupaten Bone Bolango
selama lima tahun terakhir, yakni sebagai berikut:
1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Angka kelangsungan hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup sampai
dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi = (1-angka
kematian bayi). Angka kematian bayi dihitung dengan jumlah kematian
bayi usia dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama.
Tabel 2.19
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
Tabel 2.20
Angka Usia Harapan Hidup
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
C. Pertanahan
Lahan memiliki arti lebih luas dari pada makna tanah, mengingat tanah
hanya merupakan salah satu aspek dari lahan. Dalam hal pemanfaatan
lahan, polanya lebih dekat ke arah pendayagunaan dan sekaligus pengaturan
fungsi ketatalaksanaan lahan.
menunjukkan, rumah tangga petani gurem tahun 2013 sebanyak 14,25 juta
rumah tangga atau sebesar 55,33 persen dari rumah tangga pertanian
pengguna lahan. Rata-rata mereka memiliki lahan di bawah 0,25 ha. Kondisi
kepemilikan lahan di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada table
berikut ini.
Tabel 2.22
Persentase Penduduk yang Memiliki Lahan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
D. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun –
64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja.
Tabel 2.23
Rasio Penduduk yang Bekerja
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
Tabel 2.24
Capaian Kinerja APM, APK dan APS
ANGKA KELULUSAN
pengajar 681 guru, dan pada tingkat SMA sederajat jumlah murid mencapai 6.010
siswa dengan diajar oleh 510 orang guru.
Jumlah sekolah yang menampung siswa TK sebanyak 137 sekolah.
Sedangkan jumlah sekolah yang dipakai untuk belajar siswa Sekolah Dasar dan
sederajat sebanyak 140 buah. Jumlah sekolah yang dipakai untuk belajar siswa
Sekolah Menengah Pertama dan sederajat sebanyak 42 buah. Sedangkan jumlah
sekolah yang dipakai untuk belajar siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat
sebanyak 19 buah.
Tabel 2.25.
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid - Guru TK
/Raudhatul Athfal (RA)/ Bustanul Athfal (BA) Tahun 2014
Tabel 2.26
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Dasar Negeri (SD) Menurut Kecamatan 2014/2015
MURID GURU RASIO
KECAMATAN SEKOLAH MURID-
LAKI- LAKI- GURU
PEREMPUAN JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH
LAKI LAKI
Tapa 8 486 488 1 408 15 59 74 13
Bulango Utara 8 503 416 919 20 60 80 11
Bulango Selatan 7 539 467 1 006 9 70 79 13
Tabel. 2.27
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Kecamatan 2014/2015
MURID GURU RASIO
KECAMATAN SEKOLAH MURID-
LAKI- LAKI- GURU
PEREMPUAN JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH
LAKI LAKI
1. Tapa 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Bulango Utara 3 148 154 302 13 28 41 7
3. Bulango Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Bulango Timur 2 394 360 754 9 53 62 12
5. Bulango Ulu 3 102 114 216 6 21 27 8
6. Kabila 2 380 450 830 11 47 58 14
7. Botupingge 1 122 156 278 7 21 28 10
8. Tilongkabila 2 257 219 476 7 37 44 11
9. Suwawa 3 384 407 791 18 62 80 10
10. Suwawa Selatan 2 57 40 97 9 9 18 5
11. Suwawa Timur 2 91 93 184 6 17 23 8
12. Suwawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0
13. Pinogu 1 52 63 115 9 4 13 9
14. Bone Pantai*) 3 281 257 538 12 19 31 17
15. Kabila Bone 3 193 234 427 14 23 37 12
16. Bone Raya 1 196 194 390 3 9 12 33
17. Bone 3 210 242 452 6 19 25 18
18. Bulawa 1 89 129 218 5 10 15 15
Jumlah 32 2 956 3 112 6 068 135 379 514 12
Sumber Data : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.28
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid- Guru
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Menurut Kecamatan 2014/2015
MURID GURU RASIO
KECAMATAN SEKOLAH MURID-
LAKI- LAKI- GURU
PEREMPUAN JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH
LAKI LAKI
1. Tapa 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Bulango Utara 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Bulango Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Bulango Timur 1 236 321 557 12 28 40 14
5. Bulango Ulu 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Kabila 1 353 593 946 17 36 53 18
7. Botupingge 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Tilongkabila 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Suwawa 2 332 380 712 20 29 49 14
10. Suwawa Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
11. Suwawa Timur 1 60 54 114 6 11 17 7
12. Suwawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0
13. Pinogu 1 8 5 13 1 0 1 13
14. Bone Pantai 1 225 281 506 13 15 28 18
15. Kabila Bone 0 0 0 0 0 0 0 0
16. Bone Raya 0 0 0 0 0 0 0 0
17. Bone 1 120 145 265 7 8 15 17
18. Bulawa 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 8 1334 1779 3113 76 127 203 15
Sumber Data : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango
Tabel. 2.29
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Menurut Kecamatan
MURID GURU RASIO
KECAMATAN SEKOLAH MURID-
LAKI- LAKI-
PEREMPUAN JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH GURU
LAKI LAKI
1. Tapa 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Bulango Utara 1 210 222 432 16 24 40 11
3. Bulango Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Bulango Timur 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Bulango Ulu 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Kabila 0 0 0 0 0 0 0 0
7. Botupingge 1 200 205 405 13 25 38 11
8. Tilongkabila 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Suwawa 1 518 404 922 17 40 57 16
10. Suwawa Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
11. Suwawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0
12. Suwawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0
13. Pinogu 0 0 0 0 0 0 0 0
14. Bonepantai 1 87 64 151 7 13 20 8
15. Kabila Bone 1 13 17 30 9 6 15 2
16. Bone Raya 1 116 152 268 6 10 16 17
Tabel 2.30
Angka Putus Sekolah tahun 2010-2015
Berdasarkan data diatas diperoleh ada kenaikan guru yang memiliki kompetensi S1
dan bersertifikasi pada tahun 2014 berjumlah 1.745 orang dibandingkan tahun 2013
sebanyak 1.157 orang.
yg dinilai terdiri dari 4 antigen yaitu BCG, DPT HB3, Polio 4 dan Campak. Cakupan
Desa/kelurahan UCI Tahun 2014 adalah 141 desa dari 156 desa atau 85,45%, hal
ini disebabkan karena masyarakat sudah sadar akan pentingnya imunisasi,
dukungan lintas sektor dan sarana pelayanan pemerintah dan swasta yang sangat
mendukung.
Grafik 2.11.
Perbandingan Capaian dan Target Cakupan Desa UCI
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Grafik 2.12.
Perbandingan Capaian dan Target Cakupan Angka Balita Gizi Buruk
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka angka balita gizi buruk sejak tahun
2012 mulai mengalami penurunan hingga tahun 2014, bahkan dibawah dari
target yang ditentukan dalam Renstra 2011 – 2015. Balita yang telah ditemukan
sebagai penderita gizi buruk, segera dilakukan penanganan melalui perawatan
sesuai standar di Panti Pemulihan Gizi / Therapeutic Feeding Centre (TFC).
Grafik 2.13.
Perbandingan Capaian dan Target Cakupan Perawatan
Balita Gizi Buruk Sesuai Standar
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Grafik 2.15.
Perbandingan Capaian dan Target Cakupan Desa Siaga Aktif
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka cakupan Desa Siaga Aktif pada
tahun 2014 mengalami kenaikan, walaupun belum mencapai target Renstra
2011 – 2015 untuk tahun 2014 yaitu 78%.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
sebesar 46,25%, dimana cakupan ini masih belum mencapai target yaitu
90%. Hal ini dikarenakan data pelayanan kesehatan dasar hanya diambil dari
data masyarakat yang datang berkunjung ke Puskesmas untuk
memeriksakan kesehatan atau pada saat mereka sakit.
Grafik 2.16.
Perbandingan Capaian dan Target Cakupan
Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Grafik 2.17.
Perbandingan Capaian dan Target Cakupan
Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
4. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Bayi (AKABA)
a. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kinerja utama dalam
penetapan kinerja Kesehatan tahun 2014, dimana target yang ingin dicapai yaitu
102 per 100.000 kelahiran hidup (KLH). Target ini disesuaikan dengan target
nasional serta target pencapaian MDGs tahun 2015. Untuk tahun 2014, AKI di
Kab. Bone Bolango sebesar 157 per 100.000 KLH dimana terjadi 4 kasus
kematian ibu dari 2.540 KLH. Penyebab kematian ibu antara lain akibat penyakit
penyerta yaitu penyakit hypokalemia, Guillain-Barre Syndrome (GBS), kelainan
jantung serta sesak nafas. AKI tahun 2014 belum mencapai target yang
diharapkan, namun jika dibandingkan dengan kondisi dua tahun sebelumnya,
maka angka ini telah mengalami penurunan. Jumlah angka kematian ibu tahun
2013 yaitu 367 per 100.000 KLH, dengan jumlah kasus 9 kematian.
Grafik 2.18.
Perbandingan Capaian dan Target
Angka Kematian Ibu
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Nilai kinerja ini dinilai sudah cukup baik, walaupun belum mencapai 100%.
Menurunnya AKI dipengaruhi oleh berbagai aspek, antara lain ketersediaan
tenaga kesehatan yang berkompetensi, kepedulian ibu hamil itu sendiri dalam
memeriksakan kehamilan di layanan kesehatan seperti Puskesmas, Pustu dan
Poskesdes, sehingga deteksi dini terhadap terjadinya komplikasi selama masa
kehamilan dapat dilakukan. Pemantapan implementasi Program Penanganan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta kemitraan bidan dan
dukun. Pelaksanaan manajemen sistem rujukan ibu hamil risiko tinggi semakin
ditingkatkan serta penambahan. Salah satu program inovasi dalam mengurangi
jumlah kematian ibu dan anak yaitu Gerakan Mutiara Berlian (Muliakan Hati Atas
Ridho Allah Bersama Lindungi Ibu dan Anak).
b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Pada tahun 2014, pencapaian indikator kinerja “Persentase (%) Ibu Hamil
Mendapat Pelayanan Antenatal (Cakupan K4)” dapat terealisasi dengan baik
yaitu 87,6% dari target yang ditetapkandalam Renstra Dinas Kesehatan Bone
Bolango sebesar 93%, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Grafik 2.19.
Perbandingan Capaian dan Target
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Grafik 2.20.
Perbandingan Capaian dan Target
Cakupan Pelayanan Nifas
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
Target yang ingin dicapai untuk AKB yaitu sebesar 23 per 1.000 KLH, target ini
disesuaikan dengan target nasional dan target MDGs. Melihat angka diatas,
maka capaian kinerja masih dibawah dari target yang telah ditentukan.
e. Angka Kematian Balita (AKABA)
Tahun 2014, Angka Kematian Balita (AKABA) untuk Kabupaten Bone Bolango
adalah 1,97 per 1.000 KLH, dengan jumlah kasus 5 kematian dari 2.540
kelahiran hidup. Penyebab kematian balita ini yakni akibat diare, pneumonia,
hepatitis dan demam thypoid. Jumlah kematian balita menurun dari tahun
sebelumnya, dimana tahun 2013 jumlah kasus sebanyak 4 kasus.
Grafik 2.22.
Perbandingan Capaian dan Target
Angka Kematian Bayi
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
3 2.6 2.5
2.5
2 1.97
1.3
1.5
1 1.1
0.5
0
2010 2011 2012 2013 2014
Target yang ingin dicapai untuk AKABA yaitu sebesar 32 per 1.000 KLH, target
ini disesuaikan dengan target nasional dan target MDGs. Melihat angka diatas,
maka capaian untuk Kabupaten Bone Bolango masih dibawah dari target yang
telah ditentukan. Angka kematian balita menurun 63 persen antara tahun 1990
dan 2012, terutama berkat perluasan layanan imunisasi dan penggunaan terapi
rehidrasi oral untuk mengobati diare . Pembentukan lebih dari 250.000 pos
kesehatan masyarakat (Posyandu) di tingkat desa dalam 25 tahun terakhir yang
menyediakan perawatan kesehatan khusus bagi ibu dan anak-anak serta
pelaksanaan program-program kesehatan dasar termasuk keluarga berencana,
gizi, dan imunisasi juga memberikan kontribusi terhadap penurunan jumlah
kematian bayi dan anak.
Tenaga medis dan paramedis adalah sumber daya manusia yang sangat
dibutuhkan dalam dunia kesehatan. Dengan bantuan mereka akan sangat
menolong dalam penanganan kesehatan masyarakat. Data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Bone Bolango menunjukkan bahwa pada tahun 2013,
jumlah tenaga kesehatan 378 orang terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan
dukun terlatih.
Tabel 2.33.
Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Dan Sarana Yankes
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
UNIT KERJA DOKTER PERAWAT BIDAN FARMASI
Puskesmas Tapa 2 5 1 0
Puskesmas Kabila 2 4 7 0
Puskesmas Tilongkabila 0 4 4 0
Puskesmas Toto Utara 1 4 3 0
Puskesmas Bulango Utara 0 3 2 0
Puskesmas Bulango Selatan 2 5 6 0
Tabel 2.34.
Jumlah Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
DOKTER DOKTER DOKTER
UNIT KERJA
SPESIALIS UMUM GIGI
Puskesmas Tapa 0 1 1
Puskesmas Kabila 0 1 1
Puskesmas Tilongkabila 0 0 0
Puskesmas Suwawa 0 1 0
Puskesmas Ulantha 0 0 0
Puskesmas Dumbayabulan 0 1 0
Puskesmas Botupingge 0 1 0
Puskesmas bone 0 0 0
Puskesmas Tombulilato 0 0 0
Puskesmas Bulawa 0 0 0
Puskesmas pinogu 0 0 0
RSUD Toto Kabila 5 7 0
RSUD Tombulilato*) - - -
Kab. Bone Bolango 5 17 2
Sumber Data: Dinas Kesehatan Bone Bolango
Grafik 2.23.
Perbandingan Capaian dan Target
Cakupan Peserta KB Aktif
Kab. Bone Bolango Tahun 2010-2014
3 2.6 2.5
2.5
2 1.97
1.3
1.5
1 1.1
0.5
0
2010 2011 2012 2013 2014
Pada program Keluarga Bencana, tahun 2014 ada sebanyak 25.422 Pasangan
Usia subur turut menjadi peserta KB aktif, dimana sebagian besar (25,48 persen)
pasangan menggunaan IUD sebagai sarana KB. Dalam hal kesehatan balita, 85,89
persen balita pernah diberi imunisasi lengkap. Tetapi pada hal pemberian ASI,
hanya ADA 35,21 persen anak usia 2-4 tahun yang pernah diberi ASI.
2.3.4. Ketenagakerjaan
Walaupun sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Bone Bolango,
namun persentase penduduk yang bekerja di sektor tersebut kian menurun. Diduga
hal ini dikarenakan adanya alih fungsi lahan sehingga masyarakat beralih ke sektor
perdagangan, jasa kemasyarakatan, pertambangan, bangunan, transportasi dan
lainnya. Dalam empat tahun terakhir TPAK Kabupaten Bone Bolango di atas 50
persen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah penduduk Kabupaten Bone
Bolango merupakan penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi. Di tahun 2014,
dari 100 orang usia kerja, 58 orang di antaranya tergolong angkatan kerja (yang aktif
secara ekonomi). Dan dari 100 penduduk yang aktif secara ekonomi, 95 orang di
antaranya bekerja, dan sisanya menganggur.
Grafik 2.24.
Tingkat Pengangguran dan Patisipasi Angkatan Kerja
Tabel 2.35.
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama
Di Kabupaten Bone Bolango
Jenis Keg Utama 2012 2013 2014
I. Angkatan Kerja
1. Bekerja 53 162 56 252 59 913
2. Penganggur 3 967 2 268 3 044
II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,
44 284 44 321 45 056
Mengurus Ruta, dan Lainnya)
Jumlah 101 413 102 841 108 013
Sumber Data: BPS Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.37.
Perkembangan UMKM Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2012 – 2015
UMKM 2012 2013 2014 2015
Tabel 2.38
Wirausaha Baru (WUB) UMKM Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2012 – 2015
UMKM 2012 2013 2014 2015
Tabel 2.39
Data Rekapitulasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
KATEGORI
JUMLAH ASSET OMZET/THN
NO KECAMATAN
USAHA MENE (Rp) (Rp)
MIKRO KECIL
NGAH
KATEGORI
JUMLAH ASSET OMZET/THN
NO KECAMATAN
USAHA MENE (Rp) (Rp)
MIKRO KECIL
NGAH
Sumber Data: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
Grafik 2.25.
Perkembangan Sektor Industri
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2008 - 2014
Sumber Data: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
Tabel. 2.40
Perkembangan Sektor Industri
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2008 - 2014
Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja (orang)
Tabel. 2.41
Koperasi Aktif tahun 2011-2014
Kabupaten Bone Bolango
Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014
74 54 55 62
Jumlah Koperasi aktif
Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi
Sumber Data: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
PASAR
KECAMATAN NON JUMLAH
IMPRES BANGDES
IMPRES
12. Suwawa Tengah 1 0 0 1
13. Pinogu 1 0 0 1
14. Bone Pantai 0 0 2 2
15. Kabila Bone 0 0 1 1
16. Bone raya 0 0 1 1
17. Bone 1 0 1 2
18. Bulawa 0 0 1 1
Kab. Bone Bolango 7 0 15 22
2013 7 3 12 22
Sumber Data: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
Tabel 2.43
Jumlah Pasar, toko dan Kios Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
TOKO
KECAMATAN PASAR NON KIOS
PERMANEN
PERMANEN
1. Tapa 2 0 35 6
2. Bulango Utara 2 0 0 4
3. Bulango Selatan 0 0 0 42
4. Bulango Timur 1 0 0 20
5. Bulango Ulu 1 0 0 3
6. Kabila 2 0 0 107
7. Botupingge 1 0 0 337
8. Tilongkabila 1 0 0 37
9. Suwawa 2 0 0 18
10. Suwawa Selatan 0 0 0 42
11. Suwawa Timur 1 0 0 11
12. Suwawa Tengah 1 0 0 10
13. Pinogu 1 0 0 7
14. Bone Pantai 2 0 14 29
15. Kabila Bone 1 0 9 83
16. Bone raya 1 0 7 46
17. Bone 2 0 9 83
18. Bulawa 1 0 8 61
Kab. Bone Bolango 22 0 82 946
2013 22 0 0 73
Sumber Data: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
Tabel . 2.44.
Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bone Bolango, 2014
TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
SD 14 1 15
SMP 26 33 59
SMA 294 358 652
SMK 119 139 258
DI/ Diploma 1 35 122 157
DII/ Diploma 2 54 141 195
DIII/ Diploma 3 110 269 379
S1 811 1 712 2 523
S2 85 79 164
S3 0 0 0
Jumlah/ Total 1 608 2 986 4 594
Sumber: Badan Kepegawaian dan DIKLAT Kabupaten Bone Bolango
2.3.7. Pertanian
Berdasarkan Data BPS (2011) Bone Bolango memiliki luas lahan pertanian
sebesar 2.020 Ha. Data Luas sawah yang tercatat di Kabupaten Bone Bolango
pada tahun 2014 seluas 1.341,8 hektar. Menurut pengairannya, sebagian besar
sawah menggunakan sistem irigasi teknis yaitu mencapai 93,31 persen. Pada tahun
2014, produksi padi sawah yang tercatat di Kabupaten Bone Bolango sebesar
14.512,86 ton. Sementara itu, untuk produksi jagung di tahun 2014 adalah sebesar
10.645,97 ton.
Tabel 2.45
Luas Lahan Sawah di Kabupaten Bone Bolango
SETENGAH TADAH
KECAMATAN TEKNIS SEDERHANA LAINNYA JUMLAH
TEKNIS HUJAN
1. Tapa 23,35 -- -- -- -- 24
2. Bulango Utara 23 -- -- 2 -- 25
3. Bulango Selatan 330 -- -- -- -- 330
4. Bulango Timur 216 -- -- 3 -- 219
5. Bulango Ulu -- -- -- 8 -- 8
6. Kabila 552 -- -- -- -- 552
7. Botupingge -- -- -- -- -- --
8. Tilongkabila -- -- -- -- -- --
9. Suwawa 111 -- -- 14 -- 25
10. Suwawa Selatan -- -- -- -- -- --
11. Suwawa Timur -- -- -- -- -- --
12. Suwawa Tengah -- -- -- -- -- --
13. Pinogu -- -- -- -- -- --
14. Bone Pantai -- -- -- -- -- --
15. Kabila Bone 20 96.1 42.7 -- -- 158.8
16. Bone raya 0 0 0 0 0 0
17. Bone 0 0 0 0 0 0
18. Bulawa 0 0 0 0 0 0
Kab. Bone Bolango 1252 96.1 42.7 27 -- 1341.8
Sumber Data: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab. Bone Bolango
Tabel 2.46.
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah
Menurut Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, 2014
KECAMATAN LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIFITAS
1. Tapa 46,7 74,24 53
2. Bulango Utara 48 238 46,7
3. Bulango Selatan 660 4 000,52 58,9
4. Bulango Timur 438 2 454,00 55
5. Bulango Ulu 16 80 50
6. Kabila 1 103,20 6 250,10 55,42
7. Botupingge 0 0 0
8. Tilongkabila -- -- --
9. Suwawa 236 1 416,00 60
10. Suwawa Selatan -- -- --
11. Suwawa Timur -- -- --
12. Suwawa Tengah -- -- --
Tabel 2.47
Data Produksi Perikanan Tangkap
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011 – 2014
1 2011 12.131
2 2012 12.761
3 2013 13.437
4 2014 13.840,50
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone Bolango, 2015
Tabel 2.48.
Data Produksi Peralatan Tangkap (dalam ton)
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2014
NO Jenis Peralatan Tangkap 2011 2012 2013 2014
1. Pukat Cincin 6.547,1 6.789,6 7.453,8 NA
2. Jaring Insang Tetap 56,4 57,9 55,7 NA
3. Sekor 508,8 585 551,7 571,9
4. Pancing Ulur 3.655,5 3.964,1 3896,4 NA
5. Pancing Tegak 1.363,2 1.364,9 1479,7 NA
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone Bolango, 2015
Tabel 2.49
Produksi Perikanan Laut yang Dijual di TPI Menurut Jenis Ikan
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012–2014
2012 2013 2014
No Jenis Ikan Produksi Nilai Produksi Nilai Produksi Nilai
(Kg) (Rp,-) (Kg) (Rp,-) (Kg) (Rp,-)
1. Layang 2.829,6 15.282.398 3.015,5 16.162.292 3.115,4 16.743.273
2. Selar 2.631,5 13.157.525 2.820,6 14.102.895 2.906,2 14.581.212
3. Tongkol 1.950,7 10.538.339 2.072,4 11.111.252 2.143,7 11.528.237
4. Cakalang 1.952,4 13.667.804 2.072,2 14.526.443 2.146,7 15.065.350
5. Tenggiri 198,3 1.475.257 194,9 1.435.697 209,2 1.543.384
6. Ikan Terbang 23,1 69.441 22,2 66.687 24 71.998
7. Julung-julung 17,4 52.081 16,7 50.015 18 53.998
8. Ikan Kuwe 594,6 4.756.965 584,5 4.675.682 627,6 4.992.750
9. Cumi-cumi 585 4.837.008 551,7 4.544.354 571,9 4.544.354
10. Tuna lainya 361 1 7.217.734 4 370,8 7.413.271 386,2 7.472.011
11. Madidihang 1.003,9 20.079.995 1.109 22.179.486 1.061,3 21.851.544
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone Bolango, 2015
Tabel. 2.50
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Laut
Berdasarkan Kepemilikan Sarana Penangkap Ikan 2011– 2014
Jenis Rumah Tangga
NO 2011 2012 2013 2014
Perikanan Laut (RTP)
1. RTP Tanpa Perahu NA NA NA NA
2. RTP Perahu Tanpa Motor 212 212 112 62
3. RTP Perahu/Motor Tempel 1.193 1.193 1.293 1.343
4. RTP Kapal Motor 13 14 17 18
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bone Bolango
2.3.9. Kehutanan
Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting, tidak hanya dalam
menunjang perekonomian daerah tetapi juga dalam menjaga daya dukung
lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem bumi.
Gambar. 2.6
Peta Kawasan Hutan Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.51
Perkembangan Sumberdaya Hutan di Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2011 s/d 2014
Potensi (Ha)
No Jenis Hutan
2011 2012 2013 2014
1 Hutan Lindung 15.718,25 15.718,25 25.490,09 21.177,35
3 Hutan Produksi Terbatas 18.803,29 18.803,29 18.829,35 18.829,35
4 Hutan Produksi Tetap 836,45 836,45 835,85 835,85
5 Hutan Produksi Konversi NA NA NA NA
6 Hutan Taman Nasional 104.740,15 104.740,15 104.893,76 104.893,76
Sumber Data:BPKH Wil XVI Gorontalo, (SK Mentri Kehutanan Nomor 325/Menhut/II/2010)
Tabel 2.52
Produksi Hasil Hutan Non HPH di Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2011 s/d 2014
Tahun
Produksi Hasil Hutan Satuan
2011 2012 2013 2014
1. Kayu Bulat M³ 134,13 134,13 83,40 17,05
2. Kayu Gergajian M³ NA NA NA NA
3. Kayu Olahan - NA NA 68,64 14,03
4. Hasil Hutan Ikutan - NA NA NA NA
5. Damar - NA NA NA NA
6. Rotan TON 58,05 45 145 215
7. Gondorukem - NA NA NA NA
8. Kayu Jati - NA NA NA NA
9. Terpentin - NA NA NA NA
Sumber Data : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.53.
Luas Lahan Kritis, Reboisasi dan Penghijauan
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011 s/d 2014
Luas lahan per tahun (Ha)
No. Jenis Lahan
2010 2011 2012 2013 2014
1. Lahan Kritis 105,666 105,666 105,666 48.483 48.483
2. Lahan Reboisasi NA 250 500 2.871 2.871
3. Lahan Penghijauan 287 287 305 1.622 1.797
4. Kebakaran Hutan 2,40 2,40 5 NA 10
Sumber Data : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Bone Bolango
2.3.10. Perkebunan
Tabel. 2.54
Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut
Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, 2014
KECAMATAN LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIVITAS
1. Tapa 132 538,2 40,57
2. Bulango Utara 339 1 397,20 41,22
3. Bulango Selatan 2 10 49,33
4. Bulango Timur 270 1 090,00 40
5. Bulango Ulu 685 3 460,00 50,5
6. Kabila 134 597,7 43
7. Botupingge 27 108 40
8. Tilongkabila 128 153,06 11,96
9. Suwawa 114,53 533 46,56
2.3.11. Peternakan
Tabel 2.55
Populasi Ternak (Ekor) Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
SAPI SAPI
KECAMATAN KUDA KAMBING BABI
PERAH POTONG
1. Tapa 0 886 10 138 0
2. Bulango Utara 0 1 792 36 251 0
3. Bulango Selatan 0 2 196 37 51 0
4. Bulango Timur 0 1 139 18 84 0
5. Bulango Ulu 0 1 245 6 58 0
6. Kabila 0 2 249 51 319 0
7. Botupingge 0 953 2 6 0
8. Tilongkabila 0 6 247 14 606 2
9. Suwawa 1 2 312 9 240 10
10. Suwawa Selatan 0 496 0 102 0
11. Suwawa Timur 0 1 398 0 92 0
12. Suwawa Tengah 0 437 0 71 0
13. Pinogu 0 472 7 0 0
14. Bone Pantai 0 1 534 0 592 0
15. Kabila Bone 0 1 164 0 1 055 0
16. Bone raya 0 401 17 520 0
17. Bone 0 802 0 282 0
18. Bulawa 0 520 2 509 0
Kab. Bone Bolango 1 26 243 209 4 976 12
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Keswan Pangan Kab. Bone Bolango
Tabel 2.56
Populasi Unggas (Ekor) Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
AYAM AYAM AYAM
KECAMATAN ITIK
KAMPUNG PETELUR PEDAGING
1. Tapa 5 110 0 22 800 37
2. Bulango Utara 13 100 0 16 600 3
3. Bulango Selatan 9 655 75 15 500 98
4. Bulango Timur 7 436 28 500 31 500 55
5. Bulango Ulu 6 832 0 0 110
6. Kabila 29 384 300 23 000 3 525
7. Botupingge 8 536 1 700 37 000 1 081
8. Tilongkabila 40 732 57 620 23 000 2 961
9. Suwawa 11 943 47 000 22 000 2 144
10. Suwawa Selatan 4 819 0 4 750 9
11. Suwawa Timur 2 296 0 0 45
12. Suwawa Tengah 6 021 0 0 18
13. Pinogu 1 859 0 0 0
14. Bone Pantai 6 280 0 0 50
15. Kabila Bone 3 620 0 0 39
16. Bone raya 2 986 125 195 48
17. Bone 3 654 0 0 74
18. Bulawa 3 764 0 0 4
Kab. Bone Bolango 168 026 135 320 196 345 10 301
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Keswan Pangan Kab. Bone Bolango
Tabel 2.57
Konsumsi Ternak di Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2013 – 2014
Konsumsi Per-Tahun (Ton)
Tahun
Daging Telur Susu
2013 3.273.140 481.995 NA
2014 3.281.323 483.200 NA
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Keswan Pangan Kab. Bone Bolango
Tabel. 2.58.
Jumlah Ternak Sapi yang Dipotong di RPH dan
diluar RPH yang Dilaporkan di Kabupaten Bone
Bolango Tahun 2013 – 2014
Tabel 2.59
Jumlah Peternak di Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2013 – 2014
Jumlah Peternak Berdasarkan Jenis Ternak
Tahun Peternak Peternak Peternak Peternak Ayam Peternak
Sapi Kambing Ayam Petelur Pedaging Itik
2013 746 5 18 43 60
2014 866 7 21 48 100
Sumber Data : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone Bolango
Sektor pertambangan dan energi merupakan salah satu sektor yang memiliki
potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango.
Potensi tambang mineral logam dan galian C tersebar pada hampir seluruh wilayah
Kabupaten Bone Bolango. Demikian pula potensi energy baik berupa energi panas
bumi, energi sumber yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya air serta
energy baru dan terbarukan lainnya.
Gambar. 2.7
Peta Potensi Pertambangan dan Energi Kabupaten Bone Bolango
Tabel. 2.61.
Potensi Pertambangan Logam
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
Lokasi
No. Jenis Tambang Potensi (Ton)
(Kec/ Desa)
Kecamatan Suwawa 3.2
1. Emas
Tengah Desa Tapadaa
Kecamatan Suwawa Timur 119.310
Desa Tulabolo
Kecamatan Bone Raya 119.310
Desa Tombulilato Kiri
Kecamatan Suwawa Timur 119.310
Sungai Mak
Kecamatan Suwawa Timur 119.310
Motomboto
Kecamatan Suwawa Timur 119.310
Kayubulan
2.3.13. Pariwisata
Kabupaten Bone Bolango memiliki potensi pengembangan wisata yang sangat
besar khususnya wisata yang memanfaatkan sumber daya alam antara lain berupa
wisata alam Lombongo, Taman Nasional, Wisata Pantai dan Wisata taman laut.
Disamping itu juga sangat potensial untuk pengembangan wisata alam jenis outbond
(Hiking, Tracking dan Climbing serta Arung Jeram /Susur Sungai). Kabupaten Bone
Bolango yang mempunyai garis pantai yang panjang yang terpampang di sepanjang
pesisir perairan pantai selatan (teluk tomini) memberikan peluang besar untuk
pengembangan wisata pantai khususnya lagi untuk wisata bawah laut yang terletak
di Desa Olele, dengan panorama dan kekayaan hayati bawah laut yang sangat
menjanjikan serta potensi pariwisata budaya sebagai daya tarik wisatawan lokal
maupun mancanegara.
Tabel. 2.63
Daftar Obyek Daya Tarik Wisata Di Provinsi Gorontalo
NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI
Tabel. 2.64
Jenis Sarana Wisata, Seni dan Budayadi Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2011 – 2014
Jumlah Obyek Wisata Jumlah Sanggar Seni
TAHUN
Wisata Alam Wisata Bahari WisataBudaya Sejarah dan Budaya
2011 1 3 3 6
2012 1 3 3 6
2013 8 4 4 6
2014 8 4 4 6
Sumber Data : Dinas Perhubunga dan Pariwisata Kab. Bone Bolango
Tabel. 2.65
Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Setiap Obyek Wisata
di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 – 2014
TAHUN 2013 TAHUN 2014
OBJEK WISATA DOMESTIK MANCANEGARA DOMESTIK MANCANEGARA
ANAK DEWASA ANAK DEWASA ANAK DEWASA ANAK DEWASA
Lombongo 1.373 1.865 3334 96 1.275 3.937 1.540 78
Botutonuo 11.908 20.168 NA NA 14.038 32.605 NA NA
Molotabu 6.825 8.675 NA NA 1.803 4.238 NA NA
Bindalahe 1.256 4.222 NA NA 120 864 NA NA
Olele NA 1.440 NA 156 98 1.864 NA 767
Meranti 8.768 19.232 NA NA 7.870 17.635 NA NA
JUMLAH 30.130 55.602 3334 525 25.204 61.143 1.540 845
Sumber Data : Dinas Perhubunga dan Pariwisata Kab. Bone Bolango
PASAR
KECAMATAN NON JUMLAH
INPRES BANGDES
IMPRES
11. Suwawa Timur 0 0 1 1
12. Suwawa Tengah 1 0 0 1
13. Pinogu 1 0 0 1
14. Bone Pantai 0 0 2 2
15. Kabila Bone 0 0 1 1
16. Bone raya 0 0 1 1
17. Bone 1 0 1 2
18. Bulawa 0 0 1 1
Kab. Bone Bolango 7 0 15 22
2013 7 3 12 22
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
Tabel. 2.67
Jumlah Pasar, toko dan Kios Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014
TOKO
KECAMATAN PASAR NON KIOS
PERMANEN
PERMANEN
1. Tapa 2 0 35 6
2. Bulango Utara 2 0 0 4
3. Bulango Selatan 0 0 0 42
4. Bulango Timur 1 0 0 20
5. Bulango Ulu 1 0 0 3
6. Kabila 2 0 0 107
7. Botupingge 1 0 0 337
8. Tilongkabila 1 0 0 37
9. Suwawa 2 0 0 18
10. Suwawa Selatan 0 0 0 42
11. Suwawa Timur 1 0 0 11
12. Suwawa Tengah 1 0 0 10
13. Pinogu 1 0 0 7
14. Bone Pantai 2 0 14 29
15. Kabila Bone 1 0 9 83
16. Bone raya 1 0 7 46
17. Bone 2 0 9 83
18. Bulawa 1 0 8 61
Kab. Bone Bolango 22 0 82 946
2013 22 0 0 73
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone Bolango
Tabel 2.69
PDRB Harga Konstan dan Sumbangan Terhadap Perekonomian
Provinsi Gorontalo.
LAPANGAN USAHA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
No
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 645,103.35 672,518.81 711,343.90 756,779.51 809,081.97 na 10.79 10.64 10.52 10.46 10.51 na
2 Pertambangan dan Penggalian 42,352.58 45,137.48 45,916.38 46,247.54 46,572.99 na 17.85 17.79 17.26 16.88 16.45 na
3 Industri Pengolahan 106,483.03 113,407.33 121,666.98 130,970.39 139,169.82 na 16.84 16.64 16.51 16.45 16.50 na
4 Pengadaan Listrik dan Gas 692.63 747.37 833.67 901.11 981.58 na 6.73 6.56 6.56 6.58 6.42 na
5 Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 394.39 433.12 483.94 547.89 613.11 na 5.05 5.21 5.41 5.74 5.98 na
6 Konstruksi 162,638.04 178,477.62 190,752.61 212,839.07 246,802.22 na 8.96 8.98 8.93 9.29 9.99 na
7 Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
190,781.76 208,545.15 225,238.93 246,706.66 271,716.52 na 12.95 12.85 12.47 12.39 12.63 na
8 Transportasi dan Pergudangan 20,215.36 21,879.67 23,105.36 24,722.22 26,201.77 na 2.34 2.32 2.26 2.22 2.17 na
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 20,350.97 21,293.36 21,542.01 22,642.94 24,688.69 na 6.08 5.90 5.62 5.42 5.52 na
10 Informasi dan Komunikasi 31,711.64 38,416.06 40,495.32 42,739.33 45,808.36 na 7.51 8.40 8.17 7.93 7.80 na
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 25,394.81 30,683.29 38,871.53 40,602.81 43,594.93 na 4.82 5.07 5.75 5.72 5.87 na
12 Real Estate 48,909.94 51,966.26 54,799.73 58,011.69 59,889.37 na 17.11 16.81 16.23 15.79 15.11 na
13 Jasa Perusahaan 1,891.12 2,021.49 2,317.72 2,678.37 2,938.06 na 12.03 12.18 13.07 14.06 14.55 na
14 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib
233,901.61 249,479.22 266,559.35 282,942.74 296,751.72 na 15.53 15.50 15.82 15.87 15.56 na
15 Jasa Pendidikan 67,270.27 75,826.85 89,328.11 101,166.29 110,252.84 na 12.52 12.52 12.89 12.84 12.32 na
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 82,141.87 86,232.17 97,909.45 107,655.60 114,205.29 na 15.44 15.31 16.03 16.13 15.72 na
17 Jasa Lainnya 39,429.19 41,558.01 44,715.44 48,433.96 51,385.67 na 13.19 13.24 13.40 13.63 13.73 na
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1,719,662.56 1,838,623.26 1,975,880.4 3 2,126,588. 12 2,290,654. 91 na 11.11 11.03 10.99 10.98 11.03 na
b. PDRB Deflator
Tabel 2.70
PDRB Deflator Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo
serta Perbandingannya.
KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERBANDINGAN
No LAPANGAN USAHA
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 100.00 106.10 110.28 113.19 122.02 100.00 104.93 109.45 114.37 123.55 131.89 1.000 1.011 1.008 0.990 0.988
2 Pertambangan dan Penggalian 100.00 104.01 109.85 114.26 119.84 100.00 104.22 107.87 111.52 117.06 127.66 1.000 0.998 1.018 1.025 1.024
3 Industri Pengolahan 100.00 104.10 107.85 111.54 123.68 100.00 104.52 108.22 111.53 124.63 134.95 1.000 0.996 0.997 1.000 0.992
4 Pengadaan Listrik dan Gas 100.00 90.85 85.57 78.75 77.24 100.00 90.61 85.23 78.28 76.58 64.81 1.000 1.003 1.004 1.006 1.009
5 Pengadaan Air, Pengolhan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
100.00 106.45 110.10 113.50 123.53 100.00 104.12 110.09 115.20 124.53 133.49 1.000 1.022 1.000 0.985 0.992
6 Konstruksi 100.00 106.97 112.64 118.21 126.06 100.00 103.31 108.50 113.87 120.29 130.03 1.000 1.035 1.038 1.038 1.048
7 Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda
100.00
Motor
104.24 108.46 114.62 122.04 100.00 104.07 108.20 114.04 121.98 131.75 1.000 1.002 1.002 1.005 1.001
8 Transportasi dan Pergudangan 100.00 106.13 109.07 112.38 116.91 100.00 105.20 110.71 119.36 127.12 135.17 1.000 1.009 0.985 0.942 0.920
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100.00 101.00 104.90 109.19 112.85 100.00 104.46 110.49 115.87 120.92 132.45 1.000 0.967 0.949 0.942 0.933
10 Informasi dan Komunikasi 100.00 103.78 107.02 106.65 110.33 100.00 103.50 106.66 105.87 107.47 111.94 1.000 1.003 1.003 1.007 1.027
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 100.00 104.99 113.74 119.29 126.23 100.00 104.95 113.46 119.26 125.34 131.68 1.000 1.000 1.002 1.000 1.007
12 Real Estate 100.00 104.44 112.38 116.83 121.75 100.00 103.95 107.81 112.42 117.08 126.37 1.000 1.005 1.042 1.039 1.040
13 Jasa Perusahaan 100.00 103.80 108.92 113.30 120.36 100.00 103.80 108.92 113.30 120.36 131.70 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
14 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial
100.00
Wajib
107.81 112.05 114.22 116.26 100.00 105.71 111.91 114.15 116.12 119.23 1.000 1.020 1.001 1.001 1.001
15 Jasa Pendidikan 100.00 101.56 108.76 114.51 117.05 100.00 101.69 109.06 115.17 117.57 123.77 1.000 0.999 0.997 0.994 0.996
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100.00 103.40 109.05 114.99 118.71 100.00 103.35 109.04 115.28 118.78 126.21 1.000 1.001 1.000 0.997 0.999
17 Jasa Lainnya 100.00 102.84 104.43 109.98 114.54 100.00 102.62 103.87 108.76 113.23 121.92 1.000 1.002 1.005 1.011 1.012
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100.00 105.46 110.09 114.01 120.86 100.00 104.42 109.35 114.26 121.26 129.31 1.000 1.010 1.007 0.998 0.997
Perbedaan nilai pada PDRB Berlaku dan Konstan pada table 2.68
dan 2.69 yang menyebabkan perbedaan nilai tambah (PDRB Berlaku
Rp.1.048.749.220.000 dan PDRB Konstan RP. 570.992.350.000)
disebabkan terjadinya inflasi berbagai sector perekonomian pada
Kabupaten Bone Bolango, seperti ditunjukan pada tabel 2.70. Semakin
jauh dari tahun dasar 2010 maka secara kumulatif terjadi tinggi terjadinya
inflasi (Indeks PDRB Deflator semakin turun dari angka 100). Terjadinya
penurunan indeks PDRB Deflator tidak sama untuk semua sector ekonomi
di Kabupaten Bone Bolango. Tercatat pada Tabel 2.70 inflasi kumulatif
tertinggi terjadi pada sector Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi (Sektor
11)/Sektor Konstruksi (sector 6), sedangkan inflasi terendah bahkan
terjadi inflasipositif atau deflasi terjadi pada sector Konstruksi (sector 4).
Namun secara rata-rata dalam perekonomian kalau dilihat dari Tabel 2.70
mengenai perbandingan inflasi antara Kabupaten Bone Bolango dan
Provinsi Gorontalo menunjukan bahwa tingkat inflasi di Kabupaten Bone
Bolango lebih rendah dari Provinsi Gorontalo (nilai perbandingan = 0,997),
Namun ada beberapa sector ekonomi yang mempunyai tingkat inflasi
yang lebih tinggi dari sector yang sama dengan inflasi Provins iGorontalo,
yaitu pada sector-sektor yang mempunyai nilai perbandingan inflasi lebih
besar 1 (satu).
c. Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Parsial.
Tabel 2.71
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo
Grafik 2.26
PertumbuhanEkonomiKab. Bone BolangodanProvinsiGorontalo
panjang jalan provinsi dan kabupaten berturut- turut adalah 101,4 kilometer
dan 325,18 kilometer.
Tabel 2.76
Status Ruas Jalan dalam Wilayah Kab. Bone Bolango
Status Jalan 2013 2014
Jalan Nasional 89,898
r
89,898
r
Jumlah 516,478
r
516,478
r
Tabel 2.77
Klasifikasi Permukaan Jalan dalam Wilayah Kab.Bone Bolango
Kondisi Jalan 2013 2014
Jalan Aspal 323.808
r
323.808
Jalan Kerikil 0,400
r
0,400
r
Jumlah 516,478
r
516,478
r
Tabel 2.78
Kondisi Jalan di Kabupaten Bone Bolango
Kondisi Jalan 2013 2014
Baik 247,768 323.808
r
Sedang 50.150
r
34,450
Rusak 87,070
r
41,040
Rusak Berat 131,490 117,180
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bone Bolango
berkelanjutan. Oleh karena itu penyediaan sarana prasarana air bersih menjadi
agenda strategis tahunan yang dilakukan. Hingga tahun 2014, capaian kinerja
penyediaan air minum yang dapat diakses oleh masyarakat yakni:
• 57,95% rumah tangga telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air
minum layak, perkotaan dan perdesaan;
• 67,07% rumah tangga telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air
minum layak- perkotaan;
• 44,30% rumah tangga telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air
minum layak-perdesaan.
Tabel 2.79
Sarana Air Besih dan Sistem Perpipaan Kab. Bone Bolango
Tahun 2011-2014
Sarana Air Bersih 2011 2012 2013 2014
Sambungan Rumah N/A 4479 6839 7994
sampai dengan tahun 2014 sebanyak 13 desa dan jumlah desa yang sudah
terlayani listrik sampai dengan tahun 2014 sebanyak 152 desa.
Tabel 2.80
Penyediaan Energi Listrik Tahun 2011-2014 dan
Target Tahun 2015
REALISASI
TARGET
NO KEGIATAN SATUAN JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015
Tabel 2.81
Jaringan Listrik dan Lampu Jalan Tahun 2011-2014
di Kabupaten Bone Bolango
REALISASI
TARGET
NO KEGIATAN SATUAN JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015
2.4.4.5. Perumahan
Grafik . 2.27
Perkembangan Kinerja Bidang Perumahan
Di Kabupaten Bone Bolango
Tabel. 2.82
Bantuan Rumah Bagi Masyarakat
Di Kabupaten Bone Bolango
TAHUN ANGGARAN
NO JENIS BANTUAN TOTAL
2011 2012 2013 2014 2015*)
Tabel 2.83
Perkembangan Rumah Layak Huni
Di Kabupaten Bone Bolango
Tabel 2.84
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
1.2.1 Pendidikan
1.1.2.1 Angka melek huruf 98.72 80.49 96.47 95.81 98.9 98% < Dikbud
1.1.2.2 Angka rata-rata lama sekolah 7.37 7.36 7.35 7.7 7.34 Dikbud
1.1.2.3 Angka partisipasi kasar (APK) Dikbud
APK SD 113,29 102,97 100.62 89.22 102.45 100 > Dikbud
APK SMP 73.29 93.35 79.53 74.8 81.45 85 < Dikbud
APK SMA 48.68 68.63 48.91 61.62 70.5 80 < Dikbud
1.1.2.5 Angka Partisipasi Murni (APM) Dikbud
Angka Partisipasi Murni (APM)
1.1.2.6 91.27 97.96 96.95 75.70 87.23 98 < Dikbud
SD/MI/Paket A
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
Persentase penduduk yang
1.2.3.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 1.21 < Pertanian
memiliki lahan
Ketenagakerjaan
1.2.3.2 Rasio penduduk yang bekerja 63.79 56.33 56.9 58.29 58.29 80 < BPS
Kebudayaan Dishubpar
Jumlah gedung 1 1 1 1 1 1 Dishubpar
Pemuda dan Olahraga Dispora
a. Jumlah klub olahraga 7 8 9 9 9 Dispora
1.2.2.1 b. Jumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1 Dispora
2. ASPEK PELAYANAN UMUM
3. Fokus Layanan Urusan Wajib
2.1
Pelayanan Urusan Wajib
2.1.1
Pendidikan Dikbud
2.1.1.1
Pendidikan dasar Dikbud
2.1.1.1.1 Angka partisipasi sekolah 102.43 105.23 99.06 82.27 97.00 100% < Dikbud
Rasio ketersediaan
2.1.1.1.2 58.33 55.69 55.36 49.58 57.23 100% < Dikbud
sekolah/penduduk usia sekolah
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
Rasio Guru terhadap murid SMP 11 10 12 12 12 Dikbud/BPS
Rasio Guru terhadap murid MTs 8 5 7 8 8 Dikbud/BPS
Rasio Guru terhadap murid SMA 13 14 13 15 15 Dikbud/BPS
Rasio Guru terhadap murid SMK 15 10 10 12 12 Dikbud/BPS
Rasio Guru terhadap murid MA 5 5 9 6 6 Dikbud/BPS
Rasio guru terhadap murid per
2.1.1.1.4 10.5 9.5 10.63 10.75 10.75 Dikbud
kelas rata- rata
Penduduk yang berusia >15
2.1.1.1.5 Tahun melek huruf (tidak buta 58,86 19,52 20,02 23,70 24,95 95 < Dikbud
aksara)
Jumlah Penduduk yang berusia
>15 Tahun 99,985 101,413 102,841 108,013 211,076 103,063
2.1.1.1.11
Angka Putus Sekolah:
2.1.1.1.12
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 1.3 0.4 0 2.44 0.18 > Dikbud
2.1.1.1.13
Angka Putus Sekolah (APS)
1.6 0.49 0.38 0.79 0.14 > Dikbud
SMP/MTs
2.1.1.1.14
Angka Putus Sekolah (APS)
0.52 0.61 0.94 1.82 0.17 > Dikbud
SMA/SMK/MA
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
2.1.1.1.15
Angka Kelulusan: Dikbud
2.1.1.1.16
Angka Kelulusan (AL) SD/MI 95.4 100 100 100 100 100 > Dikbud
2.1.1.1.17
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.45 100 98.8 100 100 100 > Dikbud
2.1.1.1.18
Angka Kelulusan (AL)
93.68 99.73 98.8 99.8 98.61 100 < Dikbud
SMA/SMK/MA
2.1.1.1.19
Angka Melanjutkan (AM) dari
75.18 74.28 23 92.21 100 100 > Dikbud
SD/MI ke SMP/MTs
2.1.1.1.20
Angka Melanjutkan (AM) dari
73.51 100 100 100 100 100 > Dikbud
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
2.1.1.1.21
Guru yang memenuhi kualifikasi
53.93 54 59.12 69.06 80.22 100 < Dikbud
S1/D-IV
2.1.1.1.22
Kesehatan
2.1.1.1.23
Rasio posyandu per satuan balita 61.4 66.7 62.9 82.5 85.1 Dikes
2.1.1.1.24
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu
7,469 5,342 8,056 8312 8579 Dikes
per satuan penduduk
2.1.1.1.25 Dikes/RS.Toto
Rasio Rumah Sakit per satuan
penduduk (per 1000 Penduduk) 773 778 783 788 793 +RS.
Tombulilato
2.1.1.1.26 Rasio dokter per satuan penduduk
(per 100.000 Penduduk 14.8 5.24 16.14 6.02 10.49 40 < Dikes
(Puskesmas)
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
Rasio dokter tetap (per 100.000
14.8 14.59 16.14 6.02 7.73 40 < Dikes
Penduduk (Kabupaten)
2.1.1.2.1 Cakupan Puskesmas 100 100 100 100 100 100 = Dikes
Posyandu aktif purnama mandiri 35.32 41.01 33.84 35.44 36 65 < Dikes
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
Cakupan Desa Siaga Aktif 47.55 60.84 68.7 74.67 80 80 = Dikes
Cakupan Rumah tangga ber-PHBS 42.23 53.04 58.8 60.87 61.12 70 < Dikes
Cakupan penduduk yang memiliki
41.55 49.44 56 59 60.04 69 < Dikes
air bersih
2.1.1.2.2 Cakupan Poskesdes 41.72 52.73 61.21 65.45 66.06 100 < Dikes
2.1.1.2.3 PekerjaanUmum (START) PU
2.1.1.3 Proporsi panjang jaringan jalan
< PU
dalam kondisi baik 46.25 46.25 34.28 43.55 75
2.1.2
Rasio Jaringan Irigasi 92.69 92.69 92.69 92.69 92.69 98% < PU/BPS
Kantor
2.1.2.2 Persentase rumah tinggal
29.06 29.06 29.06 29.06 29.06 Perumahan
bersanitasi
/Dikes
3.1.2
Penataan Ruang
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.2.2.1 Penjabaran Program RPJMD
kedalam RKPD (persen) 100 100 100 100 100 BAPPEDA
3.2.2.2
Perhubungan
3.3
Rasio ijin trayek 7 15 15 54 69 Dishubpar
3.3.1
Jumlah uji kir angkutan umum 5 8 7 7 8 Dishubpar
3.3.3
Angkutan darat 681 921 1108 1286 1437 Dishubpar
3.3.21
Kependudukan dan Catatan Sipil
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.26 Kepemilikan akta kelahiran per
152,413 160,118 157,268 120,813 112,247 100% > CAPIL
1000 penduduk
3.3.28 Penerapan KTP Nasional berbasis
NA 71.503 73.82` 68.66 88.255 107,883 < CAPIL
NIK
3.3.29
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.46 BPS/Sosnakert
Angka partisipasi angkatan kerja
54,707 53,162 56,252 59,913 61,744 rans
BPS/Sosnakert
Penganggur
3,118 3,967 2,268 3,044 3,432 rans
3.3.48 BPS/Sosnakert
Tingkat partisipasi angkatan kerja 63.79 56.33 56.9 58.29 58.29
rans
3.3.50 BPS/Sosnakert
Tingkat pengangguran terbuka 3.93 6.94 3.88 4.84 4.84
rans
3.3.53
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Koperindag
3.3.54
Persentase koperasi aktif 25 23 22 25 24 Koperindag
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.61
Rasio daya serap tenaga kerja 1282 1245 1208 1171 1134 BPPT&PM
Jumlah Perizinan yang di
886 1384 1097 940 940 BPPT&PM
keluarkan
3.3.63
Kebudayaan
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.81
Pertumbuhan ekonomi 6.89 7.12 7.46 7.72 7.72 BAPPEDA
3.3.82
Kemiskinan
Sistem informasi Pelayanan
3.3.83
Perijinan dan adiministrasi 1 1 1 1 1 ADA Ekbang
pemerintah
3.3.84
Penegakan PERDA 5 5 5 5 5
3.3.85
Cakupan patroli petugas Satpol PP 120 120 120 120 120 SATPOL
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
Rata-rata jumlah kelompok binaan
3.3.97
lembaga pemberdayaan 330 495 660 825 825 990 < BPMPemdes
masyarakat (LPM)
3.3.98 Rata-rata jumlah kelompok binaan
5 BPMPemdes
PKK 5.53 5.97 5.97 5.97
3.3.99
Jumlah LSM Kesbangpol
3.3.101
PKK aktif 100 100 100 100 100 = BPMPemdes
3.3.102
Posyandu aktif 217 217 206 206 206 206 = BPMPemdes
3.3.105
Statistik
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.118
Perpustakaan Perpustakaan
3.3.119
Jumlah perpustakaan 162 164 168 169 168 Perpustakaan
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.130
Kahutanan
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
Banyaknya rumah tangga (RT) Kelautan
<
sektor perikanan 2,328 2,497.0 2,700.0 2,957.0 3,362 3,386 Perikanan
3.3.142
Perdagangan
Interpretasi
belum
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Capaian kinerja
tercapai (<)
No Indikator Kinerja Pembangunan Standar Sumber Data
sesuai (=)
Daerah
melampaui
2011 2012 2013 2014 2015 (>)
3.3.190 Persentase desa berstatus
1.25 1.25 1.25 3.13 4.38
swasembada terhadap total desa
3.3.191
Fokus Sumber Daya Manusia
3.3.192
Ketenagakerjaan
Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Perburuan dan 25.76 27.25 28.74 31.64 34.54
Perikinan
Industri Pengolahan 3.07 3.52 3.97 4.21 4.45
Pedagangan Besar, Eceran,
16.49 16.54 16.59 15.75 16.34
Rumah Makan dan Hotel
2. Pendapatan transfer.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Tabel 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015
Kabupaten Bone Bolango
Rata-rata
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015* Pertumbuhan
(%)
1.2.2 Dana Alokasi Umum 267,662,207,000.00 318,414,380,000.00 367,000,042,000.00 408,500,750,000.00 426,858,306,000.00 12.51
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 27,053,500,000.00 33,890,770,000.00 43,008,850,000.00 52,754,060,000.00 72,504,900,000.00 28.07
Gambar 3.1
Grafik Pendapatan Daerah dan Pertumbuhannya Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone
Bolango
Keterangan : * data unaudit
Gambar 3.2
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone
Bolango
Keterangan : * data unaudit
B. Dana Perimbangan
Dana perimbangan/pendapatan Transfer merupakan penerimaan
daerah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah. Dana Perimbangan ini terdiri dari atas: (1) Bagi Hasil
Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak, (2) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (3)
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan bertujuan untuk
mengurangi ketimpangan sumber pendapatan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, serta mengurangi kesenjangan pendanaan
pemerintah antar daerah. Dana Perimbangan Kabupaten Bone Bolango
setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada gambar
3.3 berikut ini :
Gambar 3.3
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone
Bolango
Keterangan : * data unaudit
Gambar 3.4
Perkembangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Bone
BolangoTahun 2011 – 2015
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango
Keterangan : * data unaudit
penggunaan anggaran.
Dalam APBD yang menunjukkan alokasi belanja untuk
melaksanakan berbagai program/kegiatan dan sumber-sumber
pendapatan, serta pembiayaan yang digunakan untuk mendanainya.
Program/kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pendapatan, serta
pembangunan diberbagai sektor yang ada di masyarakat.
Belanja Pemerintah Kab. Bone Bolango selama kurun waktu tahun
2011-2015 setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011
belanja daerah Kabupaten Bone Bolango sebesar Rp
411,641,648,311.00 dan tahun 2015 meningkat menjadi sebesar Rp
689,675,347,148.00 dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar
14%. Meskipun nilai belanja daerah meningkat namun laju
pertumbuhannya berfluktuatif, pada tahun 2012 pertumbuhan belanja
daerah sebesar 10,03%, tahun 2013 pertumbuhan mengalami kenaikan
dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 21,17%, dan tahun 2014
pertumbuhan lebih rendah dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 4,18 %
dan pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 20,62%. Rincian
perkembangan belanja daerah dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
RATA-RATA
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015* PERTUMBUHAN
(% )
Belanja Bunga - - - - - 0
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kab/Kota dan - - 16,900,000,000.00 25,600,000,000.00 - 12.87
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kab/Kota dan 9,766,369,506.00 14,455,959,746.00 - - 66,581,329,209.00 12.00
Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga 325,953,175.00 286,098,500.00 768,667,000.00 - 552,481,500.00 39.11
Belanja Barang dan Jasa 64,422,999,314.00 71,590,113,202.00 75,042,026,319.00 90,346,995,224.80 108,306,658,393.00 14.06
Gambar 3.5
Komposisi Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone
Bolango
Keterangan : * data unaudit
Tabel 3.3
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Bone Bolango Tahun 2011-2015
2 Belanja Bunga - - -
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone
Bolango
Keterangan : * data unaudit
3.1.2.2 Kewajiban
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan
tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu.
Kewajiban memberikan informasi tentang utang pemerintah
daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap
arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban
Jangka Panjang. Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Kabupaten Bone Bolango pada
tahun 2015 adalah sebesar Rp 16,705,220,367.83. Kewajiban
jangka pendek, yang diharapkan harus diselesaikan dalam
jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan, bertumbuh
ratarata 41,91 % per tahun. Peningkatan utang jangka pendek
ini didorong adanya peningkatan Utang Jangka Pendek Lainnya.
Sementara itu, sejak tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Bone
Bolango tidak mempunyai kewajiban jangka panjang.
Tabel 3.4
Rata-Rata Pertumbuhan Aset Daerah Kabupaten Bone BolangoTahun 2013-2015
RATA-RATA
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2 0 1 5* PERTUMBUH
AN (%)
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango
Keterangan : * data unaudit
Tabel 3.5
Rata-Rata Pertumbuhan Rasio Keuangan
Kabupaten Bone BolangoTahun 2013-2015
No. Uraian 2013 2014 2015
1 Rasio Likuiditas
2 Rasio solvabilitas
3 Rasio aktivitas
Rata-rata umur piutang 0.42% 0.31% 0.02%
Tabel 3.6
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Bone Bolango
2013 2014 2015*
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2011 -
2015, rata-rata pertumbuhan belanja untuk memenuhi kebutuhan
aparatur adalah sebesar 2.47 % yaitu sebesar Rp 472,259,282,991.00
di tahun 2013 dan pada tahun 2015 menjadi Rp 313,972,201,572.00.
Dan apabila dilihat proporsi dan perkembangan proporsinya belanja
untuk memenuhi kebutuhan aparatur dari tahun 2013 ke tahun 2014
semakin menurun yaitu dari 88,17% pada tahun 2013 menjadi 81,38%
ditahun 2014. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut :
Tabel 3.7.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Bone Bolango
Total pengeluaran
Total belanja untuk (Belanja +
pemenuhan Pembiayaan Prosentase
No Uraian kebutuhan aparatur Pengeluaran)
(Rp)
(Rp)
(a) (b) (a) / (b) x 100%
1 2013 472,259,282,991.00 535,609,492,071.00 88.17
2 2014 450,550,571,197.00 553,670,370,417.80 81.38
3 2015* 493,531,590,495.00 696,923,347,148.00 70.82
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango
Keterangan : * data unaudit
Tabel 3.8
Realisasi Pembiayaan Daerah
Kabupaten Bone BolangoTahun 2011-2014
RATA-RATA
URAIAN REALISASI 2011 REALISASI 2012 REALISASI 2013 REALISASI 2014 REALISASI 2015 PERTUMBUHAN
(%)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 19,499,059,071.61 47,879,724,201.71 30,564,969,538.26 19,224,798,138.24 29,392,562,491.00 31.29
Penerimaan Pembiayaan Daerah terdiri dari :
- SiLPA - Pelampauan Penerimaan PAD 0.00 0.00 711,867,444.55 0.00 0.00
- Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah 3,264,526,270.96 0.00 584,652,000.00 152,903,500.00 152,903,500.00
yang Sah
- Kewajiban kepada pihak ketiga 0.00 0.00 0.00 0.00 7,725,043,763.00
- Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya 0.00 0.00 4,445,777,778.52 1,421,569,331.34 0.00
- Kegiatan Lanjutan 16,234,532,800.65 47,879,724,201.71 24,824,350,468.65 17,650,325,306.90 21,514,615,228.00
- Koreksi SiLPA 0.00 0.00 (1,678,153.46) 0.00 0.00
- Penerimaan Piutang Daerah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2,199,601,387.00 3,098,280,240.00 3,700,000,000.00 7,500,000,000.00 7,248,000,000.00 39.91
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah Terdiri dari:
- Penyertaan Modal pada PT Bank Sulut 0.00 0.00 0.00 3,000,000,000.00 2,000,000,000.00
- Penyertaan Modal pada BUMD Bone Bolango Cemerlang 0.00 650,000,000.00 1,500,000,000.00 1,500,000,000.00 250,000,000.00
- Penyertaan Modal pada PDAM Kab. Bone Bolango 0.00 500,000,000.00 2,200,000,000.00 3,000,000,000.00 4,998,000,000.00
- Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo 2,199,601,387.00 1,948,280,240.00 0.00 0.00 0.00
PEMBIAYAAN NETTO 17,299,457,684.61 44,781,443,961.71 26,864,969,538.26 11,724,798,138.24 22,144,562,491.00 37.84
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango
Keterangan : * data unaudit
Tabel 3.9
Perkembangan Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Bone BolangoTahun 2013-2015
2013 2014 2015*
NO Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
Realisasi
1 Pendapatan 541,169,320,670.98 604,778,303,865.72 697,980,906,108.50
Daerah
Belanja
2 548,809,492,071.00 571,770,370,417.80 692,646,139,448.90
Daerah
Pengeluaran
3 Pembiayaan 3,700,000,000.00 7,500,000,000.00 7,248,000,000.00
Daerah
Defisit riil (11,340,171,400.02) 25,507,933,447.92 (1,913,233,340.40)
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone
Bolango
Keterangan : * data unaudit
Tabel 3.11.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Bone BolangoTahun 2013-2015
Proporsi dari Total Defisit Riil
No. Uraian
2013 2014 2015*
air, listrik dan internet, belanja ATK, belanja sarana dan prasarana
perkantoran serta perjalana luar dan dalam daerah harus sesuai dengan
kebutuhan riil, prinsip efisiensi dan efektivitas pencapaian
sasaranprogram dan kegiatan strategis SKPD.
Arah kebijakan belanja daerah tahun 2016-2021 diarahkan pada
beberapa prioritas berikut:
1. Kebijakan belanja daerah untuk Periode 2016-2021 masih akan
dititikberatkan pada lima pilar pembangunan, yakni pembangunan
(1) pertanian dan peternakan; (2) pendidikan, (3) kesehatan dan (4)
infrastruktur dan perumahan serta (5) pariwisata.
2. Mengalokasikan anggaran pendidikan dengan arah utama untuk
mendukung program Bone Bolango Cerdas dengan alokasi minimal
20% dari total belanja daerah tahun 2016-2021 termasuk belanja gaji
guru. Belanja ini dialokasikan untuk peningkatan kualitas pelayanan
pendidikan dalam rangka mendukung perbaikan angka partisipasi
sekolah, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah (AMH dan
RLS), angka dan mutu kelulusan siswa, peningkatan ketersediaan
dan mutu tenaga pendidik, serta ketersediaan dan kualitas sarana
prasarana pendidikan. Selain itu, anggaran tersebut dialokasikan
untuk pemberian beasiswa siswa dan mahasiswa berprestasi dan
kurang mampu, beasiswa bagi guru berprestasi dan peningkatan
kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan khususnya yang
bertugas pada wilayah wilayah terpencil.
3. Mengalokasikan anggaran sektor kesehatan untuk pelayanan yang
bermutu dan terjangkau dengan alokasi minimal 10% sesuai amanah
UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Alokasi anggaran
tersebut diarahkan untuk peningkatan layanan kesehatan dasar dan
rujukan yang didukung dengan pemberian jaminan kesehatan bagi
seluruh masyarakat Kabupaten Bone Bolango. Arah belanja sektor
kesehatan tersebut diarahkan pula untuk penyediaan fasilitas mobil
maju melalui Dana Alokasi Desa (ADD) dan Dana Desa serta
sumber keuangan lainnya. Pemanfaatan dana desa di prioritaskan
untuk mendukung penyediaan dan peningkatan kualitas infrastruktur
dasar skala desa serta menunjang mobilitas ekonomi masyarakat
desa. Tunjangan Penyelenggara Pemerintahan Umum Desa
(TPPUD) untuk tahun 2016 akan ditingkatkan sesuai kemampuan
keuangan daerah serta ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Pada tahun 2016 penunjang operasional pemerintah desa
akan ditingkatkan sesuai kebutuhan dan ketentuan berlaku serta
penyediaan sarana prasarana pemerintah desa utamanya kantor
desa dan kenderaan operasional akan menjadi prioritas penting.
8. Mengalokasi belanja modal minimal 30% dari total belanja langsung
untuk kepentingan rakyat dalam upaya peningkatan dan percepatan
pembangunan infrastruktur dan belanja pengadaan barang dan jasa
yang dapat memberi dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan
pemenuhan layanan dasar. Belanja modal untuk pembangunan
infrastruktur diprioritaskan untuk meningkatkan pemerataan
pembangunan infrastruktur keseluruh wilayah, meningkatkan
aksesibilitas wilayah (antar pusat-pusat pemukiman, antar pusat-
pusat produksi dan pemasaran), membuka keterisolasian wilayah-
wilayah terpencil khususnya Kecamatan Pinogu dan Kecamatan
Bulango Ulu, serta penataan kawasan pemerintahan dan kawasan
strategis lainnya dengan melakukan perbaikan kualitas infrastruktur
pada pusat pemerintahan, peningkatan akses masyarakat terhadap
air minum, listrik, sanitasi lingkungan serta infrastruktur pemukiman
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pembangunan
infrastruktur irigasi akan terus ditingkatkan dalam rangka
meningkatkan ketahanan pangan daerah.
9. Meningkatkan alokasi anggaran sektor-sektor ekonomi yang makin
diorientasikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
Tabel 3.12.
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Bone Bolango
Rata-rata
2013 2014 2015*
No Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
Belanja Tidak
A 8.11
Langsung 269,022,799,865.00 302,052,186,538.00 313,970,169,372.00
Belanja Gaji dan
1 201,717,215,093.00 213,560,458,716.00 242,553,655,884.00 9.72
Tunjangan
Belanja Penerimaan
Anggota dan Pimpinan
2 744,000,000.00 846,000,000.00 1,510,200,000.00 46.11
DPRD serta Operasional
KDH/WKDH
3 Belanja Bunga
4 Belanja bagi hasil
Belanja Tambahan
5 48,744,867,452.00 61,311,838,654.00 69,464,435,481.00 19.54
Penghasilan PNS
Belanja Insentif
6 Pemungutan Pajak 429,234,267.00 277,959,468.00 441,878,007.00 11.86
Daerah
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
7 Provinsi/Kabupaten/ 17,387,483,053.00 26,055,929,700.00 0.00 -25.07
Kota, Pemerintah Desa
dan Partai Politik
B Belanja Langsung 8,780,885,827.00 9,328,967,219.00 9,263,036,460.00 2.77
Belanja honorarium PNS
1 khusus untuk guru dan
tenaga medis.
Belanja Beasiswa
2 309,000,000.00 378,500,000.00 228,000,000.00 -8.64
Pendidikan PNS
Belanja Jasa Kantor (
khusus tagihan bulanan
3 8,471,885,827.00 8,950,467,219.00 9,035,036,460.00 3.30
kantor seperti listrik, air,
telepon dan sejenisnya )
Belanja sewa gedung
kantor (yang telah ada
4
kontrak jangka
panjangnya)
Belanja sewa
perlengkapan dan
5 peralatan kantor (yang
telah ada kontrak jangka
panjangnya)
Pembiayaan
C 3,700,000,000.00 7,500,000,000.00 7,248,000,000.00 49.67
Pengeluaran
Pembentukan Dana
1
Cadangan
2 Pembayaran pokok utang
Penyertaan Modal pada
3 3,700,000,000.00 7,500,000,000.00 7,248,000,000.00 49.67
BUMD
Tabel 3.13
Proyeksi Pendapatan Daerah
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango (data
diolah)
Tabel 3.14
Proyeksi Belanja Daerah
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango (data diolah)
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango (data
diolah)
Tabel 3.16
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Bone BolangoTahun 2016-2021
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango (data diolah)
Tabel 3.17
Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
Kabupaten Bone BolangoTahun 2016-2021
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango (data diolah).
BAB
ISU-ISU STRATEGIS
4
Pembahasan bagian ini mendudukan berbagai permasalahan
pembangunan di Kabupaten Bone Bolango berdasarkan telaah berbagai
perencanaan kebijakan Nasional, Provinsi Gorontalo yang meliputi RPJPD
2005-2019, RPJMD 2012-2017, RPJPD Bone Bolango 2005-2025, serta
RTRW Bone Bolango 2013-2031. Hasil telaah dokumen terkait dikonfirmasi
dengan SKPD teknis yang menangani pelayanan berdasarkan urusan wajib
dasar, urusan wajib bukan dasar, urusan pilihan serta urusan bukan wajib dan
pilihan. Alur pikir pembahasan bab ini seperti terlihat pada gambar 4.1.
dibawah ini:
a. RPJMN 2015-2019
b. RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017
c. RPJPD Kabupaten Bone Bolango 2005-
2025
d. RTRW Bone Bolango 2013-2031
ISU-ISU STRATEGIS
A. KEMISKINAN
B. INFRASTRUKTUR DAN
LINGKUNGAN
C. SOSIAL & EKONOMI
D. TATAKELOLA PEMERINTAHAN
5. Peningkatan Kinerja
Ekspor Komoditi
Unggulan Daerah
dan Diservikasi
Komoditi lainnya.
6. Peningkatan
lapangan kerja
2. Menyediakan 7. Peningkatan
infrastruktur Infrastruktur Daerah
untuk
8. Peningkatan Jalan
percepatan
Akses ke pusat-pusat
pembangunan
produksi.
daerah
9. Terwujudnya
Kemandirian Desa
10. Peningkatan
Infrastruktur Desa
4. Perluasan
Pendidikan Non
Formal
2. Meningkatkan 5. Terwujudnya
derajat peningkatan kualitas
Kesehatan kesehatan
masyarakat masyarakat
6. Terbangunnya
infrastruktur
kesehatan sampai ke
tingkat desa
7. Terwujudnya akses
layanan kesehatan
masyarakat melalui
Jamkesda dan
Jamkesmas
4. Peningkatan
produktivitas hasil
pertanian dan
perikanan
5. Terwujudnya
pengelolaan
lingkungan hidup
6. Peningkatan
pengelolaan Sisa
Hasil Pertanian (Zero
Waste) untuk
produk-produk yang
mempunyai nilai
tambah tinggi
7. Peningkatan
pemeliharaan obyek-
obyek wisata
4. Peningkatan
kerukunan beragama
5. Peningkatan
pelestarian budaya
daerah
3. Meningkatkan 6. Peningkatan
peran indikator kualitas
perempuan dan hidup perempuan
kualitas hidup
7. Peningkatan peran
anak
perempuan di
parlemen dan
birokrasi.
8. Menurunnya angka
tindak kekerasan
dan diskriminasi
terhadap Perempuan
dan Anak
2. Pengentasan 4. Berkurangnya
Kemiskinan persentase
masyarakat miskin
5. Terwujudnya
peningkatan
ekonomi masyarakat
miskin
1. Pendidikan
Dengan memprioritaskan pada peningkatan pelayanan pendidikan dasar,
menengah dan atas, serta memberikan subsidi pendidikan untuk
memastikan anak usia sekolah dapat melanjutkan pendidikannya dan
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan di seluruh Desa dengan fasilitas
dan jumlah guru yang memadai juga diutamakan pada pembangunan
infrastruktur dan mutu pendidikan, serta pencapaian MDGs.
2. Kesehatan
Dengan memprioritaskan pada pemberian jaminan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu,
pusat kesehatan masyarakat pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di
tingkat kabupaten dan kota, serta meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam peningkatan pelayanan pos kesehatan di tingkat Desa.
3. Percepatan pembangunan infrastruktur,
Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, dukungan pelayanan
transportasi terpadu, energi, penataan permukiman, air bersih dan sanitasi
melalui pendekatan kawasan dan Kecamatan ber-IPM dibawah rata-rata
IPM Provinsi.
4. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
Membangun ekonomi kerakyatan diarahkan pada pengembangan sektor
pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, Koperasi dan
UMKM serta pariwisata melalui pemberdayaan kelompok usaha petani,
peternak, nelayan, perdagangan, serta usaha mikro dan kecil serta fasiliitasi
terhadap akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk melembagakan kegiatan
produktif dan meningkatkan pendapatan warga di tingkat Desa.
4.1.3. Telaah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Bone Bolango 2005-2025
Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Bone Bolango tahun
2011–2025 adalah mewujudkan “Masyarakat yang Maju dan Bermartabat”.
Untuk memberikan arahan bagi pelaksanaan pembangunan jangka panjang
daerah kurun waktu 2005-2025, maka pencapaian sasaran-sasaran pokok
pembangunan jangka panjang daerah yakni sebagai berikut:
kebutuhan masyarakat yang sampai saat ini belum dapat terlayani jaringan
air bersih di Kabupaten Bone Bolango. Sedangkan untuk penentuan sumber
air bersih (sumur dalam) berhubungan dengan penempatan sistem sanitasi
lingkungan (air limbah/kotor) dalam hal ini penempatan septictank dan bak
rembesan, sebaiknya diletakkan ±10 meter atau tidak menggunakan air
tanah dalam sebagai sumber air bersih melainkan dari pihak PDAM.
Tengah (790,53 ha); Suwawa Timur (18.326,72 ha); Tapa (326,74 ha)
dan Kecamatan Tilongkabila (943,27 ha).
kurang stabil, meliputi Kecamatan Bone (11.317,91 ha); Bone Pantai
(9.265,96 ha); Bone Raya (5.705,79 ha); Botupingge (1.571,2 ha);
Bulango Selatan (567,94 ha); Bulango Timur (804,17 ha); Bulango Ulu
(24.228,77 ha); Bulango Utara (9.956,37 ha); Bulawa (8.474,89
ha);Kabila (1.273,82 ha); Kabila Bone (5.574,72 ha) ; Suwawa
(5.462,67 ha); Suwawa Selatan (3.752,24 ha); Suwawa Tengah
(1.552,3 ha); Suwawa Timur (64.196,25 ha); Tapa (939,08 ha) dan
Tilongkabila (3.805,09 ha).
tidak stabil, meliputi Kecamatan Bone Pantai (25,82 ha) dan Kabila
Bone (45,64 ha).
B. Arahan Kawasan Budidaya
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. kawasan
hutan produksi dibedakan atas kawasan hutan produksi terbatas dan
kawasan hutan produksi tetap.
Areal yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan dan memenuhi kriteria
sebagai hutan produksi terbatas sesuai Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 683/KPTA/UM/8/1981, maka areal tersebut
dipertahankan sebagai kawasan hutan produksi terbatas yang berperan
sebagai kawasan penyangga. Hutan Produksi Terbatas ini merupakan
kawasan yang memproduksi kayu dan hasil hutan lainnya, tetapi
eksploitasinya hanya dapat dengan sistem tebang pilih dan tanam.
Secara keseluruhan, luas areal HPT di Kabupaten Bone Bolango adalah
18.841.67 ha atau 9 % dari luas wilayah kabupaten Bone Bolango,
dengan rincian pembagian adalah sebagai berikut : Kecamatan Bone
dengan luas 341,19 Ha; Kecamatan Suwawa Selatan dengan luas
138,50 Ha ; Kecamatan Bone Pantai dengan luas 1.349,51 Ha;
Kecamatan Bulawa dengan luas 5.038,27 Ha; Kecamatan Bone Raya
dengan luas 3.923,18 Ha; Kecamatan Bulango Ulu dengan luas 123,44
Ha; Kecamatan Bulango Utara dengan luas 26,06 Ha dan Kecamatan
Suwawa Timur dengan luas 7.901,52 Ha.
Kawasan hutan produksi ini diarahkan untuk menstabilkan bahan baku
industri yang berasal dari hutan produksi alam, meningkatkan produksi
bahan baku yang berasal dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat,
meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja dengan
melibatkanmasyarakat lokal. Secara keseluruhan luas areal kawasan
produksi di Kabupaten Bone Bolango adalah 824.04 ha. Yang terletak di
Kecamatan Suwawa selatan dengan luas 148,09 Ha; Kecamatan Bone
Raya dengan luas 54,11 Ha dan di Kecamatan Bone dengan luas 621,84
Ha.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian
Pengembangan potensi sumberdaya wilayah untuk sektor pertanian,
keragaman sifat lahan akan sangat menentukan jenis komoditas yang
dapat diusahakan serta tingkat produktivitasnya. Hal ini disebabkan
setiap jenis komoditas pertanian memerlukan persyaratan sifat lahan
yang spesifik untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Rencana untuk kawasan pertanian tanaman pangan terdapat di
Kecamatan Bone, Bone Pantai, Bone Raya, Botupingge, Bulango
Selatan, Bulango Timur, Bulango Ulu, Bulango Utara, Bulawa, Kabila,
Suwawa, Suwawa Selatan, Suwawa Tengah, Suwawa Timur, Tapa,
Kecamatan Tilongkabila dan Kecamatan Pinogu dengan total luasan
kurang lebih 11.456,54 Ha.
Arahan pengembangan kawasan peruntukan untuk sub sektor
peternakan, meliputi Sentra ayam kampung di Kecamatan Suwawa Desa
Tingkohobu dan Kecamatan Bone Pantai Desa Tongo; Sentra ayam ras
petelur di Kecamatan Bulango Timur, Desa Bulotalangi Barat,
Kecamatan Suwawa Desa Huluduotamo dan kecamatan Tilongkabila,
Desa Tamboo; Sentra ayam ras pedaging di Kecamatan Bulango
Selatan Desa Ayula, Kecamatan Tilongkabila Desa Tamboo dan
Kecamatan Tapa; Sentra itik di Kecamatan Tilongkabila Desa
Pekerjaan Umum dan Rendahnya cakupan akses air bersih dan sanitasi (60% dan
Penataan Ruang, 55%)
Perumahan Rakyat
dan Kawasan Belum optimalnya penataan KASIBA
Pemukiman
Belum optimalnya infrastruktur pencegahan resiko bencana
banjir, tanah longsor dan abrasi pantai
Belum optimalnya kelembagaan pengelolaan sumber daya air
Jaringan drainase belum tertata dengan baik dan terkoneksi
dengan saluran sekunder
Urusan Pemerintahan
Permasalahan
Pilihan
Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian khususnya
lahan sawah pertanian beririgasi teknis
Rendahnya adaptasi teknologi perubahan iklim
Rendahnya PKS Petani
Urusan Pemerintahan Bidang Belum maksimalnya produksi dan produktifitas
Pertanian Ketahanan Pangan komoditi unggulan
Rendahnya produksi pangan hewani
Belum terjaminnya ketahanan pangan daerah
Rasio jumlah penyuluh dan wilayah kerja sangat
timpang
Rendahnya akses terhadap faktor produksi untuk
budidaya perikanan
Urusan Pemerintahan
Perikanan dan Kelautan Rendahnya akses nelayan terhadap informasi dan
teknologi perikanan tangkap
Rendahnya askes terhadap permodalan
Rasio fertilitas dengan mortalitas Ruminansia (sapi)
sangat timpang
Urusan Pemerintahan Ketersediaan SDM Bidang veteriner belum memadai
Peternakan dari segi kualitas maupun kuantitas
Urusan Pemerintahan
Permasalahan
Pilihan
Belum berkembangnya iklim usaha dan peningkatan
kerja sama usaha dengan dunia usaha di bidang
industry
15% belum dapat dicapai hingga akhir periode 2015. Disamping itu,
karakteristik penduduk miskin tersebut umumnya tersebar pada wilayah
pedesaan dan wilayah terpencil dengan mata pencaharian utama petani dan
nelayan. Potensi sumber daya alam yang dimiliki sebagai sumber daya
ekonomi belum dapat didayagunakan dengan baik bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Beberapa issu fundamental lainnya dalam aspek
penanggulangan kemiskinan tersebut antaranya:
Intervensi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
Kebijakan fiskal dan investasi bagi pengentasan kemiskinan.
Sinergitas dan integrasi upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
Targetting sasaran penanggulangan kemiskinan.
Peran aktif kelembagaan program penanggulangan kemiskinan.
Pengendalian faktor-faktor eksternal seperti inflasi.
Budaya masyarakat dan peran aktif masyarakat.
Keterlibatan peran aktif pihak dunia usaha dan kelembagaan lainnya.
Daya ungkit dan daya tarik PKW(p) Suwawa sebagai ibu kota
pemerintahan untuk menjadi simpul pertumbuhan dan penguat
konnektivitas antar wilayah.
Konnektivitas antar wilayah pengembangan khususnya lintas utara dan
lintas selatan yang lemah.
Penataan ruang kawasan-kawasan strategis dan kawasan prioritas.
Pemanfaatan ruang pada kawasan pertambangan bagi peningkatan
pendapatan daerah dan pengembangan ekonomi wilayah.
Penataan sistem pengelolaan ruang; pengendalian pemanfaatan ruang
serta siergitas antar sektor dan antar wilayah.