Anda di halaman 1dari 6

1.

Cara menyajikan data numerik


a. Data Kategorik
Data Kategorik adalah data yang berhubungan dengan
kategorisasi, disajikan bukan dalam bentuk angka. Data Kualitatif dapat
diangkakan dalam bentuk ordinal atau rangking.
Contoh : agama, jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain.
Umumnya disajikan dalam bentuk skala pengukuran pada variabel
kategorikal yaitu skala nominal dan skala ordinal.
1) Skala nominal
Skala Nominal adalah pengelompokan objek ke dalam dua
kategori atau lebih. Misalnya jenis kelamin yang terdiri dari dua
kategori yaitu laki-laki yang di berikan nomor 1 dan perempuan
diberikan nomor 2. Pemberian nomor pada kategori tersebut hanya
sebagai label untuk membedakan saja.
2) Skala ordinal
Data ordinal ialah data yang sudah diurutkan dari jenjang yang
paling rendah sampai ke jenjang tinggi, atau sebaliknya tergantung
peringkat selera pengukuran yang subjektif terhadap objek tertentu.

b. Data Numerik
Data numerik adalah data yang berbentuk angka.
Contoh: Jumlah pegawai, umur, dan lain-lain. Datanya dapat
berasal dari hasil penghitungan, pengukuran langsung ataupun perubahan
dari data kualitatif.
Data numerik umumnya disajikan dalam bentuk table dan grafik.
Skala pengukuran pada variabel numerik ada dua yaitu skala interval dan
skala rasio
1) Skala Interval
Data interval mempunyai sifat-sifat nominal dari data ordinal.
Pengukuran data interval tidak memberikan jumlah yang absolute dari
objek yang diukur. Contohnya hasil dari nilai ujian, persepsi,
tanggapan dan sebagainya.
2) Skala rasio
Data rasio adalah tingkatan data yang paling tinggi. Data rasio
memiliki jarak antar nilai yang pasti dan memiliki nilai nol mutlak
yang tidak dimiliki oleh jenis-jenis data lainnya. Contoh dari data rasio
yaitu berat badan, tinggi, panjang benda, jarak, jumlah satuan benda
dan lainnya.

2. langkah-langkah yang dilakukan dari awal hingga mendapatkan data


kontinyu/numerik yang siap untuk dianalisis secara statistik,
a. Pengumpulan Data
yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data yaitu :
1) Sumber data ( primer, sekunder, tertier )
2) Cara pengumpulan data
Dapat dari pencatatan rutin yang dilakukan oleh instansi kesehatan.
Pengumpulan data dari instansi kesehatan relatif mudah dan biaya
tidak besar, tetapi datanya sering tidak lengkap dan tidak aktual dan
terkadang dimanipulasi. Cara pengumpulan data langsung dari
masyarakat dilakukan dengan survey .pengumpulan data langsung dari
masyarakat merupakan cara terbaik untuk mengetahui keadaan
kesehatan masyarakat tetapi survey penelitian lainnya dibutuhkan
biaya dan tenaga yang cukup besar.

Metoda Pengumpulan Data


a) Wawancara
Teknik pengumpulan data dimana pewawancara mendapat
keterangan secara lisan melalui bercakap-cakap. Instrumen yang
dipakai kuesioner(pedoman wawancara)
b) Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengamati gejala alam dengan
menggunakan alat indra dengan hasil dicatat, alat bantu: daftar cek,
skala penilaian, alat potret atau rekaman.
c) Kuesioner/angket.
Teknik pengumpulan ata melalui formulir pertanyaan tertulis pada
sekumpulan orang yuntuk mendapat keterangan
3) Alat ukur yang digunakan
a) Teknik pengumpulan data dengan mengukur orang/objek mengenai
hal yang dipelajari dengan alat ukur.
b) Teknik pengumpulan data dengan mengutip catatan laporan tertulis
b. Pengolahan Data
1) Editing
Untuk meneliti kembali apakah isian pada lembar kuesioner atau
formulir sudah cukup baik dan dapat segera diproses lebih lanjut
sebaiknya editing langsung dilakukan ditempat pengumpulan data (
dilapangan), sehingga jika terdapat kesalahan, maka upaya pembetulan
data dapat segera dilakukan dan tidak memerlukan biaya besar

Hal yang harus diperhatikan dalam proses editing adalah


a) Kelengkapan jawaban
b) Keterbacaan tulisan
c) Kesesuaian jawaban satu dengan lainnya
d) Keseragaman satuan ukuran
2) Koding
Usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban/hasil-hasil yang ada
menurut macamnya ke bentuk yang lebih ringkas dengan
menggunakan kode misalnya data pekerjaan kode A PN: 1, Petani: 2,
pedagang: 3
Jadi bila responden pekerjaan petani cukup beri kode A2
c. Penyajian Data
Penyajian data dalam bentuk table
Fungsinya menggambarkan perbandingan terdiri dari :
1) Tabel distribusi frekuensi
2) Tabel silang ( cross tabulasi )
d. Analisa Data

Cara-cara men-threat apabila data numerik/kontinyu kita tidak terdistribusi


secara normal?
1) Untuk kategorik dilihat dari hasil table jika ada nilai/angka 0 berarti
distribusi tidak normal
2) Untuk numerik banyak cara diantaranya dilihat dari gambar loceng
apabila gambarnya pas ditengah berarti distribusi normal

3. Prinsip dan juga asumsi


a. chi square
Prinsip
1) Secara spesifik uji chi square dapat digunakan untuk
menentukan/menguji:
2) Ada tidaknya hubungan/asosiasi antara 2 variabel
3) Apakah suatu kelompok homogen dengan sub kelompok lain
4) Apakah ada kesesuaian antara pengamatan dengan parameter
tertentu yang dispesifikasikan
Asumsi.
1) Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut
juga Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol).
2) Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1
cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut
juga expected count (“Fh”) kurang dari 5.
3) Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah
cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih
dari 20%.
b. korelasi Pearson
prinsip
Mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua veriabel.
Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel
disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama
ataupun arah yang sebaliknya.
Asumsi.
1) Sampel data berpasangan (x, y) berasal dari sampel acak dan
merupakan data kuantitatif.
2) Pasangan data (x, y) harus berdistribusi normal.
c. normalitas data
Uji normalitas hanya digunakan untuk menguji dependent
variable Y, sedangkan independent variable X1 dan X2 diasumsikan
bukan merupakan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitas. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi berasal
dari distribusi normal.

4. data yang menggunakan spss


a. pengaruh status merokok (kat) terhadap status hipertensi (kat)
Hipertensi PR (95% P Value
Tidak Ya Confidence
Merokok Interval)
n % n %
Tidak 6 21.4 14 16.5 1.383 0.574
Ya 22 78.6 71 83.5 (0.475-
Total 28 100 85 100 4.092)
Tabel diatas menunjukan responden yang tidak merokok lebih banyak yang tidak
hipertensi (21,4 %) daripada yang hipertensi (16,5%) sedangkan responden yang
merokok lebih banyak yang hipertensi (83,5%) daripada tidak hipertensi (78,6%).
Hasil uji ci square menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara merokok
dengan hipertensi. (p value 0,574).
b. Hubungan antara tekanan darah ibu (num) dengan berat bayi lahir (num)

Corellasions
Tekanan Darah Berat Badan
Bayi saat lahir
Tekanan Darah Pearson 1 0.111
correlation
Sign. (2-tailed) 0.242
N 113 113
Berat Badan Pearson 0,111 1
Bayi saat lahir correlation
Sign. (2-tailed) 0,242
N 113 113

Tabel diatas menunjukan tidak ada hubungan bermakna tekanan darah


ibu dengan berat badan dengan berat badan bayi saat lahir dikarenakan
nilai (p value 0,242) lebih besar dari alfa 0.005

c. Perbedaan antara tingkat pendidikan (kat) dengan tekanan darah ibu


(num)
Tingkat N Mean SD P Value
Pendidikan
SMA 35 86,29 13,441
SMP 42 81,38 11,462 0,139
SD/Tidak 36 81,82 9,571
sekolah

Tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata tekanan darah ibu yang berpendidikan
SMA adalah 86.29 dengan standar deviasi 13.441. rata-rata tekanan darahn ibu
yang berpendidikn SMA adalah 81.83 dengan standar deviasi 11.462. rata-rata
tekanan darah ibu yang berpendidikan SD/ tidak sekolah adalah 81,82 dengan
standar deviasi 9,571. Hasil uji one-way anova menunjukan tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan dengan tekanan darah ibu (p value 0.139). lebih besar
daripada alfa 0.005.A

Anda mungkin juga menyukai