a. Definisi Koloid
secara nyata antara dua zat atau lebih dimana jumlah yang sedikit disebut fasa
terdispersi dan jumlah yang banyak disebut medium pendispersi. Ukuran partikel
koloid berkisar antara 1-100 nm. Secara makroskopis koloid akan tampak
b. Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid berada pada rentang antara larutan sejati dan
suspensi kasar maka sistem koloid dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu : a)
berukuran larutan menjadi berukuran koloid. Cara ini disebut sebagai cara
kondensasi.
yang tergolong cara dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, homogenisasi,
1.1). Cara Mekanik, Zat-zat yang berukuran besar dapat direduksi menjadi
7
8
1.2) Cara Busur Listrik Bredig, Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan
elektrode itu dicelupkan ke dalam air hingga kedua ujung elektrode itu
hampir bersentuhan agar terjadi loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga
1.3) Cara Peptisasi, Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar
ini digunakan pada pembuatan susu. Partikel lemak dari susu diperkecil
dengan tekanan tinggi. Jika ukuran partikel sudah sesuai ukuran koloid,
suhu reaksi tidak dikendalikan, dispersi koloid tidak akan terbentuk sebab
mengendap.
2.2) Reaksi Redoks, Sol emas dapat diperoleh melalui reduksi emas(III)
oleh ion-ion OH- yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid. Ionion
2.3) Reaksi Hidrolisis, Besi(III) klorida jika dilarutkan dalam air akan
mengionisasi air membentuk ion OH- dan H+. Ion-ion OH- bereaksi
10
larutan sejati, tetapi tidak cukup besar untuk mengendap. Selain itu, koloid
dari larutan.
c. Sistem Koloid
campuran zat yang tidak dapat homogen. Jika dalam larutan kita mengenal istilah
zat terlarut dan zat pelarut, maka dalam system koloid istilah tersebut menjadi fasa
Tabel 2.3.
d. Sifat-Sifat Koloid
Sifat-sifat khas koloid yang dibahas dalam pembelajaran antara lain : efek
1. Efek Tyndall
koloid. Jika kita menjatuhkan cahaya melawati suatu sistem koloid maka cahaya
(Permana, 2009:158)
2. Gerak Brown
(Partana,2009:250)
Gambar 2.4 Gerak Brown
3. Adsorpsi
pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Gambar 2.5
(Partana,2009:250)
13
4. Elektoforesis
dua batang elektrode, kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka
partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis
koloid.
5. Dialisis
kestabilan koloid. Cara ini didasarkan pada fakta bahwa partikel koloid tidak
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah salah satu cara menjaga kestabilan koloid dengan
cara koloid contohnya sol liofil seperti gelatin. Koloid pelindung ini akan
(Achmad,2001:210).
7. Koagulasi
14
muatan koloid dapat terjadi karena : a) mencampurkan dua sol yang berbeda
2001:209).
yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Larutan termasuk pada jenis campuran yang
sehingga hanya bisa diamati secara mikroskopik. Selain dari ukuran partikelnya
Perbandingan sifat campuran pada larutan, koloid, dan suspensi dapat dilihat pada
Tabel 2.5
15
(Purba,2006:160)
f. Penggolongan Koloid
sehingga sulit dipisahkan atau sangat stabil. Jika mediumnya air maka
cenderung memisah dan tidak stabil. Jika mediumnya air disebut hidrofob.
dan irreversible.
1. Koloid reversible, yaitu koloid yang dapat berubah menjadi tidak koloid
dan kemudian menjadi koloid kembali. Contohnya adalah air susu yang
(Syukri,1999:455).
aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari yang dibahas adalah aplikasi koloid
pembuatan tahu dan minyak kelapa. Prinsip koloid yang digunakan pada produksi
tahu dan minyak kelapa adalah koagulasi (Esti dan Sediadi, 2000,). Perbedaannya
terletak pada sebab koagulasi, sebab koagulasi pada tahu diakibatkan oleh
Dapus :
Shchukin, E., D., Pertsov, A.,V., Amelia, E., A., & Zelenev, A.,S. (2001). Colloid
and Surface Chemistry. Shanon : Elvesier.
Brady, James E. (1999). Kimia Universitas Asas & Struktur (Edisi Ketiga).
Jakarta : Binarupa Aksara