Anda di halaman 1dari 2

Prinsip Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS)

Dalam rangka penguatan/pemantapan program implementasi


penyelenggaraan SKS sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria (NSPK), dan mendukung 4 (empat) prinsip
penyelenggaraan SKS yang tercantum pada Permendikbud 158
Tahun 2014, setiap SMA penyelenggaraan SKS memperhatikan
ketentuan pokok sebagai berikut.
1. Setiap peserta didik harus diperlakukan dan dilayani sebagai
individu yang unik sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,
dan gaya belajar serta kebutuhan ekosistem pendidikan yang
mendukung. Implementasi SKS dimaksudkan untuk melayani
semua kelompok peserta didik termasuk pembelajar
cepat, pembelajar normal, dan pembelajar kurang cepat.
Jadi, bukan hanya untuk peserta didik pembelajar cepat.

2. Proses belajar dan pembelajaran dirancang dan dikembangkan


sebagai proses interaktif yang mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk membangun sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta karakter melalui transformasi pengalaman
belajar melalui pembelajaran tatap muka, terstruktur, dan
mandiri yang bersifat sistematik dan sistemik.

3. Setiap peserta didik difasilitasi agar mampu mencapai


ketuntasan belajar dalam setiap mata pelajaran secara optimal
sesuai kecepatan belajarnya. Bagi peserta didik yang termasuk
pembelajar lambat dibantu dengan program remediasi yang
memadai untuk mengejar penuntasan kompetensi, paling tidak
sama dengan peserta didik yang normal, dan bagi peserta didik
yang termasuk pembelajar cepat difasilitasi untuk
mempelajari UKBM berikutnya sehingga dapat menyelesaikan
program belajar lebih cepat dari waktu yang disediakan secara
normal.

4. Penilaian hasil belajar peserta didik harus menggunakan


penilaian acuan patokan (PAP) berbasis kompetensi.
Artinya penguasaan/capaian belajar setiap peserta didik
diukur dari penguasaan kompetensi yang dicapai secara
individual. Penguasaan kompetensi peserta didik diukur dari
kriteria ketuntasan setiap KD masing-masing mata pelajaran
pada semester berjalan. Kelulusan setiap peserta didik
ditentukan oleh penyelesaian seluruh mata pelajaran secara
tuntas dan diakhiri dengan ujian sekolah dan ujian yang bersifat
nasional pada mata pelajaran tertentu sebagai penilaian sumatif
yang dapat diadakan pada setiap semester.

5. Bahan belajar dan pembelajaran dapat dipelajari secara


mandiri yang berbentuk kemasan unit-unit pembelajaran
utuh yang disertai sumber belajar lain diantaranya Buku Teks
Pelajaran (BTP) dalam bentuk cetak dan/atau digital. Buku teks
pelajaran menggunakan buku yang telah ditetapkan secara
resmi oleh Kemendikbud atau sesuai dengan tuntutan
kompetensi Kurikulum 2013 dan dikembangkan bahan belajar
baru yang bersifat moduler dalam bentuk Unit Kegiatan
Belajar Mandiri (UKBM) berbasis KD yang digunakan untuk
memfasilitasi peserta didik belajar mandiri secara bertahap dan
berkelanjutan.

6. Program pendidikan harus sepenuhnya menggunakan


Struktur Kurikulum 2013 beserta semua perangkat
pendukungnya yang relevan, dan pengambilan mata pelajaran
oleh peserta didik dilakukan fleksibel secara individual atau
kelompok kecil melalui unit-unit pembelajaran utuh. Seluruh
mata pelajaran wajib ditempuh oleh setiap peserta didik.
Karena itu setiap peserta didik memiliki program belajar di SMA
sama selama 6 (enam) semester, tidak ada pemampatan ke
dalam program kurang dari enam semester. Dalam
implementasi SKS proses pendidikan diprogramkan agar setiap
peserta didik dapat belajar lebih efisien sehingga lama
belajarnya bisa kurang dari 6 (enam) semester dengan cara
menyelesaikan penguasaan setiap/seluruh mata pelajaran lebih
cepat. Bagi peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan
seluruh mata pelajaran sesuai waktu belajar yang tersedia (8
semester) tetap difasilitasi sampai dengan yang bersangkutan
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang dipersyaratan
dalam Kurikulum.

7. Guru dan/atau sekolah berperan sebagai: fasilitator belajar,


pengorganisasian belajar, penopang kajian, pembangun
karakter, dan sumber belajar. Pada dasarnya setiap guru, sesuai
dengan kewenangannya, menyelenggarakan pembelajaran
klasikal, pembelajaran kelompok kecil, dan pembelajaran
individual sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik yang
bervariasi. Jadwal pembelajaran dan pengelolaan sarana
prasarana pendukung pembelajaran diatur sepenuhnya oleh
masing-masing satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai