Anda di halaman 1dari 26

B.

Mutasi Guru
SMA Negeri 1 Kepanjen menentukan persyaratan mutasi guru sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah melalui mekanisme yang obyektif dan transparan antara lain
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Memenuhi persyaratan yang ditentukan :
1. Tersedia jumlah jam pada mata pelajaran tersebut minimal 24 jam
2. Ada surat permohonan dari yang bersangkutan
3. Ijasah minimal S1 sesuai dengan mata pelajaran yang di butuhkan
SMA Negeri 1 Kepanjen
4. Guru yang bersangkutan mengampu mata pelajaran sesuai dengan
ijazahnya
5. Memiliki kewenangan untuk mengajar atau memiliki akta IV
6. Tidak cacat jasmani/rohani
b. Proses mutasi harus sesuai prosedur :
1. Mengajukan permohonan ke sekolah
2. Mendapat persetujuan dari Tim mutasi (kepala sekolah, 4 waka) dan MGMP mata
pelajaran yang bersangkutan
3. Memperoleh surat kesediaan menerima dari SMA Negeri 1 Kepanjen
4. Menyerahkan surat lolos butuh dari sekolah asal
5. Mengisi dan menandatangani surat pernyataan kesanggupan menaati segala
peraturan dan tata tertib yang berlaku di SMA Negeri 1 Kepanjen
6. Menandatangani komitmen/ ketentuan guru mutasi
7. Mengikuti wawancara dengan tim mutasi
8. Pelaksanaan tugas dimulai setelah terbit SK mutasinya

C. Mutasi Siswa
SMA Negeri 1 Kepanjen menentukan persyaratan pindah/ mutasi peserta didik sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, melalui suatu mekanisme yang obyektif dan
transparan antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Memenuhi persyaratan yang ditentukan.


1. Ada formasi/ kekosongan tempat.
2. Surat permohonan orang tua yang bersangkutan.
3. Akreditasi sekolah asal minimal sama dengan akreditasi SMA Negeri 1 Kepanjen.
4. Program/ jurusan sekolah asal sama dengan program/ jurusan SMA
Negeri 1 Kepanjen
5. Memiliki Laporan Hasil Belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari sekolah asal.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah asal minimal sama dengan KKM SMA
Negeri 1 Kepanjen
7. Bagi pindahan pada saat pertengahan semester, siswa yang bersangkutan harus
membawa nilai ulangan harian, yaitu nilai pengetahuan, nilai keterampilanmasing-
masing mata pelajaran dan nilai sikap spiritual maupun sosial dari sekolah asal.
8. Memiliki Ijazah Sekolah Menengah Pertama/ sederajat
9. Memiliki surat pindah dari sekolah asal yang diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi/Cabang Dinas setempat dan jika diterima di SMA Negeri 1
Kepanjen maka surat pindah tersebut dimintakan pengesahan kepada Kepala Cabang
Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.
10. Mengikuti martikulasi mata pelajaran.
11. Memiliki Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari sekolah asal.
12. Mengisi pernyataan sanggup mengikuti aturan/ tata tertib SMA Negeri 1 Kepanjen.
b. Laporan hasil belajar (Rapor) dari sekolah asal tetap digunakan,dan akan dilanjutkan
dengan raport dariSMA Negeri 1 Kepanjen sesuai dengan semester yang di jalani/ di
tempuh

Sistem Pembelajaran SKS

Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Kepanjen untuk kelas X, XI dan XII melaksanakan
kurikulum 2013 dengan Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIPA), Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
(IPS) dan Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB) dan Lintas Minat yang didasarkan pada hasil angket
pemilihan peminatan peserta didik, Pengembangan diri melalui kegiatan ekstra dan BP/ BK, serta
kegiatan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas X. Jumlah mata
pelajaran di kelas X 16 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran Wajib A, 4 mata pelajaran
wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas minat

1. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kepanjen sbb :


2. Pelaksanaan Kurikulum 2013 dan pelaksanaan Permendikbud Nomor 158 tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit semester pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
SKS adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya menyepakati jumlah
beban belajar yang diikuti dan/atau strategi belajar setiap semester pada satuan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajarnya.

Pada SMA Negeri 1 Kepanjen SKS diselenggarakan dengan prinsip :

1. Setiap Peserta didikharus diperlakukan dan dilayani sebagai individu yang unik
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan gayabelajar serta kebutuhan ekosistem
pendidikan yang mendukung. Implementasi SKS dimaksudkan untuk melayani semua
kelompok peserta didik yang termasuk pembelajar cepat, pembelajar normal, dan
pembelajar lambat, jadi, bukan hanya untuk peserta didik pembelajar cepat (vide Pasal
1, 2, dan 3).
2. Proses belajardan pembelajaran harus dirancangdan dikembangkan sebagai
proses interaktif yang mengorganisasikan pengalaman belajar untuk membangun sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, serta karakter melalui tranformasi pengalaman belajar
melalui pembelajaran tatap muka, terstruktur, dan mandiri yang bersifat sistematik dan
sistemik. (videPasal 3, 4, dan Pasal 6)
3. Setiap peserta didikharus difasilitasi demikian rupa agar mampu mencapai
ketuntasan belajar dalam setiap mata pelajaran secara optimal sesuai kecepatan
belajarnya. Bagi peserta didik termasuk kelompok pembelajar lambat harus dibantu
dengan program remediasi yang memadai untuk mengejar penuntasan kompetensi
paling tidak sama dengan peserta didik yang normal, dan bagi peserta didik yang
termasuk pembelajar cepat harus difasilitasi untuk mempelajari UKBM berikutnya
sehingga dapat menyelesaikan .dalam waktu yang lebih cepat dari waktu yang tersedia
secara formal(Baca juga Naskah Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Tuntas yang
diterbitkan Direktorat Pembinaan SMA, Tahun 2017). (videPasal 6,7, 8,9, dan 10)
4. Penilaian hasil belajar peserta didikharus menggunakanpenilaian acuan patokan
berbasis kompetensi. Artinya penguasaan/capaian belajar setiap peserta didik diukur
dari penguasaan kompetensi yang dicapai secara individual. Penguasaan kompetensi
peserta didik diukur dari kriteria ketuntasan setiap KD masing-masing matapelajaran
pada semester berjalan. Kelulusan setiap peserta didik ditentukan oleh penyelesaian
seluruh mata pelajaran secara tuntas dan diakhiri dengan ujian sekolah atau ujian yang
bersifat nasional sebagai penilaian sumatif yang dapat diadakan pada setiap semester.
(vide Pasal 2,3, dan 13)
5. Bahan belajardanpembelajaranyang ditetapkan oleh pihak berwenang atau oleh
satuan pendidikan dan tersedia secara publik di pasaran, yang dapat berbentuk Buku
Teks Pelajaran (BTP) dan/atau modul, yang berbentuk kemasan unit-unit
pembelajaran utuh individual yang dapat dipelajari secara mandiridisertai sumber
belajar lain yang tercetak dan/atau digital. Buku teks pelajaran menggunakan buku yang
telah ditetapkan secara resmi oleh Kemendikbud atau dikembangkan bahan belajar baru
yang bersifat moduler yang sepenuhnya atau sebagian bersifat membelajarkan sendiri.
Disamping itu harus dikembangkan Unit Kegiatan Belajar (UKBM) berbasis KD yang
digunakan untuk memfasilitasi peserta didik secara bertahap-berlanjut mempelajari
dan menguasai unit-unit pembelajaran dalam suatu mata pelajaran. Dengan demikian
setiap peserta didik dapat belajar untuk menguasai kompetensi sesuai dengan gaya dan
kecepatan belajarnya. (videPasal 3,6,7,8, dan 9)
6. Program pendidikan harus sepenuhnya menggunakan Struktur Kurikulum 2013
beserta semua perangkat pendukungnya yang relevan; dan pengambilan mata pelajaran
oleh peserta didik dilakukan secara fleksibel secara individual atau kelompok kecil.
Seluruh mata pelajaran yang diwajibkan harus ditempuh oleh setiap peserta didik.
Karena itu setiap peserta didik memiliki kuota belajar di SMA sama selama 6 (enam)
semester, tidak bolehada pemampatan ke dalam program kurang dari enam semester.
Dalam implementasi SKS proses pendidikan diprogramkan agar setiap peserta didik
dapat belajar lebih efisien sehingga lama belajarnya bisa kurang dari 6 (enam) semester
dengan cara menyelesaikan penguasaan setiap/seluruh mata pelajaran lebih cepat. Bagi
peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan seluruh mata pelajaran sesuai waktu
belajar yang tersedia (8 semester) harus tetap difasilitasi sampai dengan yang
bersangkutan menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang dipersyaratan dalam
Kurikulum.(videPasal 1, 2, 3, 4, 6,7,8, 9, 12, 13, dan 14)
7. Guru dan/atau sekolah harus berperan sebagai: fasilitator belajar, pengorganisasi
belajar, penopang kajian, pembangun karakter, dan sumber belajar. Pada dasarnya setiap
guru, sesuai dengan kewenangannya, harus menyelenggarakan pembelajaran klasikal,
pembelajaran kelompok kecil, dan pembelajaran individual sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik yang bervariasi. Jadwal semua pembelajaran diatur
sepenuhnya oleh masing-masing satuan pendidikan dengan pimpinan Kepala Sekolah
dan seluruh perangkatnya. Demikian juga untuk pengelolaan sarana dan prasarananya
sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing satuan pendidikan dalam kerangka
peningkatan mutu berbasis sekolah. (videPasal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, dan 17)
Peserta Didik pada sekolah penyelenggara Sistem Kredit Semester (SKS) diberikan penanda
jika:

1. Menyelesaikan 1-2 semester sama dengan tingkat awal (kelas X)


2. Menyelesaikan 3-4 semester sama dengan tingkat menengah (Kelas XI)
3. Menyelesaikan 5 semester sama dengan tingkat akhir (Kelas XII)
Untuk validasi peserta didik dalam satu rombel SKS perlu didiskusikan dengan pihak GTK jika
siswa kurang dari ketentuan.Bagi peserta didik tingkat akhir pada sekolah penyelenggara SKS agar
terdeteksi pada Aplikasi PDUN kaitannya dengan Peserta UN maka harus didiskusikan kembali
dengan pihak PDSPK.

Penyelenggaraan SKS wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh hal-hal sebagai


berikut :

- Fleksibel merupakan penyelenggaraan SKS dengan fleksibilitas pilihan mata pelajaran


dan waktu penyelesaian masa belajar yang memungkinkan peserta didik menentukan
dan mengatur strategi belajar secara mandiri.
- Keunggulan merupakan penyelenggaraan SKS yang memungkinkan peserta didik
memperoleh kesempatan belajar dan mencapai tingkat kemampuan optimal sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.
- Maju berkelanjutan merupakan penyelenggaraan SKS yang memungkinkan peserta
didik dapat langsung mengikuti muatan, mata pelajaran atau program lebih lanjut tanpa
terkendala oleh peserta didik lain.
- Keadilan merupakan penyelenggaraan SKS yang memungkinkan peserta didik
mendapatkan kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan kapasitas belajar
yang dimiliki dan prestasi belajar yang dicapainya secara perseorangan.
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Tujuan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama dan kemandirian
setiap peserta didik secara optimal sesuai dengan kondisi sekolah dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2. Ekstrakurikuler wajib dan pilihan
2.1. Ekstrakurikuler wajib
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Untuk tahun pelajaran
2018-2019 ekstrakurikuler wajib adalah Pendidikan Kepramukaan.
Kegiatan Nilai-nilai yang Strategi
Ekstrakurikuler ditanamkan
 Demokratis  Latihan terprogram
(kepemimpinan,
Kepramukaan  Disiplin berorganisasi)
 Kerja sama
 Rasa Kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial dan
lingkungan hidup
 Cinta damai
 Kerja keras

2.2. Ekstrakurikuler pilihan


Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan
minat peserta didik, dalam bentuk latihan olah bakat dan latihan olah minat.
Jenis ekstrakurikuler pilihan yang diselenggarakan di SMA Negeri 1 Kepanjen
adalah :
Kegiatan Nilai-nilai yang Strategi
Ekstrakurikuler ditanamkan
1. UKS dan PMR  Peduli sosial dan  Latihan terprogram
lingkungan
hidup
 Toleransi
 Disiplin
 Komunikatif
2. KIR  Komunikatif  Pembinaan rutin
terhadap
kepedulian sosial  Mengikuti
dan lingkungan perlombaan
hidup  Pameran atau
 Rasa ingin tahu pekan ilmiah

 Kerja keras  Publikasi ilmiah


secara internal
 Senang
membaca
 Menghargai
prestasi
 Jujur
3. OSN  Menghargai  Pembinaan rutin
prestasi
 Pembinaan Khusus
 Kerja keras
 Mengikuti
 Disiplin perlombaan
 Jujur
 Senang
membaca
 Cinta damai dan
cinta lingkungan
hidup
4. Olahraga  Sportifitas  Melalui latihan
rutin (antara lain:
 Menghargai bola voli, basket,
prestasi tenis meja,
 Kerja keras badminton, pencak
Kegiatan Nilai-nilai yang Strategi
Ekstrakurikuler ditanamkan
 Cinta damai dan silat, outbond)
cinta lingkungan
hidup  Perlombaan olah
raga
 Disiplin
 Jujur
5. Kerohanian  Religius  Beribadah rutin
 Rasa kebangsaan  Peringatan hari
besar agama
 Cinta tanah air
dan cinta  Kegiatan
terhadap keagamaan
lingkungan
hidup
6. Seni  Disiplin  Latihan rutin
budaya/Sangga
r seni  Jujur  Mengikuti vokal
grup
 Peduli budaya
 Berkompetisi
 Peduli sosial internal dan
 Cinta tanah air eksternal
dan cinta  Pagelaran seni
lingkungan
hidup
 Semangat
kebangsaan
7. Kepemimpinan  Tanggung jawab  Kegiatan OSIS
 Keberanian  Kepramukaan
 Tekun  Kegiatan
kerohanian
 Sportivitas
 Kegiatan KIR
 Disiplin
 Kegiatan PMR
 Mandiri
 Demokratis
 Cinta damai
 Cinta tanah air
 Peduli
Kegiatan Nilai-nilai yang Strategi
Ekstrakurikuler ditanamkan
lingkungan
hidup
 Peduli sosial
 Keteladanan
 Sabar
 Toleransi
 Kerja keras
 Pantang
menyerah
 Kerja sama
8. Festival  Kreativitas  Pasar seni
sekolah
 Etos kerja  Pagelaran seni atau
musik
 Tanggung jawab
terhadap  Pameran karya
kehidupan sosial ilmiah
dan lingkungan
hidup  Bazaar

 kepemimpinan  Pasar murah

 Kerja sama  Karya seni


 Peringatan hari-
hari besar
agama/nasional

.
Kegiatan ini difasilitasi dan/ atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan
pengembangan diri juga dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan
kelompok ilmiah remaja.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilainnya dilakukan secara kualitatif,
tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Kegiatan pengembangan diri di SMA Negeri 1 Kepanjen dilaksanakan dikelas X, XI dan XII.

Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak
terprogram.

1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan


khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara
individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut

Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan  Individual
pendukung konseling  Kelompok: tatap muka guru BP masuk ke kelas
Ekstrakurikuler  Kepramukaan
 PMR
 UKS
 KIR
 Olah raga
 Kerohaniaan
 Seni budaya/sanggar seni
 Kesehatan reproduksi remaja
 Latihan dasar kepemimpinan

2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.
Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu kegiatan yang  Piket kelas
dilakukan terjadwal  Ibadah
 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas
 Bakti sosial

Spontan, adalah kegiatan tidak  Memberi dan menjawab salam


terjadwal dalam kejadian  Meminta maaf
khusus  Berterima kasih
 Mengunjungi orang yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
 Melerai pertengkaran

Keteladanan, adalah kegiatan  Performa guru


dalam bentuk perilaku sehari-  Mengambil sampah yang berserakan
hari  Cara berbicara yang sopan
 Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang
berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada
peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMA Negeri 1 Kepanjen adalah sebagai berikut :

Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan

B. Bimbingan Konseling  Kemandirian  Pembentukan karakter


(BK) atau kepribadian
 Percaya diri
 Pemberian motivasi
 Kerja sama
 Bimbingan karier
 Demokratis
 Peduli social dan
lingkungan hidup
 Komunikatif
 Jujur
C. Kegiatan Ekstrakurikuler:  Demokratis  Latihan terprogram
(kepemimpinan,
1. Kepramukaan  Disiplin berorganisasi)
 Kerja sama
 Rasa Kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial dan
lingkungan hidup
 Cinta damai
 Kerja keras
2. UKS dan PMR  Peduli sosial dan  Latihan terprogram
lingkungan hidup
 Toleransi
 Disiplin
 Komunikatif
3. KIR  Komunikatif  Pembinaan rutin
terhadap
kepedulian sosial  Mengikuti perlombaan
dan lingkungan  Pameran atau pekan
hidup ilmiah
 Rasa ingin tahu  Publikasi ilmiah
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan

 Kerja keras secara internal


 Senang membaca
 Menghargai
prestasi
 Jujur
4. OSN  Menghargai  Pembinaan rutin
prestasi
 Pembinaan Khusus
 Kerja keras
 Mengikuti perlombaan
 Disiplin
 Jujur
 Senang membaca
 Cinta damai dan
cinta lingkungan
hidup
5. Olahraga  Sportifitas  Melalui latihan rutin
(antara lain: bola voli,
 Menghargai basket, tenis meja,
prestasi badminton, pencak
 Kerja keras silat, outbond)

 Cinta damai dan  Perlombaan olah raga


cinta lingkungan
hidup
 Disiplin
 Jujur
6. Kerohanian  Religius  Beribadah rutin
 Rasa kebangsaan  Peringatan hari besar
agama
 Cinta tanah air dan
cinta terhadap  Kegiatan keagamaan
lingkungan hidup
7. Seni budaya/Sanggar  Disiplin  Latihan rutin
seni
 Jujur  Mengikuti vokal grup
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
 Peduli budaya  Berkompetisi internal
dan eksternal
 Peduli sosial
 Pagelaran seni
 Cinta tanah air dan
cinta lingkungan
hidup
 Semangat
kebangsaan
8. Kepemimpinan  Tanggung jawab  Kegiatan OSIS
 Keberanian  Kepramukaan
 Tekun  Kegiatan kerohanian
 Sportivitas  Kegiatan KIR
 Disiplin  Kegiatan PMR
 Mandiri
 Demokratis
 Cinta damai
 Cinta tanah air
 Peduli lingkungan
hidup
 Peduli sosial
 Keteladanan
 Sabar
 Toleransi
 Kerja keras
 Pantang menyerah
 Kerja sama
9. Festival sekolah  Kreativitas  Pasar seni
 Etos kerja  Pagelaran seni atau
musik
 Tanggung jawab
terhadap  Pameran karya ilmiah
kehidupan sosial
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan

dan lingkungan  Bazaar


hidup
 Pasar murah
 kepemimpinan
 Karya seni
 Kerja sama
 Peringatan hari-hari
besar agama/nasional

Pelaksanaan kegiatan yang dibawah Koordinasi Kesiswaan

a. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, bertujuan :


1) Mempersiapkan pengurus Osis dalam berorganisasi
2) Melatih pengurus Osis dalam berorganisasi
3) Melatih siswa untuk bersikap demokrasi
4) Melatih siswa belajar mengambil keputusan
5) Mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin yang handal
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan siang hari/ setelah pulang dari sekolah dan diikuti
oleh kelas X dan XI.

Tiap jenis ekstrakurikuler setiap minggu dilakukan 1 kali pertemuan.

Jenis ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Kepanjen antara lain :

 Ekstrakurikuler Wajib :
KEPRAMUKAAN

Konsep Dasar Pendidikan Kepramukaan :

1. Sejarah Pendidikan Kepramukaan


2. Pengertian dan Dasar Gerakan Pramuka
3. Jenis Kegiatan Pendidikan Kepramukaan
4. Tujuan Kegiatan Pramuka
5. Fungsi Kegiatan Pramuka
6. Peran dan Fungsi Mabigus
7. Syarat Kecakapan Pramuka
Kepramukaan untuk kelas X, XI dan XII bertujuan :
- Sebagai wahana untuk berlatih berorganisasi
- Melatih siswa untuk terampil dan mandiri
- Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
- Mengembangkan jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
- Mengembangkan sikap kerjasama
- Melatih siswa untuk menyelesaikan masalah dengan tepat
Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan :

a. Pendidikan kepramukaan dapat diimplementasikan dalam 3 model, yaitu:


1) Sistem Blok

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada


satuan pendidikan dengan menerapkan sistem blok adalah bentuk kegiatan
pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di
satuan pendidikan. Sistem blok ini dilakukan dengan alokasi waktu 36 jam
pelajaran karena sifatnya baru pengenalan.Sistemblok ini merupakan “Kursus
Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta didik” sesuai tingkatan dan
usianya.
Sistem penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan sistem blokdilakukan
dengan menggunakan modul, sehingga setiap pendidik dapat mengajarkan
pendidikan Kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini,
sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK),
dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung
pelaksanaan kegiatan.
Aktivitas Sistem Blok
 Dilaksanakan pada awal tahun pelajaran Untuk kelas I s.d VI SD, kelas VII
s.d. IX dan kelas X s.d. XII SMA/ SMK.
 Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam

Tujuan Sistem Blok


Tujuan pelaksanaan pendidikan Kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem blok
adalah:
a) Pengenalan pendidikan Kepramukaan yang menyenangkan dan menantang
kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan.
b) Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang
sejalan dan sesuai dengan tuntutanperkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, melalui:
 AplikasiDwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,
 Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma
ke-2 bagi peserta didikusiaPenggalang dan Penegak.

2) Sistem Aktualisasi

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan


pendidikan dengan menerapkan sistem Aktualisasi adalah bentuk kegiatan pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata
pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan.

Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem Aktualisasi dilakukan


dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan. Oleh
karena itu pendidik harus terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi
dasar mata pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini,
sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan
satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
kegiatan.

Aktivitas Sistem Aktualisasi :

a. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.


b. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
c. Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler
Pramuka.
d. Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh
Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem
Aktualisasi adalah:
a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang
kepada seluruh peserta didik.
b. Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan
metode dan prinsip dasar kepramukaan.
c. Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang
sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik
usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia
Penggalang, dan Penegak

3) Sistem Reguler
Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan dengan menerapkan sistem reguler adalah bentuk kegiatan
pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang
ada di satuan pendidikan dan merupakan kegiatan pendidikan kepramukaan
secara utuh. Oleh karena itu apabila satuan pendidikan memilih sistem reguler
dan belum memiliki Gudep, maka harus terlebih dahulu menyiapkan sistem
pengelolaan pendidikan kepramukaan melalui Gudep.
Aktivitas Sistem Reguler:
a. Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik
b. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
d. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus
satuan pendidikan.
e. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu
Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti
Kursus Mahir Dasar (KMD).
Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler
sistem reguler adalah meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan)
peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai
anggota pramuka, melalui: aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik
usia Siaga, dan aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia
Penggalang dan Penegak
b. Pola
Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan diwujudkan dalam bentuk:
1) Upacara kepramukaan dengan berbagai metode dan teknik dalam bentuk belajar
interaktif dan progresifdisesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental peserta
didik.Upacara meliputi upacara pembukaan dan penutupan.
2) Keterampilan dilaksanakan sebagai perwujudan komitmen Kepramukaan dalam
bentuk pembiasan dan penguatan sikap dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.

3) Penilaian

a) Penilaian dalam Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dengan


menggunakan penilaian yang bersifat otentik mencakup penilaian sikap dan
keterampilan.

b) Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan penilaian berdasarkan


pengamatan, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.

c) Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan penilaian unjuk


kerja.

d) Penilaian sikap dan keterampilan menggunakan jurnal pendidik dan


portofolio.

Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “BAIK” pada Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik

 Ekstrakurikuler Pilihan (untuk kelas X dan XI pada program MIA. IIS, danIBB)
1) Palang Merah Remaja (PMR), bertujuan :
a. Melatih praktik P3K
b. Mengembangkan jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
c. Mengembangkan sikap kerjasama
d. Membiasakan hidup sehat melalui UKS
2) Pembinaan Prestasi Siswa :
a. Olimpiade Sains Nasional (OSN) meliputi :
1) Matematika
2) Fisika
3) Kimia
4) Biologi
5) Ekonomi
6) Astronomi
7) Komputer
8) Kebumian
9) Geograf
Bertujuan :

1) Melatih siswa berfkir kritis


2) Melatih siswa terampil dalam menulis karya ilmiah
3) Mengikutsertakan siswa dalam berbagai lomba/ olimpiade

b. Non OSN
1) Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, hukum dan
pendidikan politik (PKn)
2) Pembinaan bahasa Indonesia (cerpen, perpustakaan, puisi, dsb.)
3) Pembinaan Bahasa Inggris (pidato, debat, dsb.)
4) Pembinaan bahasa Jerman (pidato, debat, seni budaya, dsb.)
5) Pembinaan bahasa Jepang (pidato, debat, senibudaya, menulis,
dsb.)
6) KIR IPA (Fisika, Kimia, Biologi), IPS (Ekonomi, Sosiologi, Geograf,
Sejarah), BHS (Antropologi)
Bertujuan :

1) Mengembangkan kreativitas siswa dalam ilmu pengetahuan


2) Melatih siswa berfkir kritis
3) Melatih siswa terampil dalam menulis karya ilmiah
4) Mengikutsertakan siswa dalam berbagai lomba

3) Keagamaan, Olah Raga, Seni dan Budaya meliputi :


a. Basket
b. Bola Voli
c. Tennis Lapangan
d. Sepak Bola
e. Merpati Putih
f. Funakoshi
g. Seni Marching Band
h. Seni Teater
i. Seni Tartil Qur’an
j. Cahaya Surga
k. Pasko
l. Jurnalistik
Bertujuan :

a. Mengembangkan kajian Al-qur’an


b. Mengembangkan kajian agama
c. Mengembangkan seni bela diri
d. Mengembangkan olah raga prestasi
e. Mengembangkan pengetahuan jurnalistik
f. Mengembangkan seni rupa, musik, tari dan teater

c. Alokasi Waktu
Kelas X dan kelas XI diberikan ekstrakurikuler yang dialokasikan 2 jam
(ekstrakurikuler 2 x 60 menit) tiap pertemuan dan setiap minggu satu kali
pertemuan.
Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur sebagai berikut :

No Jenis Kegiatan Hari Waktu Tempat Pelatihan/ Pembina Keterangan

1 Pramuka Jumat 13.00 – Sekolah Kusnadi, S.Pd


No Jenis Kegiatan Hari Waktu Tempat Pelatihan/ Pembina Keterangan

15.00 Adin, K, S.Pd

WIB Kastinah, S.Pd

Achmad Faisal

Moh. Ahsan Shohifur


Rizal, M.Pd

Ari Ratna Kusuma W,


S.Pd
2 Beladiri :

a. Senin 15.00 – Sekolah Suwandi


Merpati Putih & 17.00
b. Adi Satrianto
Sabtu
Taek Wondo WIB
Fauji Irawan
c.
Funakoshi
3 Jurnalistik, majsek Kamis 15.30 – Sekolah Reni Ike S, M.Pd
17.00
Mading
WIB

4 Basket Rabu 15.00 WIB Sekolah Junaedi


5 BDI Jumat 06.00 WIB Sekolah M. Khoirudin

12.00 WIB Umi Ni’matu Diana


6 Kesenian :

a. Sabtu 14.00 WIB Sekolah Ir. Wahyu Prabowo


Seni Teater
b. Rabu 14.00 WIB Damai Setiawan
Marching Band
Kamis Dedy Cahyo HS
7 Bahasa Jepang Rabu 14.30 WIB Sekolah Ahmad Zainul M

8 Tartil Qur-an Selasa 14.30 WIB Sekolah M. Ali, S.Pd


9 PASKO Selasa 15.00 WIB Sekolah Adin Karyawan, S.Pd

10 Debat Bhs. Inggris Selasa 15.00 WIB Sekolah Ayu Septiana


Rachmandika, S.Pd

11 Sasindo Selasa 15.00 WIB Sekolah Erna Syifaul, S.Pd


12 PMR Rabu 14.30 WIB Sekolah Setya Levi
No Jenis Kegiatan Hari Waktu Tempat Pelatihan/ Pembina Keterangan

13 Bahasa Jerman Rabu 14.00 WIB Sekolah Dian Saraswati, S.Pd

Kamis

Jumat

Jadwal kegiatan BK

Hari
No Pengembangan Diri
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1 BK      

Penilaian

Penilaian kegiatan pengembangan diri dan ekstrakulikuler dalam bentuk kualitatif, dengan
kualifkasi

A : Sangat baik

B : Baik

C : Cukup

D: Kurang

Pengaturan Beban Belajar

Pengaturan beban belajar sepenuhnya mengikuti ketentuan Struktur Kurikulum 2013.


Dalam Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah
Menengah Atas/Madrasah pada Pasal 7 ayat (3) s.d (9), disebutkan bahwa
1) beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pelajaran;
2) beban belajar tersebut terdiri atas: kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur,
dan kegiatan mandiri;
3) beban belajar kegiatan tatap muka dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per
minggu, dengan durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45 (empat puluh lima)
menit;
4) beban belajar kegiatan terstruktur dan beban belajar kegiatan mandiri paling
banyak 60% (enam puluh persen) dari waktu kegiatan tatap muka yang
bersangkutan;
5) beban belajar satu minggu untuk: Kelas X adalah 45 (empat puluh lima) jam
pelajaran, Kelas XI adalah 46 (empat puluh enam) jam pelajaran, dan Kelas XII
adalah 46 (empat puluh enam) jam pelajaran;
6) beban belajar satu semester di Kelas X dan Kelas XI masing-masing paling
sedikit 18 (delapan belas) minggu efektif;
7) Beban belajar di kelas XII semester ganjil paling sedikit 18 (delapan belas)
minggu efektif dan semester genap paling sedikit 14 (empat belas) minggu
efektif.
Selanjutnya masih relevan dengan beban belajar, pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem
Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 3 ayat (3) dinyatakan
bahwa pengambilan beban belajar untuk unit-unit pembelajaran utuh setiap mata
pelajaran oleh peserta didik sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. Dengan
demikian, pengaturan beban belajar dalam penyelenggaraan SKS adalah pengaturan
beban belajar setiap unit pembelajaran utuh atau dalam hal ini disebut UKBM dalam
rangka mencapai ketuntasan belajar atau penguasaan substansi pada UKBM, dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar sebagaimana ditetapkan pada
Struktur Kurikulum 2013.
Berikut adalah pengaturan beban belajar setiap UKBM:

a. Beban Belajar setiap UKBM diatur secara proporsional dengan jumlah pasangan
KD total untuk setiap mata pelajaran SMA.
b. Beban Belajar setiap UKBM disesuaikan dengan tugas belajar (learning task)
dan pengalaman belajar (learning experiences) yang dituntut untuk masing-
masing pasangan KD.
Mengacu kepada 2 (dua) pengaturan beban belajar setiap UKBM di atas, maka penghitungan
beban belajar setiap UKBM yang dinyatakan dalam jam pelajaran (JP).

1) RPP mata pelajaran tertentu memuat 1 (satu) pasangan KD, alokasi waktu
misalnya 4 JP (2 pertemuan) dengan 1 UKBM. Dari satuan waktu yang tersedia,
yaitu 4x45 menit (180 menit) minimal 72 menit untuk kegiatan tatap muka dan
paling banyak 108 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri setiap
minggu dalam satu semester.
2) RPP mata pelajaran tertentu memuat 1 (satu) pasangan KD, alokasi waktu
misalnya ada 4 JP (2 pertemuan) dengan 2 UKBM. Dari satuan waktu yang
tersedia, yaitu 4x45 menit (180 menit) minimal 72 menit untuk kegiatan tatap
muka dan paling banyak 108 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri setiap minggu dalam satu semester.
3) RPP mata pelajaran tertentu memuat lebih dari 1 (satu) pasangan KD, alokasi
waktu misalnya 6 JP (3 pertemuan) dengan 1 UKBM. Dari satuan waktu yang
tersedia, yaitu 6x45 menit (270 menit) minimal 108 menit untuk kegiatan tatap
muka dan paling banyak 162 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri setiap minggu dalam satu semester.
4) RPP mata pelajaran tertentu memuat lebih dari 1 (satu) pasangan KD, alokasi
waktu 6 JP (3 pertemuan) dengan 3 UKBM. Dari satuan waktu yang tersedia,
yaitu 6x45 menit (270 menit) minimal 108 menit untuk kegiatan tatap muka
dan paling banyak 162 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri
setiap minggu dalam satu semester.
Berdasarkan 4 (empat) contoh penghitungan beban belajar UKBM di atas, maka
penghingan beban belajar pada setiap UKBM didasarkan pada alokasi waktu dari
pasangan KD dalam RPP setiap minggu dalam satu semester. Apabila dalam RPP
memuat lebih dari 1 (satu) pasangan KD atau memuat 1 (satu) pasang KD namun
tugas belajar dan pengalaman belajar yang dituntut dalam pasangan KD tersebut
banyak, maka 2 (dua) macam RPP tersebut alokasi waktunya banyak. Untuk itu,
beban belajar UKBM dari RPP tersebut banyak. Dengan demikian, beban belajar pada
setiap UKBM disesuaikan dengan tugas belajar dan pengalaman belajar yang dituntut
pada pasangan KD dengan tetap memperhatikan satuan waktu untuk kegiatan tatap
muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Pengaturan alokasi waktu pada
setiap UKBM secara proporsional harus dilakukan pada saat melakukan pemetaan KD
pada waktu menyusun Promes.

Anda mungkin juga menyukai