PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Tentang jenis kelamin jumlah penderita pria dan wanita sama banyaknya
dan dapat mengenai semua umur3.
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi vaskulitis didasarkan pada beberapa kriteria, di antaranya
adalah ukuran pembuluh darah yang terkena, manifestasi klinis, gambaran
histopatologi, dan penyebab. Termasuk dalam golongan pembuluh darah besar
adalah aorta serta arteri dan vena ukuran besar; golongan pembuluh darah sedang
adalah arteri dan vena dengan ukuran sedang dan kecil; golongan pembuluh darah
kecil adalah arteriola, venula, dan kapiler 3, 4.
Klasifikasi vaskulitis yang paling bermanfaat untuk aplikasi klinis adalah
klasifikasi berdasarkan etiologi, yang dapat digunakan untuk membedakan
penyebab primer (idiopatik) dan sekunder (ada penyakit lain yang mendasarinya).
Kira-kira 50% kasus vaskulitis tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), sementara
2
penyebab yang diketahui di antaranya adalah infeksi (15- 20%), inflamasi (15-
20%), obat-obatan (10- 15%), dan keganasan (<5%).4
3
Vaskulitis pembuluh darah kecil*
Granulomatosa Wegener‡ Inflamasi granulomatosa traktus respiratorius yang
berhubungan dengan vaskulitis nekrosis pada
pembuluh darah kecil maupun sedang.
Glumerulonefritis necrotizing adalah yang paling
umum
Sindrom Churg-Straus‡ Inflamasi granulomatosa dan eosinofilia pada
traktus respiratorius disertai vaskulitis nekrosis
pada pembuluh darah kecil dan sedag yang
berhubungan dengan eosinofilia dan asma
Mikroskopik poliangiitis‡ Vaskulitis nekrosis dengan sedikit ataupun tidak
ada deposit imun pada pembuluh darah kecil.
Nekrosis arteritis pada arteri kecil maupun sedang
bisa juga terjadi. Nekrosi glumerulonefritis biasa.
Capilaritis pulmonary sering terjadi
Henoch Schonlen purpura Vaskulitis yang dicirikan dengan deposit imun
dominan Ig A pada pembuluh darah kecil. Khas
mengenai kulit dan glomerulus. Athralgia dan
arthritis sering dijumpai
Essential Vaskulitis dengan deposit imun cryoglobulin pada
cryoglobulinemic pembuluh darah kecil.
vasculitis
Angiitis Angiitis leukositoclastik tanpa vaskulitis sistemik
leukositoklastikkutaneus atau glumerulonefritis
4
2.4 PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
Secara umum, sebagian besar sindrom vasculitis diasumsikan dimediasi
setidaknya sebagian oleh mekanisme immunopathogenikyang terjadi dalam
respon terhadap rangsangan antigentertentu. Keadaan imunologi yang dapat
menerangkan timbulnya aktivasi imunologi ditentukan oleh beberapa keadaan,
yaitu jumlah antigen, kemampuan tubuh mengenai antigen, kemampuan respon
imun untuk mengeliminasi antigen dan route (target organ) yang dirusak.
Beberapa mediator yang dapat terlibat dalam vaskulitis, misalnya Interleukin
(sitokin) yaitu suatu molekul yang dihasilkan oleh sel yang teraktivasi oleh respon
imun yang dapat berpengaruh terhadap mekanisme imunologi selanjutnya.
Interleukin yang berperan pada vaskulitis ialah : IL-1, IL-2, IL-6, IL-4, TNF alfa,
dan Interferon gamma. Mediator inflamasi lainnya yang terlibat misalnya
histamine, serotonin, PAF dan endotelin. Dengan ditemukannya ANCA (Anti
Neutrophilic Cytoplasmic Antibody) pathogenesis beberapa vaskulitis dapat
diterangkan.1,3,4
5
Tabel 4. Mekanisme Patogenik pada Sindroma Vaskulitis3,4
Kemungkinan mekanisme patogenik kerusakan pembuluh darah pada sindroma
vaskulitis
Mekanisme Imunopatogenik
Pembentukan in situ atau deposit kompleks imun di dinding pembuluh
darah
Kerusakan langsung yang diperantarai oleh antibody terhadap sel endotel
atau komponen jaringan lainnya
Sitotoksisitas seluler dependen-antibodi terhadap jaringan pembuluh darah
Limfosit T sitotoksik terhadap komponen pembuluh darah
Pembentukan granuloma di dinding pembuluh darah atau dekat dengan
pembuluh darah
Ekspresi molekul adhesi untuk leukosit pada sel endotel yang diinduksi
oleh sitokin (interleukin-1, TNF-)
Mekanisme Non-imunopatologik
Infiltrasi dinding pembuluh darah atau jaringan sekitar oleh mikroba
Invasi langsung dinding pembuluh darah oleh jaringan neoplastic
Mekanisme tidak diketahui
6
yaitu demam, malese, myalgia, nyeri pada perut, dan anoreksia. Lesi kulit
mungkin terasa gatal atau bahkan nyeri, disertai rasa tersengat atau terbakar. Lesi
umumnya timbul di ekstremitas bawah, tumit atau di daerah sacrum pada pasien
tirah baring akibat efek hidrostatik pada venula pascakapiler dan lengan, ststis
dapat memperburuk dan menyebabkan endapan. Lesi tertentu dapat disertai oleh
edema, dan sering timbul hiperpigmentasi di lesi yang berulang atau kronik.1,2,,4
A B
Gambar 1. Gambaran khas purpura
A.Gambaran khas Alergik Kutaneus adalah “palpable purpura” terutama pada ekstremitas bawah.
B. Pada keadaan vaskulitis yang lebih berat.
7
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
8
sering ditemukan, biasanya dapat diperoleh bahan biopsi. Pada biopsi akan terlihat
suatu endapan (deposit) kompleks imun dengan suatu aktivasi komplemen.4,5,6
Diagnosa Banding :
1. Thrombocytopenic purpura
Thrombocytopenic purpura adalah kelainan darah yang menyebabkan
gumpalan darah terbentuk dalam pembuluh darah kecil di seluruh tubuh,
dan menyebabkan platelet yang rendah (trombositopenia).
9
2. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan
dimana bekuan-bekuan darah kecil tersebar diseluruh aliran darah,
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya
factor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan pendarahan. DIC
dikarakteristikkan oleh akselerasi proses koagulasi di mana trombosis dan
hemoragi terjadi secara simultan.
Gambar 6. Capillaritis
10
Alergi Kutaneus Trombositopeni Purpura DIC Capillaritis
Vaskulitis
Etiologi: Etiologi: Etiologi: Etiologi:
- Infeksi, - idiopatik,infeksi - infeksi, - idiopatik,
induksi obat, virus, keganasan, reaksi obat-
keganasan, intoksikasi luka bakar, obatan
autoimun,seb obat,autoimun reaksi Gambaran klinis:
agai tanda Gambaran Klinis : hemolitik, - makula
penyakit lain - Bintik bintik gigitan patch
Gambaran Klinis : merah, ular, kecoklatan/k
- palpale bergerombol, penyakit emerahan
purpura menyerupai hepar disertai
berbentuk rash, timbul Gambaran klinis: bintik-
multiple, purpura tanpa - petechiae, bintik,
disertai sebab, jaundice, biasanya
papaul, perdarahan purpura, pada kaki
pustule, hidung dan gusi. bullae tapi dapat
vesikel, - Nyeri, hemoragik, pula
ulkus, kelelahan, sulit akral diseluruh
nekrosis berkonsntrasi sianotik, bagian
terutama di nekrosis tubuh, tidak
eks.bawah. pada ada gajala
- Dapat ekstremita khas
disertai rasa s bawah,
gatal,terbakar gangrene,
, demam, hematom,
malese, thrombosis
arthralgia, - Keluhan
myalgia sistemik
11
Algoritma pendekatan diagnosis pada pasien dengan dugaan vaskulitis
2.8 TATALAKSANA
Non-Farmakologi:
Istirahat
Menaikkan kaki saat tidur
Mengurangi aktivitas berdiri dalam jangka waktu yang lama
Menghindari pajanan antigen
Farmakologi :
12
selang sehari untuk waktu 1-2 bulan berikutnya. Setelah itu dosis diturunkan
secara perlahan sampai dosis pemeliharaan yang bergantung pada gambaran
klinis. Pemberian colchicine dan antibiotik, dan antihistamin dapat diberikan bila
ada indikasi.
2.9 PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada kausanya. Bila karena induksi obat setelah obat
dihentikan kelainan kulit akan cenderung menyembuh jadi prognosisnya baik.
Demikian pula jika karena infeksi prognosisnya baik setelah infeksinya
diobati.2,5,6
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
3. Djuanda, Adi. 2010. Vaskulitis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
edisi V. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Sari Pati Penyakit Kulit. Jakarta :
EGC
15
LAPORAN KASUS
16
DISKUSI
17