PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Vaskulitis adalah suatu kumpulan gejala klinis dan patologis yang ditandai
adanya proses inflamasi dan nekrosis dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang
terkena dapat arteri atau vena dengan berbagai ukuran.4
2.2. EPIDEMIOLOGI
Tentang jenis kelamin jumlah penderita pria dan wanita sama banyaknya dan
dapat mengenai semua umur.2,5
2.3. KLASIFIKASI
2
dengan ukuran sedang dan kecil; golongan pembuluh darah kecil adalah arteriola,
venula, dan kapiler.1,3,4
3
Klasifikasi Vaskulitis Hipersensitivitas
Berhubungan dengan infeksi Berhubungan dengan neoplasma
Virus Hepatitis B Lymphoproliferative disease
Virus Hepatitis C Kanker ginjal
Streptococcus hemolitik grup A Berhubungan dengan autoimun
Staphylococcus aureus SLE
Mycobacterium leprae Rheumatoid arthritis
dll Berhubungan dengan disproteinemia
Berhubungan dengan obat Cryoglobulinemia
Sulfonamides Paraproteinemia
Penicillin Hypergammaglobulinemia
Serum Kelainan kongenital
dll Idiopatik
5
Pembentukan granuloma di dinding pzembuluh darah atau dekat dengan
pembuluh darah
Ekspresi molekul adhesi untuk leukosit pada sel endotel yang diinduksi oleh
sitokin (interleukin-1, TNF-)
Mekanisme Non-imunopatologik
Infiltrasi dinding pembuluh darah atau jaringan sekitar oleh mikroba
Invasi langsung dinding pembuluh darah oleh jaringan neoplastic
Mekanisme tidak diketahui
Tabel 3. Mekanisme Patogenik pada Sindroma Vaskulitis1
Lokasi lesi dapat scattered, diskret, confluent. Walaupun lesi kulit pada
kenyataannya mendominasi, system organ lain juga dapat terkena dengan derajat
bervariasi. Gejala dan tanda sistemik, yaitu demam, malese, myalgia, nyeri pada perut,
dan anoreksia. Lesi kulit mungkin terasa gatal atau bahkan nyeri, disertai rasa tersengat
atau terbakar. Lesi umumnya timbul di ekstremitas bawah, tumit atau di daerah sacrum
pada pasien tirah baring akibat efek hidrostatik pada venula pascakapiler dan lengan,
ststis dapat memperburuk dan menyebabkan endapan. Lesi tertentu dapat disertai oleh
edema, dan sering timbul hiperpigmentasi di lesi yang berulang atau kronik.1,3,7
6
A B
A.Gambaran khas Vaskulitis Kutaneus Alergika adalah “palpable purpura” terutama pada ekstremitas
bawah. B. Pada keadaan vaskulitis yang lebih berat. Diambil dari: Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick;s:
Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.
Diambil dari: Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick;s: Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.
8
Diagnosis vaskulitis hipersensitivitas ditegakkan dengan membuktikan adanya
vaskulitis pada biopsi dan gejala klinis yang terlihat . Karna kelainan kulit sering
ditemukan, biasanya dapat diperoleh bahan biopsi. Pada biopsi akan terlihat suatu
endapan (deposit) kompleks imun dengan suatu aktivasi komplemen.1,4
Diagnosa Banding :
9
1. Thrombocytopenic purpura
Thrombocytopenic purpura adalah kelainan darah yang menyebabkan
gumpalan darah terbentuk dalam pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, dan
menyebabkan platelet yang rendah (trombositopenia).1,3
Diambil dari: Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick;s: Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology.
10
3. Pigmented purpura (Capillaritis)
Capillaritis ditandai dengan kebocoran sel darah merah dari pembuluh darah
superfisial yang menghasilkan pinpoint seperti perdarahan (petechiae).
Capillaritis sering ditemukan pada pasien yang bekerja atau sering berdiri
sepanjang hari. Reaksi hipersensitivitas kulit, salisilat dan obat anti-
inflammatory drugs (NSAIDs) adalah penyebeb paling sering dikaitkan
dengan capillaritis , meskipun penyebab yang tepat belum diketahui.1,3
Diambil dari :
http://www.dermnetnz.org/vascular/i
mg/capillaritis/index.html
11
Vaskulitis Kutaneus Trombositopeni DIC Capillaritis
Alergika Purpura
12
Tabel 6. Algoritma pendekatan diagnosis pada pasien dengan dugaan
vaskulitis4
2.8. TATALAKSANA
Non-Farmakologi8:
Istirahat
Menaikkan kaki saat tidur
Mengurangi aktivitas berdiri dalam jangka waktu yang lama
Menghindari pajanan antigen
Farmakologi :
13
yang bergantung pada gambaran klinis. Pemberian colchicine dan antibiotik, dan
antihistamin dapat diberikan bila ada indikasi. 8,9
2.9. PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada kausanya. Bila karena induksi obat setelah obat
dihentikan kelainan kulit akan cenderung menyembuh jadi prognosisnya baik.
Demikian pula jika karena infeksi prognosisnya baik setelah infeksinya diobati.5
14
BAB III
KESIMPULAN
Vaskulitis bisa mengenai pembuluh darah besar sampai pembuluh darah kecil (seperti
kapiler dan venula). Vaskulitis dapat terjadi akibat penyakit kronis dan dapat dipresipitasi oleh
infeksi atau obat-obatan. Namun, sebagian besar kasus bersifat idiopatik. Gambaran klinisnya
bervariasi sesuai dengan pembuluh darah yang terkena. Di samping pemeriksaan
histopatologis, pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis, selain anamnesis dan pemeriksaan fisik. Secara histopatologis, diagnosis vaskulitis
ditegakkan apabila terdapat sekurang- kurangnya satu kriteria mayor (adanya PMN dan
nuclear dust pada dinding pembuluh darah, atau nekrosis sel endotel dan deposit fibrin pada
dinding pembuluh darah) ditambah dua atau lebih kriteria minor (edema sel endotel,
perdarahan kontinu pada pembuluh darah, trombosis, nekrosis epidermal, vesikel
epidermal/subepidermal, dan infiltrasi campuran–termasuk sel mononukelar dan eosinofil–
pada tunika adventisia). Tipe vaskulitis harus diketahui, dan diberikan terapi yang tepat. Bila
penyebabnya diketahui, seperti penyakit kronis, infeksi, atau obat-obatan, penyebabnya harus
segera ditangani sebagaimana mestinya. Organ dalam yang terkena juga harus diterapi dengan
tepat dan adekuat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16