Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa submateri bahasan berupa latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang terkait dengan penyusunan Laporan
Seminar Tugas Akhir yang berjudul Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem.
1.1 Latar Belakang
Pemahaman masyarakat Hindu di Bali mengenai upakara dalam upacara manusa
yadnya saat ini masih sangat kurang dan perlu adanya peningkatan. Hal tersebut
didukung oleh pernyataan I.B. Putu Sudarsana (praktisi agama Hindu) dalam buku
Makna Upacara Pawetonan (2004: 1) yang menyatakan bahwa dewasa ini umat Hindu
di Bali sebagian besar telah terbawa arus oleh aliran perkembangan zaman yang
semakin maju sehingga mulai melupakan nilai-nilai budaya dan keluhuran agama
Hindu. Salah satu nilai budaya dan keluruhan yang mulai dilupakan tersebut adalah
upacara manusa yadnya. Upacara manusa yadnya memiliki pengertian yaitu
pemeliharaan, pendidikan serta penyucian secara spiritual terhadap seseorang sejak
terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai akhir hidupnya (Putra, 1994: 30).
Dimana dalam pelaksanaan upacara manusa yadnya tersebut, memerlukan berbagai

Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem 1


jenis upakara/banten sebagai sarana persembahan dalam setiap upacaranya. Namun
pemahaman masyarakat umum maupun pelajar saat ini mengenai upakara tersebut
masih sangat rendah.
Survei yang dilakukan pada pelajar di SMA N 1 Selat Kabupaten Karangasem
pada tiga kelas dengan jumlah siswa sebanyak 72 orang yang disurvei melalui
pengisian kuesioner menunjukan bahwa 50 orang atau 69% dari siswa pernah ikut
membuat upakara dalam upacara manusa yadnya. Namun dari ke 50 orang siswa
tersebut hanya 16% atau 8 orang siswa saja yang mengetahui mengenai makna dari
masing-masing upakara dalam upacara manusa yadnya. Dari hasil survei juga didapat
bahwa 88% dari seluruh siswa yang di survei setuju mendukung adanya suatu wadah
untuk sarana edukasi dan sarana pelestarian upakara dalam upacara manusa yadnya
yang merupakan salah satu warisan kebudayaan masyarakat Bali tersebut. Hasil survei
tersebut menjadi gambaran umum mengenai kondisi masyarakat Bali saat ini
khususnya masyarakat generasi muda/pelajar mengenai pemahaman mereka terhadap
upakara dalam upacara manusa yadnya yang masih sangat rendah dan perlu adanya
peningkatan.
Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem merupakan sebuah wadah yang
memiliki peranan mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya dan keluhuran
agama Hindu yaitu upacara manusa yadnya. Berfungsi untuk mengedukasi masyarakat
tentang jenis-jenis upacara dan upakara yang terkandung di dalamnya yaitu Upacara
Bayi dalam Kandungan (Magedong-gedongan), Upacara Bayi Baru Dilahirkan,
Upacara Bayi Kepus Puser dan Nglepas Hawon , Upacara Kambuhan (bayi berumur
42 hari), Upacara Nelu Bulanin (Tiga Bulanan), Upacara Peringatan Hari Lahir
(Otonan), Upacara Meningkat Dewasa (Menek Deha), Upacara Potong Gigi
(Mepandes), dan Upacara Perkawinan dengan deskripsi penjelasan makna dari setiap
upacara dan upakara tersebut. Diharapkan pula museum ini mampu menjadi sarana
edukasi dan rekreasi bagi para wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Bali.
Berdasarkan pengertian museum seperti yang dirumuskan oleh ICOM
(International Council of Museum) Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat

Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem 2


tetap, tidak mencari keuntungan melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka
untuk umum yang memperoleh, merawat, menyampaikan dan memamerkan untuk
tujuan-tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia
dan alam lingkungannya (Sutaarga, 1983: 18). Sehingga dari pengertian tersebut
museum khusus Upakara Manusa Yadnya ini merupakan wadah yang tepat untuk dapat
mewadahi pelestarian salah satu kekayaan masyarakat Hindu di Bali tersebut guna
untuk studi/pendidikan, dan untuk kesenangan atau sarana rekreasi bagi para
pengunjung.
Terdapat fasilitas sejenis yaitu Museum Yadnya yang berdiri tahun 1974, dengan
alamat di Jalan Ayodya, Desa Mengwi, Kabupaten Badung. Keungggulan museum ini
yaitu museum menyimpan perangkat yang dipakai dalam ritual-ritual keagamaan
dengan panca yadnya. Seluruh koleksi yang dimiliki museum ini dipamerkan di dua
galeri yang posisinya berada disisi depan (selatan) dan tengah museum. Galeri pada
sisi depan disimpan koleksi ogoh-ogoh yang berukuran besar dan merupakan bagian
dari ritual bhuta yadnya. Pada bagian tengah, disimpan peralatan-peralatan yang
berkaitan dengan ritual manusa yadnya. Namun kondisi dari bangunan ini
memprihatinkan dengan penataan galeri museum yang kurang baik, jenis benda koleksi
tanpa label dan keterangan, orientasi dan penataan bangunan yang tidak tepat,
penggunaan material pada bangunan yang kurang baik, penggunaan jenis pencahyaan
buatan yang tidak tepat dan kondisi galeri museum yang kurang terawat.
Terdapat pula buku-buku yadnya yang membahas mengenai upakara dalam
upacara manusa yadnya diantaranya buku Panca Yadnya (1994) karya Ny. I.G.A. Mas
Mt. Putra, Tatanan Upakara lan Upacara Manusa Yadnya (2005) karya Ida Pandita
Mpu Jaya Wijayanandha, serta buku-buku karya I.B. Putu Sudarsana yaitu Makna
Upacara Potong Gigi (2003), Makna Upacara Pawetonan (2004), Himpunan
Tetandingan Upakara Yadnya (2010), dan Teknik Metetuwasan dalam Ajaran Agama
Hindu di Pulau Bali (2010). Dalam buku-buku tersebut membahas mengenai jenis-jenis
upakara/banten yang memiliki keunikan dan dimensi yang berbeda-beda pada setiap
jenis upacara. Serta pada setiap proses atau alur sirkulasi dari jalannya upacara dari

Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem 3


rangkain upacara manusa yadnya miliki kekhasan yang penuh makna yang ada pada
setiap jenis upacara dalam manusa yadnya.
Wadah baru berupa desain Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem
nantinya akan menampilkan upakara/banten dari berbagai prosesi upacara manusa
yadnya, disertai dengan penjelasan makna yang terkandung di dalam setiap upakara
serta menampilkan proses dan alur dari setiap rangkaian upacara tersebut. Fasilitas
lainnya akan terdapat ruang perpustakaan yang akan memuat buku-buku tentang
yadnya, terdapat pula ruang auditorium yang berfungsi sebagai tempat pelatihan
kepada masyarakat umum yang ingin belajar membuat upakara yadnya. Museum juga
akan lebih baik dari segi desain fasade, eksterior dan interior, penataan ruangnya yang
lebih tertata, jenis pencahayaan dan utilitas lainnya yang disesuaikan dengan standar
yang ada, beserta pada area landscape museum akan terdapat area tanaman bumi
banten yang berisi tanaman-tanaman khas yang dapat digunakan sebagai sarana
upakara manusa yadnya.
Masalah secara arsitektural yang akan dihadapi dalam proses perancangan
museum ini berupa mendesain bangunan agar benda koleksi museum terhindar dari
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh pengaruh lingkungan, penyajian benda-benda
koleksi agar dapat berkomunikasi dengan pengunjung, memenuhi standar metode
penyajian mulai dari ukuran vitrin, tata cahaya, tata warna, tata letak benda-benda
koleksi, serta tata pengamanan benda-benda koleksi museum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat
dirumuskan terkait dengan perencanaan Museum Upakara Manusa Yadnya di
Karangasem, antara lain:
1. Aktivitas apa saja yang akan dikembangkan pada Museum Upakara Manusa
Yadnya di Karangasem?
2. Fasilitas apa saja yang akan dikembangkan pada Museum Upakara Manusa
Yadnya di Karangasem?

Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem 4


3. Dimana lokasi yang tepat untuk perancangan Museum Upakara Manusa
Yadnya di Karangasem?
4. Apa metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Museum
Upakara Manusa Yadnya di Karangasem?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini sebagai acuan desain perencanaan
Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyusun landasan secara
konseptual sebuah bangunan dengan fungsi Museum Upakara Manusa
Yadnya di Karangasem yang menampilkan berbagai jenis prosesi dan sarana
upakara manusa yadnya beserta informasinya.
b. Tujuan Perencanaan
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk menyusun dan mewujudkan
suatu rancangan bangunan dengan fungsi Museum Upakara Manusa Yadnya
di Karangasem. Rancangan nantinya diharapkan dapat mewadahi,
melestarikan, memberikan edukasi dan menggambarkan berbagai jenis
prosesi upakara manusa yadnya dan sarananya sehingga menjadi objek studi
dan objek rekreasi bagi para wistawan yang berkunjung.

Museum Upakara Manusa Yadnya di Karangasem 5

Anda mungkin juga menyukai