Jurnal Mini Riset PDF
Jurnal Mini Riset PDF
Abstrak
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari
gula sederhana, pati dan selulosa. Pada mini riset ini membahas pembuatan
bioetanol dengan bahan baku buah pepaya, yang merupakan potensi pada daerah
kaki gunung Seuluwah, Aceh. Pada pembuatan bioetanol ini melalui dua tahapan
proses yaitu proses fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi etanol dengan
bantuan bakteri Saccharomyces cereviceae yang terkandung pada yeast dan proses
destilasi. Sehingga hasil akhirnya didapat biooetanol dengan kemurnian 85 - 90
%.
Kata kunci : Bioetanol, buah pepaya, fermentasi, destilasi
Abstract
Bioethanol is ethanol derived from biological resources. Bioethanol derived from
simple sugars, starch and cellulose. In this research discusses mini bioethanol
manufacturing with raw materials papaya, which is the potential at the foot of the
mountain Seuluwah district, Aceh. In the manufacture of bioethanol is a two-stage
fermentation process that is to change the glucose into ethanol with the aid of
bacteria contained in cereviceae Saccharomyces yeast and distillation process. As
a result finally obtained biooetanol with purity 85-90%.
Keywords : Bioethanol, Papaya Fruit, Fermentation, Distillation
1
I. PENDAHULUAN
Bioetanol adalah etanol yang berasal
dari sumber hayati. Bioetanol bersumber
dari gula sederhana, pati dan selulosa.
Setelah melalui proses fermentasi
dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa
organik yang terdiri dari karbon, hydrogen
dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai
turunan senyawa hidrokarbon yang
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus
C2H5OH. Etanol merupakan zat cair, tidak
berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air
dengan segala perbandingan. Bahan baku
untuk memproduksi bioetanol berasal dari
bahan yang mengandung glukosa, berpati,
dan bahan yang berselulosa (Wiratmaja
dkk, 2011). Diantara banyak sumber bahan
baku yang mengandung sumber amilum,
pepaya adalah salah satunya.
2
cacirin, karpain, papain, kemokapain,
lisosim, lipase, glutamin, siklotransferase.
Nama lainnya : gedang (Sunda); kates
(Jawa); peute, betik, ralempaya, punti kayu
(Sumatera); pisang malaka, bandas,
manjan (Kalimantan); kalujawa, padu
(Nusa Tenggara); kapalay, kaliki, unti
jawa (Sulawesi); papaw tree; papaya;
papayer; melonenbaum; fan mu gua.
CARA PEMBUATAN
Cara pembuatan bioetanol dari limbah
buah pepaya yaitu :
1. Buah dihancurkan terlebih dahulu
dengan menngunakan parutan atau
ditumbuk. Gambar 2 : Jus buah pepaya yang siap
difermentasi
6
tinggi, seperti asam – asam organik,
protein sel tunggal, antibiotika, dan
biopolymer. Fermentasi merupakan proses
yang relative murah yang pada
hakekatnya telah lama dilakukan oleh
nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk – produknya yang sudah
biasa dikonsumsi manusia sampai
sekarang, seperti tape, tempe, oncom, dan
Gambar 3 : Pemerasan lain – lain. ( Nurhayani, 2000 ).
8
biasanya disuplay dari gas ammonia, 4. Death Phase ( Fase Kematian )
garam ammonium atau nitrat. Tujuan Kematian lebih besar daripada
pemakaian Ammonia biasanya digunakan pertumbuhan. (Dwidjoseputro, 1984)
untuk control pH dan sumber nitrogen
untuk memproduksi serum albumin yang Ragi adalah suatu inokulum atau
menggunakan saccharomyces cerevisae. starter untuk melakukan fermentasi dalam
Kalau Garam ammonium seperi pembuatan produk tertentu. Ragi ini dibuat
ammonium sulfat akan membuat kondisi dari tepung beras, yang dijadikan adonan
asam dan sebagai sumber nitrogen dan ditambah ramuan-ramuan tertentu dan
ammonium nitrat akan mengarah kearah dicetak dengan diameter ± 2 – 3 cm,
asam dan digunakan sebagai sumber digunakan untuk membuat arak, tape
nitrogen. ( Stanbury,1984 ) Pada ketan, tape ketela (peuyeum), dan brem di
penelitian ini menggunakan Urea Indonesia. Secara tradisional bahan-bahan
(NH2)2CO dan NPK seperti laos, bawang putih, tebu kuning
atau gula pasir, ubi kayu, jeruk nipis
Pengaruh Oksigen dicampur dengan tepung beras, lalu
Mikroba dapat dibedakan atas tiga ditambah sedikit air sampai terbentuk
group berdasarkan kebutuhannya akan adonan. Adonan ini kemudian didiamkan
oksigen, yaitu mikroba yang bersifat dalam suhu kamar selama 3 hari dalam
aerobik, anaerobic dan anaerobik keadaan terbuka, sehingga ditumbuhi
fakultatif. ( Fardiaz,1987) khamir dan kapang secara alami. Setelah
itu adonan yang telah ditumbuhi mikroba
Tahapan – tahapan pertumbuhan mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan
yang utama ada 4 yaitu : dibuat bulatan-bulatan lalu dikeringkan.
1. Lag Phase ( Fase Adaptasi ), dimana (Nurhayani, 2000 ).
pada saat ini posisi pertumbuhan
lambat dan cenderung mikroba Berdasarkan beberapa penelitian
beradaptasi menyesuaikan yang terdahulu bahwa pada ragi tape yang
lingkungan yang baru. di jual di pasar traditional.
2. Exponential / Logarithmic Phase
(Fase Pertumbuhan). Terdapat 2 macam isolat mikroba,
3. Stationary Phase ( Fase stationer / yaitu isolat kapang dari dan khamir. Sesuai
Fase dimana kematian seimbang kandungan yang terdapat pada ragi, maka
dengan Pertumbuhan ). proses fermentasi dibagi menjadi dua
9
tahap yaitu perubahan pati menjadi gula yang menggunakan substrat padat atau
sederhana oleh kerja kapang dan semi padat banyak digunakan untuk
perubahan gula menjadi alkohol oleh kerja memproduksi berbagai jenis asam organik
khamir. (Suliantri, 1975) dan enzim. Fermentasi padat dengan
substrat pepaya dilakukan untuk
Proses fermentasi dengan teknologi meningkatkan kandungan protein dan
yang sesuai dapat menghasilkan produk mengurangi masalah limbah pertanian.
protein. Protein mikroba sebagai sumber
pangan untuk manusia mulai Dalam proses fermentasi
dikembangkan pada awal tahun 1900. memerlukan inokulum dan Starter. Pada
Protein mikroba ini kemudian dikenal proses fermentasi pepaya memerlukan
dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) starter yaitu ragi. (Nurhayani, 2000 ).
atau Protein Sel Tunggal. Menurut
Tannembaum (1971), Protein Sel Tunggal Produk yang dihasilkan dari proses
adalah istilah yang digunakan untuk fermentasi ini adalah bioethanol. Satu ton
protein kasar atau murni yang berasal dari buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi
mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, bisa menghasilkan 51 kg ethanol absolute.
kapang, ganggang dan protozoa. Tetapi realitasnya efisiensinya tidak
pernah mencapai 100%, mungkin sekitar
Sebenarnya ada dua istilah yang 85 – 90% yang bisa diambil. Dan juga
digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu kadar ethanolnya mungkin sekitar 60%,
PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial 80%, atau 95%. Limbah bioethanol juga
Biomass Product (MBP) atau Produk dapat diolah kembali menjadi Pupuk
Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba Organik Cair (POC).
yang digunakan tetap berada dan
bercampur dengan masa substratnya maka IV. KESIMPULAN DAN SARAN
seluruhnya dinamakan PBM. Bila
mikrobanya dipisahkan dari substratnya KESIMPULAN
maka hasil panennya merupakan PST. Bioetanol adalah etanol yang berasal dari
(Nurhayani, 2000 ). sumber hayati. Bioetanol bersumber dari
gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah
Fermentasi dapat dilakukan dengan melalui proses fermentasi dihasilkan
metode kultur permukaan dan kultur etanol. Etanol adalah senyawa organik
terendam sub merged. Kultur permukaan yang terdiri dari karbon, hydrogen dan
10
oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai fermentasinya menggunakan prinsip
turunan senyawa hidrokarbon yang destilasi, dengan tujuan untuk mengetahui
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus bioetanol yang dihasilkan dan berapa
C2H5OH. kadar yang dapat dimurnikan dalam proses
destilasi.
Krishna et al. (2008) mengemukakan
bahwa bagian tanaman buah pepaya Proses destilasi merupakan proses
seperti akar, dam, buah dan biji pemurnian untuk meningkatkan kadar
mengandung fitokimia: polisakarida, etanol yang dihasilkan pada proses
vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, fermentasi. Destilasi atau penyulingan
glikosida, saponin dan flavonoid yang adalah suatu metode pemisahan bahan
semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi kimia berdasarkan perbedaan kecepatan
dan obat. atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan.
Proses ini bertujuan untuk
menghasilkan bioetanol dengan bahan Produk yang dihasilkan dari proses
baku buah pepaya. Buah pepaya dipilih fermentasi ini adalah bioethanol. Satu ton
sebagai bahan baku pembuatan etanol buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi
dikarenakan merupakan sumber hayati bisa menghasilkan 51 kg ethanol absolute.
yang memiliki kandungan pati yang dapat Tetapi realitasnya efisiensinya tidak
dikonversikan menjadi bioetanol. pernah mencapai 100%, mungkin sekitar
Memanfaatkan bahan baku buah papaya 85 – 90% yang bisa diambil. Dan juga
tentunya dapat meningkatkan effisiensi kadar ethanolnya mungkin sekitar 60%,
dan proses produksi dari pembuatan 80%, atau 95%. Limbah bioethanol juga
Bioetanol serta mengoptimalkan dapat diolah kembali menjadi Pupuk
pemanfaatan buah papaya. Pembuatan Organik Cair (POC).
bioetanol dengan bahan dasar dan buah
pepaya ini melalui dua tahapan proses SARAN
yaitu proses fermentasi dan destilasi. Jangan buang buah-buah yang tidak layak
Proses fermentasi mengubah glukosa jual dan sdh mulai membusuk. Buah-buah
menjadi etanol dengan bantuan bakteri tersebut bisa diolah menjadi etanol yang
Saccharomyces cereviceae yang nilainya lumayan besar
terkandung pada yeast. Selanjutnya
dilakukan pemurnian etanol dari air hasil
11
V. DAFTAR PUSTAKA Yanuar, Willy. 2009. Aktivitas Antioksidan
dan Imunodulator Serealia non
http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi Beras. IPB.
(Diakses pada 17 September 2014).
I Nyoman W. P., I Gusti B. W., dan I
Nyoman, S. W., 2011. Pembuatan
Etanol Generasi Kedua Dengan
Memanfaatkan Limbah Rumput Laut
Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan
Baku. Kampus Bukit Jimbaran Bali.
Krishna, K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel.
2008. Review on nutritional,
medicinal and pharmacological
properties of papaya (Carica papaya
L.). Nat. prod. Rad. 7(4):364-373.
Olivia, Risalah,R.A., Sudaryanto. 2004.
“Kinetika Hidrolisa Pati Menjadi
Glukosa Dari Kulit Ketela Pohon
Dengan Larutan HCl“. Jurusan
Teknik Kimia, Universitan Katolik
Widya Mandala,Surabaya.
Susanto, Feri., Yusak, Yuniarti., dan
Bulan , Rumondang. 2012.
Pengaruh Penambahan Ragi Roti
Dan Waktu Fermentasi Terhadap
Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa
ampas Tebu (Saccharum
officanarum) Dengan HCl 30%
Dalam Pembuatan Bioetanol. Jurnal
ilmiah. Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.
12