Anda di halaman 1dari 12

Pembuatan Dan Pemurnian Bioetanol Dari Buah Pepaya Menggunakan

Proses Fermentasi Dan Destilasi

Jefri Sagala (4113210014), Ita Purnama Dewi (4113210012), M. Dermawan Susanto


(4111610003), Tifany Puspita (4113210027)

Program Studi Kimia, Jurusan Kimia,


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan,
Jl. Willem Iskandar, Pasar. V, P.O. Box 1589, Medan Estate, Medan 20221, Sumatera Utara

Abstrak
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari
gula sederhana, pati dan selulosa. Pada mini riset ini membahas pembuatan
bioetanol dengan bahan baku buah pepaya, yang merupakan potensi pada daerah
kaki gunung Seuluwah, Aceh. Pada pembuatan bioetanol ini melalui dua tahapan
proses yaitu proses fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi etanol dengan
bantuan bakteri Saccharomyces cereviceae yang terkandung pada yeast dan proses
destilasi. Sehingga hasil akhirnya didapat biooetanol dengan kemurnian 85 - 90
%.
Kata kunci : Bioetanol, buah pepaya, fermentasi, destilasi

Abstract
Bioethanol is ethanol derived from biological resources. Bioethanol derived from
simple sugars, starch and cellulose. In this research discusses mini bioethanol
manufacturing with raw materials papaya, which is the potential at the foot of the
mountain Seuluwah district, Aceh. In the manufacture of bioethanol is a two-stage
fermentation process that is to change the glucose into ethanol with the aid of
bacteria contained in cereviceae Saccharomyces yeast and distillation process. As
a result finally obtained biooetanol with purity 85-90%.
Keywords : Bioethanol, Papaya Fruit, Fermentation, Distillation

1
I. PENDAHULUAN
Bioetanol adalah etanol yang berasal
dari sumber hayati. Bioetanol bersumber
dari gula sederhana, pati dan selulosa.
Setelah melalui proses fermentasi
dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa
organik yang terdiri dari karbon, hydrogen
dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai
turunan senyawa hidrokarbon yang
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus
C2H5OH. Etanol merupakan zat cair, tidak
berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air
dengan segala perbandingan. Bahan baku
untuk memproduksi bioetanol berasal dari
bahan yang mengandung glukosa, berpati,
dan bahan yang berselulosa (Wiratmaja
dkk, 2011). Diantara banyak sumber bahan
baku yang mengandung sumber amilum,
pepaya adalah salah satunya.

Pepaya (Carica papaya L.)


merupakan salah satu komoditas buah
yang hampir semua bagiannya dapat
dimanfaatkan. Krishna et al. (2008)
mengemukakan bahwa bagian tanaman
buah pepaya seperti akar, dam, buah dan
biji mengandung fitokimia: polisakarida,
vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid,
glikosida, saponin dan flavonoid yang
semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi
dan obat.

2
cacirin, karpain, papain, kemokapain,
lisosim, lipase, glutamin, siklotransferase.
Nama lainnya : gedang (Sunda); kates
(Jawa); peute, betik, ralempaya, punti kayu
(Sumatera); pisang malaka, bandas,
manjan (Kalimantan); kalujawa, padu
(Nusa Tenggara); kapalay, kaliki, unti
jawa (Sulawesi); papaw tree; papaya;
papayer; melonenbaum; fan mu gua.

Proses ini bertujuan untuk


menghasilkan bioetanol dengan bahan
baku buah pepaya. Buah pepaya dipilih
sebagai bahan baku pembuatan etanol
dikarenakan merupakan sumber hayati
yang memiliki kandungan pati yang dapat
dikonversikan menjadi bioetanol.
Memanfaatkan bahan baku buah papaya
Tanaman ini termasuk familia
tentunya dapat meningkatkan effisiensi
Caricaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh
dan proses produksi dari pembuatan
di dataran rendah hingga 1.000 meter di
Bioetanol serta mengoptimalkan
atas permukaan laut, terutama di daerah
pemanfaatan buah papaya. Pembuatan
yang subur.
bioetanol dengan bahan dasar dan buah
pepaya ini melalui dua tahapan proses
Tumbuhan ini dapat
yaitu proses fermentasi dan destilasi.
dikembangbiakkan melalui biji yang
disemaikan (15-25 cm) lalu dipindahkan
Proses fermentasi mengubah glukosa
ke pekarangan.
menjadi etanol dengan bantuan bakteri
Saccharomyces cereviceae yang
Mengandung enzim papain,
terkandung pada yeast. Selanjutnya
alkaloid karpaina, psudo karpaina,
dilakukan pemurnian etanol dari air hasil
glikosid, karposid, saponin, beta karotene,
fermentasinya menggunakan prinsip
pectin, d-galaktosa, l-arabinosa, papain,
destilasi, dengan tujuan untuk mengetahui
papayotimin papain, vitokinose, glucoside
bioetanol yang dihasilkan dan berapa
3
kadar yang dapat dimurnikan dalam proses Buah yang dipakai bukan buah yang masih
destilasi. bagus dan segar, tetapi buah-buah yang
sudah tidak layak jual atau hampir busuk
Alat destilasi yang digunakan dalam Buah yang tidak layak jual cukup banyak.
penelitian ini merupakan alat destilasi Perkiraan saya ada sekitar 5-10% buah
sederhana yang dirangkai menggunakan yang tidak layak jual. Jadi jumlahnya
peralatan yang mudah didapatkan. Oleh cukup melimpah ruah, apalagi di puncak
sebab itu, selain membuat bioetanol, musim panen.
penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui efektivitas dari alat destilasi Kadar gula buah pepaya belum
sederhana yang telah dirangkai. dianalisis di laboratorium, jadi blum tahu
berapa kadar yang tepat. Buah pepaya
Proses destilasi merupakan proses yang sudah masak rasanya manis sekali.
pemurnian untuk meningkatkan kadar Perkiraan saya bisa sampai 10% kadar
etanol yang dihasilkan pada proses gulanya. Kadar yang cukup tinggi untuk
fermentasi. Destilasi atau penyulingan dibuat etanol. Hitung-hitungan teoritis di
adalah suatu metode pemisahan bahan atas kertas. Andaikan seluruh gula di
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan dalam pepaya bisa diubah menjadi etanol,
atau kemudahan menguap (volatilitas) maka etanol yang bisa diproduksi sekitar
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat 5.1%. Satu ton buah afkir, teoritisnya, bisa
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini menghasilkan 51 Kg etanol absolute.
kemudian didinginkan kembali ke dalam Realitasnya efisiensinya tidak pernah
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik 100%. Mungkin hanya 85-90% yang bisa
didih lebih rendah akan menguap lebih diambil. Demikian juga kadar etanolnya
dulu. Penerapan proses ini didasarkan pada mungkin 60%, 80%, atau 95%. Meskipun
teori bahwa pada suatu larutan, masing- begitu volumenya cukup besar, bisa
masing komponen akan menguap pada sampai 48 liter dan nilainya bisa Rp
titik didihnya (wikipedia). 576.000 per ton buah afkir.

Buah pepaya yang sudah tidak layak


jual bisa dimanfaatkan untuk bahan baku
bioetanol. Buah-buahan yang mengandung
kadar gula tinggi merupakan bahan yang
potensial untuk bahan baku bioetanol.
4
II. METODE PEMBUATAN buahan antara lain seperti disebutksn di
BIOETANOL bawah ini.

PERALATAN 1. Limbah buah, jelas ini adalah bahan


Peralatan yang dibutuhkan sangatlah baku utamanya.
sederhana dan mudah diperoleh di sekitar 2. Ragi roti. Bisa pakai ragi roti yang
kebun. Alat-alat utama yang dipakai antara banyak dijual di toko yang menjual
lain. bahan baku kue/roti.
3. Urea dan NPK (15-15-15), untuk
1. Mesin parut untuk menghancurkan nutrisi tambahan ragi.
buah. Kalau mesin parut susah
didapat, bisa juga pakai manual RESEP BAHAN
dengan cara ditumbuk. Idealnya sebelum difermentasi sari buah
2. Drum atau bak untuk menampung perlu ditest terlebih dahulu kandungan
bahan baku. gulanya. Tetapi kalau sudah terbiasa, bisa
3. Drum atau bak fermentasi dikira-kira. Resep dasarnya adalah sebagai
4. Timbangan kecil. Bisa pakai berikut :
timbangan kue.
5. Etanol meter. Kalau alat ini perlu Ragi = 0.5% x kadar gula x volume sari
dibeli di kota. Biasanya ada di toko- buah
toko yang menjual alat-alat Urea = 0.5% x kadar gula x volume sari
laboratorium. buah
6. Distilator. Alat ini harus dipesan ke NPK = 0.2% x kadar gula x volume sari
produsennya. Sesuaikan kapasitas buah
distilator dengan kapasitas produksi
etanolnya. Sebagai contoh kadar gula sari buah
7. Peralatan pendukung lainnya, adalah 10%, maka untuk setiap 1 drum
seperti: ember, gayung, parang, dan volume 200 liter penambahan bahan-
lain-lain. bahannya adalah :
 100 gr Ragi
 100 gr Urea
BAHAN-BAHAN  40 gr NPK
Bahan - bahan yang dibutuhkan untuk
produksi bioetanol dari limbah buah-
5
LOKASI PRODUKSI
Disekitar perkebunan pepaya di kaki
gunung Seulawah Aceh

CARA PEMBUATAN
Cara pembuatan bioetanol dari limbah
buah pepaya yaitu :
1. Buah dihancurkan terlebih dahulu
dengan menngunakan parutan atau
ditumbuk. Gambar 2 : Jus buah pepaya yang siap
difermentasi

3. Encerkan yeast dengan air hangat-


hangat kuku, diaduk sampai muncul
buihnya.
4. Masukkan ragi ke dalam sari buah
dan diaduk sampai tercampir merata.
5. Campuran ragi roti dan NPK harus
diaduk sampai tercampur merata.
6. Sari buah difermentasi minimal
selama 72 jam atau 3 hari, sampai
tidak muncul buihnya lagi.
Sari buah yang sedang difermentasi,
Gambar 1 : Menghancurkan buah pepaya
khamir tampak aktif memfermentasi
dengan cara ditumbuk
sari buah.
7. Sari buah diperas dan diambil airnya.
2. Masukkan Urea & NPK ke dalam
drum dan dicampur hingga merata.

6
tinggi, seperti asam – asam organik,
protein sel tunggal, antibiotika, dan
biopolymer. Fermentasi merupakan proses
yang relative murah yang pada
hakekatnya telah lama dilakukan oleh
nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk – produknya yang sudah
biasa dikonsumsi manusia sampai
sekarang, seperti tape, tempe, oncom, dan
Gambar 3 : Pemerasan lain – lain. ( Nurhayani, 2000 ).

8. Air perasan ini kemudian didestilasi Proses fermentasi pepaya termasuk


untuk mendapatkan etanol. jenis fermentasi dengan substrat padat
biasanya disebut Solid State Fermentation
( SSF ). SSF adalah pertumbuhan bakteri
pada partikel padat yang mana rongga
antar partikel mengandung fase gas dan
sedikit mengandung air. Meskipun tetesan
air mungkin kelihatan antar partikel, dan
mungkin cuma lapisan tipis pada
permukaan partikel. Kebanyakan dari
proses SSF adalah golongan jamur,
meskipun beberapa golongan bakteri dan
beberapa golongan ragi. SSF biasanya
menggunakan inokulum traditional, dan
Gambar 4 : Proses destilasi etanol
proses SSF merupakan fermentasi aerob.
Substrat dari SSF menggunakan produk
III. PEMBAHASAN DAN HASIL
atau by produk dari perkebunan, pertanian,
PRODUKSI
hutan atau makanan. Dalam industri
fermentasi diperlukan substrat yang
FERMENTASI
murah, mudah tersedia, dan efisien
Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi
penggunaannya. Usaha selalu dilakukan
metabolisme mikroba untuk mengubah
untuk menemukan substrat baru yang lebih
bahan baku menjadi produk yang bernilai
murah dan lebih baik, tetapi kadang –
7
kadang timbul masalah baru dalam hal
cara penyimpanan, kemudahan untuk
disterilisasi atau komposisi yang berbeda.
(Fardiaz, 1988)
Persamaan ini seharusnya
ditunjukkan pada jumlah yang banyak,
Beberapa faktor yang mempengaruhi
yang mana sangat penting untuk untuk
pemilihan substrat untuk fermentasi adalah
menentukan media yang ekonomis,
: Tersedia dan mudah di dapat, dimana
persamaan ini juga bisa digunakan untuk
substrat untuk fermentasi harus ada
menghitung banyaknya jumlah nutrisi
sepanjang tahun. Substrat yang baik untuk
yang diperlukan untuk memproduksi
industri adalah yang relative stabil dan
jumlah yang spesifik dari biomass,
dapat disimpan selama beberapa bulan,
menghitung konsentrasi substrat yang
Substrat yang digunakan harus dapat di
dibutuhkan untuk memproduksi produk
fermentasi. Penggunaan hidrokarbon
yang diinginkan.
murah sebagai substrat telah dirintis sejak
tahun 1960. Berdasarkan faktor yang
Sumber energi yang digunakan dalam
mempengaruhi pemilihan substrat untuk
proses fermentasi :
fermentasi limbah pepaya termasuk
substrat yang baik karena limbah buah
• Sumber Karbon
pepaya berlimpah di Indonesia dan
Sumber karbon seperti karbohidrat,
kurang dalam pemanfaatannya.
lipid dan protein. Beberapa
mikroorganisme dapat juga menggunakan
Kandungan gula pada pepaya yang
hidrokarbon atau metanol sebagai karbon
cukup tinggi sehingga cocok digunakan
dan sumber energi. Dimana pada
menjadi substrat dalam proses fermentasi.
pembuatan bioetanol ini kami
Pada proses metabolisme mikroba
menggunakan pepaya sebagai sumber gula
media harus sesuai dengan yang
yang dapat diubah menjadi sumber energi
dibutuhkan oleh mikroba dan suplay
energi untuk mikroba harus tetap di jaga.
• Sumber Nitrogen
Salah satu jalan untuk menghitung
Industri menggunakan sumber
persamaan stoikiometri dari bentuk
nitrogen inorganik dan organik untuk
pertumbuhan atau produk , untuk
memenuhi kebutuhan mikroorganisme.
fermentasi aerob :
Menurut hunter Inorganic nitrogen

8
biasanya disuplay dari gas ammonia, 4. Death Phase ( Fase Kematian )
garam ammonium atau nitrat. Tujuan Kematian lebih besar daripada
pemakaian Ammonia biasanya digunakan pertumbuhan. (Dwidjoseputro, 1984)
untuk control pH dan sumber nitrogen
untuk memproduksi serum albumin yang Ragi adalah suatu inokulum atau
menggunakan saccharomyces cerevisae. starter untuk melakukan fermentasi dalam
Kalau Garam ammonium seperi pembuatan produk tertentu. Ragi ini dibuat
ammonium sulfat akan membuat kondisi dari tepung beras, yang dijadikan adonan
asam dan sebagai sumber nitrogen dan ditambah ramuan-ramuan tertentu dan
ammonium nitrat akan mengarah kearah dicetak dengan diameter ± 2 – 3 cm,
asam dan digunakan sebagai sumber digunakan untuk membuat arak, tape
nitrogen. ( Stanbury,1984 ) Pada ketan, tape ketela (peuyeum), dan brem di
penelitian ini menggunakan Urea Indonesia. Secara tradisional bahan-bahan
(NH2)2CO dan NPK seperti laos, bawang putih, tebu kuning
atau gula pasir, ubi kayu, jeruk nipis
 Pengaruh Oksigen dicampur dengan tepung beras, lalu
Mikroba dapat dibedakan atas tiga ditambah sedikit air sampai terbentuk
group berdasarkan kebutuhannya akan adonan. Adonan ini kemudian didiamkan
oksigen, yaitu mikroba yang bersifat dalam suhu kamar selama 3 hari dalam
aerobik, anaerobic dan anaerobik keadaan terbuka, sehingga ditumbuhi
fakultatif. ( Fardiaz,1987) khamir dan kapang secara alami. Setelah
itu adonan yang telah ditumbuhi mikroba
Tahapan – tahapan pertumbuhan mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan
yang utama ada 4 yaitu : dibuat bulatan-bulatan lalu dikeringkan.
1. Lag Phase ( Fase Adaptasi ), dimana (Nurhayani, 2000 ).
pada saat ini posisi pertumbuhan
lambat dan cenderung mikroba Berdasarkan beberapa penelitian
beradaptasi menyesuaikan yang terdahulu bahwa pada ragi tape yang
lingkungan yang baru. di jual di pasar traditional.
2. Exponential / Logarithmic Phase
(Fase Pertumbuhan). Terdapat 2 macam isolat mikroba,
3. Stationary Phase ( Fase stationer / yaitu isolat kapang dari dan khamir. Sesuai
Fase dimana kematian seimbang kandungan yang terdapat pada ragi, maka
dengan Pertumbuhan ). proses fermentasi dibagi menjadi dua
9
tahap yaitu perubahan pati menjadi gula yang menggunakan substrat padat atau
sederhana oleh kerja kapang dan semi padat banyak digunakan untuk
perubahan gula menjadi alkohol oleh kerja memproduksi berbagai jenis asam organik
khamir. (Suliantri, 1975) dan enzim. Fermentasi padat dengan
substrat pepaya dilakukan untuk
Proses fermentasi dengan teknologi meningkatkan kandungan protein dan
yang sesuai dapat menghasilkan produk mengurangi masalah limbah pertanian.
protein. Protein mikroba sebagai sumber
pangan untuk manusia mulai Dalam proses fermentasi
dikembangkan pada awal tahun 1900. memerlukan inokulum dan Starter. Pada
Protein mikroba ini kemudian dikenal proses fermentasi pepaya memerlukan
dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) starter yaitu ragi. (Nurhayani, 2000 ).
atau Protein Sel Tunggal. Menurut
Tannembaum (1971), Protein Sel Tunggal Produk yang dihasilkan dari proses
adalah istilah yang digunakan untuk fermentasi ini adalah bioethanol. Satu ton
protein kasar atau murni yang berasal dari buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi
mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, bisa menghasilkan 51 kg ethanol absolute.
kapang, ganggang dan protozoa. Tetapi realitasnya efisiensinya tidak
pernah mencapai 100%, mungkin sekitar
Sebenarnya ada dua istilah yang 85 – 90% yang bisa diambil. Dan juga
digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu kadar ethanolnya mungkin sekitar 60%,
PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial 80%, atau 95%. Limbah bioethanol juga
Biomass Product (MBP) atau Produk dapat diolah kembali menjadi Pupuk
Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba Organik Cair (POC).
yang digunakan tetap berada dan
bercampur dengan masa substratnya maka IV. KESIMPULAN DAN SARAN
seluruhnya dinamakan PBM. Bila
mikrobanya dipisahkan dari substratnya KESIMPULAN
maka hasil panennya merupakan PST. Bioetanol adalah etanol yang berasal dari
(Nurhayani, 2000 ). sumber hayati. Bioetanol bersumber dari
gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah
Fermentasi dapat dilakukan dengan melalui proses fermentasi dihasilkan
metode kultur permukaan dan kultur etanol. Etanol adalah senyawa organik
terendam sub merged. Kultur permukaan yang terdiri dari karbon, hydrogen dan
10
oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai fermentasinya menggunakan prinsip
turunan senyawa hidrokarbon yang destilasi, dengan tujuan untuk mengetahui
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus bioetanol yang dihasilkan dan berapa
C2H5OH. kadar yang dapat dimurnikan dalam proses
destilasi.
Krishna et al. (2008) mengemukakan
bahwa bagian tanaman buah pepaya Proses destilasi merupakan proses
seperti akar, dam, buah dan biji pemurnian untuk meningkatkan kadar
mengandung fitokimia: polisakarida, etanol yang dihasilkan pada proses
vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, fermentasi. Destilasi atau penyulingan
glikosida, saponin dan flavonoid yang adalah suatu metode pemisahan bahan
semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi kimia berdasarkan perbedaan kecepatan
dan obat. atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan.
Proses ini bertujuan untuk
menghasilkan bioetanol dengan bahan Produk yang dihasilkan dari proses
baku buah pepaya. Buah pepaya dipilih fermentasi ini adalah bioethanol. Satu ton
sebagai bahan baku pembuatan etanol buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi
dikarenakan merupakan sumber hayati bisa menghasilkan 51 kg ethanol absolute.
yang memiliki kandungan pati yang dapat Tetapi realitasnya efisiensinya tidak
dikonversikan menjadi bioetanol. pernah mencapai 100%, mungkin sekitar
Memanfaatkan bahan baku buah papaya 85 – 90% yang bisa diambil. Dan juga
tentunya dapat meningkatkan effisiensi kadar ethanolnya mungkin sekitar 60%,
dan proses produksi dari pembuatan 80%, atau 95%. Limbah bioethanol juga
Bioetanol serta mengoptimalkan dapat diolah kembali menjadi Pupuk
pemanfaatan buah papaya. Pembuatan Organik Cair (POC).
bioetanol dengan bahan dasar dan buah
pepaya ini melalui dua tahapan proses SARAN
yaitu proses fermentasi dan destilasi. Jangan buang buah-buah yang tidak layak
Proses fermentasi mengubah glukosa jual dan sdh mulai membusuk. Buah-buah
menjadi etanol dengan bantuan bakteri tersebut bisa diolah menjadi etanol yang
Saccharomyces cereviceae yang nilainya lumayan besar
terkandung pada yeast. Selanjutnya
dilakukan pemurnian etanol dari air hasil
11
V. DAFTAR PUSTAKA Yanuar, Willy. 2009. Aktivitas Antioksidan
dan Imunodulator Serealia non
http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi Beras. IPB.
(Diakses pada 17 September 2014).
I Nyoman W. P., I Gusti B. W., dan I
Nyoman, S. W., 2011. Pembuatan
Etanol Generasi Kedua Dengan
Memanfaatkan Limbah Rumput Laut
Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan
Baku. Kampus Bukit Jimbaran Bali.
Krishna, K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel.
2008. Review on nutritional,
medicinal and pharmacological
properties of papaya (Carica papaya
L.). Nat. prod. Rad. 7(4):364-373.
Olivia, Risalah,R.A., Sudaryanto. 2004.
“Kinetika Hidrolisa Pati Menjadi
Glukosa Dari Kulit Ketela Pohon
Dengan Larutan HCl“. Jurusan
Teknik Kimia, Universitan Katolik
Widya Mandala,Surabaya.
Susanto, Feri., Yusak, Yuniarti., dan
Bulan , Rumondang. 2012.
Pengaruh Penambahan Ragi Roti
Dan Waktu Fermentasi Terhadap
Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa
ampas Tebu (Saccharum
officanarum) Dengan HCl 30%
Dalam Pembuatan Bioetanol. Jurnal
ilmiah. Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.

12

Anda mungkin juga menyukai