Nursing Mouth Caries (NMC) PDF
Nursing Mouth Caries (NMC) PDF
2.1 Nursing Mouth Caries Akibat Susu Botol (Pengganti Air Susu Ibu)
Terdapat bermacam-macam istilah untuk makanan pengganti ASI (PASI),
misalnya susu formula, formula bayi, susu buatan, susu bayi, makanan bayi, atau
makanan buatan untuk bayi. Bahan pokok PASI lazimnya susu sapi, tapi untuk
keperluan tertentu dipakai kacang kedelai. Namun untuk pemberiannya terhadap
bayi, komposisi nutriennya harus dimodifikasi sesuai untuk kebutuhan bayi. ASI
merupakan makanan yang ideal untuk bayi, maka susunan dan kandungan nutrien
pada PASI biasanya mengacu pada komposisi ASI.
Susu formula biasanya diberi tambahan sukrosa. Sukrosa, glukosa, dan
fruktosa merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam industri. Perlu
diperhatikan dalam susu formula tidak mengandung sukrosa tinggi karena
berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sukrosa sangat kariogenik.
Banyak bayi yang baru lahir diberi makanan dari botol menggunakan dot. Bila
kebiasaan tersebut berlanjut, baahkan setelah 20 bulan atau lebih. Sebagai
akibatnya tidak saja menyebabkan kecanduan anak untuk menggunakan botol
tetapi merupakan risiko potensial pada kebiasaan buruk dan karies. Susu tanpa
gula bila berkontak lama dengan gigi menyebabkan karies, dengan ditambahkan
gula walaupun berkontak dengan singkat kariogenitasnya meningkat, terutama
bila pemberiannya menjelang tidur sehingga dalam keadaan tidur gula dalam
makanan tersebut tersimpan lama di dalam mulut. Kemungkinan lain yang dapat
terjadi adalah cairan dari botol akan mengalir terlalu cepat, sehingga anak akan
mendorong lidahnya ke depan untuk menutup aliran susu sementara menelan
untuk mencegah agar tidak tersedak. Keadaan ini jika berlanjut akan menjdai
kebuiasaan buruk anak yang selanjutnya mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan dentofasial seperti mulut yang berkembang atau gigi yang tampak
jarang.
2.2 Nursing Mouth Caries Akibat Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan
selama usia bulan-bulan pertama, dan yang paling cocok dari semua susu yang
tersedia untuk bayi karena secara unik disesuaikan untuk kebutuhan bayi.
Pada bayi sampai umur 6 bulan yang mendapat ASI dari ibu yang sehat tidak
terdapat gejala defisiensi elemen lain sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam
ASI terdapat cukup elemen-elemen untuk tumbuh. Hubungan ASI sebagai faktor
penyebab terjadinya NMC masih dipertanyakan. Beberapa ahli menyatakan
bahwa ASI tidak dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya karies.
Namun kenyataannya, baik ASI maupun susu sapi bersifa kariogenik bila susu
dibiarkan menggenang pada gigi. Bahkan NMC ditemukan pada bayi yang
mendapat ASI ekslusif tanpa pernah diberi susu melalui botol. Bayi yang tertdur
sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam diyakini mempunyai risiko yang
tinggi untuk terkena NMC.
• Pulpotomi Vital
Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan
untuk gigi sulung :
1) Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa
sakit saat perawatan
2) Isolasi gigi. Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi
dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.
3) Preparasi kavitas. Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh
permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar
pulpa.
4) Ekskavasi karies yang dalam.
5) Buang atap pulpa. Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece
berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke
mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.
6) Buang pulpa bagian korona. Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator
besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah.
7) Cuci dan keringkan kamar pulpa. Semprot kamar pulpa dengan air atau saline
steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris
dan sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan
dengan kapas steril.
8) Aplikasikan formokresol. Celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol,
buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam
kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.
9) Berikan bahan antiseptik. Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol
dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas
yang mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi
pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam
tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.
10) Restorasi gigi. Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum
menambal dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi
untuk mahkota stainless steel.
5.1.3 Pulpektomi
Pulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi
merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang
bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas.
Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp
capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya dapat
diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta
saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil.
Indikasi perawatan pulpektomi pada anak adalah gigi yang dapat direstorasi,
anak dengan keadaan trauma pada gigi insisif sulung dengan kondisi patologis
pada anak usia 4-4,5 tahun, tidak ada gambaran patologis dengan resorpsi akar
tidak lebih dari dua pertiga atau tiga perempat.
• Pulpektomi Vital
Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :
1) Pembuatan foto Rontgen. Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar
serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.
2) Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.
3) Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi
bakteri dan saliva.
4) Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang
dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur
steril.
5) Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar atau
bor bundar kecepatan rendah.
6) Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan
dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau
akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.
7) Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas
kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa
di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan
headstrom file.
8) Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan
darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang
telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran
akar selama 5 menit.
9) Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan
menggunakan jarum lentulo.
10) Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .
11) Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida
eugenol atau seng fosfat.
12) Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.