Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SKETSA DAN URAIAN MENGENAI UJI KETAHANAN API

DI APARTEMEN SKYLAND CITY

NAMA : RIFKY ICHSAN

NIP : 198907012018021001

KELOMPOK : 5B

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2018
I. Defenisi Bangunan Apartemen
Saat ini banyak bangunan yang bersifat publik. Pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat dan juga tempat untuk melakukan kegiatan semakin meningkat, akibatnya
pembangunan gedung terjadi dimana-mana. Bangunan yang dikategorikan sebagai
bangunan yang bersifat publik sangat banyak jenisnya, salah satunya adalah bangunan
apartemen. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, apartemen adalah bangunan bertingkat
yang terdiri dari beberapa kamar yang diperuntukkan untuk tempat tinggal dan mempunyai
beberapa jenis kelas kamar.

II. Tipe Konstruksi Bangunan


Berdasarkan SNI-03-1736-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi
Pasif untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung mengenai
ketahanannya terhadap api, terdapat 3 (tiga) tipe konstruksi yaitu :
1. Tipe A
Konstruksi yang unsur struktur pembentuknya tahan api dan mampu menahan secara
struktural terhadap beban bangunan. Pada konstruksi ini terdapat komponen pemisah
pembentuk kompartemen untuk mencegah penjalaran api ke dan dari ruangan
bersebelahan dan dinding yang mampu mencegah penjalaran panas pada dinding
bangunan yang bersebelahan.
2. Tipe B
Konstruksi yang elemen struktur pembentuk kompartemen penahan api mampu
mencegah penjalaran kebakaran ke ruang-ruang bersebelahan di dalam bangunan, dan
dinding luar mampu mencegah penjalaran kebakaran dari luar bangunan.
3. Tipe C
Konstruksi yang komponen struktur bangunannya adalah dari bahan yang dapat terbakar
serta tidak dimaksudkan untuk mampu menahan secara struktural terhadap kebakaran.
III. Analisa Komponen Apartemen Skyland City
Sampel yang digunakan adalah ruang kamar nomor 516 serta koridor lantai 5, Apartemen
Skyland City.

Sketsa Lantai 5, Apartemen Skyland

Kamar 516

Denah dan Design Kamar No. 516 Type Studio Room Apartemen Skyland City
A. Analisa dari Segi Akustik :
Kamar 516 masih membutuhkan redaman suara, karena pada saat-saat tertentu
suara keributan (noise) yang berasal dari beberapa sumber masih terdengar hingga
kedalam kamar dan hal tersebut cukup menganggu. Redaman suara dapat diamati dengan
menghitung waktu meluruhnya suara tersebut (T60). Secara kuantitatif hubungan antara T60
(waktu dengung), volume ruangan, dan jumlah penyerapan (redaman) total yang digunakan
dalam ruang dinyatakan dalam rumus Sabine,

𝟎,𝟏𝟔𝟏 𝑽
T60 = 𝑺∝

Keterangan :
V = Volume Ruangan
∝ = Koefisien absorbsi ruangan (ditentukan dari bahan material di ruangan)
𝑆∝ = Total koefisien absorbsi ruangan

Redaman suara dapat dilakukan dengan menambahkan vegetasi di sekitar


apartemen maupun memberikan lapisan material tambahan terhadap dinding, lantai maupun
plafond ruangan. Untuk dinding yang menghadap ke lorong (utara) sebaiknya menggunakan
STC 50 atau Hollow Concrete Masonry Unit dengan tebal 10”. Sebab seringkali suara
penghuni yang berbicara dengan volume keras ketika melintas di lorong masih terdengar.
Selain itu suara pintu yang terbanting pun masih terdengar cukup jelas. Sedangkan untuk
dinding yang menghadap kamar lain (barat dan timur) sebaiknya menggunakan STC 45
atau dua lapis papan gypsum dengan tebal 0,5”. Sebab pada tingkatan ini suara manusia
dengan volume tinggi tidak terdengar. Untuk dinding yang menghadap ke balkon (selatan)
sebaiknya menggunakan STC 35 atau kaca dua lapis. Sebab penghuni lain tidak dapat
mengakses balkon tanpa seizin pemilik kamar. Jarak dari jalan raya juga cukup jauh
sehingga kebisingan lalu lintas tidak berpotensi menimbulkan gangguan. Berikut adalah
skema yang menunjukkan spesifikasi partisi dinding kamar 516.

STC 45
STC 50
STC 35

L
O
R
O
N
G
B. Analisa dari Segi Resistensi Termal :
Resistensi termal adalah kemampuan suatu komponen bangunan untuk menahan
rambatan panas baik yang datang secara langsung maupun tidak langsung. Suatu
komponen bangunan tak tembus cahaya (dinding) dipengaruhi oleh material penyusun serta
dimensi komponen tersebut. Secara kuantitatif hubungan antara material komponen
bangunan, dimensi komponen bangunan, dan jumlah panas yang dapat masuk kedalam
ruangan dinyatakan dalam rumus konduksi :

q”ko = -k 𝚫T/L
dimana :
q”ko = flux panas konduksi (W/m2)
k = konduktivitas termal (W/m.K)
𝚫T = perbedaan temperatur kedua sisi objek (K)
L = panjang (tebal bahan) (m)

Untuk komponen bangunan tembus cahaya (jendela kaca), jumlah panas yang yang
dapat masuk kedalam bangunan dipengaruhi oleh nilai SHGC (Solar Heat Gain Coefficient)
dari kaca tersebut. Karena tidak dilakukan pengujian, penilaian tingkat resistensi termal
dinding dan kaca pada apartemen kamar 516 hanya didasarkan pada pengamatan langsung
oleh panca indera manusia. Hasil yang didapatkan adalah pada saat sore hari, temperatur
udara di kamar tidur dirasa lebih hangat dan kondisi ini bertahan sampai malam hari, ini
menandakan bahwa masih banyak rambatan panas yang masuk kedalam kamar tidur baik
melalui dinding maupun kaca. Untuk mengurangi rambatan panas pada dinding dapat
dilakukan dengan cara menentukan orientasi bangunan dengan tepat, menentukan dimensi
dinding (lebar dan ketebalan) yang tebal, memberikan shading atau insulasi panas pada
dinding sedangkan untuk mengurangi rambatan panas pada kaca dapat dilakukan dengan
menggunakan kaca dengan nilai SHGC yang tinggi.

C. Analisa dari Segi Tahan Api


Untuk mengetahui apakah komponen bangunan (dinding dan kolom) Apartemen
Skyland City tahan api atau tidak perlu dilakukan pengujian laboratorium. Pengujian dapat
dilakukan dengan melakukan pembakaran pada sample dinding ataupun kolom selama 1-2
jam. Secara umum, suatu bahan dikatakan tahan api apabila memenuhi 3 kriteria sebagai
berikut:
1. Kriteria stabilitas
Tidak ada perubahan bentuk pada dinding maupun balok dan kolom pada saat
kebakaran.
2. Kriteria integritas
Tidak ada api yang keluar dari retakan-retakan dinding karena ekspansi termal.
3. Kriteria insulasi
Temperatur pada dinding yang tidak terbakar tidak melebihi standar yang telah
ditetapkan.

Apartemen Skyland City juga dilengkapi dengan tangga darurat untuk evakuasi
penghuni apabila terjadi bencana kebakaran ataupun gempa bumi. Pintu tangga darurat ini
harus teruji tahan api selama 120 menit pada suhu tungku 1049 °C di menit ke 120. Hal ini
sesuai dengan SNI 1741:2008 tentang Tata Cara Uji Ketahanan Api Komponen Struktur
Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.

L
O
R
Tangga O
Darurat N
G

Anda mungkin juga menyukai