Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nafisha Awani Nazalika

NPM : 2215014027
Prodi/Kelas : Teknik Lingkungan/A
Mata Kuliah : Pengetahuan Struktur

1. Konstruksi dinding yang aman terhadap paparan sinar radiasi adalah konstruksi yang
mempunyai struktur adanya dinding primer dan dinding sekunder. Dinding primer
ini berfungsi untuk menahan radiasi primer yang berasal dari tabung sinar-X.
Ketebalan untuk dinding primer dengan laju dosis ekivalen 100 mrem/minggu.
Dinding sekunder berfungsi untuk menahan radiasi sekunder yang berasal dari radiasi
hambur yang berasal dari pasien atau benda lain dan juga radiasi yang bocor.
Ketebalan untuk dinding sekunder dengan laju dosis ekivalen 30 mrem/minggu.

Untuk pembangunan konstruksi dinding ruang radiologi digunakan material bahan


berikut:
 Bata merah dengan minimal bata kelas 100 dan dengan tekanan 100 kg/cm2

 Beton yang digunakan minimal K 175 dengan kerapatan 2,2 g/cm 3 dan
kekuatan tekanan 175 kg/cm2
 Mutu baja tulangan harus minimal bjtp 24

 Timah hitam/ plat timbal (Pb) 2 mm

2. Dalam literatur tentang Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap
penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun, terdapat persyaratan lokasi
tempat penyimpanan limbah B3 pada pasal 7:
a. Bebas banjir; dan
b. Tidak rawan bencana alam
Hal tersebut dikarenakan agar limbah yang ditampung ini dapat disimpan dengan
jangka waktu yang lama dan aman dari segala faktor yang dapat membuat limbah B3
mengontaminasi lingkungan sekitar.

Pada pasal 11 ayat 2, konstruksi bangunan harus memiliki luas ruang penyimpanan
yang sesuai dengan jumlah B3 yang akan ditampung, bahan atap dan desain
konstruksi juga harus dapat melindungi limbah B3 dari paparan sinar matahari dan
hujan, memiliki sistem ventilasi untuk sirkulasi udara, memiliki sistem pencahayaan
yang sesuai, dan lantai yang kedap air serta tidak bergelombang.
Pada pasal 12, ada 3 karakteristik bangunan penyimpanan limbah B3. Pertama,
karakteristik bangunan penyimpanan limbah yang menyala yaitu memiliki tembok
yang menbatasi dengan bangunan lain dan struktur pendukung seperti atap yang tipis
dan tidak mudah menyala. Kedua, karakteristik bangunan penyimpanan limbah yang
mudah meledak, yaitu konstruksi bangunan, lantai, atap, dan dinding harus tahan
dengan ledakan. Ketiga, bagunan penyimpanan limbah yang reaktif, korosif, dan
beracun, yaitu bangunan harus tahan terhadap korosi atau api dan dinding dibuat
untuk mudah dilepas.
Menurut literatur lain yang saya baca, material bangunan penyimpanan limbah B3 ini
terdiri dari bata untuk dinding dengan kriteria tebal dinding bata itu sekitar 15 cm.
Ada juga kriteria untuk pembuatan ventilasi yaitu tempat penyimpanan limbah B3 ini
masuk pada ketegori 7 yang berarti luasan ventilasi yang digunakan minimal 10% dari
luas lantai permukaan. Material yang digunakan untuk pembangunan konstruksi atap
pada bangunan penyimpanan limbah B3 adalah konstruksi baja ringan. Baja ringan
digunakan sebagai kuda-kuda dengan ketebalan 1 mm dengan atap yang memiliki
material galvalum.
Untuk material tempat penyimpanan limbah B3, biasanya menggunakan drum oli
bekas untuk menyimpan limbah cair seperti oli. Penempatan drum oli bekas ini dialasi
dengan box pallet agar memudahkan pemindahan. Kemudian, ada juga bak
penampungan yang memiliki kriteria penampungan minimal 110% dari kapasitas total
limbah B3 di tempat penyimpanan limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai