Anda di halaman 1dari 3

Cerita rakyat daerah Soppeng

( Umpungeng )
Rambut Arung Palakka yang tersimpan di Soraja Palakka yang di dekat Jolle (tidak
jauh dari Umpungeng) itu adalah Arung Palakka yang nama Pangurusengnya
"Lapattikeng Arung Palakka" suami dari Patanra Wanua. Arung Palakka yang ini
dimakamkan di Palakka yang di Palakka yang disitu juga (banyak tempat yang
namanya Palakka). Meskipun Patanra Wanua disebut dalam Lontara' Panguriseng
Bone bersaudara satu ibu satu ayah dengan Laumasa' Mula Panre BessiE Arung
Mangkau' Bone 1358-1424, namun yang saya tahu mereka satu Ayah namun lain Ibu.
Itu makanya Putranyalah Patanra Wanua yang kemudian diangkat sebagai Arung
Mangkau' Bone berikutnya oleh Laumasa' Mula Panre BessiE, dan ini urusannya soal
tingkatan darah (Ra-RaE Karampelung Lasaliu 14241496).
Ibu Lumasa Mula Panre BessiE itu orang biasa, sementara ibu Pantanra Wanua
Manu' Arungnge Ri Toro' (bukan Manurung). Dalam Riwayat Mangkau' Bone, justru
Istri Laumasa Mula Panre bessiE yang dikatakan sebagai orang biasa.

Panjang kalau mau saya dijelaskan secara tuntas............ yang jelas Lontara' sekarang
itu sepertinya diubah pada tahun 1924-1931.
Jangan lupa Sdrku Sudirman, Arung Palakka itu adalah Nama Gelar. Arung Palakka
itu banyak, dan ada juga yang bergelar Arung Palakka dizaman Laparenrengi Arung
Mangkau' Bone 1845-1857 (MatinroE Riajang Benteng), namanya Arung Palaka
Singkeru' Rukka Cella Bone. Sejarahnya Lasingkeru' Rukka Cela Bone saja
diluruskan, maka saya dapat katakan begitu banyangkan Riwayat Riwayat yang harus
diluruskan di Celebes. ini baru satu zaman.
yang jelas, menuluruskan Sejarah masa lalu harus diawali dengan belajar banyak
sejarah, termasuk harus tahu banyak Sejarah Sejarah Eropa dan Sejarah Tamadun
Islam. Tanpa melalui Proses itu, maka kita akan berbeda Persepsi dan terlibat diskusi
yang tidak ada ujungnya. Saya beri tahu 3 Conto, satu: bila saya katakan
Laparenrengi MatinroE Riajang Benteng adalah Maha Raja yang kemudian
disejarakan oleh Jerman sebagai Kaisar Agung Jerman
Frederik, maka diskusi kita menjadi tidak menarik dan mejadi buntu.
namun cobalah buka Sejarah Jan Peiterzoon Coen, maka Anda akan menemukan
bahwa Jan Pieterzoon Coen adalah Suku Jerman yang menjadi Satu Satunya Raja
paling berkuasa di Jawa.
Catatan: Kata Jawa itu Metodologinya yang benar berasal dari dua suku Kata yaitu
Juaw dan Wa'. Contoh Kedua: Presiden Amerika Serikat ke 34 adalah Putra Bungsu
Laparenrengi MatinroE Riajang Benteng Contoh Ketiga: Presiden Amerika Serikat
yang bernama Herberk Hoover adalah DR. Ratu LangiE
(Coba buka dan kumpulkan, Foto Foto dua orang ini). Sejarah yang saya tahu adalah
Sejarah yang berbeda dengan orang tahu, namun suatu waktu nanti akan terbukti.
Cerita rakyat daerah Makassar
( kisah Sultan Hasanuddin / ayam jantan dari timur )

.Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 11 januari 1631, dia merupakan putera
dari Sultan Malik Asy-Said, Raja Gowa ke- 15. Nama lengkap Hasanuddin adalah I
Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Gelar
Hasanuddin adalah Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan
sultan Hasanuddin saja.

Sejak kecil Hasanuddin mendapatkan pendidikan agama yang baik. Sebab itu, ketika
remaja dirinya melihat dan mendengar aneka kedzaliman yang dilakukan oleh
penjajah terhadap saudara-saudara seiman, sehingga hal ini menumbuhkan
kegeraman di dalam hatinya. Semangat jihad yang telah tertanam didalam jiwanya
sejak masih kanak-kanak kelak membuatnya menjadi pemimpin yang sangat berani,
tegas dan mencintai kesyahidan. Hal ini terbukti saat memimpin rakyatnya melawan
penjajah VOC sehingga Belanda sendiri menyebut beliau sebagai De Haantjes van
Het Oosten, yang memiliki arti “Ayam Jantan Dari Timur”.

Sepeninggal ayahnya, Hasanuddin menjadi raja Gowa ke-16. Saat itu VOC tengah
giat berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Upaya ini mendapat tentangan
dari kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara, tak terkecuali kerajaan Gowa yang juga
menguasai jalur perdagangan di wilayah Timur Indonesia.

Tahun 1666, Laksamana Cornelis Speelman memimpin satu armada kapal perang
untuk menundukan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi. Namun menundukan Gowa
ternyata sangat sulit. Bahkan kerajaan Islam ini berusaha mempersatukan kerajaan-
kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawannya. Pertempuranpun tak bisa
dihindarkan. VOC sempat kewalahan dan meminta bantuan armada perang dari
Batavia. Kekuatan pun menjadi tidak imbang. Akhirnya Gowa terdesak dan melemah
hingga pada 18 November 1667, Gowa bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di
Bungaya.

Perjanjian ini tidak bertahan lama disebabkan Belanda berkhianat. Hasanuddin


mengobarkan api jihad kembali. VOC kembali kewalahan menghadapi serbuan
Mujahidin Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin. Batavia segera mengirim
kembali armada dan pasukan perang ke Sulawesi Selatan untuk membantu angkatan
perang yang ada di sana. Pertempuran berjalan dengan sengit.

Tak lama kemudian seiring dengan datangnya bantuan dari Batavia, VOC akhirnya
mampu menerobos benteng Sombaopu, benteng terkuat kerajaan Gowa pada 12 Juni
1669. Sultan Hasanuddin pun Gugur.

Anda mungkin juga menyukai