Website: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip
Abstrak
Kelapa adalah tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, salah satu bagian dari kelapa dapat diolah menjadi bahan
baku alternatif adalah tempurung kelapa. Tempurung kelapa dianggap sebagai limbah yang mengandung
lignoselulosa, kini dimanfaatkan untuk bahan baku industri pembuatan arang aktif atau karbon aktif, sampai
bioetanol. Delignifikasi merupakan tahap awal atau proses pretreatment untuk memutuskan ikatan lignin pada
selulosa dalam tempurung kelapa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi optimum NaOH yang
menghasilkan kadar selulosa tertinggi pada proses pretreatment, mengetahui persentase kadar lignin, selulosa
dan hemiselulosa sesudah pretreatment menggunakan NaOH dan NH3. Metode yang digunakan adalah proses
delignifikasi dengan NaOH dan dilanjutkan menggunakan larutan NH3, kemudian dianalisis menggunakan metode
Chesson untuk menghitung kadar lignin, selulosa dan hemiselulosa. Berdasarkan hasil data penelitian di dalam
tempurung kelapa mengandung senyawa lignin, selulosa dan hemiselulosa yang diketahui melalui metode
Chesson. Kandungan hemiselulosa optimum dihasilkan sebanyak 11% setelah melalui 2 tahap perlakuan adalah
pada konsentrasi NaOH sebanyak 7% dan dengan larutan NH3 15%. Persentase kandungan selulosa optimum
sebanyak 81% dengan penambahan konsentrasi NaOH 9%. Kandungan lignin sebesar 8% dapat terdegradasi
akibat proses delignifikasi dengan pretreatment menggunakan NaOH sebanyak (5 dan 11)% dan NH3 15%.
Abstract
Coconut is a plant that has a high economic value, one part of the coconut can be processed into alternative materials
is coconut shell. Coconut shell is considered to be a waste containing lignocellulose that used as raw material an active
charcoal in industry and bioethanol. Delignification is the first stage to breaking the chain of lignin from cellulose.
The purpose of this research is to know the optimum concentration of NaOH to produce the highest of cellulose
content,, to know the conscentration of lignin, cellulose and hemicellulose after pretreatment using NaOH and NH3
solution. Then, analyzed this research by Chesson Method to calculate the percentage of lignin, cellulose and
hemicellulose. Based on the results of this research, the coconut shell containing lignin, cellulose and hemicelluloses
that continued with Chesson method. The optimum hemicellulose content was obtained after 2 stages of treatment at
7% NaOH concentration and with 15% of NH3 solution ie 11%. Percentage of optimum cellulose content of 81% with
addition of 9% NaOH concentratio. The lignin content of 8% can be degraded due to delignification process with
pretreatment using NaOH as much as (5 and 11)% and NH3 15%.
197
Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 4 (Desember 2017) 197 - 201
198
Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 4 (Desember 2017) 197 - 201
direfluks selama 2 jam dengan 150 ml 0.5 M e. Abu dari residu sampel
H2SO4 padasuhu 100oC, (3) Residu sampel yang
telah dikeringkan, diperlakukan 10 mL 72% 3. PEMBAHASAN
(v/v) H2SO4 pada suhu kamar selama 4 jam,
kemudian diencerkan menjadi 0.5 M H2SO4, dan Proses delignifikasi pada tempurung kelapa
direfluks pada suhu 100oC selama 2 jam, (4) dipilih menggunakan pretreatment alkali seperti
Residu sampel yang telah dikeringkan kemudian NaOH dengan konsentrasi (3,5,7,9,11)% yang
diabukan. kemudian dilanjutkan dengan delignifikasi
Serbuk tempurung kelapa yang mengalami menggunakan larutan NH3 sebanyak 15%. Untuk
perlakuan diatas kemudian dihitung untuk mengetahui kandungan selulosa, hemiselulosa
mengetahui kandungan kompenen lignoselulosa dan lignin pada tempurung kelapa dapat dihitung
menggunakan perhitungan berikut : menggunakan metode Chesson.
𝑏−𝑐 Jika menggunakan metode Chesson, ada
𝐻𝑒𝑚𝑖𝑠𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 (%) = 𝑥 100%
𝑎 beberapa komponen yang harus dihitung yaitu :
𝑐−𝑑 (a) Berat kering awal sampel tempurung kelapa,
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 (%) = 𝑥 100%
𝑎 (b) Berat kering residu sampel direfluk dengan
𝑑−𝑒 air panas, (c) Berat residu sampel setelah
𝐿𝑖𝑔𝑛𝑖𝑛 (%) = 𝑥 100%
𝑎 direfluk dengan 0,5 M H2SO4, (d) Berat residu
sampel setelah diperlakukan dengan 72% H2SO4,
Keterangan : (e) Abu dari residu sampel. Semua komponen
a. Berat kering awal sampel tempurung kelapa tersebut dihitung menggunakan satuan berat
b. Berat kering residu sampel direfluk dengan untuk padatan yaitu gram. Setelah semua
air panas dihitung sesuai masing – masing konsentrasi dari
c. Berat residu sampel setelah direfluk dengan NaOH di dapat hasil data penelitian delignifikasi
0,5 M H2SO4 yang tertera pada tabel 1 dibawah ini.
d. Berat residu sampel setelah diperlakukan
dengan 72% H2SO4
Menurut hasil data diatas, setelah mengalami penurunan hasil setelah konsentrasi
komponen a, b, c, d dan e dalam metode Chesson NaOH dinaikkan menjadi (9 dan 11)%.
terpenuhi, maka di dapat persen kandungan
hemiselulosa, selulosa dan lignin. Data tersebut agar
Grafik Hubungan Konsentrasi NaOH Vs
lebih jelas dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik Kandungan Hemiselulosa
secara berurutan seperti gambar 1 di bawah ini.
Kandungan Hemiselulosa(%)
199
Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 4 (Desember 2017) 197 - 201
menggunakan NaOH sebanyak (5 dan 11)% dan Mardina, P. et al., 2013. Pengaruh Proses
NH3 15%. Delignifikasi Pada Produksi Glukosa Dari
Tongkol Jagung Dengan Hidrolisis Asam Encer.
4.2 Saran Konversi, Volume 2, pp. 17 - 23.
Maryono, Suddin & Rahmawati, 2013. Pembuatan
Perlu adanya penelitian lain menggunakan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung
bahan pretreatment yang berbeda dari sebelumnya Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji. Jurnal
pada tempurung kelapa untuk mengetahui seberapa Chemica, Volume 14, pp. 74-83.
besar lignin yang terdegradasi tanpa merusak Mulyawan, M., Setyowati, E. & Widjaja, A., 2015.
selulosa yang akan diambil dan juga dapat Surfaktan Sodium Ligno Sulfonat (SLS) dari
dibandingkan bahan pretreatment mana yang lebih Debu Sabut Kelapa. Jurnal Teknik ITS, Volume 4.
baik dari sebelumnya serta variasi konsentrasi Permatasari, H. R., Gulo, F. & Lesmini, B., 2013.
untuk bahan pretreatment tersebut. Pengaruh Konsentrasi H2SO4 Dan NaOH
Terhadap Delignifikasi Serbuk Bambu
5. UCAPAN TERIMA KASIH (Gigantochloa Apus). pp. 131 - 140.
Pugersari, D., Syarief, A. & Larasati, D., 2015.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Eksperimen Pengembangan Produk Fungsional
Pusat Afiliasi dan Kajian Riset dan Teknologi Bernilai Komersial Berbahan Baku Tempurung
(PAKARTI), Fakultas Teknik, Universitas Kelapa Berusia Muda dengan Teknik Pelunakan.
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ITB J. Vis Art & Des, Volume 5, pp. 74-91.
dukungan finansial terhadap penelitian ini Saleh, A., M.D, M., Pakpahan & Angelina, N., 2009.
Pengaruh Konsentrasi Pelarut, Temperatur dan
6. DAFTAR PUSTAKA Waktu Pemasakan Pada Pembuatan Pulp dari
Serabut Kelapa Muda. Jurnal Teknik Kimia,
Bledzki, A. K., A.Mamun, A. & Volk, J., 2010. Barley
Volume 16, pp. 35 - 44.
husk and coconut shell reinforced
polypropylene composites : The effect of fibre Tirono, M. & Sabit, A., 2011. Efek Suhu Pada Proses
physical, chemical and surface properties. Pengarangan Terhadap Nilai Kalor Arang
Composition Science and Technology, Volume Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal).
70, pp. 840 - 846. Jurnal Neutrino, Volume 3, pp. 143-153.
201