Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.

6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA


MANADO
(Studi Kasus : Paal Dua –Politeknik)

Natal Pangondian Siagian Junior


Audie L.E.Rumayar, Theo K. Sendow
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email : natal.p.siagian.junior@gmail.com

ABSTRAK
Keterbatasan pelayanan angkutan umum serta panjangnya jarak menuju pusat kota menyebabkan
masyarakat berusaha untuk memfasilitasi pergerakannya sendiri dengan kendaraan pribadi.
Akibatnya terjadi over supply pada sebagian besar rute trayek di kota Manado. Jika hal ini tidak
diantisipasi maka penyediaan angkutan umum hanya akan memberikan kerugian bagi pengguna jasa
maupun operator. Penelitian ini mengambil salah satu rute trayek di Manado yaitu trayek Paal Dua –
Politeknik.
Kebutuhan jumlah armada optimal dapat dihitung dengan meninjau besarnya load factor dan biaya
operasional kendaraan, dimana load factor merupakan nisbah antara permintaan (demand) yang ada
dengan pemasokan (supply) yang tersedia. Adapun pengertian dari biaya operasional kendaraan
total biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jalan dengan menggunakan moda tertentu dari zona asal
ke zona tujuan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah armada optimal berdasarkan pendapatan operator
sesuai tarif yang berlaku dilapangan terhadap jumlah pengguna jasa eksisting yang ada dengan
menghitung biaya operasional kendaraan (BOK) dan load factor menggunakan metode DLLAJ.
Komponen biaya yang akan dihitung untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan dalam
metode DLLAJ adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Untuk mengetahui jumlah armada
optimal dapat dihitung dengan meninjau besarnya load faktor pada kondisi break event dan load
factor eksisting serta besarnya jumlah populasi armada saat ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah penumpang/hari adalah 141 penumpang dengan load
factor sebesar 0.538 %. Pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh operator per tahun adalah
Rp.191.724.000 sedangkan besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) per tahun adalah
Rp.195.860.314 - Rp.232.550.076. Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah armada eksisting
(66 armada) belum memenuhi kondisi keseimbangan usaha bagi operator kendaraan. Kebutuhan
jumlah armada pada trayek Paal Dua – Politeknik berdasarkan tarif menurut SK Walikota Manado
adalah 58 kendaraan. Kebutuhan jumlah armada pada trayek Paal dua – Politeknik berdasarkan
tarif yang berlaku dilapangan adalah 60 kendaraan..
Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Load Faktor, Armada optimal

PENDAHULUAN teoritis, penyediaan angkutan umum idealnya


memenuhi dua kepentingan yang berbeda yaitu
Latar Belakang pengguna jasa (demand) dan operator (supply).
Angkutan umum merupakan salah satu Di satu sisi pengguna jasa akan memperoleh
media transportasi yang digunakan masyarakat tingkat pelayanan yang sebaik-baiknya, dan
secara bersama-sama dengan membayar tarif. disisi lain operator memperoleh keuntungan yang
Kebutuhan akan transportasi atau angkutan cukup signifikan.
umum menjadi kebutuhan utama manusia dalam Sebagai kota yang berkembang, sebagian
melakukan pergerakan. Pesatnya pertambahan besar penduduk di kota Manado termasuk ke
penduduk disuatu wilayah akan sangat dalam kelompok captive. Oleh sebab itu
berpengaruh pada aktivitas pergerakan dan ketergantungan masyarakat akan pelayanan
perekonomian masyarakat, dengan demikian angkutan umum juga relative tinggi. Akan tetapi
kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana pada wilayah tertentu terdapat kelompok
transportasi akan semakin meningkat.Secara masyarakat yang tergolong pada kelompok

367
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

choice lebih besar daripada masyarakat yang a. Mikrolet yang ditinjau adalah mikrolet
tergolong dalam kelompok captive. Seperti pada dengan jumlah seat 9 penumpang yang
kecamatan Mapanget khususnya pada wilayah dianggap mewakili angkutan umum di
yang dilalui oleh trayek Paal Dua – Politeknik. Manado.
Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi b. Kendaraan dianggap menggunakan suku
pengguna jasa (demand), dilihat dari pengamatan cadang, merek oli yang sama dan kendaraan
awal dimana lamanya waktu tunggu angkutan dianggap teratur melakukan servis dan
umum menjadi tidak pasti pada waktu di luar jam penggantian suku cadang.
sibuk. Sama halnya dengan pengguna jasa c. Biaya operasi kendaraan hanya ditinjau
(demand), hal ini juga akan berpengaruh pada melalui pengaruh fisik dan tipe kendaraan
keuntungan yang diperoleh oleh operator yang beroperasi tanpa melihat parameter fisik
(supply). jalan.
Kurangnya penumpang pada waktu di luar d. Kondisi kendaraan dianggap tidak berubah
jam sibuk mengakibatkan kurangnya pendapatan selama penelitian.
yang diperoleh oleh pengemudi. Oleh sebab itu e. Penelitian dilaksanakan dalam tiga hari yaitu
tarif yang telah di tetapkan pemerintah Rp.4500 hari senin, rabu, dan jumat.
(umum) dan Rp.3500 (pelajar) tidak sesuai
dengan tarif yang berlaku dilapangan saat
ini.Tarif yang berlaku di lapangan saat ini adalah TujuanPenelitian
Rp.4500 (umum) dan Rp.4000 (pelajar). Hal ini Penelitian ini bertujuan untuk :
terjadi karna mayoritas pengguna jasa pada a. Menghitung Load Factor (LF)
trayek Paal Dua – Politeknik pada waktu jam b. Menghitung Biaya Operasional Kendaraan
sibuk adalah pelajar. Tentunya dengan adanya (BOK)
perbedaan tarif ini menimbulkan masalah bagi c. Menentukan kebutuhan jumlah armada
pengguna jasa (demand) khususnya pelajar. Para optimal angkutan umum trayek Paal dua –
pengemudi angkutan umum pada trayek Paal Politeknik berdasarkan pendapatan
Dua – Politeknik juga cenderung beroperasi pengemudi.
berubah-ubah arah tergantung pola pergerakan
penumpang dari waktu ke waktu. Manfaat Penelitian
Untuk menghindari terjadinya over supply Dengan penelitian ini diharapkan dapat
yang akan mengakibatkan dampak buruk pada memberikan manfaat, diantaranya :
performansi operator serta turunnya kualitas a. Sebagai bahan masukan bagi pihak operator
pelayanan pada pengguna jasa (user), dengan angkutan umum khususnya pada trayek paal
demikian sangatlah penting untuk mengetahui dua – politeknik.
berapa kebutuhan jumlah armada optimal pada b. Sebagai bahan penelitian lanjutan dalam
trayek ini sesuai dengan demand yang ada. rekayasa transportasi untuk masalah lainnya.
Jumlah armada optimal dapat dihitung dengan
menggunakan data potensi penumpang dan
dengan menggunakan data pendapatan supir. LANDASAN TEORI
Namun pada penelitian ini jumlah armada
optimal dihitung dengan mempertimbangkan Jenis Angkutan Umum
pada pendapatan operator berdasarkan tarif yaitu Jenis angkutan umum dapat dikelompokkan
dengan menghitung faktor muat (load factor) menjadi 6 bagian, yaitu:
serta menghitung besarnya biaya operasional 1. Angkutan kota
kendaraan (BOK) dengan metode DLLAJ. Angkutan kota yaitu angkutan dengan
Dengan uraian permasalahan tersebut maka kendaraan bermotor umum yang melayani
penulis berkeinginan untuk melakukan trayek dalam kota yang terdiri dari :Bus besar,
analisisterhadap kebutuhan jumlah angkutan bus sedang, dan bus kecil.
umum pada trayek Paal dua - Politeknik sebagai Angkutan kota yang tidak melayani dalam
sampel berdasarkan factor muat (load factor) dan trayek adalah :Taksi
pendapatan operator di sepanjang trayek yang di 2. Angkutan perkotaan
teliti, sebagai solusi terhadap masalah angkutan Angkutan perkotaan yaitu angkutan dengan
umum di kota Manado kendaraan bermotor umum yang pelayanan-
nya melampaui batas kota yang bersifat
Pembatasan Masalah komuter

368
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

3. Angkutan antar kota e. Pihak-pihak di luar pemakai jasa angkutan


Angkutan antar kota yaitu angkutan dengan memandang ongkos sebagai pengorbanan
kendaraan bermotor umum yang melayani karena perubahan nilai tanah yang digunakan
trayek antar kota dalam satu provinsi (AKDP) untuk jaringan transportasi dan penurunan
atau antar provinsi dari satu terminal ke kehidupan lingkungan, misalnya kebisingan,
terminal lain antar kota antar provinsi polusi dan penurunan nilai-nilai estetika.
(AKAP).
4. Angkutan pariwisata Metode DLLAJ
Angkutan pariwisata yaitu angkutan dengan Komponen biaya yang ditinjau antara laian
kendaraan bermotor umum yang diperguna- biaya langsung dang biaya tidak langsung.Biaya
kan khusus mengangkut wisatawan ke dan langsung adalah biaya yang berkaitan langsung
dari suatu daerah tujuan wisata. dengan produk jasa yang dihasilkan, sedangkan
5. Angkutan sewaan biaya tidak langsung berhubungan dengan
Angkutan sewaan yaitu angkutan dengan produk jasa yang dihasilkan.
kendaraan bermotor umum yang diperguna-
kan oleh masyarakat dengan cara sewa. Produksi per kendaraan
6. Angkutan barang Kemampuan kendaraan angkutan umum
Angkutan barang yaitu angkutan dengan dalam kota dalam melaksanakan kegiatan operasi
kendaraan bermotor umum yang melayani yang ditinjau dalam suatu satuan waktu adalah
kegiatan pengangkutan barang. produksi bus.

Biaya Angkutan Umum Biaya per seat – km


Biaya angkutan umum ditinjau dari sudut 1. Biaya langsung
pandng masing-masing pihak yang terkait dalam - Biaya Penyusutan
sistem angkutan yaitu pemakai jasa angkutan, - Biaya awak kendaraan
perusahaan pengangkutan, pemerintah, daerah, - Biaya BBM
dan pihak-pihak diluar pemakai jasa angkutan. - Biaya Ban
a. Pemakai jasa angkutan memandang ongkos - Biaya pemeliharaan
sebagai harga yang dibayar untuk men- - Biaya PKB
dapatkan jasa angkutan (misalnya tarif - Biaya KIR
angkutan dan tol), waktu yang dikorbankan 2. Biaya tak langsung
untuk kegiatan transportasi, ketidaknikmatan - Biaya Izin Usaha
dalam perjalanan, dan kehilangan serta - Biaya Izin Trayek
kerusakan dalam pengiriman barang. Konsep Untuk menentukan tarif dapat dihitung
ini muncul dari pengertian pengorbanan yang dengan menggunakan rumus sebagai
dikeluarkan untuk melakukan perpindahan berikut :
dengan harapan mendapatkan kepuasan dalam
perjalanan. Bila pengorbanan yang x Jarak
dikeluarkan tersebut lebih kecil dari kepuasan tempuh/hari ............................…..(1)
yang diterimanya, maka perpindahan akan
dilakukan. Menentukan Load Factor
b. Perusahaan pengangkutan memandang Untuk mengetahui kemampuan operasional
ongkos angkutan sebagai ongkos langsung pada suatu rute dikaitkan dengan keseimbangan
yang dikeluarkan untuk investasi, operasi, dan supply-demand dinyatakan sebagai load factor.
pemeliharaan fasilitas transportasi. Load factor (LF) merupakan nisbah antara
c. Pemerintah memandang ongkos angkutan permintaan (demand) yang ada dengan
sebagai pengeluaran yang diperlukan untuk pemasokan (supply) yang tersedia. Karena
membiayai kegiatan transportasi (misalnya tinjauan dilakukan pada seluruh panjang rute,
subsidi dan bantuan modal untuk investasi maka permintaan dinyatakan sebagai demand
jaringan transportasi). penumpang yang ada, baik yang terangkut
d. Daerah memandang ongkos sebagai pengor- maupun yang tidak terangkut dengan suatu zona
banan tidak langsung karena adanya fasilitas penumpang. Sedangkan pemasokan merupakan
transportasi (misalnya ongkos reorganisasi kapasitas tempat duduk yang tersediah pada
penggunaan lahan untuk jaringan transportasi.

369
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

seluruh rute. Untuk menentukan load factor


(LF) digunakan rumus :

……….......................(2)
dimana :
LF = Load factor (%)
Pgz= Jumlah penumpang
Td = kapasitas angkutan

Penentuan Jumlah Armada Optimal


Penentuan jumlah armada optimal dilakukan
dengan metode Break Even yang berdasarkan
pada prinsip keseimbangan antara Biaya Operasi
Kendaraan (BOK) dan pendapatan.
Tamin (1999) menerangkan rumus penen-
tuan jumlah armada optimal, sebagai berikut :

KT = (LF/ LFBE) x ∑KO ………………..(3) Gambar 1. Desain Penelitian

LFBE = (BOK/PD) x LF ………………...(4)


ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dimana :
LF = Load Faktor Estimasi Jumlah Penumpang
LFBE = Load factor pd kondisi Break Even Jumlah penumpang per kendaraan per hari
∑KO = Jumlah Kendaraan yang Beroperasi pada dasarnya menunjukkan jumlah rata-rata
BOK = Biaya Operasi Kendaraan penumpang yang terangkut per kendaraan per
KT = Jumlah Armada Optimal hari di sepanjang rute yang dilayani yaitu pada
PD = Pendapatan yang diterima rute trayek paal dua – politeknik.
Dalam penelitian ini estimasi jumlah
Pendapatan per Rit ditentukan dengan penumpang dilakukan dengan cara survey
persamaan: dinamis selama 3 hari yaitu pada hari Senin,
Rabu, dan Jumat.
PDr = Pgr x Tr ………………………... .(5)
Tabel 1. Pembagian zona kendaraan
dimana : trayek Paal Dua – Politeknik
Pgr = Jumlah penumpang yang diangkut per rit. Arah
Nama
Dari Ke
Tr = Tarif per penumpang. Segmen
PDr = Pendapatan yang diterima per rit. Segmen Terminal
Pom
bensin
Terminal A1 Paal dua
Politeknik
Paal Dua –
METODOLOGI PENELITIAN Politeknik Segmen Pom bensin
Politeknik
A2 Politeknik
Desain Penelitian
Secara garis besar metode penelitian yang
akan dilaksanakan seperti diagram alir Pada Segmen
Pom
Gambar 1. Politeknik bensin
B1
Politeknik- Politeknik
Paal dua
Segmen Pom bensin Terminal
B2 Politeknik Paal dua

370
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

Tabel 2. Load factor rata-rata Estimasi BOK/thn + Margin keuntungan 10%


Hari Dalam hal ini perhitungan dilakukan dengan
Trip
Senin Rabu Jumat metode DLLAJ. Komponen biaya yang ditinjau
1 0.666667 0.666667 0.611111 dalam metode ini antar lain biaya langsung dan
2 0.722222 0.944444 0.833333 biaya tak langsung. Biaya langsung adalah biaya
3 0.722222 0.611111 0.333333 yang berkaitan langsung dengan produk jasa
4 0.555556 0.500000 0.444444 yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak langsung
5 0.388889 0.500000 0.611111 berhubungan dengan produk jasa yang
6 0.388889 0.444444 0.388889 dihasilkan.
7 0.333333 0.777778 0.444444
8 0.388889 0.333333 0.444444
9 0.555556 0.388889 0.611111
Produksi per Kendaraan
10 0.555556 0.388889 0.611111
Kemampuan kendaraan angkutan umum
Total LF
dalam kota dalam melaksanakan kegiatan operasi
0.527778 0.555556 0.533333 yang ditinjau dalam suatu satuan waktu adalah
rata-rata/hari
LF rata-rata 0.538888889 produksi bus.
Kendaraan dengan nomor plat DB 4998 AD
melakukan operasi 10 rit per hari. Jarak antara
Menentukan Jumlah Penumpang terminal Paal Dua – Politeknik adalah 11,1 km.
Berdasarkan hasil survey dinamis estimasi Jarak tempuh kendaraan per hari adalah 111 km,
jumlah penumpang dapat dibedakan berdasarkan sedangkan jarak tempuh per bulan adalah 2886
hari dan dapat dilihat pada Tabel 3. km. Jarak tempuh yang dicapai kendaraan
tersebut dalam 1 tahun sepanjang terminal Paal
Tabel 3. Rata-rata jumlah penumpang per hari Dua – Politeknik adalah 34632 km
Total
Armada Penumpang Tabel 5 Rekapitulasi biaya per bus DB4998AD
Periode Penumpang
operasi per hari
per hari
Senin 57 137 7809 No Jenis biaya Biaya per bus-km
(Rp/bus-km)
Rabu 53 147 7791
1 Biaya Langsung
Jumat 56 140 7840 - Biayapenyusutan 144.375
Jumlah 166 424 23440 - Biaya awak bus 3153.153153
- Biaya BBM 939.189
Rata-
55.333333 141 7813 - Biaya ban 81.8
rata
- Biaya pemeliharaan 1129.423
Dari hasil survey dinamis diketahui bahwa - Biaya PKB 8.663
- Biaya KIR 3.754
jumlah penumpang rata –rata per hari adalah 141
2 Biaya tak langsung 8.663
penumpang. Oleh karena terdapatnya perbedaan
Total Biaya 5468.821
tarif antara penumpang umum dan penumpang
pelajar maka jumlah penumpang rata-rata per
Jika ditentukan margin keuntungan 10% per
hari untuk umum adalah 101 penumpang dan
tahun, maka besarnya keuntungan yang harus
jumlah penumpang pelajar adalah 40
diperoleh operator per tahun adalah :
penumpang.
BOK (Rp/thn) + Margin 10 %
Tabel 4. Produksi per bus kendaraan DB4998AD
= (Rp.5468.821 x 34632 km) + Margin 10%
No Data Keterangan = Rp. 189.396.198 + Rp.18.939.620
1 km-tempuh/rit 11.1 = Rp. 208.335.818.
2 Frekuensi/hari 10 Estimasi Pendapatan Per Operator Per tahun
3 km-tempuh/hari 111 Estimasi jumlah pendapatan operator
4 km-tempuh/bulan 2886 mikrolet pada trayek Paal Dua – Politeknik
adalah sebagai berikut :
5 km-tempuh/tahun 34632 - Hasil survey menunjukkan bahwa tarif yang
berlaku pada trayek Paal Dua – Politeknik

371
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

dilapangan adalah 4500 (umum) dan 4000 tarif formal sebesar Rp.4500 (umum) dan
(pelajar) Rp.3500 (pelajar).
- Hasil estimasi Jumlah penumpang/kend/rit
untuk trayek paal dua –politeknik adalah 12 Menggunakan Tarif Eksisting di Lapangan
penumpang/kend/rit Perhitungan jumlah armada optimal, dimana
- Estimasi penumpang/kend/thn estimasi pendapatan operator mempergunakan
= Jumlah penumpang/kend/hari x Rata-rata tarif formal sebesar Rp.4500 (umum) dan
hari operasi per tahun Rp.4000 (pelajar).
= (101 penumpang umum/kend/hari + 40
penumpang pelajar/kend/hari) x 312 hari Tabel 7. Armada Optimal Berdasarkan Tarif
= 43.992 pnp/thn Tarif Menurut
Tarif Eksisting
SK
dilapangan [Rp
Parameter Armada Walikota[Rp
No 4.500 (umum)
Tabel 6 Pendapatan per kendaraan per tahun Optimal 4.500 (umum)
Rp.4.000
Rp.3.500
(pelajar)]
(pelajar)]
Biaya Operasional
1 Kendaraan (BOK) Rp.189.396.198 Rp.189.396.199
per tahun
BOK + Margin
2 Rp.208.355.818 Rp.208.355.819
10% per tahun

Pendapatan per
3 Rp.185.484.000 Rp.191.724.000
tahun
Pendapatan- (BOK
Rp. - Rp. -
4 + Margin 10%)
22.871.818 16.631.818
per tahun
Load Factor
5 53.889% 53.889%
Eksisting
LF (BEP) =
6 (BOK/Pendapatan) 60.539 58.564
Besarnya pendapatan per tahun dan BOK + x LF eksisting
Margin 10% per tahun diatas, selanjutnya di cek
apakah terdapat keseimbangan (BEP) dengan 7 Armada Eksisting 66 66
rumus : Armada Optimal =
(LFeksisting /
8 58 60
BEP = Pendapatan/thn–[BOK/thn+Margin 10%] LFBEP) x Armada
Eksisting
= Rp.191.724.000 – Rp.208.355.818
= Rp. -16.611.818
PENUTUP
Analisis Jumlah Kebutuhan Armada Optimal
Pengalokasian 66 armada belum memenuhi Kesimpulan
kriteria keseimbangan antara pengguna jasa dan Berdasarkan permasalahan, tujuan, sasaran
operator. Hal ini disebabkan adanya perbedaan serta analisis yang telah dilakukan maka dapat
tarif angkutan yang telah ditetapkan oleh dinas diambil beberapa kesimpulan yaitu:
perhubungan Rp.4500 (umum) Rp.3500 (pelajar) a) Load Factor pada trayek Paal Dua –
dengan tarif yang berlaku dilapangan Rp.4500 Politeknik adalah 53,889%. Apabila
(umum) Rp.4000 (pelajar) serta tarif yang dibandingkan dengan standard parameter
diinginkan oleh pengguna jasa Rp.4000 (umum) DLLAJ yaitu sebesar 70%, maka load factor
dan Rp.3000 (pelajar) maka armada eksisting pada trayek Paal Dua - Politeknik belum
bukan merupakan armada optimal. memenuhi standar.
Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis lebih b) Hasil survey dan analisis data yang telah
lanjut untuk mendapatkan jumlah armada dilakukan, diperoleh nilai BOK rata-rata
optimal.Analis jumlah armada tersebut dapat untuk setiap angkutan umumpada trayek Paal
dihitung dengan prosedur seperti berikut : Dua – Politeknik adalah sebesar
Rp.208.355.818 dan rata-rata pendapatan
Menggunakan Tarif dari Dinas Perhubungan operator yg diperoleh per tahun adalah
Perhitungan jumlah armada optimal, dimana Rp.191.724.000. Dengan demikian peng-
estimasi pendapatan operator mempergunakan alokasian 66 armada pada trayek Paal Dua –

372
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.6 Juni 2016 (367-373) ISSN: 2337-6732

Politeknik belum memenuhi kondisi trayek Paal Dua – Politeknik perlu melakukan
keseimbangan bagi usaha operator. Hal ini perubahan jumlah armada dengan pilihan sebagai
dapat dilihat antara pendapatan/kend/thn berikut :
dengan (BOK/thn/kend + Margin 10%) a) Bagi pihak operator jika ingin memper-
menunjukkan angka yang negatif yaitu Rp. - tahankan tarif eksisting yang berlaku saat ini
16.631.818. maka jumlah armada optimal pada trayek Paal
c) Hasil analisis data menunjukkan bahwa Dua – Politeknik adalah 58 kendaraan. Jika
jumlah armada optimal untuk tarif yang sudah ingin mengikuti tarif formal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah adalah 58 ditetapkan pemerintah saat ini maka jumlah
kendaraan, dan untuk tarif eksisting yang armada optimal pada trayek Paal Dua –
ditetapkan oleh operator kendaraan saat ini Politeknik adalah 60 kendaraan.
adalah 60 kendaraan b) Kepada pihak-pihak terkait yang hendak
melakukan penelitian yang berkaitan dalam
Saran rekayasa transportasi agar dapat melakukan
Untuk mencapai titik impas usaha (Break penelitian pada trayek-trayek lain yang ada di
Event Point), maka operator angkutan umum kota Manado.

DAFTAR PUSTAKA

Dirangga, Karlia., Studi Kebutuhan Angkutan Umum di Kota Banda Aceh (Studi Kasus: Rute
Keudah – Darussalam)

Morlok, E. K., 1985. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta

Nasution, H. M. N, 1996. Manajemen Transportasi, Ghalia, Indonesia

Tamin O. Z., 1999. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung

Tombokan, Moses., 2013. Kajian Tarif Angkutan Umum . Skripsi Fakultas Teknik Unsrat. Manado

Warouw, S., 2013. Analisa Kelayakan Tarif Angkutan Umum Dalam Kota Manado (Studi Kasus:
Trayek Pusat Kota 45 – Malalayang). Skripsi Fakultas Teknik Unsrat. Manado.

www.google.com, Standar Pelayanan Angkutan Umum

373

Anda mungkin juga menyukai