WEEK 5
PERTEMUAN PERTAMA
SHEET 1
Case :
76 tahun, laki – laki, mengeluh tidak bisa urinasi
Sebelumnya bisa berkemih tapi keluarnya lambat dan beberapa kali berhenti
sendiri. Namun jika mengejan bisa keluar
Sejak kemarin mengelami kebingungan dan tidak mau makan
Tidak ada cedera
Analisis kasus:
o Kemungkinan ada gangguan di bagian saluran kencingnya
(BPH/ginjal/ureter/urethra)
o Mungkin bisa ada batu urethra
o Confused -> mungkin karena dehidrasi
o Tidak bisa berkemih -> bisa ditanyakan di anamnesis
o Anamnesis :
Tanyakan riwayat obatnya
Kemungkinan ada syndrom geriatri (retensi urin, kebingungan)
Riwayat jatuh -> trauma psikis, takut untuk buang air kecil
Tanyakan juga gejala penyerta lainnya seperti apakah ada darah yang keluar
dari urin
Tanyakan riwayat penyakit keluarga (misal istrinya)
SHEET 2
Makan tidak teratur, suka makan jeroan, ceker ayam goreng, tape
Suka makan brokoli, baya, ikan asin, tempe
Ada pembengkakan di bawah jempol dan sangat nyeri
Riwayat obat : asmef dan natrium diklofenak 3x50 mg. 7 hari kemudian nyeri
berkurang dan kemerahannya menjadi normal
Chest X-ray dan USG 2 bulan yang lalu
SHEET 3
BB : 72 kg, TB : 168 cm -> BMI sedikit overweight
BP : 165/100 mmHg -> meningkat
HR : 98x/menit -> normal
RR : 28x/menit -> sedikit meningkat
Temp : 37,4o C
Ada pergeseran batas jantung 2 jari ke lateral
EKG -> LVH, irama sinus
Pemeriksaan paru kanan -> rales (+), vesikular menurun
Jempol kanan lebih besar, keras, dan nyeri daripada kiri
TUG : 32 detik -> meningkat, bisa jadi sesuai karena kakinya sakit
SHEET 4
Hb : 11,5
Leukocyte : 12.000/mmk; segment : 80%
Urine leukocyte : 45
Nitrit (+)
Uric acid : 9
Prostate enlargement, 80 gram
Possible diagnosis
o ISK
o BPH
o Gout
o Hipertensi
Treatment planning:
- Kontrol hipertensi
- Rawat inap
- Antibiotik untuk ISK
- Kontrol risiko gout dari sisi diet tambahkan obat Allopurinol/Colchicine
- NSAID satu saja, tambah PPI jika gastric bleeding atau nyeri abdomen
- BPH -> kasih alfa blocker dan dimonitor
- Edukasi : kontrol BMI, kontrol diet (jangan makan jeroan,bayam; jangan makan yang
asin2), kontrol minum, tambah aktivitas aerobik secara perlahan hingga optimal, kontrol
kolesterol.
LO :
1. ISK
2. GOUT
3. BPH
4. HIPERTENSI
5. DEATH & DYING
DEFINISI, MANAGEMENT, KAPAN HARUS MERUJUK
PERTEMUAN KEDUA
Pasien sudah membaik, BP 135/85 mmHg
Berkemih lancar
Kesadaran baik
Masih dikateter sampai rumah
ISK
Infeksi pada saluran kencing, lebih banyak pada wanita karena saluran kencingnya
lebih pendek
Penyebab : bakteri dari luar masuk bisa sampai ginjal, ada hambatan saat ingin
berkemih sehingga urin terkumpul dan menjadi tempat tumbuh bakteri
Faktor predisposisi :
- dementia -> pasien lupa mau ke kamar mandi
- depresi -> berawal dari incontinentia sehingga memperburuk keadaan
mental dan malas untuk menjaga higienitas
- menopause -> estrogen kurang, sehingga vagina lebih kering dan berisiko
tumbuh bakteri di sana
- gangguan mood -> mengakibatkan lansia tidak mau makan sehingga asupan
nutrisi kurang, imun menurun
- pengosongan urin di dalam vesica urinaria yang tidak sempurna -> ada sisa
urin yang masih tertinggal dalam vesica sehingga mudah terjadi infeksi
- DM
- Tinggal di panti
- Post-stroke -> status fungsional banyak berkurang, kemampuan gerak
berkurang
- Prostatitis kronis pada laki2
- Batu saluran kemih
Symptom : terasa panas saat urinasi, outflow berkurang, nyeri bagian belakang atau
abdomen bawah, urin bisa ditemukan darah atau berbau, suhu tubuh meningkat
(kecuali lansia)
Di geriatri :
- penurunan nafsu makan (biasanya infeksi)
- menurunkan status gizi pasien
- immobile
- incontinentia urin
- perubahan kesadaran/perilaku
- tidak ada demam, nyeri tekan suprapubis atau nyeri pinggang
Tx :
Farmakologi :
- antibiotik empiris -> cotrimoxazole tapi sekarang udah resisten jadi pakai
quinolone (lama pengobatan minimal 7 hari, jika ada penyulit menjadi 14
hari)
- untuk laki2 -> 14 hari
- perhatikan kelarutan obat, risiko efek samping, nutrisi pasien -> karena
biasanya geriatri lebih dari 1 penyakit
- pantau fungsi ginjal (karena ada hipertensi)
Non farmako :
perhatikan asupan makanan dan minuman -> karena biasanya lansia yang
mengalami infeksi juga mengalami penurunan nafsu makan
Ada 2 jenis : kronik dan akut
Prevensi : segera berkemih jika ingin, menjaga higienitas
GOUT
Penyakit inflamasi paling sering di lansia
Elderly gout : onset >65 tahun, gout kronis dan persisten tapi onset <65 tahun
Berbeda dengan gout adult biasa, karena distribusi gender sama, terdapat presentasi
berupa poliartikular, bahkan ekstremitas atas terlibat, episode akut lebih sedikit, dan
adanya peningkatan insidensi tophi
Gout sering dikaitkan dengan kondisi lain -> sindrom metabolik dan AMI
Faktor risiko :
- obesitas
- penggunaan diuretik
- penggunaan aspirin
- konsumsi alkohol
- resistensi insulin
- menignkatnya kadar asam urat serum
Diagnosis :
Tampakan klinis
- riwayat monoarthritis episodik
- daerah predileksi : MTP 1
- inflamasi maskimal dicapai dalam 1 hari, spontan menurun selama 1 minggu
dengan interval asimtomatik
Temuan lab
- gold standard : penemuan kristal Monosodium Urat yang berbentuk seperti
jarum
perlu bedakan dengan pseudogout, kristal berbentuk rhomboid
Tantangan tx gout elderly :
- Manifestasi klinis atipikal sehingga diagnosis sulit ditegakkan
- Penggunaan obat seperti NSAID, colchicine, terbatas karena meningkatnya
efek samping pada orang tua
- Sulit kontrol diet
- Polifarmasi umum terjadi
- Kepatuhan terhadap obat sudah berkurang karena memori turun
Ada 4 tahap :
1. Hiperuricemia asimtomatik
- Ditemukan hiperuricema, tapi belum ada riwayat terkena gout
- Pada tahap ini harus ditemukan penyebab hiperuricemia untuk mencegah
perjalanannya menjadi gout.
- Lakukan modifikasi diet, pembatasan obat yang menyebabkan hiperuricemia
2. Acute gouty arthritis
- Sudah ada onset gout akut
- Ciri : onset tiba2 dari rasa nyeri yang parah dan ada perburukan progresif
dalam waktu 24 jam -> mirip serangan
- Serangan ini bisa sembuh dalam 3-10 hari
- Predileksi : MTP 1, ankle, knee, pergelangan tangan dan jari2
- Lansia -> manklin pertama muncul adalah arthritis pada jari yang membentuk
nodul inflamasi
3. Intercritical gout
- Periode antara serangan gout
- Pada tahap ini tidak ada serangan, sebaiknya lakukan screening dari gout dan
hiperuricemia
- Modifikasi diet, menggunakan beberapa obat : allopurinol
4. Chronic tophases gout
- Bahayanya dapat menyebabkan destruksi sendi sehingga dapat menurukan
fungsi dari sendi tersebut
- Tujuan terapi : mencegah destruksi sendi dan disabilitas akibat destruksi
tersebut
- Allopurinol semakin kuat untuk pemakaiannya
Treatment :
Tujuan -> menurunkan asam urat, mengurangi serangan, dan memperbaiki kesehatan
peasien sambil mencegah perburukan
Farmako
Diberikan ketika ada tophus pada px fisik dan imaging, jika serangan acute
gouty >2x dalam setahun
Target -> minimal serum urat <6mg/dl, jika ingin perbaiki sign and symptom
<5mg/dl
First line : allopurinol (dosis awal sebaiknya 100 mg/dl tapi bisa ditingkatkan,
dosis maksimal 800 mg/hari; jangan lupa efek toxicnya yaitu menurunkan
GFR), febuxostat -> jika intoleran, bisa gunakan probenesid
Tx acute gout arthritis dibedakan menjadi 2:
nyeri ringan – moderate, menyerang 1 atau sendi kecil atau besar
Monoterapi : NSAID COX-2 inhibitor (durasi 2-3 hari, jika masih nyeri
turunkan dosisnya sampai nyeri berkurang)/ sistemik kortikosteroid/
colchicine (peroral 0,5-0,6 mg per 2 jam; dosis maksimal 6-8mg. Untuk
profilaksis 2x 0,5 mg).
Kalau tidak bagus, bisa gunakan kombinasi.
Nonfarmako :
- Mengontrol BB
- Diet rendah purin
Ada 3 kelompok makanan
1. Yang harus dihindari jeroan, makanan atau minuman dengan kadar
fruktosa tinggi seperti soft drink, minuman pakai sirup jagung, minuman
beralkohol, melinjo, bayam, kangkung, kacang tanah.
2. Yang harus dibatasi daging dan seafood dalam porsi besar, gula, garam,
jus buah
3. Yang disarankan makanan dalam porsi sewajarnya dengan gula dan
garam dibatasi, susu tanpa lemak
- Istirahatkan sendi yang terkena
- Hindari obat yang menyebabkan hiperuricemia (loop diuretic, salisilat dosis
rendah, ethambutol, pyrazinamide)
BPH
- Definisi : peningkatan ukuran glandula prostat tanpa ada tanda malignansi, biasanya
normal seiring pertambahan umur
- Causa : dikarenakan adanya kegagalan apoptosis sel, dipengaruhi hormon
- Prostat bagian tengah -> peka terhadap estrogen, pinggir -> peka terhadap
androgen. Pada lansia, androgen berkurang sehingga yang mengalami hiperplasia
yang bagian tengah.
- Beberapa obat juga bisa berpengaruh
- Lebih cepat pertumbuhannya pada laki – laki >60 tahun
- Cara pengukuran : IPSS (International Prostat Symptopm Score) -> berisi 7
pertanyaan (masing –masing 5skor) dan klasifikasi
0-7 : mild
8-19 : moderate
20-35 : severe
Pertanyaan :
1. Incomplete emptying
2. Frequency -> seberapa sering ingin berkemih setiap kurang dari 2
jam
3. Intermittency -> seberapa sering saat BAK berhenti lalu ingin BAK
lagi
4. Urgency -> seberap sering merasakan kesulitan untuk menunda BAK
5. Weak stream -> seberapa sering merasakan aliran kencingnya
lemah
6. Straining -> seberapa sering melakukan strain saat urinasi
7. Nocturia -> seberapa sering terbangun untuk kencing di malam hari
Biasanya symptom muncul kalau ukuran sudah sebesar kurang lebih 3 jari
- Pemeriksaan : palpasi bladder, Digital Rectal Exam (1 jari 15 mg; 3 jari 45-60 mg), tes
darah (kreatinin, alkalin phosphatase), imaging lihat obstruksi di saluran urinasi
- Derajat :
1. Ditemukan prostatismus, pada DRE ditemukan penonjolan prostat, sisa volum
urin <50 ml
2. Penonjolan prostat lebih jelas, sisa volum urin 50-100 ml
3. Pada DRE batas atas prostat tidak teraba, sisa volum urin >100 ml
4. Sudah terjadi retensi urin total
- Symptom:
- menyebabkan incontinentia
- retensi urin juga bisa terjadi
- rasa takut yang dialami pasien untuk berkemih karena nyeri
- Management :
Tujuan mengurangi pembesaran prostat dan membuat otot relaksasi,
mengurangi resistensi vesica dengan alfa blocker, mengurangi volum prostata
dengan mengukur kadar hormon testosteron
Farmakologi :
Watchful waiting (WW) + obat
Obat :
- alfa blocker (untuk moderate-severe) mengurangi tonus otot bladder
- less selective alfa blocker, c/: terazosin, doxazosin biasanya
menguntungkan jika pasien punya BPH sekaligus hipertensi
- 5-alfa-reduktase inhibitor dipakai beberapa bulan, untuk prostat >30gram
Surgery:
Dibutuhkan bila terapi obat gagal, ada renal insufficiency, ada hematuria
berkelanjutan, retensi urin berkelanjutan, dipakai untuk prostat >80 gram
Dibagi menjadi pembedahan terbuka dan endourologi
Pembedahan terbuka prostatectomy suprapubik/perineal/retropubic
Pembedahan endourologi TUPR (transurethral prostatic resection) diberikan
cairan pembilas agar daerah yang dioperasi tidak tertutup darah
TUIP (transurethral incision of prostate) dipakai jika volum prostat tidak terlalu
besar atau fibrotik
Berdasarkan symptomnya, treatment dibagi menjadi:
Mild small prostate, large prostate (WW+5ARI)
Moderate jika mengganggu, lakukan surgery; jika tidak mengganggu,
WW+obat (5ARI atau alfa blocker atau kombinasi terapi keduanya)
Severe jika mengganggu, lakukan surgery; jika tidak mengganggu,
WW+obat (5ARI atau alfa blocker atau kombinasi terapi keduanya)
Non farmako :
- perubahan lifestyle
- hindari kafein
- restriksi cairan saat mau tidur
- hindari obat diuretik, antihistamin
- Kegel’s exercise
- hindari konstipasi