A. Identitas
Nama : Bp. I
Usia : 53 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
B. Anamnesis
a. Keluhan Utama : wajah sebelah kanan perot. Pasien control.
b. RPS : 2 MSMRS pasien merasa leher pegal dan kemudian pasien pergi ke
tukang pijit. Pagi harinya pasien merasa wajah sebelah kanan perot, saat minum air
mengalir dari bibir sebelah kanan. Susah makan. Kemudian pasien memeriksakan diri ke
dokter umum, dan diberi vitamin saraf. Karena merasa khawatir, pasien memeriksakan
diri ke dokter spesialis saraf.
c. RPD : hipertensi (+)
d. RPK : disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
i. GCS : E4V5M6, compos mentis
ii. Tekanan darah : 147/104 mmHg
iii. Nadi : 74 kpm
iv. RR : 20 kpm
v. Suhu : afebris
b. Kepala : asimetris, lagophthalmos
c. Leher : JVP tidak meningkat, limfonodi tidak teraba
d. Paru : Simetris, SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
e. Jantung : Suara jantung I-II normal, reguler, murmur (-)
f. Abdomen : abdomen datar, BU (+) normal, timpani (+), nyeri tekan (-),
organomegaly (-)
g. Ekstremitas : akral hangat, WPK <2 detik, edema (-)
D. Pemeriksaan Neurologis
a. Nervus Olfaktorius
Dextra Sinistra
Penghidu Normosmia Normosmia
b. Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
Warna Normal Normal
c. Nervus Okulomotorius
Dextra Sinistra
Ptosis + -
Gerakan Bola Mata
Medial Baik Baik
Atas Baik Baik
Bawah Baik Baik
Refleks Cahaya + +
d. Nervus Trokhlearis
Dextra Sinistra
Gerakan Mata
Lateral Bawah Baik Baik
e. Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
Membuka mulut Normal
Sensibilitas Pada sisi kanan terjadi penurunan
f. Nervus Abdusens
Dextra Sinistra
Gerakan Lateral Baik Baik
g. Nervus Fasialis
Dextra Sinistra
Mengangkat Alis - +
Kerutan Dahi - +
Menutup Mata - +
Menyeringai - +
Bersiul Tidak bisa
h. Nervus Vestibulochoclearis
Dextra Sinistra
Tes Bisik Normal Normal
j. Nervus Assesorius
Dextra Sinistra
Memalingkan Kepala Baik Baik
Mengangkat Bahu Baik Baik
k. Nervus Hipoglossus
l. Refleks Patologis
Dextra Sinistra
Babinsik - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Hoffman Tromner - -
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Trofi Eutrofi Eutrofi
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Refleks Bisep + +
Refleks Trisep - -
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Trofi Eutrofi Eutrofi
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Refleks Patella + +
E. Diagnosa
Bell’s Palsy
F. Terapi
Alpentin 3x1
Metilprednisolon 3x1
Mecobalamin 2x1
Amlodipin 1x1
G. Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Penyebab dari kelemahan fasial tersering adalah Bell’s Palsy dan stroke iskemik. Karena stroke akut
merupakan time-critical illness, membedakan antara stroke dan Bell’s palsy harus dilakukan dengan cepat
untuk menghindari keterlambatan penanganan.
Dari segi anatomis, inervasi otot wajah bagian atas berasalh dari kedua hemisphere otak sedangkan
inervasi wajah bagian bawah berasal dari sisi kontralateral saja. Ketika korteks mengalami injuri,
kelemahan terdapat pada wajah bagian bawah sisi kontralateral lesi saja. Akan tetapi ketika nervus fasial
yang terluka, kelemahan terjadi pada wajah bagian atas dan bawah sisi ipsilateral lesi.
Meskipun Bell’s pals dapat diderita oleh pasien dari berbagai usia, penyakit ini sering terjadi pada usia 30-
50an tahun. Deficit neurologis terjadi dalam rentang waktu jam hingga hari dan mencapai keparahan
maksimal dalam 3 minggu. Gejala dapat berkembang pada saat malam hari saat pasien tidur sehingga
baru diketahui saat paginya dan menjadikanya seperti gejala akut.
Pada stroke, kelemahan umumnya terjadi hanya pada bagian bawah wajah. Akan tetapi, stroke yang
melibatkan brainstem dapat menyebabkan kelemahan pada mulut, mata, dan dahi. Untuk membedakan
antara stroke ini dengan Bell’s palsy dengan memeriksa kelainan neurologis lain yang diderita pasien.
Beberapa geala neurologis yang dapat menjadi penyerta:
Kelemahan atau kesemutan pada anggota gerak
Dysarthria
Diplopia
Dysphagia
Ataxia
Vertigo
Referensi:
Journal of Emergency Medical Services:
https://www.jems.com/2014/05/07/differentiating-facial-weakness-caused-b/