ULKUS PIOGENIK
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
YOGYAKARTA
2018
1
BAB I
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NRA
Usia : 27 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Gunung Kidul
Kunjungan ke klinik : 30 Agustus 2018
II. ANAMNESA
A. Keluhan Utama
Luka bernanah pada lengan kiri atas
E. Riwayat Atopi :
a. Riwayat alergi makanan : disangkal
b. Rhinitis alergi : disangkal
c. Asma : disangkal
2
III. PEMERIKSAAN FISIK:
- Status generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : Cukup
Nadi dan RR :-
Kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
Thorak : Sesuai status lokalis
Aksilla : Sesuai status lokalis
Abdomen : Sesuai status lokalis
Ektremitas : Sesuai status lokalis
- Status lokalis
o Pada lengan kiri atas bagian dalam terdapat ulkus bernanah.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
VI. DIAGNOSA:
Ulkus piogenik
3
c. Cefixime 100 mg/5 ml dry syr. Pagi dan sore.
VIII. EDUKASI
a. Memakai obat dengan teratur
b. Menjaga kebersihan diri
IX. Prognosis
a. Quo ad Vitam : bonam
b. Qua ad Sanam : bonam
c. Quo ad Fungsionam : bonam
d. Quo ad Cosmeticam : bonam
4
BAB II
ULKUS PIOGENIK
A. Pengertian
Ulkus piogenik merupakan salah satu bentuk dari pioderma. Pioderma merupakan
suatu infeksi bakteri kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri piogenik.
Bakteri yang paling sering menjadi penyebab adalah S. aureus dan streptokokus beta
hemolitikus grup A antara lain S. pyogenes. Hal yang dapat menjadi factor predisposisi
antara lain kurangnya hygiene, menurunnya daya tahan tubuh, atau penyakit kulit yang
sudah ada. Ulkus piogenik merupakan bentuk ulkus yang gambaran klinisnya tidak khas
disertai pus diatasnya.1,4
B. Etiopatogenesis
Jejas pada jaringan atau inflamasi yang sudah ada memiliki peranan penting pada
penyakit ini sebagai port de entry bakteri patogen. Organisme pathogen dapat
menyebabkan kerusakan jaringan terutama pada bakteri Staphylococcus yang memiliki
TSS toxin-1 dan enteretoksin yang dapat menghambat respon imun pejamu sehingga
bakteri dapat berploriferasi dan menyebabkan infeksi. Pathogenesis pada penyakit
pioderma terjadi berdasarkan perlekatan bakteri ke sel inang, invasi jaringan dengan evasi
pertahanan host dan elaborasi toksin. Toksin pada Staphylococcus adalah epidemolin dan
eksofoliatin yang bersifat epidermolitik. Hal tersebut terjadi karena epidermis merupakan
jaringan yang rentan terhadap toksin ini.3
C. Gambaran Klinis
Ulkus disertai tanda radang disekitar lesi yang secara lambat akan menjadi
nekrosis dan menyebar secara serpiginosa dengan didahului gejala sistemik seperti
demam. Ulkus berukuran kecil, pinggir tidak meningi, teratur, dinding tidak menggaung,
sekitar ulkus terdapat tanda radang, dan disertai secret kekuningan.5
5
D. Pemeriksaan Penunjang
Bila diperlukan dapat dilakukan kultur sekret ulkus dan tes resistensi apabila tidak
responsif terhadap pengobatan empiris.1,5
E. Diagnosis Banding
Ulkus tropikum
Memiliki predileksi di tungkai bawah bagian lateral. Lesi mula-mula berbentuk
vesikel atau papul yang kemudian akan menjadi ulkus yang ditutupi jaringan
nekrotik dan disertai tanda peradangan disekitar lesi. Satu hingga dua minggu
kemudian ulkus bertambah lebar, nyeri, dan berbau seperti telur busuk. Tidak
didahului gejala sistemik.
Ulkus trofik
Suatu ulkus kronik yang disebabkan akibat tekanan atau trauma pada kulit yang
anestesik. Predileksi berada di area kaki, tumis, dan metatarsal. Ulkus soliter
dengan pinggir rata, dinding menggaung, dasar cekung, dan tidak disertai nyeri.
F. Tatalaksana
1. Topikal
Bila banyak pus atau krusta: kompres terbuka dengan permanganas kalikus
1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan povidon iodine 1%;
dilakukan 3 kali sehari masing-masing ½-1 jam selama keadaan akut.
Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin
2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari.
2. Sistemik: minimal selama 7 hari
Lini pertama:
Kloksasilin/dikloksasilin**: dewasa 4x250-500 mg/hari per oral; anak-anak
25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis
Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-500 mg/hari; anak-anak 25
mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis
Sefaleksin: 25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis.
6
Lini kedua:
Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan 1x250 mg (hari 2-5) (D,5)
Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis.
Eritromisin: dewasa 4x250-500 mg/hari; anak-anak 20-50 mg/kgBB/hari
terbagi 4 dosis.
G. Prognosis(1)
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
7
DAFTAR PUSTAKA
1. PERDOSKI. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di
Indonesia. Jakarta: PERDOSKI.
2. Wolff, K., Johnson, R. A., Saavedra, A. P., Roh, E. K. 2017. Fitzpatrick's Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology (8th ed.). New York: McGraw-Hill Education, 2017.
3. Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
editor. Dalam: Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. Edisi ke-8. New York: Mc
Graw-Hill, 2012;
4. Djuanda A. Pioderma. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.6. Jakarta : FKUI;
2013.
5. Siregar, 2005. Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: ECG