Anda di halaman 1dari 6

DDx

Defika Nur Amalia (17330)


Rupture renal
Alasan:
• Riwayat kecelakaan  blunt trauma di abdomen
• Hematuri yang jelas saat dipasang katether
• BP rendah 80/60 mmHg  perdarahan
• Pasien pucat  Hb berkurang
• Distensi abdomen, abdomen rigid, tenderness
yang menyeluruh  suspek hemoperitoneum e.c
ruptur renal
Rupture renal
• Diagnosis
– Riwayat adanya peristiwa mayor renal injury (jatuh,
kecelakaan sepeda motor, pukulan langsung di
regio flank)
– Pemeriksaan fisik bisa terdapat:
• Luka tusuk/ peluru masuk/ keluar ke punggung, flank
atau abdomen.
• Trauma tumpul daerah punggung, panggul, rongga dada
bagian bawah, atau perut bagian atas.
– Adanya hematuria, nyeri punggung, ekimosis,
lecet, fraktur kosta, distensi abdomen dan atau
massa dan nyeri tekan abdomen
Rupture buli
Alasan
• BP 80/60 mmHg  suspek perdarahan
• Pucat  HB rendah
• Kateter  hematuria yang jelas
• Abdomen distensi guarding, rigid, tenderness
yang diffuse di seluruh abdomen  Suspek
hemoperitoneum e.c rupture vesica urinaria
Rupture buli
• Adanya riwayat trauma di abdomen/ pelvis
• Manifestasi klinis dengan trias:
– Gross hematuria
– Nyeri suprapubik atau tenderness
– Kesulitan berkemih/ tidak dapat berkemih
• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan: fraktur
pelvis, urinary ascites, bowel sound (-), tanda
iritasi peritoneum
• Tanda lainnya dapat berupa: gagal ginjal dan
sepsis
referensi
• Summerton, D. J., Djakovic, N., Kitrey, N. D.,
Kuehhas, F. E., Lumen, N., Serafetinidis, E., &
Sharma, D. M. (2014). Guidelines on urological
trauma. Eur Urol
• Gill, Bradley C., et al. 2017. Bladder Trauma.
Diakses tanggal 7 Januari 2019
https://emedicine.medscape.com/article/441
124-overview#a10

Anda mungkin juga menyukai