Dibimbing oleh :
dr. Nazwan Hassa, Sp. S
•Tanda vital
• TD : 147/104 mmHg
• Nadi : 74x/menit (simetris, reguler, kuat angkat)
• Respirasi : 20x/menit (reguler, tipe thorakoabdominal)
• Suhu : afebris
• VAS :0
PEMERIKSAAN FISIK
- -
STATUS NEUROLOGIS
Sensibilitas : Baik
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis:
Bell’s Palsy
Diagnosis Topis:
Parese N. Fasialis
Diagnosis Etiologi:
Idiopatik
PLAN
• Alpentin 3x1
• Metilprednisolon 3x1
• Mecobalamin 2x1
• Amlodipin 1x1
PROGNOSIS
• Death : ad bonam
• Disease : ad bonam
• Disability : ad bonam
• Discomfort : ad bonam
• Dissatisfaction : ad bonam
• Destitution : ad bonam
PEMBAHASAN
DEFINISI
Paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis
fasialis unilateral. Bells’ palsy merupakan kejadian akut, unilateral,
paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami
perbaikan pada 80-90% kasus.
Inflamasi Kompresi
Diameter N. saraf saat Gangguan
Demyelinisasi
fasialis ↑ melalui tulang konduksi
Iskemik temporal
ANAMNESIS
Gejala Awal: Onset BP mendadak, dan gejala
• Kelumpuhan otot wajah mencapai puncaknya kurang dari 48
jam. Kebanyakan pasien mencatat
• Tidak mampu menutup mata paresis terjadi pada pagi hari.
• Nyeri tajam pada telinga & mastoid
(60%)
• Perubahan pengecapan (57%)
• Hiperakusis (30%)
• Kesemutan pada dagu dan mulut
• Epiphora
• Nyeri ocular
• Penglihatan kabur
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan Nervus Kranial N. Fasialis satu sisi wajah
• Pasien dengan kelumpuhan fasial bilateral harus dievaluasi sebagai
Sindroma Guillain-Barre, penyakit Lyme, dan meningitis.
• Manifestasi okular
• Lagoftalmos, penurunan sekresi air mata
• Nyeri auricular posterior
• Hiperakusis pada telinga ipsilateral paralisis, sebagai akibat kelumpuhan
sekunder otot stapedius.
• Gangguan pengecapan
• Walaupun hanya sepertiga pasien melaporkan gangguan pengecapan, sekitar
80% pasien menunjukkan penurunan rasa pengecapan.
Grading ( House and Brackmann)
• Grade I fungsi fasial normal • Grade III disfungsi moderat
• Grade II disfungsi ringan • Asimetri jelas, kelemahan minimal
• Kelemahan ringan saat diinspeksi • Sinkinesis, kontraktur, spasme
mendetil hemifasial
• Sinkinesis ringan • Simetris normal saat istirahat
• Simetris normal saat istirahat • Gerakan dahi sedikit sampai
moderat
• Gerakan dahi sedikit sampai baik
• Menutup mata sempurna dengan
• Menutup mata sempurna dengan usaha
sedikit usaha
• Sedikit lemah gerakan mulut
• Sedikit asimetri mulut dengan usaha maksimal
Grading ( House and Brackmann)
• Grade IV disfungsi moderat- • Grade V disfungsi berat
berat • Hanya sedikit gerakan
• Kelemahan dan asimetri jelas • Asimetris pada istirahat
• Simetris normal saat istirahat • Tidak terdapat gerakan dahi
• Tidak terdapat gerakan dahi • Mata menutup tidak sempurna
• Mata tidak menutup sempurna • Gerakan mulut hanya sedikit
• Asimetris mulut dilakukan dengan • Grade VI paralisis total
usaha maksimal
• Asimetris luas
• Tidak ada gerakan
DIAGNOSIS BANDING
• Acoustic neuroma danlesi • Cholesteatoma telinga tengah.
cerebellopontine angle. • Malformasi congenital.
• Otitis media akut atau kronik. • Schwannoma N. Fasialis.
• Amiloidosis. • Infeksi ganglion genikulatum
• Aneurisma A. vertebralis, A.
basilaris, atau A. carotis.
• Sindroma autoimun.
• Botulismus.
• Karsinomatosis.
• Penyakit carotid dan stroke
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin, ureum, kreatinin, gula darah
• Electromyography (EMG)
• MRI kepala + Kontras (jika curiga lesi sentral)
TATALAKSANA EPILEPSI
Pengobatan Inisial
• Kortikosteroid (prednison) 1 mg/kg atau 60mg/hari selama 6 hari,
tapering off bertahap selama 10 hari
• Antiviral: asiklovir 400 mg 5x/hari selama 10 hari. Jika virus varicella
zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg 5x/hari.