KARIES GIGI
Disusun oleh:
Feby Ario Anindito
14/365590/KU/17211
A. Definisi
Karies gigi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh aktivitas bakteri
terhadap jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum). Karies gigi
merupakan penyakit yang ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic
dan destruksi substansi organik gigi dimulai dari permukaan gigi meluas
hingga kearah pulpa.
B. Faktor Penyebab
Karies gigi merupakan penyakit yang berprogresi sebagai hasil dari
interaksi antara bakteri asidogenik, karbohidrat terfermentasi, dan faktor
inang seperti gigi dan saliva. Spesies utama bakteri asidogenik penyebab
karies gigi adalah Streptococcus mutans. Namun demikian, studi terbaru
mengatakan bahwa penyebab karies gigi merupakan hasil kolektif dari
aktivitas mikro flora spektrum luas.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan karies gigi adalah:
1. Gigi—kuat lemahnya struktur gigi terhadap proses kerusakan akibat
karies dapat dilihat dari warna, keburaman dan kelicinan permukaan
gigi, dan ketebalan email.
2. Saliva—saliva mampu meremineralisasi karies yang masih dini karena
masih banyak mengandung ion kalsium dan fosfat.
3. Mikroorganisme—jenis bakteri yang umum menimbulkan karies yaitu
Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis,
Streptococcus miller, dan Lactobacillus.
4. Substrat—sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi. Sisa
makanan terutama sukrosa atau pemanis buatan dapat menjadi bahan
bakteri patogen untuk memproduksi asam laktat dari fermentasi
karbohidrat.
5. Waktu—proses demineralisasi dan remineralisasi gigi terjadi secara
terus menerus. Jika terdapat ketimpangan antara demineralisasi dan
remineralisasi, karies dapat terbentuk.
C. Patogenesis
Penjelasan klasik mengenai penyebab karies gigi mencakup tiga faktor:
inang, bakteri dan makanan. Karies gigi terjadi saat permukaan gigi yang
rentan dikolonisasi oleh bakteri kariogenik dan adanya sumber makanan
bakteri berupa sukrosa atau gula rafinasi. Bakteri patogen memproduksi
asam laktat dari fermentasi karbohidrat sehingga terjadi demineralisas dan
dekalsifikasi gigi.
Sukrosa memiliki peranan besar dalam karies gigi karena banyak bakter
streptococcus pada mulut memiliki enzim ekstraseluler yang mampu
memecah ikatan glikosidik alfa-1 dan alfa-2 sukrosa dan memanfaatkan
energi untuk menghasilkan polimer glukosa (glukan dan mutans) dan
fruktosa. Enzim tersebut bernama glukosiltransferase (GTFs). Pembentukan
polimer glukan-mutan menyebabkan bakteri kariogenik untuk
terkonsentrasi membentuk massa. Tanpa adanya massa bakteri kariogenik
yang terkonsentrasi, destruksi permukaan enamel tidak terjadi.
F. Diagnosis
1. Diagnosis Karies pada Pits dan Fissures
Terdapat tiga faktor dalam mendiagnosis pits dan fissures, yaitu dasar
kavitas pits atau fissures linak, perubahan warna keputihan pada sekitar pits
atau fissures karena remineralisasi, dan permukaan email yang lunak.
G. Radiologi
Berdasarkan penempatan filmnya radiologi dental dapat dibagi menjadi
intra oral (film diletakkan pada rongga mulut) dan eksatra oral.
A. Metode intra oral
a. Periapical radiography
Berguna untuk menunjukkan gigi gelig secara individu dan jaringan di
sekitar apeks gigi. Indikasi penggunaan metode ini adalah untuk melihat
status periodontal, infeksi apikal, atau lesi periapikal.
b. Bitewing technique
Melihat mahkota gigi posterior rahang atas dan rahang bawah dalam satu
film. Efektif untuk mendeteksi deposit kalkulus pada interproksimal.
c. Occlusal technique
Melihat gigi dari bidang oklusal. Gingival dapat tergambar sehingga bisa
melihat keadaan patologis gigi atau rahang pada arah buko-lingual.
Referensi:
1. Merry, R., 2014, Karies: Etiologi, Karakteristik Klinis dan
Tatalaksana, Majalah Kedokteran UKI, Vol.XXX, No.1
2. Tarigan,Rasinta. 2015. Karies Gigi. Ed 2. Jakarta:EGC
3. Yadav, K. (2016). Dental Caries: A Review. Asian Journal of
Biomedical and Pharmaceutical Sciences.