Anda di halaman 1dari 2

Remaja Islam, Tonggak Peradaban

Bismillahirrohmanirrohim, yang terhormat bapak kepala kementrian agama, para pegawai

staf kementrian agama, dewan penilai, guru, tamu undangan dan teman-teman remaja islam

sekalian. Ijinkan saya untuk menyampaikan sebuah bahasa dunia, bahasa yang tanpa perlu

kursus dan kelas khusus yang In syaa Allah pada hakikatnya bisa mempersatukan kita ummat

islam yakni “Assalamu‟alaikum warohmatulloh wabarokatuh”.

Alhamdulillahi robbil „alamin, wassholatu wassalam „alaa sayyidinaa muhammadin

sayiidil mursalin, wa‟alaa aalihi wasohbihi ajma‟in. Asyhaduanlaa ilaha illalloh wa asyhadu

anna muhammadarrosulullah. Pujian terindah sepantasnya hanya bagi Allah Azza wa jalla

atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita semua. Asbab nikmat hidayah_Nya

pula sehingga sampai detik ini kita semua masih diberi kesehatan dan kesempatan, untuk

bersama-sama berkumpul, bersilaturohim, berukhuwah islamiyah di tempat ini. Dalam

rangka perkemahan Seleksi rohis tingkat nasional.

Dengan mengharap ridha Allah subhana wa ta‟ala, in syaa Allah hari ini saya akan

berpidato dengan mengangkat tema tentang rasa, apa yang saya alami, dan apa yang terlintas

mengenai remaja terkhusus pada zaman sekarang. Problematika-problematika berbentuk al

gazwul fikry, infasi pemikiran yang terus saja menyambar nyambar, merusak pola pikir

remaja zaman sekarang. Sebagai contoh saja dari sekian banyak problematika remaja zaman

sekarang, banyak yang terjebak pada kemaksiatan, pergaulan bebas, orang tua lepas kendali

sehingga pararemaja tidak bisa menjaga diri. Lihatlah saudaraku sekalian, usahlah jauh-jauh.

Lihat bagaimana kalian menyaksikan teman-teman kita, saudara saudara kita diluar sana,

remaja-remaja yang bermula dari benda persegi, dimana benda tersebut yang sebenarnya

tidak sepenuhnya memberikan pengaruh negatf untuk remaja masa kini, bahkan unsur positif

yang ada bak mutiara terpendam yang belum ditemukan, Al hasil, benda itu menjadi sesuatu
yang melalaikan, membekukan hati-hati mereka dari mengingat Allah, malas bermajelis ilmu,

ia adalah ponsel, social media yang membuat saudara kita melupakan tugas mereka sebagai

remaja islam,menyibukkan diri mereka dengan hal-hal semu. Cara bergaul, berpakaian,

adabnya. Subhanallah. Hal ini sudah bukan hal yang tabu lagi.

Saudaraku, posisi kita disini adalah sebagai seorang kader, generasi penerus. Kader adalah

unsur pengubah. Oleh karenanya, sebagai seorang remaja islam, tidaklah mungkin kita akan

membiarkan problema ini terus berlarut-larut. Mari kembali ber-komitmen pada agama islam,

munculkan kembali islam pada rohani kita. Bentuk jaringan dakwah remaja islam,

perjuangkan agama Allah, karena kita adalah remaja islam tonggak perubahan.

Sebagai kesimpulan, saudaraku. Ingat pesan ini, kokohkan iman pada diri lalu patrikan

semangat lillah itu, dakwahkan dan ajak teman-teman remaja diluar sana untuk berukhuwah

dan bersama merasakan manisnya nikmat iman, indahnya saling meningatkan satu sama lain

dalam rana rohani islam.

Tak ada gading yang tak retak, maka ketidaksempurnaan pun juga terdapat pada saya

sendiri. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf jika ada salah kata ataupun kalimat

yang menyinggung hati saudara sekalian, sebab semua kebenaran datangnya dari Allah dan

kesalahan datangnya dari syaithon karena saya tidak salah apa-apa.

Salam rohis, Salam aktivis perubahan.

Wassalamu‟alaikum warohmatulloh wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai