Anda di halaman 1dari 37

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA : ALDI YUDHA AGUSTA


MATA PELAJARAN : PEKERJAAN DASAR
TEKNIK OTOMOTIF
KELAS : XII
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 6 KOTA MALANG


Jl. Ki Ageng Gribig No.28, Madyopuro, Kedungkandang,

Kota Malang, Jawa Timur 65139

2018
DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU

Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 6 Malang

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa

Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan

Kelas/ Semester : XII /Ganjil

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Perhitungan Alokasi Waktu :

I. Jumlah Pekan Efektif (∑ PE) :

No Bulan Jumlah Pekan

1 Juli 4

2 Agustus 5

3 September 4

4 Oktober 4

5 Nopember 5

6 Desember 4

Jumlah 26

II. Jumlah Pekan Tidak Efektif (∑ PTE) :

No Bulan Hari Besar dan Pekan Ujian ∑

1 Juli Libur Semester Genap 17/18, dan MPLS 2

2 Agustus Libur Hari Besar, dan Ulang Tahun Sekolah 1

3 September Libur Hari Besar, dan Kegiatan Tengah Semester 1

4 Oktober - -
5 Nopember Penilaian Akhir Semester 2

6 Desember Penilaian Akhir Semester Ganjil, dan Penerimaan Rapor 2

∑ PTE 8

III. Jumlah Pekan yang Efektif (KBM) = ∑ PE – ∑ PTE


= 26 – 8

= 18

IV. Jumlah Jam Pelajaran yang Efektif = 18 x 4 = 72 Jam Pelajaran.

Malang, 16 Juli 2018

Plt. Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. SIDIK PRIYONO ..............................................................

NIP. 19621020 198803 1 017 NIP/NIGTT...................................................


PROGRAM SEMESTER GANJIL

Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan

Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan

Tingkat / Semester : XII / 1

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

Guru / Instruktur : Aldi Yudha Agusta

Alokasi Tahun ke Rencana Pelaksanaan


Standar Kompetensi / Kompetensi
No. Waktu / Minggu ke
Dasar Bulan
(jampel) Semester 1 2 3 4 5
Menerapkan cara perawatan sistem 10 III / 1
01 Agst ’18
utama Engine dan mekanisme katup
Evaluasi
Agst ’18
Menerapkan cara perawatan sistem 10 III / 1
02 Agst ’18
pelumasan
Evaluasi
Agst ’18
Menerapkan cara perawatan sistem 15 III / 1
03 Sept ’18
pendinginan
Evaluasi
Sept ’18
Menerapkan cara perawatan sistem
bahan bakar bensin 15 III / 1
04 Okt ‘18
konvensional/karburator
Evaluasi
Okt ‘18
Menerapkan cara perawatan sistem
20 III / 1
05 bahan bakar bensin injeksi (Electronic Okt ‘18
Fuel Injection/EFI)
Evaluasi
Nov ‘18
Menerapkan cara Perawatan Engine 20 III / 1
06 Nov ‘18
Management System (EMS)
Evaluasi
Nov ‘18
SILABUS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMKN 6 MALANG


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Durasi (Waktu) : 180 JP (@ 45 Menit)
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Alat Berat pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Alat Berat. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
Indikator Pencapaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu (JP)

1 2 3 4 5 6

3.2 Menerapkan cara 10


3.2.1  Prosedur dan  Mengamati untuk Pengetahuan:
perawatan sistem teknik mengidentifikasi dan
Menjelaskan fungsi pemeriksaan merumuskan masalah  Tes Tertulis
pelumasan perawatan sistem gangguan sistem tentang perawatan
pelumasan pelumasan sistem pelumasan Keterampilan:
3.2.2 Menentukan cara  Teknik perawatan  Mengumpulkan data  Penilaian
perawatan sistem Komponen system tentang perawatan Unjuk Kerja
pelumasan pelumasan sistem pelumasan
 Observasi
4.2 Merawat berkala  Prosedur  Mengolah data tentang
pengecekan hasil perawatan sistem
sistem pelumasan 4.2.1 perawatan system pelumasan
pelumasan
 Mengomunikasikan
Melakukan perawatan
tentang perawatan
berkala sistem sistem pelumasan
pelumasan
4.2.2

Mengontrol hasil
perawatan berkala
sistem pelumasan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif


Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
(PMKR)
Semester : 1 (Satu)
Kelas : XII TKRO
Kompetensi Dasar : Menerapkan cara perawatan sistem
pelumasan
Materi Pokok : Prosedur dan teknik pemeriksaan gangguan
sistem pelumasan, teknik perawatan
komponen system pelumasan, dan prosedur
pengecekan hasil perawatan system
pelumasan
Alokasi Waktu : 10 jam
Pertemuan ke : 1-5

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI.2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cintadamai, responsive dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Menerapkan cara perawatan sistem pelumasan
3.2 Merawat berkala sistem pelumasan

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.2.1 Menjelaskan fungsi perawatan sistem pelumasan.

3.2.2 Menentukan cara perawatan sistem pelumasan.

4.2.1 Melakukan perawatan berkala sistem pelumasan


4.2.2 Mengontrol hasil perawatan berkala sistem pelumasan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan media animasi, peserta didik mampu menjelaskan fungsi perawatan sistem
pelumasan.
2. Dengan menggunakan modul, peserta didik mampu menentukan cara perawatan sistem pelumasan.
3. Dengan menggunakan modul, peserta didik mampu melakukan perawatan berkala sistem pelumasan
4. Dengan menggunakan modul, peserta didik mampu mengontrol hasil perawatan berkala sistem
pelumasan.

D. Materi Pembelajaran
1. Fungsi perawatan system pelumasan.
2. Prosedur dan teknik pemilihan pemeriksaan gangguan system pelumasan.
3. Teknik perawatan komponen system pelumasan.
4. Prosedur pengecekan hasil perawatan system pelumasan.

E. Pendekatan, Model, dan Metode


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : pembelajaran langsung dan pembelajaran interaktif
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, penugasan, praktek

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan (30 Menit)
 Mengkondisikan kelas

 Mengucapkan salam pembuka dan berdoa (pembentukan karaktek)


 Menyanyikan lagu nasional (pembentukan karakter)
 Mengecek kehadiran siswa
30 menit
 Melakukan apersepsi
 Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
 Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran
A. Pemberian Pemberian stimulus
Rangsangan Guru meminta siswa untuk mengamati tayangan dan
(Stimulation); identifikasi video system pelumasan.

Mengamati
Siswa mengamati tayangan dan identifikasi system
pelumasan yang disajikan guru.
B. Pernyataan/Identifikasi Identifikasi masalah
Masalah (Problem Guru meminta siswa untuk mendiskusikan terkait tayangan
Statement) atau simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan
system pelumasan.
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan terkait tayangan atau
simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan system
pelumasan.
C. Pengumpulan Data Pengumpulan data
(Data Collection) Guru meminta siswa mengidentifikasi tentang cara
perawatan system pelumasan. Siswa mendeskripsikan
tentang cara perawatan system pelumasan.

Mengumpulkan informasi 300 menit


Siswa menuliskan atau mengidentifikasi jenis-jenis system
pelumasan. Siswa menuliskan fungsi dan kegunaan dari
system pelumasan.
D. Pembuktian Pembuktian
(Verification) Guru meminta siswa membandingkan dengan hasil diskusi
berdasarkan pengamatan sebelumnya. Guru menugaskan
siswa melakukan praktik dengan menerapkan prosedur
yang benar.
Menalar
Siswa membandingkan dengan hasil diskusi berdasarkan
pengamatan sebelumnya. Siswa melakukan praktik dengan
menerapkan prosedur yang benar.
E. Menarik Kesimpulan Menarik kesimpulan
(Generalization) Guru meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan
tentang cara perawatan system pelumasan.
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan kesimpulan tentang cara perawatan
system pelumasan.
3. Penutup (30 menit)
 Memberikan shoft skill tentang tentang cara perawatan system pelumasan yang baik dan benar
sesuai dengan SOP.
 Menugaskan siswa untuk mengerjakan jobsheet
 Menilai pekerjaan siswa
 Meremidi hasil pekerjaan siswa yang tidak memenuhi KKM.
 Memastikan bengkel dan lingkungannya dalam kondisi rapi dan bersih
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
 Berdoa (pembentukan karakter)

G. Penilaian Hasil Belajar (PHB)


1. Teknik : Test Dan Non Test
2. Bentuk :
a. Penilaian Penilaian Keterampilan : Non Tes
 Instrumen
 Kriteria Penilaian
 Penilaian

H. Media, Alat, Bahan Dan Sumber Belajar


1. Alat dan Media Pembelajaran :
Alat :
 Set tolls box
 Bak oli
 Obeng.
 Jack stand.
 Dongkrak.
Bahan :
 Mobil.

Media : Papan tulis, Laptop, LCD, video, gambar

2. Sumber Belajar :
- Internet
- Perpustakaan
- Modul

Malang, 30 Juli 2018


Kakomkal TKR, Guru Mata Pelajaran,

Sahirul Alim, M.Pd Supardi S.Pd


NIP. 19801207 201407 1 001 NIP. 19730830 201407 1 001
Mengetahui,
Kepala Sekolah,

Drs. Sidik Priyono


NIP. 19621020 198803 1 017

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Penskoran dan pengolahan nilai praktikum :


Lembar Penilaian

Pencapaian Kompetensi

Ya
No Komponen/Sub Komponen Penilaian
Tidak 7,1- 8,0- 9,0-
7,9 8,9 10

1 2 3 4 5 6

I Persiapan Kerja

1.1. Menyiapkan set toll box

1.2. Menyiapkan tools yang diperlukan.

Skor Komponen :

II Proses (Sistematika & Cara Kerja)

2.1. Melakukan pemeriksaan awal

2.2. Melaksanan pembongkaran, penyetelan,


dan penggunaan.

Skor Komponen :

III Hasil Kerja

3.1. Ketepatan penggunaan tools sesuai SOP

Skor Komponen :

IV Sikap Kerja

4.1. Penggunaan peralatan dan penanganan


benda kerja (fokus pada tugas yang
diberikan guru)

4.2. Keselamatan kerja

Skor Komponen :

V Waktu

5.1. Waktu penyelesaian praktik

Skor Komponen :
Keterangan :
 Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan perolehan skor optimum dari
sub komponen penilaian.
 Dapat dinyatakan ”Mencapai Kompetensi”, jika skor masing-masing komponen ≥ 7,1
Perhitungan nilai praktik (NPK) :
Nilai Praktik
Prosentase Bobot Penilaian
(NPK)

Sikap
Persiapan Proses Hasil Waktu Σ NK
Kerja

1 2 3 4 5 6

Bobot (%) 5% 50% 30% 10% 5%

Skor

Komponen

NK

Keterangan:
 Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap komponen
ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
 NK = Nilai Komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
 NPK = Nilai Parktik Kejuruan, penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen
 Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, hasil, sikap kerja, dan waktu) disesuaikan dengan
karakter program keahlian.

Pedoman Penilaian

No Komponen/Subkomponen Indikator Skor

Penilaian

1 2 3 4

I. Persiapan Kerja Kelengkapan alat disiapkan dan 9,00-10


Mempersiapkan peralatan diperiksa kelayakannya
Kelengkapan alat disiapkan dan 8 - 8,9
diperiksa
Kelengkapan alat disiapkan 7 – 7,9
Kelengkapan alat tidak disiapkan Tidak
Mempersiapkan bahan Bahan disiapkan dan diukur 9,00-10
dengan teliti
Bahan disiapkan dan diperiksa 8 – 8,9
Bahan disiapkan 7 – 7,9
No Komponen/Subkomponen Indikator Skor

Penilaian

1 2 3 4

Bahan tidak disiapkan Tidak


II. Proses (Sistematika &Cara Bekerja dengan sistematik dan 9,00-10
Kerja) teliti
Melakukan pemeriksaan awal Bekerja dengan sistematik 8 – 8,9
Bekerja tidak sistematik 7 – 7,9
Bekerja dengan ceroboh Tidak
Melaksanan pemeriksaan dan Bekerja dengan sistematik dan 9,00-10
ketepatan penggunaan hand tool. teliti
Bekerja dengan sistematik 8 – 8,9
Bekerja tidak sistematik 7 – 7,9
Bekerja dengan ceroboh Tidak
III. Hasil Kerja Hasil setting benar 8,50-10
Ketepatan pelaksanaan praktik Hasil setting beberapa ada yang 7 – 8,49
hand tool sesuai SOP salah
Hasil pekerjaan tidak rapi 0,0
IV. Sikap Kerja Bekerja secara cepat, tepat efisien, 9,00-10
Penggunaan peralatan dan mengikuti kode etik
penanganan benda kerja, serta Bekerja dengan tepat, mengikuti 7 – 8,99
keselamatan kerja kode etik
Bekerja secara serabutan tidak Tidak
terarah
V. Waktu Kurang dari 30 menit 9,0-10
31 – 45 menit 7 – 8,9
Lebih dari 45 menit Tidak
SMK Negeri 6 Malang
Jl. Ki Ageng Gribig No. 28 Malang
Telp/Fax : 0341 - 722216/720138 KISI-KISI ULANGAN HARIAN
Email : info@smkn6malang.sch.id

Nama Sekolah : SMK Negeri 6 Malang Alokasi Waktu :


Mata Pelajaran : PDTO Jumlah Soal :
Tahun Pelajaran : 2018/2019 Bentuk Soal :
Kompetensi Dasar : Semester :
Kelas :
Penilaian
No. Materi Pokok Indikator Deskriptor Ranah Bentuk Nomor Soal
Teknik
Instrumen

Keterangan:
C1 = Mengingat C4 = Analisis
C2 = Memahami C5 = Sintesis
C3 = Aplikasi C6 = Evaluasi
Malang, .................................................
Plt. Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. SIDIK PRIYONO .................................................................


NIP. 19621020 198803 1 017 NIP/NIGTT...........................................
Sistem pelumasan mesin bensin

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan
service yang diberikan oleh mobil t ergantung pada perhatian yang kita berikan pada
pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin -mesin
lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat
leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan
gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari ruang
pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian -bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya
pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda
gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang
berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas
permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau
tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini
kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem
Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung
menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak
ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah
menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan
melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang
sejenis dengan crank case)

FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak.
Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga,
menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang
bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga
saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan
suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi
sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar
logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian

Macam - macam sistem pelumasan

Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi sistem
pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem pelumasan . Sistem pelumasan
pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :

Jenis percik ( splash type)


Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher .
Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding
silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi
bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi
digunakan.

Jenis tekanan ( pressure feed type )


Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak
pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :

 model roda gigi ( gear type )


 model trocoid

Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.

Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.

Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk
pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat dimasukan
kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk
menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk memberikan pelumasan kepada
bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli,
termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen
sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk oleh oli engine
yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli tidak
tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah
tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan kelebihan
panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran
asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena
tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.
Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)

Fungsi dari oli pelumas adalah :


1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.

Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :

1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.


2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang
engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.

Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran dengan bahan
bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator kedalam
ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan diatur oleh
pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada sebuah
tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan
menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh
saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen
yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas
mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk disirkulasikan ulang.
Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.

Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan sistem pelumasan tipe
ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam
penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian bawah engine.

Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses pengambilan oli.
Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak.

Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass adalah bahwa
sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang
antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel ukuran besar sebelum menggores
bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.

Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.


Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa, terpasang pada
sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga kira-
kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.

Gambar : 5 Saringan oli By-pass.

Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.

Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan sebuah saringan
pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas
(saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri
dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar
terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.

Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan
tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.

Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan memegang
partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk kepompa karena dapat
menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.

Komponen-komponen Sistem Pelumasan :


Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak
tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke
seluruh bagian mesin mobil.
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang
berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang
besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang secara
bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.
Apabila mesin mulai distart, gesekan antara bagian-bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin. Oli pelumas
yang memberikan pelumasan secara tetap pada bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi keausan.
Pelumasan ini dilakukan oleh sistem pelumasan mesin.

CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS

1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata


2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin

PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN

Warna merah berarti minyak tercampur bensin

Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan


Warna susu berarti bercampur dengan air

Warna coklat berarti bercampur dengan karbon

Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan (viskositas) SAE
30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

REFEREENSI LAIN

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan
dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada
manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif
maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin
bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu
kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi
gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak
ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan
pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan
elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang
tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan
yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga
sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi
kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha
menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan
roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak
bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin
otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat
ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil,
temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :

 Mengendalikan gesekan
 Mencegah keausan
 Mendinginkan mesin
 Mencegah korosi
 Memelihara mesin tetap bersih
 Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan

Gesekan dan Keausan :

 Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan
bergerak relative.

 Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)

 Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.
 Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin

Bahan dasar dan Aditif


Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua crude
oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan base oil
untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di perut
bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam base oil
ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi
tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan,
meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap
mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung
aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan
kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai
untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan pelumas.
Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di
bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-
ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara
memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan persyaratan
mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas
dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar
seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin.
Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk
mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin
sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti
pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan
spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan
untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Pemilihan dan
penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan dengan
seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service.
American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia,
yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel
(berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan
CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu
ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT
Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ
lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan
API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin,
setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku
manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin,
tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah
dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan yang bergerak untuk
mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang
minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang
sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan
tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat kekentalan
pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :

1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)


Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll

1. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)

1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll

Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang
relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi
grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel
beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50
menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat
seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku, panas
tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka
pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan
dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada
manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif
maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin
bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu
kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi
gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak
ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan
pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan
elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang
tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan
yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga
sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi
kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha
menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan
roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak
bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin
otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat
ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil,
temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
 Mengendalikan gesekan
 Mencegah keausan
 Mendinginkan mesin
 Mencegah korosi
 Memelihara mesin tetap bersih
 Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan

Gesekan dan Keausan :


 Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan
bergerak relative.
 Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
 Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.
 Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua
crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan
base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di
perut bumi. Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam
base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam
formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang
ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan,
meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap
mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung
aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.

Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya. Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang
beredar di pasar, masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas
yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai
pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan
mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima
begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan
“kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin
kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan persyaratan
mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas
dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar
seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin.
Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk
mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin
sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti
pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan
spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan
untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Pemilihan
dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan
dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service.
American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia,
yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel
(berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan
CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu
ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT
Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service
SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas
dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat
mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku
manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin,
tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah
dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan yang bergerak
untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan
yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik
yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk
akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat kekentalan
pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :

1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)


Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
2. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll

Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang
relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi
grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel
beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50
menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat
seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku,
panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu,
maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL

Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga mekanik yang
dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam suatu proses pembakaran.
Motor diesel tebagi menjadi 2 komponen utama yaitu :

Gambar 1 komponen utama motor diesel

a. Bagian-bagian yang diam :

1. Kepala silinder
2. Blok silinder
3. Tabung silinder
4. Rumah engkol
5. Pan minyak pelumas

b. Bagian-bagian yang bergerak :


1. Torak
2. Batang torak
3. Poros engkol
4. Pompa bahan bakar
5. Katup pamasukan Katup pembuangan.

Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :

 Memasukan udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.


 Memampatkan udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )
 Pembakaran bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.
 Ekspansi gas hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.
 Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.

Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak,
yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin dari panas yang
dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di hasilkan dari proses pembakaran.
Maka dari itu pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu elemen dasar dalam permesinan, sebab apabila
telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan pada suatu mesin, maka secara otomatis mesin tersebut tidak
dapat beroprasi.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL


1. Pengertian Pelumasan

Gambar 2. Bagan sistem pelumasan


Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang begerak secara tangensial
terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tadi yang :

a. Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua benda
sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
b. Tetap membasahi permukaan kedua benda.
c. Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
d. Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan yang licin
secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat
bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga
bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan
lekukan pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak satu
dengan yang lain maka terjadi suatu tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait
harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan tahanan tadi
disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau diampelas, karena
tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih tetap ada, yang di
sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.

2. Fungsi Pelumasan

a. Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.


b. Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan

Fungsi lain dari pelumasan :

 Sebagai media pendingin

menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan

 Sebagai zat perapat kebocoran

menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder

 Sebagai zat pembersih.

menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.

 Sebagai peredam suara dari getaran

3. Sifat-sifat Minyak Pelumas


a. Umum.
Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak pelumas yang dapat memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan minyak pelumas adalah :
1) Tekanan bantalan
2) Kecepatan pergesekan
3) Bahan yang bergesekan
4) Ruang antara bahan yang bergesekan
5) Aksesabilitas
6) Suhu dan tekanan kerja
b. Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang menyebabkan fluida tersebut
melawan untuk mengalir.
Angka Viskositas SAE untuk pelumas motor

Angka Rentantang Viskositas, Saybolt seconds


viskositas
SAE Pada suhu 1300F Pada suhu 2100F
Min Max Min Max
10 90 119
20 120 184
30 185 254
40 255 80
50 80 104
60 105 124
70 125 150
c. Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu dibandingkan
dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
d. Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.
e. Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat percobaan,
sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C
tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.
f. Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
g. Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari potassium hydroxide, yang
diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
h. Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan kualitas suatu
minyak.

4. Bagian-bagian yang dilumasi


Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang saling
bergesekan misalnya :
a. Antara torak dan tabung silinder
b. Antara poros dengan bantalan poros
c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN


1. Bak minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan saringan
hisap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.
2. Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci,
sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih
atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada bantalan-bantalannya,
segera lakukan perbaikan
3. Tekanan minyak pelumas
Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah pemerikasaan :
a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?
b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?
c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?
d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk kedalam saluran
minyak pelumas ?
e. Apakah ada bantalan yang rusak ?
f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya kotoran didalam
saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasannya.

MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN


1. Sistem pelumasan sump kering
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas,
tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah
filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut.
Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya
Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik yang
menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari pada
minyak pelumasnya.

Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering


Keterangan :

1. Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung


2. Filter 6. Filter
3. Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
4. Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas

2. Sistem pelumasan sump basah


Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya sebagai
penampung minyak pelumas.
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan tangki
supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh menetes
dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali
dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum
diguunakan ialah:
a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b. Sistem percikan dan tekanan
c. Sistem tekanan

Gambar 4 sistem pelumasan sump basah

Keterangan :
1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas

MEKANISME PELUMASAN
. Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang bantalan, dengan
ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas membasahi
kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal
melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang, permukan bawah
bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua
permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan yang sama lapisan
minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan bergerak dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan permukaan bawah.
Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua permukaan,
sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan pada masing-masing lapisan
di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.
Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan minyak pelumas
pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik pada
kondisi gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat sedikit
miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat kemiringan ini minyak
pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak pelumas pada
permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok terlihat pada
gambar 6.

Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas


Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS


Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak pelumas. Kadang-
kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu berhubungan
dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat (SAE,API,ASTM) bergabung
untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970.
Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan sebagai
SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua duanya dari golongan-golongan
tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.

SAE : Society of Automotive Engineers


API : American Petroleum Institute
ASTM : American Society for Testing Materials.

Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system yang baru.

KLASIFIKASI
KLASIFIKASI SEKARANG
LAMPAU (A.P.I)

ML SA
MOTOR
MM SB
BENSIN
MS SC. SD

MOTOR DG CA
DIESEL DM CB. CC
DS CD

Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin ASTM


Untuk service motor bensin dan
Tak termasuk aditiv, selain dari pada
diesel untuk mesin dalam keadaan
SA untuk pengentalan atau minyak
biasa, yang tak memerlukan
penetrasi
kombinasi aditiv minyak
Untuk service motor bensin beban
ringan.untuk mesin yang bekerja Miyak anti oxidant a gesekan
SB alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv
kombinasi dari minyak.
Motor bensin untuk truk dan mobil
yang dibuat antara 1964-1967 dan
Miyak ini sesuai dengan permntaan
bekerja dibawah tahun 1964 dalam
pabrik-pabrik untuk model 1964-
masa garansi pabrik. Minyak ini
1967 terutama dipakai untuk mobil
SC mempunyai sifat yang baik
da mempunyai ketahanan pada
terhadap temperatur rendah dan
temperatur rendah, anti pelumpuran
tinggi, melindungi pengendapan
dan anti karat.
dan mempunyai sifat untuk
mengurangi gesekan
Minyak sesuai permintaan pabrik-
Untuk 1968 motor bensin truk dan pabrik setelah 1968, terutama
SD mobil yang beroprasi dibawah dipakai untuk mobil dan mempunyai
1962 ketahanan pada temperature rendah
anti pelumpuran dan anti karat
Motor diesel biasa memakai bahan
bakar bermutu tinggi. Minyak
yang dipakai ini untuk spesifikasi Dipakai untuk memenuhi
ini terutama pada pemakaian kemampuan MIL-L-21004A pada
antara 1940 dan 1950, minyak ini motor-motor diesel tampa
CA
dipakai dengan mutu bahan bakar supercharger dan motor bensin
yang tinggi dan sifatnya anti karat dengan pemakain bahan bakar kadar
pada bearing/bantalan dan sulfur rendah
mencegah pengendapan pada
temperatur tinggi
Motor diesel dengan beban berat
motor diesel yang bekerja pada
oprasi biassa dengan mutu bahan
bakar yang rendah yang
menyebabkan tempertur tinggi dan Minyak ini dipakai untuk motor
karat pada bantalan. Kadang- bensin dan motor bensin tanpa
CB kadang motor motor bensin turbocharger ini termasuk minyak
dipakai dalam kasus ini. Minyak MIL-L-2104A yang ditest dengan
ini diformalisasikan tahun 1949. kadar sulfur tinggi pada bahan bakar
Minyak ini dipergunakan untuk
bahan bakar dengan kadar sulfur
tinggi dan melindungi bantalan
dari karat dan temperature tinggi.

Kesimpulan :

1. Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila telah
terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal
dengan baik.
2. Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat mengurangi
keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
3. Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari
gesekan yang terjadi dan dari proses pembakaran.
4. Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah ditentukan.
5. Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda
Soal

1. Jelaskan fungsi system pelumasan!


2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sistem pelumasan!
3. Sebutkan bagaian-bagian mobil yang memerlukan pelumasan!
4. Jelaskan cara pemeriksaan minyak pelumas dan perubahan warna minyak pelumas!

Jawaban

1. Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang
bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan
mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan
maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).

Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi,
sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan
menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam
benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.

Sebagai anti karat


Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar
logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

2. Jenis percik ( splash type)


Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang
seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke
dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk
melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah
tidak lagi digunakan.

Jenis tekanan ( pressure feed type )


Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak
pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :

 model roda gigi ( gear type )


 model trocoid

Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .

3. Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1 dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian

4. CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS

1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata


2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan
tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin

PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN


Warna merah berarti minyak tercampur bensin
Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan
Warna susu berarti bercampur dengan air
Warna coklat berarti bercampur dengan karbon
Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan (viskositas)
SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

Anda mungkin juga menyukai