Anda di halaman 1dari 69

1

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL


SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK SMA
PEMBANGUNAN KOTA BENGKULU

SKRIPSI

OLEH :

FATIMAH HAIRANI NPM : 11070034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF.DR.HAZAIRIN,SH
BENGKULU
2015
2
3
4

ABSTRAK

FATIMAH HAIRANI , NPM 11070034 Judul Skripsi : “ Upaya Meningkatkan


Komunikai Interperonal Melalui Bimbingan Kelompok Di SMA Pembangunan Kota
Bengkulu”. Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling, fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Prof. Dr.Hazairin, SH.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui tingkat kemampuan
komunikasi intepersonal siswa sebelum melakukan bimbingan kelompok. 2) Untuk
mengetahui adanya peningkatan komunikasi interpersonal setelah melakukan
bimbingan kelompok. 3) dan untuk mengetahui upaya bimbingan kelompok dalam
meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.
Metode yang digunakan adalah PTBK (Penelitian Tindakan Bimbingan dan
Konseling) pada siswa kelas X1 SMA Pembangunan Kota Bengkulu yang berjumlah
6 responden, 3 terdiri dari laki-laki dan 3 perempuan. Instrumen penelitian ini
menggunakan angket dan teknik analisis statistik persentase, dengan ahli bantu
menggunakan SPSS 16 serta observasi secara langsung selama proses tindakan
berlangsung. Setelah data dianalisis maka peneliti memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Tingkat komunikasi interpersonal siswa kelas X1 SMA Pembanguan Kota
Bengkulu sebelum melaksanakan bimbingan kelompok berdasarkan jawaban
diketahui bahwa ada 6 responden (100%)dikategori sedang.
2. Tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah melaksanakan
bimbingan kelompok terdiri dari 3 responden (50%) dalam kategori tinggi dan 3 (
50%) responden dalam kategori sedang.
3. Setelah melakuka bimbingan kelompok dilaksanakan terjadi perubahan yang
signifikan terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
Kata kunci
1. Layanan bimbingan kelompok
2. Komunikasi interpersonal
5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan rahmat dan hidayaNya sehingga penyusun skripsi dengan judul “Upaya

Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Melalui Bimbingan Kelompok Di SMA

Pembangunan Kota Bengkulu”.Penulisan skripsi ini diajukansebagai salah satu syarat

penyusunan tugas akhir guna meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Bimbingan dan Konseling, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Prof.Dr.Hazairin, S.H .Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Syanurdin Ma’ruf M.Pd Selaku rektor Universitas Prof. Dr.

Hazairin, SH Bengkulu

2. Bapak Drs. Warsa Sugandi Karman. M.Pd Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Prof. Dr.Hazairin SH Bengkulu

3. Bapak Drs. Wahid Suherman M.Pd selaku ketua jurusan Bimbingan Dan

Konseling.

4. Ibu Dian Mustika Maya S. Psi. MA selaku dosen pembimbing utama.

5. Bapak Zumkasri M.Ed Selaku dosen pembimbing kedua.

6. Bapak atau Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan ilmunya serta

staf karyawan Universitas Prof. Dr.Hazairin, SH Bengkulu

7. Bapak serta mama yang paling ku sayagi, yang selalu memberikan do’a

semangat serta dukungan dan adik-adikku yang selalu menyemangatiku.


6

8. Teman-teman angakatan 2011 yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca

Bengkulu, Agustus 2015

Fatimah Hairani
7

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah karya ini saya persembahkan untuk :

 Kepada kedua orang tua ku yang kucintai dan kusayagi ( mama Rosliana Hasibuan

dan ayah Hamdani Lubis) yang senantiasa selalu mendoakan dan memotivasi untuk

meraih keberhasilan.

 Untuk adek ku yang selalu membantu dan menyemangatiku ( Shoiba Tul Aslamiah,

Rahmi Fitrah, Ahmad Zakir, Nurmizan, Silvia Khairani)

 Untuk abang Abdul Hakim Hasibuan yang selalu sabar dan mendukung aku

 Abang abdul hayyi yang selalu memberikan kelucuan dan semangat untukku

 Dwi Wulandari dan Dasmi Yuriana teman seperjuangan

 Serta teman-teman angkatan 2011 yang saya banggakan

 Almamaterku
8

MOTTO

 Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan
hanya kepada Tuhanmu-lah engkau berharap.
 Memulai dengan penuh keyakinanMenjalankan dengan penuh keikhlasan Menyelesaikan
dengan penuh kebahagiaan.
 Berusahalah dengan sesungguhnya, karena dengan kesungguhan itulah kita dapat meraih
hasil yang maksimal.
9
10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………... ii
ABSTRAK……………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………… v
MOTTO………………………………………………………………………….. vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………….. 5
C. Batasan Masalah………………………………………………… 5
D. Rumusan Masalah……………………………………………….. 5
E. Manfaat Penelitian………………………………………………. 6
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II TINJAUAN PUTAKA

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN


A. Tujuan Penelitian………………………………………………. 21
B. Subjek dan Tempat Penelitian…………………………………. 21
C. Prosedur Penelitian……………………………………………. 22
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Observasi dan Evaluasi
4. Analisis Refleksi
D. Teknik Analisis Data………………………………………….. 23
E. Kriteria Keberhasilan Penelitian…………………………. …. 26
11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian siklus I……………………………………….. 31
2. Hasil Penelitian siklus II……………………………………… 35
3. Hasil Penelitian siklus III…………………………………….. 38
B. Pembahasan………………………………………………………. 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan………………………………………………………. 51
B. Saran …………………………………………………………….. 51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Format skala komunikasi interpersonal

2. Tabel 2.2 Kriteria tingkat komunikasi interpersonal

3. Tabel 4.1 Hasil pengolahan angket yang diberikan sebelum bimbingan

kelompok

4. Tabel 4.2 Komunikasi interpersonal siswa sebelum pelaksanaan bimbingan

kelompok

5. Tabel 4.3 Distribusi frekuensi komunikasi interpersonal siswa kelas X1

6. Tabel 4.4 Komunikasi interpersonal siswa sebelum bimbingan kelompok

7. Tabel 4.5 Komunikasi interpersonal siswa sebelum bimbingan kelompok

8. Tabel 4.6 Hasil angket selesai melakukan bimbingan kelompok

9. Tabel 4.7 Komunikasi interpersonal setelah bimbingan kelompok

10. Tabel 4.8 Ditribusi frekuensi komunikasi interpersonal setelh bimbingan

kelompok

11. Tabel 4.9 Hasil skala komunikasi interpersonal setelah dan sebelum bimbingan

kelompok.
13

DAFTAR GAMBAR

1. Tabel 4.1 Grafik Komunikasi Interpersonal Sebelum Pelaksanaan Bimbingan

Kelompok

2. Tabel 4.2 Grafik Komunikasi Interpersonal Siswa Setelah Pelaksanaan

Bimbingan Kelompok

3. Tabel 4.3 Grafik Komunikasi Interpersonal Siswa Sebelum dan Sesudah

Bimbingan Kelompok
14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian

2. Kisi-Kisi Intrumenasi

3. Item Total Statistik

4. Pelaksanaan Siklus I

5. Pelaksanaan Siklus II

6. Pelaksanaan Siklus III

7. Foto Dokumentasi

8. Kartu Bimbingan Skripsi


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalahmakhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu

tentang lingkungan sekitar. Dalam rangka mengetahui gejala di lingkungannya

ini menuntut manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Akibat

keterisolasikan ini di khawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang

kompleks.

Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi dengan

orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi, lingkungan yang dimaksud

adalah sekolah, karena hampir sebagian waktu siswa, banyak di gunakan untuk

berinteraksi di sekolah. Tugas siswa disekolah yaitu belajar, dengan belajar

siswa akan memperoleh perubahan yang positif dan dapat berkembang secara

optimal serta siap melaksanakan perannya dimasa yang akan datang.

Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasionalpada pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia indonesia yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia, yang beriman

dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
2

berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokrasi

serta tanggung jawab.Bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan

yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa yang mengandung

prosedur, cara dan bahan agar individu mampu mandiri. Proses kemandirian

individu tidak lepasdari adanya komunikasi interpersonal dalam proses

sosialisasi di lingkungan dimanaindividu tersebut berada. Komunikasi

interpersonal ini sangat berperan dalam pembentukankepribadian individu.

Dengan komunikasi interpersonal individu dapat melangsungkanhidupnya

baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.

Perubahan terjadi masa remaja akan mempengaruhi prilaku individu

seperti dijelaskan oleh Dunbar bahwa “Reaksi efektif” terdapat perubahan

terutama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Komunikasi

interpersonal adalah cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai

tekanan“ (Dunbar Hurlock, 1998.192). Hal ini berarti kemampuan

berkomunikasi yang baik dengan orang lain akan mempermudah individu

memperoleh pandangan-pandangan sehingga dalam memasuki tahap

perkembangan remaja individu akan dapat melaksanakan tugas

perkembangan dengan baik.Siswa merupakan individu yang memiliki

karakter yang berbeda-beda, dalam proses perkembangannya memerlukan

bantuan dalam mengadakan komunikasi interpersonal yang positif

dilingkungan keluarga, sekolah, maupun dimasyarakat. Kurang dapat

berkomunikasi akan dapat menghambat pembentukan kepribadian dan


3

aktualisasi diri dalam kehidupan, terutama dalam meraih prestasi disekolah

dan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah-masalah lain yang lebih

kompleks lagi.Berdasarkan pengamatan dan informasi dari guru pembimbing

di SMA PEMBANGUNAN Kota Bengkulu menunjukkan gejala bahwa : (1)

Siswa dapat berkomunikasi dengan baik, tetapi cukup banyak pula siswa

yang mengalami kesulitan komunikasi interpersonal. (2) Banyak siswa yang

cenderung diam ketika diberi kesempatan untuk bertanya. (3) Layanan

Bimbingan dan Konseling di SMA PEMBANGUNAN Bengkulu

dilaksanakan 1 jam pelajaran dalam 1 minggu untuk masing-masing kelas,

Namun untuk bimbingan kelompok itu sendiri pelaksanaannya kurang

intensif, padahal bimbingan kelompok tersebut merupakan salah satu layanan

Bimbingan dan Konseling yang seharusnya dilaksanakan secara rutin. (4)

Masih ada komunikasi interpersonal siswa yang kurang baik dengan teman

sekelas maupun kelas lain. (5) Masalah prilaku komunikasi interpersonal

siswa masih dirasakan sebagai suatu masalah di SMA PEMBANGUNAN

Bengkulu, prilaku komunikasi interpersonal siswa yang masih kurang

terdapat dikelas X1.Dalam bimbingan dan konseling berbagai macam

layanan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komunikasi interpersonal

siswa, salah satunya yaitu bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok

merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan

memanfaatkan dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dapat

terwujud dengan baik, maka anggota kelomopk akan saling


4

menolong,menerima dan berempati (Prayitno,1995). Bimbingan kelompok

merupakan wahana untuk menambah penerimaan diri dan orang lain,

menemukan alternatif cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan

yang tepat dari konflik yang dialaminya (Gunawan 2013:3). Upaya

peningkatan prilaku komunikasi interpersonal siswa dapat dilakukan dengan

mengadakan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Kegiatan ini membahas

topik-topik umum dimana masing-masing anggota kelompok didalamnya

saling mengemukakan pendapat,memberikan saran maupun ide-ide,

menanggapi, saling berkomunikasi menciptakan dinamika kelompok untuk

mengembangkan diri yaitu berlatih mengkomunikasikan pendapat-pendapat

yang ada pada tiap-tiap anggota dalam membahas suatu topik. Maksud

penelitian ini yaitu layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat

meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas X1 SMA

PEMBANGUNAN Bengkulu Tahun 2015.

Siswa mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dapat secara langsung

berlatih menciptakan dinamika kelompok, yakni berlatih berbicara,

menanggapi, mendengarkan dan bertenggang rasa dalam suasana kelompok.

Kegiatan ini merupakan tempat pengembangan diri dalam rangka belajar

komunikasi interpersonal siswa secara positif dan efektif dalam kelompok

kecil,dari kegitan tersebut siswa dapat menerapkan kedalam kehidupan sosial

masyarakat sesungguhnya. Sesuai dengan latar belakang diatas maka peneliti

tertarik meneliti tentang“ UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI


5

INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KELAS

X1SMA PEMBANGUNAN BENGKULU TAHUN 2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berbicara tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan serta

pembentukan kepribadian seseorang atau individu maka ada beberapa

masalah yang akan di teliti :

1. Banyak siswa yang cenderung diam ketika diberi kesempatan untuk

bertanya.

2. Siswa dapat berkomunikasi dengan baik tetapi cukup banyak pula siswa

yang mengalami kesulitan komunikasi interpersonal siswa

3. Kurangnya kemampuan komunikasi yang baik terhadap temannya

C. Batasan Masalah

Dari ketiga permasalahan tersebut peneliti membatasi masalah yang akan

diteliti, Upaya Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Melalui Bimbingan

Kelompok Siswa Kelas X1SMA Pembangunan Kota Bengkulu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang muncul dalam

penelitian ini adalah

1. Bagaimana komunikasi interperonal siswa sebelum melaksanakan

bimbingan kelompok

2. Bagaimana komunikasi interpersonal siswa setelah bimbingan

kelompok
6

3. Bagaimana pengaruh bimbingan kelompok terhadap komunikasi

interpersonal siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sejumlah manfaat antara lain :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

bidang Bimbingan dan Konseling,khususnya mengenai

peningkatan prilaku komunikasi interpersonal siswa melaliu

kegiatan layanan Bimbingan Kelompok dalam bangku perkuliahan

layanan ini berhubungan dengan Teklab 2.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

a. Siswa dapat berlatih meningkatkan prilaku guru

pembimbing dalam melaksanakan Bimbingan Kelompok

disekolah terkait dengan peningkatan prilaku komunikasi

interpersonal siswa.

b. Siswa dapat menambah pengetahuan guru pembimbing

dalam melaksanakan Bimbingan kelompok disekolah

terkait dengan peningkatan prilaku komunikasi

interpersonal siswa.
7

c. Siswa dapat dijadikan sebagai bahan masukan guru

pembimbing dalam memberikan layanan yang tepat

terhadap siswa-siswa yang memiliki prilaku komunikasi

interpersonal masih kurang.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang

artinya memberitahukan, berpartisipasi. Kata komunis berarti milik bersama

atau berlaku dimana-mana, sehingga “comunis opinio” mempunyai arti

pendapat umum atau pendapat mayoritas (Liliweri, 1991:3).

D. Lawrence Kincaid mendefinisakan komunikasi suatu proses dimana

dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan

satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang

dalam (Canggara,2003:19).

Menurut Sugiyo, komunikasi merupakan kegiatan manusia menjalin

hubungan satu sama lain yang demikian otomatis keadaannya, sehingga sering

tidak disadari bahwa ketrampilan berkomunikasi merupakan hasil belajar

(2005:1).

Shannon dan Weaver mengemukakan bahwa komunikasi adalah

bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja

atau tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal,tetapi juga dalam hal

ekspresi muka, lukisan, seni, teknologi (Wiryanto,2005:7).


9

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah proses interaksi kegiatan manusia yang terdiri dua orang atau lebih

yang saling mempengaruhi dan membertukar informasi, pengetahuan, pikiran

agar dapat menggugah partisipasi satu sama lain, sehingga informasi yang

diberitahukan tersebut menjadi milik bersama.

2. Pengertian komunikasi interpersonal

Komunikasi Interpersonal adalah hubungan antar manusia.(human

relation) yang menunjuk kepada interaksi atau seperangkat keterampilan

untuk berkomunikasi secara efektif. Baik secara verbal maupun non verbal

dengan cara langsung, kedekatan secara fisik, melibatkan kepercayaan,

keterbukaan, keakraban, dan kehangatan dalam kadar tertentu

(Mapiare,2006:179).

Komunikasi interpersonal adalah proses berbicara dan

mendengarkan dapat terjadi dalam waktu bersamaan. Ketika berkomunikasi di

dunia maya, begitu kita mengirimkan pesan, saat itu juga kita dapat

menerima pesan balasan dari lawan bicara. Orang-orang yang terlibat dalam

proses komunikasi sering kali mengirimkan dan menerima pesan,serta

beradaptasi antara satu dengan yang lainnya (Julia T Wood, 2013:20).

Rogers menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan

komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka

antara beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991: 12).


10

Sedangkan Supratiknya berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi

adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbalmaupun non verbal

yang ditanggapi oleh orang lain (1995:30).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikemukakan bahwa

komunikasi interpersonal adalah komunikasi di mana orang-orang yang

terlibat dalam komunikasi menganggap orang lain sebagai pribadi dan bukan

sebagai objek yang disamakan dengan benda.

3. Ciri – ciri komunikasi

Ciri komunikasi interpersonal yang efektif menurut de Vito dalam Sugiyo

(2005:4) :

1. Keterbukaan (Opennes)

Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam

komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang

berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk

membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu

mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi

akan mudah dilakukan. Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan

kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan

terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.

2. Positif (Positiveness)

Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri

dan orang lain.


11

3. Kesamaan (Equality)

Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-

kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku,

kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.

4. Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya

pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara

emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan

dialami orang lain.

5. Dukungan (Supportiveness)

Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada

perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling

memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.

4. Prinsip-Prinsip dalam Komunikasi Interpersonal

Pandangan pertama kita akan komunikasi interpersonal menunjukkan

delapan prinsip dasar untuk efektivitas antara lain:

1. Manusia tidak bisa hidup tanpa berkomunikasi

Setiap ada manusia, pasti ada komunikasi. Kita tidak dapat

menghindari komunikasi ketika berada dalam kelompok manusia karena

kita saling menginterprestasikan apa yang dilakukan oleh manusia lainnya.

2. Komunikasi interpersonal adalah hal yang tidak dapat diubah


12

Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat ditarik kembali

memberikan pesan kepada kita agar berhati-hati dalam berinteraksi dan

berbicara.

3. Komunikasi interpersonal melibatkan masalah etika

Etika adalah cabang dari filsafat yang fokus pada prinsip moral dan

aturan terkait prilaku,etika menaruh perhatian pada masalah benar dan

salah.untuk itu komunikasi bersifat tidak dapat ditarik kembali.

4. Manusia menciptakan makna dalam komunikasi interpersonal

Manusia menciptakan makna dalam proses komunikasi. Proses pemaknaan

muncul dari bagaimana kita menginterprestasikan komunikasi. Proses ini

menuntut perhatian kita untuk memahami simbol,sesuatu yang tidak

dimiliki oleh makhluk lain

5. Metakomunikasi memengaruhi pemaknaan

Metakomunikasi yang efektif juga dapat membantu sahabat atau

pasangan kekasih untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan.

6. Komunikasi interpersonal menciptakan hubungan yang berkelanjutan

Komunikasi juga merupakan sarana utama membangun masa depan

dalam interaksi dan hubungan interpersonal individu .Dalam persahabatan,

pembicaraan mengenai impian bersama dimasa depan adalah salah satu

pengikat paling kuat yang dapat mengakrabkan manusia.

7. Komunikasi tidak dapat menyelesaikan semua hal


13

Komunikasi bukanlah tongkat ajaib yang bisa menyalesaikan semua

masalah.Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri untuk menyelesaikan

perselisihan.

8. Efektivitas komunikasi interpersonal adalah sesuatu yang dapat dipelajari

Dalam berkomunikasi akan dapat menambah keterampilan dan

efektifitas ketika berinteraksi dengan orang lain.

5. Tujuan komunikasi interpersonal

Tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi

orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat

mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi

suatu yang kita maui (Sugiyo, 2005: 9).Berdasarkan pendapat tersebut dapat

dirumuskan bahwa tujuan komunikasi interperonal adalah:

a. Untuk memahami dan menemukan diri sendiri.

b. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan diri

dengan lingkungan.

c. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain.

d. Melalui komunikasi interperonal individu dapat mengubah sikap dan

perilaku sendiri dan orang lain.

e. Komunikasi interperonal merupakan proses belajar

f. Mempengaruhi orang lain

g. Mengubah pendapat orang lain

h. Membantu orang lain.


14

Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah

untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain, membantu orang lain. Melalui

komunikasi interpersonal ini kita dapat menjadikan diri sebagai suatu agen

yang dapat mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang kita kehendaki,

selain itu komunikasi ini juga bertujuan sebagai suatu proses belajar menuju

perubahan yang lebih baik.

6. Bimbingan Kelompok

a. Pengertian Bimbingan kelompok

Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya

terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media

efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif

ketika mengadakan komunikasi interpersonal dengan orang lain.

Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok

adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan

memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan

kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi,

memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu

semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk

peserta lainnya.

Menurut Romlah (2001:3) mendefinisikan bahwa bimbingan

kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu

individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan


15

kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan

dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah

timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

Sedangkan menurut Sukardi (2003:48) layanan bimbingan kelompok

dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama

memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing)

yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun

sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, dapat

disimpulkan layanan bimbingan kelompok merupakan suatu upaya

pemberian bantuan kepada individu melalui kelompok dengan menggunakan

dinamika kelompok untuk mendapatkan informasi yang berguna agar mampu

menyusun rencana dan keputusan yang tepat serta dapat memahami dirinya

sendiri, orang lain dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya

perilaku yang efektif serta adanya perubahan sikap dalam hidupnya dan

mengembangkan dirinya secara optimal.

b. Tujuan Bimbingan kelompok

Kesuksesan layanan bimbingan kelompok sangat dipengaruhi sejauh

mana tujuan yang akan dicapai dalam layanan-layanan kelompok yang

diselenggarakan. Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh

prayitno (2004:2-3) adalah sebagai berikut.


16

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah

berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi

anggota kelompok.Melalui layanan bimbingan kelompok hal-hal yang

menggangguatau menghimpit perasaan yang diungkapkan, diringankan

melalui berbagai cara dan dinamika melalui berbagai masukan dan

tanggapan baru. Selain bertujuan sebagaimana bimbingan kelompok, juga

bermaksud mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika

kelompok.

2. Tujuan Khusus

Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu.

Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu

mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap

yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam

hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal

ditingkatkan.

c. Asas-asas Bimbingan kelompok

a. Asas kerahasiaan

Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang

dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui

orang lain.
17

b. Asas keterbukaan

Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,

tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya

rasa malu dan ragu-ragu.

c. Asas kesukarelaan

Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu

atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok.

d. Asas kenormatifan

Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan

dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.

d. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut

(Prayitno, 1995: 44-60) tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai

berikut:

a) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap

memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada

umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga

mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota.

Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan

kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk


18

mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat,

tulus dan penuh empati.

b) Tahap Peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang

sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh

anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok.

Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan,

kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin

kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam

hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut

dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada

tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan

dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksankan

tahap bimbingan kelompok selanjutnya.

c) Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok.

Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung

pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil

dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin

kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang
19

melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok.

Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini

merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling

berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan

hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa

kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.

d) Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam

pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan

melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu

bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri kapan

kelompok itu akan melakukan kegiatan. Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan

yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Penyampaian pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok

2. Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok

3. Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota

kelompok

4. Pembahasan kegiatan lanjutan

5. Penutup.

e. Evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok

Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok

diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan


20

oleh anggota berguna. Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat

dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian

sederhana (Prayitno, 1995: 81). Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan

pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan

perasaannya, pendapatnya, minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang telah

dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses).

Selain itu anggota kelompok juga diminta mengemukakan tentang hal-hal

yang paling berharga dan sesuatu yang kurang di senangi selama kegiatan

berlangsung.

Prayitno (1995: 81) mengemukakan bahwa penilaian terhadap

layanan bimbingan kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat

dilakukan melalui:

1. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung.

2. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas.

3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan perolehan

anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.

4. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang kemungkinan

kegiatan lanjutan.

5. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan

layanan
21

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat komunikasi interpersonal siswa sebelum

melaksanakan bimbingan kelompok

2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa

setelah melaksanakan bimbingan kelompok.

3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok terhadap komunikasi

interpersonal siswa.

B. Subjek dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pembangunan Kota Bengkulu

pada siswa kelas X1 tahun pelajaran 2015/2016. Sampel yang diambil untuk

mengidentifikasi siswa yang memiliki tingkatan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa yang sedang sebayak 6 orang penelitian di laksanakan

tanggal 24 agustus sampai 29 agustus 2015

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMA Pembangunan

Kota Bengkulu, peneliti mengambil lokasi ini dengan pertimbangan SMA

Pembangunan masih banyak siswan yang komunikasi interpersonalnya yang

masih kurang baik terhadap teman sebaya.


22

Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan kegiatan penelitian perlu melakukan rancangan

atau tindakan pelaksanaan sebagai berikut :

Fokus permasalahn yang telah diteteapkan dalam penelitian ini adalah siswa-

siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah di

dalam kelas X1.

1. Perencanaan

Pada tahap ini mencakup perencanaan tindakan seperti pembuatan

rencana dalam pelaksanaan, menyiapkan tempat untuk pelaksanaan

penelitian adapun langkah-langkah dalam perencanaan kegiatan ini

adalah.

a. Meminta izin kepada wali kelas untuk melakukan bimbingan

kelompok yang akan di laksanakan pada kelas yang bersangkutan.

b. Melakukan kegiatan bimbingan kelompok bagi siswa yang memiliki

tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama dengan

siswa sesuai rencana yang telah disepakati bersama siswa-siswi. Kegiatan

ini akan dilakukan sampai siswa memiliki kemampuan komunikasi

interpersonal mulai kelompok kecil sampai pada lingkungan besar.


23

3. Observasi dan Evaluasi

Penelitian yang dilakukan, diamati dan dilaksanakan penilaian

terhadap tindakan yang dilakukan guru pembimbing sebagai pengamat

dan serta penilaian (Observasi) dan peneliti sebagai pelaksana, agar

mendapatkan hasil yang optimal yang sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Analisis Refleksi

Uraian dari hasil pemantauan dari refleksi berkaitan dengan proses dan

dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta rencana bagi

tindakan selanjutnya. Serta menelaah terjadinya kekurangan dan

merencanakan kembali perbaikan hal-hal yang kurang berhasil.

B. Teknik Analisis Data

a. Analisis data kuantitatif

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik secara deskripti

kuantitatif, setelah dilakukan tindakan kelas, jumlah aktivitas yang

dilakukan siswa dan guru pembimbing atau peneliti dihitung, kemudian

data yang diperoleh dipersentasikan dengan menggunakan rumus ( hidayat

badrujaman,2012:45) :

𝑓
P = 𝑛 x 100%

Keterangan : f= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

n = jumlah sampel

p = angka persentae
24

Format respon yang digunakan dalam instrumen penelitian ini terdiri dari

lima jawaban dalam pernyataan yang ada. Adapun pemberian skor tersebut

untuk setiap pernyataan disajikan dalam tabel berikut :

Pernyataan positif Skor Pernyataan negatif Skor

SS = sangat setuju 5 SS = sangat setuju 1

S = setuju 4 S = setuju 2

N = netral 3 N = netral 3

TS = tidak setuju 2 TS = tidak setuju 4

STS = sangat tidak setuju 1 STS = sangat tidak setuju 5

Instrumen yang berupa komunikasi interpersonal dibuat dalam format

sebagai berikut :

Format skala komunikasi interpersonal

Pilihan Jawaban

Komunikasi interpersonal SS S N TS STS

Pernyataan tentang komunikasi

interpersonal

Rentangan penilaian pada komunikasi interpersonal siswa dalam

penelitian ini menggunakan rentangan skor dari 1-5 dengan banyak item 45
25

sehingga interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai

berikut :

Skor maksimum : 5 x 45 = 225

Skor minimum : 1 x 45 = 45

Rentang : 225 – 45 = 180

Panjang kelas interval : 180 : 5 = 36

Banyaknya kriteria : ( sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah).

Berdasarkan panjang kelas tersebut, maka interval kriterianya :

Tabel Kriteria Tingkat Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Interval Kategori

>193 Sangat tinggi

156- 192 Tinggi

119- 155 Sedang

82-118 Rendah

45-81 Sangat rendah

b. Analisis Data Kualitatif

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi

Arikunto 2010:196 ). Dalam penelitian ini metode observasi digunakan


26

untuk melihat bagaimana pengaruh bimbingan kelompok terhadap

peningkatan komunikasi interpersonal siswa.

C. Kriteria Keberhasilan penelitian

Sebagai kriteria keberhasilan penelitian dapat menetapkan tingkatan

kemampuan komunikasi interpersonal dari :

a. Sangat rendah menjadi rendah

b. Rendah menjadi sedang

c. Sedang menjadi tinggi

d. Tinggi menjadi sangat tinggi


27

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Pra Siklus

Sebelum peneliti melakukan layanan, terlebih dahulu peneliti

menyebarkan angket kepada siswa-siswa kelas X1 SMA Pembangunan

Kota Bengkulu yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Hasil dari

pengolahan angket sebelum melakukan bimbingan kelompok dalam tabel

berikut ini :

Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Angket yang Diberikan Sebelum

Melakukan Bimbingan Kelompok

NO Responden Jumlah item (pernyataan 45 )

Jumlah dari pengolahan item Rata-Rata dari Item

1 AF 151 3.35

2 RD 154 3.42

3 CC 162 3.6

4 AN 152 3.37

5 DR 155 3.44

6 TN 137 3.04

7 RF 172 3.82
28

8 AK 166 3.68

9 JM 166 3.68

10 FI 150 3.33

11 LM 170 3.77

12 SS 180 4.00

13 TP 182 4.04

14 CK 184 4.08

15 RR 191 4.24

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat dari hasil pengolahan angket yang

telah diberikan kepada siswa-siswi kelas X1 dengan banyak pernyataan

terdiri dari 45 item.

Dari hasil pengolahan angket diatas maka sampel yang diambil oleh

peneliti sebanyak 6 orang yang termasuk dalam kategori sedang untuk

melakukan kegiatan bimbingan kelompok dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Komunikasi Interpersonal Siswa Sebelum Melakukan

Bimbingan Kelompok

Responden Skor Rata-Rata Kategori


TN 137 3.04 Sedang

FI 150 3.33 Sedang

AF 151 3.35 Sedang

AN 152 3.37 Sedang


29

RD 154 3.42 Sedang

DR 155 3.44 Sedang

Jumlah 899 19.97

Terlihat dari tabel 4.2 bahwa 6 orang responden yang diteliti memiliki

kemampuan komunikasi interpersonal yang sedang .

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Komunikasi Intepersonal Siswa Kelas X1SMA

Pembangunan Kota Bengkulu.

No Interval Kategori Frekuensi %

1 >193 Sangat tinggi

2 157-192 Tinggi

3 119-155 Sedang 6 100%

4 82-118 Rendah

5 45-81 Sangat rendah

Jumlah 6

Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat diketahui bahwa 6 orang

siswa 100% yang termasuk dalam kategori komunikasi interpersonal Sedang.

Melihat keadaan tersebut, maka siswa yang tergolong sedang diberikan

layanan bimbingan kelompok dengan tujuan terjadinya perubahan dalam

kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang signifikan. Pelaksanaan


30

dalam layanan bimbingan kelompok ini dengan jadwal pertemuan yang telah

disepakati masing-masing anggota kelompok.

Grafik 4.1 Komunikasi Interpersonal Siswa Sebelum Pelaksanaan

Bimbingan Kelompok

100%

90%

80%

70%

60%

50%
siklus1
40%

30%

20%

10%

0%
45 82 119 156 193
31

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa 100 % ( 6 Responden )

termasuk dalam kategori interval 119-156

2. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan bimbingan

kelompok dengan membuat satuaan layanan (satlan), peneliti terlebih

dahulu menyusun satlan, tempat dan waktu pelaksanaan serta materi

dalam kegiatan bimbingan kelompok. Yang mana dalam pelaksanaan

ini ditempatkan pada kelas X1 SMA Pembangunan Kota Bengkulu

dengan waktu 1 x 40 menit.

Sedangkan hasil pengolahan angket yang termasuk dalam

kategori sedang untuk melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok

ini dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 Komunikasi Interpersonal Siswa Sebelum Melakukan

Bimbingan Kelompok

Responden Skor Rata-Rata Kategori

TN 137 3.04 Sedang

FI 150 3.33 Sedang

AF 151 3.35 Sedang

AN 152 3.37 Sedang

RD 154 3.42 Sedang


32

DR 155 3.44 Sedang

Jumlah 899 19.97

Tabel 4.4 bahwa 6 orang responden yang diteliti memiliki

kemampuan komunikasi interpersonal yang relatif sedang dan dilihat

gejalanya terbukti dengan rata-rata skor yang mencapai 100% sedang.

b. Pelaksanaan

Proses pelaksanaan tindakan dimulai dengan tahap

pembentukan yaitu dengan mengucapkan salam,kemudian

menempatkan posisi duduk senyaman mungkin dengan anggota

kelompok setelah itu dijelaskan pengertian dari bimbingan dan

konseling, tujuan dan azas-azas yang digunakan pada bimbingan

kelompok sehingga siswa atau reponden tidak ragu-ragu dalam

mengungkapkan masalahnya. Namun sebelum melakukan kegiatan

bimbingan kelompok terlebih dahulu melakukan permainan yang

mana bertujuan agar terciptanya keakraban dalam kelompok sehingga

dalam pelaksanaan kegiatan anggota kelompok tidak takut lagi dalam

mengungkapkan masalahnya.

Setelah itu masuk kedalam tahap kegiatan topik yang di bahas

yaitu cara siswa berkomunikasi dengan baik, karena cara

berkomunikasi interpersonal siswa itu sangat berhubungan dengan


33

lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan

rumah. Pada tahap ini respon di suruh untk menulis biodata masing-

masing dari anggota kelompok dan kemudian menulis kejadian yang

paling berkesan menutur mereka. Kemudian responden disuruh

membaca biodata dan pengalaman yang berkesan bagi mereka dengan

sesama anggota kelompoknya. Keakraban sudah terbina sebelum

masuk kedalam tahap kegiatan sehingga responden mulai bersemangat

dalam mengikuti kegiatan ini namun masih terlihat rasa takut diantara

mereka saat teman-temannya memberikan masukan-masukan kepada

maing-masing anggota kelompok. Setelah tahap kegiatan selesai maka

masuk tahap pengakhiran, pada tahap pengakhiran responden diajak

untuk memberikan kesan-kesan dalam pelaksanaan bimbingan

kelompok ini.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses bimbingan kelompok

berlangsung dan yang melakukan pengamatan iti peneliti sendiri agar

terlihat keaktifan responden dalam melaksanakan bimbingan

kelompok. Jumlah responden dalam bimbingan kelompok ini terdiri

dari 6 orang siswa.Tujuan dalam pengamatan ini adalah melihat

tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan

sesudah melaksanakan bimbingan kelompok, yang dapat dilihat dari

lembar observasi selama melakukan bimbingan kelompok berikut :


34

Variabel Indikator Responden Kriteria penilaian (penilaian


(Inisial) mengungkapkan pendapat pada
saat bimbingan kelompok)
Siswa yang Siswa Siswa
berani yang yang
belum aktif
berani
Komunikasi Cara 1. FI
interpersonal berkomunikasi 2. RD
3. AN
4. TN
5. DR
6. AF

Hasil dari pengamatan kegiatan pada siklus pertama menunjukkan :

1. Jumlah responden bimbingan kelompok : 6 orang

2. Siswa yang cukup berani : 2 orang

3. Siswa yang belum berani : 2 orang

4. Siswa yang aktif : 2 orang

d. Analisis refleksi

Pada kegiatan layanan bimbingan kelompok yang telah peneliti

lakukan berdasarkan pengamatan dapat peneliti analisis bahwa

diantara 6 orang responden terdiri dari 2 orang siswa yang berani, 2

orang siswa yang belum berani dan 2 orang siswa yang aktif dalam

bimbingan kelompok ini sehingga perlu penindak lanjutan agar

kemampuan komunikasi interpersonal siswa dapat meningkat. Dari

hasil refleksi ini proses tindakan belum maksimal untuk perlu


35

membuat susunan perencanaan untuk perbaikan dalam pelaksanaan

bimbingan kelompok dalam siklus pertama ini.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Dari hasil pengolahan angket diatas maka diambil sampel sebayak 6

orang yang termasuk dalam kategori sedang untuk melakukan bimbingan

kelompok dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Komunikasi Interpersonal Sebelum Bimbingan Kelompok

Responden Skor Rata-Rata Kategori

TN 137 3.04 Sedang

FI 150 3.33 Sedang

AF 151 3.35 Sedang

AN 152 3.37 Sedang

RD 154 3.42 Sedang

DR 155 3.44 Sedang

Jumlah 899 19.97

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil siklus pertama , sebelum melakukan

tindakan pada siklus II membuat sebuah perencanaan terlebih dahulu.

Perencanaan tindakan mengarah pada kegiatan siklus pertama untuk

memaksimalkan kegiatan bimbingan kelompok sehingga


36

mengharapkan penyelenggaraan siklus II ini dapat berjalan dengan

baik.

b. Pelaksanaan

Seperti kegiatan siklus pertama, sebelum melaksanakan

kegiatan tindakan pada siklus II juga dilakukan perencanaan terlebih

dahulu. Perencanaan tindakan mengarah kepada siklus pertama untuk

memaksimalkan kegiatan bimbingan kelompok sehingga diharapkan

penyelenggaraan layanan dapat berjalan dengan efektif.

Topik yang dibahas adalah cara berkomunikasi dan manfaat

komunikasi interpersonal , pada saat pembahasan ini responden atau

siswa sangat antusias mengikuti bimbingan kelompok, sehingga siswa

mulai memperlihatkan peningkatan komunikasi interpersonal seperti

yang diharapkan oleh peneliti. Anggota yang cukup aktif dalam

diskusi diantaranya DR dan FI.

Setelah selesai pada tahap kegiatan, maka ditutup dengan

pengakhiran. Pada tahap ini sama seperti siklus pertama responden

diminta untuk memberikan kesan-kesan tentang kegiatan pada siklus

II.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama proses kegiatan

bimbingan kelompok berlangsung. Dalam siklus II siswa sudah berani

dalam mengemukakan pendapat. Pengamatan dilakukan untuk melihat


37

peningkatan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan setelah

diadakan bimbingan kelompok. Yang dapat dilihat dari lembar

observasi selama melakukan bimbingan kelompok sebagai berikut :

Variabel Indikator Responden Kriteria penilaian (penilaian


(Inisial) mengungkapkan pendapat pada
saat bimbingan kelompok)
Siswa yang Siswa Siswa
berani yang yang
belum aktif
berani
Komunikasi Cara 1. FI
interpersonal berkomunikasi 2. RD
3. AN
4. TN
5. DR
6. AF
Hasil dari pengamatan kegiatan pada siklus II menunjukkan :

1 Jumlah responden bimbingan kelompok : 6 orang

2 Siswa yang cukup berani : 3 orang

3 Siswa yang belum berani : 1 orang

4 Siswa yang aktif : 2 orang

d. Analisis dan Refleksi

Dari layanan bimbingan kelompok yang telah peneliti

laksanakan dan berdasarkan pengamatan dapat peneliti analisis bahwa

diantara 6 responden terdiri dari 2 orang siswa yang cukup berani, 3

orang siswa yang belum berani dan 1 responden siswa yang aktif

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Setelah melakukan


38

bimbingan kelompok terdapat data bahwa yang mempengaruhi

kemampuan komunikasi interpersonal siswa terdiri dari beberapa

faktor diantaranya lingkungan sosial responden. Hal inilah yang

mempengaruhi komunikasi interpersonal siswa karena tidak terbiasa

aktif dalam lingkungan sosial.

Berdasarka uraian diatas, bahwa lingkungan sekolah memiliki

peran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa karena disekolah siswa lebih banyak

berinteraksi setelah dilingkungan keluarga, disekolah siswa banyak

berinteraksi dengan temannya dan juga guru-guru. Dan seorang

pendidik layaknya dapat membantu siswa dalam mengembangkan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang dimiliki oleh siswa

itu sendiri sehingga siswa mandiri dan terampil dalam berkomunikasi.

4. Hasil Penelitian Siklus III

a. Perencanaan

Seperti pada siklus II sama halnya pada Siklus III sebelum

dilakukan pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu perencanaan juga

dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Perencanaan tindakan dibuat

berdasarkan hasil dari kegiatan pada siklus sebelumnya, sehingga

diharapkan kegiatan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan baik.

b. Pelaksanaan
39

Pelaksanaan bimbingan kelompok pada siklus III dimulai dari

tahap pembentukan. Namun pada tahap ini peneliti hanya memberikan

pengantaran kemudian berdoa karena penjelasan yang ada ditahap ini

sudah dijelaskan pada tahap siklus pertama dan kedua, dan pada tahap

kegiatan bimbingan kelompok pada tahap siklus III ini anggota

kelompok jauh blebih mudah dan memahami setiap tahap terutama

pada tahap kegiatan.

Pada siklus III dilakukan pemantapanpeningkatan komunikasi

interpersonal siswa dengan memberikan motivasi dan penguatan

kepada siswa yang membuat siswa semakin percaya diri dalam

mengemukakan pendapat dan responden dapat berpikir positif

terhadap dirinya dan orang lain. pada siklus III ini topik yang dibahas

dalam bimbingan kelompok keinginan mereka untuk mencapai

perubahan yang baik untuk masa yang akan datang. Pada saat

pembahasan topik ini responden sangat antusias sehingga peningkatan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa semakin terlihat seperti

yang diharapkan oleh peneliti.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan bimbingan

kelompok berlangsung untuk melihat bahwa setiap anggota kelompok

mampu meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Jumlah

responden dalam pengamatan ini terdiri dari 6 orang yang bertujuan


40

untuk melihat tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa

sebelum dan sesudah melakukan kegiatan bimbingan kelompok.

Yang dapat dilihat dari lembar observasi selama melakukan bimbingan

kelompok sebagai berikut :

Variabel Indikator Responden Kriteria penilaian (penilaian


(Inisial) mengungkapkan pendapat pada
saat bimbingan kelompok)
Siswa yang Siswa Siswa
berani yang yang
belum aktif
berani
Komunikasi Cara 1. FI
interpersonal berkomunikasi 2. RD
3. AN
4. TN
5. DR
6. AF
Hasil dari pengamatan kegiatan pada siklus III menunjukkan :

1. Jumlah responden bimbingan kelompok : 6 orang

2. Siswa yang cukup berani : 3 orang

3. Siswa yang belum berani : 0 orang

4. Siswa yang aktif : 3 orang

d. Analisis dan Refleksi

Refleksi dilakukan pada siklus III ini menunjukkan bahwa hasil

kegiatan sudah sesuai dengan harapan peneliti yaitu adanya

peningkatan komunikasi interpersonal siswa yang terlihat dari cara

siswa berkomunikasi dengan temannya dilingkungan sekolah. Melalui


41

bimbingan kelompok siswa juga dilatih untuk lebih berani

mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang lain serta

mampu menerima kritik dan saran dari orang lain.

5. Hasil penelitian pasca siklus

Setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang

terangkum dalam tiga siklus, maka diadakan post testuntuk

mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal siswa.

Hasil pengolahan angket setelah selesai melakukan

bimbingan kelompokdari siklus pertama s/d siklus III.

Tabel 4.6 Hasil Angket Setelah Melakukan Bimbingan Kelompok

No Responden Jumlah item (45 pernyataan)

Jumlah dari pengolahan item Rata-rata dari item

1 TN 149 3.31

2 FI 153 3.4

3 AF 155 3.44

4 AN 160

5 RD 166 3.68

6 DR 173 3.84
42

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil dari pengolahan angket yang

diberikan kepada siswa setelah selesai melakukan bimbingan kelompok.

Sedangkan hasil dari post testyang telah dilaksanakan disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 4.7 Komunikasi Interpersonal Siswa Setelah Pelaksanaan

Bimbingan Kelompok

No Responden Jumlah Jawaban Interprestasi Rata-rata

1 DR 173 Tinggi 3.84

2 RD 166 Tinggi 3.68

3 AN 160 Tinggi 3.55

4 AF 155 Sedang 3.44

5 FI 153 Sedang 3.43

6 TN 149 Sedang 3.31

Jumlah 956 21.24

Dari tabel 4.7 dari ke 6 responden yang diteliti terjadi perubahan

tingkat komunikasi interpersonal, yakni tingkat komunikasi interpersonal

berada pada kategori sedang dan tinggi dengan rata-rata skor jawaban terbesar

956 (Tinggi).
43

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan

kelompok yang diberikan kepada siswa, memberikan pengaruh yang positif

dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa yang sebelumnya 6

responden masuki kategori komunikasi interpersonal yang sedang dari hasil

pengolahan instrumentasi.

Tabel Distribusi Frekuensi Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X1 Setelah

Bimbingan Kelompok di SMA Pembangunan Kota Bengkulu

No Interval Kategori Frekuensi %

1 >193 Sangat Tinggi

2 156-192 Tinggi 3 50%

3 119-155 Sedang 3 50%

4 82-118 Rendah

5 45-81 Sangat Rendah

Jumlah 6

Tabel 4.8 menunjukkan perubahan serta peningkatan komunikasi

interpersonal siswadari 6 siswa yang menjadi subjek, 3 responden berada

dalam kategori tinggi dengan persentase 50% dan 3 siswa berada dalam

kategori sedang dengan persentase 50%. Kategori tinggi terletak pada interval

156-192 dan kategori sedang pada interval 119-155.


44

Grafik 4.2 Komunikasi Interpersonal Setelah Pelaksanaan

Bimbingan Kelompok

100%

90%

80%

70%

60%

50%
siklus2
40%

30%

20%

10%

0%
45 82 119 156 193

Dari grafik diatas responden yang diteliti mengalami peningkatan

komunikasi interpersonal, karena terdapat 3 responden 50% dalam kategori

tinggi dan 3 responden dalam kategori sedang.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan bimbingan

kelompok yang diberikan kepada siswa memberikan pengaruh yang positif

terhadap peningkatan komunikasi interpersonal siswa yang sebelumnya 6


45

responden siswa ini termasuk dalam kategori komunikasi interpersonal sedang

hal ini terlihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.9 Skala Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Sebelum dan

Sesudah Kegiatan Bimbingan Kelompok

No Responden Jumlah Kategori Rata-Rata

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 DR 155 173 Sedang Tinggi 3.44 3.84

2 RD 154 166 Sedang Tinggi 3.42 3.68

3 AN 152 160 Sedang Tinggi 3.37 3.55

4 AF 151 155 Sedang Sedang 3.35 3.44

5 FI 150 153 Sedang Sedang 3.33 3.4

6 TN 137 149 Sedang Sedang 3.04 3.31

Dari tabel grafik diatas terlihat bahwa rata-rata skor komunikasi

interpersonal siswa sebelum diadakan bimbingan kelompok berada dalam

kategori sedang yakni terletak interval 119-155. Sedangkan setelah mengikuti

layanan bimbingan kelompok terdapat perubahan 3 siswa (50%) siswa berada

pada kategori tinggi dan 3 siswa (50%) berada pada kategori sedang.

Meskipun terdapat tiga kategori yang tidak mengalami perubhan setelah


46

dilaksanakan bimbingan kelompok ia berada dalam kategori sedang dan

setelah melaksanakan bimbingan kelompok ia tetap pada kategori sedang.

Grafik 4.3 Komunikasi Interpersonal Siswa Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan

Bimbingan Kelompok

100%

90%

80%

70%

60%

50% siklus2
siklus1
40%

30%

20%

10%

0%
45 82 119 156 193

Dari grafik diatas, skor komunikasi interpersonal siswa sebelum

dilakukanbimbingan kelompok sebesar 100% berada pada kategori sedang,

dan setelah dilakukan bimbingan kelompok skor komunikasi interpersonal

siswa mengalami peningkatan sebesar 50% pada kategori sedang dan 50%

pada kategori tinggi.


47

B. Pembahasann

Menurut Julia T Wood, 2013 : 20) Komunikasi interpersonal adalah

orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi sering kali mengirimkan

dan menerima pesan, serta beradaptasi antara satu dengan yang lainnya.

Roger menyatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan

komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka

antara beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991:12).

Menurut Romlah (2001 : 3 ) mendefinisikan bahwa bimbingan

kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu

individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan

kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang di anutnya dan dilaksanakan

dalam situasi kelompok.

Menurut Prayitno (1995 : 178 ) bahwa bimbingan kelompok adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan

dinamika kelompok. Bimbingan kelompok ini merupakan bentuk kegiatan

yang dapat dirancang dalam sebuah perencanaan dalam perubahan prilaku

serta kemampuan siswa, sehingga siswa berani dan dapat mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya. Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan

kelompok ini berdasarkan hasil analisis data bimbingan kelompok sangat

efektif sekali dilaksanakan untuk peningkatan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa setelah melakukan kegiatan bimbingan kelompok

sehingga siswa berani dalam mengemukakan pendapat karena terlatih dengan


48

memanfaatkan dinamika kelompok. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini

data menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa setelah mendapatkan bimbingan kelompok dari peneliti.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan

komunikasi interpersonal siswa meningkat setelah melaksanakan layanan

bimbingan kelompok. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa SMA

Pembangunan Kota Bengkulu mengalami peningkatan sedang menjadi tinggi

setelah mendapatkan bimbingan kelompok.

Setelah 6 responden mendapat perlakuan berupa bimbingan kelompok,

ternyata terjadi perubahan dari siswa yang memiliki kemampuan komunikasi

interpersonal yang sedang setelah mengikuti bimbingan kelompok mengalami

peningkatan yaitu terdapat 3 (50%)siswa yang memiliki kemampuan

komunikasi interpersonal yang tinggi, 3 (50%) dalamkategori sedang. Skor

kemampuan komunikasi interpersonal sebelum mengikuti kegiatan bimbingan

kelompok dalam kategori sedang yang terletak pada interval (119-155), dan

setelah mengikuti bimbingan kelompokterjadi perubahan yang sebelumnya

dari interval sedang menjadi meningkat ke interval tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal mengalami

peningkatan setelah mendapat layanan bimbingan kelompok.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan

komunikasi interpersonal siswa sebelum dan sesudah melaksanakan

bimbingan kelompok dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan


49

komunikasi interpersonal siswa SMA Pembangunan Kota Bengkulu. Layanan

yang dilaksanakan dalam kegiatan kelompok ini bisa juga dijadikan sebagai

tempat untuk menyampaikan informasi yang bisa membantu siswa atau

responden dalam menyusun rencana untuk meningkatkan komunikasi

interpersonal siswa dalam kelompok yang lebih besar sehingga responden

terlatih dan terampil dalam memanfaatkan dinamika kelompok untuk

perkembangan dan perubahan pada diri responden. Sehingga dalam proses

belajar siswa berani dalam mengemukakan pendapat atau masukan-masukan

dalam proses diskusi serta bertanya kepada guru mata pelajaran apabila

responden tidak memahami penjelasan dari guru mata pelajaran. Karena

layanan bimbingan kelompok ini tempat bersosialisasi antara anggota

kelompok dan masing-masing anggota kelompok akan dapat memahami

kemampuan dirinya dengan lebih baik.

Pada siklus pertama tujuan umum dalam penelitian ini belum tercapai

dengan baik karena responden masih ada yang belum berani dan takut-takut

dalam menggungkapkan pendapatnya sedangkan pada siklus kedua dan ketiga

tujuan dalam penelitian ini telah tercapai dengan baik. Responden sudah

memiliki komunikasi interpersonal dengan baik terhadap temannya serta

responden sudah berani bertanya pada proses belajar mengajar dan siswa

sudah berani mengungkapkanpendapat dan tidak ragu-ragu untuk

menyampaikan pendapat.
50

Dalam kegiatan bimbingan kelompok ini pada setiap siklus merupakan

merupakan pengembangan dari setiap aspek-aspek kemampuan komunikasi

interpersonal siswa, sehingga dalam setiap pertemuan pada setiap siklus

merupakan sebuah kesatuan ketika anggota kelompok mengikuti setiap

kegiatan pada semua iklus denga baik maka an terjadi perubahan yang positif

dalam proses peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.


51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian upaya bimbingan kelompok dalam

meningkatkankomunikasi interpersonal siswa kelas X1SMA Pembangunan

kota Bengkulu tahun ajaran 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil Siklus I, II dan III bahwa bimbingan kelompok sangat

efektif dilaksanakan dalam peningkatan pada komunikasi interpersonal siswa.

Siwa yang semula memiliki komunikasi interperonal dalam kategori sedang

dengan 6 reponden 100% sedang sebelum dilakukan bimbingan kelompok.

Namun setelah mendapat tindakan perlakuan bimbingan kelompok

mengalami peningkatan komunikasi interpersonal siswa yang semula kategori

50% sedang menjadi tinggi 50%. Dengan kategori tinggi terletak pada 156-

192 interval dan kategori sedang pada interval 119-155. maka dapat

disimpulkan bahwa berkomunikasi interpersonal siswa dapat ditingkatkan

melalui bimbingan kelompok.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas ada beberapa hal yang

perlu peneliti sarankan yaitu sebagai berikut :

1. Hendaknya guru pembimbing dapat lebih banyak memprogramkan

layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan komunikasi


52

interpersonal siswa dan terus memberi motivasi kepada siswa untuk selalu

bisa mengungkapkan pendapat sebagai langkah awal melatih cara

berkomunikasi. Dalam hal ini mengenai bimbingan kelompok, perlu di

upayakan adanya tenaga konselor yang memahami masalah siswa. Salah

satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan bimbingan

kelompok.

2. Kepada pihak sekolah terutama kepada guru-guru mata pelajaran

diharapkan dapat melatih cara berkomunikasi interpersonal siswa sesuai

dengan mata pelajaran yang diajarnya.

3. Diharapkan kepada peneliti berikutnya dapat menindak lanjuti layanan-

layanan berikutnya.
53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharini.2002.”Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek”. Jakarta : Rineka


Cipta

Azwar,Saifudin.2005.”Penyusunan Skala Psikologi”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hidayat, Dede Rahmat dan Badrujaman, AIP. 2012 “Penelitian Tindakan dalam
Bimbingan dan Konseling”. Jakarta PT Indeks

Julia T. Wood 2013.”Komunikasi Interpersonal”.Jakarta : Salemba Humanika

Liliweri,1991.” Komunikasi Budaya ”.Yogyakarta : Pustaka pelajar

Liliweri, Allo 1991.”Dasar-daasar komunikasi antar budaya”.Yogyakarta Pustaka


Pelajar

Marpare.2006.”Komunikasi Interpersonal”. Bandung

Najir, Muh. 1985.” Metode Penelitian”.Jakarta : Bitalia Indonesia

Prisiska sinta.2013.”Efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan


komunikasi interpersonal siswa”.Bengkulu : Unihaz

Supratiknya.1995.”Komunikasi interpersonal tinjauan psikologi”. Yogyakarta:


Kanisus

Sugiyo. 2005. “Komunikasi antarpribadi”. Semarang: UNNES Press

Prayitno dan Amti, Erman. 1994. “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling”.Jakarta:


Rineka Cipta

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Konseling (L.1- L.9).Padang : Universitas


Negeri Padang.

Wiryanto.2006.” Pengantar ilmu komunikasi”.Jakarta: Grasindo


54
55

Anda mungkin juga menyukai