Dosen pengampuh:
Chezy WM Vermila, SP., M.MA
Oleh:
1. Berli Eka Pratama
2. Fitri Ramadhanis
3. Ikbal Pratama
4. Rawita Rabiul Nengsih
Pada makalah ini kami akan membahas konsep belajar dalam penyuluhan,
prinsip-prinsip penyuluhan pertanian, dan fakto-faktor yang mempengaruhi proses
belajar mengajar dalam penyuluhan pertanian.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan terhadap kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menjadi sumber ataupun referensi
yang bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
Selayaknya guru dan murid petugas penyuluhan pertanian dan sasaran (petani
dan pelaku usaha) akan melakukan interaksi (proses belajar mengajar). Walaupun
penyuluhan merupakan jenis pendidikan non formal, tetapi kaidah-kaidah dalam
proes belajar mengajar harus tetap diperhatikan agar hasil yang dicapai sesuai
dengan apa yang diharapkan(Hidayati, 2014).
1. Memperhatikan bahwa hasil belajar itu dapat benar atau salah sehingga
perlu adanya bimbingan dan pengarahan untuk menuju hasil belajar yang
benar.
2. Memperhatikan implikasi dari ciri-ciri orang belajar yaitu :
a. Belajar adalah proses aktif dari pelajar.
b. Proses belajar itu terjadi pada diri orang yang belajar atau dalam
otak orang yang belajar sehingga pengajar harus sebanyak
mungkin memberikan kemungkinan interkasi antara pelajar dengan
materi yang dipelajari dengan menggunakan metode mengajar
yang tepat.
c. Karena belajar adalah aktivitas individu maka pengajar harus
menghormati kemampuan individu yang berbeda-beda.
d. Pelajar dipengaruhi oleh pengalamannya sehingga pengajar harus
mampu membantu menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman pelajar tersebut.
e. Belajar menggunakan sebanyak mungkin pancaindera, sehingga
pengajar mampu menciptakan stimuli yang merangsang sebanyak
mungkin pancaindera (pendekatan multi media).
f. Belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang terasa oleh pelajar
sehingga pengajar harus mampu menyadarkan kegunaan,
keuntungan, kepentingan materi pelajaran itu dipelajari sesuai
dengan kebutuhan pelajarnya.
g. gelajar didorong atau dihambat oleh hasil belajar yang berhasil
atau yang gagal, sehingga pengajar harus mampu memberikan
reinforcement untuk memperkuat respon belajar.
h. Belajar dipengaruhi oleh keadaan fisik dan lingkungannya.
Sehingga pengajar harus mampu menciptakan lingkungan belajar
yang memberikan kesan baik/menyenangkan. Belajar bukan hanya
aktivitas fisik dan mental saja, tetapi juga ditentukan oleh emosi
pelajar (senang atau benci).
A. Keadaan pribadi
Keadaan pribadi dan sasaran dapat mempengaruhi proses belajar dalam
penyuluhan. Misalnya, jika seorang petani sudah mempunyai pengetahuan
dasar tentang apa yangsedang dipelajari dalam penyuluhan maka akan lebih
mudah dalam memahami pengetahuan yang diberikan penyulu kepadanya
daripada yang tidak memiliki pengetahuan apapun.
B. Keadaan lingkungan fisik
Keadaan lingkungan fisik berpengaruh dalam proses penyuluhan,
contohnya adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai dapat menunjang dalam kenyamanan belajar.
Misalnya, ruang kelas yang nyaman, peralatan pertanian yang lengkap, dan
akses internet yang stabil dapat meningkatkan efektivitas penyampaian materi
penyuluhan.
Selain itu, akses lingkungan yang mudah dijangkau dapat memudahkan
petani atau peserta penyuluhan untuk menghadiri sesi penyuluhan. Jika lokasi
penyuluhan sulit dijanglau jauh dari tempat tinggal peserta, maka
kemungkkinan mereka yang menghadiri sesi penyuluhan akan berkurang.
C. Keadaan sosial dan budaya masyarakat
Keadaan social budaya masyarakat juga salah satu faktor penting dalam
proses belajar penyuluhan pertanian. Contohnya adalah cara berkomunikasi
dan interaksi antara peserta dan penyuluh. Misalnya, budaya komunikasi yang
terbuka dan kolaboratif dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dapat
memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara peserta
penyuluhan. Sebaiknya, budaya yabg lebih hirarkies dan individualistic
mungkin menghambat proses belajar yang efektif.
D. Keadaan dan macam aktivitas kelembagaan yang tersedia sekaligus dapat
menunjang kegiatan penyuluhan
Ada beberapa factor yan mempengaruhi proses belajar dalam pertanian yaitu
keadaan pribadi, keadaan lingkungan fisik, keadaan budaya dan sosial
Masyarakat, dan Lembaga pertanian. Keempat factor tersebut berpengaruh dalam
baik atau tidaknya penyuluhan yan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, P. I. (2014). Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Universitas
Kanjuruhan, Malang, March, 1–130.
Sukmawati Abdullah, S.P., M.Si. Dr. Ima Astuty Wunawarsih, S.P., M.Si. Rahayu
Endah Purwanti, S.P., M.Si. Dr. Hartina Batoa, S.P., M.Si. Megafirmawanti
Lasinta, S.I.Kom., M.Si. Yoenita Jayadisastra, S. ST., M.Si. Muharama
Yora, S.P., M.Si. Yusmi Nelvi, S., M. S. (2023). Pengantar Penyuluhan
Pertanian. In Cv.Eureka Media Aksa. http://www.nber.org/papers/w16019
Nuryanto, B., Sumardjo, Pang, A., & Susanto, D. (2007). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN.
Jurnal Penyuluhan Pertanian, 2(2), 115–131.