Persamaan Laplace Untuk Sistem Kordinat Bola
Persamaan Laplace Untuk Sistem Kordinat Bola
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat sebuah fungsi dari dua
atau lebih peubah yang tidak diketahui dan turunan-turunan parsialnya terhadap peubah
tersebut. Suatu masalah nilai batas melibatkan suatu persamaan diferensial parsial dan semua
penyelesaiaan yang memenuhi syarat dinamakan syarat batas. Sebuah solusi persamaan
diferensial parsial adalah sebuah fungsi yang memenuhi persamaan tersebut dalam bentuk suatu
kesamaan (secara identik).
Persamaan Laplace merupakan persamaan differensial parsial yang berbentuk
∇2 U = 0
Untuk kasus 3 dimensi, hanya merupakan pengembangan dari 2 dimensi. Bentuk umum dari
persamaan Laplace 3 dimensi adalah
d2 U d2 U d2 U
+ + =0
dx 2 dy 2 dz 2
Penyelesaian persamaan Laplace (ataupun bentuk persamaan differensial parsial
lainnya) untuk persoalan yang mempunyai simetri silinder ataupun bola perlu
memperhatikan bentuk operator differensial dalam sistem koordinat silinder ataupun bola.
Untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam sistem koordinat bola, dilakukan pemisahan
variabel dengan menganggap solusinya berbentuk
u = R(r)Θ(θ)Φ(ϕ)
kemudian substitusikan ke persamaan Laplace untuk sistem koordinat bola sehingga diperoleh
1 d 2 dR 1 d dΘ 1 d2 Φ
ΘΦ (r ) + RΦ (sinθ ) + RΘ =0
r 2 dr dr r 2 sinθ dθ dθ r 2 sinθ dϕ2
kemudian kalikan persamaan tersebut dengan r2sin2q/RQF sehingga menjadi
sin2 θ d 2 dR 1 d dΘ 1 d2 Φ
(r )+ (sinθ ) + =0
R dr dr Θ dθ dθ Φ dϕ2
Terlihat bahwa suku ketiga hanya merupakan fungsi dari f saja, sehingga dapat dinyatakan
1 d2 Φ
= −m2
Φ dϕ2
Yang memberikan bentuk fungsi F yaitu
sin mϕ
Φ={
cos mϕ
Dengan demikian persamaan differensial tersebut dituliskan kembali dalam bentuk
sin2 θ d 2 dR 1 d dΘ
(r )+ (sinθ ) −m2 = 0
R dr dr Θ dθ dθ
1 d 2 dR 1 d dΘ −m2
(r )+ (sinθ ) =0
R dr dr Θsin2 θ dθ dθ sin2 θ
Sekarang terlihat bahwa suku pertama hanya merupakan fungsi dari r saja, sehingga dapat
dianggap sebagai suatu konstanta:
1 d 2 dR
(r )=k
R dr dr
Selanjutnya
1 d dΘ −m2
k+ (sinθ ) =0
Θsin2 θ dθ dθ sin2 θ
1 d dΘ −m2
(sinθ ) + kΘ = 0
Θsin2 θ dθ dθ sin2 θ
Bentuk tersebut merupakan bentuk persamaan differensial yang solusinya adalah fungsi
Legendre terasosiasi jika k = l(l+1).
Dengan menggunakan k = l(l+1), maka bentuk fungsi Q adalah fungsi Legendre terasosiasi:
Θ = pm
t (cosθ)
dan diperoleh :
1 d dR 1 1 ∂ ∂Θ 1 1 ∂2 Φ(𝜑)
R(r) dr
(r 2 dr ) + Θ(𝜃) sinθ ∂θ
[sinθ ∂θ
] + 2 2
r sin θ Φ(𝜑) ∂𝜃
=0 . . . . . . (4)
Pada suku ketiga persamaan 4 di atas, Φ(𝜑) harus berulang (periodic) pada periode 𝜑 (0 → 2π)
dan negative, maka :
1 ∂2 Φ(𝜑)
Φ(𝜑) ∂𝜃
= −m2 dengan m bulat positif
Untuk menyelesaikan persamaan 6 ini, maka perlu dilakukan pemisalan seperti berikut :
v = cos θ => v2 = cos2 θ
dv = -sin θ d θ => sin2 θ = 1 – v2
dv
dθ = -sin θ
1 ∂ ∂Θ 2
m2
[sinθ ] + (k − 2 ) Θ = 0
sinθ − dv −
dv sin θ
sinθ sinθ
∂ 2
∂Θ 2
m2
− [−sin θ ] + (k − 2 ) Θ = 0
∂v ∂v sin θ
Perhatikan tanda (-) kemudian susun persamaan di atas, sehingga diperoleh :
∂ ∂Θ m2
[(1 − v 2 ) ] + (k 2 − )Θ = 0
∂v ∂v 1 − v2
∂ ∂Θ 2
∂Θ 2
m2
[ −v ] + (k − )Θ = 0
∂v ∂v ∂v 1 − v2
∂2 Θ ∂Θ 2
∂2 Θ 2
m2
− 2v − 2v + (k − )Θ = 0
∂v 2 ∂v ∂v 1 − v2
Perhatikan tiga suku pertama, ini dapat digabung sehingga menjadi :
∂2 Θ ∂Θ ∂2 Θ m2
(1 − v 2 ) − 2v − 2v 2 + (k 2 − )Θ =0 . . . . . . (7)
∂v2 ∂v ∂v 1−v2
Persamaan 7 dapat menjadi jawaban dari Θ(v) terbatas dalam bentuk polynomial, karena
kembali ke bentuk persamaan diferensial Legendre :
∂2 y ∂y m2
[1 − 𝑥 2 ] − 2x + (l(l + 1) − )y = 0
∂x 2 ∂x (1 − x 2 )
Adalah persamaan diferensial Legendre terasosiasi yang jawabnya adalah :
𝑝1𝑚 (𝑥) = 𝑝1𝑚 (𝑐𝑜𝑠θ)
Ini hanya akan mempunyai jawab terbatas (tidak terhingga) jika :
k2 = l(l + 1)
dimana l = bulat positif dan m ≤ l.
sehingga jawaban persamaan 7 di atas adalah :
Θ = 𝑝1𝑚 (𝑐𝑜𝑠θ)
dengan
∂m
𝑝1𝑚 (𝑣) = [1 − 𝑣 2 ] p (v)
∂v m l
yang dapat diselesaikan dengan menerapkan Rumusan Redriques, sehingga :
1 ∂l
𝑝1 (𝑣) = pl (v) (v2 – 1)l dan k2 = l (l + 1)
2𝑚 𝑙! ∂vl
Untuk menyelesaikan solusi yang diberikan persamaan 9, syarat batas U (r,𝜃, 𝜑) yang diberikan
tak bergantung pada perubahan 𝜑, karena jika (r,𝜃) tetap, maka untuk 𝜑 = 0 => 2π
U (r,𝜃𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 , 𝜑) = tetap
Karena U tetap, sedangkan komponen yang mengandung 𝜑 adalah :
[𝐴𝑚 cos 𝑚𝜑 + 𝐵𝑚 𝑠𝑖𝑛𝑚𝜑] → 𝑚 = 0
[𝐴𝑚 cos 𝑚𝜑 + 𝐵𝑚 𝑠𝑖𝑛𝑚𝜑] = 𝑙 l = tetapan
Perhatikan r
Di dalam bola r = 0 → R, tidak boleh ∞
1
𝑐1 𝑟1 + 𝐷1 | ≠∞
𝑟 𝑙+1 𝑟=0
Sehingga D1= 0
Dengan demikian :
0 ;0≤𝜃≤𝜋/2
0≤𝑥≤1
U (r,𝜃, 𝜑) = U (r,𝜃) = ∑∞
𝑙=0 𝐶1 𝑃1 (𝑐𝑜𝑠𝜃) = {100 ; 𝜋/2≤𝜃≤𝜋
−1≤𝑥≤0
Jadi :
1 3 7
U(r, 𝜃) = 100 [2 𝑃0 (𝑐𝑜𝑠𝜃) + 4 𝑟𝑃𝑙 (𝑐𝑜𝑠𝜃) − 16 𝑟 2 𝑃2 (𝑐𝑜𝑠𝜃) + ⋯ . . ] . . . . . (10)