Makalah Kiki Xerostomia
Makalah Kiki Xerostomia
XEROSTOMIA
(DRY MOUTH)
OLEH:
Kiki Dwi Qori Ayatulloh, S.Ked
G 0004132
Pembimbing :
drg. Tri Darmani
0
I. PENDAHULUAN
Xerostomia merupakan suatu hal yang sering dikeluhkan pada orang dewasa,
sekitar 20%-nya terjadi pada usia dewasa muda. 1 Sebuah penelitian di London
mengatakan bahwa xerostomia menyerang 1 dari 4 orang pasien rawat jalan. Seringnya
xerostomia muncul akibat obat-obatan.2 Banyak hal yang bisa menyebabkan penurunan
produksi saliva. Penurunan produksi saliva ini selalu disertai dengan perubahan
komposisi saliva yang mengakibatkan sebagian besar fungsi saliva tidak dapat berjalan
dengan lancar.3 Hal ini mengakibatkan timbulnya beberapa keluhan pada penderita
mulut kering, seperti kesukaran dalam mengunyah dan menelan makanan, kesukaran
dalam berbicara, kepekaan terhadap rasa berkurang, kesukaran dalam memakai gigi
palsu, mulut terasa seperti terbakar dan sebagainya.3, 4, 5, 6
Saliva mempunyai peran penting dalam pertahanan di dalam rongga mulut
untuk menjaga kebersihan mulut. Rongga mulut berisi bakteri patogen yang dengan
mudah dapat merusak jaringan, saliva membantu mencegah
proses kerusakan melalui berbagai cara antara lain:
1. Aliran saliva mampu membantu membuang bakteri patogen juga
partikel-partikel makanan yang memberi dukungan metabolik bagi bakteri.
2. Saliva mengandung beberapa faktor yang mampu menghancurkan bakteri, misalnya:
ion tiosianat, lisosim, dll.
3. Saliva sering mengandung sejumlah besar antibodi protein yang dapat
menghancurkan bakteri rongga mulut termasuk bakteri penyebab karies.
Oleh karena itu pada keadaan tidak ada saliva, jaringan rongga mulut menjadi
berulserasi dan kemudian menjadi terinfeksi, dan karies gigi akan meluas.7
Keluhan mulut kering atau xerostomia umumnya berhubungan dengan
berkurangnya aliran saliva, namun adakalanya jumlah atau aliran saliva normal tetapi
seseorang tetap mengeluh mulutnya kering. 4
Mengingat pentingnya peranan saliva dan akibat yang ditimbulkan oleh karena
berkurangnya aliran saliva, maka perlu diupayakan penanggulangan terhadap pasien-
pasien dengan keluhan mulut kering. Perawatan yang diberikan tergantung dari
penyebab dan keparahan mulut kering. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang
berkaitan dengan xerostomia.
1
II. SEKRESI DAN FUNGSI SALIVA
Saliva atau ludah adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut.
Saliva terdiri dari 99.5% air dan 0.5% benda padat.3, 4, 5
Pada orang dewasa yang sehat, saliva diproduksi lebih kurang 1,5 liter dalam
waktu 24 jam. Sekresi saliva dikendalikan oleh sistem persarafan, terutama sekali oleh
reseptor kolinergik. Rangsang utama untuk peningkatan sekresi saliva adalah melalui
rangsang mekanik.4, 5
a. Kelenjar ludah
Sekresi dilakukan oleh tiga pasang kelenjar saliva mayor, yaitu kelenjar
parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis, serta sekresi dari
kelenjar saliva minor yang terdapat di dalam mukosa pipi, bibir, langit-langit keras
dan lunak serta lidah. 3, 4, 5
Pada individu yang sehat, gigi geligi secara terus menerus terendam di dalam
saliva (resting) sampai sebanyak 0.5 mL, keadaan ini akan membantu melindungi
gigi, mukosa mulut, lidah, orofaring. Pada orang dewasa sekresi saliva + 1 mL per
menit, pada keadaan berkurangnya produksi saliva yang tidak begitu parah
produksinya 0.1-0.7 mL per menit. 4, 5
Sifat kelenjar ludah dan sekresinya ditentukan oleh tipe sel sekretori, yaitu:
serous, seromukus, mukus. Ludah serous menunjukkan ludah yang encer, dihasilkan
oleh kelenjar Parotis, sedangkan ludah mukus adalah ludah pekat yang dihasilkan
oleh kelenjar sublingualis, dan glandula submandibularis menghasilkan ludah
seromukous. Musin membuat ludah pekat, sehingga tidak mengalir pada semua
2
permukaan karena mempunyai selubung air dan terdapat pada semua permukaan
mulut, dapat melindungi jaringan mulut dari kekeringan, serta melindungi mukosa
terhadap infeksi bakteri dengan pembentukan lapisan lendir, yang sukar ditembus
dan dirusak oleh bakteri-bakteri.4
b. Sekresi saliva
Sekresi ludah sebagian besar merupakan proses aktif, yang menunjukkan
bahwa proses tersebut membutuhkan energi. Dalam proses ini dibedakan 2 fase:
1) Sintesis dan sekresi cairan asiner oleh sel-sel sekretori
2) Perubahan yang terjadi pada muara pembuangan yaitu pada duktus striata 4
3
Pada keadaan istirahat glandula submandibularis menghasilkan bagian yang
terbesar dari seluruh saliva, sebaliknya glandula parotis mempunyai efek yang paling
kuat saat distimulasi. Meskipun glandula sublingualis dan kelenjar-kelenjar
tambahan menghasilkan sedikit bantuan pada volume ludah, tapi sangat membantu
penambahan jumlah sekresi protein tertentu seperti musin dan imunoglobulin.4
Volume saliva dipengaruhi oleh banyak hal dan dalam waktu 24 jam volume
saliva sekitar 1000–1500 mL dengan derajat keasaman saliva sekitar 7. Pada waktu
tidur dihasilkan volume saliva 0.1 mL per menit. Pada waktu terjaga dan tidak ada
rangsangan volumenya sekitar 0.3 mL per menit. Tetapi pada waktu mengunyah
makanan volume akan meningkat menjadi 1-2 mL per menit. Pada keadaan
xerostomia penurunan produksi saliva bisa mencapai 0.7-0.1 mL/mnt, bahkan pada
keadaan yang sangat parah bisa mencapai kurang dari 0.1mL/mnt. 4, 5, 8
4
ludah yang encer dan glandula submandibularis ludah pekat, sehingga bantuan relatif
masing-masing menentukan sifat psikokimiawi cairan mulut. Hal ini dapat
membedakan irama siang dan malam hari. Kelenjar ludah dapat dirangsang dengan
cara-cara sebagai berikut:
1) Mekanik
Misalnya mengunyah makanan atau permen karet, rangsangan mekanik
merupakan rangsangan terbesar bagi produksi saliva
2) Kimiawi
Oleh rangsangan rasa seperti asam, manis, asin, pahit, pedas.
3) Neuronal
Melalui sistem syaraf autonom, baik simpatis maupun parasimpatis.
4) Psikologis
Stres menghambat sekresi.
Ketegangan dan kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.
5) Rangsangan rasa sakit
Misal oleh radang, ginggivitis, protesa dapat menstimulasi sekresi4
c. Fungsi Saliva
Nilai kegunaan saliva biasanya baru dirasakan kalau produksinya sudah
berkurang. Mukosa oral, tanpa daya proteksi dan lubrikasi dari saliva akan mudah
mengalami luka dan terkena infeksi. Sekresi ludah dapat menurun pada keadaan
dehidrasi, usia lanjut, gangguan emosional seperti stres, putus asa, dan rasa takut.4, 5
Peranan saliva yang paling penting adalah untuk mempertahankan integritas
gigi, lidah, dan membran mukosa daerah oral dan orofaring. 5 Saliva yang disekresi
mengandung suatu protein air liur, antara lain amilase, mukus, dan lisozim. Hal ini
cukup berperan dalam menentukan fungsi saliva, yaitu:
1) Memulai pencernaan karbohidrat di dalam mulut melalui kerja amilase ludah,
suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.4
2) Mempermudah untuk menelan makanan dengan membasahi partikel-partikel
makanan, sehingga mereka saling menyatu dan dengan melumasi oleh karena
adanya mukus yang kental dan licin. Lapisan mukus pelindung pada membran
mukosa juga bertindak sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah
kekeringan.5
5
3) Air liur memiliki efek anti bakteri melalui efek ganda. Efek ini pertama kali
dilakukan oleh lisozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan
bakteri tertentu, dan kedua dilakukan dengan membilas bahan yang mungkin
digunakan bakteri sehingga sumber makanan.4
4) Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor
papil pengecap.4
5) Air liur membantu dalam berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan
lidah.4, 5
6) Air liur berperan penting dalam kebersihan mulut dengan membantu menjaga
kebersihan mulut dan gigi. Aliran air liur yang terus-menerus membantu
membilas residu makanan, melepaskan sel epitel dan benda asing.4, 5, 7
7) Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam dalam makanan serta asam
yang dihasilkan oleh bakteri di dalam rongga mulut, sehingga membantu
mencegah karies gigi 4
8) Saliva membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara karena
kandungan kalsium dan fosfatnya. Saliva membantu menyediakan mineral
yang dibutuhkan email yang belum sempurna terbentuk pada saat awal erupsi
(membantu maturasi pasca erupsi). Lapisan glukoprotein yang terbentuk oleh
saliva pada permukaan gigi (acquired pellicle) juga akan melindungi gigi
dengan menghambat keausan karena abrasi dan erosi.4, 5
6
III. DEFINISI XEROSTOMIA
Xerostomia berasal dari kata xeros (artinya kering) dan stoma (artinya mulut).
Xerostomia (dry mouth) atau mulut kering adalah suatu kondisi yang muncul akibat
penurunan produksi saliva.4 Xerostomia merupakan sebuah gejala, bukan sebuah
penyakit.1, 8, 4 Xerostomia ini menimbulkan keluhan berupa rasa tidak nyaman di mulut,
kesulitan menelan, rasa terbakar di mulut, bau mulut dan masalah-masalah lain yang
timbul akibat peningkatan jumlah mikroorganisme di mulut, misal candida albicans. 2, 8
Gambar 4. Nampak pola serangan karies yang khas pada pasien dengan
xerostomia yang pada kasus ini disebabkan oleh terapi penyinaran terhadap
daerah kelenjar liur. Ujung tonjolan dan insisial gigi merupakan daerah yang khas
terserang karena dentin daerah ini sering kali terbuka karena keausan
emailselama berfungsi dan dentin lebih peka terhadap karies dari pada email
(Kidd dan Bekal, 1992)
7
Ada artikel yang membedakan antara xerostomia dan hiposalivasi. Xerostomia
dianggap merupakan sebuah simptom (yang bersifat subyektif), sedangkan hiposalivasi
dianggap sign (yang bersifat obyektif). Xerostomia dapat terjadi tanpa hiposalivasi dan
hiposalivasi tidak selalu memunculkan gejala mulut kering. Pada hiposalivasi,
pemeriksaan jumlah sekresi saliva mutlak harus dilakukan.9
Adanya rangsangan pada mukosa mulut menyebabkan terciptanya sinyal yang
menuju ke otak, sinyal ini menyebabkan otak memberikan respon melalui jaras efferen
neuron yang menuju ke glandula salivatorius. Glandula salivatorius memiliki reseptor
Muscarinik M3 untuk menerima perintah produksi saliva. Sinyal efferen ini
menyebabkan terlepasnya asetilkolin dari saraf efferen perifer menuju ke glandula
salivatorius, akibatnya terjadi produksi saliva. Hal-hal lain yang juga bisa menimbulkan
stimulus untuk produksi saliva yaitu bau-bauan, kecemasan, rasa makanan.1, 8
Keluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis dan sementara atau
permanen. Dalam bentuk apa keluhan mulut kering timbul, tergantung dari
penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi pada
daerah leher dan kepala, Sjogren sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek samping
obat-obatan, stress dan juga usia.2, 4, 8, 10
Xerostomi yang irreversibel : pada kasus Sjögren’s syndrome, anomali kongenital,
HIV/AIDS, radiasi 2
Xerostomi yang reversibel : pada keadaan cemas, akibat obat-obatan, infeksi akut,
dehidrasi 2
IV. PENYEBAB
Mulut kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Keadaan-keadaan
fisiologis seperti berolahraga, berbicara terlalu lama, bernafas melalui mulut, stress
dapat menyebabkan keluhan mulut kering. Penyebab yang paling penting diketahui
adalah adanya gangguan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan penurunan
produksi saliva, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, penyakit lokal pada
kelenjar saliva dan lain-lain.3, 4, 6
a. Radiasi Dada daerah leher dan keoala
Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah
terbukti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai
8
derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan
dengan berkurangnya volume saliva terjadi penurunan kecepatan sekresi saliva
sampai kurang dari 0.1 mL per menit. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan
kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran. Selain itu juga terjadi
peningkatan kadar protein total yang cukup besar sehingga saliva menjadi
kental.3, 4, 5
Dosis Gejala
< 10 Gray Reduksi tidak tetap sekresi saliva
10 -15 Gray Hiposialia yang jelas dapat ditunjukkan
15 -40 Gray Reduksi masih terus berlangsung, reversibel
> 40 Gray Perusakan irreversibel jaringan kelenjar
Hiposialia irreversibel
Pengaruh radiasi lebih banyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva
serous dibandingkan dengan kelenjar saliva mukus.4 Tingkat perubahan kelenjar
saliva setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva,
setelah satu minggu terjadi penyusutan parenkim sehingga terjadi pengecilan
kelenjar saliva dan penyumbatan.3
Selain berkurangnya volume saliva, terjadi perubahan lainnya pada saliva,
dimana viskositas menjadi lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi Ig
A berkurang. 4
Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan kecepatan sekresi saliva
menjadi normal kembali tergantung pada individu dan dosis radiasi yang telah
diterima. 5
9
Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat
menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan
dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva. 4, 5
Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat
mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva
rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang. 5, 11, 12
d. Penggunaan obat-obatan
Banyak sekali obat yang mempengaruhi sekresi sativa. Ada sekitar 400
macam obat yang bisa menyebabkan xerostomia. Yang tersering adalah obat-obatan
anti kolinergik, anti parkinson, dan anti neoplastik. Xerostomia yang disebabkan
oleh obat-obatan biasanya menghilang bila pemakaian obat dihentikan.1, 2, 8
10
Tabel 2. Obat-obatan yang menyebabkan mulut kering
(Kidd dan Bechal,1992; Amerongan, 1991; cohen, 2009)
Obat-obat tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem syaraf
autonom atau dengan secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan
untuk salivasi. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi saliva
dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi
aliran darah ke kelenjar.3
e.Keadaan fisiologis.
Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis.
Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran
saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan
pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut
dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut
11
merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan
menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.4, 6
f. Usia.
g. Keadaan-keadaan lain.
Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang
ada pasien yang mengalami keluhan mulut kering sejak lahir. Hasil sialograf
menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar saliva.4
Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple
akan mengakibatkan hilangnya innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim
kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat
mengurangi sekresi saliva. Sebaliknya gangguan sistem saraf juga dapat
meningkatkan produksi saliva, seperti pada penyakit Parkinson.4 Belakangan telah
dilaporkan bahwa pasien-pasien AIDS juga mengalami mulut kering.8
12
Xerostomia menyebabkan beberapa problem bagi penderitanya. Perhatian
terhadap penurunan produksi saliva baru muncul apabila telah menimbulkan gejala
mulut kering atau xerostomia, antara lain :
Berikut ini beberapa keluhan yang muncul akibat xerostomia 1, 3, 4, 5
Mukosa mulut kering, mudah teriritasi
Sukar berbicara
Sukar mengunyah dan menelan
Persoalan dengan protesa
Penimbunan lendir Rasa seperti terbakar
Gangguan sensasi pengecapan (dysgeusia), lidah terasa sakit (glossodyna)
Perubahan jaringan lunak
Pergeseran dalam mikroflora mulut
Karies gigi meningkat
Radang periodonsium
Halitosis (nafas bau)
Bibir pecah-pecah, kering dan kulit terkelupas di sudut mulut
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis xerostomia dapat berdasarkan riwayat pasien, pemeriksaan rongga
mulut dan atau sialometri (suatu prosedur sederhana untuk mengukur aliran saliva).
Xerostomia harus mulai dipikirkan jika pasien mengeluh mulut terasa kering, terutama
saat malam hari, atau sulit makan-makanan kering. Ketika dilakukan pemeriksaan, lidah
tampak lengket dengan mukosa buccal. Pada wanita tampak “Lipstick Sign” dimana
lipstik menempel pada gigi anterior, yang bisa menjadi indikator xerostomia.1
Mukosa oral tampak kering dan lengket atau mungkin dijumpai eritematous
disertai pertumbuhan Candida Albicans. Kadang-kadang bisa juga dijumpai
Pseudomembran Candidiasis yang nampak sebagai plak putih mudah dilepas di
beberapa permukaan mukosa. Sangat sedikit dijumpai saliva di dasar mulut dan lidah
nampak kering. Karies dentis bisa dijumpai pada permukaan cervik, incisal dan
oklusal.1, 5
Beberapa pemeriksaan penunjang bisa digunakan untuk mengetahui fungsi dari
glandula saliva, misal sialometri, sialografi, biopsi kelenjar, dan lain-lain. 1 Sialometri,
merupakan suatu pemeriksaan untuk mengukur aliran produksi saliva dari glandula
13
salivatorius dengan menempatkan suatu alat khusus di duktus ekskresi glandula
salivatorius. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stimulus asam sitrat. Saat
istirahat sekresi saliva berkisar antara 0-0.1 mL/mnt, setelah dirangsang dengan asam
sitrat meningkat menjadi 0.4-1.5ml/mnt. Bila sekresi setelah dirangsang di bawah 0.3
mL/mnt dianggap patologis.8, 13 Pemeriksaan sialografi merupakan suatu teknik imaging
untuk mengidenifikasi batu pada glandula saliva atau massa. Sialografi, merupakan
suatu pemeriksaan radiologik dengan menggunakan kontras yang larut dalam air atau
minyak yang dimasukan melalui duktus submandibula atau parotis. Setelah dilakukan
pemakaian anestesi topikal, lalu dilakukan penekanan lembut pada kelenjar, muara
duktus nampak sebagai lubang yang mengeluarkan air liur. Muara tersebut dilebarkan
dengan sonde lakrimal, kemudian dimasukan kateter, kemudian masukan kontras 1.5-2
mL secara lembut, sampai penderita merasakan adanya tekanan tapi tidak mengeluh
nyeri. Kemudian dilakukan pemotoan.14 Biopsi minor glandula saliva bisa digunakan
untuk mendignosis Sjogren’s syndrom, HIV, sarcoidosis, amiloidosis, dan Graft versus
host disease. Biopsi mayor dilakukan jika dicurigai malignansi.1, 2, 4, 5, 6
14
VIII. HUBUNGAN ANTARA KONDISI SISTEMIK DENGAN
XEROSTOMIA
Sindrom Sjögren
Sindrom Sjögren adalah sebuah kelainan otoimun di mana sel imun menyerang
dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang memproduksi air mata dan liur. Sindrom ini
dinamakan dari seorang ahli penyakit mata Henrik Sjögren (1899-1986) dari Swedia,
yang pertama kali memaparkan penyakit ini. Sindrom Sjögren diderita oleh 1-4 juta jiwa
di Amerika Serikat. Sembilan dari sepuluh pasien Sjögren adalah wanita dan usia rata-
rata pada akhir 40-an.. Wanita, 9 kali lebih rentan terkena penyakit ini daripada pria. 11,12
Gejala-gejala utama pada sindrom ini adalah kekeringan mulut dan mata.
Kombinasi antara xerostomia dan xerophtalmia biasa disebut sicca complex. Selain itu
juga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, hidung, dan vagina. Pada sindroma ini,
terutama sekresi ludah saat istirahat hampit tidak ada. Sindrom ini juga dapat
mempengaruhi organ lainnya seperti ginjal, pembuluh darah, paru-paru, hati, pankreas,
dan otak.4, 12
Penyakit paling sering menyebabkan xerotomia adalah sindrom Sjögren.
Manifestasi oral yang sering muncul pada sindrom Sjögren yaitu xerostomia dengan
15
atau tanpa pembesaran glandula saliva, candidiasis, karies dentis, gangguan pengecapan,
disfagia, nafas berbau. 1
Berikut adalah kriteria klasifikasi yang direvisi untuk sindrom Sjögren 12
1. Gejala pada mata: paling tidak salah satu keadaan di bawah ini:
a. kekeringan mata selama lebih dari 3 bulan
b. rasa berulang seperti terdapat pasir atau kerikil pada mata
c. membutuhkan penggunaan obat pengganti air mata lebih dari 3 kali sehari
2. Gejala pada mulut: paling tidak salah satu keadaan di bawah ini:
a. perasaan mulut kering setiap harinya selama lebih dari 3 bulan
b. pembengkakan kelenjar liur
c. membutuhkan bantuan air untuk membantu menelan makanan kering
3. Tanda pada mata - bukti pada mata akan sah bila terdapat hasil positif terhadap
paling tidak satu tes di bawah ini:
a. Tes Schirmer, dilakukan tanpa pembiusan (<5 mm selama 5 menit)
b. Nilai pada Rose bengal atau nilai lainnya (<4 menurut penialian van Bijsterveld)
4. Histopatologi: Pada sialoadenitis limfositik fokal kelenjar liur minor dinilai oleh ahli
histopatologis, dengan nilaian fokus >1, yang didefiniskan sebagai jumlah fokal
limfositik.
5. Peran kelenjar liur: sebuah respon positif pada paling tidak salah satu keadaan di
bawah ini:
a. Aliran liur yang tidak distimulasi (<1.5 ml dalam 15 menit)
b. Adanya sialografi parotid dengan adanya sialektasis difus (pola punktata,
kavitaris, atau destruktif), tanpa bukti obstruksi pada duktus mayor.
c. Skintigrafi liur memperlihatkan pengambilan yang terlambat, konsentrasi yang
berkurang dan/atau ekskresi terlambat.
6. Otoantibodi: muncul pada serum dengan jenis:
antibodi untuk antigen Ro(SSA) atau La(SSB), atau keduanya.
Belum ditemukannya terapi spesifik untuk sindrom Sjögren untuk penyembuhan yang
sempurna. Pemberian terapi yang dapat diberikan hanya sebatas simtomatik dan
suportif. Tindakan terapi penggantian air mata dapat membantu mengatasi gejala mata
kering. Beberapa pasien memerlukan pelindung mata untuk meningkatkan kelembaban
atau tindakan pada punctum lacrimal. Siklosporin dapat membantu untuk mengatasi
16
kekeringan mata kronis dengan menekan reaksi radang yang menghambat pengeluaran
air mata.4, 12
Obat sevimelin dan pilokarpin dapat merangsang aliran air liur. Obat anti-radang non-
steroid (NSAID, Non-steroid Anti-inflammatory Drugs) dapat membantu mengatasi
gejala muskuloskeletal. Bagi penderita dengan komplikasi dapat diberikan
kortikosteroid atau obat penekan imun. Obat antirheumatik seperti metotreksat dapat
diberikan pula.4, 12
17
Resiko infeksi tulang meningkat (terutama pada rahang bawah) akibat hilangnya
vitalitas sel-sel tulang dan berkurangnya suplai darah.
18
a. Zat perangsang produksi saliva (saliva stimulans)
Zat ini hanya berfungsi jika masih ada kelenjar liur yang masih aktif/berespon
terhadap rangsangan. Berikut merupakan obat-obat yang biasa digunakan:
Permen karet atau permen isap asam, akan lebih jika menggunakan permen
karet bebas sukrosa (sugar free) agar tidak membahayakan gigi.5
Pengunyahan permen karet sugar free mampu meningkatkan produksi saliva
tujuh kali lebih besar dari pada tanpa stimulasi permen karet. Penggunaan
permen karet ini dirasa lebih efektif dari pada pilihan lainya. 2 Ada pendapat
yang mengatakan bahwa pasien lebih menyukai mengunyah zat tanpa rasa
yaitu lilin parafin (1.0-1.5mg) tiga sampai lima kali sehari.4, 5
Mouth Lubricant (pH 2.0) dan Lemon Mucilage (pH 2.8). kedua zat ini
mengandung asam sitrat. Stimulasi dengan zat asam sitrat mampu
merangsang sangat kuat sekresi ludah encer dan memberikan rasa kesegaran
di mulut, tetapi zat ini memiliki kerugian berupa mudah terjadi iritasi pada
selaput lendir yang peka dan rendahnya pH akan mempermudah
demineralisasi gigi.2, 4, 5
Salivix berbentuk tablet isap (lozenge) yang berisi asam malat, gom arab,
kalsium laktat, natrium fosfat, lycasin dan sorbitol. Namun zat ini perlu
diteliti lebih lanjut mengenai efeknya terhadap dentin, karena pH nya 4. 5
Pilokarpin Hidroklorid dan asam nikotinat, merupakan obat sistemik yang
terbukti dapat merangsang produksi saliva. Akan tetapi Pada penggunaan
pilokarpin, perlu dievaluasi tentang pengaruh stimulasi parasimpatis. Ada
penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan pilokarpin memiliki
keefektifan dalam menstimulus produksi saliva, tetapi bila muncul efek
samping berupa gejala parasimpatis yang hebat, maka pengobatan harus
dihentikan. 2, 5
Anhydrous crystaline maltose (ACM), mampu menstimulasi produksi saliva.
Ada penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan ACM pada pasien
Sjogren’s sindrom akan meningkatkan produksi saliva secara signifikan dan
mampu memperbaiki keluhan pasien. ACM dikemas dalam bentuk tablet isap
yang dipakai tiga kali sehari. 1
Berikut ini merupakan contoh-contoh zat saliva stimulans yang juga
mengandung 3 macam enzim, yaitu lactoperoxidase, glucose oxidase and
19
lysozyme, yang diformulasikan khusus untuk aktivitas anti bakteri dalam mulut,
antara lain : 1
• Biotene® Dry Mouth Toothpaste
• Biotene® Gentle Mouthwash
• Biotene® Dry Mouth Gum
• Oralbalance® Long-lasting Moisturizing Gel
20
Pengaruh buffer, dengan penambahan fosfat. Dengan menambahkan KH2PO4
dan K2HPO4 dengan perbandingan yang cukup, maka pH akan mendekati
normal dan stabil
Rasa yang menyenangkan, ditambah mentol, xilitol, sorbitol, minyak sitrun.
Cairan
1) hypromellose (pH 8.0) merupakan kombinasi antara hidroxipropilmetil
selulosa buatan dengan sakharin. 5
2) V.A. oralube (pH 7.0) merupakan zat untuk merangsang viskositas dan
tingkat elektrolit seluruh saliva. Bahan ini didesain untuk menimbulkan
remineralisasi email dan dentin. Saat ini ada produk Luborant yang dibuat
dengan formulasi yang mirip telah dipasarkan. 5
3) Obat kumur metylselulose (misal metyl selulosa 10.0 g per liter air),
merupakan pengganti saliva yang sangat bermanfaat bila digunakan sebelum
makandan efeknya bertahan selama setengah jam. 6
21
Tabel 3. Formulasi V.A. Oral Lubricant (Kidd dan Bekal, 1992)
Spray
1) Saliva orthana (pH 7.0) mengandung ion kalsium, fosfat, natrium,
magnesium dan kalium, juga berisi musin sebagai pengganti
karboksimetilselulosa untuk mendapatkan viskositas. Glikoprotein hidrofilik
dengan berat molekul yang tinggi terdapat pada musin mampu menurunkan
tegangan permukaan, sehingga secara teoritis mampu melindungi gigi
ataupun membran epitel.5
2) Glandosan (pH 5.1) komposisi hampir serupa dengan saliva orthana, namun
tanpa kandungan fluor dan hidroksimetil selulosa. pH nya rendah karena
mengandung karbondioksida untuk mempermudah penyemprotan.5
Tablet isap
Polyox adalah tablet isap yang berisi oksida polietilen yangbersifat visikoelastik
sama dengan saliva jika dilarutkan dalam mulut. Sekitar satu sampai dua persen
larutan ini mampu membantu mencekatkan gigi palsu. 5
22
• Optimoist® (Colgate-Palmolive) spray
• Mucopolysaccharide Solutions
X. PENUTUP
Xerostomia merupakan masalah yang sering dialami oleh orang dewasa. Bila
xerostomia ini dibiarkan maka akan menimbulkan keluhan-keluhan yang akan
23
mempengaruhi kualitas hidup seseorang, baik mempengaruhi gizi (asupan makanan),
kesehatan gigi, kehidupan sosial, dan sebagainya.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Bartels, Cathy L. 2009. Xerostomia information for dentists : Helping patients with dry
mouth. http://www.oralcancerfoundation.org/dental/xerostomia.htm. 18 November 2009.
3. Hasibuan, Sayuti. 2002. Keluhan Mulut Kering Ditinjau Dari Faktor Penyebab,
Manifestasi Dan Penanggulangannya. http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-sayuti.pdf.
18 November 2009.
4. Amerongen, AVN, 1991. Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti bagi Kesehatan Gigi.
Xerostomia Sindroma Mulut Kering. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Hal.
194-212.
5. Kidd, Edwina AM., dan Bechal, Sally Joston. 1992 Dasar-dasar Karies (nyakit dan
Penanggulangannya) : Karies dan Saliva. Diterjemahkan oleh Sumawinata, Narlan, dan
Faruk, Safrida. Jakarta. EGC. hal: 66-73.
6. Walsh, Declan. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi : Xerostomia. Jilid I. Jakarta.
EGC. Hal : 432-440.
7. Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran (Edisi ke Sembilan). Jakarta :
EGC. hal: 1016-1018.
25
9. Nederfors, T. 2000. Xerostomia and Hyposalivation.
http://adr.sagepub.com/cgi/reprint/14/1/48. 18 November 2009.
13. Graamans, K. dan H. P. van den Akker. 1991. Diagnosis of Salivary Gland Disorders :
Sialometry and Sialochemistry. http://www.salivalis.com/diagnosis.htm 18 November
2009.
14. Adam, George L., et al. 1997. Boies : Buku Ajar Penyakit THT. Cetakan ke III. Jakarta.
EGC.
26
PERTANYAAN DAN JAWABAN
3. diantara beberapa preparat saliva stimulans, manakah yang dirasa lebih efektif?
Jawab:
Stimulan dengan cara mekanik (misal; pengunyahan) adalah suatu stimulus yang
terkuat untuk merangsang sekresi saliva, terutama glandula Parotis. Penggunaan
permen karet sugar free lebih banyak memberikan manfaat dibanding preparat
stimulans yang lain, hal ini karena permen karet sugar free tidak mengandung gula
atau zat asam seperti preparat lain, sehingga permen karet sugar free tidak mempunyai
resiko terhadap karies gigi. Ada penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan
permen karet sugar free mampu merangsang sekresi saliva 7 kali lebih besar
dibanding orang yang tidak mengunyah permen tersebut. 4, 5, 8
4. Bagaimana cara membedakan xerostomia reversibel dan ireversibel? Apa gold standart
dari xerostomia?
Jawab:
Xerostomi yang irreversibel : pada kasus Sjögren’s syndrome, anomali kongenital,
HIV/AIDS, radiasi 2
Xerostomi yang reversibel : pada keadaan cemas, akibat obat-obatan, infeksi akut,
dehidrasi 2
27
Untuk membedakan keduanya melalui anamnese yang lengkap, yaitu adakah resiko
radiasi dengan dosis berapa, adakah penyakit dasarnya, adakah riwayat minum obat
tertentu, dll
Pemeriksaan gold standartnya berupa suatu pemeriksaan tambahan yaitu sialometri,
karena pada kasus xerostomia ini disebabkan oleh suatu hiposalivasi yang
pembuktianya melalui pengukuran kecepatan sekresi saliva.8, 13
5. Berikan contoh merk paten dari saliva substituts?
Jawab:
Entertainer's Secret® (KLI Corp) , spray
Glandosane® (Kenwood/Bradley) spray
Moi-Stir® (Kingswood Labs) spray
Optimoist® (Colgate-Palmolive) spray
Salivart® (Gebauer) preservative-free aerosol
Xero-Lube® Artificial Saliva (Scherer) sodium-free; spray
MouthKote® (Parnell) , spray
Aquae dry mouth spray, tiap 1 mL berisi :
Carmellose Sodium 10mg
Sorbitol Solution 42.86mg
Sodium Chloride 0.84mg
Potassium Chloride 1.2mg
Calcium Chloride 0.14mg
Magnesium Chloride 0.06mg
Potassium Phosphate Monobasic 0.34mg
Kemasan 25mL dan 100mL
Aqwet spray, berisi:
Composition Sodium Carboxymethylcellulose 1.00 %
Potassium chloride IP 0.12 %
Sodium chloride IP 0.0844 %
Magnesium chloride IP 0.0052 %
Calcium chloride IP 0.0146 %
Potassium dihydrogen phosphate BP 0.0342 %
Kemasan 50mL
28
Sel B menginfiltrasi
Produksi BAFFdan bertahan
Ekspresi
Ekspresi Sel
Gen
PDCs
B223
IFN RNAt
teraktifasi
regulator
SecaraSel
spontan
T ( Bhidup
Cell
Produksi Activating
padaαsel
Penurunan
Monosit
IFN kelenjar
Fakctor ) Sel epitel kelenjar
Sekresi
naik
Pada
( Plasmacytoid
Dan Pada gendengan
berikatan 193
glandula
Dendritic Cells
sel sekresi
)