Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Partisipatif berbasis Photovoice

(Studi: Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan)

Dewa Putu Aris Sadana 1)


1)
Program Pascasarjana MP2WL
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Jalan Soka No.41, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Bali
e-mail: arissdn1994@gmail.com

ABSTRAK

Kawasan Pura Ulun Danu Tamblingan merupakan salah satu Warisan Budaya Dunia
(WBD) oleh UNESCO yang kelestariannya dapat diwujudkan dengan konsep pariwisata.
Daya tarik wisata pada kawasan berupa danau, hutan, pura, dan budaya lokal. Kurangnya
perhatian pemangku kepentingan (stakeholder) terkait pengelolaan kawasan, menjadi akar
permasalahan dari kurang optimalnya pengembangan kawasan wisata Pura Ulun Danu
Tamblingan. Photovoice menjadi metode dalam perencanaan partisipatif dengan tujuan
untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan dan terpublikasi ke masyarakat yang
dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2018. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
observasi lapangan, wawancara, dokumentasi foto dan Focus Group Disscuccion (FGD)
stakeholder. Data dianalisis dengan teknik analisis pohon isu dan Analisis Deskriftif
Kualitatif hingga mengasilkan strategi pengembangan kawasan yang selanjutnya
dipublikasikan dengan bantuan media sosial Instagram.

Kata kunci: Photovoice, Perencanaan partisipatif, Media sosial Instagram, WBD, Kawasan
Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan.

A. PENDAHULUAN

Kawasan Pura Ulun Danu Tamblingan masuk kedalam kawasan Warisan Budaya Dunia
yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2012 yang juga merupakan bagian dari
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bedugul dan sekitarnya. Pada realitanya,
berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola kawasan, hingga tahun 2018, Kawasan
Pura Ulun Danu Tamblingan sudah berkembang menjadi salah satu objek tujuan wisata di
Kabupaten Buleleng. Namun, ketersediaan dan kondisi infrastruktur penunjang wisata
kurang memadai ditambah dengan wajah kawasan Pura Ulun Danu Tamblingan tidak
tertata dan terkelola dengan baik. Pada aspek kelembagaan, Kawasan Wisata Pura Ulun
Danu Tamblingan hanya dikelola oleh Kelompok/ Seka Bendega.

Menurut Utari (2014), terdapat 4 (empat) komponen utama dari kawasan wisata yaitu
Atraksi Wisata, Amenitas, Aksesibilitas, dan Ancillary Service. Potensi dan permasalahan
ditinjau dari komponen kawasan kawasan sudah diidentifikasi melalui survei pendahuluan
dan dikonversi kedalam bentuk bagan oleh peneliti berdasarkan komponen “4A” yang
ditunjukkan pada Gambar 1.

1
Gambar 1. Bagan Potensi dan Permasalahan
Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan

Berdasarkan hal tersebut, perlu suatu perencanaan untuk merumuskan strategi


pengembangan Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan. Perencanaan pembangunan
partisipatif merupakan pola pendekatan perencanaan pembangunan yang melibatkan peran
serta masyarakat pada umumnya bukan saja sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai
subyek pembangunan, sehingga nuansa yang dikembangkan dalam perencanaan
pembangunan benar-benar dari bawah (bottom-up approach). partisipasi dapat diartikan
sebagai sumbangan sukarela, keterlibatan, serta keikutsertaan warga masyarakat dalam
berbagai kegiatan pembangunan (Oakley, 1991). Selanjutnya, Photovoice merupakan suatu
inovasi cara dalam melakukan sebuah perencanaan partisipatif berbasis tinjauan teori yang
digunakan untuk menemukan sebuah kesepakatan atau konsensus, kebenaran teori, dan
melakukan photograpy dengan pendekatan berbasis komunitas (Wang, 1999).
Maka, perencanaan partisipatif berbasis photovoice dapat menjadi alternatif dalam
rangka menyusun strategi pengembangan Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan.
Setelah strategi pengembangan pada kawasan dapat dirumuskan, maka digunakan media
sosial Instragram untuk menyebarkannya kepada masyarakat luas.
Instagram merupakan sebuah media sosial yang populer digunakan oleh penggunanya
untuk mempublikasikan foto atau video yang disertai dengan deskripsinya dengan berbagai
tujuan antara lain bisnis, promosi produk, promosi suatu tempat, mengekpresikan diri dan
menyebarkan berita atau informasi (Saravanakumar, 2012). Publikasi yang dibuat dapat
diakses dan dikomentari oleh masyarakat seluruh dunia, sehinga efektif digunakan untuk
menyebarkan produk hasil penelitian ini yaitu berupa foto, kondisi dan strategi yang telah
dirumuskan.

2
B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan. Waktu
pelaksanaan dari penelitian ini dilakukan dari Juli hingga Agustus tahun 2018. Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara, dokumentasi foto dan Focus Group
Disscuccion (FGD) stakeholder. Data dianalisis dengan teknik analisis pohon isu dan teknik
photovoice yang selanjutnya dipublikasikan ke masyarakat luas melalui media sosial
Instagram. Berikut merupakan penjabaran rinci dari tahapan penelitian :

1. Identifikasi Isu
Proses identifikasi isu pada kawasan diawali dengan identifikasi potensi dan
masalah yang dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara kepada pengelola
Kawasan Pura Ulun Danu Tamblingan. Potensi dan masalah dirangkum ke dalam
sebuah tabel. Selanjutnya, data potensi dan masalah dianalisis dengan teknik analisis
pohon isu untuk merumuskan isu strategis/ akar permasalahan pada kawasan.
Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian analisis pohon isu. Issues trees
(pohon isu) merupakan pendekatan yang membantu merinci suatu masalah ke dalam
komponen-komponen penyebab utama dalam rangka menciptakan rencana kerja
proyek (Miller, 2004) dalam (Scarvada, 2004). Diagram sistematik atau diagram pohon
dirancang digunakan untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat (Silverman, 1994).
Modul Pola menggunakan istilah pohon isu yang merupakan bagian dari analisis
pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari
sebab dari suatu akibat. Pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah
utama pada bagian atas dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan
tersebut ditempatkan pada sebelah bawahnya (arah alur proses dari atas ke bawah)
yang diilustrasikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Ilustrasi Pohon Isu

2. Fotografi Isu Kawasan


Isu strategis/ akar permasalahan yang telah dirumuskan menjadi tema dalam
pengambilan dokumentasi foto di lapangan. Peneliti turun ke lapangan melakukan
fotografi sesuai tema. Hasil dari kegiatan ini adalah mendapatkan 4 (empat) foto terpilih
yang dapat mengintepratasikan kondisi kawasan sesuai dengan tema yang telah
ditentukan.

3
3. Perumusan Strategi
Proses merumuskan strategi dilakukan dengan teknik photovoice dengan
metode Focus Group Discussion (FGD). Definisi metode FGD adalah melakukan
eksplorasi suatu isu/fenomena dan menyelesaikannya berdasarakan kesepakatan.
Kesepakatan dibuat berdasarkan interaksi antar partisipan pada FGD dengan cara
melakukan aktivitas saling bertanya dan saling menyampaikan pendapat berdasarkan
pengalaman tentang isu/fenomena yang sedang terjadi (Kitzinger dan Barbour, 1999)
dalam (Afiyanti, 2008). Selain itu, Metode FGD sebagai suatu metode untuk
memperoleh informasi melalui suatu interaksi sosial suatu kelompok individu yang saling
mempengaruhi (Hollander, 2004), (Duggleby, 2005) dan (Lehoux dkk, 2006) dalam
(Afiyanti, 2008).
Partisipan pada FGD adalah stakeholder (konsultan perencanaan) yang pernah
merencanakan Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan pada penyusunan
dokumen Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bedugul dan sekitarnya pada
tahun 2016. Jumlah partisipan untuk pelaksanaan kegiatan FGD sebanyak 6 (enam)
orang.
Teknik photovoice dalam hal ini dilakukan dengan menampilkan 4 (empat) foto
terpilih kepada partisipan untuk mendapatkan 1 (satu) foto terpilih yang selanjutnya
didiskusikan berdasarkan 5 (poin) pertanyaan. Daftar pertanyaan untuk didiskusikan
ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Penrtanyaan untuk FGD

No. Pertanyaan untuk diskusi


1 Mengapa memilih foto tersebut ?
2 Apa kenyataan yang terjadi pada kawasan?
3 Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
4 Bagaimana dampaknya dengan keidupan kita ?
5 Apa yang bisa kita lakukan?

Strategi dapat dirumuskan berdasarkan poin pertanyaan nomor 5 (lima). Strategi


dirumuskan melalui arahan peneliti selaku moderator dan notulen. Strategi tersebut
merupakan akumulasi dari hasil diskusi dari pertanyaan nomor 1 (satu) hingga nomor 4
(empat).

4. Publikasi Hasil Photovoice


Hasil penelitian ini berupa 1 (satu) foto terpilih dan hasil diskusi pada FGD,
dipublikasikan melalui media sosial Instagram. Akun Instagram yang digunakan adalah
milik peneliti. Jumlah orang yang menyukai hasil publikasi (like) dan komentar-komentar
masyarakat menjadi output dari kegiatan publikasi ini.

4
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan pada penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Isu Strategis Kawasan


Isu strategis kawasan adalah kurang optimalnya pengelolaan kawasan oleh
stakeholder. Isu strategis kawasan didapat dari perumusan potensi, masalah,
peluang ancaman yang ditampilkan pada Tabel 2. dengan teknik analisis pohon
isu yang ditampilkan pada Gambar 3.

Tabel 2. Potensi, Masalah, Peluang dan Ancaman


Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan

No. Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


1 Daya tarik wisata Fasilitas Telah Adanya
berupa danau, penunjang wisata ditetapkan hanyutan
hutan, pura, dan masih kurang sebagai sedimentasi
budaya lokal terpelihara (toilet, Warisan yang
(Subak) gazebo, parkir, Budaya mengendap
pos tiket, pos Dunia di Danau
penjaga) (WBD) oleh Tamblingan
UNESCO
2 Memiliki fungsi Kurangnya Telah Curah hujan
sebagai sumber perhatian ditetapkan tinggi
irigasi Subak di pemerintah sebagai menjadi
sekitarnya KSPN oleh ancaman
Perpres untuk
kawasan
3 Terdapat Seka Aksesibilitas pada
Bendega kawasan kurang
sebagai baik
pengelola
kawasan
4 Adanya Kurangnya
kunjungan wisata koordinasi antar
domestik pengelola wisata
maupun dan Subak
mancanegara
(travel agen
maupun pribadi)

5
Gambar 3. Pohon Isu pada Kawasan Pura Ulun Danu Tamblingan

Selanjutnya, tema foto yang di ambil di lapangan adalah kurang optimalnya


pengelolaan Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan. Berikut merupakan 4 (empat)
foto yang akan didiskusikan pada kegiatan FGD :
1) Foto kondisi Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan yang ditunjukan pada
Gambar 4a.
2) Pos tiketing yang ditunjukkan pada Gambar 4b.
3) Pos Bendega yang ditunjukkan pada Gambar 4c.
4) Foto Kondisi Air Danau Tamblingan yang ditunjukkan pada Gambar 4d.

6
Gambar 4a. Kondisi Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan

Gambar 4b. Pos Tiketing Gambar 4c. Pos Bendega

Gambar 4d. Kondisi Air Danau Tamblingan

7
2. Strategi Pengembangan Kawasan
Foto yang terpilih dari hasil kegiatan FGD adalah foto Kondisi Kawasan Wisata Pura
Ulun Danu Tamblingan yang telah ditunjukkan pada Gambar 4a. Strategi pengembangan
kawasan dirumuskan berdasarkan hasil diskusi pada kegiatan FGD dengan teknik
photovoice seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Diskusi FGD Stakeholder

No Daftar Pertanyaan Hasil Diskusi


1 Mengapa memilih foto tersebut ? Sangat menggambarkan kondisi kawasan
yang tidak terkelola optimal.

2 Apa kenyataan yang terjadi pada Kondisi objek wisata yang tidak terkelola
kawasan? secara optimal sehingga kondisi lingkungan,
infrastruktur, aksesibilitas sebagai penunjang
kawasan tidak memadai. Namun, potensi
wisata tetap ada yang didukung oleh adanya
kebijakan mengenai pengembangan wisata

3 Mengapa hal tersebut dapat Pihak pemerintah tidak ada perhatian lagi,
terjadi ? sehingga masyarakat pengelola kawasan
kesulitan dalam pengelolaan kawasan
4 Bagaimana dampaknya dengan a) Kurang optimalnya pengembangan
keidupan kita ? kawasan ;
b) tidak lestarinya ikon kawasan sebagai
WBD dan KSPN ;
c) kurang optimalnya peningkatan
kesejahteraan masyarakat pengelola
kawasan ;
d) kurang optimalnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD)

5 Apa yang bisa kita lakukan? a) Penguatan kemitraan antara pemerintah,


(Strategi pengembangan masyarakat dan swasta terkait
kawasan) pengelolaan kawasan ;
b) Menyusun perencanaan pengembangan
kawasan wisata Pura Ulun Danu
Tamblingan berbasis wisata edukasi
budaya lokal dan konservasi
lingkungan ;
c) Implementasi dan evaluasi perencanaan
kawasan sehingga dapat meningkatkan
PAD dan kesejahteraan masyarakat.

3. Upaya Penyebaran Isu dan Strategi


Penyebaran isu dan strategi pengembangan kawasan dilakukan dengan bantuan
media sosial Instagram. Respon dari masyarakat dari publikasi ini adalah positif. Hal
tersebut ditunjukkan dari jumlah orang uang menyukai hasil publikasi hasil penelitian ini
dan beberapa komentar positif dari masyarakat terkait Kawasan Wisata Pura Ulun Danu
Tamblingan. Publikasi ini efektif untuk dilakukan untuk menyebarkan informasi

8
mengenai isu dan strategi yang terjadi pada kawasan penelitian, sehingga masyarakat
dapat mengetahuinya dengan harapan tingkat partisipasi masyarakat maupun
stakeholder dalam rangka pengelolaan Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan
kedepannya. Hasil publikasi pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5a dan
Gambar 5b.

Gambar 5a. Publikasi Hasil Penelitian di Gambar 5b. Deskripsi pada Publikasi
Media Sosial Instagram Foto di Instagram

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka perencanaan partisipatif berbasis photovice


efektif dilakukan dalam rangka perumusan strategi pengembangan kawasan dan
meningkatkan perhatian masyarakat/ stakeholder terhadap pengelolaan kawasan.

D. KESIMPULAN
Perencanaan partisipatif berbasis photovoice, efektif dilakukan untuk perumusan strategi
pengembangan Kawasan Wisata Pura Ulun Danu Tamblingan dan meningkatkan perhatian
masyarakat/ stakeholder terhadap kawasan. Isu strategis kawasan adalah “kurang optimalnya
pengelolaan kawasan oleh stakeholder”. Terdapat tiga strategi pengembangan kawasan, yaitu:
(1) Penguatan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta terkait pengelolaan
kawasan ; (2) Menyusun perencanaan pengembangan kawasan wisata Pura Ulun Danu
Tamblingan berbasis wisata edukasi budaya lokal dan konservasi lingkungan ; (3) Implementasi
dan evaluasi perencanaan kawasan sehingga dapat meningkatkan PAD dan kesejahteraan
masyarakat. Selanjutnya, publikasi hasil penelitian ini melalui media sosial Instagram

9
mendapatkan respon positif dari masyarakat yang menunjukkan adanya perhatian masyarakat
terhadap kawasan.

DAFTAR PUSTAKA
Utari, et al. (2014). Perencanaan Fasilitas Pariwiasta (Tourism Amanities) Pantai Pandawa
Desa Kutuh Kuta Selatan Badung. Jurnal Destinasi Pariwisata, 2 (1).
Wang, C.C. (1999). Photovoice: A participatory action research strategy applied to women’s
health.Journal of Women’s Health, 8,185-192.
Oakley, P. (1991). Project with People: The Practice of Participation in Rural Development.
Saravanakumar,dkk. (2012).Social Media Marketing. Life Science Journal, 9 (4), 4444-44451.
Scarvada, A.J., et al. (2004). A Review of the Causal Mapping Practice and Research
Literature. Second World Conference on POM and 15th Annual POM Conference,
Cancun, Mexico, April 30 – May 3, 2004.
Silverman, et al. (1994). Using Total Quality Tools for Marketing Research: A Qualitative
Approach for Collecting, Organizing, and Analyzing Verbal Response Data.
Afiyanti, Y. (2008). Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) sebagai Metode
Pengmpulan Data Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12 (1), 58-62.

10

Anda mungkin juga menyukai