Anda di halaman 1dari 53

PENGEMBANGAN BUKU TEKS DIGITAL GEOGRAFI MENGGUNAKAN

QR CODE PADA MATERI MITIGASI BENCANA ALAM DENGAN


SPATIAL-ECOLOGYCAL

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH
SUCI INDAH SARI
NIM 160721614454

Penguji Utama : Drs. Yusuf Suharto, M.Pd


Pembimbing 1 : Dr. Budi Handoyo, M.Si
Pembimbing 2 : Dr. Satti Wagistina, S.P, M.Si

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JANUARI 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsi oleh Suci Indah Sari ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang, 20 Januari 2020

Pembimbing 1,

Dr. Budi Handoyo, M.Si


NIP. 196109071987011001

Pembimbing 2,

Dr. Satti Wagistina, S.P, M.Si


NIP. 197411162005012001
DAFTAR ISI
DARTAR ISI …………………………………………...... i
DAFTAR TABEL ………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………… iv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian Pengembangan ............... 4
1.3 Spesifikasi Produk Pengembangan ............. 4
1.4 Manfaat Penelitian Pengembangan ............. 5
1.5 Definisi Istilah ............................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................... 7
2.1 Buku Teks Digital ...................................... 7
2.2 QR Code ................................................... 14
2.3 Pendekatan Spatial-Eclogycal ................... 15
2.4 Implikasi Spatial-Ecologycal dalam Buku.. 17
2.5 Karateristik Materi Mitigasi Bencana Alam 18
BAB III METODE PENELITIAN ............................ 21
3.1 Model Penelitian dan Pengembangan ........ 21
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan .... 22
3.3 Uji Coba Produk ....................................... 25
DAFTAR RUJUAKAN .............................................. 28
LAMPIRAN ............................................................... 31

i
DAFTAR TABEL
3.1 Struktur Pengembangan Buku Teks Geografi materi mitigasi bencana alam
berbasis Spasial-Ecologycal .................................................................. 23
3.2 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE .................................................... 25
3.3 Validator ahli ………………..........……………...................................... 26

3.4 Skor Penilaian…………………..........…..................................……….... 26


3.5 Kriteria Kelayakan Bahan Ajar……..............................................……. 27

ii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Diagram Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar ........................................8


2.2 anatomi QR Code …………………......................………………………… 14
3.1 Diagram Langkah-langkah model pengembangan ADDIE ...................... 21

iii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket Analisis Kebutuhan ........................................ ....................................... 32
2. Instrumen Validator 3 Ahli ........................................ ....................................... 33
3. Angket Subyek Penelitian ........................................... ....................................... 45
4. Story Board .................................................................. ....................................... 47

iv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan hal-hal yang menjadi dasar pengembangan. Secara
berurutan disajikan (a) latar belakang (b) tujuan penelitian dan pengembangan (c)
spesifikasi produk pengembangan (d) manfaat penelitian dan pengembangan (e)
asumsi dan keterbatasan penelitian (f) definisi operasional.

1.1. Latar Belakang

Buku teks merupakan sumber informasi yang berisikan mata pelajaran tertentu,
disusun secara sistematis untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Kriteria buku teks yang baik yaitu, memiliki organisasi penyajian yang
runtut, disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, dan efektif untuk
membantu proses belajar (Handoyo & Sukamto, 2019). Isi materi harus disusun
secara konseptual, faktual prosedural dan metakognitif yang dapat menumbuhkan
keterampilan kognitif dan sikap bertanggungjawab terhadap sesama dan lingkungan
hidupnya. Buku teks disusun untuk membuat pembelajaran lebih realistik, menarik,
dan praktis (Festiyed dkk, 2017). Untuk itu, keberadan buku teks menjadi penting
sebagai penunjang dan acuan seorang guru dalam kegiatan pembelajaran (Asrizal &
Dewi, 2018). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Sumarmi, 2010) menyatakan
bahwa 90% kegiatan pembelajaran bergantung pada buku teks yang digunakan.

Buku teks yang digunakan dalam proses belajar harus mampu memenuhi
kebutuhan peserta didik dan membantu dalam mencapai kompetensi. Buku teks yang
digunakan dalam pembelajaran diharapkan dapat sesuai dengan perkembangan
pembelajaran. Seperti perkembangan pembelajaran saat ini yaitu pembelajaran abad
ke-21 yang mengharuskan peserta didik untuk memiliki keterampilan 4C yaitu
Critical thinking, Communication skills, Creativity and Innovation, Collaboration.
Selain 4C tersebut peserta didik juga harus mampu membangun pemikiran yang

1
2

terbuka dan adaptif terhadap lingkungan (Ansyar, 2015). Oleh sebab itu buku yang
digunakan sebagai pedoman pembelajaran perlu dikembangkan sesuai dengan
perkembangan pembelajaran. Keterampilan diatas dapat diaktualisasikan pada
kegiatan pembelajaran yang bersifat memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik. Pengalaman langsung bisa didapatkan dari pembelajaran didalam dan
diluar kelas misalnya praktikum, kerja lapangan, survey, wawancara, dan simulasi.

Berdasarkan hasil analisis Kompetensi Dasar pada 3.7 yakni menganalisis jenis
dan penanggulangan bencana alam melalui edukasi, kearifan lokal, dan pemanfaatan
teknologi modern. Selanjutnya pada Kompetensi Dasar 4.7 yakni membuat sketsa,
denah, atau peta potensi bencana wilayah setempat serta strategi mitigasi bencana
menunjukkan bahwa materi tersebut memiliki kekurangan dan ketidaksesuaian
dengan buku teks yang digunakan di sekolah. Kekurangan tersebut dijumpai pada
penyajian informasi, kemampuan berpikir masih tingkat rendah serta belum
memperkuat perspektif keruangan. Adapun kekurangan buku teks pada tujuan KD
yaitu peta yang disajikan berupa peta rawan bencana yang masih hitam putih dan peta
tidak dilengkapi dengan legenda, penyajian contoh bencana dari negeri,
ketidaksesuaian antara penjelasan dengan gambar, kegiatan peserta didik masih
berupa latihan soal pemahaman. Hal ini, sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan (Handoyo & Sukamto, 2019) menyatakan bahwa materi pembelajaran yang
ada pada buku teks SMA, memiliki kelemahan yang membutuhkan perbaikan.

Hasil analisis kebutuhan dari peserta didik kelas XII IPS, Geografi merupakan
mata pelajaran yang banyak hafalan konsep serta teori. Peserta didik menganggap
materi mitigasi bencana alam tidak cukup jika hanya teori dan materi di kelas saja,
namun akan lebih berkesan jika diadakan pembelajaran di luar lapangan maupun
praktik. Materi Mitigasi Bencana Alam sebaiknya diberi simulasi, sebab jika hanya
belajar dikelas, kepekaan dan respon terhadap bahaya kurang dipahami. (Munir,
2012) menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan
30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat, dan
didengar, dan 80% yang dilihat, didengar dan dilakukan. Melalui praktik langsung
3

peserta didik memahami apa yang seharusnya dilakukan pada sebelum, saat dan
pasca bencana dilakukan untuk mengurangi ancaman bahaya yang terjadi. Hal ini
didukung oleh (Bambang Indriyanto, 2013) bahwa Pendidikan Kebencanaan bisa
dikatakan sebagai bentuk dan upaya pengurangan resiko bencana.
Urgensi pada penelitian kali ini adalah pentingnya melakukan pengembangan
buku teks dengan Spatial-Ecologycal. Hal tersebt idasari oleh hasil analisis peneliti
terhadap kelemahan dan kekurangan materi pada buku teks yang digunakan peserta
didik saat ini. Analisis Spatial digunakan untuk menganalisis keruangan atau daerah
masing-masing melalui peta kerawanan bencana yang disajikan dalam buku teks
digital, konteks dalam spatial mampu memunculkan beragam obyek dan fenomena,
aspek fisik maupun manusia, secara bersama dalam lingkup wilayah tertentu sebagai
informasi yang utuh. Kecerdasan Spatial perlu dikembangkan untuk melatih
kepekaan peserta didik terhadap fenomena dan gejala alam yang ada disekitar.
Sedangkan Ecologycal dapat membantu proses belajar yang lebih menekankan pada
perilaku manusia terhadap lingkungan.

Sesuai dengan kompetensi serta analisis kebutuhan belajar peserta didik maka
pengembangan bahan ajar yang berupa buku teks dikemas dalam bentuk Digital
dengan berbantuan QR Code. QR Code yang dapat membantu guru dalam
menentukan media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan (Lee, 2011) dengan QR Code maka dapat
menyesuaikan kebutuhan kelas dan tampilan buku lebih menarik dengan kemudahan
untuk menggunakan. Oleh sebab itu peneliti akan melakukan pengembangan buku
teks digital geografi menggunakan QR Code pada materi mitigasi bencana alam
dengan Spatial-Ecologycal. Keberadaan buku teks digital ini dapat menghemat waktu
dan tempat. Selembar kertas yang berisikan barcode kemudian diakses melalui
aplikasi AR Rize dapat memuat buku berbentuk pdf materi mitigasi bencana alam.
Buku teks dilengkapi dengan Link video dan panduan simulasi mitigasi bencana.
4

1.2. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan buku teks digital geografi
menggunakan QR Code pada materi mitigasi bencana alam dengan Spatial-
Ecologycal.

1.3. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah buku teks
digital geografi menggunakan QR Code pada materi mitigasi bencana alam dengan
Spatial-Ecologycal. Adapun spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian
pengembangan ini adalah:

1. Buku teks berupa buku digital geografi menggunakan QR Code pada materi
mitigasi bencana alam SMA Kelas XI dengan Spatial-Ecologycal.

2. Materi yang dikembangkan adalah materi mitigasi bencana alam di Indonesia


pada KD 3.7 dan 4.7, IPK 3.7.1 hingga 4.7.3

3. Buku teks dilengkapi dengan link video, foto, video fenomena bencana alam, peta
rawan bencana di Indonesia, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang
erupsi gunung Kelud.

4. Buku teks digital dilengkapi dengan buku panduan pelaksanaan simulasi mitigasi
bencana alam dan penggunaan buku teks digital.

5. Buku teks digital digital dapat diakses melalui aplikasi Arize Ar atau aplikasi
pembaca barcode lainnya

6. Komponen dalam buku teks digital diawali dengan sampul, tujuan pembelajaran,
uraian KD, peta konsep, apersepsi berupa latihan soal yang disusun untuk
membangun kepekaan terhadap lingkungan peserta didik, isi materi, tes
kemampuan, rangkuman, dan daftar rujukan.
5

1.4. Manfaat Penelitian Pengembangan

Pengembangan buku teks ini penting dilakukan terutama untuk memfasilitasi


peserta didik SMA Kelas XI pada materi mitigasi bencana alam. Adapun manfaat
penelitian pengembangan, antara lain:

1) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sarana yang dapat menunjang
kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah.
2) Bagi Guru Mata Pelajaran Geografi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai buku teks alternatif yang dapat
membantu guru dalam proses pembelajaran untuk membangun pemahaman siswa
secara mandiri serta membantu guru agar tidak kesulitan dalam mencari buku teks
yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
3) Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber belajar atau referensi dalam proses
pembelajaran sehingga lebih mudah memahami materi mitgasi bencana alam yang
disampaikan oleh guru. Peserta didik tidak merasa bosan dengan mata pelajaran
geografi yang hanya belajar didalam kelas namun peserta didik juga memiliki
pemahaman dan pengalaman diluar kelas.
4) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis untuk
mengetahui kondisi nyata yang terjadi di sekolah, mengetahui masalah yang dialami
oleh peserta didik serta mencari solusi pemecahan masalah dengan mengembangkan
buku teks. Manfaat yang didapat oleh peneliti dari hasil penelitian ini yaitu sebagai
pembelajaran dalam mengembangkan produk yang lainnya.

1.5. Definisi Istilah


1. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, teori pendidikan yang sudah ada atau
6

menghasilkan suatu produk. Penelitian pengembangan memberikan hasil


penelitian yang besifat aplikatif.
2. Buku teks digital merupakan sumber informasi yang berupa tulisan, gambar, peta
diagram, pustaka rujukan dan link internet ditampilkan secara digital sehingga
hanya dapat diakses menggunakan perangkat elektronik seperti komputer, laptop,
handphone (Andina, 2011).
3. QR Code merupakan perkembangan dari barcode yang dapat memuat informasi
dalam skala lebih besar daripada barcode. Berbentuk kode matriks dua dimensi
yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang (Ridwan, 2010). Digunakan oleh
banyak kalangan tidak hanya dari pendidikan saja, namun industri dan bidang
lainnya sudah banyak menggunakan teknologi ini untuk operasionalnya. Code ini
bebas digunakan atau diproduksi, mudah diakses oleh Smartphone (Jackson,
2011).
4. Materi Mitigasi Bencana Alam merupakan tingkat kognitif siswa dalam kejadian
bencana alam disekitar tempat tinggalnya. Pengetahuan dasar Kebencanaan terdiri
dari pengetahuan yang bersifat faktual, aktual dan prediksional. Terkait
pengembangan buku teks geografi materi mitigasi bencana alam yang akan
dikembangkan adalah simulasi mitigasi bencana yang dikaji dengan
menggunakan pendekatan Spatial-Ecologycal.
5. Spatial-Ecologycal merupakan pendekatan dalam geografi yang menyajikan suatu
gambaran lokasi terjadinya bencana, mengapa dapat terjadi suatu bencana di
lokasi tersebut serta terdapat hubungan unsur fisik dengan unsur manusia.
Menyajikan fenomena alam kemudian mengkaji permasalahan tersebut dengan
aspek keruangan dan kelingkungan. Aspek keruangan digunakan untuk mengkaji
pertanyaan mengapa suatu fenomena alam bisa terjadi di wilayah tersebut,
sedangkan kelingkungan mengkaji bagaimana proses alam dan sosial dapat
mempengaruhi suatu fenomena yang terjadi di suatu wilayah tertentu.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini terdiri atas deskripsi dan kajian pustaka yang mengungkap kerangka
acuan komprehensif. Penyajian pada bab ini terdiri dari pengertian, karakteristik dan
kelebihan yang ada pada variabel penelitian. Uraian di dalam setiap bagian menjadi
landasan teoritis berjalannya penelitian dan pengembangan ini (Waseso & Saukah,
2010)

2.1. Buku Teks Digital


Bahan ajar adalah seperangkat alat pembelajaran yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksud
bisa berupa teks tertulis maupun tidak tertulis yang disusun secara sistematis dengan
tujuan untuk mencapai pembelajaran yang ideal. Bahan ajar yang ideal adalah bahan
ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, keberadaan bahan ajar diharapkan
mampu mengubah peran seorang guru dari pengajar menjadi fasilitator. Menurut
(National Centre for Competency Based Training 2007), bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan ajar yang dimaksud dapat berupa
bahan yang tertulis maupun tidak tertulis. Berisikan pedoman bagi guru yang akan
mengarahkan semua aktivitas dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.

Bahan ajar adalah bahan atau alat yang berfungsi untuk membantu proses
pembelajaran yang memberikan petunjuk yang jelas sebagai media penghubung
antara guru dengan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Majid, 2012), suatu bahan ajar mencakup petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, Lembar Kerja
(LK), dan alat evaluasi pembelajaran. Bahan ajar yang baik terdapat penyusunan yang

7
8

memperhatikan efektifitas bahan ajar dalam mencapat tujuan yang diharapkan.


Berikut adalah alur analisis penyusunan bahan ajar:

Gambar 2.1 Diagram Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar

Standar Kompetensi Indikator


Kompetensi Dasar

Bahan Ajar Kegiatan Materi


Pembelajaran Pembelajaran

Buku Teks Digital

Sumber: (Nobonnizar, 2013)

Berdasarkan alur diatas terlihat bahwa bahan ajar yang disusun harus
memperhatikan kompetensi dan indikator yang hendak dicapai secara jelas. Bahan
ajar yang dibuat harus mampu mempermudah peserta didik dalam memahami materi
yang akan dikaji dalam pembelajaran. Pemahaman konsep dan penggunanaan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta didik supaya apa yang disampaikan dalam buku
dapat diserap. Petunjuk yang disertai dengan beberapa fakta dalam menyajikan suatu
permasalahan harus berdasarkan peristiwa nyata yang terjadi. Materi yang
disampaikan terdapat pada kegiatan pembelajaran, supaya peserta didik dapat
memahami sesuai dengan versi berfikir masing-masing. Bahan ajar memiliki beragam
jenis, ada yang cetak maupun non-cetak. Menurut (Ali, 2011) bahan ajar dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1) Bahan ajar visual, terdiri dari bahan cetak (printed) seperti handout,buku,
modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leftlet, wallchart, booklet, foto
atau gambar, dan bahan ajar nono-cetak seperti e-book, modul atau maket.

2) Bahan ajar audio, seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
audio
9

3) Bahan ajar audio visual, contohnya compact disk dan film.

4) Bahan ajar multimedia interaktif, terdiri dari CAI (Computer Assisted


Interactive) dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Berbagai bentuk dan jenis buku yang digunakan dalam proses pembelajaran
disekolah, terdapat karakteristik dari bahan ajar tersebut. Jenis buku yang digunakan
tentunya memiliki tujuan yang sama yaitu mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang ada didalamnya. Menurut (Lestari, 2008) sesuai dengan
penulisan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 bahan ajar memiliki beberapa
karakteristik, antara lain Sellf Instructional, Self Contained, Stand Alone, Adaptive,
dan User Friendly.

1) Sellf Instructional

Bahan ajar harus memiliki petunjuk yang jelas dan mudah dipahami supaya tidak
memberatkan peserta didik dalam menggunakan bahan ajar tersebut. peserta didik
mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan, hal ini
yang dimaksud dengan self instructional. Sesuai dengan tujuan dibuatnya bahan ajar,
yaitu peserta didik mampu belajar secara mandiri. Untuk memenuhi karakter self
instruntional, maka didalam bahan ajar harus dijelaskan tujuan yang dirumuskan
secara jelas. Keberadaan bahan ajar diharapkan dapat memudahkan peserta didik
untuk belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelahajaran yang dikemas
kedalam unit kegiatan yang lebih spesifik.

2) Self Contained

Seluruh materi pelajaran yang dipelajari terdapat dalam satu bahan ajar secara
utuh. Tujuan konsep ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperlajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas dalam satu
bahan aja secara utuh. Pembagian materi harus dilakukan dengan detail sebab untuk
memberikan pemahaman mendalam kepada peserta didik. Penyusunan materi runtut
dan tidak berbelit. Konsep dan bahasa yang digunakan harus logis, tidak terlalu luas
10

dan jelas. Sebuah bahan ajar harus memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu
buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

3) Stand Alone

Bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar yang lainnya.
Peserta didik tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari dan mengerjakan tugas
pada bahan ajar tersebut. Satu bahan ajar mampu memenuhi kebutuhan peserta didik,
adapun membutuhkan bahan ajar lain hanya untuk menunjang dari sedikit materi
yang telah ada pada bahan ajar namun pada hakikatnya bahan ajar ini mampu berdiri
sendiri tanpa bahan ajar lain. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung
pada bahan ajar lain, maka bahan ajar tersebut belum dikategorikan sebagai bahan
ajar yang stand alone. Artinya, sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa
bergantung dengan bahan ajar lain.

4) Adaptive

Bahan ajar adaptif maksudnya adalah bahan ajar yang mampu menyesuaikan
perkembangan ilmu dan teknologi, fleksibel digunakan di berbagai tempat, serta
isimateri pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan sampai kurun waktu
tertentu. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang dapat menambah pengetahun
dan informasi terkait kebutuhan dan perkembangan zaman khususnya pada
perkembagan ilmu dan teknologi. Proses pembelajaran semakin menarik jika bahan
ajar yang digunakan mampu memberikan informasi terbaru dengan model yang
terbarukan. Pemahaman peserta didik dituntut untuk semakin berkembang, untuk itu
membutuhkan bahan ajar yang memiliki karakteristik adaptif. Memerankan fungsi
dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, bahan ajar perlu dirancang dan
dikembangkan dengan mengikuti kaidah-kaidah elemen yang sesuai. Elemen-elemen
yang harus dipenuhi antara lain konsistensi, format, organisasi, spasi dan font.

5) User Friendly

Bahan ajar hendaknya memenuhi kaidah user friendly, maksudnya adalah mampu
bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi informasi bersifat membantu dan
11

bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan


mengakses sesuai kebutuhan. Pengunaan bahasa yang mudah dipahami serta
penggunaan istilah umum merupakan salah satu bentuk user friendly

Textbook mempunyai arti buku pelajaran (Echols & Sadly, 2006). Buku
pelajaran yang digunakan sebagai sumber belajar memuat instruksi dan uraian materi
tentang mata pelajaran tertentu. Buku teks disusun secara sistematis dengan
berpedoman pada kurikulum, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
untuk mencapat tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Muslich, 2010) mengemukakan tentang pengertian buku teks
adalah buku pelajaran yang berisikan uraian tentang mata pelajaran atau bidang studi
tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan
tertentu, secara khusus difokuskan untuk membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran.

Buku teks merupakan buku acuan wajib yang digunakan di sekolah dalam
proses pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, guru
membutuhkan buku teks yang sesuai dengan karakteristik peserta didik supaya
keberadaan buku teks membantu guru dalam proses pembelajaran. Buku teks yang
ideal memiliki kemampuan untuk membantu dan memudahkan peserta didik untuk
menerima materi, sehingga dapat dijadikan sebuah acuan dalam proses pembelajaran.
Sesuai dengan pengertian dari (Pusat perbukuan, dalam Muslich, 2010) bahwa buku
teks adalah buku yang dijadikan pegangan peserta didik pada jenjang tertentu sebagai
media pembelajaran yang bersifat instructional berkaitan dengan bidang studi tertentu
dan digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran. Dalam hal ini buku teks yang
disusun merupakan buku teks Geografi untuk SMA/MA.

Buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara
sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh
pengarang dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Subtansi yang ada
dalam buku, diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Guru
hanya sebagai fasilitator, sedangkan buku merupakan penunjang dalam proses
12

pembelajaran, dengan kehadiran buku teks memungkinkan peserta didik dapat belajar
dari buku tanpa kehadiran guru. Sebagai penunjang proses belajar, buku teks memilik
ciri khusus: (1) buku teks disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan; (2) buku
teks menyajikan bidang pelajaran dan tujuan tertentu; (3) buku teks berorientasi
kepada kegiatan pembelajaran peserta didik; (4) buku teks dapat mengarahkan
kegiatan mengajar; (5) pola sajian buku disesuaikan dengan perkembangan
intelektual peserta didik; (6) model penyajian buku teks dapat memunculkan
kreativitas dalam belajar (Muslich, 2010).

Buku teks yang baik dapat digunakan sebagai pedoman guru dalam
menyampaikan materi, sebab guru memperoleh pedoman sistematis untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Menurut (Muslich, 2010) nilai lebih dari buku
teks bagi seorang guru yaitu buku teks memuat persediaan materi bahan ajar yang
dapat memudahkan guru dalam merencakan kegiatan pembelajaran, dengan ini dapat
membantu guru sehingga pembagian waktu dalam belajar sesuai dengan rencana
yang telah tertulis dalam RPP. Materi buku teks yang menyajikan suatu permasalahan
dilengkapi dengan gambar, peta, diagram dapat membangun sikap kemandirian dalam
diri peserta didik. Petunjuk yang jelas memungkinkan peserta didik untuk
mengerjakan tugas dan memahami informasi dengan mandiri. Jadi seorang guru tidak
lagi dibebankan untuk memberikan ceramah di depan kelas, namun peserta didik
mampu mengerjakan secara mandiri. (Kurniasih, 2014) buku teks sangat bepengaruh
terhadap tingkah laku peserta didik.

Buku teks digital merupakan wujud buku teks yang disusun secara sistematis
dan praktis kedalam bentuk digital. Buku teks digital disusun sebagai upaya
memenuhi kebutuhan peserta didik di era millennial ini, dengan tujuan untuk
membantu seorang Guru dalam proses pembelajaran. Buku teks digital yang akan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar tidak hanya berupa serangkaian teks materi,
namun diberit ambahan berupa gambar, video, Link. Adapun beberapa keunggulan
buku digital menurut (Pradana, 2013) (1) pembelajaran dengan buku digital lebih
menarik, (2) tujuan pembelajatan dapat dirumuskan dengan jelas, (3) penyajian
13

materi tersusun secara sistematis dengan materi yang dilengkapi dengan media
interaktif, (4) petunjuk penggunaan lengkap dan sistematis, (5) animasi video dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, (6) soal latihan dan isi materi dikemas dengan
desain menarik sehingga peserta didik lebih tertarik, (7) membantu dalam
mempersiapkan media untuk mengajar bagi guru dan media belajar mandiri bagi
peserta didik.

Penentuan kualitas buku teks meliputi motivasi peserta didik, minat,


menuntut keaktifan, kebenaran konsep, kesesuaian materi dengan kurikulum yang
berlaku, penggunaan bahasa yang baik dan benar, kesesuaian fungsi gambar dengan
materi. Aspek materi merupakan bahan pembelajaran yang disajikan dalam buku
teks, meliputi bahan teori aplikatif tentang kemampuan merespon gejala alam yang
terjadi. Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penulisan.
Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang sulit dimengerti. Kosakata,
struktur kalimat, panjang kalimat, dan tingkat pemahaman sesuai dengan minat dan
kognitif. Ilustrasi pada gambar atau peta harus sesuai, diberikan sumber dan rujukan
dengan penjelasan yang jelas. Sesuai dengan pendapat (Mulyasa, 2009) perincian
materi harus memperhatikan keseimbangan penyebaran materi, baik yang berkenaan
dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan
proses, tes keterampilan, latihan dan praktik.
14

2.2. QR Code
QR merupakan singkatan dari Quick Respon yang artinya respon cepat. Sesuai
dengan tujuan dibuatnya untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan
mendapatkan respon yang cepat pula (Soon, 2008). Simbol ini dikembangkan oleh
Denso Wave yang merupakan anak perusahaan dari Toyota, sebuah perusahaan
Jepang tahun 1994. Awalnya QR Code digunakan untuk pelacakan kendaraan untuk
manufacturing, dan saat ini sudah digunakan untuk komersil yang dioperasikan lewat
Smartphone. QR Code sudah mendapatkan standarisasi internasional ISO/IECI8004
dan Jepang JIS-X-0510 (Denso, 2011).

Gambar 2.2 anatomi QR Code

Sumber: (Ariadi, 2011)

Beberapa penjelasan anatomi QR Code menurut (Ariadi, 2011) antara lain:

a) Finder pattern, berfungsi untuk mengidentifikasi posisi

b) Format information, berisi informasi tentang error correction level dan mask
pattern

c) Data, berfungsi untuk menyimpan data dalam bentukg kode

d) Timing pattern, pola yang berfungsi mengidentifikasi koordinat pusat QR


Code
15

e) Aligment pattern, pola yang berfungsi memperbaiki penyimpanan terutama


distorsi

f) Version information, versi dari sebuah QR Code

g) Quiet zone, daerah kosong pada bagian terluar yang mempermudah dalam
mengenali QR oleh sensor CCD

Manfaat QR Code menurut (Denso, 2011) yaitu (1) kapasitas tinggi dalam
menyimpan data, terdapat 7.089 angka dalam satu QR Code (2) ukuran yang kecil
tidak memerlukan ruang besar, (3) dapat mengoreksi kesalahan, tergantung pada
tingkat koreksi kesalahan yang dipilih (4) banyak jenis data seperti angka, abjad,
simbol, karakter bahasa Jepang, Cina dan Korea, (5) kompensasi distorsi (6)
kemampuan menghubungkan, sebuah QR Code dapat dibagi hingga 16 simbol yang
lebih kecil agar sesuai dengan ruang.

2.3. Pendekatan Spatial-Ecologycal


Spatial-Ecologycal memandang pentingnya sebuah ruang menggunakan lima
bidang topik, yaitu stabilitas, pola keragaman, invasi, koeksistensi, dan pembentukan
pola (D. Tilman & P. Kareiva, 1998). Stabilitas dalam ruang merupakan kemampuan
suatu kelompok untuk mempertahankan hidupnya, mengkaji bagaimana cara suatu
kelompok masyarakat menghidupi dirinya sendiri supaya tetap bertahan dalam
komunitas tertentu. Pola keragaman mengintegrasikan keberagaman budaya dan
tradisi yang ada di masyarakat sebagai identitas ruang mereka. Invasi dalam ruang
direpresentasikan sebagai upaya masyarakat untuk menguasai suatu ruang yang
mereka tempati. Sedangkan koeksistensi merupakan upaya untuk hidup
berdampingan antara manusia dengan lingkungannya. Beberapa bidang topic tersebut
kemudian mampu membentuk sebuah pola keruangan, yang menjadikan identitas
atau ciri khas disetiap ruang. Kelima bidang topik dari Spatial-Ecologycal ini dapat
terintegrasi dalam sebuah buku teks digital pada materi mitigasi bencana alam.
Menjadikan Spatial sebagai dasar dimana bencana tersebut terjadi, kemudian
16

Ecologycal sebagai bagian dari perilaku manusia, interaksi antara manusia dengan
lingkungan yang menyebabkan suatu fenomena dapat terjadi disebuah ruang.

Ekologi geografi adalah ilmu yang membahas tentang interaksi dan


interdependensi antara manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan
hidupnya. Hubungan interaksi ini terjadi dalam sebuah ruang, aspek ekologi geografi
ini memiliki peran penting dalam proses penggabungan berbagai aspek bentuk
gerakan dan aliran yang menimbulkan kontak yang bersifat antroposentris. Sifat
antroposentris memandang manusia telah memasukkan lingkungan alam kedalam
kehidupan budayanya dan manusia merupakan bagian dari lingkungan hidupnya.
Manusia tidak hanya bertindak sebagai pemanfaat dari lingkungan hidupnya, tetapi
manusia harus menjadi pengabdi yang berarti memelihara dan melestarikan. Dapat
disimpulkan bahwa ekologi menurut (Sidding, et al. dalam jurnal Della, AP &
Falkenberg 2018) adalah cara yang digunakan untuk menghubungkan hasil, model,
teori empiris dengan aplikasi lingkungan. Oleh karena itu, kontak antara manusia
dengan lingkungan harus serasi dan sesuai supaya tidak menimbulkan kerusakan.

Pendekatan spasial adalah cara pandang atau analisis yang menekankan pada
ruang sebagai penekanannya. Keberadaan ruang dalam perspektif geografi dilihat dari
pola, proses dan struktur (Yunus, HS 2004 dalam jurnal Handoyo dan Sukamto,
2019). Kerangka analisis spasial disusun untuk menjawab pertanyaan, What? (apa itu
struktur ruang), Where? (dimana persebaran struktur ruang itu berada), When? (kapan
struktur ruang itu terbentuk), Why? (mengapa struktur ruang itu terbentuk), How?
(bagaimana struktur ruang itu dapat terbentuk), Who? (siapa yang mengalami dampak
dan manfaat) (Handoyo dan Sukamto, 2019)

Menerapkan perspektif spasial dan ekologis dapat membantu para ahli


geografi dalam memahami fenomena alam dan sosial di bumi. Jika dilihat bersama,
perspektif geografi secara keseluruhan meliputi pemahaman pola ruang dan interaksi
yang terjadi antara alam dan manusia. Perspektif geografi yang dikembangkan dapat
melibatkan sudut pandang spasial dan ekologis, hal ini akan memudahkan masyarakat
dalam memahami gejala fenomean alam yang terjadi. Hubungan antara manusia dan
17

alam semakin membaik dengan saling memperhatikan perilaku dalam kehidupan.


Memahami bumi sebagai serangkaian kompleks dari aspek hidup maupun tak hidup
yang saling berinteraksi merupakan hal yang mendasar untuk mengetahui bahwa
masyarakat tergantung pada ekosistem kecil dan besar yang bermacam-macam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pemikiran spasial tidak berdiri sendiri melainkan terdiri dari beberapa


komponen. (NRC 2006) membagi pemikiran spasial kedalam tiga komponen, yaitu
konsep ruang, alat representasi dan proses penalaran. Pertama siswa harus mampu
mengembangkan pengetahuan tentang konsep ruang seperti jarak, arah, dan asosiasi
ruang (Bednarz, dkk, 2011). Kedua, representasi dibagi menjadi representasi internal
dan representasi eksternal. Representasi internal membutuhkan kemampuan spasial
visualisasi, orientasi dan hubungan keruangan. Representasi eksternal mengacu pada
pengelompokkan, pemahaman, dan informasi dengan menggunakan alat representasi
yaitu peta, gambar dan grafik (Wakabayashi, dkk, 2011). Ketiga, penalaran spasial
merupakan hasil integrasi dari komponen spasial sebelumnya. Penalaran spasial
bersifat kompleks dan berhubungan dengan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Hal
tersebut dapat berupa kemampuan membuat suatu keputusan dan memecahkan suatu
masalah. Indikator seseorang yang cerdas secaara spasial adalah kemampuannya
dalam berpikir secara spasial atau kemampuan berpikir spasial (spatial thinking
ability) (Hadi, 2013)

2.4. Implikasi Spatial-Ecologycal dalam Pengembangan Buku Teks


Pembelajaran tidak terpaku didalam kelas, namun ada kegiatan praktik
simulasi mitigasi bencana yang dilakukan diluar kelas. Bahan ajar tidak hanya
sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai sumber edukasi yang
dapat membangun pola belajar dan pola berfikir. Bahan ajar memberikan keleluasan
dalam mengembangkan kecerdasan, bukan hafalan, pemahaman teori saja namun
melatih kepekaan peserta didik terhadap lingkungan sekitar, melihat bencana yang
terjadi disekitar dengan memperhatikan karakteristik setiap wilayah dan
mengembangankan pemikiran terhadap penyebab terjadinya bencana tidak hanya
18

berupa bencana yang disebabkan oleh alam itu sendiri melainkan sebuah kesalahan
terhadap pengelolaan alam tersebut.

2.5. Karakteristik Materi mitigasi bencana alam


Bencana telah menjadi isu pembangunan, karena hasil pembangunan yang
telah dilaksanakan dari puluhan tahun dapat musnah dan rusak seketika dengan
adanya bencana. Perekonomian masyarakat dan Negara, sarana prasarana, kegiatan
perekonomian, keadaan sosial dan budaya banyak yang yang rusak karena dampak
buruk jika terjadi bencana. Undang-undang RI nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana mengategorikan ke dalam bencana alama, bencana non
alam dan bencana sosial. Masing-masing diartikan sebagai berikut:

“Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah
longsor”. Selanjutnya, bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam yang berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidermi dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat dan terorisme.”
Bencana adalah serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh factor alam dan manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologi. Tinggi rendahnya dampak bencana bergantung pada
kerentanan setiap komponen yang terkena dampak. Hal ini didukung oleh (Hyogo
Framework for Action 2005-2015), bahwa risiko bencana akan meningkat dengan
adanya kerentanan fisik, sosial ekonomi dan lingkungan. Terdapat tiga system utama
yang mengalami kerugian akibat terjadinya bencana, yaitu lingkungan fisik, sosial
kependudukan, dan lingkungan terbangun. Kerugian bencana akan semakin besar
oleh kerentanan yang disebabkan perubahan demografi, kondisi sosial ekonomi dan
teknologi, degradasi lingkungan, perubahan iklim, bahaya geologi, pembangunan
pada zona bahaya tinggi, kelangkaan sumberdaya, dan dampak epidemik.
19

Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan


kebijakan pembangan yang memiliki risiko terjadi bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Penanggulangan bencana bertujuan untuk:
(1) memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana; (2)
menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada; (3) menjamin
terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana; (4) mengargai budaya
lokal; (5) membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta; (6) mendorong
semangat gotong royong; (7) menciptakan perdamaian dalam kehidupan. (Mirza,
dalam jurnal urgensi kurikulum pendidikan kebencanaan, 2010).

Mitigasi berarti tindakan untuk mengurangi bahaya supaya ketika terjadi


bencana dapat mengurangi dampak kerugian yang terjadi. Mitigasi meliputi aktivitas
atau kegiatan melindungi yang dapat diawali dari persiapan sebelum terjadinya
bencana, menganalisis bahaya dari terjadinya bencana, sikap dan penanggulangan
terhadap bencana berupa penyelamatan, rehabilitasi dan relokasi. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No,131 Tahun 2003, mitigasi adalah upaya atau
kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil dari dampak yang
ditimbulkan oleh bencana, yang meliputi kesiapsiagaan, kewaspadaan dan berbagai
kemampuan untuk menanggulanginya. Masyarakat diharapkan memiliki kapasitas
yang memadai untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, tanggap dan
sadar bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana.

Kesiapsiagaan merupakan kegiatan yang menunjukkan tanggap terhadap


bencana. Masyarakat dan pihak pengambil keputusan memiliki peran dalam
kesiapsiagaan bencana. Masyarakat memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku untuk
mengukur tingkat kesiapsiagaan. Pastisipasi masyarakat dalam upaya mengurangi
risiko bencana dapat diwujudkan dengan pendidikan kebencanaan. Hal ini didukung
oleh pendapat (Sunarto, dalam Junaedi 2018) melalui pendidikan kebencanaan,
masyarakat yang tinggal didaerah rawan ancaman bencana mempunyai pengetahuan,
sikap dan keterampilan tentang kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat bencana.
Melalui pendidikan kebencanaan, masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan
20

ancaman bencana dapat beradaptasi melalui penerapan pemahaman konsep


kebencanaan sebagai upaya pengambilan sikap pada sebelum, saat dan setelah terjadi
bencana.

Pendidikan kebencanaan dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan formal


dan informal. Pendidikan formal diwujudkan pada pendidikan anak usia TK-SD-
SMP-SMA hingga dibangku perkuliahan. Sedangkan kegiatan pendidikan informal
dapat dilaksanakan dalam lingkup masyarakat, seperti penyuluhan dan kegiatan
masyarakat yang lain. Pendidikan kebencanaan di sekolah dapat dilaksanakan dengan
memadukan pembelajaran kebencanaan dengan mata pelajaran IPS atau Geografi
yang diwujudkan dalam kegiatan praktik simulasi mitigasi bencana. Dimulai dengan
simulasi mitigasi bencana yang paling sering terjadi di daerah sekolah, dengan
memberikan praktik langsung akan membantu peserta didik dalam memahami
bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana. Dengan
praktik langsung, peserta didik akan memiliki pengalaman dan memahamkan konsep
yang telah didapatkan dalam proses pembelajaran dikelas.

Pengurangan risiko bencana dapat dilaksanakan di sekolah, sesuai dengan


pendapat (Syamsul maarif, 2012) hal ini disebabkan karena beberapa hal,
diantaranya: (a) peserta didik merupakan anggota masyarakat yang rentan terhadap
bencana alam; (b) komunitas sekolah khususnya peserta didik adalah sebagai agen
komunikator untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang pendidikan bencana
kepada orangtua dan lingkungannya; (c) peserta didik merupakan aset pembangunan
dan masa depan bangsa, sehingga harus dilindungi dari berbagai ancaman bencana
yang ada dilingkungannya. Model pembelajaran pendidikan kebencanaan di sekolah
perlu dirancang secara kreatif, inovatif, dan menyenangkan, sehingga saat proses
belajar peserta didik memiliki kesadaran objektif tentang peristiwa bencana.
Manajemen pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar yang dapat
mendukung dalam pelaksanaan simulasi mitigasi bencana harus dirancang secara
matang.
21

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

3.1. Model Penelitian dan Pengembangan


Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengembangan atau
Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan
model ADDIE bertujuan untuk mengembangankan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Model ini terdiri dari 5 tahapan utama yaitu
(1) Anlyze (Analisis), (2) Design (Desain), (3) Develop (Pengembangan), (4)
Implementation (Penerapan), (5) Evaluation (Evaluasi). (Reyzal Ibrahim, 2011).
Penelitian yang dilakukan adalah peneltian pengembangan Buku Teks Digital
Geografi pada Materi mitigasi bencana alam berbasis Spatial-Ecologycal yang
berkualifikasi baik dengan memperhatikan tigas aspek kualitas yaitu valid, praktis
dan efektif.

Gambar 3.1 Diagram Langkah-langkah model pengembangan ADDIE

Analysis

(Anlisis Kurikulum, Karakteristik Siswa, dan Kebutuhan Siswa)

Design

(Desain Storyboard buku teks digital dan Instrumen Penilaian)

Develompment

(Pengembangan dan Validasi buku teks digital)

Implementation

(Implementasi buku teks digital)

Evaluation

(Evaluasi dan Revisi Buku tek digital)


21
22

Sumber: (Sugiyono, 2015)

3.2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE, yang


terdiri dari 5 tahapan yaitu: analisis (Analyze), desain (Design), pengembengan
(Development), implementasi (Implementation), dan evaluasi (Evaluation). Tahapan
penelitian pengembangan diterapkan sesuai dengan prosedur dan menghasilkan
produk berupa Buku Teks yang dapat dipertanggungjawabkan. Tahapan dalam model
pengembangan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan peneliti, tahapan yang
dilakukan dalam pengembangan Buku Teks Geografi Kebencanaan sebagai berikut:

1) Tahap Analisis (Analyze)

Tahap awal dengan menganalisis kurikulum, bahan ajar, dan analisis


kebutuhan peserta didik. Analisis kurikulum dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kesesuaian dalam penerapan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada Buku Teks, selanjutnya menentukan indikator dan materi yang akan
dikembangkan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang belum terpenuhi. Materi
tersebut dikembangkan menjadi Buku Teks berbasis Spasial-Ecologycal. Analisis
Buku Teks dilakukan dengan melihat kesesuaian isi pada materi yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui seberapa
penting Buku Teks materi mitigasi bencana alam berbasis Spasial-Ecolgycal
dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan menyebar angket kepada peserta didik
Kelas XII IPS di MAN 1 Kediri yang telah menerima materi mitigasi bencana alam.

2) Tahap Desain (Design)

Tahapan kedua adalah melakukan persiapan, berpedoman dengan hasil


analisis pada tahap pertama dapat disusun rencana pengembangan produk yang
berupa Buku Teks Geografi materi mitigasi bencana alam berbasis Spasial-
Ecologycal. Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan, serta
proses pengembangannya. Rancangan produk yang akan dikembangkan mencakup
tujuan dari penggunaan produk, deskripsi komponen dan penggunaannya.
23

3) Tahap Pengembangan (Development)

Pengembangan merupakan tahap pembuatan Buku teks Spatial-Ecological


serta memvalidasinya. Terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
pengembangan diantaranya, tahap pengembangan buku teks yang menjadi hasil
produk dari penelitian pengembangan. Pengembangan buku disesuaikan dengan
desain awal dan diteruskan sebagai bahan pengembangan agar menjadi buku teks
yang layak untuk proses pembelajaran. Buku teks yang dikembangkan harus sesuai
dengan kompetensi dasar yang ada dalam mata pelajaran geografi. Hasil buku juga
dilengkapi dengan lembar kerja peserta didik dan panduan simulasi mitigasi bencana.
Tahap selanjutnya adalah uji coba, jika masih terdapat kekurangan maka produk akan
diperbaiki. Langkah pengembangan yang selanjutnya adalah pembuatan angket untuk
menguji kelayakan yang dilakukan oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli media. Alat
untuk menguji kelayakan buku teks yaitu dengan menggunakan instrumen berupa
angket.

Tabel 3.1 Struktur Pengembangan Buku Teks Geografi materi mitigasi bencana alam
berbasis Spasial-Ecologycal

JENIS DAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM


MELALUI EDUKASI, KEARIFAN LOKAL DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN
(Spasial-Ekologikal)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Peta Konsep
Kotak Spasial
Point 1 Jenis dan karakteristik Bencana
Point 2 Siklus Penanggulangan Bencana
Point 3 Lembaga-lembaga yang Berperan
dalam Penanggulangan Bencana
Point 4 Penanggulangan Bencana Alam
melalui Edukasi, Kearifan Lokal dan
Pemanfaatan Teknologi Modern
Point 5 Partisipasi Masyarakat dalam
Mitigasi Bencana Alam di Indonesia
Daftar Pustaka
Glosarium
Sumber: (Penulis, 2020)
24

4) Tahap Implementasi (Implementation)

Uji coba produk kepada peserta didik kelas XII IPS MAN 1 Kediri, kemudian
mengukur validitas Buku Teks dan kelayakan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
masukan tentang Buku Teks dan selanjutnya akan dilakukan analisis deskriptif dari
hasil pengamatan. Uji coba dilakukan pada kelompok besar yaitu seluruh peserta
didik kelas XII IPS yang telah menerima materi mitigasi bencana alam. Kemudian
dilakukan revisi dan perbaikan. Tahap ini dilakukan dengan menguji kelayakan buku
teks dengan menilai kesesuaian isi materi, media dan bahasa. Tujuan dari
implementasi ini adalah untuk mencari tingkat keefektifan buku teks dengan Spatial-
Ecological.

Persiapan uji coba melalui koordinasi dengan pendidik dan peserta didik.
Terdapat dua langkah persiapan yang dilakukan yaitu, menyiapkan pendidik Guru
Geografi MAN 1 Kediri berupa pemberian pemahaman materi dan sistematika
penelitian. Tahap kedua adalah mempersiapkan peserta didik sebelum proses uji coba
bertujuan untuk kelancaran pengambilan data.

5) Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penyusunan pengembangan Buku Teks,
dari hasil uji coba kemudian dilakukan evaluasi dari masukan, kritik dan saran yang
diberikan oleh subjek uji coba. Tahap evaluasi meliputi tiga langkah yaitu,
menentukan kriteria evaluasi, memilih alat yang digunakan dalam proses evaluasi dan
melakukan evaluasi. Terdapat tiga kriteria evaluasi menurut (Branch 2009) yaitu,
evaluasi persepsi, evaluasi pembelajaran dan evaluasi kemampuan. Sedangkan alat
yang digunakan dalam evaluasi berupa kuisioner, survey, wawancara, ujian,
pertanyaan terbuka, latihan, observasi, permainan peran, simulasi, tugas autentik,
daftar cek kinerja, penilaian atasan, dan pengamatan sebaya.

Penelitian ini menggunakan kriteria evaluasi, pada evaluasi persepsi dilakukan


untuk mengetahui perasaan peserta didik terhadap isi buku teks dengan Spatial-
Ecological dan melakukan simulasi untuk mitigasi bencana. Alat evaluasi yang
25

digunakan yaitu angket dengan perhitungan skala Likert. Langkah selanjutnya adalah
memberikan lembar validasi kepada validator dan peserta didik.

Tabel 3.2 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE

Tahap Pengembangan Aktivitas


Analyze Pra perencanaan: pemikiran tentang produk buku teks baru
yang akan dikembangkan.
Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran peserta
didik, tujuan pembelajaran, mengidentifikasi isi materi
pembelajaran, mengidentifikasi lingkungan belajar dan
strategi penyampaian dalam pembelajaran.
Design Merancang konsep produk baru diatas kertas.
Merancang perangkat pengembangan produk baru,
rancangan ditulis untuk maisng-masing unit pembelajaran.
Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk ditulis
secara rinci.
Development Mengembangkan perangkat produk buku teks yang
diperlukan dalam pengembangan.
Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini mulai
dibuat buku teks yang sesuai dengan struktur model.
Membuat instrument untuk mengukur kinerja produk.
Implementation Menggunakan produk baru dalam pembelajaran nyata di
kelas.
Menganalisis kembali tujuan pengembangan buku teks serta
menanyakan umpan balik awal proses evaluasi.
Evaluation Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang
kritis.
Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk.
Mengukur apa yang telah mampu dicapai sesuai dengan
tujuan.

Sumber: (Molenda, 2008)

3.3. Uji Coba Produk


1) Subyek dan Validator Uji Coba

Subyek uji coba dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS MAN
1 Kediri, karena kelas XII IPS telah menerima materi mitigasi bencana alam sehingga
uji coba dan analisis kebutuhan dilakukan untuk melihat hasil peningkatan
pemahaman peserta didik terhadap materi mitigasi bencana alam sebelum dan
sesudah pengembangan buku teks dilakukan. Pemilihan sekolah dilakukan
berdasarkan hasil analisis peta erupsi gunung Kelud dari tahun 1991 hingga 2014,
daerah sekolah merupakan daerah terdampak dan perlu dilakukan simulasi untuk
materi mitigasi bencana alam khususnya bencana erupsi gunung meletus.
26

Validator menggunakan 3 untuk validasi materi, validasi bahasa, dan validasi


media. Validasi ahli bertujuan untuk mengetahui kekurangan produk dan dilakukan
revisi sesuai dengan saran perbaikan dari para ahli. Berikut adalah nama validator
yang akan menguji hasil produk

Tabel 3.3 Validator ahli

No. Nama/NIP Validator ahli Bidang kajian keahlian

1. Syamsul Bachri, M.Sc., Ph.D Ahli materi Geografi Fisik &


Teknik
198305302006041004

2. Drs. Pidekso Adi, M.P Ahli bahasa Pendidikan Bahasa


Indonesia
19630618 198802 1 001

3. Drs. Djoko Soelistijo, M.Si Ahli media Pendidikan Geografi

196206021987011001

Sumber: Penulis 2020

2) Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu angket. Penelitian ini
menggunakan dua jenis angket. Angket yang pertama diberikan kepada peserta didik
untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran berdasarkan karakteristik pengguna.
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum menyusun produk buku teks. Selanjutnya,
diberikan angket kepada peserta didik yang kedua untuk menilai hasil produk pada
tahap uji coba. Selain itu, angket diberikan kepada validator sebagai penilaian
terhadap produk pengembangan. Angket validator diisi dengan memberikan checklist
serta kritik dan saran pada kolom jawaban yang tersedia.

3) Teknik Analisis Data

Tabel 3.4 Skor Penilaian


Kriteria Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono, 2012
27

Jumlah skor yang telah diperoleh kemudian diubah menjadi persentase dengan
rumus sebagai berikut.

Keterangan:
P : Persentase
∑X : Total skor
∑Xi : Total skor maksimal

Setelah dilakukan perhitungan, langkah selanjutnya yaitu menentukan kriteria


kelayakan produk pengembangan bahan ajar sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kriteria Kelayakan Bahan Ajar

Persentase Kriteria Kategori


81-100 Sangat Layak Tidak Revisi
61-80 Layak Revisi Kecil
41-60 Cukup Layak Revisi Sebagian
21-40 Kurang Layak Revisi (Uji Coba Ulang)
0-20 Tidak Layak Revisi Total (Uji Coba Ulang)
Sumber: Widoyoko, 2012
Kriteria kevalidan
1) Apabila hasil analisis diperoleh presentase 81-100 maka buku teks memiliki
kualifikasi sangat baik untuk kegiatan pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis diperoleh presentase 61-80 maka buku teks memiliki
kualifikasi baik untuk kegiatan pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis diperoleh presentase 41-60 maka buku teks memiliki
kualifikasi cukup baik untuk kegiatan pembelajaran.
4) Apabila hasil analisis diperoleh presentase 21-40 maka buku teks memiliki
kualifikasi kurang baik untuk kegiatan pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis diperoleh presentase <20 maka buku teks memiliki
kualifikasi sangat kurang baik untuk kegiatan pembelajaran.
28

DAFTAR RUJUKAN

Andina E. (2011). Buku digital dan pengaturannya. Aspirasi 2(1):119-146. (Diakses pada 10
Oktober 2019)

Andi. (2011). Pengertian Bahan Ajar. Jakarta: National Centre for Competency Based
Training. Dari https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JPB/article/view/8044

Ariadi. (2011). Analisis dan Perancangan Kode Matriks Dua Dimensi Quick Response (QR)
Code. Skripsi diterbitkan. Universitas Sumatera Utara.

Asrizal & Dewi. 2018. A Development Assistance of Integrated Science Instructional


Material by Integrating Real World Context and Scientific Literacy on Science
Teachers. Pelita Eksakta. Vol 1 No 02. Dari https://www.semanticscholar.org/paper/A-
Development-Assistance-of-Integrated-Science-by-Asrizal
Dewi/78902d3ee9c06b541672fa6690f49205c47f4cc3

Bednarz, R.S. dkk. (2011). The components of spatial thinking: empirical evidence. Procedia
Social and Behavioral Sciences. International Conference: Spatial Thinking and
Geographic Information Sciences. (Available online at www.sciencedirect.com).

Borg, W R & Gall, M D. (2005). Educational research: an introduction, Fourth Edition.


New York: Longman. Inc. dalam jurnal Pengembangan Instrumen Penilaian Kepuasan
Tamu Terhadap Fasilitas dan Pelayanan Pondok Wisata, 2016. Dari
https://www.pearson.com/us/higher-education/product/Gall-Educational-
Research-An-Introduction-7th-Edition/9780321081896.html
Branch, R. M. (2009). Instructional Design-The ADDIE Approach. New York: Springer.

D. Tilman & P. Kareiva. 1998. Spatial Ecology: The Role of Space in Population Dynamics
and Interspecific Interactions (MPB-30).

Della, A.P. & Falkenberg, D.B. 2019. Pteridophytes as ecological indicators: an overview.
Hoehnea 46: e522018. Dari http://dx.doi.org/10.1590/2236-8906-52/2018.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Balai
Pustaka

Denso ADC (2011). QR Code Essensials. Japan, DENSO Wave Incorporated

Fertiyed, dkk, 2017. Tudi pengalaman guru-guru MTSN 6 pesisir selatan dalam penulisan
karya tulis ilmiah guna meningkatan iptek masyarakat serta mewujudkan guru yang
professional. Jurnal Eksakta Pendidikan (Jep). Vol 1 No 2. Dari
http://jep.ppj.unp.ac.id/index.php/jep/article/download/64/34

Handoyo & Sukamto, 2019, Conceptual Models of Learning Material Development Based on
the Spatial Perspective, Advances in Social Science, Education and Humanities
Research, volume 320. Dari https://www.atlantis-press.com/proceedings/icskse-
18/sessions/2708

28
29

Handoyo & Sukamto, 2019. Developing a Model of Geography Instructional Materials


Based on the Spatial-Ecological Perspectives. IOP Conf. Series: Earth and
Environmental Science 338. doi:10.1088/1755-1315/338/1/012043. Dari
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/338/1/012043
Indriyanto, Bambang . Kurikulum 2013. dalam http://kemdikbud.go.id, (Diakses tgl 10
Oktober 2016)

Junaedi, F & Sukmono, 2018. Menggagas Jurnalisme Optimis dalam Pemberitaan tentang
Bencana. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 15, Nomor 1.107-120. Dari
https://www.researchgate.net/publication/325532982_Menggagas_Jurnalisme_
Optimis_dalam_Pemberitaan_tentang_Bencana
Kurniasih,Sani.2014. Strategi – Strategi Pembelajaran. Alfabeta:Bandung:64

Lee, J dan Bednarz, R. (2012). Components of Spatial Thinking: Evidence from a Spatial
Thinking Ability Test. Journal of Geography, 111:1, 15-26, DOI:
10.1080/00221341.2011.583262 tersedia di http://www.sciencedirect.com/
science/article/pii/S1877042811013711.

Lee, J., Lee, I., & Kwon, Y. 2011. Scan & Learn! Use of Quick Response Code &
Smartphones in a Biology Field Study. The American Biology Teacher. 73(8), 485-
492. Dari http://www.sciencedirect.com/ science/article/pii/S1877042811013711.

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademia.

Mirza Desfandi, 2014. Urgensi Kurikulum Pendidikan Kebencanaan Berbasis Kearifan


Lokal Di Indonesia. Sosio Didaktika: Vol. 1, No. 2. Dari
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK/article/view/1261
Mukhadis, 2013. Transformasi Pendidikan Abad 21 sebagai Tuntutan Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Era Global. Volume 1 Tahun 2018 – ISSN 2528-259X. Dari
https://scholar.google.co.id/citations?user=dOvUxh4AAAAJ&hl=en
Mulyasa, dkk. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar.Surakarta:PGSD
FKIP UMS

Munir. 2013. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Munir, dkk (2011). Pengembangan Aplikasi QR Code Generator dan QR Code Reader dari
Data Berbentuk Image. Bandung. Konferensi Nasional Informatika – KNIF.

Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman dan Pemakaian Buku
Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Molenda, M. (2009). In Search of the Elusive ADDIE Model. Indiana University.


[Online].Tersedia
http://www.comp.dit.ie/dgordon/Courses/ILT/ILT0004/InSearchofElusiveAD DIE.pdf

Nobonnizar (2013). Pengembangan Bahan Ajar Komunikasi Matematika dalam Materi


Dimensi Tiga di SMA (Suatu Penelitian Desain (Design Research) Terhadap Siswa
30

Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). Skripsi diterbitkan. UPI.
Bandung

Pocheville, Arnaud. (2015). The Ecological Niche: History and Recent Controversies.
10.13140/RG.2.1.3205.8405.

Sumarmi. 2012. Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publisher.

Syamsul Maarif et al., (2012) Kontestasi Pengetahuan dan Pemaknaan tentang Ancaman
Bencana Alam, Jurnal Penanggulangan Bencana Volume 3 Nomor 1, Tahun 2012, hal
1-13, 1 tabel. Dari https://www.bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/480.pdf

Wakabayashi, Y. dkk. (2011). Spatial thinking in geographic information science: a review


of past studies and prospects for the future. Procedia Social and Behavioral Sciences.
International Conference: Spatial Thinking and Geographic Information Sciences.
(Available online at www.sciencedirect.com).

Pradana, dkk. 2013. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Kelas Virtual. Jurnal Informatika
dan Multimedia.Vol.6 No1. Dari http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/view/10620

Reyzal Ibrahim. (2011). Model Pengembangan ADDIE diakses melalui


http://jurnalpdf.info/pdf/model-pengembangan-addie.html

Ridwan, dkk, 2010. Mengamankan Single Identity Number (SIN) Menggunakan QR Code
dan Sidik Jari. Internetworking Indonesia Journal. ISSN: 1942-9703 Vol.2/No.2. Dari
https://www.researchgate.net/publication/296877154_Mengamankan_Single_Id
entity_Number_SIN_Menggunakan_QR_Code_dan_Sidik_Jari
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Waseso, Mulyadi Guntur & Ali Saukah, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Malang:
Universitas Negeri Malang.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen. Yogyakarta. (Online). Dari
http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=2535
31

LAMPIRAN
32

Lampiran 1. Lembar Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Wawancara untuk siswa

No. Pertanyaan
1. Apa mata pelajaran yang kamu sukai?
2. Apa kamu menyukai mata pelajaran geografi?
3. Pada materi apa yang membuat kamu menyukai geografi?
4. Apa yang kalian ingat pada materi kebencanaan?
5. Berapa nilai ulangan harian kalian pada materi kebencanaan?
6. Apakah dari tampilan buku geografi yang kalian punya cukup menarik?
7. Pada materi kebencanaan apakah perlu ditambahi konten, seperti gambar, contoh dan fakta
lapangan. Jadi dibeberapa penjelasan disertai dengan gambar dan fakta yang ada disekitar.
Misalnya, pada pembahasan longsor jatuhan. Akan dibahas pengertian longsor jatuhan seperti
apa, kemudian diberi contoh gambar untuk longsor jatuhan yang diberi keterangan tempat
biasanya terjadi longsoran.
8. Pada pembahasan mitigasi bencana, jika ditambah dengan praktik simulasi mitigasi bencana apa
pendapat kalian?
9. …….. yang pada intinya buku saku untuk simulasi mitigasi bencana.
10.

Saran

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………
33

LEMBAR VALIDASI
PENGEMBANGAN BUKU TEKS DIGITAL GEOGRAFI MENGGUNAKAN QR
CODE PADA MATERI MITIGASI BENCANA ALAM DENGAN SPATIAL-
ECOLOGYCAL
UNTUK AHLI BAHASA

Kepada Yth,
Bapak
Dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang

Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan Strata 1 pada
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang,
peneliti melakukan pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku Teks Digital
Geografi Menggunakan QR Code pada Materi Mitigasi Bencana Alam Dengan
Spatial-Ecologycal”.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kesediaan Bapak untuk memberikan
penilaian berkaitan dengan kelayakan media terhadap bahan ajar yang peneliti
kembangkan dengan memberi saran dan komentar untuk perbaikan pengembangan
produk. Jawaban dan saran dari Bapak sangat bermanfaat bagi peneliti dalam
mengembangkan produk yang layak dan berkualitas baik.
Demikian permohonan ini saya buat. Atas perhatian dan kerjasam Bapak, saya
ucapkan terima kasih.

Malang, Januari 2020

Peneliti
Suci Indah Sari
34

A. Aspek Penilaian Bahasa

Indikator Penilaian Butir Penilaian Komentar Saran

A. Lugas 1. Ketepatan Struktur


Kalimat

2. Keefektifan Kalimat

3. Kebakuan Istilah

B. Komunikatif 4. Pemahaman terhadap


pesan atau informasi

C. Dialogis dan 5. Kemampuan


interaktif memotivasi pesan atau
informasi

D. Kesesuaian 6. Kesesuaian
dengan tingkat perkembangan
perkembangan intelektual peserta didik
peserta didik

7. Kesesuaian dengan
tingkat perkembangan
emosional peserta didik

E. Kesesuaian 8. Ketepatan tata Bahasa


dengan Kaidah
Bahasa

9. Ketepatan ejaan
35

F. Penggunaan 10. Konsistensi


symbol dan ikon penggunaan simbol atau
ikon

B. Saran dan Komentar


..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
36

C. Kesimpulan
Pengembangan Buku Teks Digital Geografi Menggunakan QR Code pada Materi
Mitigasi Bencana Alam dengan Spatial-Ecologycal ini layak*:
1. Layak digunakan di lapangan tanpa revisi.
2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.
3. Tidak layak digunakan di lapangan.
*lingkari salah satu

Malang, _________________
Ahli Bahasa

NIP.
37

LEMBAR VALIDASI
PENGEMBANGAN BUKU TEKS DIGITAL GEOGRAFI MENGGUNAKAN QR
CODE PADA MATERI MITIGASI BENCANA ALAM DENGAN SPATIAL-
ECOLOGYCAL
UNTUK AHLI MEDIA

Kepada Yth,
Bapak Drs. Djoko Soelistijo, M.Si
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang

Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan Strata 1 pada
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang,
peneliti melakukan pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku Teks Digital
Geografi Menggunakan QR Code Pada Materi Mitigasi Bencana Alam Dengan
Spatial-Ecologycal”.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kesediaan Bapak untuk memberikan
penilaian berkaitan dengan kelayakan media terhadap bahan ajar yang peneliti
kembangkan dengan saran dan komentar untuk perbaikan pengembangan produk.
Jawaban dan saran dari Bapak sangat bermanfaat bagi peneliti dalam
mengembangkan produk yang layak dan berkualitas baik.
Demikian permohonan ini saya buat. Atas perhatian dan kerjasam Bapak, saya
ucapkan terima kasih.

Malang, Januari 2020

Peneliti
Suci Indah Sari
38

A. Aspek Penilaian Media


Butir Penilaian Komentar Saran

1. Kemenarikan tampilan
desain fisik bahan ajar

2. Kesesuaian desain sampul


dan materi

3. Penggunaan font, jenis, dan


ukuran

4. Pemilihan warna dalam


desain buku ajar

5. Layout atau tata letak

6. Kejelasan ilustrasi atau


gambar yang disajikan

7. Kejelasan video yang


disajikan (durasi video)

8. Kepraktisan ukuran buku


ajar

9. Keefektifitasan jumlah
halaman buku
39

10. Mampu mengungkap makna/


arti dari objek

B. Saran dan Komentar


..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
40

C. Kesimpulan
Pengembangan Buku Teks Digital Geografi Menggunakan QR Code Pada Materi
Mitigasi Bencana Alam Dengan Spatial-Ecologycal ini dinyatakan*:
4. Layak digunakan di lapangan tanpa revisi.
5. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.
6. Tidak layak digunakan di lapangan.
*lingkari salah satu

Malang, _________________
Ahli Media

Drs. Djoko Soelistijo, M.Si


41

LEMBAR VALIDASI
PENGEMBANGAN BUKU TEKS DIGITAL GEOGRAFI MENGGUNAKAN QR
CODE PADA MATERI MITIGASI BENCANA ALAM DENGAN SPATIAL-
ECOLOGYCAL
UNTUK AHLI MATERI

Kepada Yth,
Bapak Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc., Ph.D
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang

Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan Strata 1 pada
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang,
peneliti melakukan pengembangan dengan judul “Pengembangan Buku Teks Digital
Geografi Menggunakan QR Code Pada Materi Mitigasi Bencana Alam Dengan
Spatial-Ecologycal”.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kesediaan Bapak untuk memberikan
penilaian berkaitan dengan kelayakan media terhadap bahan ajar yang peneliti
kembangkan dengan memberi saran dan komentar untuk perbaikan pengembangan
produk. Jawaban dan saran dari Bapak sangat bermanfaat bagi peneliti dalam
mengembangkan produk yang layak dan berkualitas baik.
Demikian permohonan ini saya buat. Atas perhatian dan kerjasam Bapak, saya
ucapkan terima kasih.

Malang, Januari 2020

Peneliti
Suci Indah Sari
42

A. Aspek Penilaian Materi


I. Aspek Kelayakan Isi
Indikator Saran
Butir Penilaian Komentar
Penilaian

A. Kesesuaian 1. Kelengkapan materi


materi dengan KI
dan KD 2. Keluasan Materi

3. Kedalaman materi

B. Keakuratan 4. Keakuratan konsep


Materi dan definisi

5. Keakuratan data dan


fakta

6. Keakuratan contoh dan


kasus

7. Keakuratan gambar,
diagram dan ilustrasi

8. Keakuratan notasi,
symbol, dan ikon.

C. Kemutakhiran 9. Kesesuaian materi


Materi dengan perkembangan
ilmu

10. Gambar, diagram dan


ilustrasi actual

11. Menggunakan contoh


kasus di dalam
kehidupan sehari – hari

12. Kemutakhiran
pustaka

D. Mendorong 13. Mendorong rasa


keingintahuan ingin tahu

II. Aspek Kelayakan Penyajian


43

Indikator Saran
Butir Penilaian Komentar
Penilaian

A. Teknik 14. Konsistensi


Penyajian sistematika sajian

15. Keruntutan penyajian

B. Kelengkapan 16. Bagian pendahuluan


Penyajian
17. Bagian isi

18. Bagian Evaluasi

III. Aspek Keterkaitan Kontekstual


Indikator Saran
Butir Penilaian Komentar
Penilaian

A. Hakikat 19. Keterkaitan antara


Kontekstual materi dengan situasi
nyata

20. Kemampuan
mendorong siswa
memahami hubungan
antara pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

B. Saran dan Komentar


..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
44

..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
C. Kesimpulan
Pengembangan Buku Teks Digital Geografi Menggunakan QR Code Pada Materi
Mitigasi Bencana Alam Dengan Spatial-Ecologycal *:
7. Layak digunakan di lapangan tanpa revisi.
8. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.
9. Tidak layak digunakan di lapangan.
*lingkari salah satu

Malang, _________________
Ahli Materi

Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc., Ph.D


NIP. 198305302006041004
45

Lampiran 3. Angket Subjek Uji Coba Penelitian

ANGKET PESERTA DIDIK

Pengembangan Buku Teks Digital Geografi Menggunakan QR Code pada


Materi Mitigasi Bencana Alam dengan Spatial-Ecologycal

Nama :

Sekolah :

Petunjuk Pengisian Angket

1. Bacalah buku ajar dengan seksama sebelum memberikan penilaian terhadap


produk
2. Berikan skor yang sesuai dengan kondisi buku ajar sebenarnya dengan cara
memberikan tanda √ pada kolom angka
3. Berikan komentar dan saran secara keseluruhan mengenai buku ajar hasil
pengembangan.

Keterangan:
1 = Sangat kurang setuju
2 = Kurang setuju
3 = Cukup setuju
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Kriteria
No Indikator Penilaian
1 2 3 4 5
1. Buku teks digital mempermudah belajar
2. Materi yang disajikan sudah jelas
3. Materi sudah lengkap
4. Menyajikan contoh fenomena nyata di lingkungan
5. Penyajian unsur gambar dan ilustrasi
6. Penyajian video
7. Penyajian infografis
46

8. Penyajian peta
9. Penyajian informasi dalam link atau tautan
10. Desain buku teks digital menarik
11. Perintah kegiatan siswa dalam buku teks digital sudah jelas
12. Kotak informasi (keruangan) sudah jelas
13. Latihan soal membantu memahami materi
14. Buku teks digital mudah di akses
15. Buku teks digital efisien tidak memerlukan tempat dan biaya
Penggunaan QR Code memudahkan dalam penggunaan buku
16.
teks
Penggunaan Augmented Reality dalam buku teks memudahkan
17.
mendapatkan informasi tambahan

Saran:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Kediri……….
Subjek Penelitian

*nama terang
B A H A N A J A R G E O G R A F I

STORY BOARD
Pengembangan Buku Teks Digital

Geografi Menggunakan QR Code pada

Materi Mitigasi Bencana Alam dengan Spatial-

Ecologycal

KOMPETENSI DASAR MATERI


3.7 Menganalisis jenis dan Jenis dan karakteristik bencana alam.

penanggulangan bencana alam melalui Siklus penanggulangan bencana.

edukasi, kearifan lokal, dan pemanfaatan Persebaran wilayah rawan bencana alam

teknologi modern. di Indonesia.

4.7 Membuat sketsa, denah, dan/atau peta Lembaga-lembaga yang berperan dalam

potensi bencana wilayah setempat serta penanggulangan bencana alam.

strategi mitigasi bencna berdasarkan peta Partisipasi masyarakat dalam mitigasi

bencana alam di Indonesia.

S P E S I F I K A S I B U K U T E K S D I G I T A L

FISIK BUKU KEGIATAN INFORMASI PENTING

Ukuran buku A4 PESERTA DIDIK Informasi pendukung berupa

Sampul kotak spasial yang disajikan


Kegiatan peserta didik
merepresentasikan dengan tujuan menambah
mengenai simulasi
bencana di Indonesia pengetahuan atau informasi bagi
mitigasi bencana erupsi
Warna didomiasi biru tua peserta didik terhadap materi
gunungapi. Proyek
Layout : World yang sedang dipelajari
membuat peta evakuasi.
Geography

PENILAIAN PETUNJUK BUKU

Penilaian direalisasikan melalui soal Kegiatan peserta didik memberikan

pilihan ganda dan uraia dengan tujuan pengalaman langsung

untuk mengukur tingkat ketercapaian Scan barcode menggunakan

kompetensi dasar pada materi mitigasi Aplikasi Ar Rize

bencana alam. Soal diturunkan dari Klik link atau tautan untuk

indikator serta tujuan dari maisng- mengetahui informasi lebih banyak

masing indikator pada materi. Kotak spasial untuk memberikan

informasi tambahan dan motivasi

Anda mungkin juga menyukai