MAKALAH
Oleh:
Laily Yunita Susanti
NIP. 198906092019032007
MAKALAH
Oleh:
Laily Yunita Susanti
NIP. 198906092019032007
i
DAFTAR ISI
Hal
ii
DAFTAR TABEL
Hal
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari fenomena
alam dari segi fakta, konsep, dan hukum yang telah diuktikan keenarannya
melalui serangkaian penelitian. Sains memiliki kekhasan yaitu mempelajari
fenomena alam ditinjau dari fakta atau peristiwa dan huungannya (Serafin, 2014).
Kajian IPA hendaknya memperhatikan ciri-ciri IPA sebagai proses dan IPA
sebagai produk (ilmu integratif) dimana IPA merupakan IPA yang terintegrasi di
SMP/ MTs dan secara terpisah di SMA/MA adalah biologi, fisika, dan kimia
(Ditasari, dkk, 2013).
Tujuan pembelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah agar siswa mampu: 1) memperoleh
pemahaman tentang berbagai jenis gejala alam, konsep dan prinsip ilmiah,
pembelajaran yang bermanfaat dan aplikatif untuk kehidupan 2) rasa ingin tahu,
sadar dan sikap positif terhadap keterkaitan antara ilmu pengetahuan, lingkungan,
teknologi dan masyarakat dan 3) secara sadar berpartisipasi dalam melestarikan
dan melestarikan lingkungan dan sumber daya alam (Novitasari 2016).
Pembelajaran IPA berbasis SETS bertujuan untuk mendorong siswa agar
memanfaatkan pengetahuan khususnya sains dan teknologi yang dimilikinya
dengan memberikan peran pada lingkungan, dan masyarakat (Listyono, 2012).
Apabila dikaitkan dengan materi Pencemaran Lingkungan dalam Pembelajaran di
SMP/ MTs, banyak sekali permasalahan lingkungan yang dapat terselesaikan
apabila siswa mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Pencemaran
Lingkungan merupakan mata pelajaran pada kelas VII SMP/ MTs yang menuntut
siswa untuk memiliki kompetensi berupa menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem (Hariyani, 2018). Pembelajaran IPA
berbasis SETS dapat diajarkan melalui penggunaan bahan ajar maupun media
pembelajaran di kelas untuk memudahkan guru mengajarkan visi SETS kepada
siswa (Mahita, 2018).
Pembelajaran berbasis Science, Environment, Technology, and Society
(SETS) atau yang disebut dengan SaLingTeMas adalah pembelajaran yang
membelajarkan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya,
khususnya sains teknologi, untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang
ada di lingkungan, yang berdampak pada masyarakat (Sugiyono, dkk, 2017).
Fokus pembelajaran SETS adalah mendorong siswa agar melakukan penyelidikan
dalam mendapatkan pengetahuan sekaligus memberikan solusi terhadap
permasalahan yang muncul di lingkungan dan masyakarat dengan menerapkan
teknologi sehingga muncul timbal balik antara aspek-aspek SETS tersebut
(Khasanah, 2015). Pembelajaran SETS di kelas dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan ajar ataupun media pembelajaran untuk memudahkan guru
dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada Materi Pencemaran Lingkungan
(Hariyani, 2018).
Modul IPA berbasis SETS pada 2 Materi Pencemaran Lingkungan
merupakan salah satu bahan ajar yang bersifat mandiri untuk mengajarkan visi
SETS kepada siswa SMP/ MTs. Modul ini terdiri dari kegiatan-kegiatan
pembelajaran, di mana masing-masing kegiatan pembelajaran tersusun atas
aktivitas pembelajaran, rangkuman, dan tugas. Aktivitas pembelajaran pada modul
disesuaikan dengan pembelajaran berbasis SETS dan dikaitkan dengan materi
Pencemaran Lingkungan. Pada bagian akhir modul terdapat soal evaluasi yang
bertujuan untuk menguji kepahaman siswa terhadap materi Pencemaran
Lingkungan.
Penggunaan Modul IPA berbasis SETS pada Materi Pencemaran
Lingkungan dapat digunakan sebagai sarana bagi guru untuk menanamkan nilai-
nilai karakter kepada siswa, khususnya karakter Peduli Lingkungan (Sugiyono,
dkk, 2017). Berkenaan dengan hal tersebut, dalam makalah ini penulis mengkaji
penanaman nilai-nilai karakter yang dapat dilakukan oleh guru dengan
menerapkan Modul IPA berbasis SETS pada pembelajaran IPA Materi
Pencemaran Lingkungan sehingga output yang tercapai dari pembelajaran materi
tersebut tidak hanya hasil belajar siswa secara kognitif, tetapi juga nilai-nilai
karakter siswa yang berkaitan dengan tanggung jawabnya sebagai seorang saintis
dan warga negara yang peduli lingkungan.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang diangkat oleh peneliti, maka tujuan
penulisan akan diangkat dalam makalah
3 ini adalah untuk mendeskripsikan
penanaman nilai-nilai karakter yang dapat dilakukan oleh guru dengan
menerapkan Modul IPA berbasis SETS pada pembelajaran IPA Materi
Pencemaran Lingkungan.
BAB II PEMBAHASAN
a. Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi pada air yang dikotori oleh zat yang tidak
seharusnya ada. Zat pencemar membuat kualitas air menjadi menurun. Penurunan
kualitas air ditandai dengan perubahan air adanya bau, rasa, dan warna pada air.
Berbagai faktor yang menyebabkan pencemaran
7 air diantaranya, limbah rumah
tangga berupa bahan organik misalnya, sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air
buangan atau kotoran hewan dan manusia, apabila terjadi banjir akan dialirkan ke
sungai dan menuju ke laut dan mengakibatkan bahan pencemar, atau bahan
anorganik misalnya plastik, alumunium, sisa sabun yang dibuang di perairan, dan
botol. Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai, kanal, dan selokan akan
menyebabkan air menjadi kotor, dangkal, tersumbat sehingga menyebabkan banjir
Limbah pertanian dihasilkan oleh kegiatan pertanian misalnya penggunaan pupuk
dan pestisida kimia. Limbah industri mengandung zat kimia yang menimbulkan
pencemaran air, mengandung logam-logam berat mencemari perairan dan
berbahaya bagi makhluk hidup apabila masuk ke dalam tubuh (Lutfi, 2004).
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi udara yang mengandung
senyawa-senyawa kimia atau subtansi fisik maupun biologi dalam jumlah yang
memberikan dampak buruk bagi makhluk hidup serta merusak keindahan dan
kenyamanan alam. Berbagai pencemaran udara dibedakan menjadi pencemaran
udara primer dan sekunder. Pencemaran primer disebabkan langsung dari sumber
pencemar. Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida yang disebabkan oleh
aktivitas pembakaran oleh manusia. pencemaran udara sekunder terjadi
disebabkan oleh reaksi antara substansi-substansi pencemaran udara primer yang
terjadi di atmostfer. Misalnya, pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia
partikel-partikel yang mengandung oksigen di udara. Berbagai faktor yang
menyebabkan pencemaran udara yaitu, aktivitas alam yang dapat menyebabkan
pencemaran udara diantaranya kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
mengandung senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya
terjadi pemanasan global. Selain itu, bencana alam seperti meletusnya gunung
berapi menghasilkan abu vulkanik yang mencemari udara dan berbahaya bagi
kesehatan makhluk hidup. Kebakaran hutan menghasilkan karbon dioksida dalam
jumlah banyak dan mencemari udara. Faktor penyebab pencemaran udara akibat
aktivitas manusia diantaranya pembakaran sampah, asap-asap industri, asap
rokok, senyawa kimia buangan seperti CFC, asap kendaraan bermotor, dan lain-
lain.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah terdapat bahan kimia di dalam tanah oleh
buatan manusia yang merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah dapat
diakibatkan oleh aktivitas pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik,
kebocoran limbah cair dari industri dan rumah sakit, serta tumpahan minyak, zat
kimia dan limbah. Apabila tanah telah tercemar oleh suatu polutan, maka polutan
tersebut akan mengendap dalam tanah sebagai zat yang beracun. Faktor yang
menyebabkan pencemaran tanah yaitu, sampah-sampah plastik yang sukar hancur,
botol, karet sintetis, pecahan kaca, dan kaleng, deterjen yang bersifat non
biodegradable (secara alami sulit diuraikan), zat kimia dan buangan pertanian,
misalnya insektisida (Retno, 2018).
C. Penanaman Karakter Peduli Lingkungan pada Materi Pencemaran
Lingkungan melalui Modul Pembelajaran IPA Berbasis SETS
Pembelajaran IPA bervisi SETS pada Materi Pencemaran Lingkungan
untuk menanamkan nilai-nilai karakter siswa ditunjukkan pada Gambar 1. berikut:
MATERI
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
Factual,
konseptual Permasalahan Solusi
Technology
Berdasarkan Gambar 1., modul IPA berbasis SETS diterapkan pada kegiatan
pembelajaran materi Pencemaran Lingkungan untuk membantu siswa dalam
mencapai kompetensi dasar materi yakni Menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem. Integrasi pembelajaran SETS dengan
menggunakan modul IPA berbasis SETS berupa kegiatan pemanfaatan limbah
plastik yang berada di lingkungan sekitar sekolah menjadi eco-brick yang
10
kemudian dapat dimanfaatkan menjadi barang yang lebih bermanfaat. Melalui
pengetahuan sains yang dimiliki siswa, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
permasalahan lingkungan yaitu pencemaran lingkungan baik darat, air, maupun
udara. Ditinjau dari aspek teknologi, siswa diharapkan untuk mampu mengatasi
dampak pencemaran dengan cara mengolah limbah pada kondisi lingkungan yang
tercemar menjadi barang bernilai dan berdaya guna. Pemanfaatan sains dan
teknologi tersebut akan memberi dampak secara signifikan pada lingkungan
(environment) karena terjadinya pengurangan limbah pada lingkungan yang
tercemar. Sedangkan bagi masyarakat (society), proses pengubahan limbah
menjadi produk yang lebih bernilai dapat digunakan untuk meningkatkan
keterampilan dan memberikan lingkungan yang lebih bersih.
Pembelajaran IPA bervisi SETS dengan modul dapat disajikan sesuai
dengan karakteristik pendekatan SETS yaitu: 1) identifikasi permasalahan yang
ada di sekitar lingkungan siswa, 2) penggunaan narasumber dan atau sumber
lainnya untuk memperoleh informasi dalam rangka memecahkan permasalahan
lingkungan, 3) keterlibatan siswa secara aktif untuk memecahkan permasalahan,
4) pemusatan pada sains dan teknologi untuk memecahkan masalah, 5) pandangan
mengenai sains sebagai konten lebih dari sekedar konsep-konsep tekstual, 6)
penekanan keterampilan proses sains siswa untuk pemecahan masalah, 7)
pemberian kesempatan kepada siswa untuk berperan dalam masyarakat, dan 8)
pelaksanaan kemandirian bagi siswa untuk belajar memecahkan permasalahan.
Modul IPA berbasis SETS pada materi Pencemaran Lingkungan
menyajikan cara memahami konsep-konsep materi melalui permasalahan
pencemaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Identifikasi adanya
pencemaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari pada modul ditunjukkan
pada Gambar 2
11
Gambar 2. Fitur pada Modul untuk Identifikasi Perbedaan Lingkungan Bersih
dan Lingkungan Tercemar
12
Gambar 3. Fitur pada Modul untuk Identifikasi Zat Pencemar di Lingkungan
13
Gambar 4. Fitur pada Modul untuk Menganalisis Dampak dan Upaya
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
14
Gambar 5. Fitur pada Modul untuk Mengajak Siswa Membuat Eco-brick dari
Limbah Sampah
Eco-brick berasal dari dua kata yaitu ecology dan brick yang berarti bata ramah
lingkungan. Penyebutan bata disebabkan karena produk tersebut dapat digunakan
sebagai bata alternatif dalam mendirikan bangunan. Eco-brick digunakan sebagai
pengganti bata yang lebih efisien dan ramah lingkungan serta dapat mengurangi
sampah plastic yang ada di lingkungan. Pembuatan eco-brick dari limbah sampah
melibatkan siswa secara aktif untuk memecahkan permasalahan yaitu pencemaran
lingkungan. Kegiatan tersebut selain dapat mengurangi volume sampah di
lingkungan, juga bermanfaat karena menghasilkan produk yang bernilai dan
berdaya guna.
Pembuatan eco-brick dari limbah sampah juga memacu siswa
menggunakan sains dan teknologi untuk memecahkan masalah seperti
ditunjukkan pada Gambar 6.
15
Gambar 6. Teknik Pembuatan Eco-brick
16
Gambar 7. Pemanfaatan Eco-brick
17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran materi Pencemaran Lingkungan menggunakan modul
IPA berbasis SETS memberikan kegiatan belajar berupa pemanfaatan limbah
sampah menjadi eco-brick. Kegiatan belajar tersebut membantu guru untuk
menanamkan karakter peduli lingkungan yang memiliki indikator-indikator
berupa merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan
kerusakan lingkungan, pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian
lingkungan, pembiasaan hemat energi, membangun saluran pembuangan air
limbah dengan baik, penanganan limbah hasil praktik, memprogramkan
bersih lingkungan, dan memelihara lingkungan sekolah.
B. Saran
Guru sebaiknya menanamkan nilai-nilai karakter selain karakter
Peduli Lingkungan dengan memanfaatkan penggunaan bahan ajar dan atau
media pembelajaran lainnya berbasis Science Environment Technology and
Society (SETS). Selain itu, penanaman nilai-nilai karakter juga dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan pembelajaran lain yang dilakukan
melalui penggunaan bahan ajar atau media pembelajaran.
18
DAFTAR RUJUKAN
19
Muchtar, A.D., dan Suryani, A. “Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud
(Telaah Pemikiran atas Kemendikbud)”, Jurnal Pendidikan 2019 Vol. 3
No. 2: 50-57.
Novitasari, E, Masykuri, M., dan Aminah, N., S. Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Tema Matahari
Sebagai Sumber Energi Alternatif Di Kelas VII SMP/MTs. Jurnal Inkuiri
(2016) Vol 5, No. 1: 112-121.
Retno, R. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Sukoharjo: Hasan
Pratama, (2018), 42.
Serafín, Č. dkk. “Inquiry-Based Instruction in The Context of Constructivism”.
Procedia - Social and Behavioral Sciences (2014) vol. 186: 592 – 599.
Sugiyono, T., Sulistiyorini, S., dan Rusilowati, A. , “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran IPA Bervisi SETS dengan Metode Outdoor Learning untuk
Menanamkan Nilai Karakter Bangsa”, Journal of Primary Education
(2017) Vol. 6 No. 1: 8-20.
20
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
SERTIFIKAT
Nomor: B.141/Un.22/3/PP.00.9/03/2022
diberikan kepada:
LAILY YUNITA SUSANTI, S. Pd., M. Si.
sebagai
PEMATERI
Dalam diskusi periodik dosen dengan judul:
“ Science, Environment, Technology and Society (SETS) Learning Module
Penanaman Karakter Peduli Lingkungan melalui Bahan Ajar IPA ”
Yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Sains Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember