Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

TAHUN ANGGARAN 2020

JUDUL PENELITIAN

Pengembangan Inovasi Pembelajaran IPA Berbasis NoS (Nature of Science)


for Sustainable Development Menggunakan TESI (Technology Embedded
Scientific Inquiry) untuk Menumbuhkan Keterampilan dan Karakter
Peserta Didik SMP di Abad 21

Susilowati, M.Pd.Si / NIP.198306232009122005


Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. /NIP. 195504151985021001
Drs. Joko Sudomo, MA. / NIP.195907161987021001

Firddhaussi Hayatunnufus/NIM. 17312241049


Firman Mohamad Rizky /NIM. 17312241051
Silvia Indah Wulan Sari / NIM. 17312244004

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2020

1
2
Pengembangan Inovasi Pembelajaran IPA Berbasis NoS (Nature of Science) for Sustainable
Development Menggunakan TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry) untuk
Menumbuhkan Keterampilan dan Karakter Peserta Didik SMP di Abad 21

Susilowati, Zuhdan K.P., Joko Sudomo.


susilowati@uny.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengembangkan inovasi pembelajaran IPA


berbasis Nature of Science for sustainable development menggunakan TESI
(Technology Embedded Scientific Inquiry) yang berupa perangkat pembelajaran
IPA untuk menumbuhkan keterampilan dan karakter yang esensi di abad 21.
Produk dalam penelitian ini berupa desain pembelajaran serta mengujicobakan
terbatas desain tersebut. Metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan desain adalah adaptasi model Research and Development
menurut Borg & Gall (1983: 775). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi penilaian produk desain pembelajaran berbasis
Technology Embedded Scientific Inquiry. Data akan dianalisis secara deskriptif
untuk mengetahui kelayakan produk.
Hasil penelitian ini yaitu produk perangkat pembelajaran terdiri dari
RPP dan LKPD. Setelah divalidasi, RPP berkategori baik, dan LKPD
berkategori sangat baik. Produk ini layak digunakan dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Nature of Science for sustainable development, Technology Embedded
Scientific Inquiry (TESI)

3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobbil ‘alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah atas


terselesainya pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini dapat
terselenggara berkat kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa
pelaksanaan penelitian ini masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Semoga penelitian
yang kami lakukan dapat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas lebih baik.
Semoga karya ini dapat bermanfaat untuk penyelenggaraan pendidikan. Aamiin.

Kami,

Tim Peneliti

4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………… 2


ABSTRAK …………………………………………………… ….3
PRAKATA ……………………………………………………….4
DAFTAR ISI……………………………………………………...5
DAFTAR TABEL ………………………………………………..6
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….7
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….8
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………….. .9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ………………………………….13
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………… 21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………… 24
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………….... 27
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 30
LAMPIRAN ………………………………………………… 32

5
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Penentuan Kualitas Produk
Tabel 2. Hasil Penilaian Produk Perangkat Pembelajaran

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahap Research dan Development

7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Personalia Peneliti

8
BAB I. PENDAHULUAN

Tantangan dunia pendidikan semakin besar dalam upaya untuk meningkatkan


kualitas sumber daya manusia yang unggul untuk mampu memecahkan persoalan
dengan keterampilan yang memadai dan juga arif untuk melakukan suatu tindakan yang
tidak berdampak pada masa yang akan datang. Hal ini selaras dengan tantangan revolusi
industri 4.0 di abad 21 yaitu perlunya perubahan cara belajar, pola berpikir serta cara
bertindak peserta didik dalam mengembangkan inovasi di berbagai bidang.
Perkembangan arus ilmu pengetahuan dan teknologi pada era revolusi 4.0 menuntut
urgensinya penguasaan keterampilan di abad 21. Selain itu, pembentukan sikap yang
mendukung pada era tersebut juga mutlak diperlukan antara lain sikap peduli
lingkungan, sikap ingin tahu, dan kepercayaan diri (self efficacy) untuk menghadapi
tantangan dan persoalan di era revolusi 4.0 . Hal ini selaras dengan pandemi global yang
menyerang dunia yaitu wabah Covid 19. Manusia harus mempunyai kesadaran,
kepedulian, sikap dan tindakan untuk turut dalam menjaga kesehatan dalam kerangka
individu dan sosial. Untuk dapat menumbuhkan kesadaran, sikap dan tindakan
memikirkan dampak pada masa akan datang, urgensi untuk dikembangkan
keterampilan dan sikap dalam era abad 21 ini.
Sumber daya manusia juga harus disiapkan untuk berpikir ke arah keberlanjutan
dalam semua aspek kehidupan. Persoalan global mengenai pengembangan
keberlanjutan (sustainable development) juga menjadi hal yang krusial terutama
tantangan saat ini yang dirasakan masyarakat global adalah tantangan untuk mencegah
pandemi Covid 19. Masyarakat harus diedukasi untuk dapat berpikir mengenai
keberlanjutan dari tindakan yang dilakukan saat ini terhadap dampaknya pada masa
yang akan datang dalam menyelesaikan masalah. Selain persoalan pada aspek
kesehatan, banyak fakta yang menunjukkan degradasi sikap yg mencerminkan
kurangnya sustainability antara lain penggunaan energi yang cenderung meningkatkan
emisi karbon, penggunaan makanan yang tidak menyehatkan, penggunaan sumber daya
alam yang merusak alam dan persoalan lainnya yang cenderung tidak berpikir untuk
keberlanjutan untuk generasi masa depan. Inilah urgensinya pemikiran, sikap dan
perilaku yang mencerminkan keberlanjutan dikembangkan melalui pembelajaran.

9
Untuk dapat berpikir keberlanjutan dibutuhkan keterampilan berpikir dan penguatan
karakter yang mendukung dalam pemecahan masalah pada tiap aspek kehidupan.
Berbagai persoalan dan gejala alam sangat berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pengembangan hakikat IPA semakin
beragam dipengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang muncul di abad
21(Tursinawati dan Ari Widodo, 2019: 2). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
harus diimbangi dengan kemampuan manusia untuk memanfaatkan ilmu dan teknologi
tersebut dengan baik dengan memikirkan dampak pada generasi selanjutnya dari tindakan
yang dilakukan saat ini. Menurut Carter (2008) dalam Guliz Karaarslan dan Gage Teksoz
(2016: 8404) bahwa perkembangan sains berubah dalam abad ini dengan perkembangan
ekonomi dan teknologi dan dampak dari globalisasi. Hal ini juga selaras dengan pernyataan
Carter (2008) Guliz Karaarslan dan Gage Teksoz (2016: 8405), “the purpose of SE in the
21st century has been set as to help students make critical judgments about science and
increase their engagement to work for a more socially just, equitable and sustainable
world”. Artinya bahwa tujuan pendidikan sains di abad 21 untuk membantu siswa
membuat keputusan kritis tentang sains dan meningkatkan keterkaitan apa yang dikerjakan
dengan memperhatikan keberlanjutan dunia. Inilah perlunya peran sains dalam
keberlanjutan atau science for sustainable development. Hal ini terutama dirasakan di era
teknologi dan informasi yang semakin pesat berkembang di era revolusi 4.0 dan kurang
memperhatikan aspek untuk berpikir keberlanjutan. Hal ini diperkuat secara global melalui
UNESCO mengenai pentingnya pendidikan untuk pengembangan keberlanjutan atau
Education for Sustainable Development (ESD) yang tertuang dalam Sustainable
Development Goals (SDG) (UNESCO, 2019).

Tuntutan perkembangan global menuntut pembelajaran IPA diorientasikan pada


pencapaian keterampilan berpikir, pembentukan karakter dalam menghadapi era digital
dan persoalan global. Pendidikan di abad 21 perlu berorientasi pada penguasaan
keterampilan abad 21 yang mengembangkan keterampilan yang mendukung kompetisi
dalam dunia global dan digital yang berkembang saat ini. Keterampilan inilah yang perlu
dikembangkan pada diri peserta didik selain kompetensi pada dimensi knowledge. Hal
ini diperkuat oleh Larson & Mil-ler (2011) dalam Haviz M, Karomah H, Delfita R
(2018: 355), 21st-century skills required by students to per-form their activities in the
future or 21st-century skills are beneficial to their lives after graduation (Kaufman,
2013). Greenstein (2012) dalam Haviz M, Karomah H, Delfita R (2018: 360)
10
menjelaskan bahwa aspek keterampilan berpikir di abad 21 meliputi creativity, critical
thinking, problem-solving and metacognition, communication, collaboration,
information, and technology literacies are the tools for working.
Inovasi pembelajaran perlu terus dikembangkan untuk membelajarkan IPA sesuai
hakikatnya (Nature of Science) dan adaptif untuk dilakukan dalam kondisi tertentu,
misalnya pembelajaran yang dilakukan dalam kondisi pencegahan pandemi Covid 19.
Inilah perlu peran teknologi untuk dapat membelajarkan IPA sesuai hakikatnya sebagai
Nature of Science (NoS). Pengembangan digital secara kreatif dapat menciptakan
pengetahuan baru. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Tursinawati dan Ari
Wibowo (2019: 6) bahwa aspek NoS dapat menciptakan pengetahuan baru dengan
penggunaan teknologi. Pembelajaran IPA berorientasi pada pencapaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini selaras dengan hakikat IPA bahwa IPA sebagai a
way of thinking, a way of investigating, a body of knowledge, dan interaksinya dengan
teknologi dan masyarakat ( Koballa dan Chiappetta, 2010: 105). Menurut Sund &
Trowbridge (1973: 2), kata science sebagai “both a body of knowledge and a process”.
Dalam IPA mengembangkan dimensi cara berpikir, cara investigasi, bangunan ilmu dan
kaitannya dengan teknologi dan masyarakat. Hal ini menjadi substansi yang mendasar
pentingnya pembelajaran IPA yang mengembangkan kompetensi keterampilan ilmiahnya
untuk pembentukan pola pikir peserta didik.
Pembelajaran IPA yang sesuai hakikatnya memerlukan teknologi yang dapat
memfasilitasi siswa untuk konseptualisasi dari gejala sains. Hal ini dapat diamati pada
pembelajaran online ketika wabah Covid 19 dimana belum semua peserta didik secara
mandiri dapat memahami konten dengan baik. Selain itu, belum semua guru membelajarkan
IPA dalam pembelajaran online ini mengajak siswa untuk membentuk konsep melalui
investigasi.Tanpa adanya perantara atau media pembelajaran, gejala sains kurang untuk
dikonseptualisasi oleh siswa. Inilah urgensinya penggunaan teknologi yang terintegrasi
dalam penyelidikan IPA. Model ini dikenal dengan TESI (Technology Embedded Scientific
Inquiry). Secara substansi bahwa diperlukan inovasi dalam pembelajaran IPA. Inovasi ini
disesuaikan dengan tuntutan keterampilan pada abad 21 dan literasi yang diperlukan pada
era revolusi 4.0. Bentuk inovasinya dengan menggunakan teknologi dan model
pembelajaran yang mengembangkan keterampilan dan sikap, antara lain pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering, Mathematic), Project Based Learning dan Problem
Based Learning.

11
Model pembelajaran Technology-Embedded Scientific Inquiry (TESI) merupakan
sebuah model pembelajaran dengan menggunakan teknologi inovatif disertai dengan
penyelidikan ilmiah guna meningkatkan kemamampuan literasi digital dan keterampilan
abad 21. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Calik, et al (2013), bahwa
pembelajaran model Technology-Embedded Scientific Inquiry (TESI) berguna dalam
kegiatan eksperiman IPA dengan menggunakan teknologi inovatif. Penggunaan TESI dapat
menumbuhkan keterampilan abad 21. Menurut Muhammad Aqmal Nurcahyo (2016: 87),
penggunaan TESI dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan literasi
digital. Pemecahan masalah dan literasi digital merupakan keterampilan yang diperlukan di
abad 21.
Penelitian sebelumnya juga mengkaji PCK melalui pengembangan perangkat
pembelajaran berorientasi pedagogy or sustainability untuk menumbuhkan literasi
lingkungan dalam membentuk sikap peduli lingkungan. Selanjutnya, dalam penelitian
sebelumnya juga dikembangkan model pembentukan karakter sikap peduli lingkungan di
sekolah adiwiyata. Literasi lingkungan merupakan salah satu literasi yang dibutuhkan di
era abad 21 dalam revolusi 4.0. Keterampilan dan sikap yang diperlukan di abad 21
meliputi berpikir kritis, kreatif, problem solving, literasi teknologi, literasi ICT. Selain
keterampilan, dimensi afektif dalam pembentukan karakter juga menjadi aspek yang
penting untuk dikuasai oleh peserta didik untuk mempertahankan karakter positif yang
membentengi peserta didik dari pengaruh negatif dari munculnya era revolusi industry 4.0.
Hal ini sesuai yang dituliskan oleh P21 (2011: 9) bahwa pembelajaran abad 21 meliputi
enam komponen. Diperkuat oleh Lamb, Maire, Doecke (2017: 19) bahwa terdapat
sembilan keterampilan kunci abad 21 meliputi berpikir kritis (critical thinking), kreativitas
(creativity), metakognisi (metacognition), pemecahan masalah (problem solving),
kolaborasi (collaboration), motivasi (motivation), keyakinan diri (self-efficacy), berhati
nurani (conscientiousness), ketekunan (grit or perseverance). Dalam diri peserta didik
perlu dikembangkan karakter yang berkaitan dengan sikap keyakinan diri (self efficacy),
sikap rasa ingin tahu (curiosity), dan juga sikap kerjasama atau kolaborasi. Dalam
penelitian ini akan dilakukan inovasi pembelajaran IPA untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir dan karakter yang meliputi self efficacy. curiosity, kerjasama dan
sikap peduli lingkungan. Salah satu karakter positif yang krusial untuk dikembangkan
dalam menekan dampak di era revolusi 4.0 adalah sikap untuk berpikir keberlanjutan pada
semua aspek. Masyarakat harus memikirkan keberlanjutan pada generasi selanjutnya dari

12
kegiatan yang dilakukan sebelumnya. Untuk dapat berpikir ke dampak yang akan datang,
keterampilan berpikir peserta didik perlu untuk dikembangkan melalui pembelajaran.
Pembelajaran IPA dibelajarkan sesuai hakikatnya atau Nature of Science (NoS).
Peran teknologi sangat dibutuhkan untuk menunjukkan gejala dan persoalan IPA yang
penting dalam pembentukan konsep atau konseptualisasi. Hal ini menjadi tantangan yang
dirasakan sangat penting dalam pembelajaran daring pada selama pandemi wabah Covid
19. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, guru dituntut untuk dapat mengemas
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi. Pada penelitian sebelumnya, dilakukan
pengembangan inovasi pembelajaran IPA berbasis teknologi yang terintegrasi dalam
pembelajaran IPA. Inilah pentingnya inovasi pembelajaran IPA berbasis NoS for
sustainable development menggunakan peran teknologi yang terintegrasi dalam
penyelidikan ilmiah atau Technology Embedded Scientific Inquiry (TESI). Hal sesuai
dengan pernyataan bahwa “Science and technology represent central aspects of any
sustainable development, making science and technology education especially responsible
for integrating ESD into teaching and learning” (Eilks, 2015: 150). Artinya bahwa sains
dan teknologi menggambarkan aspek inti dari sustainable development, mengkaitkan sains
dan teknologi terutama dapat mengintegrasikan Educational Sustainable Development
(ESD) ke dalam proses belajar dan mengajar IPA.
Dalam penelitian ini akan dilakukan inovasi pembelajaran IPA berbasis Nature of
Science for sustainable development menggunakan technology embedded scientific inquiry
untuk menumbuhkan keterampilan dan karakter yang meliputi keterampilan berpikir kritis,
kreatif, literasi teknologi, self efficacy. curiosity dan sikap peduli lingkunan. Peta jalan
(road map) penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

13
Penelitian sebelumnya Penelitian yang akan Penelitian selanjutnya
dilakukan
Penerapan inovasi
1. Pengembangan perangkat
Pengembangan inovasi pembelajaran IPA
pembelajaran IPA
pembelajaran IPA berbasis Nature of
berorientasi pedagogy for
berbasis NoS (Nature of Science (NoS) dalam
sustainability untuk
Science) for sustainable praktek di sekolah untuk
menumbuhkan literasi
development menumbuhkan
lingkungan
menggunakan keterampilan dan
2. Model pengembangan
Technology Embedded karakter.
pembelajaran IPA
Scientific Inquiry (TESI)
menggunakan pedagogy for
untuk menumbuhkan
sustainability untuk
keterampilan dan
menemukan pola atau
karakter yang diperlukan
model pengembangan sikap
di era abad 21.
peduli terhadap lingkungan
menuju sekolah adiwiyata.
3. Pengembangan inovasi
pembelajaran IPA berbasis
Technology Embedded
Scientific Inquiry (TESI)
untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir dan
karakter

Gambar 1. Roadmap Penelitian

Berdasarkan identifikasi persoalan di atas, penelitian ini bertujuan untuk


mengembangkan inovasi pembelajaran IPA berbasis NoS (Nature of Science) for
sustainable development menggunakan TESI (Technology Embedded Scientific Inquiry)
yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA. Target yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah dihasilkannya perangkat pembelajaran IPA berbasis NoS for sustainable
development menggunakan TESI. Perangkat yang dikembangkan meliputi RPP. LKPD,
media, bahan ajar dan instrumen penilaian yang sudah divalidasi ahli dan guru IPA. Target

14
penelitian selanjutnya yaitu untuk melihat efektivitas perangkat pembelajaran yang
dikembangkan melalui ujicoba empiris dalam pembelajaran.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Nature of Science (NOS) for Sustainable Development
1. NoS (Nature of Science)
Nature of Science (NoS) berkaitan dengan apa itu sains dan bagaimana sains berkerja
(Olson & Clough, 2004: 1). Pembelajaran dengan NOS dapat mengarahkan bagi peserta
didik dan guru IPA dalam pengembangan pemahaman epistemologis tentang pengetahuan
ilmiah dan sifat dari pengetahuan yang dihasilkan. NOS diajarkan secara eksplisit untuk
mencapai keefektifan. Pengajaran NOS kepada peserta didik dapat melalui pembelajaran
di kelas berupa diskusi dan tanya jawab. Kegiatan dapat dilakukan dengan memberikan
peserta didik suatu konten kemudian mengajak peserta didik untuk merefleksikan aspek
NOS tertentu yang berkaitan dengan konten tersebut (Abd-El-Khalick, 2013).

Adapun aspek-aspek NOS menurut NGSS (Next Generation Science Standarts)

sebagai berikut :

Tabel 1. Understandings about the Nature of Science


No. Kategori Indikator

1. Penyelidikan Ilmiah a. Penyelidikan ilmiah menggunakan


menggunakan berbagai berbagai metode dan alat untuk
pengukuran dan pengamatan.
metode yang bervariasi b. Penyelidikan ilmiah dipandu oleh
seperangkat nilai-nilai untuk
memastikan keakuratan suatu
pengukuran, pengamatan dan objek
temuan.
c. Sains bergantung pada penjelasan
setiap evaluasi yang diusulkan.
d. Nilai ilmiah berfungsi sebagai kriteria
untuk membedakan sains dan non-sains

15
No. Kategori Indikator

2. Ilmu pengetahuan a. Ilmu pengetahuan berdasar dari logis


berdasarkan dari fakta dan hubungan konseptual antara bukti
dan penjelasan.
yang empiris b. Disiplin ilmu memberikan aturan
umum dan pengevaluasi bukti
empiris.
3. Ilmu Pengetahuan a. Penjelasan Ilmiah dapat direvisi dan
bersifat terbuka diperbaiki mengingat biasa terjadinya
fakta baru.
terhadap revisi b. Kepastian dan daya tahan temuan
berkaitan dengan fakta sains bervariasi.
c. Penemuan ilmiah sering mengalamin
baru
revisi berdasarkan bukti baru.
4. Model ilmiah, hukum, a. Teori merupakan suatu penjelasan
mekanisme dan teori terhadap fenomena yang teramati.
b. Teori ilmiah didasarkan dar bukti
menjelaskan fenomena yang dikembangkan dari waktu ke
alam. waktu.
c. Hukum merupakan deskripsi
matematis dari fenomena alam.
d. Hipotesis digunakan oleh ilmuan
sebagai ide yang mungkin dapat
memberikan peran dalam
pengetahuan baru yang penting untuk
evaluasi suatu teori ilmiah.
e. Istilah “teori” yang digunakan dalam
sains berbeda dari yang biasanya
digunakan oleh penggunaan umum
diluar. Teori ilmiah merupakan
menjelaskan untuk fenomena yang
diamati.
5. Sains merupakan cara a. Sains merupakan kumpulan
untuk mengetahui. pengetahuan, proses, dan praktik
yang digunakan untuk
mengembangkan pengetahuan.
b. Pengetahuan Ilmiah bersifat
kumulatif dan telah banyak orang
yang memberikan berkonstribusi
pada pengetahuan.
c. Sains adalah cara untuk mengetahui
digunakan oleh orang banyak bukan
hanya untuk ilmuan.

16
No. Kategori Indikator

6. Pengetahuan ilmiah a. Sains mengansumsikan bahwa setiap


menerima tahapan dan objek dan peristiwa di alam terjadi
dengan pla yang konsisten yang dapat
konsistensi pada sistem dimengerti melalui pengamatan.
alam b. Sains dengan hati-hati
mempertimbangkan dan
mengevaluasi anomali data dan bukti.
7. Sains merupakan usaha a. Laki-laki dan perempuan berasal latar
manusia belakang sosial, budaya dan etnis
yang berbeda dapat bekerja sebagai
ilmuan dan insinyur
b. Para ilmuan dan insinyur bergantung
pada kualitas manusia seperti
ketekunan,ketelitian, penalaran,
logika, imajinasi dan kreativitas.
c. Para ilmuan dan insiyur berpedoman
atas kebiasan pemikiran seperti
kejujuran,inteltual, toleransi,
ambiguitas,skeptisme dan
keterbukaan terkait ide baru.
d. Kemajuan teknologi mempengaruhi
kemajuan ilmu pengetahuan dan
sebaliknya.
8. Sains menjawab a. Pengetahuan ilmiah dibatasi oleh
pertanyaan terkait kapasitas manusia,teknologi dan
materil.
tentang alam dan segala b. Sains membatasi tentang penjelasan
isinya tentang meminjamkan diri untuk
observasi dan bukti empiris.
c. Pengetahuan ilmiah dapat
mendeskripsikan adanya konsekuensi
dari sebuah tindakan tapi tidak
bertanggungjawab atas keputusan
dalam masyarakat.
(NGSS, 2013:5)

Sedangkan menurut Lederman dkk, (2013:140) nature of science (NOS) terbagi

menjadi beberapa aspek sebagai berikut:

1) Membedakan antara observasi dengan inferensi

2) Membedakan antara hukum dan teori

17
3) Pengetahuan ilmiah merupakan imajinasi dan kreativitas manusia

4) Pengetahuan ilmiah bersifat subyektif

5) Sains merupakan hasil dari kebudayaan

6) Pengetahuan bersifat tentatif dan dapat berubah

7) Sains berdasarkan atas adanya bukti empiris.

2. Sustainable Development
Science sustainability adalah isu alam sebagai suatu pendekatan untuk memecahkan
masalah (UNESCO, 2019). Menurut Sebastian Sauve, Sophie Bernord dan Pamela Sloan
(2016: 49), sustainable development is meeting the needs of the present without
compromising the ability of future generations to meet to their own meet. Artinya bahwa
mempertemukan kebutuhan sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi
selanjutnya. Hal ini diperkuat juga oleh Heba El Deghaidi (2012: 2) yang menyatakan
bahwa:
ESD requires a combination of teaching strategies that together allow for transformative
learning in a course with an ESD philosophy and practice. Visioning and creating new
perspectives are important tasks because the transformative role of education is a key issue
in ESD.
Pendidikan pengembangan keberlanjutan membutuhkan kombinasi dalam strategi
mengajar secara bersama sama yang dapat mengubah pembelajaran dengan filosofi dan
praktek.

Menurut UNESCO (2019), education on sustainable development bertujuan untuk


mengubah masyarakat dengan mengarahkan pendidikan dan membantu masyarakat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan dan
pengembangan keberlanjutan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan “A specific goal of ESD
is to improve learning that helps students become responsible individuals, thereby
fostering sustainability for the sake of world equity and conservation of natural resources
at local to global levels. (Mogren, Gericke & Scherp, 2019: 509).
Berikut ini adalah sustainable development goals menutut UNESCO:

Goal 1.End poverty in all its forms everywhere


Goal 2. End hunger, achieve food security and improved nutrition and promote
sustainable agriculture

18
Goal 3. Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages
Goal 4. Ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong learning
opportunities for all

Goal 5. Achieve gender equality and empower all women and girls
Goal 6. Ensure availability and sustainable management of water and sanitation for all
Goal 7. Ensure access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for all
Goal 8. Promote sustained, inclusive and sustainable economic growth, full and
productive employment and decent work for all
Goal 9. Build resilient infrastructure, promote inclusive and sustainable
industrialization and foster innovation
Goal 10. Reduce inequality within and among countries
Goal 11. Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable
Goal 12. Ensure sustainable consumption and production patterns
Goal 13.Take urgent action to combat climate change and its impacts
Goal 14. Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for
sustainable development
Goal 15. Protect, restore and promote sustainable use of terrestrial ecosystems,
sustainably manage forests, combat desertification, and halt and reverse land
degradation and halt biodiversity loss
Goal 16. Promote peaceful and inclusive societies for sustainable development,
provide access to justice for all and build effective, accountable and inclusive
institutions at all levels
Goal 17. Strengthen the means of implementation and revitalize the global partnership
for sustainable development

Burmeister et al. (2012) dalam Ingo Eilks (2015: 153) menyatakan empat model
dasar untuk integrasi pendidikan sains dan sustainable development: Model 1: Adopting
Principles from Sustainable Practices in Science and Technology for Hands-on Science
Education Laboratory Work
Model 2: Adding Sustainable Science as Content in the Science and Technology
Curriculum
Model 3: Using Controversial Sustainability Questions for the Socio-scientific Issues
Driven Science Education
Model 4: Science Education as a Part of ESDDriven School Development

Dapat dimaknakan bahwa model untuk mengintegrasikan pendidikan sains dan


pengembangan keberlanjutan dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengadopsi prinsip dari praktek pembelajaran keberlanjutan dalam sains dan
teknologi untuk kegiatan Hands on activity kerja laboratorium
2. Menambah konten sains kberlanjutan dalam kurikulum sains dan teknologi
3. Menggunakan pertanyaan kontroversi dari socio scientific issue
4. Pendidikan sains sebagai bagian dari pengembangan sekolah yang
meengembangkan keberlanjutan.
19
Menurut Carter (2008) dalam Guliz Karaarslan dan Gage Teksoz (2016: 8404) bahwa
perkembangan sains berubah dalam abad ini dengan perkembangan ekonomi dan
teknologi dan dampak dari globalisasi. Hal ini juga selaras pernyataan Carter (2008)
Guliz Karaarslan dan Gage Teksoz (2016: 8405), “the purpose of SE in the 21st century
has been set as to help students make critical judgments about science and increase
their engagement to work for a more socially just, equitable and sustainable world”.
Artinya bahwa tujuan pendidikan sains di abad 21 meletakkan untuk membantu siswa
membuat keputusan kritis tentang sains dan meningkatkan keterkaitan untuk bekerja
lebih social, adil dan dunia yang terus berlanjut.

B. Technology Embedded Scientific Inquiry (TESI)

Menurut Calik, M. (2013: 225), definisi TESI sebagai berikut:

The TESI model embedding technology into scientific inquiry seems to be


promising to meet demands of the curricula. ‘Technology’ term in the TESI model
embraces both generic learning technology (i.e. online discussion boards and
TESI web-site) and technological instruments.
TESI merupakan model pembelajaran yang menggunakan teknologi dalam melakukan
proses ilmiah atau investigasi. TESI memiliki tiga karakteristik, seperti yang digambarkan
skemanya oleh Ebenezer pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Skema dari TESI (Ebenezer, 34)


Berdasar gambar 1, tiga kharakteristik dari TESI antara lain:
1. Scientific Conceptualization

20
Menurut Ebenezer, Kaya and Ebenezer (2011) dalam Calik, M. (2013: 224)
bahwa “technology-embedded scientific conceptualisation, involves understanding
subject matter knowledge, and testing and clarifying conceptual ideas”.
Teknologi pada konseptualisasi ilmiah melibatkan pengetahuan materi yang diperoleh
melalui inkuiri dan menilai serta klarifikasi konsep yang mengarahkan untuk
memperdalam penguasaan materi.
2. Scientific Investigation
Menurut Ebenezer, Kaya and Ebenezer (2011) dalam Calik, M. (2013: 224)
bahwa:
technology-embedded scientific investigation, focuses on critical abilities of students
to study issues that have personal meaning, formulate researchable questions or
testable hypotheses, demonstrate the logical connections between the scientific concepts
guiding a hypothesis and the design of an experiment, and designing and conducting
scientific investigations.

Teknologi pada kegiatan ilmiah antara lain merumuskan masalah, hipotesis, merancang
percobaan dan melakukan percobaan. Guru perlu mengembangkan keterampilan ilmiah
dengan berbagai teknologi antara lain mengukur, melakukan percobaan,
mengumpulkan data.

3. Scientific Communication
Menurut (Ebenezer, et al., 2011) dalam Calik, M. (2013: 224) bahwa “ technology-
embedded scientific communication, involves communicating research process,
research results and knowledge claims via classroom discourse.
Dalam aspek ini, teknologi dalam komunikasi ilmiah melibatkan proses
mengkomunikasikan proses penyelidikan, hasil dan pengetahuan melalui diskusi dan
presentasi dengan respon yang kritis.
Menurut Sheffied & Mc Ilvenny (2014: 53) bahwa bentuk teknologi yang dapat
digunakan antara lain website, avatar, padlet, scoop It, concept map/Mind maps.
Menurut Langitasari, Effendy, Fajaroh (2018: 3), peran inquiry dengan bantuan
teknologi adalah
The results of a study reported that inquiry can improve students conceptual
understanding, students achievement, science process skills, students ability to
construct knowledge, make learning more meaningful because the concept can
be stored in students long term memory and it can improve scientific
communication skills. (Tuan, et al, 2005; Yousefzadeh, et al, 2007; Blanchard,
et al, 2010).

21
Menurut Sheffiel & McIlvenny (2014: 53), bentuk teknologi yang dapat
digunakan dalam inquiry antara lain:
1. Website
2. Avatar
3. Padlet
4. Scoop it
5. Concept map

C. Keterampilan Berpikir
Menurut Fadel (2008: 14), keterampilan abad 21 meliputi critical
thinking, problem solving, creativity, innovation, communication dan
collaboration. Hal ini sesuai yang dituliskan oleh P21 (2011: 9) bahwa
pembelajaran abad 21 meliputi enam komponen. Diperkuat oleh Lamb, Maire,
Doecke (2017: 19) bahwa terdapat sembilan keterampilan kunci abad 21
meliputi berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity), metakognisi
(metacognition), pemecahan masalah (problem solving), kolaborasi
(collaboration), motivasi (motivation), keyakinan diri (self-efficacy), berhati
nurani (conscientiousness), ketekunan (grit or perseverance).

Kemampuan berpikir dan karakter mempunyai peran penting untuk


membentuk peserta didik yang kritis dan berakhlak. Keterampilan berpikir
akan membekali peserta didik dalam menganalisis persoalan dalam kehidupan,
mengkritisi persoalan dengan nalar yang akan digunakan dalam mengambil
keputusan yang baik. Kegiatan berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah
pengetahuan yang telah diperoleh melalui indera untuk memperoleh kebenaran.
Selanjutnya berpikir ilmiah didefinisikan sebagai berikut:
Scientific thinking is deifned as the application of the methods or
principles of scientific inquiry to reasoning or problem-solving
situations, and involves the skills implicated in generating, testing and
revising theories, and in the case of fully developed skills, to reflect on
the process of knowledge acquisition and change (Koslowski, 1996;
Kuhn & Franklin,2006; Wilkening & Sodian, 2005).

Johnson (2000), keterampilan berpikir dibedakan menjadi keterampilan


berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif. Kedua jenis keterampilan berpikir
ini disebut sebagai keterampilan berpikir tingkat tingggi (Liliasari, 2012). Berpikir
kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan dalam
proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis

22
dan menginterpretasi data dalam kegiatan inquiry ilmiah. Sedangkan berpikir kreatif
adalah proses berpikir yang menghasilkan gagasan asli atau orisinal, konstruktif,
dan menekankan pada aspek intuitif dan rasional (Johnson, 2000).
Menurut Joyce (1992) dalam (Liliasari, 2012: 22), keterampilan berpikir
kritis diperlukan oleh siswa sebagai modal dasar untuk memahami berbagai hal,
diantaranya memahami konsep dalam disiplin ilmu. Fisher (2001) dalam Liliasari,
2012: 23), berpikir kritis adalah suatu sikap yang cenderung untuk
mempertimbangkan dan memikirkan suatu masalah yang timbul dari pengalaman.
Berpikir kritis menurut Robert Ennis (Fisher, 2001) adalah pengambilan keputusan.
Berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika
seseorang mengambil keputusan. Ennis (1985) dalam Liliasari (2012: 22),
mendefinisikan berpikir kritis sebagai cara berpikir reflektif yang masuk akal atau
berdasarkan penalaran yang difokuskan, untuk menentukan apa yang harus diyakini
dan dilakukan.
Menurut Ennis (1985) dalam Goal for A critical Thinking Curriculum,
terdapat lima tahap berpikir dengan masing-masing indikatornya sebagai berikut:1.
Memberikan penjelasan sederhana, meliputi: memfokuskan pertanyaan,
menganalisis pernyataan, dan bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu
penjelasan; 2. Membuat keterampilan dasar, meliputi: mempertimbangkan apakah
sumbernya dipercaya / tidak, dan mengamati dan mempertimbangkan suatu
laporan hasil observasi; 3. Menyimpulkan, meliputi: mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan; 4. Memberikan penjelasan
lanjut, meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi, dan
mengidentifikasi asumsi; 5. Mengatur strategi dan taktik, meliputi: a) menentukan
tindakan, b) berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan berpikir ini dapat diintegrasikan dalam pembelajaran
dengan merencanakan kegiatan pembelajaran untuk siswa menganalisis
persoalan, merumuskan persoalan, membuat keterkaitan dengan masalah lain,
mempertimbangkan dampak, dan melakukan tindakan pemecahan masalah.
Kegiatan pembelajaran dapat diarahkan ke problem solving methods dengan
inquiry. Cindy L. Lynch and Susan K. Wolcott (2013), langkah untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa melalui langkah sebagai berikut:

23
Step 1 — identify the problem, relevant information, and uncertainties;
Step 2 — explore interpretations and connections;
Step 3 — prioritize alternatives and communicate conclusions; and
Step 4 — integrate, monitor, and refine strategies for re-addressing the
problem.

D. Pembelajaran IPA
Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a
way of thinking, a way of investigating, a body of knowledge, dan interaksinya
dengan teknologi dan masyarakat. Dapat disarikan bahwa dalam IPA terdapat
dimensi cara berpikir,cara investigasi,bangunan ilmu dan kaitannya dengan
teknologi dan masyarakat. Hal ini menjadi substansi yang mendasar
pentingnya pembelajaran IPA yang mengembangkan proses ilmiahnya untuk
pembentukan pola pikir peserta didik. Menurut Sund & Trowbridge (1973: 2),
kata science sebagai “both a body of knowledge and a process”. Sains
diartikan sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses. Lebih lanjut, sains
didefinisikan mempunyai tiga elemen penting yaitu sikap, proses dan produk.

Science has three major elements: attitudes, processes or


methods, and products. Attitudes are certain beliefs, value,
opinions, for example, suspending judgment until enough data
has been collected relative o the problem. Constantly
endeavouring to be objectif . Process or methods are certain
ways of investigating problem, for example, making hypotheses,
designing and carryng out experiments, evaluating data and
measuring. Products are facts, principles, laws, theories, for
example, the scientific principle: metalswhen heated expands
(Carin & Sund, 1980: 2).

IPA mempunyai objek dan persoalan yang holistik sehingga IPA perlu
disajikan secara holistik. Menurut Hewitt, Paul G and etc (2007: xvi), sains
terintegrasi menyajikan aspek fisika, kimia, biologi, ilmu bumi, astronomi dan
aspek lainnya dari Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam bukunya Conceptual
Integrated Science, IPA terintegrasi disajikan berbasis pendekatan kontekstual
yaitu menghubungkan sains dengan kehidupan sehari-hari, bersifat personal dan
langsung, menempatkan salah satu ide pokok, mengandung pemecahan masalah.
Dalam penyajiannya, IPA disajikan dengan kesatuan konsep.

24
Menurut Trefil, James & Hazen Robert (2007: xii), pendekatan
terintegrasi (An integrated approach) melibatkan proses ilmiah,
mengorganisasikan prinsip, mengorganisasikan integrasi alam dari pengetahuan
ilmiah dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, dalam an
integrated approach ini juga siswa diharapkan mampu mengkaitkan dalam
bidang lain meliputi fisika, astronomi, kimia, geologi, biologi, teknologi,
lingkungan, dan kesehatan keselamatan.

E. Model Pembelajaran Inovatif


1. STEM (Science, Technology Engineering, Mathematic)

Menurut Zender, Seitz, Klaudt (2018: 2970), bahwa pendekatan STEM


merupakan integrasi empat komponen meliputi science, technology, engineering
dan mathematic. Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)
menurut Sanders (2009) adalah pendekatan tematik dalam pengembangan
pendidikan sains. Pendidikan STEM dibangun sebagai suatu keseluruhan baru dan
tubuh pengetahuan holistik berdasarkan pada membentuk disipilin. Menurut Kapila
(2014), menyatakan bahwa penerapan STEM dalam pembelajaran dapat
mendorong peserta didik untuk mendesain, mengembangkan dan memanfaatkan
teknologi, mengasah kognitif, manipulatif dan afektif, serta mengaplikasikan
pengetahuan. Sehingga penerapan pendekatan STEM cocok digunakan pada
pembelajaran sains. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik dalam menerapkan
pengetahuannya untuk membuat desain sebagai bentuk pemecahan masalah terkait
lingkungan dengSelain mengembangkan empat disiplin tersebut dalam pendekatan
STEM juga mengembangkan keterampilan dalam penyelidikan ilmiah dan
kemampuan dalam pemecahan masalah dengan literasi STEM. Literasi STEM
mengacu pada kemampuan individu untuk menerapkan pemahaman.

2. Problem Based Learning


Menurut Arends, Richard I (1997: 157-158), model Probem Based
Learning mempunyai beberapa karakteristik:
1) Driving question or problems
Artinya bahwa dalam model pembelajaran project based learning distimulasi
dengan suatu pertanyaan atau persoalan yang akan diselesaikan oleh siswa.
25
2) Interdisciplinary focus
Dalam penyelesaian persoalan, diperlukan konten materi lintas disiplin
misalnya matematika, fisika, biologi.dan bidang lainnya.
3) Authentic investigation
Peserta didik melakukan penyelidikan secara mandiri.
4) Production of artefacs or exhibits
Peserta didik menghasilkan karya yang akan dipamerkan
5) Collaboration.
Dalam menyelesaikan persoalan, terdapat kerjasama antar siswa.

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah


(Arends, 2007:57)
Tahap Perilaku Guru

Tahap 1: Guru membahas tujuan pembelajaran,


mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik
Memberikan penting dan memotivasi siswa untuk terlibat
orientasi tentang dalam kegiatan mengatasi masalah.
permasalahan
kepada siswa
Tahap 2 : Guru membantu siwa untuk mendefinisakn dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
Mengorganisasikan berkaitan dengan permasalahannya.
siswa untuk
meneliti
Tahap 3 : Guru mendorong siswa untuk mendapatkan
informasi yang tepat, melaksanakan
Membantu eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
investigasi mandiri
dan kelompok
Tahap 4 : Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat,
Mengembangkan seperti laporan, rekaman video, dan membantu
dan mereka untuk menyampaikan kepada orang
mempresentasikan lain.
artefak dan exhibit
Tahap 5 : Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi terhadap investigasinya dan proses
Menganalisis dan yang mereka gunakan.
mengevaluasi

26
proses mengatasi
masalah

F. Road Map Penelitian


Penelitian sebelumnya mengkaji mengenai PCK (Pedagogycal Content
Knowledge) berupa pengembangan petunjuk pembelajaran (learning guide) dan studi
kasus PCK di sekolah. Studi kasus PCK di sekolah dilakukan dalam implementasi
kurikulum 2013. Dalam studi kasus ditemukan pembelajaran IPA yang dilakukan
guru belum mengembangkan kemampuan menalar (mengasosiasi) yang merupakan
bagian dari pendekatan saintifik. PCK merupakan pengetahuan yang harus dikuasai
guru meliputi pengetahuan pedagogy (pedagogy knowledge) dan pengetahuan konten
(content knowledge). Pedagogik yang diterapkan dalam pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik konten materi. Penelitian sebelumnya juga mengkaji PCK
melalui pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi pedagogy or
sustainability untuk menumbuhkan literasi lingkungan dalam membentuk sikap
peduli lingkungan. Selanjutnya, dalam penelitian sebelumnya juga dikembangkan
model pembentukan karakter sikap peduli lingkungan di sekolah adiwiyata. Literasi
lingkungan merupakan salah satu literasi yang dibutuhkan di era abad 21 dalam
revolusi 4.0. Keterampilan dan sikap yang diperlukan di abad 21 meliputi berpikir
kritis, kreatif, problem solving, literasi teknologi, literasi ICT. Selain keterampilan,
dimensi afektif dalam pembentukan karakter juga menjadi aspek yang penting untuk
dikuasai oleh peserta didik untuk mempertahankan karakter positif yang
membentengi peserta didik dari pengaruh negatif dari munculnya era revolusi
industry 4.0. Hal ini sesuai yang dituliskan oleh P21 (2011: 9) bahwa pembelajaran
abad 21 meliputi enam komponen. Diperkuat oleh Lamb, Maire, Doecke (2017: 19)
bahwa terdapat sembilan keterampilan kunci abad 21 meliputi berpikir kritis (critical
thinking), kreativitas (creativity), metakognisi (metacognition), pemecahan masalah
(problem solving), kolaborasi (collaboration), motivasi (motivation), keyakinan diri
(self-efficacy), berhati nurani (conscientiousness), ketekunan (grit or perseverance).
Dalam diri peserta didik perlu dikembangkan karakter yang berkaitan dengan sikap
keyakinan diri (self efficacy), sikap rasa ingin tahu (curiosity), dan juga sikap
kerjasama atau kolaborasi. Dalam penelitian ini akan dilakukan inovasi

27
pembelajaran IPA untuk menumbuhkan keterampilan berpikir dan karakter yang
meliputi self efficacy. curiosity dan kerjasama. Peta jalan (road map) penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:

Penelitian sebelumnya Penelitian yang akan Penelitian selanjutnya


dilakukan
Penerapan inovasi
1. Studi kasus PCK
Pengembangan inovasi pembelajaran IPA di
(Pedagogycal Content
pembelajaran IPA untuk sekolah untuk
Knowledge) guru IPA
menumbuhkan menumbuhkan
dalam implementasi
keterampilan berpikir keterampilan berpikir
kurikulum 2013 pada
dan karakter yang dan karakter yang
pembelajaran IPA di tingkat
meliputi sikap keyakinan meliputi sikap keyakinan
SMP.
diri ( self efficacy), sikap diri, sikap ingin tahu dan
2. Pengembangan perangkat
ingin tahu (curiosity), dsn kerjasama menggunakan
pembelajaran IPA
kerjasama pembelajaran berbasis
berorientasi pedagogy for
(kolaboration). TESI (Technology
sustainability untuk
Embedded Scientific
menumbuhkan literasi
Inquiry).
lingkungan
3. Model pengembangan
pembelajaran IPA
menggunakan pedagogy for
sustainability untuk
menemukan pola atau
model pengembangan sikap
peduli terhadap lingkungan
menuju sekolah adiwiyata.

Gambar 2. Roadmap Penelitian

28
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan menggunakan metode Research
and Development (R&D) mengacu model Borg dan Gall (1983: 775)

Menganalisis
Menganalisis pembelajaran berbasis
kebutuhan Menganalisis
NOS for sustainable
persoalan development indikator dan
pembelajara Technology tujuan
n IPA Embedded Scientific pembelajaran
Inquiry

Merancang desain Merancang instrumen untuk


awal perangkat menilai perangkat
pembelajaran pembelajaran

Pengembangan
desain perangkat Validasi ahli Revisi I
pembelajaran dan guru IPA

Preliminary Ujicoba Main Product


Field Testing terbatas Revition (5)
pada siswa
(4)

Main Field Ujicoba di Operational


Testing (6) kelas Product
Revition (7)

Dissemination and Final Operational


Implementation Field Testing
Product
(10) (8)
Revision (9)

Gambar 3. Tahap Research dan Development

1. Research and information collection


Kegiatan dalam tahap penelitian dan pengumpulan informasi meliputi
pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan dari segi-segi nilai.
2. Planning (Perencanaan)

29
Menyusun rencana penelitian yang meliputi mendefinisikan
keterampilan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, merumuskan
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut, merumuskan
langkah- langkah penelitian, dan melakukan uji kelayakan terbatas.

3. Develop Preliminary Form Of Product (Pengembangan Draf Produk)


Kegiatan pada tahap ini merupakan tahap pengembangan
bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen
evaluasi.

4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Lapangan Awal)


Uji coba lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai
12 subjek uji coba. Selama uji coba dilakukan pengamatan,
wawancara dan pengedaran angket.

5. Main Product Revision (Merevisi Hasil Uji Coba)


Memperbaiki atau menyempurnakan hasil ujicoba.
6. Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)
Melakukan ujicoba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15
sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.

7. Operational Product Revision (Penyempurnaan Produk


Hasil Uji Lapangan) Menyempurnakan produk hasil uji
lapangan.
8. Operational Field Testing (Uji Pelaksanaan Lapangan)
Dilakukan pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai
200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara,
dan observasi dan analisis hasilnya.

9. Final Product Revision (Penyempurnaan Produk Akhir)

Merevisi produk seperti yang disarankan oleh hasil uji


lapangan operasional.

10. Dissemination and Implementation (Diseminasi dan Implementasi).


Melaporkan produk hasil pada pertemuan professional dan dalam jurnal.

30
Penelitian ini dibatasi sampai tahap Develop Preliminary Form Of Product
(Pengembangan Draf Produk), tahap selanjutnya akan dilaksanakan pada
penelitian tahun berikutnya.

B. Instrumen-instrumen Penelitian

Untuk tujuan pengumpulan data dikembangkan instrumen-instrumen penelitian,


seperti dipaparkan pada Tabel 2
Tabel. 2 . Daftar Instrument yang Digunakan dalam Penelitian
Instru
men Jenis Perangkat yang Unsur-unsur Validasi
Divalidasi
I RPP Ketepatan format, materi pembelajaran,
pendekatan dan metode pembelajaran,
sumber
belajar, alat/bahan; kesesuaian standar
kompetensi dengan kompetensi dasar,
kompetensi
dasar dengan indikator, kegiatan
pembelajaran
dengan indikator, lembar penilaian dengan
indikator; ketepatan dan kekomunikatifan
dalam
penggunaan bahasa.
II LKS Ketepatan format; kesesuaian judul dengan
langkah kegiatan; tujuan kegiatan dengan
langkah
kegiatan; hal-hal yang dilaporkan dengan
langkah
kegiatan; indikator dalam RPP dengan
tujuan
kegiatan; kelayakan/kemungkinan
keterlaksanaan
langkah kegiatan.
Lembar penilaian Analisis IPA terinterasi; tema; analisis
III Perangkat content
Pembelajaran dan proses.

C.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif


kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan
pengembangan produk. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui kualitas
31
produk yang dikembangkan. Untuk mengetahui kualitas produk digunakan kriteria
kualitas produk pada table 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Penentuan Kualitas Produk
Rumus Kriteria

X> Xi + 1,8. Sbi Sangat Baik

Xi + 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 1,8.Sbi Baik

Xi - 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 0,6. Sbi Cukup

Xi - 1,8.Sbi < X ≤ Xi - 0,6.Sbi Kurang

X ≤ Xi - 1,8. Sbi Sangat kurang

Sumber: Eko Putro Widoyoko (2011: 238)


Xi (Rerata ideal) = ½ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal ).
Sbi (simpangan baku ideal)= 1/6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal)
X = Skor empiris.
Tabel 4. Kriteria Penentuan Kualitas RPP
Rumus Rentang Kriteria

X> Xi + 1,8. Sbi X>83.994 Sangat Baik

Xi + 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 1,8.Sbi 27.998 <X≤83.994 Baik

Xi - 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 0,6. Sbi 52.002<X≤27.998 Cukup

Xi - 1,8.Sbi < X ≤ Xi - 0,6.Sbi 36.006 <X≤52.002 Kurang

X ≤ Xi - 1,8. Sbi X≤36.006 Sangat kurang

Tabel 5. Kriteria Penentuan Kualitas LKPD


Rumus Rentang Kriteria

X> Xi + 1,8. Sbi X>25.666 Sangat Baik

Xi + 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 1,8.Sbi 23. 799 <X≤29.398 Baik

Xi - 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 0,6. Sbi 18.2004 X ≤23.799 Cukup

Xi - 1,8.Sbi < X ≤ Xi - 0,6.Sbi 12.6012<X≤18.2004 Kurang

X ≤ Xi - 1,8. Sbi X≤12.602 Sangat kurang

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan Inovasi Pembelajaran IPA
Berbasis NoS (Nature of Science) for Sustainable Development Menggunakan TESI
(Technology Embedded Scientific Inquiry). Keterampilan abad 21 yang
dikembangkan yaitu literasi teknologi. Penelitian ini dilakukan melalui tahap
sebagai berikut:
1. Tahap Define
a. Studi eksplorasi dari observasi pembelajaran IPA pada praktik PPG
Daljab tahap 2 dan 3 tahun 2019 ditemukan kurangnya peran teknologi
dalam pembelajaran. Sebagian besar guru baru menggunakan PPT untuk
menyajikan materi ketika konfirmasi. Belum semua guru memanfaatkan
teknologi untuk menyajikan kasus/ masalah yag mendorong keterampilan
berpikir dan juga rasa ingin tahu (curiosity).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, kesadaran dan sikap terhadap
keberlanjutan lingkungan belum berkembang di semua siswa di semua
level sekolah. Bahkan di sekolah adiwiyatapun, kesadaran terhadap
lingkungan untuk keberlanjutan masih perlu untuk terus dikembangkan.
b. Mengidentifikasi kompetensi dasar yang potensi untuk diintegrasikan
dengan teknologi dan komponen sustainable development.
Berdasarkan hasil analisis kompetensi dasar IPA tingkat SMP, topic yang
diambil mengenai sumber energi dan perubahan energi.
c. Menganalisis berbagai pendekatan dan model yang digunakan dalam
pembelajaran IPA denga berbasis Nature of Science (NoS) for sustainable
development dengan menggunakan Technology Embedded Scientific Inquiry
(TESI). Pendekatan yang digunakan STEM (Science Technology,
engineering, Mathematics), project based learning, problem based learning.
d. Mendefinisikan indikator literasi teknologi, keterampilan berpikir.

33
2. Tahap Design
a. Merancang instrumen penelitian
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi lembar
penilaian perangkat pembelajaran (RPP, LKPD, penilaian). Kisi-kisi
instrument dan lembar penilaian penilaian perangkat pembelajaran
seperti pada lampiran 1.
b. Merancang inovasi pembelajaran IPA berbasis Nature of Science for
sustainable development dengan menggunakan (TESI) Technology
embedded scientific inquiry yang meliputi perangkat pembelajaran (RPP,
LKPD, dan lembar penilaian).
Perangkat yang dikembangkan berbasis TESI yang meliputi tiga
komponen antara lain : scientific conceptualization, scientific
investigation dan scientific communication). Perangkat pembelajaran
dikembangkan berdasar SDG yang sesuai yaitu tujuan ke tujuh “Goal 7.
Ensure access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for
all “. Tujuan ini mengarahkan untuk menanamkan bahwa energi dapat
diperoleh oleh semua masyarakat, dan juga menggunakan dengan prinsip
untuk keberlanjutan.

3. Tahap Develop
a. Menvalidasikan produk pada ahli
Produk yang sudah dirancang selanjutnya divalidasi oleh ahli. Berikut
ini data yang dihasilkan dari penilaian perangkat pembelajaran:

Tabel 2. Hasil Penilaian Produk Perangkat Pembelajan RPP dan LKPD


Aspek Skor penilaian Rerata Kategori
Dosen ahli Guru
RPP 90 65 77.5 Baik

LKPD 31 23 27 Sangat baik

34
Tabel 3. Kriteria Penentuan Kualitas RPP
Rumus Rentang Kriteria

X> Xi + 1,8. Sbi X>83.994 Sangat Baik

Xi + 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 1,8.Sbi 67.998 <X≤83.994 Baik

Xi - 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 0,6. Sbi 52.002<X≤67.998 Cukup

Xi - 1,8.Sbi < X ≤ Xi - 0,6.Sbi 36.006 <X≤52.002 Kurang

X ≤ Xi - 1,8. Sbi X≤36.006 Sangat kurang

Sumber: Eko Putro Widoyoko (2011: 238)


Xi (Rerata ideal) = ½ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal ).
Sbi (simpangan baku ideal)= 1/6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal)
X = Skor empiris.
Tabel 3. Kriteria Penentuan Kualitas LKPD
Rumus Rentang Kriteria

X> Xi + 1,8. Sbi X>25.666 Sangat Baik

Xi + 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 1,8.Sbi 23. 799 <X≤29.398 Baik

Xi - 0,6 Sbi < X ≤ Xi + 0,6. Sbi 18.2004 X ≤23.799 Cukup

Xi - 1,8.Sbi < X ≤ Xi - 0,6.Sbi 12.6012<X≤18.2004 Kurang

X ≤ Xi - 1,8. Sbi X≤12.6012 Sangat kurang

Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan maka produk yang divalidasi


termasuk kategori baik untuk RPP dan sangat baik pada LKPD. Berikut
ini kategori kelayakan produk yang dikembangkan.
Tabel 3. Kriteria Penentuan Kualitas Produk

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli, saran untuk perbaikan produk


antara lain:
1). Memperbaiki tata tulis
2). Perlu ada tindak lanjut dari tugas
Produk selanjutnya direvisi sesuai dengan saran masukan dari ahli.
35
B. PEMBAHASAN
Inovasi pembelajaran IPA yang dikembangkan berupa penyusunan perangkat
pembelajaran berbasis Nature of Science (NoS) for sustainable development
menggunakan technology embedded scientific inquiry. Pembelajaran IPA ini
diorientasikan untuk mengembangkan aspek IPA seesuai hakitatnya dan juga ke a
rah pengembangan pembangunan berkelanjutan. Peran technology sebagai
perantara terhadap materi yang abstrak dan juga proses penyelidikan yang tidak
dapat dilakukan secara langsung. Produk pembelajaran yang dikembangkan
mengangkat tema mengenai energi. Hal ini berdasar analisis kompetensi dan analisis
materi, bahwa materi pada kompetensi ini mempunyai beberapa karakteristik yang
abstrak, antara lain perubahan energi.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai
kriteria baik untuk RPP dan sangat baik untuk LKPD berdasarkan validasi ahli dan
guru. Beberapa saran antara lain berkaitan dengan tata tulis dan kelengkapan
komponen langkah pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam perangkat pembelajaran yang dikembangkan
berisi komponen Nature of Science dan sustainable development. Komponen NOS
meliputi penyelidikan Ilmiah menggunakan berbagai metode yang bervariasi; Ilmu
pengetahuan berdasarkan dari fakta yang empiris; Ilmu Pengetahuan bersifat
terbuka terhadap revisi berkaitan dengan fakta baru; model ilmiah, hukum,
mekanisme dan teori menjelaskan fenomena alam ;sains merupakan cara untuk
mengetahui; Pengetahuan ilmiah menerima tahapan dan konsistensi pada sistem
alam; Sains merupakan usaha manusia. Komponen sustainable development yang
sesuai dengan tema energi yaitu tujuan ke-7 dari sustainable development goals.
Perangkat yang dikembangkan berbasis TESI yang meliputi tiga komponen antara
lain : scientific conceptualization, scientific investigation dan scientific
communication). Perangkat pembelajaran dikembangkan berdasar SDG yang sesuai
yaitu tujuan ke tujuh “Goal 7. Ensure access to affordable, reliable, sustainable and
modern energy for all “. Tujuan ini mengarahkan untuk menanamkan bahwa energi
dapat diperoleh oleh semua masyarakat, dan juga menggunakan dengan prinsip
untuk keberlanjutan.

36
37
DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. USA : McGraw Hill
Company.

Arends, Richard I.2007. Learning to Teach. USA: McGraw Hill Company.

Borg, W. R. And Gall, M. D. 1983. Educational Research An Introduction 4th Ed. New York:

Calik, M. 2013. Effect of Technology Embedded Scientific Inquiry on Senior Science Student
Teacher in self Efficacy. Eurasia Journal of Mathematic, Science & Technology
Education. Vol 9 (3), 223-232.

Chiapetta, Eugene L. & Koballa, Thomas R. 2010. Science Instruction in the Middle and
Secondary Schools. NewYork: Pearson.
Cindy L. Lynch and Susan K. Wolcott. 2013. Helping Your Students Develop Critical
Thinking Skills. Diakses 23 Maret 2013. http:// insight. Improvement.impact.
Clough, Michael P. & Olson. 2004. The Nature of Science. Always Part of the Science
Story. The Science Teacher. November 2004, p. 28-3.
Eko Putra Widoyoko. (2011). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan
Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Eliks, Ingo. 2015. Science Education and Education for Sustainable
Developent-Justification, Model, Practices and Perspectives. Eurasia
Journals in Mathematic, Science and Technology Education. 2015,
11(1), 149-158
Fadel, C. 2008. 21 st Century Skills. Paris. Global Lead Education.

Haviz M, Karomah H, Delfita R, . 2018. Revisiting Generic Science Skills As 21st Century.
Skills On Biology Learning. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 7 (3) (2018) 355-363.

Heba El Deghaidy. 2012. Education for Sustainable Development: Experiences from Action
Research with Science Teacher: https://www.researchgate.net/publication/272538217

Karaarslanab, Güliz and Teksözb, Gaye. 2016. Integrating Sustainable Development Concept
into Science Education Program is not enough; We Need Competent Science Teachers
for Education for Sustainable Development – Turkish Experience. International
Journal of Environmental & Science Education. Vol. 11, No.15, 8403-8424.
Lamb, Maire & Doecke. 2017. Key Skills for the 21st Century: an evidence based review.
Australia: NSW Government Victoria University.

Hewitt, Paul G & etc. 2007.Conceptual Integrated Science. Pearson Education: US.

38
Liliasari. 2012. Pengembangan alat ukur berpikir kritis pada konsep termokimia untuk siswa
SMA Peringkat atas dan Menengah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, ISSN 2089-
4392, Volume 1 Nomor 1 April 2012.

Muhammad Aqmal Nurcahyo. 2016. Peningkatan Literasi Digital dan Keterampilan


Pemecahan Masalah Siswa SMP Menggunakan Model Pembelajaran Technology
Embedded Scientific Inquiry pada Materi Struktur Bumi dan Bencana. Bandung:
UPI.
Mogren, Gericke & Scherp. 2019. Whole school approaches to education for sustainable
development: a model that links to school improvement. Environmental Education
Research. ISSN: 1350-4622 (Print) 1469-5871 (Online) Journal homepage:
https://www.tandfonline.com/loi/ceer20.
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003.
Sheffiel & McIlvenny . 2014. Design and Implementation of Scientific Inquiry using
Technology in a Teacher Education Program. International Journal of Innovation
in Science and Mathematic. 22(6) 46-60.
Sund & Trowbridge. 1967. Teaching Science by Inquiry in the Secondary School.
Ohio:Charles E. Merrill Publishing Company.
Trefil, James & Hazen Robert. 2007. The Sciences, An Integrated Approach. USA: John Wiley
and Sons, Inc.
Tursinawati & Ari Wibowo. 2019. Pemahaman Nature of Science (NoS) Di Era Digital:
Perspektif Dari Mahasiswa PGSD. JIPI (Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA) Vol. 03,
No. 01, hlm 1-9, 2019.
UNESCO. 2019. Sustainable Development Goals. Diakses dari
ttps://en.unesco.org/sustainabledevelopmentgoals.
Zender, Seitz, Klaudt. 2018. Instructional Methods in STEM Education: A Cross Contextual
Study. Eurasia Journal of Mathematics, Science, ang Technology Education. 14(7).
ISSN 1305-8223.

39
LAMPIRAN

1) Instrumen penelitian
2) Personalia peneliti

40
A. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 6. Kisi-Kisi Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nomor
No Aspek yang Dinilai Indikator
Item

Pemilihan KD sesuai a. KD yang dipih sesuai


dengan pemilihan model
dengan model
1. pembelajaran 1
pembelajaran yang
digunakan

Perumusan Indikator a. Indikator pencapaian


kompetensi dirumuskan
Pencapaian
menggunakan kata kerja
2 Kompetensi 2-3
operasional yang jelas
b. Ketercapaian indicator
mendukung KD

a. Tujuan pembelajaran
Perumusan Tujuan dirumuskan secara jelas
3 b. Menunjukkan komponen 4-5
Pembelajaran
Audiens, Behaviour,
Condition, Degree.

a. Materi ajar sesuai dengan KD


b. Materi ajar sesuai dengan
4 Pemilihan Materi Ajar tujuan pembelajaran 6-8
c. Materi ajar sesuai dengan
rumusan indikator

a. Metode/pendekatan yang
dilakukan bermuatan NOS for
Pemilihan Model, sustainable development
5 Pendekatan, Metode b. Metode/pendekatan/model 9-11
pembelajaran yang dipilih
Pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran berbasis TESI
(Technology Embedded
Scientific Inquiry)

41
Nomor
No Aspek yang Dinilai Indikator
Item

c. Kegiatan pembelajaran
mengandung aspek NOS for
sustainable development

a. Sumber belajar yang dipilih


sesuai dengan indicator
Pemilihan Sumber pencapaian kompetensi
6 12-13
Belajar b. Sumber belajar yang dipilih
sesuai dengan materi ajar/tema
IPA

a. Kegiatan pembelajaran
menunjukkan karakteristik
TESI yaitu scientific
conceptualization
b. Kegiatan pembelajaran
menunjukkan karakteristik
TESI scientific investigation
c. Kegiatan pembelajaran
menunjukkan karakteristik
7 Kegiatan Pembelajaran TESI yaitu scientific 14-18
communication
d. Kesesuaiaan langkah-
langkah pembelajaran
dengan model pembelajaran
yang digunakan
e. Kegiatan pembelajaran
mengarahkan peserta didik
untuk memiliki
keterampilan di abad 21

a. Kesesuaian instrumen penilaian


dengan indikator pembelajaran
b. Kesesuaian teknik penilaian
dengan indikator pembelajaran
8 Penilaian Hasil Belajar 21-22

Berikut ini adalah kisi-kisi LKPD yang telah dikembangkan:

42
Tabel 7. Kisi-Kisi Lembar Penilaian Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Nomor
No Aspek yang Dinilai Indikator
item

a. Terdapat kegiatan untuk


konseptualisasi dengan
menggunakan teknologi
(scientific conceptualization)
Kesesuaian dengan b. Terdapat kegiatan untuk
1 melakukan investigasi 1-3
pendekatan TESI (scientific investigation)
c. Terdapat kegiatan untuk
mengkomunikasikan hasil
penyelidikan menggunakan
teknologi (scientific
communication)
Kesesuaian kegiatan a. Lngkah dalam kegiatan
dengan model
sesuai dengan model yang
2 digunakan 4
pembelajaran yang
digunakan

Kegiatan Mengarahkan peserta didik


untuk berkembang keterampilan
mengembangkan
abad 21 (pemecahan
keterampilan bad 21 masalah/keterampilan
3 berpikir/kolaboratif/literasi 5
(pemecahan masalah,
teknologi)
kolaborativ,
keterampilan berpikir)

Mengarahkan peserta didik pada


Kesesuaian dengan
kegiatan yang bermuatan NOS for
pembelajaran IPA sustainable development
4 6, 7
bermuatan NOS for
sustainable development

43
B. Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 2. PERSONALIA PENELITIAN

CURRICULUM VITAE
A. IDENTITAS DIRI

NamaLengkapdanGelar Susilowati, S.Pd.Si., M.Pd.Si

JabatanFungsional Lektor
NIP/NIK 198306232009122005
NIDN 0023068303
Program Studi Pendidikan IPA
BidangIlmu Pendidikan IPA
Sub BidangIlmu Pembelajaran IPA
BidangKepakaran IPA Terintegrasi
Sub BidangKepakaran Metode Pembelajaran IPA
TempatdanTanggalLahir Magelang, 23 Juni 1983
AlamatRumah Perum Puri Margomulyo Asri 014
Sayegan Sleman Yogyakarta
NomorTelp/Fax (0274)2880115
Nomor HP 081328213361
Alamat Kantor Prodi Pendidikan IPA,FMIPA UNY
Alamat e-mail zuzie_23@yahoo.com,
susilowati@uny.ac.id
Lulusan yang S1 = 80 orang
telahdihasilkan
1. IPA 1, IPA 2, IPA 3
2. Biologi Dasar 1, Biologi Dasar 2
3. Pendidikan IPA
4. IPA Terintegrasi dan
Pembelajarannya
Mata kuliah yang diampu 5. IPA Dasar
6. Media Pembelajaran IPA 1
7. Kajian Penelitian Pendidikan
IPA
8. Biologi Manusia dan Gizi
9. Manajemen Berbasis Sekolah

A. RIWAYAT PENDIDIKAN
Program S1 S2
Nama PT UNY UNY

44
BidangIlmu/Keahlian Pendidikan Biologi Pendidikan Sains
TahunMasuk 2002 2007
Tahun Lulus 2006 2009
JudulSkripsi/ Tesis/ Penerapan Modified Pelaksanaan
Disertasi Free Inquiry untuk Pembelajaran IPA
Meningkatkan Sekolah Menengah
Kemampuan Pertama Rintisan
Melaksanakan Bertaraf
Percobaan di SMA N 2 Internasional
Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta
NamaPembimbing/ Sukarni Hidayati, M.Si Prof. Dr. Djohar,
Promotor Suratsih, M.Si. M.S

B. PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Institusi/Jurusan/Program Sem / Tahun
Pendidika studi Akademik
n
Praktikum Media S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
Pembelajaran I 2012/2013
IPA Terintegrasi dan S1 Prodi Pendidikan IPA Genap/
Pembelajarannya 2012/2013
Praktikum IPA S1 Prodi Pendidikan IPA Genap
Terintegrasi dan 2012/2013
Pembelajarannya
Praktikum Biologi S1 Prodi Pendidikan IPA Genap
Dasar 2 2012/2013
Biologi Dasar 2 S1 Prodi Pendidikan IPA Genap
2012/2013
IPA 2 S1 Pendidikan IPA Genap
2014/2015
Praktikum IPA 2 S1 Prodi Pendidikan IPA Genap,
2012/2013
Praktikum IPA S1 Prodi Pendidikan IPA Genap
Terapan 2012/2013
IPA 3 S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal,
2013/2014
Praktikum Teknik S1 Pendidikan IPA Gasal
Pengelolaan 2013/2014
laboratorium IPA
Praktikum IPA 3 S1 Pendidikan IPA Gasal,
2013/2014
Praktikum S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
Pendidikan IPA 2013/2014
IPA 1 S1 Pendidikan IPA Gasal
2013/2014
Praktikum IPA 1 S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
2013/2014
IPA Dasar S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
2013/2014
Praktikum IPA Dasar S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
2013/2014
Biologi Dasar 1 S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
45
2013/2014
Praktikum Biologi S1 Prodi Pendidikan IPA Gasal
Dasar 1 2013/2014
Biologi Manusia dan S1 Pendidikan IPA Genap
Gizi 2015/2016
Kajian Hasil S1 Pendidikan IPA Genap
Penelitian Pendidikan 2014/2015
IPA
Media Pembelajaran S1 Pendidikan IPA Genap
IPA 1 2015/2016
Manajemen Berbasis S1 Pendidikan IPA Gasal
Sekolah 2015/2016

C. PENGALAMAN PENELITIAN

Skim Keterlibat
Tahun JudulPenelitian
Penelitian an

2011 Pengembangan Assesment Anggota


of Practical Skills in
Science and Technology
untuk Meningkatkan
Literasi Sains Mahasiswa
Prodi Pendidikan IPA Kelas
Bilingual
2011 Pengembangan Subject DIPA Anggota
Spesific Pedagogy IPA UNY
untuk Menanamkan Penelitian
Kecerdasan dan Kepedulian Guru Besar
Siswa SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5
dan 6
2012 Pengembangan Science DIPA Ketua
Education Guide Berbasis UNY
PCK (Pedagogy Content Penelitian
Knowledge) untuk Dosen
Meningkatkan Pedagogy Yunior
Content Knowledge
Mahasiswa Calon Guru IPA
Sekolah Menengah
Pertama.(Ketua)

2012 Pengembangan Subject BOPTN Ketua


Spesific Pedagogy untuk
Pembelajaran IPA

46
Terintegrasi Menggunakan
Model Project Based
Learning dan Problem
Based Learning untuk
Meningkatkan
Keterampilan Proses dan
Keterampilan Berpikir
Kritis (Critical Thinking)
Siswa SMP. (Ketua)

2012 Pengembangan Activity Dosen Anggota


Learning Guide berbasis Sains Yunior
Edutainment untuk
menumbuhkan Karakter
Positif dan meningkatkan
Keterampilan Proses dalam
Pembelajaran IPA"
2012 Model Penelitian Kerjasama Hibah Anggota
Institusi dalam Pemantauan
Standar Nasional Pendidikan
(SNP) sebagai Basis Data
untuk Pengembangan Grand
Design Pendidikan di Wilayah
Otonomi Menuju Tercapainya
Millenium Development
Goals (MDGS)
2012 Model Integrated Science Unggulan Anggota
Berbasis Local Technology UNY
and Local wisdom untuk
Merintis Terwujudnya
Outdoor Learning System.
2013 Studi Kasus Pedagogical Dosen Ketua
Content Knowledge Guru Yunior
IPA SMP Kelas VII dalam
Implementasi Kurikulum
2013.

2013 Analisis Pedagogic Dosen Ketua


Content Knowledge Yunior
terhadap Buku Babon IPA
SMP\MTs kelas 1 pada
Implementasi Kurikulum
2013.
2014 Analisis Pedagogical Dosen Ketua
Content Knowledge Guru Yunior
IPA SMP Kelas VIII dalam
Implementasi Kurikulum
2013.

2015 Pengembangan Learning Hibah Anggota


Guide Workshop PPG IPA Bersaing

47
SMP Berbasis Pedagogic
Content Knowledge
untuk Meningkatkan
Keprofesionalan Guru
(Tahun pertama)

2015 Pengembangan Dosen Anggota


pembelajaran IPA Berbasis Yunior
science Standard untuk
Mewujudkan Nature of
Science Siswa SMP / MTs
2016 Pengembangan learning Hibah Anggota
Guide workshop PPG Bersaing
berbasis PCK untuk
meningkatkan kompetensi
guru IPA SMP
(Tahun kedua)
2016 PENGEMBANGAN Fakultas Anggota
INTEGRATED SCIENCE
MODULE BERBASIS SCIENCE
ENVIRONMENT TECHNOLOGY
AND SOCIETY (SETS) UNTUK
MENUMBUHKAN DISASTER
PREPAREDNESS SISWA SMP

2016 Pengembangan Bahan Ajar Mandiri Ketua


Integrated Science
Berorientasi pada Pedagogy
for Sustainability untuk
Menumbuhkan
Keterampilan Berpikir
(Thinking Skills) Siswa
SMP.

D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Skim Keterlibatan


2010 Pelatihan pengembangan Narasumber
Metode Pembelajaran
IPA bagi Tutor PKBM
Berbasis Pondok
Pesantren Jum’at, 18 Juni
2010
2012 Pelatihan Pengelolaan Fakultas Narasumber
Laboratorium IPA guru
IPA Kabupaten

48
Purworejo, Kebumen,
Magelang,Temanggung
2012 Pelatihan Digitalisasi Fakultas Narasumber
Perangkat dan Media
Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran di Era
Baru (Anggota)
2012 Pelatihan Implementas Fakultas Narasumber
Pendidikan Karakter
Terintegrasi dalam
Pembelajaran IPA dan
Membangun Kultur
Sekolah di SMP Depok
Sleman (Anggota)
2013 Diklat Penyusunan PPM Reguler Ketua dan
Integrated Science Universitas Narasumber
Worksheet bagi Guru-
guru IPA SMP
Kabupaten Sleman
Menyongsong
Implementasi Kurikulum
2013.

2013 Pelatihan Penyusunan Fakultas Ketua dan


Hands-on Science Narasumber
Activity Berbasis Local
Technology untuk
Meningkatkan Inovasi
dan Kreativitas Guru IPA
SMP Muhammadiyah
kabupaten Sleman dalam
Menyongsong Kurikulum
2013.

2014 Workshop Penguatan Fakultas Ketua dan


Content Knowledge Narasumber
Keintegrasian Materi IPA
SMP Kelas VII untuk
Mengatasi Hambatan
Guru IPA dalam
Implementasi Kurikulum
2013.

2015 Workshop Penguatan Fakultas Ketua dan


Content Knowledge dan Narasumber
Pedagogy Knowledge
pada Materi IPA SMP

49
untuk Mengatasi
Miskonsepsi Guru IPA.

2015 Pelatihan Pengembangan Fakultas Anggota dan


Assesment IPA Berbasis Pendamping
Multiple Representation
sebagai Upaya Penyiapan
Guru dan Siswa dalam
Menghadapi Ujian
Nasional Computer
Based Test (UN CBT)
2016 Pelatihan Penyusunan Fakultas Ketua dan
Hands-on Science narasumber
Activity Berbasis
Scientific Skill
(Keterampilan Ilmiah)
untuk Meningkatkan
General Skill of Teaching
Standard Guru IPA SMP
di Kabupaten Sleman
dalam Implementasi
Kurikulum 2013.

2016 Workshop Pembuatan Fakultas Anggota dan


Souvenir Bioplastik narasumber
untuk Pemberdayaan
Remaja Warga Panti
Sosial di Magelang.

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM


JURNAL
Tahun JudulArt Tim NamaJurnal Volume/
Penerbi
ikelIlmi Penulis Nomor,
t
ah halaman
2013 Pengem Susilowat Jurnal Volume 43, LPPM
bangan i Kependidik Nomor 2, UNY
Petunjuk Purwanti an November
Praktiku Widhy 2013
m ISSN 0125-
Pendidik 992X
an IPA
Berbasis
Pedagog
y
Content
Knowle
dge
Mahasis
wa

50
Calon
Guru
2015 Analisis Susilowat Jurnal Tahun III, No. FMIPA
Pedagog i Pendidikan 1, Juni 2015 UNY
ical Purwanti Matematika ISSN:1410-
Content Widhy H dan Sains 1866
Knowle
dge
Guru
IPA
SMP
Kelas
VIII
dalam
Impleme
ntasi
Kurikul
um 2013

F. SEMINAR

Tahun Judul Artikel Judul Penyelengga Peranan Tingkat


Kegiatan ra sebagai
Panitia/pesert
a/pembicara
2010 Pelaksanaan Seminar Pendidikan Pemakalah Nasional
Pembelajaran Nasional IPA
IPA di SMP Pendidikan UNNES
RSBI Daerah IPA
Istimewa UNNES
Yogyakarta
2010 Mengintegrasi Seminar Program Pemakalah Nasional
kan Pembelajara Pasca
Pembelajaran n IPA dalam Sarjana
IPA dengan rangka Pendidikan
Karakter Pengemban Sains UNY
gan
Pendidikan
Karakter
2012 Menyiapkan Seminar FMIPA Pemakalah Nasional
Kompetensi Nasional UNY
Guru IPA : Penelitian,
Kajian Pendidikan
Integrasi dan
Model Penerapan
Pedagogycal MIPA,
Content Fakultas
Knowledge MIPA,
dan Kemp Universitas

51
Instructional Negeri
Design Yogyakarta

2012 Pengembanga Seminar Program Pemakalah Nasional


n Science Nasional Studi
Education IPA Pendidikan
Guide UNESA IPA
Berbasis PCK The 21st UNESA
(Pedagogical Century
Content Skills
Knowledge)
untuk
Meningkatkan
Pedagogy
Content
Knowledge
Mahasiswa
Calon Guru
IPA Sekolah
Menengah
Pertama.

2012 Seminar Lembaga Peserta Nasional


Nasional Penelitian
Optimalisasi dan
Penelitian Pengabdian
dan kepada
Masyarakat
Pengabdian
UNY
dalam
Membangun
Insan
Berkarakter
2013 Membelajarka Seminar Program Pemakalah Nasional
n IPA dengan Nasional Studi
Integrative IPA IV Pendidikan
Science “Peran IPA
Tinjauan Penelitian UNNES
Kemampuan Bidang
Berpikir Kritis Kajian IPA
(Critical dan
Thinking Pembelajara
Skills) dalam nnya dalam
Implementasi Konteks
nya pada Kurikulum
Kurikulum 2013 serta
2013. Pendidikan
Karakter”.
2013 Membelajarka Seminar FMIPA Pemakalah Nasional
n IPA dengan Nasional UNY
Penelitian,
52
Integrative Pendidikan
Science dan
Tinjauan Penerapan
Scientific MIPA
Process Skills
dalam
Implementasi
nya pada
Kurikulum
2013.

2014 Kajian Seminar Program Pemakalah Nasional


Keterampilan Nasional Studi
Menalar Pendidikan Pendidikan
(Associating) IPA unnes IPA
dan Bertanya UNNES
(Question)
untuk
Mendukung
Ketercapaian
Scientific
dalam
Implementasi
Kurikulum
2013.

2014 Learning Seminar FMIPA Pemakalah Internasion


Science Internasiona UNY al
Oriented l MIPA
Pedagogy for
Sustainability
to Build the
Concern for the
Environment.

2016 Pedagogical Seminar FMIPA Pemakalah Internasion


Content Internasiona UNY al
Knowledge l MIPA
Case Studies
at Junior High
School
of First Class
Science
Teacher, in
2013
Curriculum
Implementatio
n

53
Keterangan :
* Tingkat :Lokal, Nasional, Internasional

G. PELATIHAN PROFESIONAL

Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu Tingkat


(Dalam/Luar
Negeri)
2011 Pelatihan UPT Puskom 11,13 Juli 2011 Lokal
Pembuatan UNY
Blog UNY
2011 Pelatihan UPT Puskom 25,29 Juli 2011 Lokal
Pengolahan UNY
Media Digital
Dasar
2011 Pelatihan E- UPT Puskom 3,5 Agustus Lokal
Learning Dasar UNY 2011
2011 Pelatihan E- UPT Puskom 8,10 Agustus Lokal
Learning Lanjut UNY 2011
2012 Pelatihan Lembaga 9, 12 Maret 2012 Lokal
Penyusunan Penelitian dan
Proposal Pengabdian
Penelitian Dana kepada
DIPA UNY dan Masyarakat
Dana DIPA UNY
PT”
2012 Pelatihan UNY 28-30 September Lokal
Orientasi 2012
Pengembangan
Pembimbing
Kemahasiswaan
2013 Pelatihan USAID 15-17 Juni 2013 Nasional
Pembelajaran
Kontekstual
SMP/MTs
untuk Dosen
LPTK
2013 Lokakarya LPPMP UNY 11-12 Juli 2013 Lokal
Penyusunan
Laporan
Evaluasi Diri
Program Studi,
Fakultas dan
Progam
Pascasarjana
2014 Pelatihan USAID Nasional
Pembelajaran
IPA dalam

54
Kurikulum
2013 SMP/MTs
untuk Dosen
LPTK
2016 Intensive UNY 8 July-5 August Lokal
English Course 2016
2016 on
Academic
Writing
2016 English UNY 26 May 2016 UNY
Workshop on
Academic
Writing

Keterangan :
* Tingkat :Lokal, Nasional, Internasional

H. PENGALAMAN PENULISAN BUKU


Tim Penulis ISBN Jumla
Tahun Judul Buku Penerbit
Halaman
2014 IPA dan Susilowati ISBN:978- 174 UNY
Pembelajarannya 602-7981- Press
71-3
2015 Strategi dan Susilowati Belum 166 Belum
Manajemen ISBN diterbitk
Pembelajaran IPA an

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.


Yogyakarta, Oktober 2020
Dosen,

Susilowati, M.Pd.Si
NIP. 198306232009122005

55
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2014 Seminar dan lokakarya Ruang Abdullah Sigit
Implemetasi Kurikulum 2013 Kampus FIP UNY
Sekolah Dasar
2014 Workshop RPP Kurikulum SDN Kotagede V Yogyakart
2013 dan Pelatihan
pembuatan bahan ajar
2014 Pelatihan manajemen dan Lab IPA, FMIPA UNY
pengelolaan Lab IPA SMP/MTs
se DIY dan Magelang
2014 Workshop Bedah SKL Ujian KKG MI Bidang Studi Sains
Sekolah Mapel IPA MIN Krincing Secang
Magelang
2014 Pelatihan merancang strategi KKG MI Bidang Studi Sains
pembelajaran tematik dengan MIN Krincing Secang
pendekatan saintifik Magelang
2014 Sosialisasi Kurikulum 2013 SDIT MTA Gemolong,
bagi Orang Tua peserta Didik Sragen
kelas 2 dan 5 SD
2015 Pelatihan manajemen dan Lab IPA, FMIPA UNY
pengelolaan Lab Sains
kabupaten Pangandaran
2015 Narasumber Bedah Kisi-kisi UKG Dinas Pendidikan Kabupaten
dan Latihan Soal-soal UKG Bantul (5 Nopember 2015)
2015 Narasumber Bedah Kisi-kisi UKG SMP N 1 Pandak Bantul (6
dan Latihan Soal-soal UKG Nopember 2015)
2015 Narasumber pendidikan dan SMA Taman Madya
Pelatihan Penulisan Jurnal dan Yogyakarta
Publikasi Ilmiah Bagi Guru 28-30 April dan 4 Mei 2015
SMA dan SMK Kota
Yogyakarta Tahun 2015
2015 Melaksanakan kegaiatan PPM Lab Pendidikan IPA FMIPA,
sebagai pemateri dengan judul UNY
“Penanganan Limbah dan 21-25 Juni 2015
Sanitasi laboratorium serta
Penggunaan dan Perawatan
KIT Panas

56
2016 Narasumber Kegiatan MIN Krincing Magelang
pendampingan Penyusunan 25 Februari 2016
Kurikulum 2013 Tingkat SD/MI
2016 Narasumber kegiatan SMK N 2 Kota Yogyakarta 15
Workshop Penetapan KKM September 2016
Mata Pelajaran di SMK N 2
Yogyakarta
2016 Menyajikan materi “Desiminasi SMP N 3 Tempel, 3
Hasil Penelitian Pembelajaran September 2016
IPA Pengintegrasian Potensi
Lokal dalam Pembelajaran
IPA”

JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI


Peran/Jabatan Institusi Tahun ... s.d.
(Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio,
Manajemen Sistem Informasi
Akademik dll)
Sekretaris PPs, UNY 2012- 2014
Prodi PSn
Ketua PPs, UNY 2014-2016
Program Studi
PIPA
Ketua PPs, UNY 2016-2018
Program Studi
Pendidikan
Sains

PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN


Tahun Jenis /Nama Peran Tempat
Kegiatan
2014 Pembinaan olimpiade Narasumber Hotel Cakra
Sains Nasional SD Kembang Jln
Kaliurang 44
Yogyakarta
2014 Supermasi, Mahasiswa Penyaji FMIPA, UNY
Angkatan 2011 Prodi
Pendidikan IPA
2015 Supermasi, Mahasiswa Penyaji FMIPA, UNY
Angkatan 2012 Prodi
Pendidikan IPA
2016 Supermasi, Mahasiswa Penyaji FMIPA, UNY
Angkatan 2013 Prodi
Pendidikan IPA

PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
2 April 2005 Satyalancana Karya Presiden RI (Susilo
Satya Bambang Yudoyono)

57
PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
Agustis 2015 Piagam Akademisi Rektor UNY (Prof. Dr.
Berprestasi II Tingkat Rahmad Wahab, M.Pd.,
Universitas M.A)

ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jenis/ Nama Organisasi Jabatan/jenjang
keanggotaan
1994-sekarang Himpunan Fisika Anggota
Indonesia cabang
Jateng-DIY
2014-2019 Asosiasi Pendidikan IPA Wakil Bendahara
Indonesia

KEGIATAN DI LINGKUNGAN RISTEKDIKTI TAHUN 2016


Waktu Kegiatan Tempat
21-22 April Workshop Pelatihan Calon Hotel Millenium Sirih
2016 Evaluator Usul Pendirian dan Jln. H. Fachruddin No 3
Perubahan Bentuk PT serta Jakarta
Pembukaan Prodi Baru tahun
2016 (Dirjen Kelembagaan
Ristekdikti)
12-14 Workshop penyusunan Soal- Hotel Alana Surabaya
Agustus soal Try Out PPG 2016 (Direktur
2016 Pembelajaran)
25-27 Peserta Aktif FGD Pembahasan Hotel Harris, Kuta
Agustus Konsep Pengembangan Soal- Denpasar
2016 soal Try Out PPG (Direktur
Pembelajaran Ristekdikti)
8-9 FGD Review Soal Uji Hotel Grand Edge
September Kompetensi Nasional PPG Semarang, Jln Sultan
2016 SM3T (Direktur Pembelajaran) Agung Semarang

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Biodata ini adalah benar dan apabila
terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

58
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed.

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Jabatan Fungsional Guru Besar

4. NIP/NIK Identitas lainnya 19550415 198502 1 001

5 NIDN 0015045505

6 Tempat dan Tanggal Lahir Yogjakarta, 15 April 1955

7 E-mail zuhdan@uny.ac.id

8 Nomor Telepon/HP (0274) 4395812/0813 282 040 99


9 Alamat Kantor FMIPA UNY Karangmalang, Yogyakarta

10 Nomor Telepon/Fax (0274) 548207

11 Lulusan yang telah dihasilkan S1 , sejak 1995 : 100 mahasiswa

S2 , sejak 2005 : 40 mahasiswa

S3 , sejak 2008 : 10 mahasiswa

12 Mata Kuliah yang diampu 1. Filsafat IPA S1

2. Micro Teaching S1

3. Analisis & Peng. Kurikulum IPA S1

4. Strategi & MPI S1

5. Strategy & MPI (S1) S1

6. Analysis of Trends in Science Education S1

7. Science Teaching Professional S1


Development
8. Kajian Hasil-hasil Penelitian Pend. Fisika S1

59
9. English for Science S1

10. Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika S1

11. Pengemb. Kurikulum & Pemb. Sains S2

12. Seminar Proposal Tesis S2

13. Pendidikan Sains Terpadu S2

14. Seminar Proposal Tesis S2

15. Pend. Sains Terpadu S2

16. Pengemb. Kurikulum & Pemb. Sains S2

17. Kapita Selekta Pendidikan IPA S2

18. Sains SD S2

19. Studi Mandiri Bidang IPA SD* S3

20. Isu dan Tren Penelitian Pendidikan IPA S3

21. Seminar Proposal Disertasi S3

22. Penulisan Karya Ilmiah S3

60
Riwayat Pendidikan

Program S1 S2 S3
Nama P.T. IKIP Yogyakarta, FMIPA University of Universitas
Houston College Pendidikan
of Education, Indonesia
Texas, USA Bandung
Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Curriculum & Pendidikan IPA
Instruction-in
Primary Science
Education
Tahun Masuk 1977 1994 2000
Tahun Lulus 1984 1995 2004
Judul Skripsi/ Studi Perbandingan Antara Basic Concept of Model
Tesis/Disertasi Prestasi Siswa Mondok dan Science A Perkuliahan
Siswa Ikut Orang Tua Sendiri Curriculum Guide untuk
di SMA Muh 2 Yogyakarta for an Indonesian Meningkatkan
Undergraduate Kemampuan
Core Course Mengajar IPA
Mahasiswa Calon
Guru Sekolah
Dasar
Pembimbing Drs. Wahyu Wardjana, M.Pd. Prof. Dr. John M. Prof. Dr. H.
/Promotor Ramsey Achmad A.
Hinduan, M.Sc.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber (Juta
Rp)
1. 2017 Strategi Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA
Pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau Dari DIPA –
FMIPA 10
Keterlaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Otentik UNY

2. 2017 Lembar Kegiatan Peserta Didik Ilmu Pengetahuan


Alam Berbasis Siklus Belajar Lawson dalam
Kurikulum 2013 untuk Mengembangkan DIPA –
FMIPA 10
Keingintahuan, Keterampilan Observasi, UNY
Investigasi, dan Hasil Belajar

61
3. 2017 Rekonstruksi Bahan Ajar Kurikulum
2013 Bermuatan Nature Of Science (NOS) untuk
Optimalisasi Keterampilan Berpikir dan Sikap DIPA –
Ilmiah Peserta Didik Sebagai Implementasi FMIPA 20
UNY
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPA
SMP

4. 2016 Efektifitas Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA


terhadap Penguasaan Knowledge, Attitude, dan Hibah
Pascasarjana 15
Skill Peserta Didik SMP DIPA UNY

5. 2016 Buku Cerita Bergambar Berbasis Scientific Hibah 100


Approach Untuk Meningkatkan Domain Sains Pascasarjana
Siswa Sd Dengan Metode Inquiry, Discovery, DIPA UNY
PBL, dan PJBL

6. 2015 Integrated Science Models untuk Optimalisasi DIPA – 10


Hasil Belajar Siswa SMP FMIPA
UNY
7. 2015 Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Hibah 100
Berbasis Potensi Lokal untuk Meningkatkan Pascasarjana
Capaian NOS(Nature Of Science) DIPA UNY

8. 2015 Persepsi dan Transformasi Visi dan Misi pada Hibah


Sivitas Akademik PPs UNY Pascasarjana 20
DIPA UNY

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber Nominal
DIPA UNY Rp. 10
Pengembangan Literasi Sains Melalui
Juta
1. 2017 Pemanfaatan Bahan Ajar Berbasis "Explicit-
Reflective NOS Activity"

62
DIPA UNY Rp. 5
Implementasi Kurikulum 2013: Pengembangan
Juta
Bahan Ajar IPA SMP Berbasis Scientific
2. 2017
Method untuk Meningkatkan High Order
Thinking Skills

DIPA UNY Rp. 5


Pelatihan Pembuatan “Nata De Lerry” Untuk
3. 2017 Juta
Memanfaatkan Limbah Air Cucian Beras

DIPA UNY Rp. 15


Worshop Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
Juta
4. 2016 sebagai Pemacu Guru dalam Mengembangkan
Profesi (PPM Pengembangan Wilayah)

Workshop Penyusunan SSP (Subject Spesific DIPA UNY Rp. 44,5

5. 2014 Pedagogy) IPA Terpadu Berkarakter bagi Guru- Juta


Guru IPA SMP Kabupaten Sleman (PPM IbM)

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal Nama Jurnal Volume/
Nomor

1. 2017 The development rubrics skill argued as Journal of Vol.


alternative assessment floating and sinking Physics: 909, conf
materials. Conference erence 1
Series
(2017)

URL:

http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-
6596/909/1/012057/pdf

2. 2017 The Development of Science Domain Based Jurnal


Vol 6,
Learning Tool Which is Integrated with Local Pendidikan
No 1
Wisdom to Improve Science Process Skill and IPA
(2017)
Scientific Attitude Indonesia

63
URL:
https://media.neliti.com/media/publications/12
0079-EN-the-development-of-science-domain-
based.pdf

3. 2017 Level of Skill Argued Students on Physics International Journal


Material Conference of
on Physics:
Mathematics Conf.
and Science Series
URL:
Education 895
http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-
(ICMScE) (2017)
6596/895/1/012043/pdf
012043
4. 2016 The Dvelopment of Alternative Assessments In IOSR Journal Vol. 21,
Improvement of Five Science of Issue 11,
Humanities Ver.8,
and Social Novemb
Science er 2016

5. 2015 Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Jurnal Vol. 19,


Kemampuan Inkuiri Peserta Didik pada Mata Penelitian No. 1,
Pelajaran Fisika SMA dan Evaluasi Juni
Pendidikan, 2015
URL:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/
view/4560/3918

6. 2015 Evaluasi Kesesuaian Perkuliahaan Jurnal Vol. 1,


Microteaching Pendidikan Fisika Terhadap Inovasi No. 1,
KKNI di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Pendidikan April
IPA 2015

64
URL:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/v
iew/4530/3902

7. 2013 Developing an Authentic Assessment Model in Journal of Vol. 4,


Elementary School Science Teaching Education No. 13,
and Practice 2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat

1. Seminar Nasional Fisika III Pengembangan Keterampilan 16 Desember


Abad -21 Melalui Pendidikan 2017
dan Penelitian Fisika UPI Bandung

2. Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran dan Kompetensi 21 Oktober


Pendidikan PGSD Kebumen Pendidik Abad-21 2017

Universitas
Sebelas Maret

3. Seminar Nasional Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis 7 Oktober 2017


IPA Universitas Lambung Inkuiri dan Potensi Lahan Basah
HBI
Mangkurat Banjarmasin untuk Peningkatan Sumber Daya
Banjarmasin
Manusia

4. Seminar Nasional Kurikulum-Pembelajaran, Adab 19 Maret 2017


(diselenggarakan oleh Program dan Pendidikan Islam
Universitas
Pascasarjana Magister
Muhammadiyah
Pendidikan Agama Islam
Ponorogo
Universitas Muhammadiyah
Ponorogo)

65
5. Seminar Nasional Pendidikan Kesiapan dan Peran Pemangku 18-19 Maret
Tahun 2016 (diselenggarakan Kepentingan Pendidikan Kota 2016,
Pemerintah kota Jayapura Jayapura di Tengah-Tengan LPMP Propinsi
dengan Program Magister MEA Papua
Manajemen Pendidikan
UNCEN)

6. Seminar Internasional 2nd An Evaluation of a Micro 17-19 May


ICRIEMS Teaching Subject of Physics 2015 di
Education Study Program to Universitas
Meet The INQF of Grade VI at Negeri
Yogyakarta State University Yogyakarta.

7. Seminar Internasional 2nd Developing Integrated Science, 17-19 May


ICRIEMS Character, and Literacy-Based 2015 di
Sience Package Asscience Universitas
Learning Model Negeri
Yogyakarta.

8. Seminar Nasional IPA VI Siklus Belajar Do-Talk-Do 25 April 2015


dalam Pembelajaran IPA untuk di UNNES
Mengembangkan Mentalitas Semarang
Siswa

9. Seminar Internasional – Indonesian Qualification 18-20 May


International Conference on Framework (IQF) Level 6 for 2014 di FMIPA
Research, Implementation and Biological Science UNY
Education of Mathematics and
Sciences 2014, pada tanggal

10. Seminar Nasional


dalam Workshop Pengembangan 21 dan 22 April
Rangka Dies Natalis ke-50 Perangkat Pembelajaran Sains 2014 di LPPM
UNY – Kontribusi Penelitian Terpadu untuk Meningkatkan UNY
dan PPM dalam Menghasilkan Kognitif, Keterampilan Proses,
Insan Humanis dan Profesional Kreativitas, serta Menerapkan
Konsep Ilmiah Siswa SMP

66
11. Seminar Nasional IPA V – Analisis Content Materi IPA SD 26 April 2014
Scientific Learning dalam pada Buku Guru dan Buku di FMIPA
Konten dan Konteks Kurikulum Siswa Tema Kegemaranku UNNES
2013 dalam Kurikulum 2013 Semarang

G. Karya Buku 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Buku Jumlah Penerbit
Halaman

1. 2017 Implementasi Scientific Approach 93 UNY Press


Melalui PBL dan PJBL dalam Cerita
Bergambar

2. 2017 Implementasi Scientific Approach 90 UNY Press


Melalui Inquiry dan Discovery dalam
Cerita Bergambar

3. 2014 Pembelajaran Sains 180 Penerbit Ombak

H. Perolehan HAKI dalam 5 Tahun Terakhir


No Judul/Tema HAKI Tahun Jenis Nomer P/ID
1. Buku Cerita Bergambar Menelusuri 2017 Buku 090434
Energi dan Perubahannya
2. Buku Cerita Bergambar Daerah 2017 Buku 090437
Tempat Tinggalku : Hore Aku Tahu!
3. Buku Cerita Bergambar Organ Tubuh 2017 Buku 090440
Manusia Dan Hewan: Hore Aku
Tahu!
4. Buku Cerita Bergambar Air Bumi Dan 2017 Buku 090441
Matahari: Hore Aku Tahu!

67
I. Pengharhaan Dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. Satya Lancana Karya Kepresidenan RI 2003


Satya 10 Tahun

2. Satya Lancana Karya Kepresidenan RI 2006


Satya 20 Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya, untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan usulan pendirian program studi baru S3 Pendidikan IPA Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta, Januari 2019

Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed.

NIP. 19550415 198502 1 001

68
69

Anda mungkin juga menyukai