Anda di halaman 1dari 25

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PjBL BERBANTUAN MEDIA


PEMBELAJARAN AUDO VISUAL BERBASIS CANVA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN
KREATIVITAS PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :

DIENDA LYRA AGUSTINA


(BIO201003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COROVA

2022
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
Latar Belakang.....................................................................................................3
Rumusan Masalah................................................................................................7
Tujuan Penelitian..................................................................................................7
Batasan Penelitian................................................................................................8
Manfaat.................................................................................................................8
Definisi Operasional.............................................................................................9
BAB II....................................................................................................................11
KAJIAN TEORI.....................................................................................................11
Model Pembelajaran...........................................................................................11
Project Based Learning (PjBL)..........................................................................14
Media Pembelajaran Audio Visual.....................................................................18
Literasai Sains....................................................................................................19
Kreativitas..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kreativitas adalah kombinasi dari inovasi, flexibilitas, dan sensitivitas

yang membuat seseorang mampu berpikir produktif berdasarkan kepuasan

pribadi dan kepuasan lainnya12. Kreativitas merupakan salah satu keterampilan

atau kemampuan yang harus dikembangkan untuk meningkatkan potensi diri.

Yang dimana kemampuan ini tidak di dapat oleh seseorang dari lahir melainkan

harus dilatih dan diajarkan sejak dini. Anak-anak diajarkan soft skill ini dari

lingkungan tempat tinggal maupun khususnya sekolah. Sekolah sebagai satuan

lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keterampilan berpikir kreatif

(creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and

problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi

(collaboration) atau yang biasa disebut dengan 4C34.

Kreativitas erat hubungannya dengan literasi dan sains. Literasi bisa

terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang mampu berpikir

logis, berpikir kritis dan kreatif, mampu memecahkan masalah, menguasai

1
Fakhriyani, D. V. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Wacana Didaktika, 4(2),
193-200.
2
Iksan, F., Wondal, R., & Arfa, U. (2020). Peran Kegiatan Mengecap Dalam Mengembangkan
Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Ilmiah Cahaya Paud, 2(2).
3
Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018). Keterampilan 4c Abad 21 Dalam Pembelajaran
Pendidikan Dasar. Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat Dasar, 8(2), 107-117.
4
Arnyana, I. B. P. (2019). Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kompetensi 4c (Communication,
Collaboration, Critical Thinking Dancreative Thinking) Untukmenyongsong Era Abad
21. Prosiding: Konferensi Nasional Matematika Dan Ipa Universitas Pgri Banyuwangi, 1(1), I-
Xiii.
teknologi serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman 56. Untuk

membangun daya saing dan daya juang menghadapi tantangan abad ke-21,

manusia Indonesia harus menguasai enam literasi dasar : (1) literasi bahasa, (2)

literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi digital, (5) literasi finansial, serta

(6) literasi budaya dan kewargaan78. Kreativitas merupakan salah satu kemampuan

yang dibutuhkan siswa dalam pemecahan masalah. Sebagai process kreativitas

artinya kemampuan berpikir untuk membuat kombinasi baru, sebagai product

kreativitas artinya sebagai karya baru, berguna, dan dapat dipahami oleh

masyarakat pada waktu tertentu, sebagai person kreativitas berarti ciri-ciri

kepribadian non kognitif yang melekat pada orang kreatif, dan sebagai press

artinya pengembangan kreativitas itu ditentukan oleh faktor lingkungan baik

internal maupun ekternal910. Maka dari permasalahan diatas, ditemukan beberapa

indikator dari kurangnya kreativitas siswa di SMP Negeri 3 Taliwang. Oleh karena

itu, peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based

Learning) sebagai upaya meningkatkan kreativitas dan literasi sains siswa.

Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) berpijak pada konsep

pembelajaran konstruktivis sehingga model ini mampu mendukung peserta didik


5
Rusdi, A., Sipahutar, H., & Syarifuddin, S. (2017). Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
Sikap Terhadap Sains Dengan Literasi Sains Pada Siswa Kelas XI IPA MAN. Jurnal Pendidikan
Biologi, 7(1), 72-80.
6
Aqil, D. I. (2017). Literasi Sains Sebagai Konsep Pembelajaran Buku Ajar Biologi Di
Sekolah. Wacana Didaktika, 5(02), 160-171.
7
Pangesti, F. T. P. (2018). Menumbuhkembangkan Literasi Numerasi Pada Pembelajaran
Matematika Dengan Soal HOTS. Indonesian Digital Journal Of Mathematics And
Education, 5(9), 566-575.
8
Lamada, M., Rahman, E. S., & Herawati, H. (2019). Analisis Kemampuan Literasi Siswa SMK
Negeri Di Kota Makassar. Jurnal MEKOM (Media Komunikasi Pendidikan Kejuruan), 6(1), 35-
42.
9
Aziz, R. (2009). Pengembangan Kreativitas Melalui Kegiatan Analogi Pada Siswa Mts Surya
Buana Malang (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Malang).
10
Hafizallah, Y. (2017). Tahap Dan Perkembangan Kreativitas Anak. Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini, 2(1), 49-58.
membangun pengetahuannya atas pengalamannya sendiri. Pada model

pembelajaran PjBL (Project Based Learning) ini dirancang agar peserta didik

mampu menyelesaikan sebuah masalah melalui aktivitas proyek, dengan adanya

kerja proyek ini peserta didik akan mendapat pengalaman nyata tentang

perencanaan suatu proyek1112. Dari banyaknya pendapat para ahli tentang

pembelaran PjBL yang inovatif ini ditemukan beberapa kelebihan dari

pembelajaran PjBL. Dalam model pembelajaran PjBL ini dirancang agar siswa

mampu menyelesaikan permasalahan dengan suatu aktivitas proyek, dan dalam

kerja proyek ini siswa akan mendapat pengalaman nyata tentang perencanaan

suatu proyek1314. Diperlukan adanya media pembelajaran yang mampu menjadikan

proses pembelajaran di sekolah sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan

partisipasi aktif peserta didik dan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam segi

pembuatan media yang menarik serta tidak membutuhkan waktu yang lama dalam

mendesain media pembelajaran15.

Media yang akan diaplikasikan merupakan bagian yang terpenting dalam

proses desain pembelajaran. Melalui media ini, pesan dari guru ke siswa akan

11
Faridah, N. R., Afifah, E. N., & Lailiyah, S. (2022). Efektivitas Model Pembelajaran Project
Based Learning Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Dan Literasi Digital Peserta Didik
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Basicedu Vol, 6(1).
12
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah Model
Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Mampu Melatihkan
Keterampilan Abad 21?. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 2(1), 48-55.
13
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreatifitas Siswa Kelas III
SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1).
14
Pradana, D. B. P. (2017). Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom Pada Model
Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa. IT-Edu: Jurnal Information
Technology And Education, 2(01).
15
Tanjung, R. E., & Faiza, D. (2019). Canva Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran
Dasar Listrik Dan Elektronika. Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika Dan Informatika), 7(2),
79-85.
tersampaikan dengan efektif1617. Oleh karena itu, peneliti menerapkan media

pembelajaran canva. Aplikasi Canva merupakan aplikasi desain grafis secara

online. Canva juga memiliki berbagai macam template atau opsi desain yang ingin

dibuat1819. Kelebihan dari aplikasi Canva dapat dilihat sebagai berikut; 1) tersedia

berbagai desain menarik, 2) Banyak fitur yang disediakan untuk meningkatkan

kreativitas guru dalam mendesain media pembelajaran. 3) hemat waktu dengan

media pembelajaran yang praktis, 4) tidak harus menggunakan laptop pada waktu

mendesain, tetapi dapat melakukannya melalui gawai (android)20. Pada penelitian

lain ysang juga berhubungan dengan aplikasi Canva dilakukan oleh Lucius

(Leryan et al., 2018). Lucius menggunakan hasil Canva sebagai inovasi dalam

membuat media presentasi dan sudah dipraktekkan pada mahasiswa pendidikan

sejarah Universitas Sanata Dharma21.

Maka dari permasalahan diatas, ditemukan beberapa indikator dari

kurangnya kreativitas siswa di SMP Negeri 3 Taliwang. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model

16
Rahmatullah, R., Inanna, I., & Ampa, A. T. (2020). Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis
Aplikasi Canva. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 12(2), 317-327.
17
Hapsari, G. P. P., & Zulherman, Z. (2021). Pengembangan Media Video Animasi Berbasis
Aplikasi Canva Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 5(4),
2384-2394.
18
Hapsari, G. P. P., & Zulherman, Z. (2021). Pengembangan Media Video Animasi Berbasis
Aplikasi Canva Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 5(4),
2384-2394.
19
Hayati, T. U. F. (2022). Analisis Media Video Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Canva
Dalam Pembelajaran Bangun Datar Di Sekolah Dasar. Prosiding: Konferensi Nasional Matematika
Dan Ipa Universitas Pgri Banyuwangi, 2(1), 8-15.
20
Riono, R., & Fauzi, F. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Pai-Bp Di Sd Berbasis
Aplikasi Canva. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(1), 117-127.
21
Sholeh, M., Rachmawati, R. Y., & Susanti, E. (2020). Penggunaan Aplikasi Canva Untuk
Membuat Konten Gambar Pada Media Sosial Sebagai Upaya Mempromosikan Hasil Produk
Ukm. Selaparang Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 430-436.
Pembelajaran Pjbl Berbantuan Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Canva

Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Dan Kreativitas Peserta”.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah penerapan model pembelajaran PjBL berbantuan media
pembelajaran audio visual berbasis canva dapat meningkatkan kemampuan
literasi sains dan kreativitas peserta didik di SMP Negeri 03 Taliwang?

3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PjBL
berbantuan media pembelajaran audio visual berbasis canva dapat
meningkatkan literasi sains dan kreativitas peserta didik di SMP Negeri
03 Taliwang ?

4. Batasan Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang masalah
dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini
dibatasi pada Penerapan Model Pembelajaran Pjbl Berbantuan Media
Pembelajaran Audio Visual Berbasis Canva Dapat Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Dan Kreativitas Peserta Didik.

5. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dalam pengembangan dunia pendidikan mengenai penggunaan
model pembelajaran PjBL ( Project Base Learning ).
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman bagi guru biologi tentang manfaat penggunaan model
pembelajaran PjBL berbantuan media pembelajaran audio visual
berbasis canva dapat meningkatkan literasi sains dan kreativitas
peserta didik.
b. Manfaat praktis
1) Bagi guru, dapat memberikan masukan dalam memilih model
pembelajaran sebagai salah satu upaya memperbaiki dan
memudahkan pembelajaran biologi sehingga pencapaian hasil
belajar dapat ditingkatkan.
2) Bagi siswa, mempermudah cara pemahaman siswa dalam proses
belejar mengajar.
3) Bagi sekolah, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk
mengembangkan kompetensi guru dalam pembelajaran biologi
melalui model pembelajaran PjBL berbantuan media pembelajaran
audio visual berbasis canva dapat meningkatkan literasi sains dan
kreativitas peserta didik.

6. Definisi Operasional
a) Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada asasnya merupakan bentuk
pembelajaran yang terpapar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran sebagai
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran2223.
b) PjBL
Project Based Learning merupakan roses pembelajaran yang
secara langsung melibatkan peserta didik untuk menghasilkan suatu
proyek2425. Model pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model
pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah
22

23
Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model
Pembelajaran. Online)(Http://Smacepiring. Wordpress. Com).
24
Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H. (2017). Pengaruh Project Based Learning Terhadap
Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, Dan Kemampuan Kognitif Siswa Pada
Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 9-21.
25
Sari, R. T., & Angreni, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl)
Upaya Peningkatan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal Varidika, 30(1), 79-83.
bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses
pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota
untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi
produk nyata. Model pembelajaran berbasis proyek berpusat pada
konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi mahasiswa
untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna
lainnya, berpusat pada siswa (students centered) dan menghasilkan
produk nyata26.
c) Media Pembelajaran Audio Visual
Media pembelajaran adalah bagian dari sumber belajar yang
merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan
perangkat keras (alat belajar)2728.
Media audio-visual juga adalah salah satu sarana alternatif dalam
melakukan proses pembelajaran berbasis teknologi. Audio-visual
pembelajaran berbasis teknologi dapat digunakan sebagai sarana
alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, dikarenakan
beberapa aspek antara lain :
1) mudah dikemas dalam proses pembelajaran,
2) lebih menarik untuk pemebalajaran, dan
3) dapat di-edit (diperbaiki) setiap saat29.
d) Literasi Sains
Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami sains,
mengkomunikasikan sains (lisan maupun tulisan), serta menerapkan
kemampuan sains untuk memecahkan masalah sehingga memiliki
sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya

26
Rati, N. W., Kusmaryatni, N., & Rediani, N. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Proyek,
Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 6(1), 60-71.
27
Muhson, A. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).
28
Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar
Widyaiswara, 1(4), 104-117.
29
Haryoko, S. (2012). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro, 5(1).
dalam mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sains30.
e) Kreativitas
Kreativitas merupakan inisiatif terhadap suatu produk atau
proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas
yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman,
petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita
untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru313233.

BAB II

KAJIAN TEORI
30
Yuliati, Y. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Cakrawala Pendas, 3(2).
31
Hadiyati, E. (2011). Kreativitas Dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha
Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(1), 8-16.
32
Takhim, M., & Meftahudin, M. (2018). Analisis Pengaruh Modal Usaha, Kreatifitas Dan Daya
Saing Terhadap Pengembangan UMKM (Studi Kasus Pada Bengkel Las Di Kabupaten
Wonosobo). Journal Of Economic, Management, Accounting And Technology, 1(1), 65-73.
33
Rizqi, A. W., Sukaris, S., Fauziyah, N., & Rahim, A. R. (2021). Pemanfaatan Waktu Sebagai
Pengembangan Potensi Pemuda Desa Kreatif. Dedikasimu: Journal Of Community Service, 3(2),
887-896.
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Sejarah Project Based Learning (PjBL) dimulai pada tahun 1970an. Project
Based Learning pada Higher Education berasal dari bidang teknik di universitas
Aalborg and Roskilde, Denmark. Menurut Morgan (1983, 68) project based
learning bukan sekedar metode pembelajaran tentang teknik, tetapi juga
merupakan desain kurikulum yang dapat menimbulkan pertanyaan mendasar
tentang hakekat dari higher education. Teori psikologi pendidikan yang melandasi
berkembangnya project based learning antara lain John Dewey (pentingnya
pembelajaran yang berasal dari pengalaman), Jerome Bruner (belajar sebagai
proses aktif dimana siswa mentransfer informasi sehingga menimbulkan motivasi,
retensi, dan pengembangan pribadi), Carl Rogers (teori belajar humanistik),
Lewin (pembelajaran yang dalam kelompok), (Morgan, 1983; Anreasen &
Nielsen, J. L. , 2013; Harmer, 2014)34. Model pembelajaran merupakan suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya 3536. Model pembelajaran
bisa diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembel-ajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain menurut (Joyce,
1992)37.
2. Karakteristik Model Pembelajaran.

34
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah model
pembelajaran problem based learning dan project based learning mampu melatihkan keterampilan
abad 21?. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 2(1), 48-55.
35
Mirdad, J. (2020). Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran). Jurnal
Sakinah, 2(1), 14-23.
36
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013.
37
Rehalat, A. (2014). Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, 23(2), 1-10.
Istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada
metode, strategi atau prosedur. Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus
yang tidak dimemiliki oleh metode, strategi atau prosedur38.
Ciri-ciri Model Pembelajaran tersebut antara lain:
a) Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau
pengembangnya
b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil
d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Model-model pembelajaran bisa diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya.
Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran
langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa untuk
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila
digunakan untuk mengajarkan konsep matematika tinggi3940.
Sintaks dari suatu model pembelajaran tertentu menggambarkan dengan
jelas kegiatan- kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks
dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen- komponen yang
sama. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arends (2001) , “A
model is more than a specific method or strategy. It is overall plan or pattern for

38
Situmorang, A. S. (2016). Model Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fkip Universitas HKBP
Nommensen TA 2015/2016. Jurnal Suluh Pendidikan Fkip-Uhn, 3(1), 15.
39
Siregar, R. L. (2021). Memahami tentang Model, Strategi, Metode, Pendekatan, Teknik, dan
Taktik. HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 63-75.
40
Nugrahini, Y. (2015). Pelatihan Pembuatan Metode Pembelajaran Inovatif Dengan
Memanfaatkan Akses Internet Pada Guru Sdn 1 Mojoarum Gondang Tulungagung. J-ADIMAS
(Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 3(1).
helping students to learn specific kinds of knowledge, attitudes, or skills” 4142.
Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar yang sedikit berbeda. Misalnya model pembelajaran kooperatif. Peserta
didik perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran
langsung peserta didik harus tenang dan memperhatikan pengajar4344.
B. Project Based Learning (PjBL)
1. Pengertian Project Based Learning (PjBL)
Menurut Afriana (2016) Model PjBL merupakan sebuah model
pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran.
Pembelajaran PjBL terbukti dapat meningkatkan kreativitas siswa45. Model
Project-Based Learning dioptimalkan berdasarkan tingkat perkembangan berfikir
mahasiswa dengan berpusat pada aktivitas belajar mahasiswa sehingga
memungkinkan mereka untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan,
kenyamanan, dan minat belajarnya (Susanti, 2013; Anggara, 2017)46.
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran
berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

2. Karakteristik Project Based Learning


Karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek meliputi aspek isi,
kegiatan, kondisi, dan hasil (Sutirman, 2013).
41
Rahmawati, N. D. (2016). Model Pembelajaran Inovatif Matematika Pada Mahasiswa. JURNAL
e-DuMath, 2(2).
42
Rosyidi, A. M. (2017). Model dan Strategi Pembelajaran Diklat. Andragogi: Jurnal Diklat
Teknis Pendidikan dan Keagamaan, 5(1), 100-111.
43
Sugiyanti, D., & Nurhadi, D. (2013). Implementasi Program Kerjasama Antara Perguruan Tinggi
Dengan Dunia Industri. Jurnal Phenomenon, 1(1).
44
Rachmawati, M., Ermawati, I. R., & Ferawati, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Double
Loop Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains
(JIPS), 1(2), 42-46.
45
Menurut Afriana (2016) Model Pjbl Adalah Sebuah Model Pembelajaran Yang
Menggunakan Proyek (Kegiatan) Sebagai Inti Pembelajaran. Pembelajaran Pjbl Terbukti Dapat
Meningkatkan Kreativitas Siswa.
46
Zega, A. (2021). Penerapan Model Project Based Learning (Pjbl) Dalam Mata Kuliah Konstruksi
Bangunan Pada Mahasiswa Prodi Teknik Bangunan IKIP Gunungsitoli. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 5(1), 622-626.
Aspek isi mencakup :
a) permasalahan disajikan dalam bentuk kesatuan yang utuh dan
kompleks,
b) siswa menemukan hubugan antar ide secara interdisipliner,
c) siswa berjuang mengatasi ambiguitas, dan
d) menjawab pertanyaan yang nyata dan menarik perhatian siswa.
Aspek kegiatan mencakup:
a) siswa melakukan investigasi selama periode tertentu,
b) siswa dihadapkan pada suatu kesulitan, pencarian sumber dan
pemecahan masalah,
c) siswa membuat hubungan antar ide dan memperoleh keterampilan
baru,
d) siswa menggunakan perlengkapan alat sesungguhnya, dan
e) siswa menerima feedback tentang gagasannya dari orang lain.
Aspek kondisi meliputi:
a) siswa berperan sebagaii masyarakat pencari dan melakukan
latihan kerjanya dalam kondisi konteks sosial,
b) siswa mempraktekan perilaku manahemen waktu dalam
melaksanakan tugas secara individu maupun kelompok,
c) siswa mengarahkan kerjanya sendiri dan melakukan kontrol
belajarnya,
d) siswa melakukan simulasi kerja profesional.
Aspek hasil mencakup:
a) siswa menghasilkan produk intelektual yang kompleks sebagai
hasil belajarnya,
b) siswa terlibat dalam melakukan penilaian diri,
c) siswa bertanggung jawab terhadap pilihannya dalam
mendemonstrasikan keompetensi mereka, dan
d) siswa memperagakan kompetensi nyata mereka47
47
Anazifa, R. D., & Hadi, R. F. (2016). Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) Dalam Pembelajaran Biologi. In Prosiding Symbion
(Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan.
3. Tahapan Project Base Learning (PjBL)
Tahapan model project based learning (PjBL) pada penelitian ini
menggunakan pendapat Wena (2012: 144) yaitu:
a. penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question),
b. mendesaiin perencanaan proyek (Design a Plan for the Project),
c. menyusun jadwal kegiatan (Create a Schedule),
d. memoitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project),
e. menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f. mengevaluasu pengalaman (Evaluate the Experience)48.

Secara umumnya tahapan dalam pendekatan project based learning


mencakup 3 tahap yaitu tahap brainstorming, tahap mencari informasi melalui
berbagai sumber serta tahap presentasi dan refleksi (Agmaz & Ergulec, 2019).
Guru merefleksikan kembali bentuk kegiatan yang telah dilakukan bersama anak.
Namun, tidak menutup kemungkinan apabila ditemukan tahapan project based
learning yang dijelaskan menjadi 4 tahapan secara detail (Baird & Stafford, 2010).
Dalam hal ini Baird memisahkan kegiatan refleksi sebagai bentuk terpisah dalam
ketiga tahapan tersebut.

Tahapan pertama, guru akan menggali informasi terkait dengan topik yang
akan ditentukan untuk melakukan sebuah project. Kegiatan menemukan informasi
dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti mengamati ketertarikan yang
muncul pada anak usia dini (Widayanti & Setiawati, 2019), melibatkan anak
dalam memilih topik yang menarik serta ingin diketahui secara individu maupun
kelompok (Christiani, 2017). Guru juga dapat memberikan umpan balik kepada
anak terkait dengan topik yang diminati untuk dapat dieksplorasi kembali (Baird
& Stafford, 2010). Kegiatan melibatkan anak ini, akan memunculkan sebuah
motivasi insriksik. Dalam praktiknya, Baird & Stafford menjelaskan bahwa guru
melihat ketertarikan anak dengan musik melalui beberapa aktivitas anak seperti
48
Pratiwi, I. A., Ardianti, S. D., & Kanzunnudin, M. (2018). Peningkatan Kemampuan Kerjasama
Melalui Model Project Based Learning (Pjbl) Berbantuan Metode Edutainment Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).
bermain musik maupun menggambar not balok. Project based learning sebagai
suatu pendekatan yang mampu menjembati anak untuk mengeksplorasi serta
mampu membentuk perilaku atas kemampuan yang dimiliki (Magta, Ujianti, &
Permatasari, 2019). Pada pendekatan ini, guru sebagai fasilitator yang merancang
kegiatan belajar anak.

Pada tahap kedua, berupa eksplorasi yang dapat dilakukan dengan bantuan
guru untuk menfasilitasi anak menemukan informasi. Farida menambahkan pada
tahapan kedua, anak bekerjasama dalam kelompok kecilnya (Farida & Rasyid,
2018). Guru berperan melibatkan berbagai sumber informasi seperti mengundang
pembicara, membaca buku, field trip ataupun menonton video. Dalam projectnya,
Baird & Stafford menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan informasi dengan bantuan fasilitasi guru (Baird & Stafford, 2010).
Anak-anak berinteraksi secara langsung dengan melakukan wawancara, dan
bermain musik. Kemudian anak secara individu maupun kelompok mulai
membandingkan antara musik satu dengan yang lainnya. Guru juga menfasilitasi
anak untuk membuat instrument.

Pada tahapan ketiga, anak mengumpulkan informasi untuk selanjutnya


anak menyampaikan informasi yang didapatnya melalui kegiatan presentasi
ataupun membuat produk yang kemudian dipresentasikan. Braid menjelaskan,
anak mulai mendiskusikan perencanaan secara bersama, dan anak terlibat secara
aktif untuk menentukan bentuk penampilan, waktu pertunjukkan hingga
penyelesaian masalah yang muncul. Selain itu anak juga akan membuat produk
secara berkelompok, serta berbagi informasi dengan teman yang lainnya (Abshor,
2017). Guru membantu anak untuk merefleksikan terkait apa yang sudah
dipelajari sebelum dan sesudah melakukan proyek (Christianti, 2011). Agmaz
menjelaskan lebih lanjut bentuk refleksi yang berkaitan dengan apa yang
didapatkan anak dengan KWL chart berupa apakah sudah terjawab pada KWL
chart tersebut? Bagaimana proses pembelajaran berlangsung? Bagaimana hasil
yang didapat terkait dengan tujuan selama proses belajar? (Agmaz & Ergulec,
2019)49.

C. Media Pembelajaran Audio Visual


1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar5051. Sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh Ruth Lautfer, media pembelajaran merupakan
salah satu alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran,
meningkatkan kreatifitas peserta didik dan meningkatkan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran52. Media audio visual yang diproyeksikan menggunakan
infokus/LCD Projector Dapat mengaktifkan siswa, memudahkan penyampaian
materi dalam proses pembelajaran dan menambah minat belajar siswa 53. Media
pembelajaran Audio-visual merupakan sebuah cara pembelajaran dengan
menggunakan media yang mengandung unsur suara dan gambar, dimana dalam
proses penyerapan materi melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran
(Sudirman, 2007: 56)54.

Menurut Munadi (2013) media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis
yakni :

49
Ningrum, F. S., Safrina, R., & Sumadi, T. (2022). Peran Pembelajaran Musik melalui Project
Based Learning terhadap Perilaku Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 6(2), 704-718.
50
Tafonao, T. (2018). Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar
mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103-114.
51
Zaini, H., & Dewi, K. (2017). Pentingnya media pembelajaran untuk anak usia dini. Raudhatul
Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 81-96.
52
Rahma, F. I. (2019). Media Pembelajaran (kajian terhadap langkah-langkah pemilihan media dan
implementasinya dalam pembelajaran bagi anak Sekolah Dasar). Jurnal Studi Islam:
Pancawahana, 14(2), 87-99.
53
Hayati, N., & Harianto, F. (2017). Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
dengan Minat Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bangkinang
Kota. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 14(2), 160-180.
54
Wirdaningsih, W., & Mardhatillah, M. (2016). Penerapan Media Audio-Visual Terhadap
Keaktifan Pada Materi Hubungan Antara Sumber Daya Alam Dengan Lingkungan Siswa Kelas IV
SD Negeri Pasi Teungoh Kecamatan Kaway XVI. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 3(2).
a) Jenis pertama, disebut media audio-visual murni, seperti film gerak
(movie) bersuara, televisi dan video.
b) Jenis kedua merupakan audi visual tidak murni yankni apa yang kita
kenal dengan slide, opaque, ohp dan pralatan visual lainnya, bila
diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara
bersamaan dalam satu waktu atau proses pembelajaran55
Media audio visual adalah media yang dapat di dengar sekaligus di lihat.
Salah satu contoh dari media audio visual yaitu seperti video, film, televisi, dan
lainnya. Media audio visual marak diterapkan di berbagai tempat, dari mulai
tempat pekerjaan, bisnis, hiburan bahkan pendidikan56.
D. Literasai Sains
1. Pengertian Literasi Sains
Literasi sains adalah keterampilan yang diaplikasikan untuk
mendefinisikan femonena secara sains atau ilmiah. Literasi sains berarah kepada
bagaimana peserta didik menggunakan pengetahuan mereka untuk menciptakan
sebuah ide baru, konsep baru terhadap sebuah permasalahan secara ilmiah
(Wulandari, N., & Sholihin, H., 2016) 57. National Science Teacher Assosiation
(NSTA) menyatakan bahwa literasi sains merujuk kepada subjek yang
menggunakan konsep sains sehingga adalah keterampilan yang terintegrasi
dengan cara mengambil keputusan yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
melalui teknologi, sains, lingkungan, dan masyarakat (Toharudin et al, 2011:
1)58.

E. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas

55
Ernanida, E., & Al Yusra, R. (2019). Media audio visual dalam pembelajaran PAI. Murabby:
Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 101-112.
56
Salsabila, U. H., Seviarica, H. P., & Hikmah, M. N. (2020). Urgensi Penggunaan Media
Audiovisual dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. INSANIA:
Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 25(2), 284-304.
57
Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis faktor penyebab
rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108-
116.
58
Situmorang, R. P. (2016). Integrasi literasi sains peserta didik dalam pembelajaran sains. Satya
Widya, 32(1), 49-56.
Kreativitas adalah ciri keberanian manusia yang menggemakan siapa
dirinya dan apa menjadi apa manusia tersebut di kemudian hari. Di dalam suatu
tindakan kreativitas, individu merasakan terjalinnya hubungan yang baik antara
diri sendiri dengan orang lain59. Kreativitas merupakan suatu kondisi, sikap atau
keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan
secara tuntas60. Adapun pengertian kreativitas Menurut Bayanie (2012:2)
kreativitas adalah potensi yang penting bagi diri anak. Melalui kreativitas, ia
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya secara efektif dan efisien
nantinya mereka memiliki kemungkinan untuk sukses dimasa yang akan
datang6162. Kreativitas menurut Hurlock menyatakan bahwa suatu proses yang
menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atas suatu objek dalam
suatu bentuk atau susunan yang baru, proses tersebut berupa munculnya suatu
produk baru yang muncul dari keunikan individu dan juga dari beberapa pengaruh
dari pihak lain6364.
2. Ciri – Ciri Kreativitas
Ciri-ciri kreativitas dapat ditinjau dari dua aspek yaitu:
a) Aspek Kognitif. Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif/divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu:
1) keterampilan berpikir lancar (fluency)
2) keterampilan berpikir luwes/fleksibel (flexibility)
3) keterampilan berpikir orisinal (originality)
4) keterampilan memperinci (elaboration)
5) keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang, ciri-
ciri tersebut makin dimiliki. (Williams dalam Munandar, 1999:
88)
b) Aspek Afektif. Ciri-ciri kreativitas yang lebih berkaitan dengan sikap
dan perasaan seseorang (ciri-ciri nonaptitude) yaitu:
1) rasa ingin tahu
2) bersifat imajinatif/fantasi

59
Muqodas, I. (2015). Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Metodik Didaktik:
Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9(2).
60
Priyanto, A. (2014). pengembangan kreativitas pada anak usia dini melalui Aktivitas
bermain. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, (2).
61
Sari, K. P., Neviyarni, S., & Irdamurni, I. (2020). Pengembangan Kreativitas dan Konsep Diri
Anak SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 44-50.
62
Machdalena, S., Yuliawati, S., & Ismail, N. (2022). Membangun Kreativitas Melalui Kegiatan
Membaca Bagi Siswa-Siswi SDN Desa Wanakaya Kecamatan Haurgeulis Kabupaten
Indramayu. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan (JRIP), 4(1).
63
Herlambang, Y. (2015). Peran Kreativitas Generasi Muda Dalam Industri Kreatif Terhadap
Kemajuan Bangsa. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tematik), 2(1), 61-71.
64
Riansyah, R., & Wahab, D. A. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas dan inovasi
serta implikasinya terhadap kinerja karyawan Pada konsultan perencanaan dan pengawasan
arsitektur di kota Serang, Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1).
3) merasa tertantang oleh kemajemukan
4) sifat berani mengambil resiko
5) sifat menghargai
6) percaya diri
7) keterbukaan terhadap pengalaman baru
8) menonjol dalam salah satu bidang seni (Williams dalam
Munandar, 1999)65.
3. Tujuan Pengembangan Kreativitas
Kreativitas menurut (Munandar, 1991) dapat ditinjau dari segi, yakni
segi pribadi, pendorong, proses dan produk66.
a). Segi pribadi, kreativitas merupakan hasil keunikan pribadi dalam
interaksinya dengan lingkungan dan merupakan penggambaran adanya
berbagai ciri khusus dalam tiap individu. Cirinya antara lain berupa rasa
ingin tahu, daya imajinasi yang kuat, tertarik pada hal-hal yang baru,
mempunyai minat yang luas, berani mengambil resiko, mempunyai
prakarsa dan kepercayaan diri, tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas
yang diminati dan diyakini.
b). Segi pendorong, adalah suatu kondisi yang memotivasi seseorang pada
perilaku kreatif. Pendorong kreativitas ini dapat berupa hasrat yang kuat
pada diri individu, dan dapat pula berupa penghargaan dari orang lain
(orang tua, guru), serta tersedianya sarana dan prasarana penunjang sikap
kreatif.
c). Segi proses, kreativitas merupakan hasil dari tahapan pengalaman
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kreativitas
ditinjau dari segi proses yaitu sebagai suatu kemampuan untuk
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang
sudah ada dalam pikiran.
d). Segi produk, kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta atau
menghasilkan produk-produk baru, atau kombinasi dari hal sebelumnya
yang sudah ada,

DAFTAR PUSTAKA

65
Budiarti, Y. (2015). Pengembangan Kemampuan Kreativitas Dalam Pembelajaran Ips. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Um Metro, 3(1), 61-72.
66
Nasriah, N. Peran Pendidik Anak Usia Dini Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Di
Lembaga Paud. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 21(80), 57-63.
Anazifa, R. D., & Hadi, R. F. (2016). Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) Dalam Pembelajaran Biologi. In Prosiding
Symbion (Symposium On Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, Fkip,
Universitas Ahmad Dahlan.
Aqil, D. I. (2017). Literasi Sains Sebagai Konsep Pembelajaran Buku Ajar Biologi Di
Sekolah. Wacana Didaktika, 5(02), 160-171.
Arnyana, I. B. P. (2019). Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kompetensi 4c (Communication,
Collaboration, Critical Thinking Dancreative Thinking) Untukmenyongsong Era Abad
21. Prosiding
Aziz, R. (2009). Pengembangan Kreativitas Melalui Kegiatan Analogi Pada Siswa Mts Surya
Buana Malang (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Malang).
Ernanida, E., & Al Yusra, R. (2019). Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Pai. Murabby:
Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 101-112.
Fakhriyani, D. V. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Wacana Didaktika, 4(2),
193-200.
Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1(4),
104-117.
Faridah, N. R., Afifah, E. N., & Lailiyah, S. (2022). Efektivitas Model Pembelajaran Project Based
Learning Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Dan Literasi Digital Peserta Didik
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Basicedu Vol, 6(1).
Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis Faktor Penyebab
Rendahnya Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 5(2), 108-116.
Hadiyati, E. (2011). Kreativitas Dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha
Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(1), 8-16.
Hafizallah, Y. (2017). Tahap Dan Perkembangan Kreativitas Anak. Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini, 2(1), 49-58.
Hapsari, G. P. P., & Zulherman, Z. (2021). Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Aplikasi
Canva Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 5(4),
2384-2394.
Hapsari, G. P. P., & Zulherman, Z. (2021). Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Aplikasi
Canva Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 5(4),
2384-2394.
Haryoko, S. (2012). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi
Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro, 5(1).
Hayati, N., & Harianto, F. (2017). Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
Dengan Minat Peserta Didik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sman 1
Bangkinang Kota. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 14(2), 160-180.
Hayati, T. U. F. (2022). Analisis Media Video Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Canva Dalam
Pembelajaran Bangun Datar Di Sekolah Dasar. Prosiding: Konferensi Nasional
Matematika Dan Ipa Universitas Pgri Banyuwangi, 2(1), 8-15.
Iksan, F., Wondal, R., & Arfa, U. (2020). Peran Kegiatan Mengecap Dalam Mengembangkan
Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Ilmiah Cahaya Paud, 2(2).
Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H. (2017). Pengaruh Project Based Learning Terhadap
Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, Dan Kemampuan Kognitif
Siswa Pada Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 9-21.
Lamada, M., Rahman, E. S., & Herawati, H. (2019). Analisis Kemampuan Literasi Siswa Smk
Negeri Di Kota Makassar. Jurnal Mekom (Media Komunikasi Pendidikan
Kejuruan), 6(1), 35-42.
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah Model Pembelajaran
Problem Based Learning Dan Project Based Learning Mampu Melatihkan Keterampilan
Abad 21?. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (Jpfk), 2(1), 48-55.
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah Model Pembelajaran
Problem Based Learning Dan Project Based Learning Mampu Melatihkan Keterampilan
Abad 21?. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (Jpfk), 2(1), 48-55.
Menurut Afriana (2016) Model Pjbl Adalah Sebuah Model Pembelajaran Yang
Menggunakan Proyek (Kegiatan) Sebagai Inti Pembelajaran. Pembelajaran Pjbl Terbukti
Dapat Meningkatkan Kreativitas Siswa.
Mirdad, J. (2020). Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran). Jurnal
Sakinah, 2(1), 14-23.
Muhson, A. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).
Ningrum, F. S., Safrina, R., & Sumadi, T. (2022). Peran Pembelajaran Musik Melalui Project
Based Learning Terhadap Perilaku Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 704-718.
Nugrahini, Y. (2015). Pelatihan Pembuatan Metode Pembelajaran Inovatif Dengan Memanfaatkan
Akses Internet Pada Guru Sdn 1 Mojoarum Gondang Tulungagung. J-Adimas (Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat), 3(1).
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013.
Pangesti, F. T. P. (2018). Menumbuhkembangkan Literasi Numerasi Pada Pembelajaran
Matematika Dengan Soal Hots. Indonesian Digital Journal Of Mathematics And
Education, 5(9), 566-575.
Pradana, D. B. P. (2017). Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom Pada Model Pembelajaran
Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa. It-Edu: Jurnal Information
Technology And Education, 2(01).
Pratiwi, I. A., Ardianti, S. D., & Kanzunnudin, M. (2018). Peningkatan Kemampuan Kerjasama
Melalui Model Project Based Learning (Pjbl) Berbantuan Metode Edutainment Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 8(2).
Rachmawati, M., Ermawati, I. R., & Ferawati, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Double
Loop Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
Sains (Jips), 1(2), 42-46.
Rahma, F. I. (2019). Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah Pemilihan Media
Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Bagi Anak Sekolah Dasar). Jurnal Studi
Islam: Pancawahana, 14(2), 87-99.
Rahmawati, N. D. (2016). Model Pembelajaran Inovatif Matematika Pada Mahasiswa. Jurnal E-
Dumath, 2(2).
Rehalat, A. (2014). Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, 23(2), 1-10.
Riono, R., & Fauzi, F. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Pai-Bp Di Sd Berbasis
Aplikasi Canva. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(1), 117-127.
Rizqi, A. W., Sukaris, S., Fauziyah, N., & Rahim, A. R. (2021). Pemanfaatan Waktu Sebagai
Pengembangan Potensi Pemuda Desa Kreatif. Dedikasimu: Journal Of Community
Service, 3(2), 887-896.
Rosyidi, A. M. (2017). Model Dan Strategi Pembelajaran Diklat. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis
Pendidikan Dan Keagamaan, 5(1), 100-111.
Rusdi, A., Sipahutar, H., & Syarifuddin, S. (2017). Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
Sikap Terhadap Sains Dengan Literasi Sains Pada Siswa Kelas Xi Ipa Man. Jurnal
Pendidikan Biologi, 7(1), 72-80.
Salsabila, U. H., Seviarica, H. P., & Hikmah, M. N. (2020). Urgensi Penggunaan Media
Audiovisual Dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Daring Di Sekolah
Dasar. Insania: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 25(2), 284-304.
Sari, R. T., & Angreni, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl)
Upaya Peningkatan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal Varidika, 30(1), 79-83.
Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018). Keterampilan 4c Abad 21 Dalam Pembelajaran
Pendidikan Dasar. Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat Dasar, 8(2),
107-117.
Sholeh, M., Rachmawati, R. Y., & Susanti, E. (2020). Penggunaan Aplikasi Canva Untuk
Membuat Konten Gambar Pada Media Sosial Sebagai Upaya Mempromosikan Hasil
Produk Ukm. Selaparang Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 430-436.
Siregar, R. L. (2021). Memahami Tentang Model, Strategi, Metode, Pendekatan, Teknik, Dan
Taktik. Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 63-75.
Situmorang, A. S. (2016). Model Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fkip Universitas Hkbp
Nommensen Ta 2015/2016. Jurnal Suluh Pendidikan Fkip-Uhn, 3(1), 15.
Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model
Pembelajaran. Online)(Http://Smacepiring. Wordpress. Com).
Sugiyanti, D., & Nurhadi, D. (2013). Implementasi Program Kerjasama Antara Perguruan Tinggi
Dengan Dunia Industri. Jurnal Phenomenon, 1(1).
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreatifitas Siswa Kelas Iii
Sd Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1).
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103-114.
Takhim, M., & Meftahudin, M. (2018). Analisis Pengaruh Modal Usaha, Kreatifitas Dan Daya
Saing Terhadap Pengembangan Umkm (Studi Kasus Pada Bengkel Las Di Kabupaten
Wonosobo). Journal Of Economic, Management, Accounting And Technology, 1(1), 65-
73.
Tanjung, R. E., & Faiza, D. (2019). Canva Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran
Dasar Listrik Dan Elektronika. Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika Dan
Informatika), 7(2), 79-85.
Wirdaningsih, W., & Mardhatillah, M. (2016). Penerapan Media Audio-Visual Terhadap Keaktifan
Pada Materi Hubungan Antara Sumber Daya Alam Dengan Lingkungan Siswa Kelas Iv
Sd Negeri Pasi Teungoh Kecamatan Kaway Xvi. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 3(2).
Yuliati, Y. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala Pendas, 3(2).
Zaini, H., & Dewi, K. (2017). Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Raudhatul
Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 81-96.
Zega, A. (2021). Penerapan Model Project Based Learning (Pjbl) Dalam Mata Kuliah Konstruksi
Bangunan Pada Mahasiswa Prodi Teknik Bangunan Ikip Gunungsitoli. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 5(1), 622-626.
Rahmatullah, R., Inanna, I., & Ampa, A. T. (2020). Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis
Aplikasi Canva. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 12(2), 317-327.
Rati, N. W., Kusmaryatni, N., & Rediani, N. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Proyek,
Kreativitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa. Jpi (Jurnal Pendidikan Indonesia), 6(1), 60-71.

Anda mungkin juga menyukai