Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS STEM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF


PESERTA DIDIK

OUTLINE SKRIPSI
Outline ini diajukan sebagai syarat
pengajuan proposal penelitian tugas akhir mahasiswa
Program Studi Pendidikan Fisika

Mawar Lanna Oktavia


18106090005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2022
1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

yang ada. Perkembangan zaman yang pesat saat ini tidak lain karena

ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan

merupakan salah satu unsur yang berperan dalam menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas, hal ini sesuai dengan amanat dari pasal 3 Undang-

Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

indonesia bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan atau

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta bertanggungjawab. (Undang-

Undang Dasar Tahun 2003 Nomor 20, 2003)

Kemampuan sumber daya manusia untuk berinovasi dan berkreasi

sangat dibutuhkan dalam menghadapi abad 21 (Sani, 2019). Abad 21 ini

ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi yang meminta

kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia, sehingga sumberdaya

manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan pada abad ini. UNESCO

menetapkan bahwa kompetensi yang dibutuhkan manusia untuk hidup pada

abad 21 adalah memiliki kemampuan inovasi, kreativitas, kemampuan

menyelesaikan masalah, kemampuan berkomunikasi, keterampilan sosial, dan

penguasaaan teknologi informasi (ICT).


Pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik

memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan berkomunikasi

dan collaboration, keterampilan mencipta dan membaharui, keterampilan

menggunakan teknologi dan media informasi, keterampilan belajar

kontekstual serta keterampilan untuk bertahan hidup (life skil) (Triono &

Santoso, 2018).

Menurut hasil penelitian The Programme for International Student

Assessment (PISA) tahun 2018 menunjukan bahwa indonesia menduduki

peringkat 72 dari 77 negara, siswa Indonesia yang masuk dalam kategori

mahir (mampu mengkritisi dan mengomunikasikan ide berdasarkan fakta-

fakta ilmiah dan pengetahuan yang dimiliki) hanya kurang dari 1% (OECD,

2019). World Economic Forum (WEF) juga menyatakan dalam Global

Competitiveness 2019 bahwa sumber daya manusia di Indonesia berada pada

peringkat 50 dari 141 negara. (WEF, 2020). Hal tersebut dapat menunjukkan

bahwa keterampilan abad 21 siswa Indonesia sangatlah rendah. Salah satu

kemampuan sumber daya manusia untuk bersaing di abad 21 adalah

kemampuan berpikir kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan individu dalam

proses berpikir untuk mendapatkan ide atau gagasan yang berbeda, kemudian

ide atau gagasan tersebut dapat menjadi pengetahuan baru dan jawaban atau

penyelesaiaan masalah yang dihadapi.(Nurhakiki & Hartini, 2020). Berpikir

kreatif dapat menciptakan perilaku kreatif. Menurut (Munandar, 2004) sistem


pendidikan di Indonesia sepatutnya dapat merangsang pemikiran, sikap, dan

perilaku kreatif produktif peserta didik, di samping pemikiran logis dan

penalaran nya. Keterampilan berpikir ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik

dalam mempelajari mata pelajaran fisika.

Menurut (Astuti, 2015) Fisika merupakan bagian dari sains yang

mempunyai peranan penting dalam Pendidikan. Pada hakikatnya Fisika

merupakan kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan,

(Sulistiarmi, 2016) dalam penelitian nya menyebutkan bahwa salah satu

kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran fisika adalah dapat

mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif serta

keterampilan hidup agar dapat menghadapi perkembangan di abad 21. Hal ini

sesuai dengan Permendikbud No 59 Tahun 2014 tentang tujuan

penmbelajaran Fisika yaitu peserta didik mampu menguasai pengetahuan,

konsep-konsep dan prinsip fisika serta mempunyai kemampuan dalam

mengembangkan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi, kemampuan yang di maksud yaitu kemampuan berpikir logis, kritis,

dan kreatif (Kemendikbud, 2014).

Namun pada kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif peserta didik

sulit untuk diketahui, menurut (Fadilah et al., 2009) banyak pengajar

memiliki kesulitan dalam mengetahui kemampuan berpikir kreatif peserta


didik nya. Hal ini karena banyak peserta didik yang takut mencoba, takut

melakukan hal baru, dan tidak berani menunjukan bakatnya,

Kota Yogyakarta mempunyai brand image sebagai kota pelajar,

banyak pelajar dari luar kota Yogyakarta yang tertarik untuk belajar di kota

ini. (Walker, 2000). Dari data Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

menyebutkan bahwa Kota Yogyakarta memiliki 360 sekolah dari jenjang

Pendidikan Dasar hingga Pendidikan Menengah Atas, diantaranya yaitu 84

sekolah SD/MI Swasta, 118 sekolah SD/MI Negeri, 48 sekolah SMP/MTs

Swasta, 18 sekolah SMP/MTs Negeri, 45 sekolah SMA/MA swasta, 13

sekolah SMA/MA Negeri, 26 sekolah SMK Swasta, dan 8 sekolah SMK

Negeri.

Beberapa SMA Negeri di kota Yogyakarta termasuk ke dalam TOP

1000 sekolah berdasarkan Nilai UTBK tahun 2021, diantara nya SMAN 3

Yogyakarta yang berada pada peringkat 7, SMAN 1 Yogyakarta berada pada

peringkat 10, SMAN 8 Yogyakarta pada peringkat 17, serta sekolah SMA

Negeri di Kota Yogyakartya lainnya (LTMPT, 2022). Namun, keterampilan

berpikir kreatif siswa di Kota Yogyakarta belum sepenuhnya diterapkan,

Padahal menurut (Fadilah et al., 2009) dengan mengetahui kemampuan

berpikir kreatif peserta didik, pengajar dapat membantu dan melatih peserta

didik dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi dengan cara

unik dan melakukan percobaan baru dalam rangka menciptakan produk baru

di dunia Pendidikan.
Berdasarkan uraian yang diatas serta belum adanya penelitian yang

dilakukan terkait keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki oleh peserta

didik SMA Negeri di Kota Yogyakarta, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta

Didik SMA Negeri se-Kota Yogyakarta”

2. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan LKPD berbasis STEM untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik

2. Mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD berbasis STEM untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik

3. Mengetahui keefektifan produk LKPD berbasis STEM untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik

3. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development

atau penelitian dan pengembangan yang hasilnya berupa produk dan

mengetahui keefektifan produk tersebut (Soegiyono, 2011). Menurut

(Sukmadinata, 2005) Research and Development (R&D) adalah suatu proses

atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Produk yang direncanakan dalam penelitian ini adalah LKPD berbasis STEM

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.


Adapun tahapan penelitian dan pengembangan produk ini mengacu

pada model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement,

Evaluation).

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga macam teknik, yaitu;

teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik angket. Observasi berfungsi

sebagai alat pengumpul data yang dilakukan secara sistematis untuk

mendapatkan informasi variabel-variabel yang akan diselidiki. Wawancara

yang dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur atau terbuka, dimana

peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau

permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan

permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Angket yang digunakan

berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh kepada responden untuk

mendapatkan keterangan dari responden mengenai suatu masalah. Data dalam

penelitian ini yang diperoleh dengan menggunakan instrumen angket berupa

angket analisis kebutuhan guru dan siswa mengenai ketersediaan bahan ajar

yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan berfikir siswa.

Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan yaitu, deskriptif

kuantitatif untuk mengolah data dalam bentuk skor dari penilaian oleh

validator (ahli materi dan ahli media), respon peserta didik dan guru, serta uji

keefektifan, sedangkan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data

berupa komentar saran perbaikan dari validator serta deskripsi uji

keterlaksanaan penelitian. Instrumen pengumpulan data berupa non tes dan


tes. Adapun tes yang digunakan berupa berupa pretest dan posttest dengan uji

N-gain. B

Hasil tes, pengisian angket sikap, serta observasi yang telah diperoleh

akan memberikan gambaran bagaimana kemampuan berpikir kreatif peserta

didik dan juga sikap yang mencerminkan kemampuan berpikir kreaif peserta

didik. Hasil ketiga data ini akan dipadukan dan dibahas sehingga diketahui

simpulan yang didapatkan dalam penelitian ini.

Sumber Data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer


dimana data yang ada didapatkan langsung dari responden dan lokasi
penelitian, Populasi pada penelitian ini adalah Siswa kelas X-MIPA SMA
Negeri Se-Kota Yogyakarta sedangkan Sampel pada penelitian ini
menggunakan Teknik proportionate stratified random sampling yang
membagi populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan dilanjutkan dengan
pengambilan sampel acak sederhana. Maka dalam penelitian ini sampel yang
digunakan secara acak sekolah berdasarkan masing-masing kategori sekolah.

4. Jadwal dan Rencana Penelitian

No Bulan Kegiatan Keterlaksanaan

1. Maret-April 2022 Pencarian referensi Sudah

2. Mei 2022 Pembuatan ouline penelitian Sudah

3. Juni 2022 1. Fixasi Proposal Belum


2. Pembuatan Instrumen

4. Juli 2022 Seminar Proposal Belum

5. Agustus 2022 1. Validasi instrument Belum


2. Penilaian instrument

6. September- Penelitian ke sekolah Belum


Oktober 2022

7. November 2022 Mengolah hasil penelitian Belum

7. Desember 2022 Munaqosyah Belum

8. Januari 2022 Wisuda Amiin

5. Daftar Pustaka

Astuti, S. P. (2015). Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar terhadap


Prestasi Belajar Fisika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(1), 68–75.
https://doi.org/10.30998/formatif.v5i1.167
Fadilah, A. S., Gardjito, & Siburian, J. (2009). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Dalam Proses Belajar Biologi Di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota
Jambi. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi, 2, 1–11.
https://anzdoc.com/analisis-kemampuan-berpikir-kreatif-siswa-dalam-proses-
belaj.html
Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Kementerian Pendidikan Dan
Budaya.
LTMPT. (2022). TOP 1000 Sekolah Tahun 2021 Berdasarkan Nilai UTBK.
Munandar, U. (2004). Pengembangan kreativitas anak berbakat / Utami Munandar.
Rineka Cipta.
Nurhakiki, E., & Hartini, T. I. (2020). Analisis Kemampuan Berpikir Keatif pada
Pembelajaran Fisika Topik Bahasan Momentum Impuls. Prosiding Seminar
Pendidikan Fisika FITK UNSIQ, 2(1), 174–178.
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/semnaspf/article/view/1408
OECD. (2019). Programme for international student assessment (PISA) results from
PISA 2018. Oecd, 1–10.
Undang-Undang Dasar tahun 2003 Nomor 20, (2003) (testimony of Pemerintah
Pusat). https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/UU_tahun2003_nomor020.pdf
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis HOTS (High Order Thingking Skills) (1st
ed.). Tira Smart. https://books.google.co.id/books?
id=GrfrDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r
&cad=0#v=onepage&q=abad 21&f=false
Soegiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Remaja Rosadakarya.
Sulistiarmi, W. (2016). ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
KELAS XI-IPA PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI SE-KOTA
PATI.
Triono, A., & Santoso, S. (2018). The Effect Of Discovery Learning Model On
Critical Thinking Ability In Thematic Learning. International Conference
Education, Culture …, 7(6), 1–8. https://doi.org/10.9790/7388-0706010108
Walker, J. (2000). Brand image. New Scientist, 165(2229), 57.
https://doi.org/10.1002/9781118785317.weom090353
WEF, W. E. F. (2020). The global competitiveness report: How countries are
performing on the road to recovery. In World Economic Forum.
www3.weforum.org/docs/WEF_TheGlobalCompetitivenessReport2020.pdf

Anda mungkin juga menyukai