Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN E MODUL ADIWIYATA BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN


PEMECAHAN MASALAH DAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA SMA

PROPOSAL TESIS

OLEH
RACY RIZKY ABDILLAH
NIM 200341862528

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
DESEMBER 2020

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 6
C. SpesifikasiProduk yang Diharapkan ................................................ 7
D. PentingnyaPenelitian dan Pengembangan ....................................... 7
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan .............. 8
F. Ruang Lingkup .................................................................................. 9
G. Definisi Operasional ....................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Pemecahan Masalah ....................................................
B. Literasi Lingkungan ............................................................................
C. UKBM .................................................................................................
D. Problem Based Learning ....................................................................
E. Penelitian yang Relevan .....................................................................
F. Kerangka Konseptual ..........................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan ................................................
B. Tahap Menganalisis(Analyze) ............................................................
C. Tahap Mendesain(Design) ..................................................................
D. Tahap Mengembangkan Produk(Develop) ........................................
E. Tahap Menerapkan Produk (Implement) ...........................................
F. Tahap Mengevaluasi Produk(Evaluate) ............................................
DAFTAR RUJUKAN ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Pendidikan merupakan segala upaya dan usaha yang dilakukan untuk
menggali dan meningkatkan potensi diri yang dapat membentuk manusia
memiliki kekuatan spiritual, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan,
akhlak yang mulia dan keterampilanlainnya (Undang-undang No 20 Tahun
2003 tentangSistem Pendidikan Nasional). Upaya peningkatan potensi diri
tersebut dilakukan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran saat ini
menekankan pada pengembangan keterampilan-keterampilan abad ke-
21meliputi, keterampilan belajar dan inovasi, keterampilan informasi, media
dan teknologi, serta keterampilan hidup dan karir (Avenue, 2016).
Proses pembelajaran harus bersifat konstektual dengan menyajikan
fenomena kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan pengalaman belajar
dan bermakna bagi siswa, dari kegiatan tersebut siswa juga dapat menemukan
suatu permasalahan untuk dicari solusi pemecahan masalahnya (Syafii, et al,
2013). Membiasakan peserta didik untuk aktif memecahkan suatu masalah
merupakan modal bagi peserta didik untuk memiliki kompetensi dalam
memecahkan suatu pemasalahan di kehidupan sehari–hari dan mandiri dalam
bersaing di dunia kerja serta dapat tumbuh menjadi warga negara yang
menguasai sains dan teknologi (Trianto, 2012). Salah satu keterampilan belajar
dan inovasi yang harus dikembangkan dan dimiliki oleh siswa adalah
keterampilan pemecahan masalah. Menurut Greenstein (2012) indicator
keterampilan pemecahan masalah, meliputi identifikasi masalah, identifikasi
berbagai solusi, dan mempertahankan solusi. Keterampilan pemecahan
masalah penting dikembangkan kerena dapat melatih siswadalam mengatasi
masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata (Memnun, dkk, 2012).
Didukung dengan pernyataan dari Zubaidah (2016), bahwa keterampilan
pemecahan masalah penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran Biologi
agar siswa memiliki kemampuan mengatasi permasalahan dalam kehidupan
nyata mereka. Seorang yang memiliki keterampilan pemecahan masalah berarti
orang tersebut dapat bepikir secara kitis, logis dan kreatif, mampu
menyelesaikan permasalah sendiri (Syafii et al, 2013), sehingga individu dapat
mengatasi permasalahan apapun dengan mudah yang mereka temui dalam
kehidupan nyata (Ozrecberoglu & Caganaga, 2017). Jauhari (2010)
menyatakan bahwa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam
pembelajaran bertujuan agar siswa mampu bersaing di era globalisasi. Perlunya
keterampilan pemecahan masalah juga dikemukakan oleh Pratiwi (2014) yang
mengatakan bahwa belajar pemecahan masalah pada dasarnya merupakan
belajar berpikir secara sistematis, logis, teliti, dan teratur yang bertujuan untuk
memecahkan suatu permasalahan secara rasional. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya keterampilan masalah dikembangkan dalam pembelajaran. Namun,
dilapangan, diketahui siswa di Indonesia memiliki keterampilan pemecahan
masalah yang tergolong masih rendah. Rendahnya keterampilan pemecahan
masalah dapat dilihat dari hasil tes yang dari Programme for Internasional
Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2016, rata-rata
nilai siswa Indonesia adalah 386 dan menempati peringkat ke- 62 dari 69
negara peserta.
Pada Abad 21 ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten
yaitu selain memiliki keterampilan 4 Cs juga harus memiliki literasi,
kecakapan hidup dan karakter. Literasi termasuk di dalamnya adalah literasi
terhadap lingkungan. Sebagai generasi penerus di dalam masyarakat siswa juga
perlu dibekali kemampuan litarasi lingkungan. Dengan adanya keterampilan
pemecahan masalah dan literasi lingkungan pada diri seseorang baik sebagai
individu maupun kelompok maka akan dapat mengantisipasi dan mengatasi
permasalahan dan isu lingkungan (Prasetiyo, 2017) dengan cara membuat
keputusan dan solusi yang tepat, cermat, logis dan sitematis serta
mempertimbangkan berbagai sudut pandang (Azizi, 2019) dengan harapan
ditangan generasi penerus kehidupan di alam dapat mengalami keberlanjutan
(sustainable). Kekurangan yang ditemui dalam pembelajaran biologi yaitu
proses pembelajaran belum mengajak siswa pada kondisi lingkungan
sekitarnya, sehingga belum bisa memancing proses berfikir siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di sekitar (Destalia, Suratno &
Aprilya, 2014). Diana (2018) yang menyatakan bahwa pada kurikulum 2013
pembelajaran harus mengintegrasikan upaya dalam menumbuhkan karakter
pada siswa, karakter yang dimaksud salah satunya adalah cinta dan memiliki
kesadaran terhadap lingkungan hal tersebut juga merupakan salah satu
kompetensi yang mendesak harus dikuasai oleh siswa. Pembelajaran Biologi
diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan atau konsep saja kepada
siswa namun lebih dari itu diharapkan siswa dapat menerapkan konsep tersebut
dalam kehidupan nyata, terutama dalam hal kesadaran (awareness) terhadap
lingkungan yang artinya mereka juga memiliki sikap dan perilaku
bertanggungjawab terhadap lingkungan, peka terhadap adanya isu isu atau
permasalahan lingkungan. Maka dari itu pentingnya literasi lingkungan untuk
dimiliki setiap diri siswa dimana sekarang ini kesadaran akan lingkungan
generasi mudasemakin menurun.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
pada siswadapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi siswadalam proses
pembelajaran student centered (Zubaidah, 2010). Salah satu faktor pendukung
dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran yang interaktif
sehingga dapat menstimulus keatifan siswa. Salah satunya model pembelajaran
yang berbasis pada permasalahan yaitu Problem Based Learning. PBL dapat
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa selain itu juga literasi
lingkungan siswa. Menurut Windi (2017), pelaksanaan pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan solusi
permasalahan dari adanya isu isu lingkungan, sehingga dapat dikatakan dapt
memperluat literasi yang dimiliki siswa. Keunggulan PBL lainnya yaitu:
menciptakan pembelajaran yang bermakna, siswa yang belajar memecahkan
suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
atau berusaha secara mandiri mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik
berhadapan dengan situasi atau permasalahan nyata. Dalam situasi PBL, siswa
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan dan PBL dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok (Kemendikbud, 2013).
Komponen lain yang diperlukan dalam pembelajaran selain model
pembelajaran adalah bahan ajar untuk menunjang proses pembelajaran. Bahan
ajar yang dapat digunakan pada pembelajaran adalah Modul. Pada saat ini
pembelajaran tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi, sehingga
kurikulum 2013 sangat menyarankan pengembangan modul yang berbasis
eletronik atau E-Modul yang dapat menunjang proses pembelajaran. Kehadiran
E- Modul juga dapat menarik minat siswa untuk belajar karena tampilannya
yang menarik. E- Modul merupakan kumpulan materi pelajaran yang
digunakan siswa secara mandiri, yang dilengkapi dengan tugas, latihan dan
bahan evaluasi dimana dalam penggunaanya memanfaatkan media elektronik
(Direktorat PSMA, 2017). E- Modul disusun secara sistematis ke dalam unit
pembelajaran tertentu, yang disajikan dalam format elektronik, dimana setiap
kegiatan pembelajaran didalamnya dihubungkan dengan tautan (link) sebagai
navigasi yang membuat peserta didik menjadi lebih interaktif dengan program,
dilengkapi dengan penyajian video tutorial, animasi dan audio untuk
memperkaya pengalaman belajar (Direktorat PSMA, 2017). Berdasarkan
fungsinya E- Modul termasuk kedalam jenis E-Learning karena fungsinya
menunjang proses belajar dan mengajar. E- Modul yang dikembangkan dapat
diakses oleh guru dan siswa secara efektif dan praktis. Kelebihan dari E-
Modul ini yaitu siswa akan difasilitasi dengan gambar, video, dan kegiatan
belajar yang dapatdiakses dengan mudah.
Keunggulan lain dari E- Modul adalah meminimalisir penggunaan
kertas(paper less) dalam kegiatan pembelajaran sehingga mendukung sekali
program adiwiyata dan hal ini merupakan upaya dalam meningktkan literasi
lingkungan siswa. Salah satu kharakteristik Adaptif dimana modul memiliki
daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Sehingga
untuk mewujudkan salah satu Sustainable Development Goals (SDGs) yang
berkaitan dengan lingkungan dan dalam upaya meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah serta literasi lingkungan siswa, maka E-Modul yang akan
dikembangkan berupa E-Modul Adiwiyata. Penggunaan E- Modul Adiwiyata
juga dapat mendukung program sekolah seperti sekolah berbasis Ilmu
Teknologi (IT) dan sekolah Adiwiyata.
Pengembangan E- Modul dapat disesuaikan dengan model pembelajaran
yang digunakan yaitu model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum
2013 seperti PBL. Berdasarkan paparan tersebut bahan ajar E-Modul dapat
dijadikan sarana untuk siswa meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
dan literasi lingkungan siswa. E-Modul dapat mengoptimalkan penggunaan
teknologi dan mengurangi penggunaan kertas di alam ini. Selain itu, model
problem based leraning dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah dalam pembelajaran Biologi.

B. Tujuan Pengembangan
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menyusun E-Modul Adiwiyata berbasis Problem Based Learning pada
untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan Literasi
Ligkungan siswa SMA.
2. Menguji kevalidan E-Modul Adiwiyata berbasis Problem Based Learning
pada untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan Literasi
Ligkungan siswa SMA.
3. Menguji kepraktisan E-Modul Adiwiyata berbasis Problem Based
Learning pada untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan
Literasi Ligkungan siswa SMA.
4. Menguji keefektifan E-Modul Adiwiyata berbasis Problem Based
Learning pada untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan
Literasi Ligkungan siswa SMA.

C. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Spesifikasi produk yang diharapkan sebagai berikut.
1. Isi
a. E-Modul yang yang dikembangkan mengacu pada Kurikulum 2013.
b. Komponen E-Modul berpedoman pada panduan Praktis Penyusunan E-
Modul menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2017
meliputi identitas (Kompetensi Dasar,indicator kompetensi, Tujuan
Pembelajaran), motivasi/apersepsi, panduan penggunaan, peta materi,
uraian materi, rangkuman, tugas, latihan, penilaian diri, evaluasi, kunja,
daftar pustaka lampiran.
c. E-Modul memuat konten berupa gambar dan video terkait materi
d. E-Modul menggunakan media elektronik.
e. Model yang digunakan dalam E-MODUL adalah problem Based Learning
f. E-Modul memuat materi pelajaran yang dikaitkan dengan prinsip
adiwiyata dan literasi lingkungan
2. Tampilan
a. E-Modul dikemas dengan full colour.
b. E-Modul disertai gambar, dan ilustrasi yang ditata sesuai dengan prinsip
desain visual untuk lebih menarik pembacanya.
c. E-Modul disertai dengan video sebagai media bantu dalam pembelajaran.
d. Penggunaan tulisan pada E-Modul ditulis dengan ukuran dan jenis huruf
yang mudah dibaca sesuai panduan.

D. PentingnyaPenelitian dan Pengembangan


Pentingnya penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut.
1. Hasil penelitian pengembangan E-Modul Adiwiyata berbasis Problem
Based Learningdapatdigunakan siswa untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah dan Literasi Lingkungan
2. Hasil penelitian pengembangan E-Modul Adiwiyata ini mampu
memberikan kemudahan bagi guru dan siswadalam proses pembelajaran
karena penggunaanya yang efektif dan paktis.
3. Produk hasil penelitian pengembangan berupa E-Modul diharapkan
dapatdijadikan rujukan bagi guru untuk mengembangkan inovasi dalam
pembelajaran.
E. Asumsi dan batasan Penelitian dan Pengembangan
Asumsi penelitian sebagai berikut.
1. E-Modul Adiwiyata berbasis PBL meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran
2. Guru dan siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menggunakan E-
Modul.
Batasan dalam penelitian dan pengembangan sebagai berikut.
a. Penelitian pengembangan dilaksanakan pada mata pelajaran biologi untuk
kelas X semester.... , yaitu KD.......
b. Penelitian pengembangan berdasarkan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan
di SMAN ......
c. Uji coba pada penelitian ini yakni uji coba perorangan, uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan.

F. Ruang LingkupPenelitian
Ruang lingkup penelitian sebagai berikut.
Tabel 1.1 Ruang LingkupPenelitian.
Teknik Instrumen
No Variabel Indikator Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
1. E-Modul a. Orientasi siswa pada Observasi Lembar observasi
Adiwiyata masalah yang aktual keterlaksanaan
berbasis dan autentik sintaks
PBL b. Mengorganisassi
siswa dalam belajar
c. Membimbing siswa
penyididikan secara
individu dan
kelompok
d. Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
e. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
2. Keteram- a. Mengidentifikasi Tes bentuk essai Soal uraian
pilan masalah.
pemecahan b. Mengidentifi-
masalah kasi berbagai solusi.
c. Mempertahan-kan
solusi.
3. Literasi a. Pengetahuan Tes dan Soal pilihan
Lingkungan Ekologi (Ecological penyebaran ganda dan
Knowledge) angket Literasi angket Literasi
b. Keterampilan lingkungan lingkungan
Kognitif (Cognitive
Skills)
c. Kepekaan terhadap
Lingkungan
(Environmental
Affect)
d. Perilaku terhadap
Lingkungan
(Environmental
Behavior)

G. Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah proses
pembelajaran yang menampilkan suatu permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai alat belajar siswa dalam berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah serta dalam upaya memperoleh pembelajaran yang
bermakna sesuai materi pelajaran. Keterlaksanaan model pembelajaran
diukur menggunakan instrumen lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran.
2. Elektronik Model (E-Modul) merupakan. E-Modul yang diterapkan diuji
kevalidan menggunakan angket validasi ahli materi, media yang diisi oleh
validator ahli media dan materi serta praktisi lapangan yaitu guru biologi
SMAN. Uji kepraktisan menggunakan instrument berupa angket
kepraktisan yang diberikan kepada subjek uji coba. Uji keefektifan
menggunakan hasil pre-test dan post-test .
3. Keterampilan pemecahan masalah adalah keterampilan dalam
memecahkan suatu permasalahan melalui berfikir kritis dan logis.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pemecahan masalah adalah dengan tes keterampilan pemecahan masalah
berbentuk uraian yang mengacu pada indikator pemecahan masalah yaitu
identifikasi masalah, mengidentifikasi berbagai solusi dari permasalahan
yang ada, serta mempertahankan solusi.
4. Literasi Lingkungan adalah pengetahuan mengenai konsep lingkungan
termasuk di dalamnya isu lingkungan, sikap terhadap lingkungan,
kemampuan kognitif, keterampilan dalam pengimplementasian
pengetahuan lingkungan untuk menentukan keputusan yang tepat dalam
berbagai permasalahan lingkungan. Dalam penelitian ini, literasi
lingkungan diukur menggunakan instrumen tes literasi lingkungan
berbentuk pilihan ganda.
DAFTAR RUJUKAN
Avenue, O.M. 2016. Framework for 21st Century Learning, (online),
(https://www.apple.com/education/docs/Apple-P21Framework.pdf),
diakses pada 22 Desember 2020.
Aziziz, asrorul. 2019. Implementasi Problem Based Learning (Pbl) Dengan
Bermain Peran (Bp) Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal
Pendidikan Mandala. Vol. 4. No. 5 Desember 2019 p-ISSN: 2548-5555 e-
ISSN:2656-6745
Destalia, L,.Suratno & Aprilya, S,.2014. Peningkatan Keterampilan Pemecahan
Masalah Dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) Dengan Metode Eksperimen Pada Materi Pencemaran
Lingkungan. Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 213-224.
Diana, Kusumaningrum. 2018. Literasi Lingkungan Dalam Kurikulum 2013 Dan
Pembelajaran Ipa Di SD. Indonesian Journal of Natural Science Education
(IJNSE. Volume 01, Nomor 02, 2018, pp: 57~64
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun. 2017. Panduan Praktis Penyusun e-Modul Pembelajaran. Jakarta:
Direktorat PSDM
Jauhari, A. 2010. Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah secara Kelompok
Kooperatif terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah. Jurnal
Pendidikan Fisika. (10) (1).
Kemendikbud. 2017. Panduan Pengembangan Unit KegiatanBelajarMandiri
(UKBM). Jakarta: Kemendikbud. (online),
Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating
Mastery and AuthenticLearning. California: Corwin
Memnun, D.S., Lynn C.H., Recai A. 2012. A Research on the Matematical
Problem Solving Beliefs of Mathematics, Science and Elementary Pre
service Teacher in Turkey. International Journal of Humanities and Social
Science. (2) (24).
OECD. 2016. PISA 2018 Results in Focus. New York: Columbia University.
Ozrecberoglu, N &Caganaga, K,. 2018. Making It Count : Strategies for
Improving Problem-Solving Skills in Mathematics for Students and
Teachers ’ Classroom Management, 14(4), 1253–1261. Journal of
Mathematics, Science and Technology Education.
https://doi.org/10.29333/ejmste/82536
Partiwi, G. 2014. DeskripsiKeterampilanPemecahanMasalahPesertaDidik pada
MateriPencemaranLingkungan. FIP Universitas Lampung.
Prasetiyo. 2017. Pembelajaran Matapelajaran Biologi Materi Lingkungan di
Sekolah Menengah Atas dan Daya Dukungnya Terhadap Literasi Lingkungan
Siswa. Jurnal Florea. Vol.4 (2).
Syafii, W., & Yasin, R. M. (2017). Problem Solving Skills and Learning
Achievements through Problem-Based Module in teaching and learning
Biology in High, 9(12), 220–228. https://doi.org/10.5539/ass.v9n12p220
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_n
_20_th_2003.pdf) (online), diakses pada 22 Desember 2020
Windi, Widianingsih, Karyanto, Puguh, Prayitno dan Irawati, Muslikah. 2017.
Pembelajaran Lingkungan Melalui Pembelajaran Subjek Spesifik Pedagogik
Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan
Siswa Kelas X SMA MIA. Procceding Biology Education Conference.
14(1):441–448
Zubaidah, S. 2017. Keterampilan Abad 21: Keterampilan yang Diajarkan Melaluo
Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai