Anda di halaman 1dari 12

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PRAKARYA DI SEKOLAH DASAR

Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi Kreativitas Seni Dan
Budaya Di Sd Berbasis Digital Program Strata-1 (S1) Universitas Negeri Padang

Dosen Pengampu :

Dr. Desyandri, S.Pd., M.Pd

SESI 21 BB 04

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Ainul Mardhiyyah (21129003)
Fania (21129042)
Febrinaldi Zulhaq (21129393)
Hanafa Putri Ferdinal (21129217)
Siti Gahara Putri (21129120)

Yulia Asfitri (21129329)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Dr. Desyandri S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Inovasi Kreativitas Seni dan Budaya di SD Berbasis Digital yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, pengetahuan serta apresiasi kita tentang “Pemasalahan Pembelajaran
Prakarya di Sekolah Dasar”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, Oktober 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembangan Pembelajaran Prakarya Di Sekolah Dasar .......................... 3


B. Permasalahan Pembelajaran Prakarya Di Sekolah Dasar ............................ 4
C. Solusi Dalam Menghadapi Permasalahan Pembelajaran
Prakarya Di Sekolah Dasar ........................................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni Budaya dan Keterampilan adalah salah satu pembelajaran yang diterapkan di
sekolah dasar. Dengan adanya cakupan materi Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah
dasar siswa dapat mempelajari tentang pendidikan seni yang dimana pendidikan seni
yang dilakukan di sekolah merupakan pendidikan seni formal dan dilakukan secara
sistematis. Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar, pendidikan seni mencakup
keterampilan, seni musik, seni rupa, dan seni tari. Kreativitas sangat dibutuhkan salah
satunya dalam kegiatan membuat karya seni kerajinan pada mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan.
Pada tingkat SD atau MI, mata pelajaran seni budaya dan prakarya diberikan di
sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaat terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman dalam bentuk
kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi. Dari pernyataan tersebut dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya dan prakarya tidak hanya berorientasi
dalam penguasan materi ajar, tetapi juga berorientasi pada peningkatan kreativitas siswa
dalam mengembangkan sebuah keterampilan kerajinan tangan.
Dalam proses pembelajaran, anak diberi dorongan dan rangsangan agar kreativitasnya
berkembang dan anak dapat menciptakan suatu karya baru. Jadi, anak dapat
menghasilkan sesuatu yang baru jika anak tersebut dapat memaksimalkan kreativitas pada
dirinya. Untuk mengembangkan kreativitas perlu adanya latihan-latihan dalam proses
memunculkan suatu imajinasi anak untuk menghasilkan sebuah karya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan pembelajaran prakarya di sekolah dasar?
2. Apa saja permasalahan pembelajaran prakarya di sekolah dasar?
3. Bagaimana solusi dalam menghadapi permasalahan pembelajaran prakarya di
sekolah dasar?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan pembelajaran prakarya di sekolah dasar
2. Untuk mengetahui permasalahan pembelajaran prakarya di sekolah dasar
3. Untuk mengetahui solusi dalam menghadapi permasalahan pembelajaran prakarya
di sekolah dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Pembelajaran Prakarya Di Sekolah Dasar

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI) Prakarya adalah pekerjaan tangan (pelatihan
disekolah). Menurut Pesanggarahan Guru (2016, hlm. 6) Prakarya terdiri atas dua kata,
Pra dan Karya. Pra yang berarti belum dan Karya berarti bekerja membuat produk. Jadi,
Prakarya merupakan proses bekerja suatu karya dan hasil karya (produk). Produk
prakarya dalam hal ini dimaksudkan dapat berupa karya desain, model, dumi atau pra-
cetak, sehingga sasaran pembinaannya adalah keterampilan, konsep berfikir dan langkah
kerja yang secara keseluruhan akan membentuk kepribadian siswa.Jika kata prakarya
diuraikan dari kata benda, pengertian prakarya adalah karya (produk), misalnya :

a. Model yang akan dicetak atau diproduksi


b. Benda produk sebagai contoh sesuai dengan ukuran, format atau bentuk jadi namun
belum layak untuk di reproduksi, dan
c. Pracetak adalah karya yang siap dicetak ulang, karya tersebut siap untuk di reproduksi

Pengembangan prakarya di SD dapat diarahkan sesuai dengan pandangan berbagai


ahli pendidikan. Beberapa pendekatan umum yang dapat diambil adalah:
1. Pendekatan Pembelajaran Aktif: Ahli pendidikan seperti Jean Piaget menekankan
pentingnya pembelajaran aktif. Di SD, pengembangan prakarya dapat ditekankan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
praktis, seperti kerajinan tangan, seni, dan proyek sederhana. Ini membantu mereka
memahami konsep-konsep abstrak melalui pengalaman langsung.
2. Pendekatan Interdisipliner: Ahli seperti Howard Gardner mempromosikan pendekatan
interdisipliner dalam pendidikan. Ini berarti mengintegrasikan berbagai mata
pelajaran dan keterampilan dalam proyek-praktik tertentu. Misalnya, siswa dapat
memadukan matematika, ilmu pengetahuan, dan seni dalam pembuatan model
bangunan.
3. Pendekatan Proyek: Lev Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam
pembelajaran. Menggunakan pendekatan proyek dalam pengembangan prakarya dapat
membantu siswa bekerja bersama dalam tim, berkomunikasi, dan memecahkan
masalah bersama.

3
4. Pendekatan Berbasis Keterampilan: Ahli pendidikan juga memahami pentingnya
mengembangkan keterampilan praktis. Prakarya dapat difokuskan pada
pengembangan keterampilan seperti pemrograman komputer, perencanaan taman,
atau keterampilan kerajinan tertentu yang relevan dengan perkembangan teknologi
dan kebutuhan pekerjaan masa depan.
5. Pendekatan Kreativitas: Bagi ahli seperti Ken Robinson, penting untuk merangsang
kreativitas siswa. Mendorong mereka untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan
mengejar minat mereka sendiri dalam pengembangan prakarya bisa menjadi
pendekatan yang berguna.

Pengembangan prakarya di SD harus mencakup pengembangan keterampilan,


pemahaman konsep, serta pemahaman tentang bagaimana menerapkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peran guru dalam memandu dan mendukung
siswa dalam pengembangan prakarya sangat penting.

B. Permasalahan Pembelajaran Prakarya di Sekolah Dasar

Pendidikan di tingkat dasar adalah fondasi utama dalam pembentukan pengetahuan


dan keterampilan anak-anak. Selain mata pelajaran inti seperti Matematika dan Bahasa,
pembelajaran Prakarya juga memiliki peran penting dalam pengembangan keterampilan
praktis siswa. Namun, ada sejumlah permasalahan yang perlu diperhatikan dalam konteks
pembelajaran Prakarya di Sekolah Dasar. Berikut ini adalah beberapa permasalahan
pembelajaran Prakarya di Sekolah Dasar:

1. Kurikulum dan Materi Pembelajaran

Salah satu permasalahan utama adalah tersedianya kurikulum yang sesuai dan materi
pembelajaran yang relevan. Terkadang, kurikulum Prakarya di Sekolah Dasar tidak selalu
sesuai dengan perkembangan zaman, teknologi, atau kebutuhan pasar kerja. Kurikulum
yang kurang menarik atau tidak sesuai dengan minat siswa dapat mengurangi motivasi
belajar mereka dalam prakarya.

2. Keterbatasan Sumber Daya

Banyak sekolah dasar menghadapi keterbatasan dalam sumber daya seperti peralatan,
bahan, dan ruang khusus untuk pembelajaran Prakarya. Sumber daya terbatas termasuk

4
dana, peralatan, dan bahan praktikum yang membatasi pengalaman belajar kreatif siswa.
Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan
praktis.

3. Kurangnya Pendidik Terlatih

Seringkali, guru-guru di Sekolah Dasar kurang memiliki pelatihan khusus dalam


bidang Prakarya. Hal ini dapat berdampak pada kualitas pengajaran dan pembelajaran.

4. Kurang memadai dalam penilaian

Menilai keterampilan Prakarya siswa bisa menjadi tugas yang sulit, terutama jika
tidak ada pedoman yang jelas. Kurangnya alat penilaian yang sesuai dapat menjadi
kendala.

5. Minimnya Pengembangan Keterampilan Kreatif

Pembelajaran Prakarya seharusnya juga mengembangkan keterampilan kreatif siswa.


Namun, terkadang lebih fokus pada tugas rutin dan kurang pada eksplorasi kreatif.

6. Keterbatasan fasilitas dan peralatan

Sekolah kurang memiliki fasilitas atau peralatan untuk menunjang pembelajaran seni
budaya seperti ruang khusus, alat musik, dan bahan-bahan.

7. Keterbatasan waktu

Guru sering mengalami keterbatasan waktu yang terlalu singkat dalam mengajar
prakarya. Kurikulum yang padat dan tekanan untuk menyelesaikan materi pelajaran inti
dapat mengurangi waktu yang dialokasikan untuk kegiatan prakarya. Ini dapat membatasi
kemampuan siswa untuk benar-benar terlibat dalam proyek-praktik. Jadwal yang padat
membuat sulit bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan prakarya yang memerlukan waktu
yang lebih lama.

8. Kurangnya minat siswa

Berkurangnya minat belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan dapat berdampak pada tingkat prestasi siswa dalam hasil belajarnya.

9. Kurangnya kepercayaan diri guru

5
Permasalahan yang paling mendasar adalah kurangnya kepercayaan diri seorang guru
dalam menerangkan atau mempraktikkan seni musik, seni tari, seni rupa, dan lain-lain.
Serta kurangnya pemahaman atau keterampilan teknis dari guru dalam prakarya dapat
membatasi kemampuan mereka untuk menyampaikan materi secara efektif kepada siswa.

10. Kurangnya Motivasi Siswa

Siswa mungkin kehilangan minat jika mereka tidak melihat relevansi atau kegunaan
dalam pembelajaran prakarya.

C. Solusi dalam Menghadapi Permasalahan Pembelajaran Prakarya di Sekolah Dasar


1. Revisi Kurikulum: Perluasan dan pembaruan kurikulum Prakarya untuk
mencerminkan kebutuhan aktual dan perkembangan teknologi.
2. Peningkatan Sumber Daya: Pemerintah dan pihak terkait dapat berinvestasi dalam
menyediakan peralatan dan bahan pembelajaran yang lebih baik di sekolah dasar.
3. Pelatihan Guru: Program pelatihan dan pengembangan bagi guru agar mereka
lebih siap dalam mengajar Prakarya.
4. Pedoman Penilaian yang Jelas: Pengembangan pedoman penilaian yang jelas
untuk mengukur kemajuan siswa dalam Prakarya.
5. Mendorong Kreativitas: Memasukkan unsur kreatif dalam pembelajaran Prakarya,
mendorong siswa untuk berpikir inovatif.
6. Metode demonstrasi: Guru memberikan penjelasan secara lisan terlebih dahulu
kepada siswa mengenai pembelajaran seni rupa yang akan dikerjakan oleh siswa-
siswi. Siswa-siswi tidak hanya meniru apa yang diberi contoh, akan tetapi mereka
harus memahami, mengamati, dan menghayati apa yang akan mereka goreskan di
atas kertas
7. Pemanfaatan media dan teknologi: Guru dapat memanfaatkan media dan
teknologi untuk memperkaya pembelajaran prakarya, seperti video tutorial,
gambar, dan animasi
8. Kerja sama dengan komunitas seni: Sekolah dapat bekerja sama dengan
komunitas seni atau sanggar seni di daerah sekitar agar mudah dijangkau oleh
guru dan siswa
9. Menggunakan penilaian formatif yang fokus pada proses pembelajaran dan
perkembangan keterampilan, bukan hanya hasil akhir.

6
10. Mengundang instruktur atau ahli prakarya dari luar untuk memberikan pelatihan
kepada guru

Dalam rangka meningkatkan pembelajaran prakarya di sekolah dasar, perlu


adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan fasilitas dan
peralatan yang memadai serta memberikan perhatian yang lebih pada pengembangan
seni dan kreativitas siswa

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan prakarya di sd dapat diarahkan sesuai dengan pandangan berbagai ahli
pendidikan. beberapa pendekatan umum yang dapat diambil adalah: pendekatan
pembelajaran aktif, pendekatan interdisipliner, pendekatan proyek, pendekatan berbasis
keterampilan, pendekatan kreativitas. Permasalahan pembelajaran prakarya di sekolah
dasar, kurikulum dan materi pembelajaran, keterbatasan sumber daya, kurangnya
pendidik terlatih, kurang memadai dalam penilaian, minimnya pengembangan
keterampilan kreatif, keterbatasan fasilitas dan peralatan, keterbatasan waktu, kurangnya
minat siswa, kurangnya kepercayaan diri guru, kurangnya motivasi siswa. Solusi dalam
menghadapi permasalahan pembelajaran prakarya di sekolah dasar : revisi kurikulum,
peningkatan sumber daya, pelatihan guru, pedoman penilaian yang jelas, mendorong
kreativitas, metode demonstrasi, pemanfaatan media dan teknologi, kerja sama dengan
komunitas seni
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis kelompok menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber. Kelompok akan memperbaiki makalah
tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. (2018). Laporan Penelitian: Analisis Keterbatasan


Sumber Daya dalam Pembelajaran Prakarya di SD.
Sugiyono. (2017). Kurikulum yang Menarik dalam Pembelajaran Prakarya: Studi Kasus di
Sekolah Dasar.
Sulistyawan, E. (2020). Pengembangan model pembelajaran smartberbasis steam untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran prakarya.
Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar, 4(3), 693-706.

Sustiawati, N. L., Suryatini, N. K., & Artati, A. A. A. M. (2018). Pengembangan desain


pembelajaran seni tari di sekolah dasar berbasis localgenius knowledge berpendekatan
integrated learning. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(1), 128-143.

Pitriani, S. (2020). Analisis materi pokok seni budaya dan prakarya (Sbdp) kelas III MI/SD.
AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 7(1), 60-73.

Anda mungkin juga menyukai